Anda di halaman 1dari 5

A.

Validitas (Validity)
1. Pengertian Validitas
Pendefinisian validitas tes dapat diawali dengan melihat secara etimologi,
validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauh mana ketepatan
dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Secara umum,
validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kesahihan suatu bahan
ajar/ instrumen. Pengertian validitas menurut para ahli yaitu sebagai berikut:
a. Arikunto (1999) adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kesahihan
suatu tes.1
b. Kusaeri (2012) validitas adalah ketepatan (appropriateness), kebermaknaan
(meaningfull) dan kemanfaatan (usefulness) dari sebuah kesimpulan yang
didapatkan dari interpretasi skor tes.2
c. Sugiyono (2012) menyatakan validitas adalah instrument tersebut bisa
digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur.3
Berdasarkan pemaparan di atas, validitas merupakan suatu standar atau dasar
ukuran yang menunjukkan ketetapan (appropriateness), kemanfaatan (usefulness)
dan kesahihan yang mengarah pada ketepatan interpretasi suatu prosedur evaluasi
sesuai dengan tujuan pengukurannya. Suatu bahan ajar/ instrumen dikatakan valid
apabila bahan ajar tersebut mengukur apa yang hendak diukur.

2. Jenis-Jenis Validitas
Validitas menurut Widiastuti (2015: 9) dapat digolongkan dalam beberapa
jenis, yakni4:
a. Validitas Isi (Content Validity)

1
Darul Prayogo, “Perbandingan Manajemen Pembelajaran Buku dengan Internet”, Jurnal
CAPITAL Vol. 2 No. 1, 2020, hal.20.
2
Okril Liadi Putra dan Refniwidialistuti, “Pengembangan Media Pembelajaran Matematika
Menggunakan Powerpoint dengan Perpaduan Mind Map pada Siswa Kelas X MIPA SMA Negeri
7 Padang”, Jurnal Pendidikan Matematika Ekasakti Vol. 1, Issue 1, 2021, hal. 33.
3
Nidya Apriani, Edy Sujana, I Gede Erni Sulindawati, “Pengaruh Pressure, Opportunity, dan
Rationalization Terhadap Perilaku Kecurangan Akademik”, Jurnal Akuntansi Program S1, Vol. 7
No. 1, 2017.
4
Widiastuti, Tes dan Pengukuran Olahraga, (Jakarta: Rajawali Pers, 2015), hal. 9.
Validitas isi merupakan validitas yang diestimasi lewat pengujian terhadap isi
tes dengan analisis rasional atau lewat profesional judgement. Validitas isi ini
harus memuat isi yang relevan dan tidak keluar dari batasan tujuan ukur. Validitas
isi (Content Validity) adalah pengujian validitas dilakukan atas isinya untuk
memastikan apakah butir tes hasil belajar mengukur secara tepat keadaan yang
ingin diukur.
Menurut Suharsimi Arikunto (2001: 64) sebuah tes memiliki validitas isi
apabila mengukur tujuan khusus tertentu yang sejajar dengan materi atau isi
pelajaran yang diberikan.5 Pengujian validitas isi dapat dilakukan menggunakan
satu dari tiga metode yaitu menelaah butir instrumen, meminta pertimbangan ahli
dan analisis korelasi butir soal.
b. Validitas Konstruk (Construct Validity)
Secara etimologis, kata konstruk mengandung arti susunan, kerangka atau
rekaan. Validitas konstruk (Construct Validity) berkaitan dengan konstruksi atau
konsep bidang ilmu yang akan diuji validitas alat ukurnya. Validitas konstruk
merujuk pada kesesuaian antara hasil alat ukur dengan kemampuan yang ingin
diukur.
Validitas konstruk dapat dilakukan dengan mengidentifikasi dan
memasangkan butir-butir soal dengan tujuan-tujuan tertentu yang dimaksudkan
untuk mengungkap tingkatan aspek kognitif tertentu. Seperti halnya dalam
validitas isi, untuk menentukan tingkatan validitas konstruk, penyusunan butir
soal dapat dilakukan dengan mendasarkan diri pada kisi-kisi alat ukur.
c. Validitas berdasarkan kriteria (criterion related validity)
Prosedur pendekatan validitas berdasarkan kriteria menghendaki tesedianya
kriteria eksternal yang dapat dijadikan dasar pengujian skor tes. Suatu kriteria
adalah variabel prilaku yang akan diprediksi oleh skor tes atau berupa suatu
ukuran lain yang relevan. Untuk melihat tingginya validitas berdasarkan kriteria
dilakukan komputasi korelasi antara skor tes dengan skor kriteria. Koefisien ini

5
Sutrisno, “Meningkatkan Prestasi Belajar IPS Menggunakan Metode Mind Mapping Pada Siswa
Kelas V SDN Ngraho 4 Kedungtuban Blora”, Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Ke-SD-an Vol.
2 no.2, 2015, hal. 204.
merupakan koefisien validitas bagi tes yang bersangkutan, yaitu 𝑟𝑥𝑦 dimana x
melambanagkan skor tes dan y melambangkan skor kriteria.

