Anda di halaman 1dari 7

ETHOS KERJA HINDU DALAM ”BHAGAWADGITA”

Oleh :
Wayan Murniti & I Nyoman Suadnyana

Abstrak.
Work etos does not only deal with way of every nation, but it is more that: it deal with ideology
even religion the people follow. The basis of ethics of work ethos of easch nation is built on
philosophical uniqueness wich is regarded as their way of life. Work is ethos in Hin dusim put
strees on comtemplation ini working (karma yoga), so strere exists balance between materialsm
and immarialism.
Key Word: Work Ethos, Hindu
I. Pendahuluan adalah sebuah Smerti sastra( Dhasgupta,
1952:438), Teks Bhagawadgita mengandung
Bhagawadgita merupakan kitab suci ajaran-ajaran yang diyakini kebenaranya
agama Hindu yang diyakini sebagai bagian oleh pemeluk agama Hindu diseluruh dunia.
epos besar mahabrata yang disebut-sebut Bhagawadgits dipandang sebagai kitab suci
sebgai Weda kelima setelah regweda, yang mengandung hakekak kebenaran-
Samaweda, yayurweda dan Athaewaweda. kebenaran ajaran agama Hindu.
Bhagawadgita dirubah dalam bentuk syair
yang kita kenal dengan sebutan nyayian ke Samkara (Mantra,1994:1)
Tuhanan bersama dengan Brahmasutra, menyatakan bahwa Bhagawadgita yang
Upanisad disebut trayasprasna, yakni tiga termasyur ini adalah intisari dari seluruh
serangkai kitab sumber inspirasi pikiran ajaran Veda. Pengetahuan dari ajarannya
besar Hinduisme yang lahir belakangan. mengantarkan pada realisasi semua cita-cita.
Bhagawadgita dirubah dalam bentuk syair Mungkin atas dasar itulah Puja berkomentar
dalam bahasa sansekerta yang berisi lukisan bahwa isi kitab Bhagawadgita merupakan
tentang ilmu engetahuan budi pekerti. sari pati dari seluruh ajaran agama Hindu
Pelukisan ilmu pengetahuan tentang budi Radhakrisnan (Suamba,2004:9) bahkan
pekerti itu dsajikan dalam bentuk gubahan tandas menyatakan bahwa Bhagawadgita
syair-syair yang berisi dialog dramatic adalah sebuah mandate kerja bagi seluruh
antara seorang (sais Kresna) dengan ksatria umat manusia. Jadi sebuah etos kerja Hindu
(Arjuna) yang menghadapi pertempuran kompleksitas Bhagawadgita yang
dimedan laga. Dialog ini biasa juga disampaikan dengan cara dialogis
diinterpretasikan terjadi antara seseorang. katekismus (bersoal jawab) tidak mudah
Arjuna dengan teman seperjuangannya untuk dipahami oleh pembaca awam. Di
(Kresna) atau antara seorang penganut Dalam Bgagawadgita yang mengandung
dengan awatara (penjelmaan Tuhan) kompleksitas tersebut dijumpai berbagai
(Darmawan, 2020) landasan yang mendasar berbagai aspek
kehidupan manusia. Di dalam rangkaian
Bhagawadgita merupakan bagian inti dialogis katekismus tersebut terdapat
dari Bismaparwa, dan juga bagian dri epis suratan-suratan yang nyata mengenai
Mahabharata adalah puisi keagamaan yang berbagai aspek ajaran agama Hindu
paling terkenal dalam kesusastraan (Gunawijaya, 2020).
Sansekerta (Radhakrisna 1929:519).
Bhagawadgita berarti “ Nyanyian Tuhan” ini

