Anda di halaman 1dari 32

PROSEDUR PENILAIAN DAN TEKNIK PENILAIAN

BERBASIS KELAS

Makalah

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Evaluasi Pembelajaran


yang Dibimbing oleh Dyah Ayu Pramoda Wardhani, M.Pd.

Disusun oleh kelompok 5semester 3A:


1. Widdatul Fuadah (1886206003)
2. Zuhrotul Akhiroh (1886206014)

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS ISLAM RADEN RAHMAT
2019
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh


Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa
pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan tugas
makalah tentang “Prosedur Penilaian dan Teknik Penilaian Berbasis Kelas” dengan
baik dan benar.
Pada kesempatan ini, penulis juga mengucapkan terimakasih kepada semua
pihak yang telah membantu terselesaikannya makalah ini, semoga Allah SWT
membalas amal kebaikannya.Amin.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan didalamnya.Untuk itu, penulis
mengharap kritik serta saran dari pembaca yang sifatnya membangun supaya makalah
ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi.Demikian, dan apabila
terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-
besarnya.

Malang, 23 Oktober 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..............................................................................................i


DAFTAR ISI .............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .....................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................1
1.3 Tujuan ..................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Filosofi penilaian berbasis kelas…………………………………………………3
2.2 Pengertian penilaian berbasis kelas ......................................................................4
2.3 Tujuan, fungsi, dan objek penilaian berbasis kelas………………………………5

2.4 Prinsip penilaian berbasis kelas…………………………………………………..7

2.5 Jenis-jenis penilaian berbasis kelas……………………………………………….9

2.6 Teknik penilaian berbasis kelas………………………………………………….12

2.7 Keunggulan dan kelemahan penilaian berbasis kelas……………………………22

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan ..........................................................................................................27
3.2 Saran .....................................................................................................................27
DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................29

ii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Penilaian (evaluasi) adalahkegiatan mengukur ketercapaian program pendidikan,
perencanaan suatu program pendidikan termasuk kurikulum dan pelaksanaannya,
pengadaan dan peningkatan kemampuan guru, pengelolaan pendidikan, dan reformasi
pendidikan secara menyeluruh.Dalam mengevaluasi terlebih dahulu diadakan
penilaian, oleh karena itu penilaian merupakan salah satu bagian daripada kegiatan
evaluasi hasil kegiatan belajar mengajar.Penilaian adalah kegiatan menilai yang
terjadi dalam kegiatan pembelajaran, salah satu bentuk penilaian yang telah dilakukan
oleh guru dan dosen adalah bentuk Penilaian Berbasis Kelas (PBK). Penilaian dalam
KBK dan KTSP menganut prinsip penilaian berkelanjutan dan konprehensif guna
mendukung upaya memandirikan siswa untuk belajar, bekerja sama dan menilai diri
sendiri. Karena itu, penilaian dilaksanakan dalam rangka
Penilaian Berbasis Kelas (PBK) dikatakan PBK karena kegiatan penilaian
dilaksanakan secara terpadu dalam kegiatan pembelajaran. Dalam praktiknya, PBK
sangat beragam, jenis dan model mana yang dipakai tergantung pada jenis
kompetensinya dan indikator hasil belajar yang ingin dicapai, tipe materi
pembelajaran, dan tujuan penilaian itu sendiri.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana filosofi penilaian berbasis kelas?
2. Apa pengertian dari penilaian berbasis kelas?
3. Bagaimanakah tujuan, fungsi, dan objek penilaian berbasis kelas?
4. Apa saja prinsip-prinsip penilaian berbasis kelas?
5. Apa saja jenis-jenis penilaian berbasis kelas?
6. Apa saja teknik penilaian berbasis kelas?
7. Apa saja keunggulan dan kelemahan penilaian berbasis kelas?

1
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui filosofi penilaian berbasis kelas.
2. Untuk mengetahui pengertian dari penilaian berbasis kelas.
3. Untuk mengetahui tujuan, fungsi, dan objek penilaian berbasis kelas.
4. Untuk mengetahui prinsip penilaian berbasis kelas.
5. Untuk mengetahui jenis-jenis penilaian berbasis kelas.
6. Untuk mengetahui teknik penilaian berbasis kelas.
7. Untuk mengetahui keunggulan dan kelemahan penilaian berbasis kelas..

2
BAB 1I
PEMBAHASAN

2.1 Filosofi Penilaian Berbasis Kelas


The collection of information is fundamental to evaluation (Worthen and Sanders
dalam Saefuddin, 2012:52). Filosofi inilah yang menginspirasi digagasnya teknik
penilaian berbasis kelas. Muslich dalam Saefuddin (2012:52) mengadopsi pandangan
ini dengan mengatakan bahwa penilaian berbasis kelas pada dasarnya adalah suatu
kegiatan mengumpulkan informasi yang berhubungan dengan proses dan hasil belajar
siswa. Hanya saja, upaya mengumpulkan informasi yang dilakukan guru ini lebih
lanjut ditujukan dalam rangka ”mengukur apa yang hendak diukur” dari siswa.
Muslich dalam Saefuddin (2012:52) menambahkan bahwa penilaian dalam
Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) menganut prinsip penilaian berkelanjutan
dan komprehensif guna mendukung upaya memandirikan siswa dalam belajar,
bekerja sama, dan menilai diri sendiri. Dengan demikian, penilaian berbasis kelas
pada dasarnya menekankan pada kegiatan guru dalam mengumpulkan fakta dan data
sebanyak mungkin tentang keseluruhan proses pembelajaran pada suatu kelas yang
selanjutnya digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan tentang pencapaian
kompetensi atau hasil belajar peserta didik. Dalam arti ini, data dan informasi
merupakan ciri dan kunci yang dapat diandalkan sebagai dasar pengambilan
keputusan. Ciri lain bahwa penilaian ini disebut penilaian berbasis kelas, karena
penilaian ini merupakan kegiatan penilaian yang dilaksanakan secara terpadu dalam
konteks kegiatan pembelajaran dalam satu rombongan belajar. Data yang diperoleh
guru selama pembelajaran berlangsung dikumpulkan dan disaring melalui prosedur
dan alat penilaian yang sesuai dengan kompetensi atau indikator yang akan dinilai.
Dari proses ini, kemudian diperoleh potret/profil kemampuan peserta didik dalam
mencapai sejumlah standar kompetensi dan kompetensi dasar yang dirumuskan dalam
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan masing-masing. Keseluruhan proses penilaian
berbasis kelas dilakukan melalui langkah-langkah: perencanaan, penyusunan alat
penilaian, pengumpulan informasi melalui sejumlah bukti yang menunjukkan

3
pencapaian hasil belajar peserta didik, pengolahan, dan penggunaan informasi tentang
hasil belajar peserta didik sebagai dasar pengambilan keputusan.

