ASESMEN AUTENTIK
Disusun oleh :
ABDUL RAJIK POLAPA
Nim : 431417023
Pendidikan Biologi, A
2
BAB I
PENDAHULUAN
3
pendek atau pertanyaan pilihan ganda. Siswa hanya dinilai pada sejumlah tugas
terbatas yang mungkin tidak sesuai dengan apa yang dikerjakan di kelas, menilai
dalam situasi yang telah ditentukan sebelumnya di mana kandungannya sudah
ditetapkan, seolah hanya menilai prestasi, jarang memberi sarana untuk menilai
kemampuan siswa memonitor pembelajaran mereka sendiri bahkan jarang
memasukkan soal-soal yang menilai respon emotional terhadap pengajaran.
Pada dasarnya, suatu sistem penilaian yang baik adalah tidak hanya
mengukur apa yang hendak diukur, namun juga dimaksudkan untuk memberikan
motivasi kepada siswa agar lebih bertanggung jawab atas apa yang mereka
pelajari, sehingga penilaian menjadi bagian integral dari pengalaman
pembelajaran dan melekatkan aktivitas autentik yang dilakukan oleh siswa yang
dikenali dan distimulasi oleh kemampuan siswa untuk menciptakan atau
mengaplikasikan pengetahuan yang mereka dapat di ranah yang lebih luas.
Autentic assessment dianggap mampu untuk lebih mengukur secara
keseluruhan hasil belajar dari siswa karena penilaian ini menilai kemajuan
belajar bukan melulu hasil tetapi juga proses dan dengan berbagai cara. Dengan
kata lain sistem penilaian seperti ini dianggap lebih adil untuk siswa sebagai
pembelajar, karena setiap jerih payah yang siswa hasilkan akan lebih dihargai.
1.2. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari Asesmen Autentik ?
1.3. Tujuan
1. Mahasiswa dapat mengetahui pengertian dari Asesmen Autentik.
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
2.2. Karakteristik Asesmen Autentik
1. Tugas Autentik
Tugas autentik merupakan suatu tugas yang meminta siswa melakukan
atau menampilkannya dianggap autentik apabila: (i) siswa diminta untuk
mengkonstruk respons mereka sendiri, bukan sekedar memilih dari yang
tersedia; (ii) tugas merupakan tantangan yang mirip (serupa) yang dihadapkan
dalam (dunia) kenyataan sesungguhnya.
Terdapat lima kriteria task untuk penilaian autentik, yaitu: 1) tugas
tersebut bermakna baik bagi siswa maupun bagi guru; 2) tugas disusun
bersama atau melibatkan siswa; 3) tugas tersebut menuntut siswa menemukan
dan menganalisis informasi sama baiknya dengan menarik kesimpulan tentang
hal tersebut; 4) tugas tersebut meminta siswa untuk mengkomunikasikan hasil
dengan jelas; 5) tugas tersebut mengharuskan siswa untuk bekerja atau
melakukan.
Ada dua hal yang perlu dipilih dalam menyiapkan tugas dalam
penilaian autentik, yaitu keterampilan (skills) dan kemampuan (abilities).
Selanjutnya ada lima dimensi yang perlu dipertimbangkan pada saat
menyiapkan task yang autentik pada pembelajaran sains. Pertama, length atau
lama waktu pengerjaan tugas. Kedua, jumlah tugas terstruktur yang perlu
dilalui siswa. Ketiga, partisipasi individu, kelompok atau kombinasi
keduanya. Keempat, fokus evaluasi: pada produk atau pada proses. Kelima,
keragaman cara-cara komunikatif yang dapat digunakan siswa untuk
menunjukkan kinerjanya.
2. Tipe Tugas Autentik
Tugas-tugas penilaian kinerja dapat diwujudkan dalam berbagai bentuk,
yakni:
6
a. computer adaptive testing (tidak berbentuk tes obyektif), yang menuntut
peserta tes dapat mengekspresikan diri untuk dapat menunjukkan tingkat
kemampuan yang nyata.
b. tes pilihan ganda diperluas, dengam memberikan alasan terhadap jawaban
yang dipilih.
c. extended response atau open ended question juga dapat digunakan.
d. group performance assessment (tugas-tugas kelompok) atau individual
performance assessment (tugas perorangan).
e. interview berupa pertanyaan lisan dari asesor; observasi partisipatif.
f. portofolio sebagai kumpulan hasil karya siswa.
g. projek, expo atau demonstrasi.
h. constructed response, yang siswa perlu mengkonstruk sendiri jawabannya.
