Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

CIRI-CIRI TES HASIL BELAJAR YANG BAIK DAN PRINSIP-


PRINSIP DASAR DALAM PENYUSUNAN TES HASIL
BELAJAR
“Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Evaluasi Pendidikan
Dosen Pendamping: Gustamnur, S.Pd. M. Pd”

Disusun Oleh:

Sindi Melanie (22.11.19.01.045)


Sinta Elda Fitriani (22.11.19.01.046)
Sita Afrita Elawandari (22.11.19.01.047)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


JURUSAN TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI)
AL-HAUDL KETAPANG
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Puja dan syukur selalu kami haturkan kehadirat Allah SWT yang senantiasa
melimpahkan rahmat, taufik, hidayah, serta inayah-Nya, sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas makalah ini dengan tepat waktu. Shalawat serta salam tidak
lupa kita haturkan kepada baginda kita Nabi Muhammad SAW yang telah
membawa kita dari zaman kegelapan menuju zaman yang dihiasi dengan iman
dan islam.

Makalah ini semata kami susun untuk memenuhi tugas mata kuliah “Evaluasi
Pendidikan” oleh dosen pembimbing Gustamur, S.Pd. M.Pd, dengan judul
makalah “ciri-ciri tes hasil belajar yang baik dan prinsip-prinsip dasar dalam
penyusunan tes hasil belajar”.

Msekipun kami sadari bahwa terdapat kekurangan dalam pembuatan makalah


ini, sebagai tanda insan yang lemah yang tak pernah luput dari kata khilaf dan
salah. Untuk itu kami membutuhkan masukan agar kekurangan kami ini dapat
tertutupi. Hanya kepada Allah SWT kami memohon semoga makalah ini dapat
bermanfaat untuk pembaca dan khususnya kepada kami sendiri.

Ketapang, 29 Maret 2023

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................I

DAFTAR ISI......................................................................................................II

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................1

A. Latar Belakang...................................................................................1
B. Rumusan Masalah ............................................................................1
C. Tujuan ...............................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN...................................................................................3

A. Pengertian Tes Hasil Belajar.............................................................3


B. Ciri-ciri Tes Hasil Belajar Yang Baik..............................................6
C. Prinsip Dasar Penyusunan Tes Hasil Belajar....................................7

BAB III PENUTUP...........................................................................................9

A. Kesimpulan........................................................................................9
B. Saran

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................10

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Aktivitas belajar mengajar merupakan pembelajaran pendidik terhadap


peserta didik. Dalam bidang pendidikan ada berbagai tes, tes itu sendiri
merupakan bagian yang mendasar dalam proses belajar mengajar. Salah satu
bentuk evaluasi yang populer digunakan untuk mengetahui apakah hasil belajar
telah sesuai dengan tujuan pembelajaran adalah dengan memberikan tes. Oleh
karena itu antara tes dan proses belajar mengajar memiliki hubungan yang erat
atau tidak dapat dipisahkan.

Suatu tes dapat disebut valid jika tes tersebut benar-benar mampu menilai apa
yang harus dinilai. Tes tersebut, jika digunakan dapat mencapai sesuai dengan
tujuan yang telah direncanakan sebelumnya. Dengan kata lain, sebagai alat
evaluasi, tes tersebut merupakan alat yang jitu dan cermat karena telah mengalami
perbaikan-perbaikan sehingga akhirnya menjadi tes hasil belajar.

Tes yang baik harus memenuhi ciri-ciri tes dan menghubungkannya dengan
keterandalan , kesahihan, dan pembobotan. Tujuan tes mempengaruhi ciri butir
suatu tes. Dengan demikian diadakan uji persyaratan soal tes yang baik yaitu
dengan menguji validitas, reliabelitas, objektif, praktis dan ekonomis. Untuk
itulah dibutuhkan teknik dalam penyusunan tes hasil belajar agar mencapai hasil
maksimal karena dalam penyusunan tes terdapat hal-hal penting yang harus
diperhatikan.

B.Rumusan Masalah

Berdasarkan dengan latar belakang di atas, dapat diperoleh rumusan masalah


sebagai berikut:

1
1. Apa yang dimaksud dengan tes hasil belajar?
2. Bagaiman ciri-ciri tes hasil belajar yang baik?
3. Bagaimana prinsip dasar penyusunan tes hasil belajar?

