Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH PANCA SRADHA

DIUSULKAN OLEH:

Ni Putu Anik Laranadi Surya Tenggara : 2113011025 : 2021

Kadek Veronika Ambarani : 2106091058 : 2021

Kadek Indah Cahya Hariani : 2112021215 : 2021

Kadek Arindra Setiawan : 2113111030 : 2021

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

SINGARAJA

2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikat rahmat dan anugrah-Nya kami dapat menyelesaikan tugas
makalah yang berjudul “PANCA SRADHA “ ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
Dosen pada bidang mata kuliah Agama Hindu. Selain itu, makalah ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan tentang Panca Sradha bagi para
pembaca dan juga bagi penulis. Kami mengucapkan terimakasih kepada
Bapak/Ibu dosen yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah wawasan sesuai bidang studi yang kami tekuni.
Kami juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang
telah membagi sebagian penggetahuanya sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini. kami menyadari, makalah yang kami tulis ini
masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
membangun akan kami nantikan demi menantikan kesempurnaan makalah
ini.

Singaraja,20 september 2021

penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i

DAFTAR ISI............................................................................................................ii

BAB I.......................................................................................................................1

PENDAHULUAN...................................................................................................1

1.1Latar Belakang................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................1

1.3 Tujuan.............................................................................................................1

BAB II......................................................................................................................2

PEMBAHASAN......................................................................................................2

2.1 Pengertian Panca Sradha................................................................................2

2.2 Bagian-Bagian Panca Sradha.........................................................................2

2.3 Nilai yang terkandung dan contoh pelaksanaan dalam Panca Sradha............5

BAB 3......................................................................................................................7

KESIMPULAN........................................................................................................7

ii
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Agama hindu awalnya memiliki nama Sanatana Dharma memiliki arti
kebenaran yang abadi. Sebagai salah satu ajaran agama Hindu memiliki suatu
tujuan “Moksartham jagadhita ya ca iti dharma” memiliki arti tujuan dharma
adalah untuk mencapai kesejahtraan hidup (Jagadhita) dan kebahagiaan rohani
(Moksa). Agama hindu memiliki tiga kerangka yang juga disebut tiga
kerangka dasar agama hindu, ketiga kerangka dasar itu yaitu yang pertama
Tattwa memiliki arti pengetahuan atau filsafat, yang kedua yaitu Susila
memiliki arti etika atau perilaku, dan yang terakhir yaitu Upacara atau ritual.
Tatwa atau kata lainnya filsafat meliputi lima keyakinan yang disebut sebagai
Panca Sradha yang berisi tentang aturan-aturan perilaku dan juga upacara
merupakan tentang pelaksanaan yang meliputi ajaran agama itu sendiri yang
banyaknya ada lima yang disebut dengan Panca Sradha yang memiliki lima
bagian yaitu Brahma,Atma,Karma Phala,Punarbawa,dan moksa juga terdapat
nilai yang terkandung didalam Panca Sradha.
1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah yang di peroleh adalah


sebagai berikut:
1.2.1 Bagaimana sejarah dan juga definisi dari Panca Sradha?
1.2.2 Apa saja bagian-bagian dari Panca Sradha ?
1.2.3 Apa saja nilai yang dalam Panca Sradha?

1.3 Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut:
1.3.1 Mengetahui sejarah dan definisi dari Panca Sradha
1.3.2 Mengetahui apa saja bagian-bagian dari Panca Sradha
1.3.3 Mengetahui nilai yang terkandung dalam Panca Sradha

1
BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Panca Sradha
Agama Hindu dikenal dengan agama yang mengenal banyak dewa, namun
yang paling dikenal adalah Trimurti. Trimurti adalah tiga Dewa yaitu Brahma,
Wisnu , dan Siva. Dewa Brahma dikenal karena perannya sebagai pencipta alam
semesta beserta isinya, Dewa Wisnu sebagai pemelihara seluruh alam semesta dan
Dewa Siva berperan sebagai pelebur alam semesta. Ketiga perwujudan itu adalah
manifestasi dari kebesaran Tuhan Yang Maha Esa. Dan menurut umat Hindu
Tuhan itu tiada duanya, hanya saja disebut dengan banyak nama.
Terlepas dari hal tersebut ada banyak ajaran – ajaran dasar dalam Hindu, diantara
yang paling dasar adalah ajaran Panca Sradha. Panca Sradha secara etimologi
terdiri dari kata Panca dan Sradha, Panca adalah lima dan Sradha adalah
keyakinan atau kepercayaan, jadi panca sradha adalah lima keyakinan atau
kepercayaan umat hindu

