Anda di halaman 1dari 17

BENTUK DAN TEKNIK EVALUASI HASIL BELAJAR

(INSTRUMEN TEST)
Diajukan sebagai tugas kelompok Mata Kuliah Evaluasi Pembelajaran
Dosen Pengampu :
Uun Febriani, M.Sc.

Disusun oleh Kelompok 2 :

Ahmad Farqi Mussaqal 2211100226


Azzah Zhafira 2211100412
Nur Baiti 2211100156

PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAYAH


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG
2023/2024M
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatulah Wabarrakatuh.


Syukur alhamdulillah senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunianya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
ini guna memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah Evaluasi Pembelajaran,
dengan tema “BENTUK DAN TEKNIK EVALUASI HASIL BELAJAR
(INSTRUMEN TEST)”
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh
karena itu, kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik
yang membangun dari berbagai pihak. Akhirnya kami berharap semoga makalah
ini dapat memberikan manfaat bagi perkembangan dan pendidikan.

Waalaikumsalam Warahmatullahi Wabarrakatuh.

Bandar Lampung, 28 September 2023

Penyusun

DAFTAR ISI

ii
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latarbelakang ..............................................................................
1
B. Rumusan Masalah .......................................................................
3
C. Tujuan Masalah ...........................................................................
3

BAB II PEMBAHASAN
A. Bentuk-Bentuk Evaluasi Hasil Belajar (Instrumen Tes) .............
4
B. Teknik-Teknik Evaluasi Hasil Belajar (Instrumen Tes)..............
10
C. Manfaat Evaluasi Hasil Belajar (Instrumen Tes) .......................
11

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan ..................................................................................
13

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Setiap orang yang melakukan suatu kegiatan akan selalu ingin tahu hasil
dari kegiatan yang dilakukannya sering kali pula, orang yang melakukan kegiatan
tersebut, berkeinginan mengetahui baik atau buruknya kegiatan yang dilakukannya.
Siswa dan guru merupakan orang-orang yang terlibat dalam kegiatan pembelajaran,
tentu mereka juga berkeinginan mengetahui proses dan hasil kegiatan pembelajaran
yang dilakukan. Untuk menyediakan informasi tentang baik atau buruknya proses
dan hasil kegiatan pembelajaran, maka seorang guru harus menyelenggarakan
evaluasi. Kegiatan evaluasi yang dilakukan guru mencakup evaluasi hasil belajar
dan evaluasi pembelajaran sekaligus kualitas pembelajaran dapat dilihat dari segi
proses dan dari segi hasil.
Penilaian proses dimaksudkan untuk menilai kualitas pembelajaran dan
pembentukan kompetensi dasr pada peserta didik, termasuk bagaimana tujuan-
tujuan belajar direalisasikan. Dari segi proses, pembelajaran dikatakan berhasil dan
berkualitas apabila seluruhnya atau setidak-tidaknya sebagian besar (75%) peserta
didik terlibat secara aktif, baik fisik, mental maupun sosial dalam proses
pembelajaran, di samping menunjukan kegairahan belajar yang tinggi, semangat
belajar yang besar, dan rasa percaya diri sendiri. Sedangkan dari segi hasil, proses
pembelajaran dikatakan berhasil apabila terjadi perubahan perilaku yang positif
1
pada diri peserta didik seluruhnya atau setidak-tidaknya sebagaian besar (75%).
Lebih lanjut proses pembelajaran dikatakan berhasil dan berkualitas apabila
masukan merata, menghasilkan output yang banyak dan bermutu tinggi, serta sesuai
dengan kebutuhan, perkembangan mayarakat dan pembangunan. Di sisi lain
evaluasi juga merupakan salah satu komponen sistem pembelajaran atau
pendidikan. Hal ini berarti, evaluasi merupakan kegiatan yang tak terelakan dalam
setiap proses pembelajaran. Dengan kata lain, kegiatan evaluasi (baik evaluasi hail

1
Cheria Drifi Asyifa, dkk. 2016. Makalah Evaluasi Pembelajaran, Hasil Belajar, Beda
Assesment, Measurement Dan Evaluation. (Universitas Sebelas Maret : Surakarta). 2

