Anda di halaman 1dari 8

SOAL

1. Bagaimana pendapat anda tentang pentingnya evaluasi dalam dunia pendidikan?


Berikan contoh dalam dunia pendidikan tentang penerapan pengukuran, penilaian dan
evaluasi!

2. Dalam sebuah penilaian akhir. terkadang masih saja ada seorang guru yang
mendambakan atau memuji-muji siswa yang mendapat nilai tinggi dalam ranah kognitif
Akan tetapi banyak siswa yang mempunyai nilai tinggi Juga dalam ranah psikomotor
walaupun nilai kognitifnya cenderung rata rata. Jika anda sebagai seorang evaluator
pendidikan, bagaimana sikap dan tanggapan saudara tentang kasus tersebut?

3. Penilaian yang dilakukan seorang guru harus terlebih dahulu berdasarkan sebuah
patokan, apakah itu Penilalan Acuan Palokan (PAP) ataupun Penilain Acuan Norma
(PAN). Menurut saudara, yang mana lebih efktif untuk dilakukan seorang guru, jlka yang
dinilai adalah kreatifitas mahasiswa dalam membuat suatu lnovasi? .jelaskan pendapat
saudara!

4. Tes yang baik merupakan tes yang terdiri dari kalimat efektif yang dapat dimengerti oleh
siswa dan tidak menimbulkan keraguan dalam pikiran siswa. Buatlah contoh kalimat!
efektif untuk soal pilihan ganda beserta opsinnya, soal uraian terbuka dan soal uraian
terbatas!

5. Soal yang muncul dalam berbagai tes ujian merupakan hasil dari perhitungan yang
matang berdasarkan kisi-kisi soal. Menurut saudara, apa manfaat dan hasil dari
pembuatan kisi-kisi tersebut? Jika kisi-kisi yang berasal dari pusat/pemerintah ada yang
tidak relevan dengan masing-masing sekolah, apa yang harus dilakukan oleh sekelompok
guru mata pelajaran dalam intern sekolah untuk menghadapi hal tersebut?

Jawaban

1. Evaluasi sangat penting bagi berjalannya suatu program, baik itu program pendidikan,
pembelajaran, atau pun pelatihan. Biasanya tujuan dari diadakannya evaluasi ialah untuk
mengetahui apakah program yang sudah dijalankan seperti program-program tersebut di atas,
tersampaikan kepada peserta dengan baik, atau sesuai dengan target/tujuan dari program
tersebut, ataukah belum sama sekali. Dan jika hal-hal tersebut terjadi dalam menjalankan
program seperti di atas maka peserta atau penyampai program akan melakukan evaluasi
terhadap pencapaian keberhasilannya. Sehingga di masa yang akan datang program tersebut
sudah menjadi lebih baik dan hal-hal yang membuatnya tidak tercapai akan berkurang. Pada
pembahasan kali ini kita akan mengulas tentang pentingnya evaluasi dalam pendidikan. Di
dalam dunia pendidikan, kata Evaluasi sudah tidak asing lagi kita dengar. Terutama untuk
tenaga pendidik, yang senantiasa bergelut secara langsung dengan kegiatan Evaluasi.

Evaluasi di dalam dunia pendidikan sering kita dengar dengan Evalusi Pembelajaran,
dimana tenaga pendidik di tuntut untuk melakukan Evaluasi terhadap pembelajaran yang
mereka berikan kepada peserta didik. Meskipun Evaluasi pembelajaran biasanya dilakukan di
akhir pembelajaran, namun Evaluasi di rancang sedemikian rupa dan disiapkan sebelum
pembelajaran dilakukan. Pada hakikatnya evaluasi pembelajaran adalah proses pengukuran dan
penilaian terhadap suatu pembelajaran dimana seorang pendidik mengukur atau menilai
peserta didik dengan menggunakan alat tes. Pengukuran alat tes, lebih bersifat kuantitatif
dengan menggunakan perhitungan angka dalam mengukur hasil belajar peserta didik. Tujuan
evaluasi sendiri adalah untuk mencari solusi dari kekurangan yang peserta didik alami,
menyimpulkan seberapa menguasainya peserta didik dalam kompetensi yang diterapkan dan
mengetahui sejauh mana tingkat keberhasilan peserta didik. Jadi mengapa peranan Evaluasi
pembelajaran sangatlah penting? Evaluasi pembelajaran sangat penting dilakukan untuk
mengetahui efektif atau tidaknya suatu sistem pembelajaran yang diterapkan oleh tenaga
pendidik. Karena bila seorang pendidik tidak melakukan Evaluasi, sama saja tenaga pendidik
tersebut tidak ada perkembangan dalam merancang sistem pembelajaran. Sehingga peserta
didik bisa saja merasa bosan dengan sistem belajar yang terus menerus sama.