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Validitas


Banyak faktor yang dapat mempengaruhi hasil tes evaluasi tidak valid.
Beberapa faktor tersebut secara garis besar dapat dibedakan menurut sumbernya,
yaitu faktor internal dari tes, faktor eksternal tes dan faktor yang berasal dari
peserta didik yang bersangkutan.6
a. Faktor yang berasal dari dalam tes.
Beberapa sumber yang pada umumnya berasal dari faktor internal tes evaluasi
di antaranya sebagai berikut.
1) Arahan tes yang disusun dengan makna tidak jelas sehingga dapat
mengurangi validitas tes.
2) Kata-kata yang digunakan dalam struktur instrumen evaluasi, terlalu sulit.
3) Item-item tes dikonstruksi dengan jelek.
4) Tingkat kesulitan item tes tidak tepat dengan materi pembelajaran yang
diterima peserta didik.
5) Waktu yang dialokasikan tidak tepat, hal ini termasuk kemungkinan terlalu
kurang atau terlalu longgar.
6) Jumlah item tes terlalu sedikit sehingga tidak mewakili sampel materi
pembelajaran.
7) Jawaban masing-masing item evaluasi bisa diprediksi peserta didik.

b. Faktor yang berasal dari administrasi dan skor.


Faktor ini dapat mengurangi validitasi interpretasi tes evaluasi, khususnya tes
evaluasi yang dibuat oleh guru. Berikut beberapa contoh faktor yang sumbernya
berasal dari proses administrasi dan skor.
1) Waktu pengerjaan tidak cukup sehingga peserta didik dalam memberikan
jawaban dalam situasi yang tergesa-gesa.

6
Sukardi, Evaluasi Pendidikan Prinsip dan Operasionalnya, hal. 38-39.
2) Adanya kecurangan dalam tes sehingga tidak bisa membedakan antara peserta
didik yang belajar dengan yang melakukan kecurangan.
3) Pemberian petunjuk dari pengawas yang tidak dapat dilakukan pada semua
peserta didik.
4) Teknik pemberian skor yang tidak konsisten, misalnya pada tes esai, juga
dapat mengurangi validitas tes evaluasi.
5) Peserta didik tidak dapat mengikuti arahan yang diberikan dalam tes baku.
6) Adanya joki (orang lain bukan peserta didik) yang masuk dan menjawab item
tes yang diberikan.

c. Faktor-faktor yang berasal dari jawaban peserta didik


Seringkali terjadi bahwa interpretasi terhadap item-item tes evaluasi tidak
valid, karena dipengaruhi oleh jawaban peserta didik daripada interpretasi item-
item pada tes evaluasi. Sebagai contoh, sebelum tes para peserta didik menjadi
tegang karena guru pengampu mata pelajaran dikenal killer, galak dan sebagainya
sehingga peserta didik yang ikut tes banyak yang gagal. Contoh lain, ketika
peserta didik melakukan tes penampilan keterampilan, ruangan terlalu ramai atau
gaduh sehingga para peserta didik tidak dapat konsentrasi dengan baik. Ini semua
dapat mengurangi nilai validitas instrumen evaluasi.
DAFTAR PUSTAKA

Apriani, N., & Sulindawati, E. S. (2017). Pengaruh pressure, Opportunity, dan


Rationalization Terhadap Perilaku Kecurangan Akademik. Jurusan
Akuntansi Program S1 .

Prayogo, D. (2020). Perbandingan Manajemen Pembelajaran Buku dengan


Internet . Jurnal CAPITAL, 16-25.

Putra, O. L., & Refniwidialistuti. (2021). Pengembangan Media Pembelajaran


Matematika Menggunakan Powerpoint dengan Perpaduan Mind Map Pada
Siswa Kelas X MIPA SMA NegeriI 7 Padang. Jurnal Pendidikan
Matematika Ekasakti, 29-37.

Sukardi. (n.d.). Evaluasi Pendidikan Prinsip dan Operasionalnya.

Sutrisno. (2015). Meningkatkan Prestasi Belajar IPS Menggunakan Metode Mind


Mapping Pada SiswaKelas V SDN Ngraho 4 Kedungtuban Blora . Jurnal
Pendidikan dan Pembelajaran Ke-SD-an, 198-211.

Widiastuti. (2015). Tes dan Pengukuran Olahraga. Jakarta: Rajawali Pers.

Anda mungkin juga menyukai