1
belajar maupun evaluasi pembelajaran) merupakan bagian integral yang tak
terpisahkan dari kegiatan pembelajaran atau pendidikan. Berdasarkan dari
pemikiran-pemikiran ini, tampak lah pada kita akan pentingnya penyelenggaraan
kegiatan evaluasi. Oleh karena itu, sudah sepatutnya seoang guru memiliki
kemampuan menyelenggarakan evaluasi. Seorang guru akan lebih menguasai
kemampuan ini apabila sejak dini atau sejak sebagai calon guru sudah dikenalkan
dengan kegiatan evaluasi, yakni berkaitan dengan konsep dasar evaluasi itu sendiri.
2

Guru akan dianggap memiliki kualifikasi kemampuan mengevaluasi apabila


guru mampu menjawab mengapa, apa, dan bagaimana evaluasi dalam kegiatan
pembelajaran atau pendidikan. Dalam proses pendidikan tes dan pengukuran
merupakan faktor sangat perlu diperhatikan karena hasil evaluasi amat diperlukan
untuk menentukan berbagai macam tujuan dan pengambilan keputusan antara lain
seleksi, penempatan, prediksi, pengembangan kurikulum, perbaikan proses belajar-
mengajar, dan pertanggungjawab pelaksanaan program pendidikan. Berkaitan
dengan bidang pendidikan, evaluasi secara khusus bertujuan untuk mengetahui
sejauhmana siswa. telah menguasai tujuan-tujuan belajar yang telah ditetapkan
sebelumnya dan mendiagnosis kesulitan belajar siswa (Gronlund, 1985). 3
Untuk dapat membuat keputusan dengan tepat maka dalam evaluasi
dibutuhkan informasi tentang tujuan- tujuan belajar siswa yang telah dicapai
dengan akurat, relevan, dan komprehensif. Agar informasi yang diperoleh betul-
betul merupakan gambaran kemampuan siswa yang sebenarnya maka diperlukan
instrumen pengukuran dan prosedur pelaksanaan pengukuran yang dapat
memperoleh hasil yang berpedoman dengan objektivitas. tingga karena Seringkali
kita temuan pengukuran dan pengambilan keputusan mengandung subjektivitas
disebabkan proses evaluasi merupakan kegiatan yang terdiri dari kegiatan yang
kompleks. Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa seorang guru perlu menguasai
bentuk-bentuk tes, serta prinsip-prinsip dan teknik penyusunannya.

2
Ibid2-3.
3
Hayatunnisa. 2021. Bentuk-Bentuk Tes Hasil Belajar Dan Teknik Penyusunannya.
(Universitas Lambung Mangkurat : Kalimantan Selatan). 4.

2
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja Bentuk-Bentuk Evaluasi Hasil Belajar?
2. Apa saja Teknik-Teknik dalam Evaluasi Hasil Belajar?
3. Apa Manfaat Evaluasi Hasil Belajar?

C. Tujuan Masalah
1. Untuk Mengetahui Bentuk-Bentuk Evaluasi Hasil Belajar
2. Untuk Mengetahui Teknik-Teknik dalam Evaluasi Hasil Belajar
3. Untuk Mengetahui Manfaat Evaluasi Hasil Belajar

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Bentuk-Bentuk Evaluasi Hasil Belajar (Instrumen Tes)


Bentuk-bentuk Tes Hasil Belajar Dari segi bentuk soal dan kemungkinan
jawabannya tes dibagi menjadi 2 bagian yakni :
1. Tes Bentuk Uraian (Essay)
Tes subjektif ini biasa disebut juga sebagai tes essay atau essay examination.
Yang dimaksud dengan tes essay adalah tes yang berbentuk pertanyaan tulisan,
yang jawabannya merupakan karangan (essay) atau kalimat yang panjang-
panjang.4Tes bentuk uraian disebut juga tes subyektif. Di dalam tes ini peserta didik
memiliki kebebasan memilih dan menetukan jawaban. Kebebasan ini berakibat data
jawaban bervariasi sehingga tingkat kebenaran dan kesalahan juga bervariasi.Hal
inilah yang mengundang subyektifitas, penilai ikut berperan menentukanpenilaian
dan pemberian skor.Menurut Suharsimi Arikunto (2001: 162), tes bentuk uraian
adalah sejenistes kemajuan belajar yang memerlukan jawaban yang bersifat
pembahasan atauuraian kata-kata. 5
Nana Sudjana (1991: 35) mengemukakan bahwa tes uraian adalah
pertanyaan yang menuntut siswa menjawabnya dalam bentukmenguraikan,
menjelaskan, mendiskusikan, membandingkan, memberikan alasan,dan bentuk lain
yang sesuai dengan tuntutan pertanyaandengan menggunakankata-kata dan bahasa
sendiri. Jenis tes ini menuntut kemampuan siswa untukmengemukakan, menyusun,
dan memadukan gagasan-gagasan yang telahdimilikinya dengan kata-kata sendiri.
(Suke Silverius, 1991:54). Dari pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
tes uraian sangattepat untuk pengukuran dan penilaian terhadap kemampuan siswa