2.2 Pengertian Penilaian Berbasis Kelas


Mulyasa menjelaskan bahwa penilaian berbasis kelas adalah suatu kegiatan yang
dilakukan untuk memperoleh dan mengefektifkan informasi tentang hasil belajar
siswa di kelas selama atau setelah kegiatan pembelajaran berlangsung (Abdullah,
2015:172). Penilaian Berbasis Kelas (PBK) merupakan suatu proses pengumpulan
pelaporan, dan penggunaan informasi tentang hasil belajar siswa dengan menerapkan
prinsip-prinsip penilaian berkelanjutan, otentik, akurat, dan konsisten dalam kegiatan
pembelajaran di bawah kewenangan guru di kelas (Asrul & dkk, 2014:73). Menurut
Masnur Muslich dalam Listiana (2017:14), penilaian kelas merupakan proses
pengumpulan dan penggunaan informasi oleh guru untuk pemberian keputusan
terhadap hasil belajar siswa berdasarkan tahapan kemajuan belajarnya sehingga
didapatkan potret atau profil kemampuan siswa sesuai dengan kompetensi yang
ditetapkan dalam kurikulum.
Dari beberapa pendapat diatas, dapat kami simpulkan bahwa Penilaian Berbasis
Kelas (PBK) adalah proses pengumpulan dan penggunaan informasi hasil belajar
peserta didik yang dilakukan oleh guru untuk menetapkan tingkat pencapaian dan
penguasaan peserta didik terhadap tujuan pendidikan (standar kompetensi,
kompetensi dasar, dan indikator pencapaian hasil belajar).Penilaian berbasis kelas
hanya mungkin dilakukan pada penyelenggaraan pendidikan yang berbasis
kompetensi, yaitu suatu pendidikan yang menekankan pada kemampuan yang harus
dimiliki oleh lulusan suatu jenjang pendidikan.Kompetensi lulusan suatu jenjang
pendidikan sesuai dengan tujuan pendidikan nasional, mencakup komponen
pengetahuan, keterampilan, kecakapan, kemandirian, kreativitas, kesehatan, akhlak,
ketakwaan, dan kewarganegaraan.Dikatakan sebagai penilaian berbasis kelas karena
penilaian yang dilaksanakan adalah untuk memperoleh informasi yang akurat tentang
hasil belajar siswa pada tingkat kelas selama dan setelah kegiatan belajar mengajar

4
terselenggara.Jadi, penilaian berbasis kelas merupakan salah satu bukti yang dapat
digunakan untuk mengukur keberhasilan suatu program pendidikan.

2.3 Tujuan, Fungsi, dan Objek Penilaian Berbasis Kelas


A. Tujuan Penilaian Berbasis Kelas
Penilaian Berbasis Kelas (PBK) bertujuan untuk memberikan suatu
penghargaan atas pencapaian hasil belajar siswa dan sekaligus sebagai umpan
balik untuk meneguhkan atau melakukan perbaikan program dan kegiatan
pembelajaran.Secara rinci tujuan tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut
(Poerwanti, 2015:15):
1. Dengan melakukan penilaian berbasis kelas ini pendidik dapat mengetahui
seberapa jauh siswa dapat mencapai tingkat pencapai kompetensi yang
disyaratkan, baik selama mengikuti pembelajaran dan setelah proses
pembelajaran berlangsung.
2. Saatmelaksanakan penilaian ini, pendidik juga akan bisa langsung
memberikan umpan balik kepada peserta didik, sehingga tidak pelu lagi
menunda atau menunggu ulangan semester untuk bisa mengetahui kekuatan
dan kelemahannya dalam proses pencapaian kompetensi.
3. Dalam penilaian berbasis kelas ini, pendidik juga secara terus menerus dapat
melakukan pemantauan kemajuan belajar yang dicapai setiap peserta didik,
sekaligus dapat mendiagnosis kesulitan belajar yang dialami peserta didik
sehingga secara tepat dapat menentukan siswa mana yang perlu pengayaan
dan siswa yang perlu pembelajaran remedial untuk mencapai kompetensi
yang dipersyaratkan.
4. Hasil pemantauan kemajuan proses dan hasil pembelajaran yang dilakukan
terus menerus tersebut juga akandapat dipakai sebagai umpan balik bagi
pendidik untukmemperbaiki metode, pendekatan, kegiatan, dan sumber
belajar yang digunakan, sesuai dengan kebutuhan materi dan juga kebutuhan
siswa.

5
5. Hasil-hasil pemantauan tersebut, kemudian dapat pendidik jadikan sebagai
landasan untuk memilih alternatif jenis dan model penilaian mana yang tepat
untuk digunakan pada materi tertentu dan pada mata pelajaran tertentu.
Pendidik yang tahu persis pertimbangan pemilihannya
6. Hasil dari penilaian ini dapat pula memberikan informasi kepada orang tua
dan komite sekolah tentang efektivitas pendidikan, tidak perlu menunggu
akhir semester atau akhir tahun. Komunikasi antara pendidik, orang tua dan
komite harus dijalin dan dilakukan terus-menerus sesuai kebutuhan

B. Fungsi Penilaian Berbasis Kelas


Secara rinci fungsi dari penilaian kelas dapat dijelaskan sebagai berikut
(Diknas dalam Poerwanti, 2015:16):
1. Sebagai landasan pelaksanaan evaluasi hasil belajar peserta didik dalam
rangka membantu peserta didik memahami dirinya, membuat keputusan
tentang langkah berikutnya, baik untuk pemilihan program,
pengembangan kepribadian maupun untuk penjurusan, dalam hal ini
terkait erat dengan peran guru sebagai pendidik sekaligus pembimbing.
2. Menemukan kesulitan belajar dan kemungkinan prestasi yang bisa
dikembangkan peserta didik dan sebagai alat diagnosis yang membantu
pendidik menentukan apakah seorang siswa perlu mengikuti remedial atau
justru memerlukan program pengayaan.
3. Sebagai upaya pendidik untuk dapat menemukan kelemahan dan
kekurangan proses pembelajaran yang telah dilakukan ataupun yang
sedang berlangsung. Temuan ini selanjutnya dapat digunakan sebagai
dasar penentuan langkah perbaikan proses pembelajaran berikutnya, guna
peningkatan capaian hasil belajar siswa .
Semuanya dapat dipakai sebagai kontrol bagi guru dan semua stake holder
pendidikan dalam lingkup sekolah tentang gambaran kemajuan perkembangan
proses dan hasil belajar peserta didik.