51
Dalam studi kepustakaan dan ekplanasi, 4) Bab IV, berjudul Jnana Yoga. Terdiri
sloka-sloka Bhagawadgita dipilah-pilah, atas 42 sloka. Pada bagian ini Kresna
dikodifikasi dan didiskripsikan dan mengajarkan jalan Jnana, yaitu jalan
kemudian diinterpretasikan sesuai dengan kebijakssanaan spiritual. Seseorang
focus kajian untuk sampai pada suatu sepatutnya berlindung dan mengamalkan
pemahaman, yaitu untuk menemukan masing-masing. Catur warna
kejelasan mengenai etos kerja Hindu. adalahempat jenis dharma, kewajiban
yang membedakan menurut sifat dan
1. Pembahasan pekerjaan seseorang;
5) Bab V berjudul Karma Samyasa Yoga,
2.1. Bhagawadgita: Isi Ringkas.
Terdiri atas 29 sloka. Isinya merupakan
Bhagawadgita terdiri dari 700 sloka yang penjelasan lebih lanjut dari Bab III dan
dijalin membentuk XVIII Bab, secara garis IV. Ditegaskan bahwa etos kerja yang
besar Bhagawadgita terbagi kedalam tiga ditegaskan bahwa etos kerja yang
bagian sebagai berikut: didasari Bhakti, berpayungkan
kebijaksanaan, dan tanpa motif pribadi
1) Bab I berjudul Arjuna wasada yoga. adalah jalan menuju keabadian;
Terdiri atas 47 sloka, Arjuna melihat 6) Bab VI berjudul Dhyana Yoga, terdiri
bahwa perang pertententangan dengan atas 47 sloka. Pada awal bab ini
dharma, Ia bertanya kepada krisna ditandaskan bahwa ia yang melakukan
mengapa harus berperang. Arjuna tidak pekerjaan dengan bena adalah seorang
melihat alasan bahwa membunuh guru yogin. Pekerjaan adalah ssarana yoga
dan sanak keluarga sebagai sebuah bagi orang bijaksana untuk orang yang
kebenaran atas dasar alasan itukah maka mengendalikan diri dan mencapai
ia ingin melepaskan tanggungjawabnya kekbebasan. Dalam rangka mencapai
sebagai seorang ksatria; cita-cita ideal ini seseorang harus
2) Bab II berjudul Samkhya Yoga, terdiri melatih pikiran dengan penuh desiplin.
atas 72 sloka. Pada bagian nini Krisna Kresna mengakui betapa sulitnya
menjelaskan bahwa sumber keputusan mengendalikan pikiran, oleh karena itu :
Arjuna adalah Avidya kekaburan batin. ia member alternative yaitu:
Kebodohan inilah yang menyebabkan mengarahkan pikiran pada perbuatan
kesalahan persepsi, menyebabkan orang bajik;
kehilangan keberanian dan menjadi 7) Bab VII berjudul Jnana Wijnana Yoga
pengecut. Untuk memiliki pandangan terdiri atas 30 sloka, isinya merupakan
yang benar maka Krisna mengajarkan lanjutan dari bab II dan VI yaitu tentang
cara berpikir rasional menurut filsafat evaluasi kosmis akibat ketidak
samkhya; seimbangan triguna, tiga dasar sifat
3) Bab III berjudul Karma Yoga, terdiri prakerti. Untuk mengimbangi ketidak
dari 43 sloka. Pada saat inilah konsep seimbangan itu orang hendaknya
kerja dibahas secara mendalam. Kresnan melakukan dhyana, kotemplasi kepada
menegaskan bahwa kerja adalah hukum Brahman, (Tuhan);
alam dan penyebab hidup, untuk 8) Bab VIII berjudul Aksara Brahma Yoga,
mempertahankan hidup seseorang tidak terdiri atas 28 sloka, berisi penjelasan
mungkin menghindar dari kerja. tentang Brahman dan Atman, Dijelaskan
Manusia hanya mempunyai hak untuk bahwa azas semesta dan azas individu
melaksanakan kerja sesuai dengan pada hakekatnya sama dan ia
karmanya;