2.2 Bagian-Bagian Panca Sradha


Didalam ajaran panca srdha terdapat bagian-bagian yaitu :
1) Keyakinan kepada Tuhan (Brahman)
Brahman adalah Roh yang paling tinggi, diluar jangkauan manusia, tidak terbatas
oleh ruang dan waktu . Brahman dalam agama Hindu (Bali) disebut juga Ida
Sanghyang Widhi, adalah Beliau yang Menakdirkan, Yang Maha Kuasa, dan
Sang Pencipta semua yang ada, serta menjadi segala sumber dari segala yang ada
dan tiada Dikaitkan dengan aktivitas ritual umat Hindu, memberi pemahaman
bahwa perilaku umat Hindu dalam melaksanakan kewajiban beragama
sepenuhnya didorong keyakinannya yang (sangat) tinggi pada Ida Sanghyang
Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha Kuasa. Sehingga sebagai realisasi Sradha melalui
bhaktinya, termasuk dalam bentuk aktivitas ritual diyakini merupakan wujud
pelaksanaan “perintah Tuhan” yang sedikitpun tak kuasa bagi hamba-Nya untuk
mengabaikan apalagi berani meninggalkannya.

2
2) Keyakinan Adanya Atman
Atman adalah percikan kecil dari sinar suci Brahman (Ida Sang Hyang Widhi
Wasa). Atman berasal dari kata “An” yang berarti bernafas. Setiap makhluk yang
bernafas mempunyai Atman, sehingga mereka dapat hidup. Jadi Atman adalah
nafasnya semua makhluk hidup baik itu manusia, hewan, maupun tumbuhan.
Atman berasal dari Brahman (Tuhan/Ida Sanghyang Widhi Wasa) yang
memberikan hidup kepada semua makhluk di muka bumi ini. Oleh karena Atman
berasal dari Brahman, maka sejatinya Atma itu sifatnya suci dan sempurna. Tetapi
pertemuan antara Atma dengan badan yang kemudian menimbulkan ciptaan
menyebabkan Atma dalam keadaan “Awidya”. Awidya artinya gelap atau lupa
kepada kesadaran. Untuk itulah hakikat hidup dan berkehidupan adalah bertujuan
untuk menghilangkan Awidya sehimngga bisa mencapai kesadaran sejati dengan
cara
melaksanakan Subhakarma berdasarkan tuntunan Dharma.

3) Keyakinan Adanya Karmaphala


secara etimologi kata “Karmaphala” berasal dari dua kata yaitu “karma” dan
“phala”. Karma artinya „perbuatan‟ sedangkan phala berarti „hasil‟. Jadi
Karmaphala artinya hasil suatu perbuatan yang dilakukan seseorang. Karmaphala
ini sesungguhnya merupakan hukum sebab akibat, bahwa setiap perbuatan yang
dilakukan pasti akan mendapatkan buahatau hasilnya. Berdasarkan kurun
waktunya, secara garis besar ajaran
Karmaphala dibagi menjadi tiga yaitu :
(a) Sancita Karmaphala, artinya bahwa setiap perbuatan yang dilakukan pada
masa masa/kehidupan lalu akan menerima atau menikmati hasilnya pada
kehidupan
sekarang.
(b) Prarabda Karmaphala, artinya bahwa setiap
perbuatan yang dilakukan pada masa/kehidupan sekarang akan menerima dan
menikmati hasilnya pada kehidupan sekarang juga.

3
(c) Kryamana Karmaphala, artinya bahwa setiap perbuatan yang dilakukan pada
masa/kehidupan sekarang pada kehidupan yang akan datang kita menerima hasil
dari perbuatan tersebut.
Melalui keyakinan akan adanya hukum Karmaphala ini, memberikan kesadaran
bahwa setiap perbuatan yang dilakukan di dunia ini, baik atau buruk akan
memberikan hasil. Tidak ada perbuatan sekecil apapun yang luput dari hasil, cepat
atau lambat, langsung maupun tidak langsung pahalanya pasti akan datang juga.
Diyakini bahwa perbuatan yang baik (Subhakarma) akan membawa hasil yang
menyenangkan atau membahagiakan. Sebaliknya perbuatan yang buruk
(Asubhakarma) dengan sendirinya akan
membawa hasil yang serba tidak menyenangkan apalagi membahagiakan.

