Anda di halaman 1dari 5

BUKU JAWABAN TUGAS MATA KULIAH

TUGAS 3

HAIKAL AKBAR
Nama Mahasiswa : ………………………………………………………………………………………..

856334187
Nomor Induk Mahasiswa/ NIM : ………………………………………………………………………………………..

Kode/Nama Mata Kuliah : PDGK4301/EVALUASI PEMBELAJARAN DI SD


………………………………………………………………………………………..

15/PANGKALPINANG
Kode/Nama UPBJJ : ………………………………………………………………………………………..

Masa Ujian : 2022/23.1 (2022.2)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS TERBUKA
1. Tindakan BuShely untuk meningkatkan kualitas validitas isi dari instrumen penilaian
dengan menggunakan 4 buah pilihan jawaban kurang tepat.

Untuk meningkatkan kualitas validitas isi, BuShely seharusnya menyusun kisi-kisi tes
yang refresentatif sesuai materi yang akan ditanyakan dalam tes.Tindakan Bu Shely
dengan menggunakan 4 buah pilihan jawaban lebih tepat cenderung ke arah
meningkatkan reliabilitas isntrumen penilaian yang dibuat.

2. Berdasarkan koefesien reabilitas dapar disimpulkan :


1) Test A kurang reliabel karena memiliki koefesien reabilitas kurang dari 0,5,
sedangkan ,Test B cukup reliabel karena memiliki koefesien reabilitas lebih dari 0,5

2) Test B lebih reliabel daripada test A, karena koefesien reabilitas test A lebih tinggi
daripada test A

3. Tingkat kesukaran item soal.

Jumlah siswa yang menjawab benar (B) =10

Jumlah seluruh siswa (N) = 1+10+20+9 =40

Tingkat kesukaran (P) =B/N

(P)=10/40

(P)=0,25

Kriteria yang digunakan dalam analisis ini yaitu semakin kecil indeks soal bearti soal
tersebut semakin sulit, sebaliknya semakin besar indeks soal maka soal tersebut semakin
mudah.

Adapun kriteria indeks kesukaran soal yaitu ; kurang dari 0,30 bearti soal tersebut sulit.
0,30 sampai 0,70 bearti kesukaran soal tersebut cukup/sedang. Dan lebih dari 0,70 bearti
kesukaran soal tersebut mudah.

Dari soal tersebut dapat disimpulkan bahwa tingkat kesukaran item soal adalah “sulit”
4. Prinsip-prinsip yang digunakan Pak Joko dalam melakukan penilaian.

1. Valid

Agar valid penilaian harus dilakukan berdasar pada data yang mencerminkan kemampuan
yang diukur. Untuk memperoleh data yang dapat mencerminkan kemampuan yang diukur
harus digunakan instrumen yang sahih juga, yaitu instrumen yang mengukur apa yang
seharusnya diukur.

2. Objektif

Penilaian tidak dipengaruhi oleh subjektivitas penilai. Karena itu perlu dirumuskan
pedoman penilaian (rubrik) sehingga dapat menyamakan persepsi penilai dan
meminimalisir subjektivitas, apalagi dalam penilaian kinerja yang cakupan, otentisitas,
dan kriteria penilaiannya sangat kompleks. Untuk penilai lebih dari satu perlu dilihat
reliabilitas atau konsistensi antar penilai (interraterreliability) untuk menjamin
objektivitas setiap penilai.

3. Adil

Penilaian tidak menguntungkan atau merugikan peserta didik karena perbedaan latar
belakang agama, suku, budaya, adat istiadat, status sosial ekonomi, gender, dan hal-hal
lain. Perbedaan hasil penilaian semata-mata harus disebabkan oleh berbedanya capaian
belajar peserta didik pada kompetensi yang dinilai.

4. Terpadu

Penilaian oleh pendidik merupakan salah satu komponen yang tak terpisahkan dari
kegiatan pembelajaran. Penilaian merupakan proses untuk mengetahui

apakah suatu kompetensi telah tercapai. Kompetensi tersebut dicapai melalui serangkaian
aktivitas pembelajaran. Karena itu penilaian tidak boleh terlepas apalagi melenceng dari
pembelajaran. Penilaian harus mengacu pada proses pembelajaran yang dilakukan.

5. Terbuka

Prosedur penilaian dan kriteria penilaian harus terbuka, jelas, dan dapat diketahui oleh
siapapun. Dalam era keterbukaan seperti sekarang, pihak yang dinilai dan pengguna hasil
penilaian berhak tahu proses dan acuan yang digunakan dalam penilaian, sehingga hasil
penilaian dapat diterima oleh siapa pun.

