OLEH KELOMPOK 4
RISMA A22121092
UNIVERSITAS TADULAKO
2023
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpah rahmat dan karunianya
kepada kita, sehingga kami sebagai penulis dapat menyelesaiakn makalah yang berjudul
“Asesmen Autentik disertai Rubrik dalam Pembelajaran Biologi ”. Penulisan makalah ini
bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas dari Dosen Mata Kuliah evaluasi proses dan hasil
belajar biologi
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan banyak
pihak yang dengan tulus memberikan do’a, saran dan kritik sehingga makalah ini dapat
terselesaikan
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna dikarenakan
terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu, kami
mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun dari
berbagai pihak. Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi
perkembangan dunia Pendidikan.
2
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.3 Tujuan............................................................................................................................ 5
BAB II PEMBAHASAN
3
BAB I
PENDAHULUAN
Pembelajaran ialah salah satu rangkaian proses yang terdiri dari beberapa unsur agar
dapat saling berkaitan dengan yang lain, unsur terdiri dari: pelajaran, tujuan, proses dan
penilaian. Ketiga unsur pembelajaran itu harus diikuti oleh pendidik saat melaksanakan
aktivitas pembelajaran, yaitu penyusunan (RPP), dan melakukan proses dalam
pembelajaran ataupun diluar pembelajaran. Sosok guru dalam prosedur atau proses
pembelajaran merupakan akar dari suatu proses pendidikan secara keutuhan, karena guru
merupakan pemegang peranan penting dalam proses pembelajaran.
Hal ini berarti dalam proses pembelajaran dan penilaian harus mengembangkan
kompetensi peserta didik yang mencakup tiga aspek yaitu aspek kognitif, afektif dan
psikomotor. Salah satu prinsip dalam Kurikulum 2013 adalah memgukur tiga aspek
individual peserta didik secara adil. Namun, pada kenyataannya masih banyak guru yang
belum melakukan penilaian ketiga aspek tersebut secara adil.
4
2.2 Rumusan Masalah
2.3 Tujuan
5
BAB II
PEMBAHASAN
Asesmen autentik adalah suatu proses evaluasi yang melibatkan berbagai bentuk
pengukuran terhadap kinerja yang mencerminkan pembelajaran siswa, prestasi, dan
keterampilan Asesmen ini melibatkan peserta didik dalam tugas-tugas atau kegiatan yang
bermanfaat, penting, dan bermakna, serta mampu mengukur perbuatan atau penampilan
yang sebenarnya atas kompetensi pada suatu mata pelajaran
Asesmen autentik ialah aktivitas dalam mengevaluasi peserta didik harus memusatkan
sesuatu yang sebaiknya dievaluasi, baik prosedur maupun hasil evaluasi dengan
bermacam-macam perangkat penilaian harus sesuai dengan ketentuan kemampuan di
(SK), (KI) dan (KD). Asesmen didalam Kurikulum 2013 menujukan pada Permendikbut
Nomor 66 Tahun 2013 tentang standar asesmen pendidikan. Salah satu penegasan dalam
Kurikulum 2013 ialah asesmen autentik. Asesmen autentik dapat digunakan peserta didik
untuk memahami kelemahan-kelemahan baik aspek kognitif, aspek afektif dan aspek
psikomotor, dengan memahami produk asesmen autentik peserta didik dengan jelas dan
bisa memahami tahap mana dari materi pelajaran yang susah, masalah ini adalah sasaran
balik untuk peserta didik, sehingga bisa diketahui beagian mana yang harus dipelajari
kembali secara individu, sehingga bisa memotivasi peserta didik menjadi bertambah baik.
Pembelajaran tidak hanya ditekankan pada penguasaan materi, tetapi juga ditekankan
pada penguasaan keterampilan. Peserta didik juga harus memiliki keterampilan untuk
6
melakukan sesuatu dengan memakai prosedur dan asas keilmuan yang sudah ada
menguasai. Pembelajaran untuk mengetahui dan pembelajaran untuk mengerjakan, mesti
didapat dalam aktivitas belajar mengajar. Peserta didik mudah memahami konsep-konsep
yang rumit dan abstrak jika disertai dengan contoh-contoh konkrit merupakan salah satu
alasan yang melandasi perlunya diterapkan KPS.
7
dalam proses dan aspek-aspek yang akan dinilai. Guru dapa melakukannya dengan
meminta para peserta didik menyebutkan unsur-unsur proyek/tugas yang akan mereka
gunakan untuk menentukan kriteria penyelesaiannya, Cara penilaian ini dianggap lebih
otentik daripada tes tertulis karena apa yang dinilai lebih mencerminkan kemampuan
peserta didik yang sebenarnya. Penilaian unjuk kerja perlu mempertimbangkan hal-hal
berikut:
Langkah-langkah kinerja yang diharapkan dilakukan peserta didik untuk
menunjukkan kinerja dari suatu kompetensi.
Kelengkapan dan ketepatan aspek yang akan dinilai dalam kinerja tersebut.
Kemampuan-kemampuan khusus yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas.
Upayakan kemampuan yang akan dinilai tidak terlalu banyak, sehingga semua
dapat diamati.
