Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

PENILAIAN OTENTIK DALAM KONTEKS PENILAIAN KARAKTER

DOSEN PENGAMPU : MAULIDAH HASNAH ANAS, M.Pd.I

DI SUSUN OLEH KELOMPOK 5 :

RESI RITONGA ( 2021.03.002 )

SITI KHADIJAH ( 2021.03.008 )

PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH ( PGMI )

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM MEDAN

SUMATERA UTARA TAHUN AJARAN 2023/2024

1
2
KATA PENGANTAR

Assalammualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh puji Syukur kita ucapkan


atas keberhasilan belajar salah satunya di Pengaruhi oleh adanya sumber referensi
yang menjadi sumber Makalah Pendidikan Karakter, makalah ini sesungguhnya di
Awali dengan keinginan kuat untuk memperbaharui ingatan pada Mata kuliah
Pendidikan Karakter saat menempuh jenjang Perkuliahan S1. Makalah ini
mengajak para pembaca untuk mengetahui Penilaian otentik dalam konteks
penilaian karakter, beberapa pendekatan baik dalam menyusun materinya
maupun Proses pembelajarannya dan mengajak kita mengetahui berbagai
Penilaian otentik dalam konteks penilaian karakter.

Dengan mengharapkan ridho ALLAH SWT di sertai ucapan Syukur atas


kehendak makalah ini dapat diselesaikan. Harapan kami Berikutnya semoga
makalah ini memberikan manfaat bagi siapapun Yang membacanya. Sungguh
sangat berterima kasih apabila para Pembaca berkenan memberikan masukan
berupa kritik maupun saran Untuk memperbaiki atau menyempurnakan isi
malakah tersebut.

Medan, 5 Desember 2023

Kelompok 5

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................i

DAFTAR ISI ..........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

Latar
Belakang ........................................................................................................1

Rumusan
Masalah ...................................................................................................1

Tujuan
Masalah .......................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

Konsep Dasar Penilaian


Otentik ..............................................................................3

Pengukuran Kepribadian .........................................................................................5

Strategi Pengembang dan Penilaian Karakter Berbasis Penilaian


Otentik ..............7

BAB III PENUTUP

Kesimpulan ..............................................................................................................
9

Saran ........................................................................................................................9

ii
DAFTAR
PUSTAKA ..........................................................................................10

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Pendidikan adalah proses kemanusiaan, dapat dikatakan demikian tuntutan


pendidikan adalah terbentuknya kompetensi pada peserta didik (terlepas dari
apakah siklus yang sekarang tetap digunakan atau diganti, tetapi pembentukan
Kompetensi adalah suatu keharusan). Untuk itu, perlu dilakukan pembenahan
dalam praktik pembelajaran di sekolah, termasuk praktik penilaiannya. Dalam
proses pembelajaran di Sekolah, siswa tidak hanya dinilai dari kecerdasan saja
tetapi dalam aktivitas yang dilakukan oleh siswa juga. Salah satu penilaian
aktivitas siswa misalnya penilaian otentik.

Dalam hal ini guru mampu mengetahui karakter dan kemampuan siswa dalam
berbagai hal dalam cakupannya pembelajaran. Penilaian otentik merupakan hal
yang perlu diketahui oleh guru dan guru harus mampu mengidentifikasi setiap
aktivitas yang dilakukan siswa, karena penilaian otentik pada dasarnya
mempunyai tujuan atau maksud untuk perkembangan siswa. Guru juga harus
membuat data yang berisikan penilaian otentik siswa. Selain itu, Guru diharapkan
mengetahui strategi atau cara pengembangan penilaian karakter dan
mengembangkan model penilaian karakter yang berdasarkan penilaian otentik.

B. Rumusan Masalah

1. Jelaskan konsep dasar penilaian otentik ?


2. Jelaskan kemampuan karakter anak diukur/dinilai ?
3. Jelaskan strategi pengembangan penilaian karakter berdasarkan penilaian
otentik ?

1
C. Tujuan Masalah

1. Untuk mengetahui konsep dasar penilaian otentik.


2. Untuk Mengetahui bagaimana cara karakter anak diukur/dinilai.
3. Untuk mengetahui strategi pengembangan penilaian karakter berdasarkan
penilaian otentik.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep Dasar Penilaian Otentik

Penilaian otentik didefinisikan sebagai kumpulan tugas yang dikemas dalam


konteks yang bermakna bagi siswa sehingga memungkinkan siswa membuat
hubungan antara pengalaman nyata dengan ide-ide yang dipelajarinya disekolah.
Dalam proses penilaian otentik fokus pada kemampuan pemecahan masalah yang
memerlukan kemampuan berpikir tingkat tinggi dan fokus pada tahapan belajar
yang lebih kompleks. Penilaian ini tidak hanya berkenaan dengan kemampuan
siswa pertanyaan menjawab bagaimana layaknya penilaian tradisional. Penilaian
otentik dikembangkan untuk menemukan apa yang siswa tahu dan apa yang siswa
bisa lakukan dengan pengetahuannya tersebut. Berdasarkan sudut pandang ini,
penilaian otentik adalah penilaian Kamu Dan berkenaan dengan pemahaman dan
implementasinya. Dalam definisi yang lebih terfokus.