52
disimbolkan dengan aksara “Om”. Pada bab-bab yang membahas tentang ajaran
bab ini kembalikan ditegaskan bahwa samkya, yaitu membahas hakekat
manusia dianjurkan bekerja atas nama ketuhanan dihubungkan dengan purusa
Tuhan; dan prakrti dalam aneka nama rupa
9) Bab IX berjudul Raja Widya Raja Guhya (perwujudan) dan ajaran inilah yang
Yoga, terdiri atas34 sloka, dalam bab ini menjadi landasan pijak bagaimana
dijelaskan raja ini semua widya, manusia mengenal Tuhan;
Pengetahuan adalah ajaran ketuhanan. 14) Bab XIV berjudul Gunatraya Wibhaga
Tuhann adalah segala-galanya dan Yoga, terdiri atas 27 sloka, membahas
segala yang ada berasal dari Tuhan tentang tiga guna: satwam, rajas, tamas,
(penegasan kembali ajaran Samkhya) manifestasi tiga guna ini dalam diri
oleh karena itu semuanya kehendaknya seseorang dapat diketahui dalam bentuk
melaksanakan yadnya, bekerja dengan tingkah laku. Orang yang mampu
sepenuh desiplin, dan berlindung kepada mengatasi triguna memiliki kepribadian
Tuhan. Dengan demikian seseorang yang sentosa, berpikiran arip, teguh
dapat terlepas dari belenggu karma; pendiriannya, bekerja tanpa pamrih;
10) Bab X berjudul Wibhukti Yoga terdiri 15) Bab XV berjudul Purusotama Yoga,
atas 41 sloka, merupakan penjelasan terdiri atas 20 sloka, bahkan ini lagi
lebih lnjut dari bab ketuhanan membahas tentang brahma Vidya, ajaran
sebelumnya. Ditegaskan bahwa Tuhan ketuhanan, yaitu menerangkan bahwa
adalah hahekat yang absolute, tanpa hubungan hakekat semesta yang
awal, tengah dan akhir, walaupun transcendental dengan segala yang
demikian atas kehendaknya Tuhan tercipta;
memanifestasikan dalam berbagai 16) Bab XVI yang berjudul Daivasura
perwujudan, dan ia sajalah yang harus Sampad Wibahawa Yoga, terdiri atas 24
ditemani dengan teguh; sloka. Pada bagian ini kembali
11) Bab XI Berjudul Wiswarupa Darsana memjelaskan tentang karma, yaitu
Yoga. Terdiri atas 55 sloka, yaitu perbuatan baik dan buruk kaitannya
penjelasan dari Wibhukti Yoga. Arjuna dengan karakter manusia;
mendapat penampakan spiritual tentang 17) Bab XVII Berjudul Sraddha Traya
aneka nama rupa Tuhan, dan bahwa ia Wibhaga Yoga, terdiri atas 28 sloka.
sendirilah yang sesungguhnya Bagian ini kembali membahas tentang
mengerjakan semua itu, oleh Karen itu hubungan triguna dengan karakter,
seseorang hendaknya melakukan kerja prilaku, makanan dan keyakinannya ia
hanya untuk Tuhan; berbeda;
12) Bab XII Berjudul Bhakti Yoga, terdiri 18) Bab XVIII, berjudul Samyasa Yoga,
atas 20 sloka, Arjuna mengajukan Terdiri dari 78 sloka. Bab ini merupakan
pertanyaan nama lebih baik memuja bab simpulan dari semua ajaran yang
Tuhan yang tanpa wujud atau yang terurai pada bab-bab sebelumnya.
berwujud. Krsna menjawab keduanya Seseorang hendaknya berbuat tanpa
baik, akan tetapi memuja Tuhan yang ragu-ragu, tidak terikat, melainkan
tanpa wujud penuh hambatannya, karena pasrah padaNya. Dengan berbuat
pikiran sulit dilepaskan dari objeknya; demikian manusia terhindar adri dosa;
13) Bab XIII berjudul Ksetrajna Wibhaga
Yoga, terdiri atas 34 sloka, isinya
merupakan penjelasan lebih lanjut dari