Kemampuan yang akan dinilai diurutkan berdasarkan urutan yang akan diamati
2. Penilaian Tertulis
Tes tertulis berbentuk uraian atau esai menuntut peserta didik mampu
mengingat, memahami, mengorganisaasikan, menerapkan, menganalisis, mengsintesis,
mengevaluasi, dan sebagainya atas materi yang sudah dipelajari. Tes tertulis berbentuk
urauan sebisa mungkin bersifat komprehensif, sehingga mampu menggambarkan ranah
sikap, pengetahuan, dan keterampilan peserta didik. Penilaian secara tertulis dilakukan
dengan tes tertulis. Tes Tertulis merupakan tes dimana soal dan jawaban yang diberikan
kepada peserta didik dalam bentuk tulisan. Dalam menjawab soal peserta didik tidak
selalu merespon dalam bentuk menulis jawaban tetapi dapat juga dalam bentuk yang
lain seperti memberi tanda, mewarnai, menggambar dan lain sebagainya.
8
Isian atau melengkapi
Jawaban singkat atau pendek
Uraian
Dari berbagai alat penilaian tertulis, tes memilih jawaban benar-salah, isian
singkat, menjodohkan, dan sebab akibat merupakan alat yang hanya menilai
kemampuan berpikir rendah, yaitu kemampuan mengingat (pengetahuan). Tes pilihan
ganda dapat digunakan untuk menilai kemampuan mengingat dan memahami dengan
cakupan materi yang luas. Pilihan ganda mempunyai kelemahan, yaitu peserta didik
tidak mengembangkan sendiri jawabannya tetapi cenderung hanya memilih jawaban
yang benar dan jika peserta didik tidak mengetahui jawaban yang benar, maka peserta
didik akan menerka. Hal ini menimbulkan kecenderungan peserta didik tidak belajar
untuk memahami pelajaran tetapi menghafalkan soal dan jawabannya. Selain itu pilihan
ganda. kurang mampu memberikan informasi yang cukup untuk dijadikan umpan balik
guna mendiagnosis atau memodifikasi pengalaman belajar. Karena itu kurang
dianjurkan pemakaiannya dalam penilaian kelas.
Tes tertulis bentuk uraian adalah alat penilaian yang menuntut peserta didik
untuk mengingat, memahami, dan mengorganisasikan gagasannya atau hal-hal yang
sudah dipelajari. Peserta didik mengemukakan atau mengekspresikan gagasan tersebut
dalam bentuk uraian tertulis dengan menggunakan kata-katanya sendiri. Alat ini dapat
menilai berbagai jenis kompetensi, misalnya. mengemukakan pendapat, berpikir logis,
dan menyimpulkan. Kelemahan alat ini antara lain cakupan materi yang ditanyakan
terbatas.
3. Penilaian Sikap
Sikap bermula dari perasaan (suka atau tidak suka) yang terkait dengan
kecenderungan seseorang dalam merespon sesuatu/objek. Sikap juga sebagai ekspresi
dari nilai-nilai atau pandangan hidup yang dimiliki oleh seseorang. Sikap dapat
dibentuk, sehingga terjadi perilaku atau tindakan yang diinginkan. Sikap terdiri dari
tiga komponen, yakni: afektif, kognitif, dan konatif. Komponen afektif adalah perasaan
yang dimiliki oleh seseorang atau penilaiannya terhadap sesuatu objek. Komponen
kognitif adalah kepercayaan atau keyakinan. seseorang mengenai objek. Adapun
komponen konatif adalah kecenderungan untuk berperilaku atau berbuat dengan cara-
cara tertentu berkenaan dengan kehadiran objek sikap. Penilaian sikap dapat dilakukan
9
dengan beberapa cara atau teknik. Teknik- teknik tersebut antara lain: observasi
perilaku, pertanyaan langsung, dan laporan pribadi. Teknik-teknik tersebut secara
ringkas dapat diuraikan sebagai berikut.
4. Penilaian Proyek
Penilaian proyek merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu tugas yang harus
diselesaikan dalam periode/waktu tertentu. Tugas tersebut berupa suatu investigasi
sejak dari perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian. pengolahan dan
penyajian data. Penilaian proyek dapat digunakan untuk mengetahui pemahaman,
kemampuan mengaplikasikan, kemampuan penyelidikan dan kemampuan
menginformasikan peserta didik pada mata pelajaran tertentu. secara jelas.
Penilaian proyek dilakukan mulai dari perencanaan, proses pengerjaan. sampai
hasil akhir proyek. Untuk itu, guru perlu menetapkan hal-hal atau tahapan yang perlu
dinilai, seperti penyusunan disain, pengumpulan data, analisis data. dan penyiapkan
laporan tertulis. Laporan tugas atau hasil penelitian juga dapat disajikan dalam bentuk
poster. Pelaksanaan penilaian dapat menggunakan alat/instrumen penilaian berupa
daftar cek ataupun skala penilaianPenilaian proyek (project assessment) merupakan
kegiatan penilaian terhadap tugas yang harus diselesaikan oleh peserta didik menurut
periode/wktu tertentu. Penyelesaian tugas dimaksud berupa investigasi yang dilakukan
oleh peserta didik, mulai dari perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian,
pengolahan, analisis, dan. penyajian data.
