Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

OBJEK, SUBJEK DAN RUANG LINGKUP EVALUASI


PROSES HASIL BELAJAR

DosenPengampu:
Linda Ayu Pertiwi, M.Pd

DisusunOlehKelompok 3:
1. Bili Nabila Putri : PM.02.221.1009
2. Devi Pratika Sari : PM.02.221.1019
3. Fitra Faiqotul Himmah : PM.02.221.1032

YAYASAN NURUL ISLAM


INSTITUT AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH
IBTIDAIYAH
2024
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb.
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT. yang telah
memberikan pentunjuk, rahmat dan hidayahnya kepada kami sehingga kami
diberikan kemudahan dan kelancaran dala menyelesaikan makalah “Objek, Subjek
Dan Ruang LingkupEvaluasi Proses Hasil Belajar”. Untuk memenuhi tugas mata
kuliah Evaluasi Proses Hasil Belajar.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Linda Ayu Pertiwi, M. Pd,
yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan
wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni dan kepada pihak yang
telah membantu sehingga dapat terselesaikan makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini tidak lepas dari kekurangan. Untuk
itu, kritik dan saran yang membangun sangat kami butuhkan untuk
menyempurnakan makalah ini dari segala kekurangannya. Harapan kami semoga
makalah ini bisa memiliki banyak manfaat untuk para pembacanya.
Wassalamualaikum Wr.Wb.

Muara Bungo, 16 Maret 2024

Kelompok 3

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................. ii
DAFTAR ISI ............................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1
A. Latar Belakang ........................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................... 1
C. Tujuan ..................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................. 3
A. Objek Evaluasi Proses Hasil Belajar ........................................................ 3
B. Subjek Evaluasi Proses Hasil Belajar ....................................................... 5
C. Ruang Lingkup Evaluasi Proses Hasil Belajar ......................................... 7
BAB III PENUTUP ..................................................................................... 10
A. Kesimpulan ............................................................................................. 10
B. Saran ....................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 11

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penilaian pendidikan merupakan bagian dari kegiatan guru untuk
mendukung tercapainya tujuan pendidikan tersebut, dan termasuk penilaian hasil
belajar dalam penilaian yang dilakukan guru, yang dilakukan untuk mengukur
hasil belajar siswa. Pengetahuan dan keterampilan setelah menerima materi dan
instruksi dari guru. Penilaian Hasil Belajar, hal ini sangat penting karena guru
harus melaksanakannya dengan benar-benar professional dan objektif karena dari
pihak guru akan menentukan siswa berhasil atau tidak.
Tiga istilah menguji, mengukur, dan mengevaluasi terkadang digunakan
secara bergantian, tetapi sebagian besar pengguna membedakan ketiga istilah
tersebut. Evaluasi lebih bersifat komprehensif dan mencakup pengukuran, dan
pengujian adalah salah satu alat ukurnya. Pengukuran lebih terbatas pada deskripsi
kuantitatif (angka) kemajuan belajar siswa, sedangkan penilaian dan evaluasi
lebih bersifat kualitatif. Valuasi dan appraisal juga pada hakekatnya adalah proses
pengambilan keputusan tentang nilai suatu objek.
Salah satu penekanan dalam kurikulum 2013 adalah evaluasi autentik.
Evaluasi autentik adalah kegiatan menilai siswa yang menekankan pada apa yang
seharusnya dinilai, baik proses maupun hasil dengan berbagai instrument evaluasi
yang disesuaikan dengan tuntutan kompetensi yang ada di Standar Kompetensi
(SK) atau Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD). Dalam kurikulum
2013 mempertegas adanya pergeseran dalam melakukan evaluasi, yakni dari
evaluasi melalui tes (mengukur pengetahuan berdasarkan hasil saja), menuju
evaluasi autentik (mengukur kompetensi sikap, keterampilan danpengetahuan
berdasarkan proses dan hasil).
B. Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang diatas, dapat diambil suatu rumusan masalah
yang akan dibahas dalam makalah ini yaitu:
1. Apa itu objek evaluasi proses hasil belajar?
2. Apa itu subjek evaluasi proses hasil belajar?