6
C. Objek Penilaian Berbasis Kelas
Sesuai dengan petunjuk pengembanagan kurikulum berbasis kompetensi
yang dikeluarkan oleh Departemen Pendidikan Nasional, maka objek
penilaian berbasis kelas adalah sebagai berikut:
1. Penilaian kompetensi dasar mata pelajaran yaitu pengetahuan,ketrampilan,
sikap, dan nilai-nilai yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan
bertindak setelah peserta didik menyelesaikan suatu aspekatau subjek mata
pelajaran tertentu.
2. Penilaian kompetensi rumpun pelajaran yaitu pengetahuan, ketrampilan,sikap,
dan nilai-nilai yang direfleksikan dalam kebiasaan berfkir danbertindak yang
seharusnya dicapai oleh perserta didik.
3. Penilaian kompetensi lintas kurikulum yaitu pengetahuan ketrampilan ,sikap
dan nilai-nilai yang direfleksikan dalam kebiasaan berfkir danbertindak yang
mencakup kecakapan belajar sepanjang hayat dankecakapan hidup yang harus
di capai oleh peserta didik melaluipengalaman belajar secara
berkesinambungan.
4. Penilaian kompetensi tamatan yaitu pengetahuan, ketrampilan, sikap dan
nilai-nilai yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak
setelahpeserta didik menyelesaikan jenjang tertentu.
5. Penilaian terhadap pencapaian ketrampilan hidup. Kecakapan hidup yang
dimiliki peserta didik melalui berbagai pengalaman belajar perlu dinilaisejauh
mana kesesuaiannya dengan kebutuhan mereka untuk dapatbertahan dan
berkembang dalam kehidupannya di lingkungan keluarga. sekolah, dan
masyarakat.

2.4 Prinsip-Prinsip Penilaian Berbasis Kelas


Sebagai bagian dari kurikulum berbasis kompetensi, pelaksanaan PBK sangat
dipengaruhi oleh berbagai faktor dan komponen yang ada di dalamnya.Namun
demikian, guru mempunyai posisi sentral dalam menentukan keberhasilan dan

7
kegagalan kegiatan penilaian. Untuk itu, dalam pelaksanaan penilaian harus
memperhatikan prinsip-prinsip berikut (Asrul & dkk, 2014:79):
a. Valid
Penilaian berbasis kelas harus mengukur obyek yang seharusnya diukur dengan
menggunakan jenis alat ukur yang tepat atau sahih (valid). Artinya, ada kesesuaian
antara alat ukur dengan fungsi pengukuran dan sasaran pengukuran. Apabila alat
ukur tidak memiliki kesahihan yang dapat dipertanggungjawabkan, maka data
yang masuk salah sehingga kesimpulan yang ditarik juga besar kemungkinan
menjadi salah.
b. Mendidik
Penilaian berbasis kelas harus memberikan sumbangan positif pada pencapaian
hasil belajar siswa.Oleh karena itu, penilaian berbasis kelas harus dinyatakan dan
dapat dirasakan sebagai penghargaan untuk memotivasi siswa yang berhasil
(positive reinforcement) dan sebagai pemicu semangat untuk meningkatkan hasil
belajar bagi yang kurang berhasil (negative reinforcement), sehingga keberhasilan
dan kegagalan siswa harus tetap diapresiasi dalam penilaian.
c. Berorientasi pada kompetensi
Penilaian berbasis kelasharus menilai pencapaian kompetensi siswa yang meliputi
seperangkat pengetahuan, sikap, dan ketrampilan/nilai yang terefleksikan dalam
kebiasaan berfikir dan bertindak. Dengan berpijak pada kompetensi ini, maka
ukuran-ukuran keberhasilan pembelajaran akan dapat diketahui secara jelas dan
terarah.
d. Adil dan obyektif
Penilaian berbasis kelasharus mempertimbangkan rasa keadilan dan obyektivitas
siswa, tanpa membeda-bedakan jenis kelamin, latar belakang budaya, dan berbagai
hal yang memberikan kontribusi pada pembelajaran.Sebab ketidakadilan dalam
penilaian, dapat menyebabkan menurunnya motivasi belajar siswa, karena merasa
dianaktirikan.
e. Terbuka

8
Penilaian berbasis kelashendaknya dilakukan secara terbuka bagi berbagai
kalangan (stakeholders) baik langsung maupun tidak langsung, sehingga
keputusan tentang keberhasilan siswa jelas bagi pihak-pihak yang berkepentingan,
tanpa ada rekayasa atau sembunyi-sembunyi yang dapat merugikan semua pihak.
f. Berkesinambungan
Penilaian berbasis kelas harus dilakukan secara terus-menerus atau
berkesinambungan dari waktu ke waktu, untuk mengetahui secara menyeluruh
perkembangan siswa, sehingga kegiatan dan unjuk kerja siswa dapat dipantau
melalui penilaian
g. Menyeluruh
Penilaian berbasis kelasharus dilakukan secara menyeluruh, yang mencakup aspek
kognitif, afektif, dan psikomotorik serta berdasarkan pada strategi dan prosedur
penilaian dengan berbagai bukti hasil belajar siswa yang dapat
dipertanggungjawabkan kepada semua pihak.
h. Bermakna
Penilaian berbasis kelasdiharapkan mempunyai makna yang signifikan bagi semua
pihak. Untuk itu, penilaian berbasis kelas hendaknya mudah dipahami dan dapat
ditindaklanjuti oleh pihak-pihak yang berkepentingan. Hasil penilaian hendaknya
mencerminkan gambaran yang utuh tentang prestasi siswa yang mengandung
informasi keunggulan dan kelemahan, minat dan tingkat penguasaan siswa dalam
pencapaian kompetensi yang telah ditetapkan.

2.5 Jenis-Jenis Penilaian Berbasis Kelas


Secara umum penilaian berbasis kelas antara lain terdiri atas ulangan harian,
pemberian tugas dan ulangan umum. Berbagai jenis penilaian berbasis kelas antara
lain : tes tulis, tes perbuatan, pemberian tugas, penilaian kinerja, penilaian proyek,
penilaian hasil kerja peserta didik, penilaian sikap dan penilaian portofolio.
1. Penilaian Tes Tertulis
Penilaian secara tertulis dilakukan dengan tes tertulis. Tes tertulis merupakan tes
dengan menggunakan soal tertulis, kemudian siswa diminta memberikan jawaban