53
2.2. Etos kerja Hindu dalam menceritakan kisak Mahabharata diawali
Bhagavadgita. dengan menceritrakan keyakinan Duryadana
dengan gagah perkasa mendekati gurunya
Pada bagian awal dari tulisan ini Drona dan dengan bangga menyatakan
telah disampaikan bahwa Bhagavadgita kesiapan pasukannya untuk bertempur
adalah nyanyian Tuhan yang berisi dialog seperti diceritakan dalam Bhagavadgita 1.3
antara Arjuna dan kresna sebagai awatara berikut:
Wisnu pada awal perang Bharatayudha.
Dialog terjadi ketika pasukan pandawa dan Pasyai, tam panduputranam
korawa telah berhadapan di Kuruksetra. Acharya maha mahatim chamam
Arjuna ragu-ragu untuk maju kemedan Vyudham drupada putrena
pertempuran untuk berperang melawan Tava sishena dhimata
pihak korawa yang juga adalah saudara- Artinya:
saudaranya, dipihak itu juga ada gurunya
Bhagawan Drona, dan sehabat-sehabatnya. Saksikanlah Guruku, Betapa kuat putra-
Kresna juga melihat gelagat itu kemudian putra Pandu , dipimpin putra maharaja
memanggil Arjuna dan member ajaran- Drupada murid gururku sendiri yang
ajaran tentang kewajiban-kewajiban yang bijaksana.
harus dilaksanakan oleh setiap kasta
Secara implicit bait tersebut
(brahmana, ksatrya, veisya dann sudra) atau
menunjukkan betapa optimisnya Duryadana
yang disebut dengan Svadharma (Kariarta,
akan memenangkan peperangan. Duryadana
2019).
dalam Bhagawadgita digambarkan sebagai
Sebagai ksatrya, jika Arjuna tidak seseorang yang memiliki watak kaku, keras
mau melaksanakan kewajibannya berperang kepala, angkuh, licik. Namun demikian, ia
maka dia tidak hanya kehilangan juga digambarkan berwatak pemberani,
kehormatan dan reputasinya, akan tetapi pandai dan murah hati (Pendet 1989:4).
tetap akan dicemohkan dan dihina, Sebagai tokoh yang karismatis, tentu juga
(Dasgupta, 1952:502). Disini pula akan Duryodana juga memiliki banyak kawan
tanpak dasar-dasar etos kerja Hindu yang yang mendukung keinginannya. Banyak
dibangun oleh Bhagawab Vyasa melalui raja-raja, dan tokoh-tokoh ksatria sakti
teks yang dikenal dengan Bhagavadgita. mendukungnya dalam peperangan ini,
Dimana bagian akhir dari rangkaian Duryodana juga merasa yakin akan
kehidupan manusia adalah kerja tiada henti kemenangannya melawan seterunya
dan tampa pamrih dengan jalan Bhakti Pandawa. Bentuknya pendukung Duryodana
(Radhakrisna, 1929:522). digambarkan pada bait 1.7-1.9 berikut:

Peperangan antara Pandawa dan Asmakam tu visistha ye


Korawa tidak dapat dibendung lagi. Kedua Ta nibodha dvijottama
belah pihak bersikukuh atas kebenaran Nayaka mama sainyasya
sendiri. Demikian Bhagavad Vyasa Saminartham tan bravimi te
mengisahkan Mahabharata, sebuah Artinya:
peperangan antar saudara, antar putra-putra
Selanjutnya ketahuilah Govinda Pandita
Dhristarata dengan putra-putra Pandu yang
bijaksana, Perwira-perwira tinggi dalam
bersaudara itu untuk memperebutkan tahta
pasukan kita demi untukmu kusebut nama
kerajaan Kuru. Teks Bhagavadgita sebagai
mereka.
bagian Vi dari Bismaparwa yang

