Anda di halaman 1dari 18

Evaluasi pendidikan

Tentang
Teknik dan instrumen penilaian hasil belajar
Auntentik pada kurikulum merdeka

DOSEN PENGAMPU:
ARLINA YUZA S.Pd.,M.Pd

Disusun Oleh :
1.Lutfia Tri Zahro ( 2110013411055 )
2.Rizqan Haris ( 2110013411020 )
3.Rizki Nurfiatin ( 2110013411051 )
4.Annisa Warda ( 2110013411056)
5.Teguh Putri ( 2110013411157)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS BUNG HATTA
2022

KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik, dan
hidayah-Nya kepada kita semua, sehingga kita masih dalam keadaan sehat. Tak lupa pula
shalawat beriringkan salam kita curahkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW.

Makalah ini memuat tentang “teknik dan instrument penilaian hasil belajar autentik pada
kurikulum merdeka ”. Adapu maksud penyusunan makalah ini untuk memenuhi tugas dalam
mata kuliah Pendidikan Inklusi. Kami mengucapkan terimakasih kepada Ibuk Arlina
Yuza,S,Pd.M.Pd.. selaku dosen pengampu mata kuliah Pendidikan Inklusi dan kepada semua
pihak yang telah memberikan kami semangat dan motivasi dalam pembuatan tugas makalah ini.
Kepada kedua orang tua kami, sahabat, dan juga teman-teman yang telah memberikan banyak
kontribusi bagi kami. Semoga materi yang terdapat didalam makalah ini dapat memberikan
manfaat bagi pembaca. Namun, tidak lepas dari semua itu, kami menyadari masih ada
kekurangan dalam penyusunan makalah kami. Tiada yang sempurna didunia ini, melainkan
Allah SWT. Tuhan Yang Maha Sempurna. Oleh karena itu, kami mohon kritik dan saran yang
membangun dari pembaca bagi perbaikan makalah ini selanjutnya.
Padang, Oktober 2022
DAFTAR PUSTAKA

KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah …………………………………………………
B. Rumusan Masalah ……………………………………………………….
C. Tujuan ……………………………………………………………………
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian penilaian autentik………………………………………………
B. Jenis jenis penilaian autentik………………………………………………
C. Teknik dan instrument penilaian autentik…………………………………
D. Karakteristik penilaian autentik……………………………………………
E. Ciri ciri penilaian autentik ………………………………………………...
F. Macam macam penilaian autentik ………………………………………….
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
…………………………………………………………
……
B. Saran
…………………………………………………………
…………..
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN

A.LATAR BELAKANG
Perubahan paradigminilah,para pendidik merasa kebingungan dalam proses pembelajaran
dan penilaian.Penilaian yang seperti apa yang bisa mencakup ke dalam beberapa aspekya
ng dapat memberikan gambaran yang seutuhnya
mengenaisikap,keterampilan,pengetahuan,dan bagaimana para peserta didik itu
menjadikehidupan sehari-hari mereka dan mengaitkan dengan apa yang mereka pelajari
disekolah serta bagaimana format untuk mencakup semua aspek tersebut.Penilaian hasil
belajar oleh pendidik dalam Pelatihan Implementasi Kurikulum2013 dijelaskan penilaian
hasil belajar adalah proses pengumpulan informasi/buktitentang capaian pembelajaran
peserta didik dalam kompetensi sikap spiritual dansikap sosial,kompetensi
pengetahuan,dan kompetensi keterampilan yang dilakukansecara terencana dan
sistematis,selama dan setelah proses pembelajaran.Dalam pendidikan,penilaian atau
assessmentdidasarkan pada pengetahuan kitatentang belajar dan tentang bagaimana
kompetensi berkembang dalam materi pelajaran yang kita ajarkan. Penilaian dapat
diterapkan pada berbagai aspek keterampilan berbahasa, yaitu berbicara, membaca,
menulis, dan menyimak. Keempat keterampilan berbahasa tersebut yang memiliki tingkat
kesulitan dalam pembelajaran yaitu keterampilan menulis. Keterampilan ini melibatkan
kemampuan berpikir tingkat tinggi karena menuntut siswa untuk mengeluarkan ide dan
kreativitas 2 dalam bentuk karya. Menulis adalah aktivitas aktif produktif untuk
menghasilkan sebuah karya. Dilihat secara umum, menulis adalah aktivitas
mengemukakan gagasan melalui media bahasa (Nurgiyantoro, 2013:425) Dalam
penilaian autentik guru diwajibkan untuk menilai semua aspek hasil belajar peserta didik
selama proses pembelajaran seperti aspek kognitif, aspek afektif dan aspek psikomotor.
Akan tetapi, di dalam kenyataannya penilaian autentik belum diterapkan sepenuhnya di
dalam sekolah yang diteliti. Sistem penilaian secara autentik belum mampu
menggambarkan kemampuan peserta didik secara nyata. Peserta didik juga kurang
menguasai materi yang sifatnya berkaitan dengan dunia nyata.

