Anda di halaman 1dari 20

Mata Kuliah : Pengelolaan pembelajaran

Dosen Pengampu : Waddi Fatimah, S.Pd., M.Pd

MAKALAH
PENGELOLAAN EVALUASI DALAM PROSES
PEMBELAJARAN

KELOMPOK XIII
WARFAHNI R (C1C122015)
RAHMIATI (C1C122042)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MEGAREZKY
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah swt yang telah memberikan nikmat,
rahmat, serta keridhaan-NYA sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “pengelolaan evaluasi dalam proses pembelajaran”Makalah ini dapat
terselesaikan atas kerjasama, motivasi dan doa dari berbagai pihak. Pada kesempatan
ini, kami menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini. Oleh karena
itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar menjadi perbaikan
pada makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan
bagi para pembaca.

Makassar, November 2023

Kelompok 13
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................


DAFTAR ISI ...................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................
A. Latar Belakang ...........................................................................................
B. Rumusan Masalah ......................................................................................
C. Tujuan .........................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................
A. Pengertian Evaluasi .....................................................................................
B. Karakteristik Dan Prinsip-Prinsip Evaluasi ..................................................
C. Tujuan Evaluasi ...........................................................................................
D. Metode Evaluasi ..........................................................................................
E. Jenis-Jenis Dan Fungsi Evaluasi ..................................................................
F. Model-Model Evaluasi ...............................................................................
G. Tahap-Tahap Evaluasi.................................................................................
BAB III PENUTUP ........................................................................................
A. Kesimpulan .................................................................................................
B. Saran ...........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Evaluasi hasil belajar merupakan suatu proses yang sistematis untuk menentukan
atau membuat keputusan sampai sejauh mana tujuan-tujuan pengajaran telah
gdicapai oleh siswa. Banyak sekali metode-metode dalam penilaian hasil belajar,
diantaranya dengan menggunakan berbagai teknik penilaian sesuai dengan
kompetensi-kompetensi dasar yang harus dikuasai.