4
Hasim Hasim, dkk. 2021. Teknik dan Bentuk Evaluasi Hasil Belajar. (DDI : Makassar).
Diakses pada tanggal 28 September pukul 10:58 WIB. Website
:https://osf.io/preprints/m4yk5/. 2.
5
Hayatunnisa. 2021. Bentuk-bentuk Tes Hasil Belajar Dan Teknik Penyusunannya.
(Universitas Lambung Mangkurat : Kalimantan Selatan). Diakses pada tanggal 28
September pukul 10:58 WIB. Website :
https://www.academia.edu/resource/work/98728159. 5.

4
dalam halmemahami, menganalisis, memecahkan masalah, menginterpretasikan
ilmu pengetahuan yang dimilikinya.
Jenis-jenis Tes Uraian (Essay). Menurut Nana Sudjana (1991: 37) bentuk
tes uraian dibedakan menjadi:
1) Uraian Bebas (Free Essay)
Dalam uraian bebas jawaban siswa tidak dibatasi, bergantung pada
pandangan siswa itu sendiri. Hal ini disebabkan oleh isi pertanyaan uraian bebas
sifatnya umum. Kelemahan tes ini ialah sukar menilainya karena jawaban siswa
bisa bervariasi, sulit menentukan kriteria penilaian, sangat subjektif karena
bergantung pada guru sebagai penilainya.
2) Uraian Terbatas
Peserta didik diberi kebebasan untuk menjawab soal yang
ditanyakan,namun arah jawaban dibatasi sedemikian rupa, sehingga kebebasan
tersebutmenjadi kebebasan yang terarah. Dalam bentuk ini pertanyaan
telahdiarahkan kepada hal-hal tertentu atau ada pembatasan tertentu.
Pembatasanbisa dari segi ruang lingkupnya, sudut pandang menjawabnya,
danindikator-indikatornya.
3) Uraian Terstruktur
Uraian terstruktur dianggap sebagai bentuk soal antara soal-soal obyektif
dan soal–soal esai. Uraian terstruktur merupakan soal jawabansingkat sekalipun
bersifat terbuka dan bebas menjawabnya. Uraianterstuktur berisi unsur-unsur:
pengantar soal, seperangkat data, danserangkaian subsoal.Keuntungan soal bentuk
uraian terstruktur antara lain:
a. Satu soal bisa terdiri atas beberapa subsoal atau pertanyaan.
b. Setiap pertanyaan yang diajukan mengacu kepada suatu data tertentu
sehingga lebih jelas dan terarah.
c. Soal-soal berkaitan satu sama lain dan bisa diurutkan berdasarkan
tingkat kesukarannya.
Kelebihan dan Kekurangan Tes Uraian (Essay)
Chabib Thoha (1991: 55-57) juga mengemukakan beberapa kelebihandan
kelemahan tes uraian. Beberapa kelebihan tes uraian, antara lain adalah:

5
a. Peserta didik dapat mengorganisasikan jawaban dengan pikiran
sendiri.
b. Dapat menghindarkan sifat tekanan dalam menjawab soal.
c. Melatih peserta didik untuk memilih fakta yang relevan dengan
persoalan, serta mengorganisasikannya sehingga dapat diungkapkan
menjadi satu hasil pemikiran terintegrasi secara utuh.
d. Jawaban yang diberikan diungkapkan dalam kata-kata dan kalimat
yang disusun sendiri, sehingga melatih untuk dapat menyusun
kalimat dengan bahasa yang baik, benar dan cepat.
e. Soal bentuk uraian ini tepat untuk mengukur kemampuan analitik,
sintetik dan evaluatif.
Sedangkan kelemahan tes ini antara lain:
1. Bahan yang diujikan relatif sedikit, sehingga agak sulit untuk
mengukurpenguasaan siswa terhadap keseluruhan kurikulum.
2. Soal jenis ini bila digunakan terus-menerus dapat berakibat peserta
didik belajar dengan cara untung-untungan, hanya mempelajari soal-
soal yang sering dikeluarkan, materi yang jarang keluar tidak pernah
dibaca.
3. Penilaian yang dilakukan terhadap hasil jawaban tes ini cenderung
subjektif.
2. Tes Bentuk Objektif
Tes Objektif adalah salah satu jenis tes hasil belajar yang terdiri dari butir-
butir soal yang dapat dijawab oleh testee dengan jalan memilih salah satu
(ataulebih) diantara beberapa kemungkinan jawaban yang telah dipasangkan pada
masing-masing item atau dengan menuliskan jawabannya berupa kata-kata
atausimbol tertentu pada tempat yang telah disediakan untuk masing-masing butir
itemyang bersangkutan. (Anas sudjiono, 1995 : 106).