B.RUMUSAN MASALAH
1.Apakah itu penilaian autentik?
2.Bagaimana instrument penilaian autentik tersebut?
3.Apa saja jenis penilaian autentik itu??

C.TUJUAN
1.siswa dapat memahami bagaimanainstrumen penilaian autentik pada kurikulum
merdeka
2.siswa dapat menjelaskan bagaimana teknik dari penilaian autentik demgan baik dan
benar
3.siswa dapat memberikan seperti apa teknik dan instrument penilaian autentik pada
kurikulum merdeka
BAB II
PEMBAHASAN

A.Konsep Dasar Penilaian Autentik


Upaya meningkatkan kualitas pendidikan terus menerus dilakukan termasuk
pengembangan kurikulum. Saat ini kurikulum yang berlaku adalah Kurikulum 2013.
Kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki
kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif,
inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa,
bernegara, dan peradaban dunia.

Definisi penilaian autentik merupakan rangkaian kegiatan untuk memperoleh,


menganalisis, dan menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar peserta didik yang
dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan, sehingga menjadi informasi yang
bermakna dalam pengambilan keputusan.

Penilaian hasil belajar oleh pendidik bertujuan untuk memantau dan mengevaluasi
proses, kemajuan belajar, dan perbaikan hasil belajar peserta didik secara berkesinambungan.
Penilaian (assessment) adalah proses pengumpulan berbagai data yang bisa memberikan
gambaran perkembangan belajar siswa. Gambaran perkembangan belajar peserta didik perlu
diketahui oleh guru agar bisa memastikan bahwa peserta didik mengalami proses
pembelajaran dengan benar.

Penilaian otentik adalah pendekatan penilaian yang menghendaki peserta didik


menampilkan sikap, menggunakan pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh dari
pembelajaran dalam situasi yang sesungguhnya (dunia nyata).Penilaian otentik merupakan
penilaian yang dilakukan secara komprehensif untuk menilai mulai dari masukan (input),
proses, dan keluaran (output) pembelajaran.

Penilaian autentik (authentic assesment) adalah suatu proses pengumpulan, pelaporan,


dan penggunaaan informasi tentang proses dan hasil belajar siswa dengan menerapkan
prinsip-prinsip penilaian, pelaksanaan berkelanjutan, bukti-bukti autentik, akurat dan
konsisten sebagai akuntabilitas publik. Penilaian autentik dikembangkan karena penilaian
tradisional yang selama ini digunakan mengabaikan konteks dunia nyata dan kurang
menggambarkan kemampuan siswa secara holistik. Oleh karena itu menurut Pokey dan
Siders, penilaian autentik diartikan sebagai upaya mengevaluasi pengetahuan atau keahlian
siswa dalam konteks mendekati dunia riil atau kehidupan nyata.Penilaian autentik juga
dikenal dengan berbagai istilah seperti perfomance assessment, alternative assesment, direct
assessment, dan realistic assesment. Penilaian autentik dinamakan penilaian kinerja karena
dalam penilaian ini secara langsung mengukur kinerja nyata siswa.Dalam hal-hal tertentu
siswa diminta melakukan tugas-tugas.

Pengertian autentik
Kata John Mueller, Penilaian autentik adalah sebuah bentuk penilaian dimana para siswa
diminta untuk melakukan tugas-tugas di dunia nyata yang menunjukkan aplikasi
bermakna dari pengetahuan dan ketrampilan yang diperoleh dalam pembelajaran. Sebuah
penilaian autentik biasanya mencakup tugas bagi siswa untuk melakukan dan unjuk
kinerja dan tugas itu dinilai dengan berpedoman pada berupa rubrik yang telah
ditetapkan. Siswa dituntut untuk menerapkan ketrampilan dan pengetahuan yang telah
diperoleh dan telah mereka kuasai dalam dunia nyata (Richard J Stiggins).

Pengertian Penilaian autentik adalah penilaian yang dilakukan secara komprehensif untuk
menilai mulai dari masukan (input), proses, dan keluaran (output) pembelajaran, yang
meliputi ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Penilaian autentik menilai kesiapan
peserta didik, serta proses dan hasil belajar secara utuh. Keterpaduan penilaian ketiga
komponen (input – proses – output) tersebut akan menggambarkan kapasitas, gaya, dan
hasil belajar peserta didik, bahkan mampu menghasilkan dampak instruksional
(instructional effects) dan dampak pengiring (nurturant effects) dari pembelajaran.

Alasan Menggunakan Penilaian Autentik. Kita Menggunakan Penilaian Autentik


1. Penilaian autentik, untuk menilai tindakan langsung
Guru tidak sekedar ingin agar siswa mengetahui konten dari suatu disiplin
ilmu, tetapi lebih dari itu menginginkan agar para siswa dapat menerapkan isi
disiplin ilmu itu dalam kehidupan nyata mereka sehari-hari. Karena itu, maka
penilaian yang dilakukan pun harus dalam situasi yang autentik, dalam dunia
nyata. Misalnya siswa seni musik, di sekolah diajarkan menabuh gamelan, di
masyarakat ternyata mereka dapat mempraktekkan menabuh gamelan itu,
bahkan memiliki kelompok panabuh gamelan, mereka dapat unjuk kemampuan
menabuh gamelan dalam event penting di masyarakatnya, siapapun (termasuk
warga sekolah yang lain) dapat melihat dan menilai performance mereka.