C.Tujuan

Tujuan penyusunan ini untuk mengetahui:

1. Pengertian tes hasil belajar


2. Ciri-ciri tes hasil belajar yang baik
3. Prinsip dasar penyusunan tes hasil belajar

2
BAB II

PEMBAHASAN

A.Pengertian Tes Hasil Belajar

Tes merupakan alat ukur untuk proses pengumpulan data dimana dalam
memberikan respon atas pertanyan yang diberikan, peserta di dorong untuk
menunjukan kemampuan maksimalnya. Peserta diharuskan mengeluarkan
kemampuan semaksimal mungkin agar data yang diperolehkan dari hasil jawaban
peserta didik benar-benar menunjukan kemampuannya.

Tes hasil belajar juga merupakan tes penguasan, karena tes ini berfungsi
mengukur penguasaan peserta didik terhadap materi yang diajarkan oleh guru
atau dipelajari oleh peserta didik. Tes diujikan setelah peserta didik memperoleh
sejumlah materi sebelumnya dan pengujian dilakukan untuk mengetahui

penguasaan peserta didik atas materi tersebut. Karenanya, tes hasil belajar yang
baik harus Mampu mengukur kemampuan peserta didik dalam
memahami materi-materi yang di ajarkan. Terkait dengan evaluasi tes hasil
belajar tersebut akan mengukur nilai dan efektifitas dari bagian tertentu dalam
pendidikan.

Tes hasil belajar merupakan sumber data bagi guru untuk mengetahui
berapakah nilai peserta didik. Tes hasil belajar juga dapat dijadikan sebagai
evaluasi bagi guru maupun pihak sekolah. Dengan tes tersebut peserta didik
dapat mengetahui dimana posisinya jika dibandingkan dengan teman-
temannya. Contohnya ujian madrasah merupakan salah satu bentuk tes hasil
belajar. Ujian madrasah dilaksanakan ketika peserta didik telah
menyelesaikan materi-materi pembelajaran di sekolah/madrasah. Ujian ini
dilaksanakan sebelum peserta didik meninggalkan sekolah.

Tes hasil belajar dapat dikelompokkan menjadi beberapa macam.


Menurut peranan fungsionalnya dalam pembelajaran, tes hasil belajar dibagi
menjadi empat macam, yaitu:

3
1. Tes formatif digunakan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan
peserta didik setelah mengikuti proses belajar mengajar. Tes formatif
diujikan setelah peserta didik menyelesaikan materi-materi tertentu.
Tes formatif dalam praktik pembelajaran dikenal sebagai ulangan
harian.
2. Tes sumatif merupakan sebagai tes yang digunakan untuk mengetahui
penguasaan siswa atas semua jumlah materi yang disampaikan dalam
satuan kurun waktu tertentu seperti caturwulan atau semester.
Dalam praktik pengajaran tes sumatif dikenal sebagai ujian akhir semester
atau caturwulan tergantung satuan waktu yang digunakan untuk
menyelesaikan materi.
3. Tes diagnostik adalah evaluasi diagnostik dalam evaluasi hasil belajar
yang di gunakan untuk mengidentifikasi siswa-siswa yang mengalami
masalah dan menelusuri jenis masalah yang di hadapi.
4. Tes penempatan (placement test) adalah tes hasil belajar yang
dilakukan untuk menempatkan peserta didik dalam kelompok
yang sesuai dengan kemampuan ataupun bakat minatnya.
Pengelompokan dilakukan agar pemberian layanan pembelajaran
dapat dilakukan sesuai kemampuan maupun bakat minat peserta didik.
Dalam praktik pembelajaran penempatan merupakan hal yang
banyak dilakukan, misalnya tes penempatan peserta didik ke dalam
kelompok IPA, IPS, atau Bahasa

Berdasarkan bentuk pertanyaannya, tes hasil belajar dapat berbentuk tes


objektif dan tes esai. Tes esai adalah suatu bentuk tes yang terdiri dari
pertanyaan atau yang menghendaki jawaban yang berupa uraian-uraian.
Sedangkan, tes objektif adalah tes keseluruhan informasi yang diperlukan
untuk menjawab tes telah tersedia. Butir soal pada tes objektif
mengandung jawaban yang harus dipilih oleh siswa. Kemungkinan jawaban
telah dipasok oleh pengkonstruksi tes dan peserta hanya memilih jawaban dari
kemungkinan jawaban yang telah disediakan.

