Petunjuk:
1. Kerjakanlah soal-soal di bawah ini
2. Mulailah mengerjakan soal dengan Basmalah
3. Tuliskan Nama, NIM, Semester/Kelas, Prodi, Fakultas pada pojok kanan atas pada
lembar jawaban dan bubuhkan tanda tangan di bawahnya.
4. Tulislah jawaban anda pada lembar jawaban dengan jelas, rapi dan mudah dibaca
5. Setelah selesai mengerjakan kumpulkan lembar jawaban kepada pengawas yang berugas
Soal
Jelaskan mengapa seorang pendidik harus mempunyai kemampuan melakukan evaluasi, baik dalam proses
pembelajaran maupun penilaian hasil belajar.!
2. Baca bahan bacaan Panduan Pembelajaran dan Asesmen pada tautan berikut
https://drive.google.com/file/d/1CErh2GClawn4qSIJlwkV_-x1ZIKFIRiC/view?usp=share_link
https://drive.google.com/file/d/1qc9sRZAebWf_VMJTxFaPrBb7QMdJgFoM/view?usp=share_link
Setelah memperhatikan video di atas, jawab pertanyaan berikut : Jelaskan ada 2 jenis pada evaluasi
pembelajaran dan pengertian dari instrumen evaluasi
4. Perhatikan video pembelajaran berikut pada link :
https://drive.google.com/file/d/1dtmo3YAs5Lnfc55yrNkgYEpowJrROXOr/view?usp=share_link
https://drive.google.com/file/d/1gOwc9nwHoex2AVKtgmfyyPAL5Gg4fNvt/view?usp=share_li
nk
https://drive.google.com/file/d/1JH9L4dMHqfWItQCBxXBrHSI3o-h47zI_/
view?usp=drive_link
Jelaskan
a. perbedaan skor dan nilai
b. Jelaskan perbedaan penilainan formatif dan penilaian sumatif
Nama : Fauzan Zuhri
NIM : 2386022620
2. Validitas Konstruk
Validitas konstruk mengandung arti bahwa suatu alat ukur (dikatakan valid apabila
telah cocok dengan kontruksi teoritik di mana tes itu dibuat). Sebuah tes dikatakan
memiliki validitas konstruk apabila soal–soalnya mengukur setiap aspek berpikir seperti
yang diuraikan dalam standar kompetensi, kompetensi dasar, maupun indikator yang
terdapat dalam kurikulum. Validitas konstruk lebih menekankan pada seberapa jauh
instrumen yang disusun itu terkait secara teoritis mengukur konsep yang telah disusun
oleh peneliti. Untuk mengetahui validitas konstruk suatu instrumen penelitian dapat
dilakukan dengan mencari korelasi instrumen dengan instrumen lain yang telah diketahui
validitasnya atau meminta peserta didik untuk menilai instrumen yang disusun oleh guru.
Selain itu juga dapat digunakan faktor analisis. Faktor analisis adalah sebuah metode
statistik yang biasa digunakan dalam pengembangan alat ukur, kemudian untuk
menganalisis hubungan di antara banyak sekali variabel.
3. Validitas kriteria
Validitas kriteria adalah mengaitkan alat ukur dengan alat ukur lain sebagai kriteria,
apakah alat ukur ukur itu bisa dijelaskan hasil korelasinya dengan dengan kriterianya
berdasarkan teori yang ada. Validitas kriteria mengevaluasi seberapa akurat suatu tes
mengukur hasil yang dirancang untuk diukur. Hasil dapat berupa penyakit, perilaku, atau
kinerja . Tes validitas konkuren mengukur dan variabel kriteria saat ini, sementara
validitas prediktif mengukurnya di masa depan. Untuk menetapkan validitas kriteria,
Anda perlu membandingkan hasil pengujian Anda dengan variabel kriteria. Variabel
kriteria sering disebut sebagai pengukuran "standar emas". Mereka terdiri dari tes lain
yang diterima secara luas sebagai ukuran yang valid dari sebuah konstruk .
4. Reliabilitas
Djaali (2000: 81) menyatakan bahwa reliabilitas dibedakan atas dua macam, yaitu
reliabilitas konsistensi tanggapan, dan reliabilitas konsistensi gabungan butir. Reliabilitas
konsistensi tanggapan responden mempersoalkan apakah tanggapan responden atau
obyekukur terhadap tes atau instrumen tersebut sudah baik atau konsisten.Dalam hal ini
apabila suatu tes atau instrumen digunakan untukmelakukan pengukuran terhadap obyek
ukur kemudian dilakukanpengukuran kembali terhadap obyek ukur yang sama, apakah
hasilnyamasih tetap sama dengan pengukuran sebelumnya. Jika hasil pengukuran kedua
menunjukkan ketidakkonsistenan maka jelas hasil pengukuran itu tidak mencerminkan
keadaan obyek ukur yang sesungguhnya. Untuk mengetahui apakah tanggapan terhadap
tes atau instrumen itu mantap, konsisten atau tidak plin-plan, dapat dilakukan dengan
cara memberikan tes yang sama secara berulang kali (dua kali) kepada obyek ukur atau
responden yang sama. Pengetesan dua kali merupakan syarat minimal untuk mengetahui
apakah tanggapan obyek ukur terhadap tes tersebut konsisten atau tidak.
8. Jelaskan
a. perbedaan skor dan nilai
b. Jelaskan perbedaan penilainan formatif dan penilaian sumatif
a. Skor adalah hasil pekerjaan menskor yang diperoleh dengan menjumlahkan angka-angka bagi
setiap soal tes yang dijawab betul oleh siswa. Sedangkan nilai adalah angka ubahan dari skor
dengan menggunakan acuan tertentu, yaitu acuan normal atau acuan standar.
Skor
Skor merupakan nilai mentah yang diperoleh oleh siswa. Skor ini diperoleh berdasarkan kriteria
penilaian hasil evaluasi pembelajaran. Contoh:
Dalam pelajaran bahasa Inggris diadakan uji kompetensi untuk listening skills. Ketercapaian
kompetensi diukur berdasarkan pada skor total yang diperoleh oleh siswa. Kriteria pemberian skor
pada uji kompetensi ini misalnya:
Jika soal uji kompetensi di atas berjumlah 10, maka skor maksimal yang diperoleh siswa adalah 30,
sedangkan skor minimal adalah 3.
Nilai
Nilai merupakan hasil dari jumlah skor yang diperoleh siswa, dibagi jumlah skor maksimal,
dikalikan seratus. Nilai bisa disebut sebagai nilai matang hasil evaluasi pembelajaran.
Lebih jelasnya perbedaan Skor dan Nilai bisa diperhatikan melalui tabel penilaian pada sebuah uji
kompetensi Listening Skills berikut ini:
No Nama soal soal soal soal soal Skor Nilai
1 2 3 4 5
1 Andi 2 3 1 3 2 11 73,3
2 Retno 3 3 3 2 3 14 93,3
Kriteria penilaian yang dipakai untuk uji kompetensi di atas adalah:
Nilai dihitung dari jumlah skor yang diperoleh siswa dibagi skor maksimal dikalikan seratus. Maka
nilai Andi = (11:15) x 100 = 73,3. Sedangkan nilai Retno = (14:15) x 100 = 93,3
b. Penilaian formatif adalah penilaian di akhir KBM untuk mengetahui berhasil tidaknya proses
KBM. Sedangkan penilaian sumatif adalah penilaian diakhir program untuk mengetahui prestasi
anakdalam pencapaian KD.
SELAMAT MENGERJAKAN