4) Keyakinan Adanya Punarbhawa Mengutip Wiratmadja dan Nala (1977: 71)


kata “Punarbhawa” berasal dari dua kata yaitu “Punar” dan “bhawa”. “Punar”
berarti „kembali‟ dan “bhawa” berarti „menjelma‟ (lahir). Jadi, Punarbhawa
artinya kelahiran atau penjelmaan kembali secara berulang-ulang (reinkarnasi).
Istilah Punarbhawa sering juga disebut Samsara yang artinya lahir kembali ke
dunia berulang-ulang kali. Kelahiran kembali ini terjadi karena Sang Atma masih
diliputi oleh keinginan dan kemauan yang berhubungan dengan keduniawian,
yang tentunya tidak lepas dari keadaan sengsara, sebagai hukuman yang
diakibatkan oleh perbuatan atau karma di masa kelahiran yang lampau. Artinya,
masih banyak membuat dan membawa kesalahan atau sisa dosa yang
belum tuntas apalagi lunas dibayar. Sehingga pertanggungjawabannya wajib
dilakukan pada setiap masa kehidupan, bisa pada masa kehidupan sekarang, atau
pada kelahiran yang akan datang. Semuanya sangat tergantung pada apa yang
dilakukan dalam bentuk karma yang lalu, sekarang dan akan datang.

5) Keyakinan Adanya Moksa


Secara konseptual, Moksa adalah obsesi umat Hindu dalam mencapai tujuan akhir
kehidupan. Kata “Moksa” berasal dari kata “muc” yang artinya„bebas‟. Bebas
dari segala ikatan karma, atau ikatan maya, bebas dari berbagai ikatan duniawi
dengan segala suka dan dukanya. Keadaan Moksa inilah yang sering disebut

4
sebagai suatu keadaan dimana rasa suka tidak akan tersentuh lagi oleh kedukaan .
keadaan Moksa itu terbagi lagi menjadi empat (4) tingkat pencapaian, yaitu :
(a) Samipya, yaitu tingkatan Moksa yang dapat dicapai oleh para Maha Rsi/Yogi
dengan kematangan dan kesempurnaan tapa brata yoga samadhi, membuka intuisi
rohani tingkat tinggi sehingga dapat menerima energy illahi berupa
wahyu,sekaligus memahami hakikat kesejatian hidup dan kehidupan di dunia ini.
(b) Sarupya/Sadarmya, yaitu Moksa yang dapat dicapai oleh kesadaran sejati
ketika Sang Atman dapat mengatasi segalanya. Tingkatan Moksa ini hanya dapat
dicapai oleh sosok Awatara yang bisa mengatasi segalanya dan dapat menentukan
sendiri kapan saatnya akan meninggalkan dunia ini.
(c) Salokya, yaitu tingkatan Moksa yang dapat dicapai oleh Sang Atman yang
telah mampu mencapai tingkatan alam Brahman (Tuhan).
(d) Sayujya, adalah tingkat kebebasan yang paling tinggi bahkan sempurna,
dimana Sang Atman telah bersatu atau
mamnunggal pada Brahman (Brahman Atman Aikyam).
Sebenarnya keadaan Moksa bisa juga dicapai manusia semasa masih hidup di
dunia, yang lazim disebut Jiwan Mukti. Namun mencapai keadaan dan tingkatan
Jiwan Mukti tentu tidak mudah, pastinya memerlukan penyempurnaan kualitas
Sradha dan Bhakti umat dengan senantiasa mematuhi dan melaksanakan segala
ajaran- Nya sebagaimana diperintahkan di dalam kitab/pustaka suci

2.3 Nilai yang terkandung dan contoh pelaksanaan dalam Panca Sradha
Didalam ajaran panca sradha terdapat nilai-nilai yang terkandung
didalamnya yaitu:
1.Widhi Sradha/ Brahma sradha

Melalui penyerahan diri secara ikhlas dan setulus-tulusnya sesungguhnya akan


dapat memberikan hikmah yang besar bagi manusia karena dengan demikian akan
dapat mengantarkan manusia untuk bersujud bhakti kepada Tuhan. Hal tersebut
akan mendorong manusia untuk selalu mengadakan hubungan batin dengan
Tuhan,dimana dari jalinan tersebut pada akhirnya akan menuntun manusia untuk
mencapai kesempurnaan serta mampu mensyukuri akan rahmat Tuhan.