Fungsi atau kegunaan hasil belajar, yaitu kurikuler (alat pengukur ketercapaian
tujuan mata pelajaran), instruksional (alat ukur ketercapaian tujuan proses belajar
mengajar), diagnostik (mengetahui kelemahan siswa, penyembuhan atau
penyelesaian berbagai kesulitan belajar siswa), placement (penempatan siswa
sesuai dengan bakat dan minatnya, serta kemampuannya) dan administratif BP
(pendataan berbagai permasalahan yang dihadapi siswa dan alternatif bimbingan
dan penyuluhanya).
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang di maksud dengan evaluasi ?
2. Apa karakteristik dan prinsip evaluasi ?
3. Apa Tujuan evaluasi ?
4. Apa metode-metode evaluasi ?
5. Apa jenis-jenis dan fungsi evaluasi ?
6. Apa model-model evaluasi ?
7. Apa tahap-tahap evalasi ?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian evaluasi
2. Untuk mengetahui karakteristik dan prinsip evaluasi
3. Untuk mengetahui tujuan evaluasi
4. Untuk mengetahui metode-metode evaluasi
5. Untuk mengetahui jenis-jenis dan fungsi evaluasi
6. Untuk mengetahui model-model evaluasi
7. Untuk mengetahui tahap-tahap evaluasi
BAB II
PEMBAHASAN
A.Pengertian Evaluasi
Pengelolaan adalah suatu rangkaian kegiatan yang berintikan perencanaan,
pengorganisasian, penggerakan, dan pengawasan dalam mencapai tujuan yang
telah ditetapkan sebelumnya. (Putra, 2011)
Evaluasi merupakan istilah serapan dalam bahasa Indonesia yang berasal dari
istilah bahasa inggris evalution. Evalution sendiri berasal dari akar kata value yang
berarti nilai. Selanjutnya dari kata nilai terbentuklah istilah atau kata kajian
“penilaian”yang digunakan sebagai padanan dari istilah evaluasi karena memang
penilaian dapat diartikan sebagaitinakan memberi nilai tentang kualitas sesuatu.
(Nofijanti, 2008: 1)
Evaluasi adalah suatu proses berkelanjutan tentang pengumpulan dan Penafsiran
informasi untuk menilai keputusan-keputusan yang dibuat dalam merancang suatu
Sistem pembelajaran. Pengertian tersebut memiliki tiga implikasi rumusan. Berikut
ini Implikasi tersebut :
1. Evaluasi adalah suatu proses yang terus menerus, sebelum, sewaktu
dan Sesudah proses belajar mengajar.
2. Proses evaluasi senantiasa diarahkan ke tujuan tertentu, yakni untuk
mendapatkan jawaban-jawaban tentang bagaimana memperbaiki
pengajaran.
3. Evaluasi menuntut penggunaan alat-alat ukur yang akurat dan bermakna
untuk mengumpulkan informasi yang dibutuhkan guna membuat
keputusan.Pembelajaran adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru
sedemikian rupa,sehingga tingkah laku peserta didik berubahkearah yang
lebih baik. (Darsono, 2000:24) .
Istilah evaluasi dalam beberapa pengertian dan pendapat termasuk di dalamnya
adalah tes/testing dan penilaian. Namun, istilah evaluasi berbeda dengan istilah
penilaian (assesment). Evaluasi digunakan dalam konteks yang lebih luas dan bisa
dilaksanakan baik secara eksternal (oleh orang yang berada diluar sistem) maupun
internal.
Adapun penilaian digunakan dalam konteks yang lebih sempit dan biasanya
dilaksankan secara internal, yakni oleh orang-orang yang menjadi bagian suatu
sistem.Jadi, pada dasarnya evaluasi dalam proses pembelajaran adalah setiap kegiatan
yang dilakukan baik sebelum, selama proses, dan setelah pembelajaran yang dapat
berupa tes/ujian, tugas, praktikum, dan atau pengamatan dengan instrumen tertentu
untuk mencapai tujuan pembelajaran yang sesuai dengan visi dan misi kehidupan.
Dengan kata lain pengelolaan evaluasi dalam proses pembelajaran adalah suatu
kegiatan perencanaan yang dilakukan untuk mengevaluasi atau menilai proses belajar
siswa dengan didikan gurunya.
Evaluasi pembelajaran merupakan inti bahasan evaluasi yang kegiataannya
dalam lingkup kelas atau dalam lingkup proses belajar mengajar. Evaluasi
pembelajaran kegiatannya termasuk kegiatan evaluasi yang dilakukan oleh seorang
guru dalam menyampaikan materi pembelajaran kepada siswa.
Bagi seorang guru, evaluasi pembelajaran adalah media yang tidak terpisahkan
dari kegiatan mengajar karena melalui evaluasi seorang guru akan dapat mendapatkan
informasi tentang pencapaian hasil belajar. Dengan kata lain evaluasi pembelajaran
merupakan penilaian kegiatan dan kemajuan belajar siswa yang dilakukan secara
berkala berbentuk ujian, praktikum, tugas,dan atau pengamatan oleh dosen atau
pengajar.
B.Karakteristik Dan Prinsip-Prinsip Evaluasi
Dalam proses belajar mengajar evaluasi mempunyai karakteristik penting,
diantaranya sebagai berikut:
1. Memiliki implikasi tidak langsung terhadap siswa yang dievaluasi. Hal ini
terjadi misalkan seorang guru melakukan penilaian terhadap kemampuan tidak
tampak dari siswa yaitu lebih menafsirkan melalui beberapa aspek penting
yang di izinkan seperti melalui penampilan, keterampilan, atau reaksi mereka
terhadap suatu stimulus yang diberikan secara terencana.
2. Evaluasi bersifat tidak lengkap karena evaluasi tidak dilakukan secara
kontinu makahanya merupakan sebagian fenomena saja atau dengan kata lain
apa yang dievaluasihanya sesuai dengan pertanyaan item yang direncanakan
oleh seorang guru.
3. Mempunyai sifat kebermaknaan relatif yang berarti bahwa hasil penilaian
tergantungpada tolak ukur yang digunakan oleh guru. Disamping itu pun
evaluasi tergantung dengan tingkatan ketelitian alat ukur yang digunakan.
Sebagai contoh jika kita mengukur objek dengan penggaris yang mempunyai
ketelitian setengah millimeterakan memperoleh hasil pengukuran yang kasar.
Sebaliknya jika seorang guru mengukur dengan menggunakan alat micrometer
yang biasanya mempunyai ketelitian 0,2 milimeter maka hasil pengukuran
yang dilakukan akan diperoleh hasil ukur yang lebih teliti.
(Sukardi, 2009 : 3 -4)