3. Kriteria Penilaian (Rubrics)
Sebagaimana telah diungkapkan bahwa penilaian otentik atau
penilaian berbasis kinerja terdiri dari tasks + rubrics. Selanjutnya akan
diuraikan tentang “rubrics”. Rubrics merupakan alat pemberi skor yang berisi
daftar kriteria untuk sebuah pekerjaan atau tugas. Secara singkat scoring
rubrics terdiri dari beberapa komponen, yaitu: (i) dimensi, (ii) definisi dan
contoh, (iii) skala, dan (iv) standar. Dimensi akan dijadikan dasar menilai
kinerja siswa. Definisi dan contoh merupakan penjelasan mengenai setiap
dimensi. Skala ditetapkan karena akan digunakan untuk menilai dimensi,
sedangkan standar ditentukan untuk setiap kategori kinerja.
Walaupun suatu rubrik atau scoring rubrics sudah disusun sebaik-
baiknya, tetapi harus disadari bahwa tidak mungkin rubrik yang sudah disusun
itu sempurna atau satu-satunya kriteria untuk menilai kinerja siswa dalam
bidang tertentu. Dari satu tugas bisa saja disusun lebih dari satu rubrik. Oleh
karena itu perlu pula dikembangkan alat untuk menilai suatu rubrik.
Pertanyaan-pertanyaan berikut dapat digunakan sebagai patokan untuk
menilai suatu rubrik.
7
a. Seberapa jauh rubrik tersebut (jelas) berhubungan langsung dengan kriteria
yang dinilai?
b. Seberapa jauh rubrik tersebut mencakup keseluruhan dimiensi kinerja yang
dinilai?
c. Apakah kriteria yang dipilih sudah menggunakan standar yang secara umum
berlaku dalam bidang kinerja yang dinilai?
d. Sejauh mana dimensi & skala yang digunakan terdefinisi dengan baik?
e. Jika menggunakan skala numeric sejauh mana angka-angka yang digunakan
itu memang secara adil telah menggambarkan perbedaan dari setiap
kategori kinerja?
f. Seberapa jauh selisih skor yang dihasilkan oleh rater yang berbeda?
g. Apakah rubrik yang digunakan dipahami oleh siswa?
h. Apakah rubrik cukup adil dan bebas dari bias?
i. Apakah rubrik mudah digunakan, cukup praktis dan mudah diadministra-
sikannya?
4. Deskriptor dan Level Kinerja
Rubrik di atas melibatkan komponen lain yang umum digunakan
dalam penilaian autentik atau penilaian berbasis kinerja, yaitu deskriptor.
Deskriptor mengeksplisitkan tingkat kinerja siswa pada masing-masing level
dari suatu penampilan. Contohnya seperti rumusan standar minimal dalam
perumusan tujuan pembelajaran khusus. Deskriptor digunakan untuk
memperjelas harapan atau aspek yang dinilai. Selain itu descriptor juga
membantu penilai (rater) lebih konsisten dan lebih obyektif. Bagi guru yang
melaksanakan penilaian autentik, deskriptor membantu memperoleh umpan
balik yang lebih baik.
2.3. Jenis Dan Contoh penilaian Asesmen Autentik
a. Penilaian Kinerja
8
Asesmen autentik sebisa mungkin melibatkan parsisipasi peserta didik,
khususnya dalam proses dan aspek-aspek yangg akan dinilai. Guru dapat
umpan balik terhadap kinerja peserta didik baik dalam bentuk laporan naratif
maupun laporan kelas. Ada beberapa cara berbeda untuk merekam hasil
unsur-unsur tertentu dari indikator atau sub indikator yang harus muncul
cara guru menulis laporan narasi tentang apa yang dilakukan oleh masing-
guru dapat menentukan seberapa baik peserta didik memenuhi standar yang
ditetapkan.
9
menentukan apakah peserta didik sudah berhasil atau belum. Cara seperti
menunjukkan kinerja yang nyata untuk suatu atau beberapa jenis kompetensi
tertentu. Kedua, ketepatan dan kelengkapan aspek kinerja yang dinilai. Ketiga,
yang akan dinilai, khususnya indikator esensial yang akan diamati. Kelima,
urutan dari kemampuan atau keterampilan peserta didik yang akan diamati.
kinerja. Penilaian diri merupakan suatu teknik penilaian di mana peserta didik
diminta untuk menilai dirinya sendiri berkaitan dengan status, proses dan
10
3. Penilaian ranah pengetahuan. Misalnya, peserta didik diminta untuk menilai
dari suatu mata pelajaran tertentu berdasarkan atas kriteria atau acuan yang
telah disiapkan.
menumbuhkan rasa percaya diri peserta didik. Kedua, peserta didik menyadari
secara personal.
b. Penilaian Proyek
terhadap tugas yang harus diselesaikan oleh peserta didik menurut periode/waktu
lain.
pengetahuannya. Karena itu, pada setiap penilaian proyek, setidaknya ada tiga
11
1. Keterampilan peserta didik dalam memilih topik, mencari dan mengumpulkan
proyek. Dalam kaitan ini serial kegiatan yang harus dilakukan oleh guru meliputi
cek, skala penilaian, atau narasi. Laporan penilaian dapat dituangkan dalam
khusus. Penilaian produk dari sebuah proyek dimaksudkan untuk menilai kualitas
dan bentuk hasil akhir secara holistik dan analitik. Penilaian produk dimaksud
makanan, pakaian, hasil karya seni (gambar, lukisan, patung, dan lain-lain),
barang-barang terbuat dari kayu, kertas, kulit, keramik, karet, plastik, dan karya
logam. Penilaian secara analitik merujuk pada semua kriteria yang harus
pada apresiasi atau kesan secara keseluruhan atas produk yang dihasilkan.