6
Menurut Suke Silverius (1991 :54) yang dimaksud dengan tes objektif/tes
pilihan adalah tes yang jawabanpertanyaannya dipilih dari kemungkinan
kemungkinan jawaban yang telahdisediakan. 6
Jenis-jenis Tes Objektif antara lain:
1) Tes benar-salah (true-false)
Bentuk soal benar-salah adalah bentuk tes yang soal-saolnya
berupapernyataan. Sebagian dari pernyataan iitu merupakan pernyataan yang benar
dan sebagian lagi pernyataan yang salah. Pada umumnya bentuk soal benar-salah
dapat dipakai untuk mengukur pengetahuan siswa tentang fakta, definisi, dan
prinsip. (Nana Sudjana, 1991: 45).
2) Tes menjodohkan (matching test)
Matching test terdiri atas satu seri pertanyaan dan satu seri jawaban.Masing-
masing pertanyaan mempunyai jawabannya yang tercantum dalamseri jawaban.
Tugas murid ialah: mencari dan menempatkan jawaban-jawaban, sehingga sesuai
atau cocok dengan pertanyaannya (Arikunto,1992).
3) Tes pilihan ganda (multiple choice test)
Menurut Chabib Thoha (1991 : 71), tes pilihan ganda merupakan tesobjektif
dimana masing-masing item disediakan lebih dari dua kemungkinanjawaban, dan
hanya satu dari pilihan-pilihan tersebut yang benar atau yangpaling benar. Variasi
bentuk soal pilihan ganda menurut Ngalim Purwanto (1988 : 74-78) antara lain :
a. Melengkapi pilihan
Soal dalam bentuk ini terdiri atas kalimat pokok yang berupa pernyataan
yang belum lengkap diikuti oleh empat atau lima kemungkinan jawaban yang dapat
melengkapi pernyataan tersebut.Responden atau testee diminta untuk memilih salah
satu dari kelimakemungkinan jawaban yang tersedia.

6
Ibid. 5-6.

7
b. Analisis hubungan antar hal
Dalam bentuk ini, soal terdiri atas satu kalimat pernyataan yangdiikuti oleh
satu kalimat alasan. Ditanyakan apakah pernyataan itu benardan apakah alasan itu
salah. Apabila pernyataan dan alasan keduanya benar, lalu dipikirkan apakah
pernyataan itu disebabkan oleh alasan yangdiberikan ataukah pernyataan itu tidak
disebabkan oleh alasan itu.Dengan kata lain, apakah ada hubungan antara
pernyataan dan alasan.
(1) Jawaban (A), jika pernyataan dan alasan keduanya benar, dan alasan betul
merupakan sebab dari pernyataan.
(2) Jawaban (B), jika pernyataan dan alasan keduanya benar, tetapi alasan bukan
merupakan sebab dari pernyataan.
(3) Jawaban (C), jika pernyataan benar, tetapi alasan tidak merupakan pikiran
yang benar (salah).
(4) Jawaban (D), jika pernyataan salah, tetapi alasan benar.
(5) Jawaban (E), jika baik pernyataan maupun alasan keduanya salah.
c. Analisis kasus
Soal tes bentuk ini merupakan simulasi keadaan nyata ; jadi, seolaholah
yang diuji dihadapkan kepada keadaan yang sebenarnya.Kasus yang diberikan
biasanya berupa cerita atau uraian tentangkejadian, situasi, proses dan hasil
percobaan ataupun penelitian, yang adahubungannya dengan bidang studi atau mata
pelajaran yang akandiajukan. Dari satu kasus dapat dibuat lebih dari satu
pertanyaan/soal ;tetapi dapat pula tiap pertanyaan/soal didahului oleh satu kasus.
d. Melengkapi berganda (asosiasi pilihan ganda)
Pada hakikatnya bentuk soal ini hampir sama dengan ”melengkapipilihan”,
yaitu satu pernyataan tidak lengkap yang diikuti oleh beberapakemungkinan.
Perbedaannya ialah, pada bentuk ”melengkapi berganda”ini kemungkinan yang
benar satu, dua, tiga, atau empat.
(1) Jawaban (A), jika (1), (2), dan (3) benar.
(2) Jawaban (B), jika (1) dan (3) benar.
(3) Jawaban (C), jika (2) dan (4) benar.
(4) Jawaban (D), jika hanya (4) yang benar.