2. Penilaian autentik, menangkap gejala alam untuk direkonstruksi dalam


pembelajaran.
Siswa tidak bisa hanya menjadi konsumen pengetahuan yang diketahui
guru. Kita perlu membangun makna di lingkungan sosial kita sendiri, dengan
menggunakan informasi yang berhasil dikumpulkan, pengalaman guru dalam
nyata dipertimbangkan, lantas diajarkan. Misalnya, sekarang sedang hangat-
hangatnya informasi tentang Dul (anaknya Ahmad Dhani), bocah umur 13 tahun,
telah menyetir mobil sendiri, menabrak beberapa kendaraan, dan menimbulkan
korban jiwa dan harta yang cukup banyak. Siswa kita putarkan film itu dari
internet di sekolah, kita kaji bersama di kelas, bagaimana dimensi sosialnya,
dimensi hukumnya, dan dimensi lingkungnnya. Siswa dibiarkan mengolah
informasi itu sedemikian rupa, sehingga pulang sekolah telah terjadi kristalisasi
nilai pada mereka masing-masing.

3. Penilaian autentik, mengintegrasikan mengajar, belajar, dan penilaian


sekaligus.
Dalam model penilaian autentik, tugas autentik yang sama digunakan
untuk mengukur kemampuan siswa, atau ketrampilan lain yang digunakan sebagai
sarana belajar. Ketika disajikan masalah nyata untuk mencari pemecahannya,
guru harus pandai-pandai memfasilitasi proses pembelajarannya. Hasilnya, para
siswa dapat menyelesaikan permasalahan, mendapatkan bahan penilaian, dan
dapat melaksanakan kegiatan dan konsep yang bermakna. Misalnya, pada
pelajaran biologi, siswa diajak memikirkan kemiskinan di lingkungan bersama,
orang miskin, rumah kumuh, lingkungan kotor, pekarangan kosong, lebar,
kumuh, dan sebagainya. Bagaimana kalau siswa diminta mencari solusi,
menggunakan pekarangan yang tersisa, menanam sayuran dalam plastik bekas,
menggunakan kotoran pekarangan untuk pupuk, dan sebagainya.

B.JENIS-JENIS PENILAIAN AUTENTIK


Dalam rangka melaksanakan penilaian autentik yang baik, guru harus mmemahami
secara jelas tujuan yang ingin dicapai. Untuk itu, guru harus bertanya pada dirinya sendiri,
khususnya yang berkaitan dengan: sikap, pengetahan, keterampilan yang akan dinilai.
Sebagai konsekuensi dari penilaian autentik, jenis penilaian yang di rekomendasiakan adalah
Penilaian Acuan Kriteria yang kemudian dikenal dengan istilah PAK. Dalam penilaian
dikenla dua jenis pendekatan yaitu Penilaian Acuan Norma (PAN) dan Penilaian Acuan
Kriteria (PAK).
1.Penilaian Kinerja
Penilaian autentik sebisa mungkin melibatkan partisipasi peserta didik,khususnya
dalam proses dan aspek-aspek yang akan dinilai. Guru dapat melakukannya
dengan meminta para peserta didik menyebutkan unsur-unsur proyek/tugas yang
akan mereka gunakan untuk menentukan kriteria penyelesaiannya.
Cara merekam hasil penilaian berbasis kinerja:
1.Daftar chek (checklist)
2.Catatan anekdot/narasi (anecdote/narrative records)
3.Skala penilaian (Rating scale)
4.Memari/ingatan (Memory approach)

2.Penilaian Proyek
Penilaian proyek (project assessment) merupakan kegiatan penilaian terhadap
tugas yang harus diselesaikan oleh peserta didik menurut periode/waktu tertentu.
Penyelesaian tugas dimaksud berupa investigasi yang dilakukan oleh peserta
didik, mulai dari perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan,
analisis dan penyajian data. Tiga hal yang perlu diperhatikan Guru dalam
penilaian proyek:
1.Keterampilan peserta didik dalam memilih topic, mencari dan
mengumpulkan data, mengolah dan menganalisis, memberi makna atas
informasi yang diperoleh, dan menulis laporan.
2.Kesesuaian atau relevansi materi pembelajaran dengan pengembangan
sikap, keterampilan dan pengetahuan yang dibutuhkan peseta didik.
3.Keaslian sebuah proyek pembelajaran  yang dikerjakan atau dihasilkan
oleh peserta didik.