Berikut tiga hal yang perlu diperhatikan guru dalam penilaian proyek:
Keterampilan peserta didik dalam meilih topik, mencari dan mengumpulkan
data, mengolah dan menganalisis, memberi makna atas informasi yang
diperoleh, dan menulis laporan.
Kesesuaian atau relevansi materi pembelajaran dengan pengembangan sikap.
keterampilan, dan pengetahuan yang dibutuhkan oleh peserta didik.
Keasliann sebuah proyek pembelajaran yang dikerjjakan atau dihasilkan oleh
peserta didik.
10
5. Penilaian Diri
Penilaian Diri atau Evaluasi diri adalah suatu cara untuk melihat kedalam diri sendiri.
Melalui evaluasi diri peserta didik dapat melihat kelebihan maupun kekurangannya,
untuk selanjutnya kekurangan ini menjadi tujuan perbaikan (improvement goal).
Dengan demikian, peserta didik lebih bertanggungjawab terhadap proses dan
pencapaian tujuan belajarnya (Rolheiser dan Ross, Dalam Dantes, 2008). Rolheiser dan
Ross (Dalam Dantes, 2008) mengajukan suatu model teoretik untuk menunjukkan
kontribusi evaluasi diri terhadap pencapaian tujuan.
Berikut adalah contoh rubrik untuk penilaian autentik dalam pembelajaran biologi:
2. Penilaian Diri
Tujuan: Memberi kesempatan kepada siswa untuk menilai pekerjaan dan
kemampuan mereka sesuai dengan pengalaman yang dimiliki.
Metode: Mengajarkan siswa cara mengkritik dan merenungkan diri tentang
proses pembelajaran dan kemampuan yang dimiliki.
Hasil: Meliputi refleksi, kesimpulan, atau rekomendasi tentang cara terus
berkembang dalam mengajarkan
3. Penilaian Portofolio
Tujuan: Mengumpulkan berbagai pekerjaan dan kinerja siswa dalam berbagai
waktu dan konteks.
Metode: Mengumpulkan portofolio yang mencakup berbagai tugas atau
aktivitas yang dilakukan oleh siswa.
11
Hasil: Portofolio yang mencakup berbagai tugas atau aktivitas yang dilakukan
oleh siswa, dengan mencatat keterampilan, kemampuan, dan pengalaman yang
diperoleh
4. Penilaian Proyek
Tujuan: Melibatkan peserta didik dalam proyek yang merupakan hasil karya
mereka, dengan mempertimbangkan kontribusi guru berupa petunjuk, arahan,
dan dukungan.
Metode: Mengajarkan siswa mengerjakan proyek yang memerlukan
pengembangan keterampilan, kemampuan, dan pengetahuan yang
dipertimbangkan.
Hasil: Meliputi hasil proyek, laporan, atau presentasi yang menunjukkan
keterampilan, kemampuan, dan pengetahuan yang dimiliki siswa
5. Penilaian Tertulis
Tujuan: Mengukur kemampuan siswa dalam menulis dan mengajarkan
informasi secara tertulis.
Metode: Mengajarkan siswa cara menulis secara jelas, logis, dan tahan.
Hasil: Meliputi esai tertulis yang menjelaskan topik atau permasalahan yang
dihadapi oleh siswa
12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Penilaian Autentik adalah jenis penilaian yang mencakup tiga ranah yaitu ranah kognitif
(pengetahuan), ranah afektif (sikap), dan psikomotorik (keterampilan). Penilaian autentik
juga merupakan hasil perkembangan dari berbagai jenis penilaian karena jenis penilaian
terdahulu dirasa belum secara efektif digunakan untuk mengetahui kompetensi siswa atau
peserta didik. Penilaian autentik sangatlah erat hubungannya dengan Kurikulum 2013,
karena dalam Kurikulum 2013 menuntut pendidik untuk menilai siswa atau peserta
didiknya berdasarkan tiga ranah yaitu ranah kognitif (pengetahuan), ranah afektif (sikap),
dan psikomotorik (keterampilan). Ada lima jenis teknik yang dapat digunakan, yaitu
penilaian unjuk kerja, penilaian sikap, penilaian tertulis, penilaian proyek, penilaian, dan
penilaian diri.
3.2 Saran
Semoga makalah ini bermanfaat bagi yang membaca makalah ini, khususnya. untuk
kelompok kami, dan semoga makalah ini dapat menjadi rujukan ataupun media belajar bagi
siapa saja yang ingin mempelajari "Penilaian Autentik".
13
DAFTAR PUSTAKA
Anas, S.1995. Pengantar Evaluasi Pendidikan Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
Arikunto, S. dan Abdul Jabar.2004. Evaluasi Program Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Penilaian Autentik 28
Sigit 2014. Konsep Penilaian Autentik Dan Contohnya. Lokakarya School Community
Sudjana, N. 1989.Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Sudjana, N.2012. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengjar cetakkan ke tiga. Bandung: PT
Remaja Rodakarya
14