9
secara tertulis pula. Dalam menjawab soal tersebut peserta tes tidak selalu
merespons dalam bentuk menulis jawaban, tetapi dapat juga dalam bentuk lainnya,
seperti memberi tanda, mewarnai, menggambar, dan sebagainya. Ada dua bentuk
soal tes tertulis: soal dengan memilih jawaban, dan soal dengan mensuplai
jawaban. Soal yang pertama dapat berbentuk pilihan ganda, dua pilihan (benar-
salah / ya-tidak), dan menjodohkan. Soal yang kedua dapat berbentuk isian atau
melengkapi, jawaban singkat atau jawaban pendek, dan soal uraian atau esai. Tes
memilih jawaban benar-salah, isian singkat, dan menjodohkan merupakan alat
yang hanya menilai kemampuan berpikir rendah, yakni kemampuan mengingat
(pengetahuan). Tes pilihan ganda dapat digunakan untuk menilai kemampuan
mengingat dan memahami. Hanya saja kelehaman tes ini adalah siswa tidak
mengembangkan sendiri jawabannya, tetapi hanya memilih jawaban yang benar.
Jika siswa tidak tahu jawabannya, ia akan cenderung menerka. Akibatnya, siswa
akan cenderung menghafalkan soal dan jawabannya. Tes tertulis bentuk uraian
adalah alat penilaian yang menuntut peserta didik untuk mengingat, memahami,
dan mengorganisasikan gagasannya atau hal-hal yang sudah dipelajari dengan cara
mengemukakan atau mengekspresikan gagasan tersebut dalam bentuk uraian
tertulis dengan menggunakan kata-katanya sendiri. Alat ini dapat menilai berbagai
jenis kemampuan, misalnya mengemukakan pendapat, berpikir logis, dan
menyimpulkan. Dalam menyusun instrumen penilaian tertulis perlu
dipertimbangkan hal-hal berikut.
a. Materi, yakni kesesuaian soal dengan indikator pada kurikulum
b. Konstruksi, yakni rumusan soal atau pertanyaan harus jelas dan tegas
c. Bahasa, yakni rumusan soal tidak menggunakan kata/kalimat yang
menimbulkan penafsiran ganda.
2. Penilaian Kinerja atau Unjuk Kerja
Penilaian kinerja atau unjuk kerja (performance assesment) adalah penilaian
berdasarkan hasil pengamatan penilai terhadap aktivitas siswa sebagaimana yang
terjadi. Penilaian ini berupa penilaian dengan pelbagai macam tugas dan situasi di
mana siswa diminta untuk mendemonstrasikan pemahaman dan pengaplikasian

10
pengetahuan yang mendalam, serta keterampilan di dalam berbagai macam
konteks sesuai dengan kiteria yang diinginkan.
3. Penilaian Sikap
Penilaian sikap adalah penilaian terhadap perilaku dan keyakinan siswa terhadap
suatu objek, fenomena, atau masalah. Sikap pada awalnya berasal dari perasaan
(suka atau tidak suka) yang terkait dengan kecenderungan seseorang merespon
suatu objek. Sikap dapat diarahkan dan dibentuk sehingga memunculkan tindakan
perilaku yang diinginkan.
4. Penilaian Proyek
Proyek (project) adalah tugas yang harus diselesaikan dalam periode tertentu.
Tugas tersebut berupa suatu investigasi sejak pengumpulan, pengorganisasian,
pengevaluasian sampai dengan penyajian data. Penilaian penugasan atau penilaian
proyek adalah penilaian untuk mendapatkan gambaran kemampuan
menyeluruh/umum secara kontekstual, mengenai kemampuan siswa dalam
menerapkan konsep, dan pemahaman mata pelajaran tertentu. Penilaian penugasan
bermanfaat untuk menilai keterampilan menyelidiki secara umum, pemahaman
atau pengetahuan dalam bidang tertentu, kemampuan mengaplikasikan
pengetahuan dalam suatu penyelidikan, dan kemampuan menginformasikan subjek
secara jelas.
5. Penilaian Hasil Kerja
Penilaian hasil kerja (product) adalah penilaian kepada siswa dalam mengontrol
proses dan memanfaatkan/menggunakan bahan untuk menghasilkan sesuatu, kerja
praktik, atau kualitas estetik dari sesuatu yang dihasilkan oleh siswa. Dengan
demikian, terdapat dua tahapan penilaian. Pertama, penilaian tentang pemilihan
dan cara menggunakan alat serta prosedur kerja siswa. Kedua, penilaian tentang
kualitas teknis maupun estetis hasil karya siswa.
6. Penilaian Portofolio
Penilaian ini merupakan penilaian berbasis kelas terhadap sekumpulan karya
peserta didik yang tersusun secara sistematis dan terorganisasi yang diambil
selama proses pembelajaran dalam kurun waktu tertentu, digunakan oleh guru dan

11
peserta didik untuk memantau perkembangan pengetahuan, ketrampilan, dan sikap
peserta didik dalam mata pelajaran tertentu. menurut Bartons dan Collins dalam
Hermawati (2013:11) semua obyek portofolio atau avidence di bedakan menjadi
empat macam yaitu:
a. Hasil karya peserta didik (arti facts), yaitu hasil kerja peserta didik yang
dihasilkan di kelas.
b. Reproduksi (reproduction) yaitu hasil kerja peserta didik yang dikerjakan di
luar kelas.
c. Pengesahan (affes tations) yaitu pernyataan dan hasil pengamatan yang
dilakukan oleh guru atau pihak lainnya tentang peserta didik.
d. Produksi (productions) yaitu hasil kerja peserta didik yang dipersiapkan khusus
untuk portofolio.

2.6 Teknik Penilaian Berbasis Kelas


A. Penilaian Tes Tertulis
Penilaian tertulis biasanya diadakan untuk waktu yang terbatas dan dalam
kondisi tertentu. Dari berbagai alat penilaian tertulis, alat penilaian jawaban benar-
salah, isian singkat, dan menjodohkan merupakan alat yang hanya menilai
kemampuan berpikir rendah, yaitu kemampuan mengingat (pengetahuan). Alat
pilihan ganda dapat digunakan untuk menilai kemampuan mengingat dan
memahami. Pilihan ganda mempunyai kelemahan, yaitu siswa tidak
mengembangkan sendiri jawabannya tetapi cenderung hanya menerka jawaban
yang benar. Hal ini menimbulkan kecenderungan siswa tidak belajar untuk
memahami pelajaran tetapi menghafalkan soal dan jawabannya. Alat penilaian ini
kurang dianjurkan pemakaiannya karena tidak menggambarkan kemampuan siswa
yang sesungguhnya. Esai adalah alat penilaian yang menuntut siswa untuk
mengingat, memahami, dan mengorganisasikan gagasannya atau hal-hal yang
sudah dipelajari, dengan cara mengemukakan atau mengekspresikan gagasan
tersebut dalam bentuk uraian tertulis dengan menggunakan kata-katanya sendiri.
Alat ini dapat menilai berbagai jenis kemampuan, misalnya mengemukakan