4
Komponen tes hasil belajar mempunyai beberapa komponen. Pada tes hasil
belajar bentuk esai, komponen dapat berupa perangkat soal, petunjuk
pengerjaan, dan soal. Lebih dari itu, tes objektif mempunyai sejumlah
komponen selain yang ada dalam tes esai, yaitu pilihan, kunci jawaban, dan
pengecoh. Masing-masing komponen dibahas berikut:

1. Perangkat soal, perangkat soal adalah keseluruhan butir pertanyaan


atau pertanyaan berikut segala kelengkapannya.
2. Petunjuk pengerjaan, petunjuk pengerjaan mendeskripsikan detail
petunjuk yang harus dilakukan dalam mengerjakan soal, misalnya:
memberikan tanda silang, melingkari, memberikan jawaban singkat,
dan sebagainya.
3. Butir soal, soal merupakan pertanyaan atau pernyataan yang
menimbulkan situasi masalah yang harus dipecahkan oleh siswa.
Penguasaan siswa diketahui dari kemampuannya membuat pemecahan
masalah. Satuan untuk soal adalah butir sehingga tiap item pertanyaan
atau pernyataan dikenal sebagai butir soal.
4. Pilihan, soal objektif adalah soal yang segala kemungkinan jawaban
telah di sediakan dan tugas peserta tes adalah memilih satu pilihan
yang merupakan jawaban atas pertanyaan. Sejumlah alternatif yang di
tawarkan dinamkan pilihan (options).
5. Kunci jawaban, kunci jawaban adalah pilihan yang merupakan
jawaban atas pertanyaan yang diajukan dalam soal.
6. Pengecoh, pengecoh adalah pilihan yang bukan merupakan kunci
jawaban. Misalnya: pada soal objektif jenis benar-salah, bila kunci
jawabannya adalah salah maka benar merupakan pengecoh. Pada soal
objektif pilihan ganda dengan empat pilihan a, b, c, d dan kunci
jawabannya adalah c maka a, b, d merupakan pengecoh.

5
B. Ciri-ciri Tes Hasil Belajar Yang Baik

Untuk mendapatkan suatu tes yang dapat dikatakan sistematis dan obyektif
maka dalam menyusun tes itu harus didasarkan pada pedoman- pedoman,
kriteria-kriteria, dan norma-norma tertentu. Sebuah tes yang dapat dikatakan
baik sebagai alat pengukur, harus memenuhi persyaratan tes, yaitu
memiliki:

1. Validitas atau kesahihan mengacu kepada bahwa tes benar-benar


mengukur apa yang ingin diukur. Misalkan: andaikan tes ditujukan untuk
mengukur kemampuan berbicara, maka tesnya harus dalam bentuk tes
lisan, bukan menulis. Secara garis besar ada 2 jenis validitas, yakni
validitas logis (logical validity) dan validitas empiris (empirical validity).
Validitas logis merupakan jenis validitas yang dianalisa secara
pemahaman logis apakah tes tersebut valid berdasarkan teori-teori dari
para ahli. Sedangkan validitas empiris merupakan jenis validitas yang
dianalisa berdasarkan data-data empiris. Data empiris merupakan data
pengalaman yang berupa skor/ nilai yang nantinya akan dikorelasikan.
2. Reliabilitas atau keajegan mengacu kepada konsistensi dari hasil tes.
Meskipun tes tersebut diberikan beberapa kali kepada siswa yang sama,
hasilnya akan tetap/ konsisten. Konsisten tidak harus sama, namun secara
keseluruhan apabila hasil tes turun maka hasil semua peserta tes akan
turun juga, begitu juga sebaliknya. Kondisi konsisten ini diibaratkan
orang yang berbicara konsisten, maka pembicaraan tidak akan berubah-
ubah, sehingga bisa dipercaya. Begitupula dengan konsisten dalam hal tes
ini. Tes yang reliable (tetap/konsisten), maka tes tersebut dapat dipercaya
sebagai alat ukur.
3. Objectivitas mengacu kepada ketetapan/ konsistensi pada sistem
penyekoran. Objectivitas menunjukkan tidak adanya unsur pribadi yang
mempengaruhi penyekoran/ hasil. Jadi, hasil tes benar-benar
menunjukkan kemampuan peserta tes dengan apa adanya.

6
4. Praktikabilitas mengacu kepada kepraktisan dan kemudahan dalam
pengadministrasian. Praktikablitas menunjukkan bahwa tes mudah
dilaksanakan, mudah diperiksa dan dilengkapi dengan petunjuk yang
jelas. Jadi, tes sifatnya sederhana dan lengkap.
5. Ekonomis menunjukkan bahwa tes tidak memerlukan biaya yang mahal,
waktu yang lama dan tenaga yang banyak. Yang penting tes dapat
diselenggarakan dengan baik.