1
2

3. Apa saja ruang lingkup evaluasi proses hasil belajar?


C. Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui objek evaluasi proses hasil belajar.
2. Untuk mengetahui subjek evaluasi proses hasil belajar.
3. Untuk mengetahui ruang lingkup evaluasi proses hasil belajar.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Objek Evaluasi Proses Hasil Belajar
Objek atau sasaran evaluasi pembelajaran adalah segala sesuatu yang
menjadi titik pusat pengamatan, karena evaluator menginginkan informasi tentang
sesuatu tersebut. Jika dikaitkan dengan pembelajaran, maka objek evaluasinya
adalah anak didik. Namun jika dikaitkan dengan pengajaran, tentu saja objek
evaluasinya adalah para pendidik. Pada ranah yang lebih luas lagi, jika penilaian
atau evaluasi itu dikaitkan dengan dunia pendidikan, tentu saja objeknya adalah
dunia pendidikan itu sendiri dengan berbagai stakeholder di dalamnya yang
mencakup semua aspek yang berkelindan di dalam dunia pendidikan itu sendiri.
Begitu juga dengan objek yang dikaitkan dengan sistem pembelajaran, maka tentu
saja yang dievaluasi adalah sistem pembelajaran dan pengajaran yang digunakan.
Dengan demikian, dalam evaluasi pembelajaran, maka objeknya bisa
bermacam-macam, mulai dari sistem, anak didik, pendidik, hingga institusi
sekolah itu sendiri. Namun, karena buku ini mengkhususkan pada evaluasi
pembelajaran, maka objek evaluasi pembelajaran tentu saja adalah anak didik dan
pendidik itu sendiri. 1
Dalam pendidikan terdapat tiga aspek yang selalu ada dalam setiap
kegiatan apa pun dalam proses pendidikan, yaitu aspek input, proses/transformasi,
dan output. Karena itulah, dalam memahami objek evaluasi pembelajaran ini,
tidak akan lepas dari ketiga aspek tersebut.
1. Input, objek penilaiannya meliputi: kemampuan, kepribadian, sikap, dan
inteligensi yang dimiliki oleh siswa sebagai subyek didik.
2. Transformasi, yang objek penilaiannya meliputi unsur-unsur: kurikulum,
materi pelajaran, metode dan strategi penilaian, sarana pendidikan atau
media, sistem administrasi, serta guru dan personal lainnya.

1
Haryanto, Evaluasi Pembelajaran (Konsep Dan Manajemen), (Yogyakarta: UNY Press, 2020), h.
78.

3
4

3. Output, penilaian terhadap lulusan (output) sesuatu sekolah dilakukan untuk


mengetahui seberapa jauh tingkat pencapaian/prestasi belajar siswa selama
mengikuti program. Alat yang digunakan untuk mengukur pencapaian ini
disebut tes pencapaian atau achievement tes.2
Sebagai objek evaluasi pembelajaran, anak didik adalah bahan mentah
atau input yang akan diolah dan dikembangkan menjadi manusia yang
berpengetahuan, berketerampilan, dan berkepribadian yang baik. Dalam hal ini,
anak didik yang baru masuk itu memiliki karakteristik atau kekhususan tersendiri
yang bisa memengaruhi keberhasilan dalam belajar. Karena itulah, sebagai objek
evaluasi, ada tiga aspek yang bisa dievaluasi dalam diri anak didik itu, yaitu (1)
aspek kepribadian; (2) aspek kemampuan; (3) aspek sikap.
a. Aspek Kepribadian
Kepribadian adalah sesuatu yang terdapat dalam diri manusia dan
menampakkan bentuknya dalam tingkah laku. Dalam hal tertentu, informasi
tentang kepribadian sangat diperlukan, sedangkan alat untuk mengetahui
kepribadian seseorang disebut dengan tes kepribadian (personality test).
Biasanya kepribadian dibicarakan dalam pengertian apa yang membuat
seseorang berbeda dari orang lain, apa yang membuatnya unik dibanding yang
lain. Aspek kepribadian seperti ini disebut "kekhasan individual" (individual
differences). Dalam beberapa teori, masalah ini menjadi isu sentralnya. Teori-
teori jenis ini bahkan lebih memusatkan perhatiannya pada hal-hal seperti tipe,
sifat dan tes-tes yang dapat membantu kita mengategorisasi dan membandingkan
satu orang dengan orang lain. Misalnya ada orang yang neurotik, sementara yang
lain tidak; ada yang introvert (tertutup) dan ada juga yang ekstrovert (terbuka);
dan lain sebagainya. 3
b. Aspek Kemampuan
Aspek kemampuan berarti lebih kepada aspek kognitif anak didik yang
harus dievaluasi dengan proporsional dan objektif. Yang termasuk dalam hal ini