12
pendapat, berpikir logis, dan menyimpulkan. Kelemahan alat ini antara lain
cakupan materi yang ditanyakan terbatas. Dalam melakukan pemeriksaan soal esai
perlu diperhatikan hal-hal berikut:
1. Siapkan pedoman penilaian atau penskoran segera setelah menulis soal untuk
memeriksa jawaban siswa kelak.
2. Bacalah jawaban siswa lalu bandingkan dengan jawaban yang ada pada
pedoman.
3. Berikan skor sesuai dengan tingkat kelengkapan dan kesempurnaan jawaban
siswa. Semakin lengkap jawabannya semakin tinggi skornya dan sebaliknya
semakin kurang lengkap jawabannya semakin kecil skornya.
4. Periksalah seluruh lembar jawaban siswa pada nomor yang sama, baru
kemudian dilanjutkan memeriksa jawaban nomor berikutnya. Hal ini perlu
dilakukan untuk menjaga konsistensi dan objektivitas pemberian skor.
5. Hindarkan faktor-faktor yang tidak relevan dalam pemberian skor, seperti bagus
tidaknya tulisan, kedekatan hubungan guru dengan siswa, dan perilaku siswa
yang menyenangkan atau menjengkelkan.
B. Penilaian Unjuk Kerja (Performance)
Pada dokumen kurikulum tercantum banyak hasil belajar yang
menggambarkan proses, kegiatan, atau unjuk kerja. Untuk menilai hasil belajar
tersebut dibutuhkan pengamatan terhadap siswa ketika melakukannya. Penilaian
unjuk kerja adalah penilaian berdasarkan hasil pengamatan penilai terhadap
aktivitas siswa sebagaimana yang terjadi. Penilaian dilakukan terhadap unjuk
kerja, tingkah laku, atau interaksi siswa. Cara penilaian ini lebih otentik daripada
tes tertulis karena apa yang dinilai lebih mencerminkan kemampuan siswa yang
sebenarnya. Semakin sering guru mengamati unjuk kerja siswa, semakin
terpercaya hasil penilaian kemampuan siswa. Penilaian dengan cara ini lebih tepat
digunakan untuk menilai kemampuan siswa dalam berpidato, pembacaan puisi,
dan diskusi, pemecahan masalah dalam suatu kelompok, partisipasi siswa dalam
diskusi kelompok kecil, menari, memainkan alat musik, dan melakukan aktivitas
berbagai cabang olahraga, menggunakan peralatan laboratorium, dan

13
mengoperasikan suatu alat. Pengamatan unjuk kerja perlu dilakukan dalam
berbagai konteks sebelum menetapkan tingkat pencapaian kemampuan tertentu.
Langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam membuat penilaian unjuk kerja
adalah sebagai berikut:
1. Melakukan identifikasi terhadap langkah-langkah penting yang diperlukan
atau yang akan mempengaruhi hasil akhir (output) yang terbaik.
2. Menuliskan perilaku kemampuan spesifik yang penting dan diperlukan untuk
menyelesaikan tugas dan menghasilkan hasil akhir yang terbaik.
3. Membuat kriteria-kriteria kemampuan yang akan diukur jangan terlalu banyak
sehingga semua kriteria tersebut dapat diobservasi selama siswa melakukan
tugas.
4. Mendefinisikan kriteria kemampuan-kemampuan yang akan diukur
berdasarkan kemampuan siswa yang harus dapat diobservasi atau karakeristik
produk yang dihasilkan.
5. Urutkan kriteria-kriteria kemampuan yang akan diukur berdasarkan urutan
yang akan diamati.
6. Periksa kembali dan bandingkan dengan kriteria-kriteria kemampuan yang
dibuat sebelumnya oleh orang lain di lapangan.
Hal lain yang perlu mendapat perhatian adalah cara mengamati dan memberi
skor terhadap unjuk kerja siswa. Penilaian sebaiknya dilakukan oleh lebih dari
satu orang agar faktor subjektivitas dapat diperkecil dan hasil penilaian lebih
akurat. Penilaian unjuk kerja dapat dilakukan dengan menggunakan daftar cek (ya
– tidak) atau skala rentang (sangat kompeten – kompeten – agak kompeten – tidak
kompeten). Pada penilaian unjuk kerja yang menggunakan daftar cek, siswa
mendapat nilai apabila kriteria penguasaan kemampuan tertentu dapat diamati
oleh penilai. Jika tidak dapat diamati, siswa tidak memperoleh nilai. Kelemahan
cara ini adalah penilai hanya mempunyai dua pilihan mutlak, misalnya benar-
salah, dapat diamatitidak dapat diamati. Dengan demikian nilai tengah tidak ada.
Penilaian unjuk kerja yang menggunakan skala rentang memungkinkan penilai

14
memberi nilai tengah terhadap penguasaan kompetensi tertentu karena pemberian
nilai secara kontinuum di mana pilihan kategori nilai lebih dari dua.
Contoh : Penilaian Kinerja Bidang IPA
Berikut dikemukakan contoh penilaian kinerja bidang Ilmu Pengetahuan Alam
(IPA).
Nama Siswa: ............................ Tanggal: ............... Kelas: .........
Kompetensi Dasar: Mengelompokkan hewan sesuai jenis makanannya

Kriteria Penskoran Kriteria Penilaian


4. Baik sekali 10—12 A
3. Baik 7—9 B
2. Cukup baik 4—6 C
1. Kurang baik 1—3 D
Penjelasan:
A : Pengelompokan yang dilakukan siswa sangat baik; uraian yang dijabarkan
rinci, diperoleh dengan menggunakan seluruh indra disertai dengan gambar atau
diagram.
B : Pengelompokan yang dilakukan siswa baik; uraian yang dijabarkan kurang
rinci, diperoleh dengan menggunakan sebagian besar indra disertai dengan
gambar atau diagram.
C : Pengelompokan yang dilakukan siswa cukup baik; uraian yang dijabarkan
tidak rinci, diperoleh dengan menggunakan sebagian kecil indra disertai dengan
gambar atau diagram.

15
D : Pengelompokan yang dilakukan siswa kurang baik; uraian yang dijabarkan
kurang rinci, diperoleh dengan menggunakan sebagian besar indra dengan gambar
atau diagram.
C. Penilaian Produk
Penilaian hasil kerja meliputi pula penilaian terhadap kemampuan siswa
membuat produk-produk teknologi dan seni, seperti: makanan, pakaian, hasil
karya seni (patung), barang barang terbuat dari kayu, keramik, plastik, dan logam.
Penilaian produk ini tidak hanya melihat hasil akhirnya saja tetapi juga proses
pembuatannya. Pengembangan produk meliputi tiga tahap:
1. Tahap persiapan, meliputi: menilai kemampuan siswa merencanakan,
menggali, dan mengembangkan gagasan, dan mendesain produk.
2. Tahap pembuatan (produk), meliputi: menilai kemampuan siswa menyeleksi
dan menggunakan bahan, alat, dan teknik.
3. Tahap penilaian (appraisal), meliputi: menilai kemampuan siswa membuat
produk sesuai kegunaannya dan memenuhi kriteria keindahan.
Untuk produk penilaian biasanya menggunakan cara holistik atau analitik.
Cara holistik yang berdasarkan kesan keseluruhan dari produk, biasanya dilakukan
pada tahap appraisal. Cara analitik terhadap aspekaspek produk yang berbeda,
biasanya dilakukan terhadap semua kriteria yang terdapat pada semua tahap proses
pengembangan. Berikut dikemukakan contoh rubrik penilaian hasil kerja siswa
yang berupa naskah berita.
RUBRIK PENILAIAN MENULIS BERITA
Nama: ________________________________