Penilaian Dalam Pendidikan

Penilaian (assessment) adalah penerapan berbagai cara dan penggunaan beragam alat
penilaian untuk memperoleh informasi tentang sejauh mana hasil belajar peserta didik atau
ketercapaian kompetensi (rangkaian kemampuan) peserta didik. Penilaian menjawab
pertanyaan tentang sebaik apa hasil atau prestasi belajar seorang peserta didik.Hasil penilaian
dapat berupa nilai kualitatif (pernyataan naratif dalam kata-kata) dan nilai kuantitatif (berupa
angka). Pengukuran berhubungan dengan proses pencarian atau penentuan nilai kuantitatif
tersebut.
Penilaian hasil belajar pada dasarnya adalah mempermasalahkan, bagaimana pengajar
(guru) dapat mengetahui hasil pembelajaran yang telah dilakukan. Pengajar harus mengetahui
sejauh mana pebelajar (learner) telah mengerti bahan yang telah diajarkan atau sejauh mana
tujuan/kompetensi dari kegiatan pembelajaran yang dikelola dapat dicapai. Tingkat pencapaian
kompetensi atau tujuan instruksional dari kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan itu
dapat dinyatakan dengan nilai.

Pengukuran dalam pendidikan

Pengukuran adalah penentuan besaran, dimensi, atau kapasitas, biasanya terhadap


suatu standar atau satuan pengukuran. Pengukuran tidak hanya terbatas pada kuantitas fisik,
tetapi juga dapat diperluas untuk mengukur hampir semua benda yang bisa dibayangkan,
seperti tingkat ketidakpastian, atau kepercayaan konsumen.

Pengukuran adalah proses pemberian angka-angka atau label kepada unit analisis untuk
merepresentasikan atribut-atribut konsep. Proses ini seharusnya cukup dimengerti orang walau
misalnya definisinya tidak dimengerti. Hal ini karena antara lain kita sering kali melakukan
pengukuran yang dimaksud dengan pengukuran (Measurement) adalah suatu proses
pengumpulan data melalui pengamatan empiris untuk mengumpulkan informasi yang relevan
dengan tujuan yang telah ditentukan. Dalam hal ini guru menaksir prestasi siswa dengan
membaca atau mengamati apa saja yang dilakukan siswa, mengamati kinerja mereka,
mendengar apa yang mereka katakan, dan menggunakan indera mereka seperti melihat,
mendengar, menyentuh, mencium, dan merasakan. Menurut Zainul dan Nasution (2001)
pengukuran memiliki dua karakteristik utama yaitu: 1) penggunaan angka atau skala tertentu; 2)
menurut suatu aturan atau formula tertentu.

2. Menurut saya Dalam system penilaian ada tiga ranah yang menjadi kategori dalam menilai
hasil belajar siswa , yaitu ranah kognitif, ranah psikomotor dan ranah afektif. Ketiga ranah
tersebut tidak bisa dipisahkan satu sama lain.Namun, penekanan ketiga ranah tersebut selalu
berbeda.Mata pelajaran praktek lebih menekankan pada ranah psikomotor, sedangkan mata
pelajaran pemahaman konsep lebih menekankan pada ranah kognitif. Namun kedua ranah
tersebut mengandung ranah afektif.
Ranah kognitif yaitu penilaian yang terfokus pada tingkat kemampuan siswa dalam
mengingat , menguasai dan memahami materi pelajaran. Ranah psikomotor berhubungan
dengan hasil belajar yang pencapaiannya melalui keterampilan manipulasi yang melibatkan
otot dan kekuatan fisik. Sedangkan ranah afektif mencakup watak perilaku seperti sikap, minat,
konsep diri, nilai dan moral peserta didik. Kemampuan afektif berhubungan dengan minat dan
sikap yang dapat berbentuk tanggung jawab, kerjasama, disiplin, komitmen, percaya diri, jujur,
menghargai pendapat orang lain, dan kemampuan mengendalikan diri.