54
Kresnapun kemudian memenuhi permintaan
Arjuna melihat dengan jelas ayah, paman,,
Bhawan bhasmas cha karmas cha kakek, guru, saudara, sepupu, anak cucu,
Kripas cha samitimjayah mertua, kawan-kawannya, dan raja-raja yang
Savattama vikarnas cha membantu berdiri dikedua belah pihak.(
Saumadattis tathai va cha Bhagavadgita, I,25-27)
Artinya:
Dalam hati lika nestapa Arjuna
Pertama engkau guruku, kemusian Bisma, menyampaikan kepada krsna bahwa ia tidak
Karma dan kripa, semua selalu jaya dan kuasa berdiri, apalagi bertempur karena
Aswatama dan wkarna dan Somadattaputra menyaksikan bahwa kenyataan yang
juga. bertempur sekarang ini, dari kedua belah
pihak sebenarnya memiliki hubungan tali
Anye cha bahavah sura madacthe
persaudaraan yang erat satu dengan yang
tyaktajivitah
lainnya (Suadnyana, 2019). Sekujur badan
Nanasatra praharanah
Arjuna menjadi gemetar demi menyaksikan
Save yudhavisaradah
kenyataan itu dan merasa tiada guna
Artinya:
membunuh sanak kadang sendiri “ Aku tidak
Banyak lagi pahlawan perwira bagiku, ingin kemenangan, Krsna apa gunanya
mempertaruhkan jiwa mereka bersenjata kerajaan dan kesenangan dan hidup ini
lengkap aneka warna semua, ahli tempur di sekalipun oh , Govinda (Bhagavadgita,
medan laga. I.37). demikian pernyataan Arjuna penuh
kebimbangan pada saat Bharatayudha itu
Begitu banyak ahli perang dengan akan dimulai.
nama besar dan raja-raja yang mendukung
Duryodana sehingga sangat yakin akan Demikian panjang lebar krsna
memenangkan pertempuran melawan memberi nasehat bahwa peperangan ini
Pandawa. Disinilah teks Bhagavadgita mulai harus terjadi. Tidak ada alasan untuk
membangun Duryodana sebagai tokoh menghentikannya. Meskipun perang ini
antagonis yang seolah-olah memaksakan harus terjadi antar keluarga namun
peperangan harus berlangsung. Sebaliknya kebenaran harus ditegakkan. Apalagi Arjuna
yang terjadi dengan Pandawa yang tidak melakukan peperangan ini, maka akan
diekspresikan lewat tokoh Arjuna, yang decemoohkan sebagai pengecut.
merasa sedih karena harus bertempur Dharmaning ksatria adalah berperang
dengan sanak kluarga, sehabat-sehabatnya, kewajiban itu tidak dapat dihendarkan. Bagi
bahkan gurunya sendiri. SEtelah trompet kaum ksatria, waktu melakukan peperangan,
dan gendrang perang mulai ditabuh, Arjuna maka pintu sorga adalah terbuka. Jika, kalah
bimbang apakah akan meneruskan maka akan masuk sorga dan apabila menang
peperangan atau menghentikan atau kemasyuran dan kenikmatan dunia akan
membiarkan Pandawa kalah dalam dinikmati. Di dalam melakukan pekerjaan
pertempuran dan terbunuh oleh Duryodana ini (berperang) hendaknya tidak
dan saudara-saudaranya. menghiraukan pahala yaitu mendapat
sesuatu dari pekerjaannya. Dengan demikian
Setelah kedua belah pihak siap disini tampaklah bahwa bekerja adalah
bertempur Arjuna meminta krisna menhela kewajiban seluruh umat manusia sesuai
keretanya maju kegaris depan untuk melihat Karma-nya
kesiapan kedua belah pihak bertempur.