16
Untuk menghitung skor yang diperoleh oleh seorang siswa kita dapat menghitung
dengan rumus berikut: Skor = ________________ X 100%
17
D. Penilaian Portofolio
Portofolio merupakan kumpulan karya (hasil kerja) seorang siswa dalam satu
periode. Kumpulan karya ini menggambarkan taraf kemampuan/kompetensi yang
telah dicapai seorang siswa. Hal penting yang menjadi ciri portofolio adalah karya
tersebut dapat diperbaiki jika siswa menghendakinya. Dengan demikian, portofolio
dapat memperlihatkan perkembangan kemajuan belajar siswa. Perkembangan
tersebut tidak dapat terlihat dari hasil pengujian. Kumpulan karya siswa itu
merupakan refleksi perkembangan berbagai kompetensi. Di samping itu,
kumpulan karya yang berkelanjutan lebih memperkuat hubungan pembelajaran
dan penilaian. Pengumpulan dan penilaian karya siswa yang terus-menerus
sebaiknya dijadikan titik sentral program pengajaran, karena penilaian merupakan
bagian dari proses pembelajaran. Karya tersebut harus selalu diberi tanggal

17
sehingga dapat terlihat perbedaan kualitas dari waktu ke waktu. Yang menjadi
pertimbangan utama adalah guru seyogianya menggunakan penilaian portofolio
sebagai bagian integral dari proses pembelajaran karena nilai diagnostik portofolio
sangat berarti bagi guru. Portofolio dapat digunakan untuk menilai perkembangan
siswa dalam ilmu-ilmu sosial, seperti menganalisis masalah-masalah sosial,
bahasa, seperti menulis karangan, dan matematika, seperti pemecahan masalah
matematika. Guru bahasa asing dapat menggunakan portofolio audio untuk
membantu siswa mengembangkan keterampilan berbicara. Rekaman contoh-
contoh berbicara siswa yang dikumpulkan secara terus- menerus dalam waktu
tertentu dapat dimasukkan dalam portofolio berbicara.
Untuk melihat dan mendiagnosis kesulitan siswa dalam mengarang, guru
dapat mengumpulkan tulisan-tulisan siswa. Untuk mendapatkan hasil terbaik pada
pertunjukan mendatang, seorang guru drama dapat menggunakan “videotape”
untuk merekam latihan-latihan. Berikut ini dikemukakan hal-hal pokok yang perlu
diperhatikan dalam membuat portofolio di dalam kelas:
1. Pastikan bahwa tiap siswa merasa memiliki portofolio. Dalam hal ini siswa
perlu diberi penjelasan maksud penggunaan portofolio, yaitu tidak semata-
mata merupakan kumpulan hasil kerja sementara siswa yang digunakan hanya
oleh guru untuk penilaian, tetapi digunakan juga oleh siswa sendiri. Dengan
melihat portofolionya siswa dapat mengetahui kemampuan, keterampilan, dan
minatnya. Proses ini tidak akan terjadi secara spontan, tetapi membutuhkan
waktu bagi siswa untuk belajar meyakini hasil penilaian mereka sendiri.
2. Tentukan bersama siswa sampel-sampel karya apa saja yang akan
dikumpulkan. Kemungkinan karya yang dikumpulkan tidak sama antara siswa
yang satu dan yang lain. Misalnya, untuk kemampuan menulis karangan karya
yang dikumpulkan adalah karangankarangan siswa. Untuk kemampuan
menggambar, karya yang dikumpulkan adalah gambar-gambar buatan siswa.
3. Kumpulkan dan simpanlah karya-karya tiap siswa dalam satu map atau folder.
4. Tentukan kriteria penilaian sampel-sampel karya siswa beserta pembobotannya
bersama para siswa agar dicapai kesepakatan. Diskusikan dengan para siswa

18
bagaimana menilai kualitas karya mereka. Contoh : untuk kemampuan menulis
karangan, kriteria penilaiannya misalnya: penggunaan tata bahasa, pemilihan
kosakata, kelengkapan gagasan, dan sistematika penulisan. Sebaiknya kriteria
penilaian suatu karya dibahas dan disepakati bersama siswa sebelum siswa
membuat karya tersebut. Dengan demikian, siswa mengetahui harapan
(standar) guru dan berusaha mencapai harapan atau standar itu.
5. Mintalah siswa menilai karyanya secara berkesinambungan. Guru dapat
membimbing siswa tentang bagaimana cara menilai dengan memberi
keterangan tentang kelebihan atau kekurangan karya tersebut dan bagaimana
cara memperbaikinya. Hal ini dapat dilakukan pada saat membahas portofolio.
6. Setelah suatu karya dinilai dan ternyata nilainya jelek atau belum memuaskan
siswa, kepada siswa dapat diberi kesempatan untuk memperbaiki lagi. Namun,
antara siswa dan guru perlu dibuat “kontrak” atau perjanjian mengenai jangka
waktu perbaikan, misalnya setelah 2 minggu karya yang telah diperbaiki harus
diserahkan kepada guru.
7. Bila perlu, jadwalkan pertemuan untuk membahas portofolio. Jika dianggap
perlu, undanglah orang tua siswa. Orang tua perlu diberi penjelasan tentang
maksud dan tujuan portofolio sehingga mereka dapat membantu dan
memotivasi anaknya.
Perlu dicatat bahwa tidak ada satu pun alat penilaian yang dapat
mengumpulkan informasi prestasi dan kemajuan belajar siswa secara lengkap.
Penilaian tunggal tidak cukup untuk memberikan gambaran/informasi tentang
kemampuan, keterampilan, pengetahuan dan sikap seseorang. Lagi pula,
interpretasi hasil tes tidak mutlak dan abadi karena anak terus berkembang sesuai
dengan pengalaman belajar yang dialaminya. Alat penilaian tertulis seperti pilihan
ganda yang mengarah kepada hanya satu jawaban yang benar (convergent
thinking), tidak mampu menilai keterampilan/kemampuan lain yang dimiliki
siswa. Hal ini amat menghambat penguasaan beragam kompetensi yang tercantum
pada kurikulum secara utuh. Alat penilaian pilihan ganda kurang mampu
memberikan informasi yang cukup untuk dijadikan umpan-balik guna

19
mendiagnosis atau memodifikasi pengalaman belajar. Karena itu, guru hendaknya
mengembangkan alat-alat penilaian yang membedakan antara jenis-jenis
kompetensi yang berbeda dari tiap tingkat pencapaian. Hasil penilaian dapat
menghasilkan rujukan terhadap pencapaian siswa dalam domain kognitif, afektif,
dan psikomotor, sehingga hasil tersebut dapat menggambarkan profil siswa secara
lengkap. Berikut disajikan contoh portofolio yang ditujukan untuk mengamati
perkembangan kemampuan menulis puisi:

E. Penilaian Sikap
Teknik penilaian yang dapat dilakukan untuk melakukan proses penilaian
sikap adalah sebagai berikut:
1. observasi perilaku
2. pertanyaan langsung
3. laporan pribadi
Berikut ditampilkan contoh instrumen sikap terhadap mata pelajaran tertentu.