6. Menyeluruh dan Berkesinambungan

Penilaian oleh pendidik mencakup semua aspek kompetensi dengan menggunakan


berbagai teknik penilaian yang sesuai, untuk memantau perkembangan kemampuan
peserta didik atau peserta didik. Instrumen penilaian yang digunakan, secara konstruk
harus merepresentasikan aspek yang dinilai secara utuh. Penilaian dilakukan dengan
berbagai teknik dan instrumen, diselenggarakan sepanjang proses pembelajaran, dan
menggunakan pendekatan assessment as learning, for learning, dan of learning secara
proporsional.

7. Sistematis

Penilaian dilakukan secara berencana dan bertahap dengan mengikuti langkah-langkah


baku. Penilaian sebaiknya diawali dengan pemetaan. Dilakukan identifikasi dan analisis
KD, dan indikator ketercapaian KD. Berdasarkan hasil identifikasi dan analisis tersebut
dipetakan teknik penilaian, bentuk instrumen, dan waktu penilaian yang sesuai.

8. Beracuan kriteria

Penilaian pada kurikulum berbasis kompetensi menggunakan acuan kriteria. Artinya


untuk menyatakan seorang peserta didik telah kompeten atau belum bukan dibandingkan
terhadap capaian teman-teman atau kelompoknya, melainkan dibandingkan terhadap
kriteria minimal yang ditetapkan. Peserta yang sudah mencapai kriteria minimal disebut
tuntas, dapat melanjutkan pembelajaran untuk mencampai kompetensi berikutnya,
sedangkan peserta didik yang belum mencapai kriteria minimal wajib menempuh
remedial.

9. Akuntabel

Penilaian dapat dipertanggungjawabkan, baik dari segi teknik, prosedur, maupun


hasilnya. Akuntabilitas penilaian dapat dipenuhi bila penilaian dilakukan secara sahih,
objektif, adil, dan terbuka, sebagaimana telah diuraikan di atas. Bahkan perlu dipikirkan
konsep meaningful assessment. Selain dipertanggungjawabkan teknik, prosedur, dan
hasilnya, penilaian juga harus dipertanggungjawabkan kebermaknaannya bagi peserta
didik dan proses belajarnya.
5. Program remedial adalah program kegiatan yang dilaksanakan guru setelah
melakukan analisis terhadap ulangan harian atau penilaian harian peserta didik. Program
remedial adalah suatu bentuk kegiatan yang dilakukan untuk memperbaiki, membetulkan
sehingga menjadi lebih baik sesuai dengan target yang telah ditetapkan. remedial
diberikan kepada peserta didik yang memperoleh nilai di bawah Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM). Remedial bisa bisa dilakukan secara klasikal dan bisa juga secara
individual. Program remedial dilakukan setelah pelaksanaan ulangan harian atau dalam
kurikulum 2013 disebut dengan penilaian harian, atau menyelesaikan pembelajaran untuk
satu Kompetensi Dasar atau lebih. Penilaian harian dilaksanakan guru sesuai dengan
jadwal yang telah ditentukan pada program semester. Soal-soal yang diberikan harus
sesuai dengan indikator pencapaian kompetensi yang telah ditetapkan. Sebab guru harus
mampu menyesuaikan antara perencanaan, pelaksanaan dan penilaian. Penilaian harian
atau yang sering juga disebut dengan ulangan harian, dilakukan guru pada jam
pelajarannya masing-masing. penilaian harian atau ulangan harian ini termasuk jenis
penilaian yang dilakukan oleh satuan pendidikan.

Pelaksanaan remedial dapat dilakukan dengan berbagai cara antara lain, memberikan
penguatan terhadap materi yang belum dikuasai oleh peserta didik. Memberikan ulangan
kembali dengan sesuai indikator. Memberdayakan tutor sebaya. Pemberian tugas, dan lain
sebagainya. Sementara kegiatan pangayaan dapat dilakukan dengan cara, meminta peserta
didik membaca materi sesuai KD dengan tingkat kedalaman lebih tinggi. Pemberian
tugas, belajar kelompok dan lain sebagainya. Hal yang perlu dilakukan oleh guru sebelum
melaksanakan remedial dan pengayaan antara lain, mengadakan ulangan harian/penilaian
harian. Mengoreksi hasil ulangan harian peserta didik. Membedakan peserta didik yang
belum tuntas, tuntas dan melampuai KKM. Secara umum remedial berfungsi sebagai,
pertama, memberikan bantuan kepada peserta didik yang belum mampu menguasai
materi dengan baik. Melaksanakan prinsip belajar tuntas. Mengupayakan ketercapaian
KD. Peserta didik lebih dapat memahami kemampuan belajarnya, sehinga diharapkan
mampu memperbaiki cara belajarnya.

Anda mungkin juga menyukai