8
(5) Jawaban (E), jika semuanya benar.
e. Analisis diagram
Soal bentuk ini mempermasalahkan: gambar, diagram, grafik, dan
sejenisnya. Yang ditanyakan adalah kelainan, keadaan, atau gejala yangdiungkap
di dalamnya. Permasalahannya diajukan dengan suatu gambar,diagram, atau grafik
yang bersangkutan. Bentuk soalnya sama denganbentuk ”melengkapi pilihan”.
Kelebihan dan Kekurangan Tes Objektif
Suharsimi Arikunto (2001 : 164-165) mengemukakan beberapa kelebihan
dan kelemahan tes objektif. Adapun kelebihan tes objektif yaitu:
a. Mengandung lebih banyak segi-segi yang positif, misalnya
lebihrepresentatif mewakili isi dan luas bahan, lebih objektif, dapat
dihindari campur tangannya unsur-unsur subjektif baik dari segi
siswa maupun segi guru yang memeriksa.
b. Lebih mudah dan cepat cara memeriksanya karena dapat
menggunakankunci tes bahkan alat-alat hasil kemajuan teknologi.
c. Pemeriksaannya dapat diserahkan orang lain.
d. Dalam pemeriksaan tidak ada unsur subjektif yang mempengaruhi.
Sedangkan kelemahannya sebagai berikut:
a. Persiapan untuk menyusunnya jauh lebih sulit dari pada tes esai
karena soalnya banyak dan harus teliti untuk menghindari kelemahan-
kelemahan yang lain.
b. Soal-soalnya cenderung untuk mengungkapkan ingatan dan daya
pengenalan kembali saja, dan sukar untuk mengukur proses mental
yang tinggi.
c. Banyak kesempatan untuk main untung-untungan.
d. “Kerja sama” antar siswa pada waktu mengerjakan soal tes lebih
terbuka.7

7 Nurossobah Fadilah, dkk. 2021. Evaluasi Hasil Belajar. (IBN : Jawa tengah). Diakses
pada tanggal 28 September pukul 11:13 WIB. Website :
https://www/academia.edu/resource/work/82214456. hlm. 23.

9
B. Teknik-Teknik Evaluasi Hasil Belajar (Instrumen Tes)
1. Teknik Pelaksanaan Tes Tertulis
Agar pelaksanaan tes tertulis dapat berlangsung dengan baik, pelaksanaan
tes tertulis hendaknya dijauhkan dari keramaian dan kebisingan. Ruang tes pun
hendaknya cukup leluasa dan tidak memungkinkan untuk kerjasama. Ruang tes ini
pun perlu didukung dengan penerangan yang baik. Pelaksanaan tes tertulis pun
hendaknya didukung dengan tersedianya meja dan kursi yang memadai.
Agar pelaksanaan tes dapat dilakukan bersamaan, lembar soal hendaknya
diletakkan dalam posisi terbalik. Segala bentuk sanksi kecurangan hendaknya
sudah ditentukan lebih dulu sebelum tes dilaksanakan. Pada saat pelaksanaan tes,
pengawas hendaknya berlaku wajar.
Kehadiran peserta tes dibuktikan dengan daftar hadir yang ditandatangani
oleh seluruh peserta tes, lengkap dengan berita acara. Jika waktu yang ditentukan
telah habis, hendaknya 10peserta tes segera menghentikan pekerjaannya dan
meninggalkan ruangan tes. (Achdiyat, 2017:100-102)8
2. Teknik Pelaksanaan Tes Lisan
Sebelum tes lisan dilaksanakan, pemberi tes sudah menyiapkan beberapa
jenis soal yang akan diajukan kepada peserta tes dengan pedoman jawaban, kriteria,
waktu tes, variasi soal, dan pedoman penskoran yang tegas agar tes yang diberikan
valid, baik dari segi isi maupun konstruksinya. Untuk itu, pemberian skor atau nilai
hasil tes lisan setelah seluruh peserta tes menjalani tes lisan. 9
Pada saat tes lisan, pemberi tes hendaknya tidak menunjukkan sikap
subjektif dengan membimbing peserta tes. Prinsip yang hendak ditegakkan adalah
prinsip objektivitas dan prinsip keadilan. Dengan demikian, tes lisan harus
berlangsung secara wajar. Sejauh mungkin, dapat diusahakan agar tes lisan
berlangsung secara individual. (Achdiyat, 2017:102-104)
3. Teknik Pelaksanaan Tes Perbuatan