20
F. Penilaian Proyek
Contoh proyek dalam bahasa dan sastra Indonesia yang dapat dinilai dengan
penilaian proyek antara lain penampilan teater sederhana dan penulisan karya ilmiah
sederhana. Dalam bidang matematika, penilaian proyek dapat digunakan dalam
investigasi matematika. Dalam bidang IPA, penilaian proyek juga dapat digunakan
dalam investigasi fisika, membuat pesewat sederhana, atau praktik menanam
kecambah. Berikut dikemukakan format penskoran tugas proyek.
Nama : ____________________________

21
Ada dua tipe penilaian proyek. Pertama, penilaian proyek yang menekankan
pada proses. Contohnya adalah bekerja dalam tim. Kedua, penilaian proyek yang
menekankan pada produk. Contohnya adalah menganalisis dan menafsirkan data,
serta mengkomunikasikan hasilnya.

2.7 Keunggulan dan Kelemahan Sistem PBK


A. Keunggulan Sistem PBK
1. Bersifat Menyeluruh
Sistem PBK merupakan sistem penilaian yang konsepnya cukup lengkap.
Sama halnya dengan sistem penilaian yang lain, sistem PBK syarat dengan
keunggulan. Keunggulan Sistem PBK antara lain bersifat menyeluruh,
karena dengan beragamnya teknik penilaian yang penerapannya disesuaikan
dengan aspek dan keterampilan yang akan dinilai dapat menilai seluruh
kemampuan siswa. Dengan sifatnya yang menyeluruh, PBK mampu menilai
empat keterampilan berbahasa siswa yaitu membaca, menulis,
mendengarkan dan berbicara. Ketika peneliti mengamati KBM, Guru
melakukan penilaian dengan menggunakan berbagai teknik, antara lain
teknik tertulis untuk menilai penguasaan siswa terhadap pengetahuan yang
dimiliki siswa. Kegiatan ini dilakukan oleh guru pada tes awal. Penilaian
kinerja untuk mengetahui sejauh mana siswa bisa melakukan keterampilan
berbahasa siswa ketika mengikuti pembelajaran. Penilaian ini dilakukan
ketika siswa harus mempraktikkan materi yang telah dibahas bersama
antara guru dan siswa, untuk mengetahui kualitas proses pembelajaran.
Penilaian produk dan penilaian proyek menilai tugas yang dikerjakan siswa,
untuk mengetahui hasil pembelajaran yang telah diikutinya.
2. Menilai yang Sebenarnya
Dari hasil pengamatan yang telah peneliti lakukan terhadap KBM yang
dilakukan guru, sebagian besar penilaian yang dilakukan dengan sistem
PBK adalah praktik. Dengan demikian hasil penilaiannya valid yaitu benar-
benar menilai kemampuan siswa bukan pengetahuan siswa. Sebagai contoh

22
dalam KBM yang membahas tentang keterampilan menulis dengan topik
menulis surat resmi, guru melakukan penilaian terhadap praktik siswa
bagaimana mereka betul-betul menulis surat resmi dan bukan sekadar
memberi pertanyaan tentang bagaimana teori menulis surat resmi. Ketika
menilai kemampuan siswa membuat puisi, siswa bukan diberi pertanyaan
bagaimana teori membuat puisi melainkan siswa dituntut untuk praktik
langsung membuat puisi. Demikian juga pada keterampilan-keterampilan
yang lain.
3. Terus-menerus dan Berkelanjutan
Perangkat administrasi KBM yang telah disusun oleh guru, dalam
perencanaan penilaian terurai beberapa teknik penilaian, macam-macam
bentuk instrumen, dan bentuk tagihan yang tersusun dengan runtut dan
terprogram secara bertahap dan terus-menerus pada setiap tatap muka.
Apabila semua itu betul-betul dilakukan akan menambah keunggulan sistem
PBK. Fakta selanjutnya ditemukan ketika peneliti melakukan analisis pada
dokumen yang lain, yaitu portofolio. Dengan portofolio seluruh
perkembangan atau kemajuan hasil belajar siswa bisa tercatat dan terpantau
dengan baik, karena seluruh hasil penilaian terdokumen dalam portofolio.
Dengan sifatnya yang menyeluruh dan berkelanjutan, PBK sangat cocok
untuk menilai hasil pembelajaran bahasa Indonesia. Dengan PBK empat
keterampilan berbahasa yaitu membaca, menulis, mendengarkan, dan
berbicara dapat tercakup secara menyeluruh. Dengan portofolio peningkatan
hasil pembelajaran bahasa Indonesia terpantau dengan baik. Keunggulan ini
menjadi kekuatan pada PBK sehingga apabila dilaksanakan dengan tepat,
PBK dapat menandingi sistem penilaian yang selama ini digunakan yaitu
penilaian konvensional.
4. Terpadu
Sistem PBK memadukan pengetahuan yang dimiliki siswa dan kemampuan
untuk melakukannya sehingga dengan PBK dapat diketahui sejauh mana
kualitas dan hasil pembelajaran telah dilakukan oleh guru. Sistem PBK juga

23
memperhatikan hasil penugasan kepada siswa melalui penilaian produk
yang berupa nilai tugas individu dan penilaian proyek yang berupa nilai
tugas kelompok yang dikerjakan oleh siswa di luar kelas. Di samping itu,
sistem PBK memadukan berbagai teknik penilaian dengan keragaman
bentuk instrumen yang disesuaikan dengan aspek penilaian yang meliputi
ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik sebagaimana diprogramkan dalam
administrasi KBM yang telah disusun dan direncanakan oleh setiap guru.
B. Kelemahan Sistem PBK
1. Konsep PBK
Sulit dilaksanakan sistem PBK merupakan konsep yang baru dikenalkan
sehingga dalam pelaksanaannya banyak mengalami kendala yang
disebabkan karena sulit dan rumitnya konsep tersebut. Hal ini menyebabkan
keterbatasan pemahaman guru terhadap konsep maupun cara
melakukannya, bahkan beberapa guru belum paham namanya. Berdasarkan
analisis dokumen yang telah dilaksanakan oleh peneliti tentang Pedoman
Penilaian Kelas ditemukan adanya konsep penilaian yang terdiri dari
beragam teknik penilaian dan bentuk instrumen yang berbeda-beda yang
penggunaannya disesuaikan dengan keterampilan berbahasa dan
kompetensi dasar yang akan dikembangkan. Hal ini menyulitkan guru
dalam melaksanakan penilaian karena menuntut pengelolaan yang berbeda-
beda pula. Guru berulang kali menyampaikan beragamnya teknik PBK yang
dianggap bagus padahal mereka belum sepenuhnya memahami isi dan cara
melaksanakannya. Salah satu sebabnya adalah karena mereka baru
membaca, mendengar, dan mendapatkan informasi secara sekilas tentang
konsep PBK. Dalam merespon adanya konsep baru ini mereka belum
bertindak sampai pada tataran pemahaman karena konsepnya cukup rumit
dan sulit dipahami apalagi untuk dilaksanakan. Selain itu mereka hanya
memandang dari segi manfaatnya yang seakan-akan menjanjikan adanya
peningkatan kualitas proses dan hasil pembelajaran karena keunggulannya.
Implikasi dari rendahnya nilai pemahaman mereka ini berakibat pada