2
Ibadullah malawi & Endang Sri Maruti, Evaluasi Pendidikan, (Jawa Timur: CV. AE Media
Grafika, 2016), h. 7.
3
Haryanto,..., h. 79.
5

adalah aspek inteligensinya, ingatannya, cara menginterpretasi data, prinsip


pengerjaan yang dilakukan, pemikiran atau penalaran logisnya, dan aspek
kognitif lainnya.
Agar bisa mendapatkan informasi tentang hal itu yang bisa membantu
dalam melakukan evaluasi pembelajaran adalah dengan melakukan tes bakat atau
tes kemampuan (atitude test). Hal ini dilakukan untuk bisa mengetahui
kemampuan yang dimiliki oleh anak didik dalam mengikuti program
pembelajaran yang akan mereka ikuti.
c. Aspek Sikap
Sikap pada dasarnya adalah bagian dari tingkah laku manusia, sebagai
gejala atau gambaran kepribadian yang memancar keluar dan bisa diamati dan
dinilai oleh orang lain. Namun, karena sikap ini merupakan sesuatu yang paling
menonjol dan sangat dibutuhkan dalam pergaulan, maka diperolehnya informasi
mengenai sikap seseorang menjadi penting sekali dalam dunia pembelajaran.
Karena itulah, aspek sikap ini juga penting untuk dievaluasi terlebih dahulu bagi
para anak didk sebelum mengikuti program pendidikan tertentu. Untuk menilai
sikap tersebut, digunakan alat berupa tes sikap (attitude test), atau sering dikenal
dengan skala sikap (attitude scale), sebab tes tersebut berbentuk skala.
Selain anak didik, pendidik juga harus mendapatkan evaluasi terkait
dengan pemahaman, keterampilan, metode pengajaran, dan cara memperlakukan
anak didiknya. Hal ini sangat penting agar dalam proses pembelajaran yang
membutuhkan interaksi antara dua pihak, yaitu anak didik dan pendidik, terjadi
integrasi mutualis-konstruktif yang mampu memberikan kemajuan dalam proses
transfer pengetahuan dan pengembangan dunia pendidikan pada umumnya. 4
B. Subjek Evaluasi Proses Hasil Belajar
Subjek atau pelaku evaluasi ialah orang yang melakukan pekerjaan
evaluasi dalam bidang pendidikan. 5 Subjek ealuasi sering diartikan sebagai pelaku
atau pelaksana yang melakukan pekerjaan evaluasi atau orang yang terlibat dalam

4
Ibid, h. 80.
5
Anas Sudijoni, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2011), h.
28.
6

evaluasi. 6 Berbicara tentang subyek eavaluasi pendidikan disekolah, kiranya perlu


dikemukakan disini, bahwa mengenai siapa yang disebut sebagai sebyek evaluasi
pendidikan itu akan sangat bergantung pada, atau ditentukan oleh suatu aturan
yang menetapkan pembagian tugas untuk melakukan evaluasi tersebut. Jadi
subyek evaluasi tersebut berbeda-beda orangnya.
Dalam kegiatan evaluasi pendidikan dimana sasaran evaluasinya adalah
prestasi belajar, maka sabjek evaluasinya adalah guru atau dosen yang mengasuh
mata pelajaran tertentu. Jika evaluasi yang dilakukan itu sasarannya adalah sikap
peserta didik, maka subjek evaluasinya adalah guru atau petugas yang belum
melaksanakan evaluasi tentang sikap itu, terlebih dahulu telah memperoleh
pendidikan atau latihan mengenai cara-cara menilai sikap seseorang. Jika sasaran
yang dievaluasi kepribadian peserta didiki, dimana pengukuran tentang
kepribadian itu dilakukan dengan menggunakan instrument berupa tes yang
sifatnya baku, maka subjek evaluasinya adalah seorang psikolog, karena psikolog
merupakan seseorang yang memang telah di didik untuk menjadi tenaga ahli yang
professional dibidang psikologi.7 Untuk dapat menjadi evaluator seseorang harus
memenuhi persyaratan sebagai berikut :
1. Mampu melaksanakan, persyaratan pertama yang harus dipenuhi oleh
evaluator adalah bahwa mereka harus memiliki kemampuan untuk
melaksanakan evaluasi yang didukunng oleh teori dan keterampilan praktik.
2. Cermat, dapat melihat celah-celah dan detail dari program dan bagian
program yang akan dievaluasi.
3. Objektif, tidak mudah dipengaruhi oleh keinginan pribadi, agar dapat
mengumpulkan data sesuai dengan keadaannya, selanjutnya dapat mengambil
kesimpulan sebagaimana diatur oleh ketentuan yang harus diikuti.
4. Sabar dan tekun, agar dalam melaksanakan tugas dimulai dari membuat
rancangan kegitan dalam bentuk penyusunan proposal, menyusun instrument,
mengumpulkan data, dan menyusun laporan, tidak gegabah dan tergesa-gesa.