8 Sasongko Sri Guritno D. 2018. Teknik Penyusunan dan Pelaksanaan Tes Hasil Belajar.
(Universitas IndraPrasta PGRI : Jakarta Selatan). 14-15.
9
Ibid.15.

10
Pelaksanaan tes perbuatan digunakan untuk mengukur taraf kompetensi
yang bersifat psikomotorik (keterampilan). Tes ini hendaknya dilaksanakan secara
individual. Tujuannya adalah mengamati dengan teliti, cara yang ditempuh oleh
pemberi tes dalam menyelesaikan tugas yang telah ditentukan.
Untuk itu, pemberi tes hendaknya tidak melakukan perbuatan yang dapat
mempengaruhi peserta tes agar dapat mencapai kadar objektivitas yang tinggi.
Dengan demikian, pemberi tes hendaknya menyiapkan instrumen lembar penilaian
yang di dalamnya telah ditentukan kriteria penilaiannya. (Achdiyat, 2017:105)
C. Manfaat Evalusi Hasil Belajar
Secara umum manfaat yang dapat diambil dari kegiatan evaluasi dalam
pembelajaran, yaitu:
1. Memahami sesuatu entry behavior, motivasi, dll, sarana dan prasarana,
kondisi peserta didik dan dosen.
2. Membuat keputusan: kelanjutan program, penanganan "masalah".
3. Meningkatkan kualitas PBM: komponen-komponen PBM.10
Sementara secara lebih khusus evaluasi akan memberi manfaat bagi pihak-
pihak yang terkait dengan pembelajaran, seperti peserta didik (siswa), guru, dan
kepala sekolah.
1. Bagi Peserta didik. Mengetahui tingkat pencapaian tujuan pembelajaran:
Memuaskan atau tidak memuaskan.
2. Bagi Guru pertama, mendeteksi peserta didik yang telah dan belum
menguasai tujuan melanjutkan, remedial atau pengayaan, kedua, ketepatan
11
materi yang diberikan jenis, lingkup, tingkat kesulitan, dll. Ketiga,
ketepatan metode yang digunakan dan,
3. Bagi Sekolah pertama, hasil belajar cermin kualitas sekolah, kedua,
membuat program sekolah, ketiga, pemenuhan standar. 12Dengan demikian
dapatlah di fahami bahwa evaluasi sangat perlu bermanfaat dan merupakan

10
Idrus L. 2019. Evaluasi Dalam Proses Pembelajaran. (ADAARA, vol 9, No. 2).
Diakses pada tanggal 04 Septemeber pukul 22:30 WIB. Website : iain-bone.ac.id. hlm 23.
11
Mahirah B. 2017. Evaluasi Belajar Peserta Didik (Siswa). (UIN Aluddin Makassar :
Makassar). Diakses pada tanggal 02 September pukul 21:38 WIB.266.
12 Ibid. hlm 254.

11
syarat mutlak untuk perbaikan, agar mempunyai makna yang signifikan
bagi semua pihak.
Jika di temukan hubungan antara hasil belajar dengan efektivitas metode
mengajar terbukalah kemungkinan untuk mengadakan perbaikan. Sebelum kita
mengevaluasi kemampuan metode baru pada sejumlah peserta didik, perlu kita
pikirkan bahwa proses pembelajaran itu dinamis, senantiasa terjadi perubahan pada
guru maupun murid dalam interaksi itu.
Disamping hasil belajar seperti diharapkan oleh guru mungkin timbul pula
hasil sampingan yang positif maupun negatif. misalnya, peserta didik menguasai
bahan yang disajikan akan tetapi ia disamping itu merasa senang atau benci
terhadap tindakan pribadi gurunya.