Nurgiyantoro menyatakan bahwa pada hakikatnya penilaian otentik merupakan


kegiatan penilaian yang dilakukan tidak semata-mata untuk menilai hasil belajar
siswa, melainkan juga berbagai faktor lainnya, antara lain kegiatan pembelajaran
itu sendiri. Penilaian otentik sering pula disebut sebagai penilaian alternatif (Ntko,
2004). karena penilaian menggunakan beragam teknik penilaian yang bukan
hanya tes melainkan beragam teknik penilaian tidak misalnya penilaian proyek,
produk, kinerja, dan penilaian portofolio. Dalam pandangan O’Malley (1996: 4)
penilaian otentik merupakan penilaian yang tekanan pada pengukuran kinerja
nyata yang ditunjukkan melalui perilaku aktif siswa.

Menurut Mueller dan Morgan (2004) penilaian otentik adalah penilaian belajar
yang Merujuk pada situasi atau konteks dunia “nyata” yang memerlukan berbagai

3
pendekatan macam untuk memecahkan masalah yang memberikan kemungkinan
bahwa satu masalah bisa mempunyai lebih dari satu jenis pemecahan. Dengan
kata lain, penilaian otentik mengukur, memonitor, dan menilai semua aspek hasil
belajar yang tercakup dalam domain kognitif, afektif, dan psikomotor baik yang
tampaknya sebagai hasil akhir dari suatu proses pembelajaran maupun berupa
perubahan dan perkembangan aktivitas, dan perolehan belajar selama proses
pembelajaran di dalam kelas maupun di luar kelas.

Jadi dapat disimpulkan dari pendapat para ahli diatas adalah Pengukuran yang
bermakna secara signifikan atas hasil belajar peserta didik untuk ranah sikap
(afektif), keterampilan (psikomotorik) dan pengetahuan (kognitif).

Perkembangan belajar siswa. Gambaran perkembangan belajar siswa perlu


Diketahui oleh guru agar dapat memastikan bahwa siswa mengalami proses
pembelajaran dengan benar. Jika data yang dikumpulkan guru
mengidentifikasikan bahwa siswa mengalami kemacetan dalam belajar, maka
guru akan segera bisa mengambil tindakan yang tepat untuk siswa tersebut,
sehigga siswa terbebas dari kemacetan belajar. Penilaian ini tidak dilakukan di
akhir periode saja (akhir semester), tetapi dilakukan secara bersamaan dengan
kegiatan pembelajaran. Karena gambaran tentang kemajuan belajar itu diperlukan
di sepanjang proses pembelajaran.

Penilaian otentik merupakan suatu bentuk penilaian yang mengukur kinerja


nyata yang dimiliki oleh peserta didik. Kinerja yang dimaksud adalah aktivitas
yang diperoleh peserta didik selama proses pembelajaran. Berdasarkan
pemahaman ini penilaian autentik pada prinsipnya mengukur aktivitas yang
dilakukan oleh peserta didik selama pembelajaran berlangsung. Berkat pendidikan
karakter, (Brookhart, 2013:3) pendidikan karakter bertujuan agar peserta didik
mampu menjadi orang yang berkarakter mulia. Usaha pengembangan karakter ini
harus dilakukan secara berkesinambungan dalam proses pembelajaran. Penilaian
otentik pada dasarnya digunakan untuk mengkreasikan berbagai aktivitas belajar
yang menghasilkan karakter dan sekaligus mengukur keberhasilan aktivitas

4
tersebut serta ukuran kemunculan karakter pada diri siswa. Tujuan pendidikan
karakter disekolah antara lain :

1. Meningkatkan kualitas pendidikan melalui pengintegrasian nilai-nilai


utama berbasis pendidikan karakter dan budaya serta ke dalam kegiatan
pembelajaran, penelitian dan publikasi ilmiah, serta sosialisasi dengan
masyarakat.
2. Mengimplementasikan pendidikan karakter dan budaya dalam
kepemimpinan dan pengelolaan sekolah.
3. Mengintegrasikan pendidikan karakter ke dalam kegiatan ekstra kurikuler
dan pengembangan budaya dalam kegiatan keseharian di lingkungan
sekolah. Dalam penilaian, peserta didik sangat memerlukan perlakuan
individu.