6
Daryanto, Belajar Mengajar, (Bandung: CV Yrama Widya, 2010), h. 138.
7
Muhammad Nurman, Evaluasi pendidikan, (Mataram: CV. Sanabil, 2015), h. 20-21.
7

5. Hati-hatu dan bertanggung jawab, yaitu melakukan pekerjaan evaluasi dengan


penuh pertimbangan, namun apabila masih ada kekeliruan yang diperbuat,
berani menanggung resiko dan segala kesalahannya.
Berdasarkan persyaratan diatas dapat disimpulkan bahwa tidak semua
orang bisa menjadi evaluator. Ada dua kemungkinan asal orang yang dapat
menjadi evaluator program ditinjau dari program yang akan dievaluasi. Masing-
masing mempunyai kelebihan dan kekurangan. Menentukan asal evaluator harus
mempertimbnagkan keterkaitan orang yang bersangkutan dengan program yang
akan dievaluasi. Berdasarkan pertimbangan tersebut evaluator dapat
diklasifikasikan menjadi dua macam, yaitu evaluator dalam dan evaluator luar.
1. Evaluator Dalam (Internal Evaluator).
Evaluator dalam adalah petugas evaluasi program yang sekaligus
merupakan salah seorang dari petugas atau angggota pelaksana program pelaksana
yang dievaluasi.
2. Evaluator Luar (Eksternal Evaluator)
Evaluator Luar adalah orang-orang yang tidak terkait dengan kebijakan
dan implementasi program. Mereka berada diluar dan minta oleh pengambil
keputusan untuk mengambilkeputusan untuk evaluasi keberhasilan program atau
keterlaksanaan kebijak yang diputuskan. Melihat bahwa status mereka berada
diluar program dan dapat bertindak bebas sesuai dengan keinginan mereka sendiri
maka tim evaluator luar ni biasa dikenal dengan nama tim bebas atau independen
team. 8
C. Ruang Lingkup Evaluasi Proses Hasil Belajar
Ruang lingkup evaluasi berkaitan dengan objek evaluasi itu sendiri. Jika
objek tersebut mengenai pembelajaran, makasemua hal yang berkaitan dengan
pembelajaran menjadi ruang lingkup evaluasi pembelajaran. Adapun ruang
lingkup evaluasi pembelajaran dapat ditinjau dari beberapa perspektif, yaitu

8
Suharsimi Arikunto & Cepi Safrudin Abdul Jabar, Evaluasi Program pendidikan, (Jakarta: Bumi
Aksara 2010), h. 22-24.
8

domain hasil belajar, sistem pembelajaran, proses dan hasil belajar, serta
kompetensi. 9
Dalam sistem pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan, baik tujuan
kurikuler maupun tujuan intruksional, menggunakan klasifikasi hasil belajar dari
Benyamin Bloom yang secara garis besar membaginya menjadi tiga ranah, yakni
ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotor. Ketiga ranah tersebut menjadi
objek penilaian hasil belajar. Di anatara ketiga ranah itu, ranah kognitiflah yang
paling banyak dinilai oleh para guru di sekolah karena berkaitan dengan
kemampuan para siswa dalam menguasai isi bahan pengajaran. Merujuk pada
Taksonomi yang dibuat untuk tujuan pendidikan , Taksonomi ini pertama kali
disusun oleh Benjamin S. Blom bahwa ruang lingkup yang menjadi tujuan
daripada pendidikan adalah ranah/domain kognitif, afektif dan psikomotor.10
1. Cognitive Domain (Ranah Kognitif/Kemampuan Intelektual) terdapat 6
tingkatan yaitu :
a) Pengetahuan; Kemampuan mengingat/menghafal fakta, istilah, Prinsip,
teori, Proses dan pola Struktur.
b) Pemahaman; Kemampuan mengungkapkan kembali dengan bahasa
sendiri tetang teori, prinsip-prinsip, konsep, sistem, struktur sehingga
melahirkan ide dan gagasan
c) Penerapan; Kemampuan mengaplikan ide dan gagasan dari teori-teori,
prinsip-prinsip, rumus-rumus, abstrak kesituasi yang konkrit.
d) Analisis; Kemampuan menguraikan, mengidentifikasi, keseluruhan/suatu
system yang berhubungan dari ide dan gagasan yang telah diaplikasikan.
e) Sintesis; Kemampuan menyatukan komponen-komponen sehingga dapat
ditarik kesimpulan (suatu hasil yang baru).
f) Evaluasi; Kemampuan untuk mengembangkan suatu ide, situasi, nilai-
nilai dan metode (sintesis) berdasarkan kriteria.