12
c. Penilaian Portofolio
menunjukkan kemajuan dan dihargai sebagai hasil kerja dari dunia nyata.
Penilaian portofolio bisa berangkat dari hasil kerja peserta didik secara
didik dalam satu periode tertentu. Informasi tersebut dapat berupa karya peserta
didik dari proses pembelajaran yang dianggap terbaik, hasil tes (bukan nilai),
atau informasi lain yang relevan dengan sikap, keterampilan, dan pengetahuan
yang dituntut oleh topik atau mata pelajaran tertentu. Fokus penilaian portofolio
adalah kumpulan karya peserta didik secara individu atau kelompok pada satu
kemajuan belajar peserta didik. Misalnya, hasil karya mereka dalam menyusun
atau membuat karangan, puisi, surat, komposisi musik, gambar, foto, lukisan,
resensi buku/ literatur, laporan penelitian, sinopsis, dan lain-lain. Atas dasar
penilaian itu, guru dan/atau peserta didik dapat melakukan perbaikan sesuai
13
Penilaian portofolio dilakukan dengan menggunakan langkah-langkah
2. Guru bersama peserta didik menentukan jenis portofolio yang akan dibuat.
4. Guru menghimpun dan menyimpan portofolio peserta didik pada tempat yang
7. Guru memberi umpan balik kepada peserta didik atas hasil penilaian
portofolio.
tertulis yang lazim dilaksanakan pada era sebelumnya, penilaian tertulis atas hasil
pembelajaran tetap lazim dilakukan. Tes tertulis terdiri dari memilih atau
14
Tes tertulis berbentuk uraian atau esai menuntut peserta didik mampu
mensintesis, mengevaluasi, dan sebagainya atas materi yang sudah dipelajari. Tes
memperoleh nilai yang sama. Misalnya, peserta didik tertentu melihat fenomena
sama, asalkan analisisnya benar. Tes tersulis berbentuk esai biasanya menuntut
dua jenis pola jawaban, yaitu jawaban terbuka (extended-response) atau jawaban
terbatas (restricted-response). Hal ini sangat tergantung pada bobot soal yang
diberikan oleh guru. Tes semacam ini memberi kesempatan pada guru untuk
dapat mengukur hasil belajar peserta didik pada tingkatan yang lebih tinggi atau
kompleks.
15
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
1. Penilaian otentik merupakan suatu bentuk penilaian yang para siswanya
diminta untuk menampilkan tugas pada situasi yang sesungguhnya yang
mendemonstrasikan penerapan keterampilan dan pengetahuan esensial yang
bermakna.
2. Kriteria dari penilaian autentik yaitu penilaian yang berbasis pada kinerja yang
terdiri terdiri dari tasks + rubrics.
3. Jenis-jenis penilaian autentik yaitu penilaian kinerja, proyek, portofolio, dan
tertulis.
a. Penilaian kinerja yang digunakan untuk menilai partisipasi dan keaktifan
siswa dalam kegiatan belajar mengajar.
b. Penilaian proyek merupakan kegiatan penilaian terhadap tugas yang harus
diselesaikan oleh peserta didik menurut periode/waktu tertentu.
c. Penilaian portofolio merupakan penilaian berkelanjutan yang didasarkan
pada kumpulan informasi yang menunjukkan perkembangan kemampuan
peserta didik dalam satu periode tertentu.
d. Penilaian tertulis merupakan bentuk penilaian dengan cara tertulis yang
dapat berupa pilihan ganda, essai, menjodohkan, benar-salah, dan
sebagainya.
Langkah-langkah penilaian autentik terdiri dari:
16
a. Mengidentifikasi standar Seperti tujuan umum (goal)
b. Memilih suatu tugas otentik
c. Mengidentifikasi Kriteria untuk tugas (tasks)
3.2. Saran
Saran penyusun dalam makalah ini yaitu agar sekiranya dosen pembimbing
menerima dan bersedia memberikan bimbingan kepada penyusun jika dalam
penyusunan makalah ini masih terdapat kesalahan-kesalahan
DAFTAR PUSTAKA
Dantes, Nyoman. 2008. Hakikat Asesmen Otentik Sebagai Penilaian Proses Dan Produk
Dalam Pembelajaran Yang Berbasis Kompetensi. Singaraja: Universitas Pendidikan
Ganesha
Muijs, Daniel & David Reynolds. 2008. Effective Teaching Teori dan Aplikasi. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
17