kemampuan, perasaan, kreatifitas, dan penampilan dalam kegiatan belajar Untuk


hal penilaian ini guru harus benar-benar adil dan otentik. Beberapa pembaharuan
yang tampak pada penilaian otentik adalah sebagai berikut :

1. Melibatkan siswa dalam tugas yang penting, menarik, bermanfaat, dan


relevan dengan kehidupan nyata siswa.
2. Tampak dan terasa sebagai kegiatan belajar bukan tes tradisional.
3. Melibatkan keterampilan berpikir tingkat tinggi dan mencakup
pengetahuan yang luas.
4. Menyadarkan siswa tentang apa yang harus dikerjakannya.
5. Merupakan alat penilaian dengan latar standar, bukan alat penilaian.
6. Berpusat pada siswa, bukan berpusat pada guru.
7. Dapat menilai siswa yang berbeda kemampuan, gaya belajar, dan latar
belakang akan budayanya (Budimansyah, 2010:10).

B. Pengukuran Kepribadian

Sifat kepribadian biasa diukur melalui angka rata-rata pelaporan dari laporan
pribadi kuesioner kepribadian (untuk sifat khusus) atau penelusuran kepribadian
seutuhnya kepribadian inventaris serangkaian instrumen yang menyingkapkan

5
sejumlah sifat Ada beberapa macam cara untuk mengukur atau menyelidiki
kepribadian. Berikut ini adalah beberapa di antaranya.1 :

a. Observasi Langsung

berbeda dengan observasi biasa. Observasi mempunyai sasaran yang khusus,


sedangkan observasi biasa mengamati seluruh tingkah laku subjek. Observasi
langsung memilih situasi tertentu, yaitu saat diperkirakan kemunculannya
indikator dari ciri-ciri yang ingin diteliti, sedangkan observasi biasa mungkin
tidak berencana untuk memilih waktu. Observasi langsung diadakan dalam situasi
terkendali, dapat diulangi atau dapat dibuat replikasinya. Misalnya, pada saat
berpidato, sibuk bekerja, dan sebagainya. Ada tiga tipe metode dalam observasi
langsung yaitu :

1. Metode Pengambilan Sampel waktu

Dalam metode ini tiap-tiap subjek menyelingi pada periode waktu tertentu Hal
yang diobservasi mungkin hanya muncul tidaknya respon, atau aspek tertentu.

2. Metode Pengambilan Sampel Insiden

Dalam metode ini dipilih dari berbagai tingkah laku dalam berbagai situasi.
Laporan observasinya mungkin berupa catatan-catatan dari Ibu tentang anaknya,
khusus pada saat menangis, pada waktu yang menegangkan, dan sebagainya.
Dalam pencatatan hal-hal tersebut yang menjadi perhatian adalah tentang
intensitasnya, lamanya, juga tentang efek-efek berikut setelahnya tanggapan.

3. Metode Buku Harian

Metode ini dilakukan dengan cara mencatat dalam buku harian tentang tingkah
laku yang khusus ingin melamar oleh yang bersangkutan sendiri. Misalnya
mengadakan observasi sendiri pada saat sedang marah (Muhadjir, 1992:92) Syarat
penggunaan Metode ini, antara lain, bahwa peneliti adalah orang dewasa yang
1
Burhanuddin, Penilaian otentik dalam penilaian karakter, ( Jakarta : PT. Rineka Cipta, 2015.)
hal. 77.

6
cukup cerdas dan lebih jauh lagi adalah benar-benar ada pengabdian pada
perkembangan ilmu pengetahuan.

b. Wawancara

Menilai kepribadian dengan wawancara berarti mengadakan tatap muka dan


berbicara dari hati ke hati dengan orang yang dinilai. Dalam psikologi
kepribadian, orang mulai mengembangkan dua jenis wawancara, yakni :

1. Wawancara stres

Wawancara stres digunakan untuk mengetahui sejauh mana seseorang dapat


melakukannya bertahan terhadap hal yang dapat mengganggu emosinya dan juga
untuk mengetahui seberapa lama seseorang dapat kembali menyeimbangkan
emosinya setelah tekanan-tekanan ditiadakan. Pewawancara ditugaskan untuk
mengerjakan pekerjaan sesuatu yang mudah, kemudian dilanjutkan dengan
sesuatu yang lebih sukar.