Selain mempunyai karakteristik, evaluasi juga mempunyai prinsip-prinsip yaitu


sebagai berikut :
1. Mengharuskan adanya prioritas utama pada apa yang dievaluasi. Karena
sebelum menetapkan alat evaluasi, spesifikasi karakteristik yang diukur
perlu ditetapkan secara jelas.
2. Teknik evaluasi harus dipilih berdasarkan karakteristik performasi yang
diukur.Dalam memilih teknik evaluasi, di samping mengacu pada objektivitas,
akurasi dan keterpercayaan, juga mempertimbangkan kesesuaian teknik
dengan aspek karakteristik sasaran yang diukur.
3. Evaluasi harus kemprehensif, memiliki keterpaduan berbagai teknik. Tidak
ada satu jenis instrumen atau prosedur tunggal yang bisa digunakan untuk
mengukur semuaproses dan hasil belajar. Penggunaan teknik evaluasi secara
tepat memerlukankesadaran akan keterbatasannya. Suatu pengukuran akan
memiliki eror yang perlu dipertimbangkan secara mantap. Kegiatan evaluasi
pembelajaran ini hendaknya dilaksanakan secara menyeluruh, yakni dengan
mencakup seluruh aspek pribadi siswa, baik kognitif, afektif maupun
psikomotor. Selain itu, evaluasi juga hendaknya dilakukan baik terhadap
proses maupun hasil belajar siswa.
4. Evaluasi adalah alat untuk mencapai tujuan. Tujuan merupakan kriteria
utama dalam menentukan arah kegiatan evaluasi. Sasaran kegiatan evaluasi
adalah untuk melihat tercapai tidaknya pelaksanaan kegiatan pembelajaran.
Untuk itu, tujuan pembelajaran merupakan landasan utama yang dijadikan
patokan dalam melaksanakan evaluasi pembelajaran.
5. Kegaiatan pembelajaran juga harus dilaksanakan secara objektif. Artinya,
evaluasi yang dilaksanakan memang benar-benar sesuai dengan kenyataan
yang ada. Apabilahasil evaluasi pembelajaran yang diperoleh siswa tertentu
adalah A, maka bila dievaluasi oleh pendidik lain juga memperoleh nilai A.
Sebaliknya, apabila seorang siswa mendapat nilai E, bila dinilai oleh pendidik
lain juga mendapat niali E.
6. Evaluasi juga harus bersifat Kooperatif, artinya dalam pelaksanaan evaluasi
pembelajaran harus bekerja sama dengan semua pihak yang terlibat dalam
kegiatan evaluasi. Pihak-pihak tersebut bisa guru, bimbingan, orang tua, wali
kelas, tenaga administrasi, kepala sekolah atau bahkan siswa sendiri.
7. Selain itu evaluasi harus bersifat Kontinyuitas. Evaluasi pembelajaran harus
dilaksanakan secara terus-menerus atau berkesinambungan selama proses
pelaksanaan pembelajaran. Evaluasi pembelajaran tidak hanya ditujukan pada
hasil akhir yang dicapai melainkan harus dilakukan sejak penyusunan rencana
sampai tahap pelaporan akhir bahkan sampai tindak lanjut.
8. Praktis, ekonomis dan mendidik, evaluasi pembelajaran yang baik harus
mudah dilaksanakan, rendah biaya, efisiensi waktu, tenaga serta bisa
mencapai tujuansecara optimal. Evaluasi pembelajarn juga harus memberikan
motivasi kepada siswa untuk meningkatkan prestasi belajar.
(Nofijanti, 2008:13 - 14)