9
Andri Kurniawan, dkk, Evaluasi Pembelajaran, (Padang: PT. Global Eksekutif Teknologi, 2022),
h. 5.
10
Ibid, h. 6.
9

2. Affektive Domain (Ranah Afektif/ Kemampuan Emosi dan Minat) terdapat 5


tingkatan yaitu:
a) Penerimaan; Kemampuan menerima dan memahami apa yang
disampaikan oleh pendidik. Responsive; Kemampuan menanggapi atau
melibatkan diri terhadap materi yang diberikan dan siswa mampu
berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran.
b) Penghargaan/penilaian; Kemampuan memberi nilai terhadap stimulus,
informasi respon/ materi yang diberikan yang informasinya bermanfaat.
c) Pengorganisasian/mengelola; Kemampuan mengorganisasikan stimulus,
materi, informasi ke dalam system yang dimiliki.
d) Karakterisasi; Kemampuan mengintregasikan nilai menjadi bagian yang
terpadu.
3. Psychomotor Domain (Ranah Psikomotor) keterampilan motorik halus dan
motorik kasar dalam melakukan tindakan, Terdapat 4 tingkatan yaitu: 11
a) Menirukan: Kemampuan menirukan apa yang diajarkan oleh guru.
b) Memanipulasi: Kmampuan menambah tindakan-tindakan yang diajarkan
pendidik.
c) Artikulasi/ketepatan waktu: Kemampuan mengkoordinasikan tindakan-
tindakan secara tepat dan teratur.
d) Naturalisasi: Kemampuan melakukan tindakan secara alami dengan tidak
menggunakan tenaga lebih .

11
Ibid, h. 7.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pemaparan makalah diatas dapat kami simpulkan bahwa
objek evaluasi adalah hal-hal yang dievaluasi, seperti pengetahuan, keterampilan,
sikap, atau nilai-nilai tertentu yang ingin diukur. Subjek evaluasi adalah mereka
yang melakukan evaluasi, seperti guru, dosen, atau penilai lainnya. Ruang lingkup
evaluasi mencakup berbagai aspek yang dievaluasi, metode evaluasi yang
digunakan, serta standar atau kriteria penilaian yang digunakan untuk mengukur
hasil belajar.
Evaluasi proses hasil belajar melibatkan identifikasi objek yang ingin
dievaluasi, penentuan subjek yang akan melakukan evaluasi, dan penetapan ruang
lingkup evaluasi yang mencakup berbagai aspek hasil belajar sesuai dengan
standar yang ditetapkan.
B. Saran
Demikianlah makalah ini dibuat, tentunya masih banyak kekurangan dan
kesalahan di dalam penulisan maupun pengambilan referensi, oleh sebab itu
selaku penyusun makalah ini menerima kritik dan saran agar untuk pembuatan
makalah kami ke depan menjadi lebih baik. Semoga makalah ini bermanfaat bagi
kita semua. Aamiin.

10
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi & Cepi Safrudin Abdul Jabar. Evaluasi Program pendidikan.
Jakarta: Bumi Aksara 2010.
Daryanto. Belajar Mengajar. Bandung: CV Yrama Widya, 2010.
Haryanto. Evaluasi Pembelajaran (Konsep Dan Manajemen). Yogyakarta: UNY
Press, 2020.
Kurniawan, Andri, dkk. Evaluasi Pembelajaran. Padang: PT. Global Eksekutif
Teknologi, 2022.
Malawi, Ibadullah & Endang Sri Maruti. Evaluasi Pendidikan. Jawa Timur: CV.
AE Media Grafika, 2016.
Nurman, Muhammad. Evaluasi pendidikan. Mataram: CV. Sanabil, 2015.
Sudijoni, Anas, Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2011.

11

Anda mungkin juga menyukai