2. Wawancara Lengkap

merupakan cara wawancara yang berlangsung sangat lama diselenggarakan tanpa


henti. Cara ini biasa digunakan untuk meneliti para tersangka dibidang kriminal
dan sebagai pemeriksaan taraf ketiga.

C. Strategi Pengembang dan Penilaian Karakter Berbasis Penilaian Otentik

Ada beberapa langkah yang harus dilakukan ketika akan mengembangkan


penilaian berdasarkan karakter penilaian otentik. Mueller (Nurgiantoro,2011) dan
mengemukakan empat langkah untuk mengembangkan penilaian otentik, yaitu
yang meliputi : penentuan standar, penentuan tugas otentik, kriteria pembuatan,
rubrik, Keempat langkah pengembangan penilaian otentik akan dijelaskan sebagai
berikut :

1. Standar Penentuan Langkah pertama yang harus dilakukan dalam


mengembangkan penilaian asli adalah menetapkan standar yang akan

7
diukur. Standar yang dimaksud adalah sebuah pernyataan tentang apa yang
harus diketahui atau dapat dilakukan pembelajar selama dan setelah proses
pembelajaran berlangsung.
2. Penentuan Tugas Otentik Dalam pandangan Nurgianoro tugas otentik
adalah tugas yang secara nyata dibebankan kepada siswa untuk mengukur
pencapaian kompetensi yang dibelajarkan, baik ketika kegiatan
pembelajaran masih berlangsung atau ketika sudah berakhir.
3. Pembuatan kriteria-kriteria merupakan indikator yang menspesifikasi
tugas otentik dinilai sehingga menjadi jelas keterukurannya. Mueller dan
Nurgiyantoro menyatakan bahwa kriteria merupakan pernyataan yang
menggambarkan tingkat capaian dan bukti-bukti nyata capaian hasil
belajar subjek belajar dengan kualitas tertentu yang diinginkan.
4. Pembuatan Rubrik merupakan alat skala yang digunakan untuk mengukur
tinggi rendahnya kemampuan siswa. Sebuah rubrik biasanya berbentuk
tabel yang memuat minimal tiga komponen pokok yaitu kriteria termasuk
di dalamnya subkriteria,2 skor pencapaian dan deskriptif pada masing-
masing kriteria tersebut.

BAB III
2
Dirman, Karakteristik Peserta Didik Dalam Rangka Implementasi Standar Proses Pendidikan
Siswa, ( Jakarta : PT. Rineka Cipta, 2014.) hal. 89.

8
PENUTUP

A. Kesimpulan

penilaian otentik didefinisikan sebagai kumpulan tugas yang dikemas dalam


konteks yang bermakna bagi siswa sehingga memungkinkan siswa membuat
hubungan antara pengalaman nyata dengan ide-ide yang dipelajarinya disekolah.
Dalam proses penilaian otentik fokus pada kemampuan pemecahan masalah yang
memerlukan kemampuan berpikir tingkat tinggi dan fokus pada tahapan belajar
yang lebih kompleks. Penilaian ini tidak hanya berkenaan dengan kemampuan
siswa pertanyaan menjawab bagaimana layaknya penilaian tradisional. Penilaian
otentik dikembangkan untuk menemukan apa yang siswa tahu dan apa yang siswa
bisa lakukan dengan pengetahuannya tersebut.

Berdasarkan sudut pandang ini, penilaian otentik adalah penilaian kamu dan
berkenaan dengan pemahaman dan implementasinya. Sifat kepribadian biasa
diukur melalui angka rata-rata pelaporan dari kepribadian untuk sifat khusus atau
penelusuran kepribadian seutuhnya inventarisasi kepribadian, serangkaian
instrumen yang menyingkapkan sejumlah sifat. Strategi penilaian otentik
dilakukan dengan: penentuan standar, mengembangkan pemilihan tugas otentik,
pembuatan kriteria, pembuatan rubrik.

B. Saran

diharapkan kepada siswa dapat mempelajari dan memahami tentang penilaian


otentik dalam konteks penilaian karakter. Dalam penyusunan makalah kami ini
kami menyadari bahwa makalah ini sangatlah kurang Kesempurnaan, maka dari
itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar dalam penyusunan
makalah selanjutnya dapat lebih baik.

9
DAFTAR PUSTAKA

Burhanuddin, Penilaian otentik dalam penilaian karakter, ( Jakarta : PT.


Rineka Cipta, 2015.) hal. 77.

Dirman, Karakteristik Peserta Didik Dalam Rangka Implementasi Standar Proses


Pendidikan Siswa, ( Jakarta : PT. Rineka Cipta, 2014.) hal. 89.

10

Anda mungkin juga menyukai