Sedangkan menurut Slameto (2001:1) evaluasi harus mempunyai minimal


tujuh prinsip yaitu terpadu, menganut cara belajar siswa aktif, kontinuitas,
koherensi dengantujuan, menyeluruh,membedakan (diskriminasi) dan pedagogis.
C. Tujuan Evaluasi
Diantara tujuan-tujuan yang harus dicapai dalam evaluasi pembelajaran adalah:
1. Menentukan angka kemajuan atau hasil belajar pada siswa. Berfungsi sebagai:
a) Laporan kepada orang tua / wali siswa.
b) Penentuan kenaikan kelas
c) Penentuan kelulusan siswa.
2. Penempatan siswa ke dalam situasi belajar mengajar yang tepat dan serasi
tingkat kemampuan, minat dan berbagai karakteristik yang dimiliki.
3. Mengenal latar belakang siswa (psikologis, fisik dan lingkungan) yang
berguna baik bagi penempatan maupun penentuan sebab-sebab kesulitan belajar
para siswa, yakni berfungsi sebagai masukan bagi tugas Bimbingan dan
Penyuluhan (BP).
4. Sebagai umpan balik bagi guru, yang pada gilirannya dapat digunakan untuk
memperbaiki proses belajar mengajar dan program remdial bagi siswa. Selain
itu, berdasarkan Undang-Undang Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 Bab XVI Pasal
57 (1) memiliki fungsi: “Evaluasi pendidikan dilakukan dalam rangka
pengendalian mutu pendidikan secara nasional sebagai bentuk akuntabilitas
penyelenggara pendidikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan”.