Dalam sudut pandang lama, penilaian pembelajaran lebih ditekankan pada hasil (produk)
dan cenderung hanya menilai kemampuan ranah kognitif, melalui bentuk tes obyektif dan saya
rasa bentuk tes obyektif ini kurang efektif untuk mengetahui kemampuan kognitif siswa,
sebabbentuk tes obyektif seperti itu bisa saja dimanipulasi oleh siswa, misalnya dengan
mencontek milik temannya dan sebagainya. Dan jika penilaian hasil belajar cenderung pada
ranah kognitif saja Sementara, penilaian dalam ranah afektif dan psikomotorik diabaikan .
menurut saya tujuan dari pendidikan itu sendiri tidak akan tercapai. Sedangkan system
penilaian saat ini , konsep penilaian pendidikan menunjukkan ke arah yang lebih luas.

Konsep-konsep tersebut pada umumnya berkisar pada pandangan sebagai berikut :

1. Penilaian tidak hanya diarahkan kepada tujuan-tujuan pendidikan yang telah ditetapkan,
tetapi juga terhadap tujuan-tujuan yang tersembunyi, termasuk efek samping yang
mungkin timbul.

2. Penilaian tidak hanya melalui pengukuran perilaku siswa, tetapi juga melakukan
pengkajian terhadap komponen-komponen pendidikan, baik masukan proses maupun
keluaran.

3. Penilaian tidak hanya dimaksudkan untuk mengetahui tercapai tidaknya tujuan-tujuan


yang telah ditetapkan, tetapi juga untuk mengetahui apakah tujuan-tujuan tersebut
penting bagi siswa dan bagaimana siswa mencapainya

Mengingat luasnya tujuan dan objek penilaian, maka alat yang digunakan dalam penilaian
sangat beraneka ragam, tidak hanya terbatas pada tes, tetapi juga alat penilaian bukan tes.

Menurut saya system penilaian yang diterapkan saat ini lebih baik dibandingkan dengan
system penilaian sebelumnya. Yang mana system penilaian sebelumnya cenderung pada
penilaian ranah kognitif saja dan terbatas pada tes objektif, sedangkan system penilaian saat ini
tidak hanya cenderung pada ranah kognitif dan terbatas pada tes objektif.
3. Menurut saya penilaian yang digunakan guru dalam menilai kreativitas siswa dalam
membuat suatu inovasi yaitu: Penilaian acuan patokan meneliti apa yang dapat dikerjakan oleh
peserta didik, bukan membandingkan seorang peserta didik dengan teman sekelasnya,
melainkan dengan suatu kriteria atau patokan spesifik. Pendekatan penilaian acuan patokan ini
dalam melakukan penilaiannya mengacu pada suatu kriteria pencapaian tujuan pembelajaran
atau indikator pembelajaran yang telah dirumuskan sebelumnya. Tujuan dari dari pendekatan
penilaian acuan patokan adalah untuk mengukur secara pasti tujuan atau kompetensi yang
ditetapkan sebagai kriteria keberhasilannya. Manfaat dari penilaian acuan patokan ini adalah
untuk meningkatkan kualiatas hasil belajar, sebab peserta didik diusahakan untuk mencapai
standar yang telah ditentukan, dan hasil belajar peserta didik dapat diketahui derajat
pencapaiannya.