12
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Evaluasi adalah sistem penilaian yang sistematik tentang manfaat atau
kegunaan suatu objek. Evaluasi menurut Kumano (2001) merupakan penilaian
terhadap data yang dikumpulkan melalui kegiatan asesmen. Selain itu, evaluasi
dipandang sebagai proses merencanakan, memperoleh, dan menyediakan
informasi, yang sangat diperlukan untuk membuat altematif altematif keputusan.
Hasil belajar menurut Agus (2014) merupakan pola-pola perbuatan, nilai-nilai
pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi, dan ketrampilan.
Hasil belajar adalah perubahan perilaku secara keseluruhan bukan hanya
salah satu aspek saja. Secara garis besar dapat dikatakan bahwa evaluasi hasil
belajar adalah pemberian nilai terhadap kualitas sesuatu.Kata tes berasal dari bahasa
Prancis kuno yang berarti piring untuk menyisihkan logam-logam mulia, yang
dimaksud disini adalah dengan menggunakan alat berupa piring akan dapat
diperoleh jenis-jenis logam mulia yang bernilai tinggi.
Dalam perkembangannya dan seiring kemujuan zaman tes berarti ujian atau
percobaan. Ada beberapa pendapat dari beberapa ahli tentang pengertian tes,
menurut Anne Anastasi (1976) dalam karya tulisnya yang berjudul Psychological
Testing.Bentuk-bentuk Tes Hasil Belajar Dari segi bentuk soal dan kemungkinan
jawabannya tes dibagi menjadi 2 bagian yakni : Bentuk Uraian/Essay dan Bentuk
Objektif. Ada 3 macam teknik Evaluasi Hasil Pembelajaran, diantaranya adalah
teknik tertulis, teknik lisan dan teknik perbuatan. Secara umum manfaat yang dapat
diambil dari kegiatan evaluasi dalam pembelajaran, yaitu:
1. Memahami sesuatu entry behavior, motivasi, dll, sarana dan prasarana,
kondisi peserta didik dan dosen.
2. Membuat keputusan: kelanjutan program, penanganan "masalah".
3. Meningkatkan kualitas PBM: komponen-komponen PBM.

13
DAFTAR PUSTAKA
Cheria Drifi Asyifa, dkk. 2016. Makalah Evaluasi Pembelajaran, Hasil Belajar, Beda
Assesment, Measurement Dan Evaluation. (Universitas Sebelas Maret : Surakarta).
diakses pada tanggal 28 September pukul 15:25 WIB. Website :
https://www.academia.edu/resourch/work/28592724
Hasim Hasim, dkk. 2021. Teknik dan Bentuk Evaluasi Hasil Belajar. (DDI :
Makassar). Diakses pada tanggal 28 September pukul 10:58 WIB. Website
: https://osf.io/preprints/m4yk5/
Hayatunnisa. 2021. Bentuk-bentuk Tes Hasil Belajar Dan Teknik Penyusunannya.
(Universitas Lambung Mangkurat : Kalimantan Selatan). Diakses pada
tanggal 28 September pukul 10:58 WIB. Website :
https://www.academia.edu/resource/work/98728159
Idrus L. 2019. Evaluasi Dalam Proses Pembelajaran. (ADAARA, vol 9, No. 2).
Diakses pada tanggal 04 Septemeber pukul 22:30 WIB. Website : iain-
bone.ac.id
Mahirah P. 2017. Evaluasi Belajar Peserta Didik (Siswa). Diakses pada tanggal
04 September pukul 21:27 WIB. Website : https://journal.uin-
alauddin.ac.id/index.php/idaarah/article/view/4269
Nurossobah Fadilah, dkk. 2021. Evaluasi Hasil Belajar. (IBN : Jawa tengah).
Diakses pada tanggal 28 September pukul 11:13 WIB. Website :
https://www/academia.edu/resource/work/82214456
Sasongko Sri Guritno D. 2018. Teknik Penyusunan dan Pelaksanaan Tes Hasil
Belajar. (Universitas IndraPrasta PGRI : Jakarta Selatan). Diakase pada
tanggal 28 september pukul 11:06 WIB. Website :
https://www.academia.edu/resource/work/62058510

14

Anda mungkin juga menyukai