Sedangkan menurut Sukardi, (2009: 9-10). Evaluasi dalam kaitannya dengan


belajar mengajar minimalnya mempunyai enam tujuan, keenam tujuan evaluasi
sebagai berikut:
1. Menilai ketercapaian (Attaiment) tujuan. Ada keterkaitan antara tujuan belajar,
metode evaluasi, dan cara belajar siswa. Cara evaluasi biasanya akan
menentukan cara belajar siswa, sebaliknya tujuan evaluasi akan menentukan
metode evaluasi yang digunakan oleh seorang guru.
2. Mengukur macam-macam aspek belajar yang bervariasi. Belajar di
kategorikan sebagai kognitif, psikomotor, dan afektif. Batasan tersebut umumnya
dieksplisitkan sebagai pengetahuan, keterampilan, dan nilai. Semua tipe belajar
sebaiknya dievaluasi dalam proporsi yang tepat. Guru memilih evaluasi pada
umumnya sesuai dengan tipe tujuan. Proses ini menjadikan lebih mudah
dilaksanakan, jika seorang guru menyatakan tujuan dan merencanakan evaluasi
secara berkaitan.
3. Sebagai sarana (Means) untuk mengetahui apa yang siswa telah ketahui.
Setiap orang masuk kelas dengan membawa pengalamannya masing-masing.
Siswa mungkin juga memiliki karakteristik yang bervariasi misalnya dari
keluarga ekonomi menengah atau atas, keluarga yang pecah, dan keluarga yang
telah memiliki keterampilan khusus.
4. Memotifasi belajar siswa. Evaluasi juga harus dapat memotifasi belajar siswa.
Guru harus menguasai bermacam-macam teknik motifasi, tetapi masih sedikit
diantara para guru yang mengetahui teknik motifasi yang berkaitan dengan
evaluasi.
5. Menyediakan informasi untuk tujuan bimbingan dan konseling. Informasi
diperlukan jika bimbingan dan konseling yang efektif diperlukan, infomasi yang
berkaitan dengan problem pribadi seperti data kemampuan, kualitas pribadi,
adaptasi social, kemampuan membaca, dan skor hasil belajar.
6. Menjadikan hasil evaluasi sebagai dasar perubahan kurikulum. Keterkaitan
evaluasi dengan instruksional adalah sangat erat. Hal ini karena evaluasi
merupakan salah satu bagian dari instruksional. Disamping itu, antara
instruksional dengan kurikulum juga saling berkait seperti instruksional dapat
berfungsi sebagai salah satu komponen penting suatu kurikulum.
D.Evaluasi Metode
Secara garis besar metode evaluasi dalam pendidikan dapat dibedakan menjadi
dua macam bentuk, yaitu tes dan nontes.
1. Tipe evaluasi tes. Tes adalah alat yang direncaakanuntuk mengukur
kemampuan, keahlian atau pengetahuan. (Mulyadi, 2010:56).
Sehingga dalam hal ini tes mempunyai arti bahwa tes adalah sebuah alat, harus
direncanakan, dalam arti dilakukan persiapan, prinsip-prinsip dan syarat-syara
tertentu serta berfungsi sebagai alat pengukur kemampuan, kecakapan dan
pengetahuan anak.Tes tulis ini biasanya digunakan utamanya untuk untuk
memperoleh data, baik data kuantitatif maupun kualitatif.
Tes tertulis juga dapat dibedakan menjadi dua, yaitu tes objektif dan tes esai. Tes
objektif pada umumnya digunakan sebagai evaluasi guna mengungkap atau
menghafal kembali dan mengenal materi yang telah diberikan. Sedangkan tes esai
pada umumnya dapat dibedakan ke dalam dua jawaban berbeda, yaitu jawaban
terbatas dan jawaban luas. Evaluasi berdasarkan essai ini digunakan untuk
menerangkan, mengontraskan, menunjukan hubungan, memberikan pembuktian
dan sebagainya.

2. Tipe evaluasi non tes Tekik nontes adalah alat yang dilakukan tanpa melalui
tes. (Mulyadi, 2010: 61)
Tes ini digunakan untuk menilai karaktesristik lain dari murid, misalnya komitmen
ibadah murid. Tipe ini digunakan untuk mengevaluasi penampilan dan aspek-
aspek belajar efektif dari siswa. Ketepatan alat nontes perlu diperhatikan oleh para
guru, karena seringkali dalam penggunaan evaluasi memerlukan pertimbangan
subjektivitas yang dapat menghasilkan penilaian yang mungkin bervariasi diantara
dua orang guru. Alat nontes kadang ada yang menggunakan pengukuran, tetapi
ada pula yang tidak menggunakan pengukuran, sebagai contoh observasi, bentuk
laporan, angket atau kuesioner.
E.Jenis-Jenis Dan Fungsi Evaluasi
Evaluasi dapat dibedakan menjadi dua kategori:
1. Evaluasi formatif yaitu evaluasi yang dilaksanakan di tengah satuan waktu
pembelajaran setelah beberapa satuan materi pembelajaran diselesaikan untuk
mencari tahu sejauh mana siswa sudah menguasai tujuan instruksional atau
kompetensi dasar yang telah ditetapkan. Melalui evaluasi normatif dapat
diperoleh informasi yang berguna untuk memperbaiki dan meningkatkan proses
belajar mengajar.
2. Evaluasi Sumatif yaitu evaluasi yang dilaksanakan pada akhir semester setelah
sejumlah materi pembelajaran diselesaikan untuk menentukan hasil dan
kemajuan belajar siswa, termasuk urutan-urutan kemampuan siswa dalam
kelompoknya.