4.Contoh soal pilihan ganda

1. Pembagian kebutuhan menurut sifatnya adalah kebutuhan …

A. jasmani dan rohani

B. individu dan sosial

C. primer, sekunder dan tertier

D. benda dan jasa

2. Kekuasaan yang tertinggi didalam badan usaha koperasi terletak pada ..

A. pengurus

B. ketua koperasi

C. penyandang dana

D. rapat anggota

3. Semua kegiatan ekonomi akan tercapai pada tingkat kemakmuran yang memadai dengan
cara …

A. mengindahkan hukum permintaan dan penawaran

B. perhitungan biaya produksi


C. penggunaan prinsip ekonomi

D. melakukan tindakan ekonomi

4. Alat pembayaran luar negeri dalam perdagangan antar negara adalah … .

A. giro

B. rupiah

C. valuta asing

D. deviden

5. Salah satu usaha pemerintah untuk melindungi konsumen dilakukan dengan cara
menentukan …

A. harga pokok

B. harga pasar

C. harga maksimum

D. harga keseimbangan

Contoh soal uraian bebas

1. Apakah yang anda ketahui mengenai enzim?

2. Apakah yang ada ketahui mengenai sifat-sifat enzim?

3.

4. Menurut ada faktot-faktor apa saja yang dapat mempercepat kerja enzim?

Contoh soal uraian terbatas

1. Berikan 3 contoh toleransi di dalam kehidupan bermasyarakata antar sesama umat


beragama!
2. Berikan 3 contoh sikap toleransi dengan teman yang berbeda agama dengan kita di
sekolah!

3. Apakah faktor-faktor yang menyebabkan maraknya terjadi perusakan tempat ibadah


sebutkan 3!

5. Manfaat Kisi-Kisi

Manfaat kisi-kisi yaitu sebagai pedoman dalam penulisan soal atau dalam merakit soal
menjadi suatu tes. Manfaat lain dari kisi-kisi ialah untuk menjamin sampel soal yang baik, dalam
arti mencakup semua pokok bahasan secara proporsional. Agar item-item atau butir-butir tes
mencakup keseluruhan materi (pokok bahasan atau sub pokok bahasan) secara proporsional,
maka sebelum menulis butir-butir tes terlebih dahulu kita harus membuat kisi-kisi sebagai
pedoman. Sebuah kisi-kisi memuat jumlah butir yang harus dibuat untuk setiap bentuk soal dan
setiap pokok bahasab serta untuk setiap aspek kemampuan yang hendak diukur.

Jika kisi-kisi yang berasal dari pusat/pemerintah ada yang tidak relevan yaitu guru bisa
memperbaiki kisi kisi yang tidak relevan dengan cara :

1.Mengetahui Syarat Kisi-Kisi yang Baik dan benar

Kisi-kisi yang baik harus memenuhi syarat sebagai berikut:

a. Kisi-kisi harus dapat mewakili isi silabus/kurikulum atau materi yang telah diajarkan.

b. Komponen-komponennya jelas dan mudah dipahami.

c. Soal-soal yang akan dibuat sesuai dengan indikator.

2. Mengetahui Penulisan Kisi-Kisi

Penulisan kisi-kisi dipergunakan untuk memudahkan guru dalam menyusun soal evaluasi. Kisi-
kisi soal ini memberikan batasan guru dalam menyusun soal sehingga tidak menyimpang dari
tujuan pembelajaran. Adapun dalam penulisan kisi-kisi, guru harus memperhatikan hal-hal
berikut:

a. Nama Satuan pendidikan

b. Mata Pelajaran

c. Kelas / Semester
d. Tahun Pelajaran

e. Kurikulum Acuan

f. Alokasi Waktu

g. Jumlah Soal

h. Penulis / guru mata pelajaran

i. Kompetensi Dasar

j. Materi Pelajaran

k. Indikator Soal

l. Bentuk Soal

m. Nomor Soal

3.Mebgetahui Langkah-Langkah Penyusunan Kisi-Kisi

Kisi-kisi tes dapat disusun secara terpisah antara tes objektif dan tes uraian, namun dapat juga
satu kisi-kisi tes memuat dua bentuk soal tes (tes objektif dan tes uraian). Eko Putro Widoyoko
(2014:90-91) menyebutkan, ada empat langkah dalam mengembangkan kisi-kisi tes, yaitu:

1) Menulis standar kompetensi dan kompetensi dasar

2) Menentukan indikator

3) Membuat daftar pokok dan subpokok bahasan yang akan diujikan

4) Menentukan jumlah butir soal tiap pokok dan subpokok bahasan

Anda mungkin juga menyukai