3.Penilaian Portofolio
Penilaian potofolio merupakan penilaian atas kumpulan artefak yang
menunjukkan kemajuan dan dihargai sebagai hasil kerja dari dunia nyata
kehidupan sehari-hari. Penilaian portofolio bisa berangkat dari hasil kerja peserta
didik secara perorangan atau diproduksi secara berkelompok, memerlukan
refleksi peserta didik dan dievaluasi berdasarkan beberapa dimensi.
Penilaian portofolio dilakukan dengan menggunakan langkah-langkah berikut:
1.Guru menjelaskan secara ringkas esensi penilaian portofolio
Guru atau Guru bersama peserta didik menentukan jenis portofolio yang
akan dibuat.
2.Peserta didik,baik sendiri maupun kelompok, mandiri atau di bawah
bimbingan Guru menyusun portofolio pembelajaran.
3.Guru menghimpun dan menyimpan portofolio peserta didik pada tempat
yang sesuai, disertai catatan tanggal pengumpulannya.
4.Guru menilai portofolio peserta didik dengan kriteria tertentu.
Jika memungkinkan, Guru bersama peserta didik membahas bersama
dokumen portofolio yang dihasilkan.
5.Guru memberikan umpan balik kepada peserta didik atas hasil penilaian
portofolio.

4.Penilaian Tertulis
Tes tertulis berbentuk uraian atau esai menuntut peserta didik mampu mengingat,
memahami, mengorganisasikan, menerapkan, menganalisis, mensintesis,
mengevaluasi, dan sebagainya atas materi yang sudah dipelajari. Tes tertulis
berbentuk uaraian sedapat mungkin bersifat koprehensif sehingga mampu
menggambarkan ranah sikap, pengetahuan dan keterampilan peserta didik. Dalam
implementasi kurikulum merdeka jika para guru telah melaksanakan penilaian
autentik (authentic assessment) dengan baik diharapkan penilaian (assessment)
terhadap peserta didik kualitasnya akan meningkat. Dan akhirnya kualitas
pendidikan di Indonesia juga akan meningkat. 

5. Penilaian Acuan Norma (PAN)


Yaitu penilaian peserta didik dengan cara membandingkan hasil belajar terhadap
hasil dalam kelompoknya. Dengan demikian, tidak mengukur kemampuan yang
sebenarnya karena hanya membandingkan peserta didik. Jika dikelas yang
terpandai memperoleh nilai 4 (dari skala 1-10), maka yang bersangkutan telah
dianggap tuntas padahal nilai 4 jauh dari kriteria kelulusan. Cara penilaian PAN
tidak relefan dengan kurikulum yang berbasis kompetensi seperti kurikulum 2013.

6. Penilaian Acuan Kriteria (PAK)


PAK biasanya disebut juga Criterion Evaluation yang menggunakan acuan
penilaian standar. Penetapan keberhasilan peserta didik dalam prosedur PAK
bergantung pada penguasaan materi dengan kriteria yang telah ditetapkan.
Walaupun sebenarnya masih menyisakan masalah di sekolah karena bagi peserta
didik yang belum tuntas terkadang terpaksa dituntaskan atau diluluskan dengan
alasan harus naik kelas.
C.TEKNIK DAN INSTRUMEN PENILAIAN AUTENTIK

1.Teknik penilaian hasil belajar


Teknik-teknik Penilaian Hasil Belajar – Berbagai macam teknik penilaian dapat
dilakukan secara komplementer (saling melengkapi) sesuai dengan kompetensi yang dinilai.
Teknik penilaian yang dimaksud antara lain melalui tes, observasi, penugasan, inventori,
jurnal, penilaian diri, dan penilaian antarteman yang sesuai dengan karakteristik kompetensi
dan tingkat perkembangan peserta didik. Teknik penilaian tersebut di jelaskan pada penjelasan
di bawah ini.

a.Penilaian dalam bentuk Tes


Tes adalah pemberian sejumlah pertanyaan yang jawabannya dapat benar atau
salah. Tes dapat berupa tes tertulis, tes lisan, dan tes praktik atau tes kinerja. Tes
tertulis adalah tes yang menuntut peserta tes memberi jawaban secara tertulis
berupa pilihan dan/atau isian. Tes yang jawabannya berupa pilihan meliputi
pilihan ganda, benarsalah, dan menjodohkan. Sedangkan tes yang jawabannya
berupa isian dapat berbentuk isian singkat dan/atau uraian.

b.Tes lisan
adalah tes yang dilaksanakan melalui komunikasi langsung (tatap muka) antara
peserta didik dengan pendidik. Pertanyaan dan jawaban diberikan secara lisan.
Tes praktik (kinerja) adalah tes yang meminta peserta didik melakukan
perbuatan/mendemonstasikan/ menampilkan keterampilan. Dalam rancangan
penilaian, tes dilakukan secara berkesinambungan melalui berbagai macam
ulangan dan ujian. Ulangan meliputi ulangan harian, ulangan tengah semester,
ulangan akhir semester, dan ulangan kenaikan kelas. Sedangkan ujian terdiri atas
ujian nasional dan ujian sekolah.

c.Penilaian dengan Observasi


Observasi adalah penilaian yang dilakukan melalui pengamatan terhadap peserta
didik selama pembelajaran berlangsung dan/atau di luar kegiatan pembelajaran.
Observasi dilakukan untuk mengumpulkan data kualitatif dan kuantitatif sesuai
dengan kompetensi yang dinilai, dan dapat dilakukan baik secara formal maupun
informal. Penilaian observasi dilakukan antara lain sebagai penilaian akhir
kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, kelompok mata pelajaran
kewarganegaraan dan kepribadian, kelompok mata pelajaran estetika, serta
kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga, dan kesehatan.