Evaluasi memiliki fungsi sebagai berikut :


1. Kurikuler (alat pengukur ketercapaian tujuan mata pelajaran).
2. Instruksional (alat ukur ketercapaian tujuan proses belajar mengajar).
3. Diagnostik (mengetahui kelemahan siswa, penyembuhan atau penyelesaian
berbagai kesulitan belajar siswa).
4. Placement (penempatan siswa sesuai dengan bakat dan minatnya, serta
kemampuannya).
5. Administratif BP (pendataan berbagai permasalahan yang dihadapi siswa dan
alternatif bimbingan dan penyuluhanya).

Adapun menurut (Nofijanti, 2008: 12) fungsi evaluasi adalah sebagai berikut :
1. Fungsi penempatan (placement) yaitu evaluasi yang hasilnya digunakan
sebagai pengukur kecakapan yang diisyaratkan diawal suatu program
pendidikan. Dengan kata lain, evaluasi ini dilaksanakan untuk mengukur
performasi awal sewaktu siswa mulai masuk suatu program pendidikan.
2. Fungsi selektif yaitu evaluasi yang dilaksanakan sebagai upaya memilih (to
select) antara lain misalnya: memilih siswa yang dapat diterima disekolah
tertentu; memilih siswa yang dapat naik kelas atau tidak atau tidak; memilih
beasiswa yang seharsnya mendapat beasiswa, dan lain-lain.
3. Fungsi diagnostik, yaitu evaluasi yang digunakan dalam melakukan evaluasi
cukup persyaratan, maka dengan melihat hasilnya guru akan dapat mengetahui
kelemahan siswa. Jadi, dengan mengadakan evaluasi, pada dasarnya guru
mengadakan diagnosis kepada siswa mengenai kebaikan dan kelemahannya
sehingga daat lebih mudah dicarikan jalan keluar untuk mengatasinya.
4. Fungsi pengukur keberhasilan yaitu evaluasi yang dimaksudkan untuk
mengetahui sejauh mana suatu program pendidikan berhasil.
F. Model-Model Evaluasi
Berbagai pakar evaluasi mengemukakan macam-macam konsep atau model
evaluasi, diantaranya:
1. Pengukuran
Model evaluasi ini tidak terlepas dari penegrtian kuantitas atau jumlah. Hasil
pengukuran selalu dinyatakan dalam bentuk bilangan, diterapkan dalam
proses evaluasi untuk melihat dan mengungkapkan perbedaan-perbedaan
individual maupun kelompok dalam hal kemampuan, minat, sikap maupun
kepribadian, yang hasilnya diperlukan dalam rangka seleksi, bimbingan
perencanaan pendidikan bagi para siswa disekolah.
2. Persesuaian
Model evaluasi persesuaian adalah usaha untuk memeriksa persesuaian
antara tujuan-tujuan pendidikan yang diinginkan dan hasil belajar yang
dicapai yang menyangkut perubahan-perubahan yang diinginkan.
3. Evaluasi Sistem Pendidikan
Model evaluasi yang bertitik tolak dari pandangan bahwa keberhasilan suatu
program pendidikan dipengaruhi oleh beberapa faktor,ciri anak didik
maupun lingkungan sekitarnya, tujuan program dan peralatan yang dipakai,
serta prosedur dan mekanisme pelaksanaan program itu sendiri. Model
evaluasi ini dimaksudkan untuk memenadingkan kinerja dari berbagai
dimensi program yang sedang dikembangkan dengan sejumlah kriteria
tertentu, untuk akhirnya sampai pada suatu deskripsi dan jajment mengenai
program yang dinilai.
4. Iluminasi
Model evaluasi ini menekankan pada evaluasi kualitatif dan terbuka. Hasil
evaluasi yang dilaporkan lebih bersifat deskriptif dan interpretasi, bukan
pengukuran dan prediksi. Model ini memandang fungsi evaluasi sebagai
input untuk kepentingan pengambilan keputusan dalam rangka penyesuaian-
penyesuaian dan penyempurnaan program yang sedang dikembangkan.
Objek evaluasi model ini meliputi:
a. Latar belakang dan perkembangan yang dialami program.
b. Proses pelaksanaan program itu sendiri.
c. Hasil belajar yang diperlihatkan para siswa.
d. Kesukaran-kesukaran yang dialami program, sejak dari perencanaan
sampai proses pelaksanaan.
G. Tahap-Tahap Evaluasi
Dalam proses evaluasi memiliki beberapa tahap, diantaranya:

1. Menyusun rencana evaluasi hasil belajar


Perencanaan evaluasi hasil belajar umumnya mencakup 6 (enam) jenis kegiatan,
yaitu: merumuskan tujuan dilaksankannya evaluasi, menentukan aspek-aspek
yang akan dievaluasi, memilih dan menentukan teknik yang kan dipergunakan
dalam pelaksanaan evaluasi, menyusun alat-alat pengukur yang akan digunakan
dalam pengukuran dan penilaian hasil peserta didik, menentukan tolak ukur,
norma atau kriteria yang akan dijadikan pegangan atau patokan dalam
memberikan interpretasi terhadap data hasil evaluasi, menentukan frekuensi dan
kegiatan evaluasi hasil belajar.

2. Menghimpun data Dalam evaluasi hasil belajar, wujud nyata dari kegiatan
menghimpun data adalah melaksanakan pengukuran, misalnya dengan
menggunakan tes (tes formatif, sumatifmaupun sub sumatif) ataupun juga
dengan teknik non tes (seperti : wawancara, angket maupun pengamatan).

3. Melakukan verifikasi data Kegiatan memverifikasi data dilakukan setelah


menghimpun data melalui tes maupun non tes, selanjutnya guru peru
melakukan verifikasi (penyaringan) hasil tes tersebut. Dianalisis Verifikasi
dimaksudkan untuk memisahkan data yang “baik” (data yang mendukung
evaluasi) dengan data yang “kurang baik” (data yang tidak mendukung
evaluasi).

4. Mengolah dan menganalisis data Kegiatan ini dilakukan dengan maksud


memberikan makna terhadap data yang telah berhasil dihimpun dalam kegiatan
evaluasi. Dalam mengolah dan ini dapat dipergunakan teknik statistik dan/atau
teknik non statistik, tergantung jenis data yang akan diolah dan dianalisis.
5. Memberikan interpretasi dan menarik simpulan penafsiran atau interpretasi
terhadap data hasil evaluasi belajar pada hakekatnya merupakan verbalisasi dari
makna yang terkandung dalam data yang telah mengalami pengolahan dan
penganalisisan. Atas dasar interpetasi terhadap data hasil evaluasi itu pada
akhirnya dapat dikemukkan simpulan-simpulan tertentu, misalnya siswa telah
atau belum tuntas daa pembelajaran.

6. Tindak lanjut hasil evaluasi Bertujuan untuk mengambil keputusan atau


merumuskan kebijakan-kebijakan yang dipandang perlu sebagai tindak lanjut
dari kegiatan evaluasi. (Nofijanti, 2008: 8)
DAFTAR PUSTAKA

Darsono, Max, dkk. 2000. Belajar dan Pembelajaran. Semarang: IKIP Semarang
Press.

Lilik Nofijanti, dkk. 2008. Evaluasi Pembelajaran. Surabaya: LAPIS PGMI.

Mulyadi. 2010. Evaluasi Pendidikan Malang: UIN Maliki Press.

Putra, Zulfikar. 2011. Pengertian Pengelolaan. http://id.shvoong.com diakses pada


tanggal 30 Mei 2013

Slameto. 2001. Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Sukardi. 2009. Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.


http://disdikprovkalsel.info/asset/images/berita/a.jpg.

Anda mungkin juga menyukai