5
2. Atma Sradha

Suatu keyakinan terhadap adanya Atma (jiwa) yang dapat memberikan kehidupan
pada setiap makhluk yang ada di alam semesta yang merupakan ciptaan dari
Hyang Widhi. Namun Atma dapat meninggalkan badan kasarnya,artinya
walaupun manusia (makhluk) nya mati atau meninggal tetapi Atma nya tetap
hidup,hanya badan kasarnya saja yang hancur dan mati sedangkan Atma akan
tetap kekal abadi dan akan lahir kembali. Penjelmaan Atma akan terus berlanjut
hingga Atma tersebut menunggal atau menyatu dengan Brahman (Moksha). Nilai
ajaran Atma Sradha ini yang semestinya dapat dijadikan pedoman dan pegangan
dalam kehidupan beragama khususnya pengendalian diri sehingga dapat
meningkatkan kesucian lahir batin bagi umat hindu.

3. Karmaphala Sradha

Keyakinan terhadap hukum sebab dan akibat perbuatan kita, karena setiap
perbuatan akan mendapatkan hasilnya. Perbuatan yang baik dan berdasarkan
Dharma akan mendapatkan hasil yang baik,hal tersebut akan membawa kita untuk
mencapai surga . Begitu juga sebaliknya perbuatan yang tidak baik dan tidak
berdasarkan Dharma tentu saja akan menghasilkan yang tidak baik juga. Hal
tersebut semestinya dapat kita jadi pedoman dan sebagai cermin dalam bertingkah
laku baik itu antar sesama manusia ataupun pada makhluk hidup lainnya.

4. Punarbhawa Sradha

Keyakinan terhadap adanya “reinkarnasi” atau kelahiran kembali setelah mati,


dimana Atma yang masih terikat oleh pengaruh benda-benda duniawi akan ditarik
oleh kekuatan benda-benda duniawi untuk lahir kembali ke dunia. Reinkarnasi itu
akan berakhir apabila Atma telah bebas atau lepas dari ikatan pengaruh duniawi
dan bersatu kembali dengan sumbernya yaitu Ida sang Hyang widhi wasa.
Hakekatnya Punarbhawa ini merupakan proses pembenahan diri menuju tingkat
penyempurnaan sehingga terbebas dari sengsara, dimana seseorang yang mampu
melaksanakan ujian tersebut maka surga akan terbuka baginya.

5. Moksha Sradha

Keyakinan terhadap adanya kebahagiaan yang kekal abadi (Suka Tan Pewali
Dukha) dimana mengandung arti bahwa Atma yang telah bebas dari pengaruh
duniawi akan dapat mencapai kebahagiaan yang kekal abadi. Pada akhirnya Atma
itu akan kembali ke sumbernya atau menunggal dengan Ida Sang Hyang Widhi
Wasa sehingga tercapailah Moksha.Dengan kita melakukan perbuatan yang sesuai
dengan Dharma dan ajaran agama sepatutnya dapat menjadi pedoman dalam
meningkatkan kehidupan spiritual sehingga dapat menjadi tuntunan untuk
mendekatkan diri terhadap Ida Sang Hyang Widhi Wasa.

6
BAB III

KESIMPULAN

3.1 kesimpulan:

Panca Sradha secara etimologi terdiri dari kata Panca dan Sradha, Panca
adalah lima dan Sradha adalah keyakinan atau kepercayaan, jadi panca sradha
adalah lima keyakinan atau kepercayaan umat hindu, Panca Sradha yang memiliki
lima bagian yaitu keyakinan adanya Brahma, keyakinan adanya Atma, keyakinan
adanya Karma Phala, keyakinan adanya Punarbawa,dan keyakinan adanya Moksa
juga terdapat nilai yang terkandung didalam Panca Sradha

7
DAFTAR PUSTAKA

Dwijo,S.Pd.H, 2016, PENDIDIKAN AGAMA HINDU DAN BUDI PEKERTI,


https://epaper.myedisi.com/bse/71146/docs/2017-Buku-Siswa-Pendidikan-
Hindu-dan-BP-71146.pdf?reload=1568880493163, 20 september 2021

Widana I Gusti Ketut,2019, LANDASAN TEOLOGI PRAKTIK RITUAL


HINDU,https://ejournal.unhi.ac.id/index.php/widyanatya/article/download
/497/394/,19 semptember 2021

Anda mungkin juga menyukai