d.Penilaian dengan Penugasan


Penugasan adalah pemberian tugas kepada peserta didik baik secara perorangan
maupun kelompok. Penilaian penugasan diberikan untuk penugasan terstruktur
dan kegiatan mandiri tidak terstruktur, dan dapat berupa praktik di laboratorium,
tugas rumah, portofolio, projek, dan/atau produk.
e.Penilaian Portofolio
Portofolio adalah kumpulan dokumen dan karyakarya peserta didik dalam bidang
tertentu yang diorganisasikan untuk mengetahui minat, perkembangan prestasi,
dan kreativitas peserta didik (Popham, 1999). Bentuk ini cocok untuk mengetahui
perkembangan unjuk kerja peserta didik dengan menilai bersama karyakarya
atau tugastugas yang dikerjakannya. Peserta didik dan pendidik perlu melakukan
diskusi untuk menentukan skor. Pada penilaian portofolio, peserta didik dapat
menentukan karyakarya yang akan dinilai, melakukan penilaian sendiri kemudian
hasilnya dibahas. Perkembangan kemampuan peserta didik dapat dilihat pada
hasil penilaian portofolio. Teknik ini dapat dilakukan dengan baik apabila jumlah
peserta didik yang dinilai sedikit.

f.Penilaian dengan Projek/Tugas


Projek adalah tugas yang diberikan kepada peserta didik dalam kurun waktu
tertentu. Peserta didik dapat melakukan penelitian melalui pengumpulan,
pengorganisasian, dan analisis data, serta pelaporan hasil kerjanya. Penilaian
projek dilaksanakan terhadap persiapan, pelaksanaan, dan hasil.

g.Penilaian Produk
Produk (hasil karya) adalah penilaian yang meminta peserta didik menghasilkan
suatu hasil karya. Penilaian produk dilakukan terhadap persiapan,
pelaksanaan/proses pembuatan, dan hasil.

h.Penilaian Inventori
Inventori merupakan teknik penilaian melalui skala psikologis yang dipakai
untuk mengungkapkan sikap, minat, dan persepsi peserta didik terhadap objek
psikologis.

i.Penilaian dengan Jurnal


Jurnal merupakan catatan pendidik selama proses pembelajaran yang berisi
informasi hasil pengamatan terhadap kekuatan dan kelemahan peserta didik yang
berkait dengan kinerja ataupun sikap dan perilaku peserta didik yang dipaparkan
secara deskriptif.

j.Penilaian Diri Sendiri


Penilaian diri merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik
untuk menilai dirinya sendiri mengenai berbagai hal. Dalam penilaian diri, setiap
peserta didik harus mengemukakan kelebihan dan kekurangan dirinya secara
jujur.

k.Penilaian Antar Teman/Penilaian Teman Sejawat


Penilaian antarteman merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta
didik mengemukakan kelebihan dan kekurangan temannya dalam berbagai hal
secara jujur. Kombinasi penggunaan berbagai teknik penilaian di atas akan
memberikan informasi yang lebih akurat tentang kemajuan belajar peserta didik.
2.Teknik dan instrumen penilaian autentik yang harus dilakukan guru adalah sebagai berikut:
1. penilaian sikap
Pada domain afektif, harus dilakukan melalui penilaian autentik. Ranah afektif
merupakan ranah yang paling kompleks karena terdapat dalam kehidupan psikologis
siswa dan merefleksikan keyakinan, sikap, kesan, keinginan, perasaan dan minat
siswa. Allen dan Friedman (2010) mengatakan pada umumnya orang mengabaikan
domain afektif ini karena domain afektif belum terkonseptualisasikan secara jelas,
bersifat sangat individual dan sulit untuk dinilai. Ditambah dengan konsep nilai-nilai
itu sendiri yang bersifat abstrak sehingga membuat penilaian afektif menjadi hal
yang cukup menyulitkan dilakukan oleh guru. Di samping itu penerapan tes
terstandar serta penerapannya yang di seluruh bidang studi menyebabkan perhatian
pada domain ini menjadi semakin kurang.
Pendidik melakukan penilaian sikap melalui observasi, penilaian diri, penilaian teman
sejawat (peer evaluation) oleh peserta didik.

a. Observasi
Merupakan teknik penilaian yang dilakukan secara berkesinambungan
dengan menggunakan indera, baik secara langsung maupun tidak langsung
dengn menggunakan pedoman observasi yang berisi sejumlah indikator
perilaku yang diamati.

b. Penilaian diri
Merupakan teknik menilaian dengan cara meminta peserta didik untuk
mengemukakan kelebihan dan kekurangan dirinya dalam konteks
pencapaian kompetensi. Instrumen yang digunakan berupa lembar
penilaian diri.

c. Penilaian antar peserta didik atau teman


Merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk
saling menilai terkait dengan pencapaian kompetensi. Instrumen yang
digunakan berupa lembar penilaian antar peserta didik.

d. Jurnal atau catatan guru


Merupakan catatan pendidik di dalam dan di luar kelas yang berisi
informasi hasil pengamatan tentang kekuatan dan kelemahan peserta didik
yang berkaitan dengan sikap dan perilaku.