Dari 5 (lima) ciri-ciri (karakteristik) tes yang baik di atas, setidaknya ada 2
(dua) karakteristik yang harus menjadi perhatian dan dianggap paling penting,
sehingga sering kali dijadikan dasar dalam menentukan keterpercayaan suatu tes
sebagai alat ukur/ instrument, baik sebagai instrumen keberhasilan proses belajar
mengajar ataupun sebagai instrumen suatu penelitian khususnya untuk data
kuantitatif. Kedua karakteristik tersebut adalah validitas (kesahihan) dan
reliabilitas (keajegan).

C. Prinsip Dasar Penyusunan Tes Hasil Belajar

Ada beberapa prinsip dasar yang perlu diperhatikan di dalam menyusun tes
hasil belajar agar tes tersebut dapat mengukur tujuan instrusional khusus untuk
mata pelajaran yang telah diajarkan, atau mengukur kemampuan dan ketrampilan
peserta didik yang diharapkan setelah mereka menyelesaikan suatu unit
pengajaran tertentu.

1. Tes hasil belajar harus mengukur secara jelas hasil belajar (learning
out comes) yang telah ditetapkan sesuai dengan tujuan instruksional.
Kejelasan mengenai pengukuran hasil belajar yang dikehendaki akan
memudahkan bagi guru dalam menyusun semua unit pengajaran.
2.Butir-butir soal tes hasil belajar harus merupakan sampel yang
representatif dari populasi bahkan pelajaran yang telah diajarkan,

7
sehingga dapat dianggap mewakili seluruh performance yang telah
diperoleh selama peserta didik mengikuti semua unit pengajaran.
3.Bentuk soal tes hasil belajar harus dibuat bervariasi yang benar-benar
cocok untuk mengukur hasil belajar yang diinginkan sesuai dengan
tujuan tes. Untuk mengukur kemampuan menganalisis suatu prinsip tidak
cocok jika digunakan bentuk soal obyektif tes yang hanya mengungkap
daya ingat, begitu pula untuk mengukur ketrampilan tidak tepat
menggunakan soal essay.
4.Tes hasil belajar harus di-desain sesuai dengan kegunaannya untuk
memperoleh hasil yang diinginkan. Desain tes hasil belajar harus
disusun relevan dengan kegunaan yang dimiliki oleh masing-masing
jenis tes. Misalnya tes digunakan untuk placement, diagnostil, formative,
dan sumative tes.
5. Tes hasil belajar harus memiliki reliabilitas yang dapat diandalkan. Tes
tersebut jika dilakukan berulang-ulang terhadap subyek yang sama,
hasilnya akan tetap sama atau relatif sama. Dengan demikian tes hasil
belajar itu hendaknya memiliki keajegan hasil pengukuran yang tidak
diragukan lagi.
6. Tes hasil belajar harus dapat dijadikan alat pengukur keberhasilan belajar
peserta didik, dan juga harus dapat dijadikan alat untuk mencari
informasi yang berguna untuk memperbaiki cara belajar peserta didik
dan cara mengajar guru.

8
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa tes hasil belajar


merupakan tes penguasaan, yang berfungsi mengukur pengusaan peserta didik
terhadap materi yang diajarkan oleh guru dan menjadi sumber evaluasi guru
terhadap rancangan pembelajaran. Menurut fungsinya tes hasil belajar dibagi
menjadi empat macam yaitu, tes formatif, tes sumatif, tes diagnostik, dan tes
penempatan. Sedangkan tes hasil belajar bisa dikatakan baik apabila memenuhi
persyaratan-persyaratan tes seperti validitas, reliabilitas, objectivitas,
praktikabilitas, dan ekonomis. Untuk melaksanakan tes hasil belajar, harus
melakukan penyusunan tes terlebih dahulu, ada beberapa prinsip dasar yang perlu
diperhatikan di dalam penyusunan tes hasil belajar agar tes tersebut dapat
mengukur tujuan intrusional khusus untuk mata pelajaran yang telah di ajarkan.

B. Saran

Berdasarkan makalah yang telah diselesaikan oleh penulis, penulis menyadari


banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritikan dan saran
yang bersifat membangun supaya dapat diperbaiki dikemudian hari dan bisa
bermanfaat untuk kita semua.

9
DAFTAR PUSTAKA

https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/1662/3/093511027_Bab2.pdf

https://www.researchgate.net/publication/306057639_CIRI-
CIRI_KARAKTERISTIK_TES_YANG_BAIK

http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/Prihastuti
%20Ekawatiningsih,%20S.Pd.,M.Pd./MATERI%20PAN-PAP.pdf

10
11

Anda mungkin juga menyukai