24
rendahnya intensitas penerapannya. Telah disebutkan sebelumnya bahwa
dalam melaksanakan penilaian kinerja mereka meminta siswa melakukan
sesuatu tetapi belum diikuti dengan pencatatan nilainya. Pada penilaian
yang lain seperti portofolio, yang dilakukan guru belum mencakup data-
data yang lengkap. Penilaian sikap juga sudah dilakukan tetapi belum ada
bukti hasil penilaiannya; sedangkan penilaian diri belum pernah
dilaksanakan. Dengan demikian sulitnya konsep PBK menyebabkan
keterbatasan pemahaman guru dan cara melaksanakannya.
2. Administrasinya terlalu banyak
Banyaknya teknik penilaian dan bentuk instrumen dalam sistem PBK
menyebabkan banyaknya administrasi yang harus dikerjakan oleh guru.
Kenyataan ini akan menambah beban bagi guru karena guru harus kerja
keras dalam melaksanakan tugasnya. Banyaknya jenis penilaian sehingga
menjadi beban. Hal ini akan menimbulkan keengganan bagi guru untuk
menerapkannya. Selain itu yang perlu dipertimbangkan bahwa PBK kurang
tepat untuk desain kelas besar yang satu kelasnya berisi 40 siswa. Juga
keterbatasan sarana prasarana menyebabkan terhambatnya implementasi
sistem PBK. Daftar nilai terlihat cukup rumit karena memuat nilai secara
rinci dari keempat keterampilan berbahasa yang meliputi KD dalam semua
jenis penilaian yang dilaksanakan pada setiap tatap muka sebagai ulangan
formatif. Fakta yang demikian menjadikan guru kerja keras dan telaten.
Guru yang berdedikasi rendah cenderung melakukan sebisanya sehingga
menyebabkan kurang jelas hasilnya.
3. Kurang konsisten dalam Penggunaan Istilah dan Penentuan Teknik Penilaian
Dari hasil analisis dokumen penilaian tentang seperangkat KBK dan KTSP
ditemukan istilah yang berbeda-beda. Dalam Kerangka Dasar KBK dan
Pelayanan Profesional KBK, sistem PBK diistilahkan dengan penilaian
Kelas, pada Petunjuk Khusus Pengembangan Penilaian ditulis dengan
Penilaian Berbasis Kompetensi, dan pada Petunjuk Pelaksanaan ditulis
dengan istilah PBK. PBK adalah sistem penilaian yang menekankan pada

25
penilaian proses pembelajaran. Namun demikian, pada penentuan teknik-
tekniknya terdapat teknik penilaian produk dan penilaian tertulis yang kedua
teknik ini lebih tepat digunakan untuk penilaian hasil belajar.

26
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
1. Penilaian Berbasis Kelas (PBK) adalah proses pengumpulan dan penggunaan
informasi hasil belajar peserta didik yang dilakukan oleh guru untuk menetapkan
tingkat pencapaian dan penguasaan peserta didik terhadap tujuan pendidikan
(standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator pencapaian hasil belajar).
2. Penilaian Berbasis Kelas (PBK) bertujuan untuk memberikan suatu penghargaan
atas pencapaian hasil belajar siswa dan sekaligus sebagai umpan balik untuk
meneguhkan atau melakukan perbaikan program dan kegiatan
pembelajaran.Fungsi penilaian berbasis kelas sebagai kontrol bagi guru dan
semua stake holder pendidikan dalam lingkup sekolah tentang gambaran
kemajuan perkembangan proses dan hasil belajar peserta didik. Objek penilaian
berbasis kelas adalah sebagai berikut: penilaian kompetensi dasar mata pelajaran,
penilaian kompetensi rumpun pelajaran, penilaian kompetensi lintas kurikulum,
penilaian kompetensi tamatan, penilaian terhadap pencapaian ketrampilan hidup.
3. Dalam pelaksanaan penilaian harus memperhatikan prinsip-prinsip berikut: valid,
mendidik, berorientasi pada kompetensi, adil dan obyektif, terbuka,
berkesinambungan, menyeluruh, bermakna.
4. Jenis-jenis penilaian berbasis kelas yaitu: penilaian prestasi belajar (achievement
assessment), penilaian kinerja (performance assessment), penilaian alternative
(alternative assessment), penilaian autentik (authentic assessment), penilaian
portofolio (portofolio assessment).

3.2 Saran
Dari pembahasanprosedur penilaian dan teknik penilaian berbasis kelasdiatas,
telah dijabarkan dari pengertiannya. Mungkin dari pembuatan makalah ini kami
memiliki banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna, kedepanya diharapkan
penulis makalah akan lebih fokus dan teliti dalam menjelaskan tentang makalah

27
diatas dengan sumber-sumber yang lebih banyak yang tentunya dan dapat
dipertanggung jawabkan.

28
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Ramli. 2015. Urgensi Penilaian Hasil Belajar Berbasis Kelas Mata
Pelajaran IPS Di Madrasah Tsanawiyah. (online). Vol. 3 No. 2,
2015.https://jurnal.ar-raniry.ac.id. Diakses tanggal 23 Oktober 2019.
Asrul, , Rusydi Ananda, dan Rosnita. 2014. Evaluasi Pembelajaran. (online).
http://repository.uinsu.ac.id. Diakses tanggal 23 Oktober 2019.
Herawati, Elkaphia. 2013. Penilaian Berbasis Kelas. (online). http://id.scribd.com. Di
akses pada tanggal 28 Oktober 2019.
Inah, Ety Nur. 2012. Penilaian Berbasis Kelas.(online).
http://ejournal.iainkendari.ac.id. Diakses tanggal 23 Oktober 2019.
Listiana. 2017. Perencanaan Dan Pelaksanaan Penilaian Berbasis Kelas Dan
Implikasinya Terhadap Hasil Belajar Matematiaka Siswa Kelas VIII Materi
SPLDV Di MTs Al-IStiqomah Telagawaru Tahun Pelajaran 2016/2017.
(online). http://etheses.uinmataram.ac.id. Diakses tanggal 23 Oktober 2019.
Poerwanti, Endang. 2015. Konsep Dasar Asesmen Pembelajaran. (online).
http://storage.kopertis6.or.id. Diakses tanggal 23 Oktober 2019.
Saefuddin, Asis. 2012. Merancang Teknik Penilaian Berbasis Kelas. (online).
http://media.neliti.com. Diakses tanggal 28 Oktober 2019.

29

Anda mungkin juga menyukai