2. penilaian pengetahuan
Kognitif merupakan domain yang paling dikenal dan paling sering digunakan
dalam pendidikan. Penilaian pengetahuan dilakukan tidak semata-mata untuk
mengetahui apakah peserta didik telah mencapai ketuntasan belajar (mastery
learning), tetapi penilaian juga ditujukan untuk mengidentifikasi kelemahan dan
kekuatan (diagnostic) proses pembelajaran. Untuk itu, pemberian umpan balik
(feedback) kepada peserta didik dan guru merupakan hal yang sangat penting,
sehingga hasil penilaian dapat segera digunakan untuk perbaikan mutu
pembelajaran. Hasil penilaian pengetahuan dinyatakan dalam bentuk angka
rentang 1-100.
Berbagai teknik penilaian dapat digunakan pada penilaian pengetahuan sesuai
dengan karakteristik masing-masing Kompetensi Dasar (KD). Meskipun teknik
yang biasa digunakan adalah tes lisan, tes tertulis, dan penugasan, namun tidak
menutup kemungkinan digunakan teknik lain yang sesuai dengan tujuan
pembelajaran. Selain itu dapat pula digunakan portofolio sebagai masukan dalam
merencanakan remedial dan pengayaan.

a. Instrumen tes tertulis


Berupa soal pilihan ganda, isian, jawaban singkat, benar-salah,
menjodohkan, dan uraian. Instrumen uraian dilengkapi pedoman
penskoran.

b. Instrumen tes lisan


Berupa daftar pertanyaan yang diberikan oleh guru secara ucap atau lisan,
sehungga peserta didik merespon pertanyaan tersebut, sehingga
menimbulkan keberanian dari siswa. Jawaban dapat berupa kata, frase,
kalimat atau paragraf yang di ucapkan.

c. Instrumen penugasan
Berupa pekerjaan rumah atau projek yang dikerjakan secara individu atau
kelompok sesuai dengan karakteristik tugas.

3. penilaian keterampilan
Pendidik menilai kompetensi keterampilan melalui penilaian kinerja, yaitu penilaian
yang menuntut peserta didik mendemonstrasikan suatu kompetensi tertentu dengan
menggunakan tes praktik, projek, dan penilaian porto polio. Instrumen yang digunakan
merupakan daftar cek atau skala penilaian (rating scale) yang dilengkapi rubrik.
Pelaksanaan penilaian yang dilakukan oleh guru PPKn pada umumnya belum
menggunakan teknik penilaian yang sesuai dengan kurikulum 2013. Guru belum
melakukan penilaian autentik. Di sisi lain penilaian yang dilakukan guru umumnya
masih fokus kepada penilaian pengetahuan, sementara penilaian sikap dan
keterampilan sering terabaikan. Penilaian sikap dan keterampilan yang diberikan
guru cenderung subjektif, hanya dengan melihat kehadiran peserta didik. Penilaian
autentik seharusnya bisa dilakukan melalui penilaian kinerja, penilaian diri, penilaian
proyek, penilaian portofolio, dan penilaian tertulis untuk semua domain penilaian.

a. Tes praktik atau kinerja atau performance


Yaitu penilaian yang menuntut respon berupa keterampilan melakukan
suatu aktifitas atau perilaku sesuatu tuntutan kompetensi.

b. Penilaian projek
Yaitu tugas-tugas belajar (learning task) yang meliputi kegiatan
perancangan, pelaksanaan, dan pelaporan secara tertulis maupun lisan
dalam waktu tertentu.
c. Penilaian porto polio
Yaitu penilaian yang dilakukan dengan cara penilai kumpulan seluruh
karya peserta didik dalam bidang tertentu yang bersifat reflektif integratif
untuk mengetahui minat, perkembangan, prestasi, dan kreatifitas peserta
didik dalam kurun waktu tertentu. karya tersebut dapat berbentuk tindakan
nyata yang mencerminkan kepedulian peserta didik terhadap
lingkungannya.

D.KARAKTERISTIK PENILAIAN AUTENTIK


Suatu penilaian dikatakan autentik apabila sangat mendekati hasil pendidikan sains
yang diinginkan, melibatkan siswa pada tugas-tugas yang bermanfaat, penting dan bermakna,
mampu menantang siswa menerapkan informasi atau ketrampilan akademik baru pada situasi
reel untuk maksud yang jelas, serta mampu mengukur perbuatan atau menampilkan yang
sebenarnya pada suatu mata pelajaran, pengukuran penguasaan siswa terhadap suatu mata
pelajaran dengan cara yang dibanding regulasi sederhana dari pengetahuan. Karakteristik
penilaian nyata (authentic assessment) sebagai berikut:
1. Dilaksanakan selama dan sesudah proses pembelajaran berlangsung
2. Bisa digunakan untuk formatif atau sumatif
3. Yang diukur ketrampilan dan performance bukan mengingat fakta
4. Berkesinambungan
5.Terintegrasi, dan dapat digunakan sebagai feedback.

E.CIRI CIRI PENILAIAN AUNTENTIK


Ada beberapa ciri-ciri penilaian autentik. Ciri-ciri penilaian autentik adalah:

1) Harus mengukur semua aspek pembelajaran, yakni kinerja dan hasil atau produk.
Artinya, dalam melakukan penilaian terhadap peserta didik harus mengukur aspek kinerja
(perfomance) dan produk yang dikerjakan peserta didik.

2) Dilaksanakan selama dan sesudah proses pembelajaran berlangsung. Artinya, dalam


melakukan penilaian terhadap peserta didik, guru dituntut untuk melakukan penilaian
terhadap kemampuan atau kompetensi proses dan kemampuan peserta didik setelah
melakukan kegiatan pembelajaran.

3) Menggunakan berbagai cara dan sumber. Artinya, dalam melakukan penilaian


terhadap peserta didik harus menggunakan berbagai teknik penilaian (disesuaikan dengan
tuntutan kompetensi) dan menggunakan berbagai sumber atau data yang bisa digunakan
sebagai informasi yang menggambarkan penguasaan kompetensi peserta didik.

4) Tes hanya salah satu alat pengumpul data penilaian. Artinya, dalam melakukan
penilaian peserta didik terhadap pencapaian kompetensi tertentu harus secara
komprehensif dan tidak hanya mengandalkan hasil tes semata.
5) Tugas-tugas yang diberikan kepada peserta didik harus mencerminkan bagian-bagian
kehidupan peserta didik yang nyata setiap hari, mereka harus dapat menceritakan
pengalaman atau kegiatan yang mereka lakukan setiap hari.

6) Penilaian harus menekankan kedalaman pengetahuan dan keahlian peserta didik,


bukan keluasannya (kuantitas). Artinya, dalam melakukan penilaian peserta didik
terhadap pencapaian kompetensi harus mengukur kedalaman terhadap penguasaan
kompetensi tertentu secara objektif.

F.MACAM MACAM PENILAIAN AUTENTIK


1) Penilaian Kompetensi Sikap Sikap bermula dari perasaan yang terkait dengan
kecenderungan seseorang dalam merespon suatu objek. Sikap juga sebagai ekspresi dari
nilai-nilai atau pandangan hidup yang dimiliki oleh seseorang. Sikap mengacu kepada
perbuatan atau perilaku seseorang, tetapi tidak berarti semua perbuatan identik dengan
sikap. Sikap dapat dibentuk, sehingga terjadi perilaku atau perbuatan yang diinginkan.
Instrumen Penilaian Sikap
Penilaian sikap dapat dilakukan dengan pertanyaan langsung, yaitu menanyakan secara
langsung atau wawancara tentang sikap seseorang berkaitan dengan sesuatu hal (Jihad
dan Haris, 2013). Selain itu penilaian sikap dapat juga dilakukan dengan menyebarkan
angket untuk mengetahui sikap seseorang terhadap sesuatu hal. Dengan angket
memungkin untuk mengetahui sikap dengan jumlah subjek yang banyak. Untuk
mendapatkan jawaban tentang sikap sering digunakan tipe skala Likert (Bennet, 2003).

Karakteristik Instrumen Penilaian Sikap


Data yang baik dan benar diperoleh dari instrumen pengumpulan data yang baik
(Sudaryono dkk, 2013). Begitupun dengan sikap, untuk memperoleh data sikap yang baik
dan benar harus menggunakan instrumen penilaian sikap yang baik. Menurut Arikunto
(2010), “Instrumen yang baik harus memenuhi persyaratan penting yaitu valid dan
reliabel”. Arifin (2014) juga mengatakan bahwa karakteristik instrumen evaluasi yang
baik adalah sebagai berikut.

1.Valid, artinya suatu instrumen dapat dikatakan valid jika betul-betul mengukur apa
yang hendak diukur secara tepat.

2.Reliabel, artinya suatu instrumen dapat dikatakan reliabel atau handal jika ia
mempunyai hasil yang taat asas (consistent).

3.Relevan, artinya instrumen yang digunakan harus sesuai dengan standar kompetensi,
kompetensi dasar, dan indikator yang telah ditetapkan.

4.Representatif, artinya materi instrumen harus betul-betul mewakili seluruh materi yang
disampaikan.

5.Praktis, artinya mudah digunakan.


6.Deskriminatif, artinya instrumen itu harus disusun sedemikian rupa, sehingga dapat
menunjukkan perbedaan-perbedaan yang sekecil apapun.

7.Spesifik, artinya suatu instrumen disusun dan digunakan khusus untuk objek yang
dievaluasi.

8.Proporsional, artinya suatu instrumen harus memiliki tingkat kesulitan yang


proporsional antara sulit, sedang, dan mudah.

Valid sering juga disebut dengan sahih, tepat. Instrumen yang valid berarti alat ukur yang
digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen tersebut
dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur (Sugiyono, 2013).
Misalnya angket dan lembar wawancara penilaian sikap dapat mengukur sikap.
Sedangkan reliabel sering disebut dengan keajegan. Instrumen yang reliabel adalah
instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama, akan
menghasilkan data yang sama (Sugiyono, 2013).

2) Penilaian Kompetensi Pengetahuan Penilaian kompetensi pengetahuan atau kongitif


adalah penilaian yang dilakukan guru untuk mengukur tingkat pencapaian atau
penguasaan peserta didik dalam aspek pengetahuan yang meliputi ingatan atau hafalan,
pemahaman, penerapan atau aplikasi, analisis, dan evaluasi, mencipta. Dalam Kurikulum
2013 kompetensi pengetahuan menjadi kompetensi inti 3 (KI 3).Kompetensi pengetahuan
merefleksikan konsepkonsep keilmuan yang harus dikuasai oleh peserta didik melalui
proses belajar mengajar.

3) Penilaian Kompetensi Keterampilan Keterampilan atau psikomotor adalah ranah yang


berkaitan dengan keterampilan (skill) atau kemampuan bertindak setelah seseorang
menerima pengalaman belajar tertentu.Psikomotor berhubungan dengan hasil belajar
yang pencapaiannya melalui keterampilan (skill) sebagai hasil dari tercapainya
kompetensi pengetahuan. Hal ini berarti kompetensi keterampilan itu sebagai implikasi
dari tercapainya kompetensi pengetahuan dari peserta didik.

G.Prinsip dan Pendekatan Penilaian


Secara umum prinsip penilaian adalah sebagai berikut:
(a) Sahih, berarti penilaian didasarkan pada data yang mencerminkan kemampuan yang
diukur.

(b) Objektif, berarti penilaian didasarkan pada prosedur dan kriteria yang jelas, tidak
dipengaruhi subjektivitas penilai.

(c) Adil, berarti penilaian tidak menguntungkan atau merugikan peserta didik karena
berkebutuhan khusus serta perbedaan latar belakang agama, suku, budaya, adat istiadat,
status sosial ekonomi, dan gender.

(d) Terpadu, berarti penilaian oleh pendidik merupakan salah satu komponen yang tak
terpisahkan dari kegiatan pembelajaran.
(e) Terbuka, berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar pengambilan
keputusan dapat diketahui oleh pihak yang berkepentingan.

(f) Holistik dan berkesinambungan, berarti penilaian oleh pendidik mencakup semua
aspek kompetensi dan dengan menggunakan berbagai teknik penilaian yang sesuai
dengan kompetensi yang harus dikuasai peserta didik.

(g) Sistematis, berarti penilaian dilakukan secara berencana dan bertahap dengan
mengikuti langkah-langkah baku.

(h) Akuntabel, berarti penile


ian dapat dipertanggungjawabkan, baik dari segi teknik, prosedur, maupun hasilnya.

(i) Edukatif, berarti penilaian dilakukan untuk kepentingan dan kemajuan peserta didik
dalam belajar.

BAB III
PENUTUP
A.KESIMPULAN
Berdasarkan penelitian, dapat disepakati bahwa asesmen autentik merupakan alat yang
dapat mengukur perkembangan siswa dalam aspek afektif, kognitif, maupun psikomotorik.
Meskipun terdapat anggapan bahwa instrumen penilaian yang harus dikembangkan oleh guru
cukup banyak, namun asesmen tersebut mampu memberikan keterangan yang cukup rinci
terhadap hasil belajar siswa serta bersifat berkelanjutan. Dengan demikian, asesmen autentik
yang pernah diterapkan pada kurikulum 2013 dapat diintegrasikan pula pada kurikulum baru
yang bernama merdeka belajar. Pada penelitian ini instrumen penilaian autentik 2013 yang
dikembangkan antara lain RPP, Lembar Tes, dan Lembar Observasi Kegiatan Belajar Siswa.
Lembar tes digunakan untuk menilai pengetahuan siswa sedangkan lembar observasi
digunakan untuk menilai keterampilan siswa.

B.SARAN
Demikianlah makalah ini penulis buat. Mohon maaf apabila terdapat kesalah dan
kekurangan isi dari makalh ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.

DAFTAR PUSTAKA
http://www.eric.ed.gov/ERICWebPortal/detail?accno=EJ813766%5Cnhttp://
www.eric.ed.gov/PDFS/ EJ813766.pdf
Popham, W. J. (1999). Classroom assessment: What teachers need to know. ERIC.

http://beritamagelang.id/kolom/pentingnya-penilaian-autentik-dalam-implementasi-
kurikulum-merdeka-ikm#:~:text=penilaian%20autentik%20itu%3F-,Penilaian
%20autentik%20(authentic%20assessment)%20adalah%20pengukuran%20yang
%20bermakna%20secara%20signifikan,)%20da

http://repository.uin-malang.ac.id/7993/1/7993.pdfn%20pengetahuan%20(kognitif).

https://www.academia.edu/29269325/
PENILAIAN_HASIL_BELAJAR_DALAM_KURIKULUM

Anda mungkin juga menyukai