55
Demikianlah selanjutnya sampai bab Membebaskan diri dari kerja dan
V dari Bhagavadgita didominasi oleh Bekerja tanpa kepentingn pribadi
hakekat ethis kerja di dalam agama Hindu Keduanya membawa kebahagiaan tertinggi
disamping hal-hal lainnya yang Tetapi diantara kedua-duanya ini,
berhubungan dengan hakekat hidup Kerja tanpa kepentingan pribdi
ketuhanan Seperti diungkapkan sebelumnya, Lebih baik dari bebas diri dari kerja
teks wiracarita yang menkongkritisasi
kahikat hidup manusia. Demikian Bhagavadgita
mengemukakan hakekat kerja. Dengan
Bekerja didalam Bhagavadgita juga demikian, etos kerja didalam ajaran agama
dipandang sebagai salah satu pembebasan Hindu dapat disimpulkan sebagai suatu
diri dari keterikatan duniawi . Ini berarti kewajiban umat manusia. Di dalam
bekerja merupakan ibadah yang dapat melaksanakan manusia kewajibannya untuk
sebagai kontemplasi kepada Tuhan. Setiap bekerja umat manusia tidak boleh
manusia yang memeluk agama Hindu dapat mengharapakan sesuatau dari aktifitasnya
menerapkan hakekat bekerja sebagai wujud itu. Bekerja juga merupakan salah satu
usaha menyatukan diri dengan Tuhan. Dari bentuk kotemplasi manusia kepada Tuhan.
pandangan ini tampaklah bahwa etos kerja Setiap manusia di dalam kehidupannya di
agama Hindu adalah “Hidup adalah dunia harus melakukan kewajibannya untuk
bekerja”tanpa bekerja manusia tidak hidup. bekerja esuai dengan karma-nya. Golongan
Frasa ini mengendaikan bahwa pemeluk Brahbana harus bekerja sesuai dengan
agama Hindu bekerja adalah suatu karma-nya sebagai Brahmana. Demikian
kewajiban yang harus dijalani setiapa saat. juga ksatriya, wesya, dan sudra harus
Tanpa bekerja tujuan hidup untuk mencapai bekerja sesuai dengan karma-nya masing-
moksartham jagadhita ya ca ini dharma masing. Bekerja juga merupakan salah satu
tidak akan tercapai. Bekerja tanpa jalan untuk menunggal kepadaNya sesuai
menghiraukan untuk apa bekerja itu dan apa dengan tujuan agama Hindu, yaitu
yang didapat dari bekerja itu adalah takdir moksarthan jagadhita ya ca iti dharma
bagi agama Hindu sehingga tidak terpujinya (somawati, 2020).
manusia yang tidak bekerja. Tidak
menghasilakn sesuatu apapun bagi
kesejahtraan umat manusia (Untara, 2019). 1) Kesimpulan
Bhagavadgita sloka V.2. menegaskan bahwa Berdasarkan uraian diatas bahwa didalam
bekerja tanpa mementingkan pribadi akan Bhagavadgita terkandung ajaran-ajaran
menghasilkan kebahagiaan tertinggi. filsafat tentang hakekat kerja di dalam
Selengkapnya sloka tersebut berbubyi agama Hindu. Etos kerja di dalam agama
sebagai berikut: Hindu sebagaimana dirpleksikan di dalam
Bhagavadgita berhubungan dengan
Shrabagavan uvacha kontemplasi dengan Tuhan. Etos kerja juga
Samyasah karmayogas cha berhubungan dengan karma manusia. Etos
Misreyasakarav ubhau kerja berhubungan dengan pembatasan-
Toyastukarmasamyasat pembatasan karma manusia dalam arti
Karmayogavisihyate sesuai dengan perannya. Karma manusia
sebagai Brahmana akan melakukan kerja
Artinya:
sebagai Brahmana yang dibatasi oleh
Shri Bhagavan menjawab: identitasnya. Pekerjaan ini dilur etik

56
kebrahmana-an bukanlah merupakan Hamzah, Amir, 1992. Bhagawadgita Jakarta
kewajibannya. Demikian juga dengan yang Dian Rakyat
lainnya manusia dilahirkan sebagai Kariarta, I. W. (2019). KONTEMPLASI
kestriamemiliki etos kerja yang berbeda DIANTARA MITOS DAN
dengan kasta yang lainnya seperti REALITAS (CONTEMPLATION
weisyasebagai pengendali ekonemi dan BETWEEN MYTHS AND
sudra yang mengerjakan pekerjaan yang REALITIES). Jñānasiddhânta: Jurnal
biasa seperti bertani,berladang. Meskipun Teologi Hindu, 1(1).
dibatasi oleh karma , didalam Bhagavadgita Mantra. Ida Bagus, 1995, Bhagawadgita
sebenarnya terkandung ajaran bahwa etos (alih bahasa dan penjelasan) Jakarta:
kerja manusia berhubungan dengan Pemerintah Daerah Tingkat I Bali
kotemplasi manusia dengan Tuhan. Dengan Metha Rohit, 2005, Bertemu Tuhan Dalam
dilakasanakannya dengan dokrin tersebut Diri, Denpasar:Sarad
maka tujuan hidup manusia yang disebutkan Pendit, Nyoman S. 1989. Bhagawadgita
bertujuan Moksartham Jagadhita ya ca iti dengan Teks Bahasa Sansekerta,
Dharma dapat tercapai. Seperti Arjuna Terjemahan, Kata Pendahuluan dan
begitu dia melakukan aktifitas perang maka Keterangan Jakarta: Yayasan Sarathi
pintu surge telah terbuka lebar, demikian Radhakrisna,S 1929, Indian Fhiloshopy
Krsna menyampaikan wejangan kepada (jilid ke dua) Jakarta : Yayasan
Arjuna. Kanisius.
Saraswati, Swami Satya Prakas, 1996.
Daftar Pustaka Patanjali Raja Yoga, Terjemahan
Mayor Polak. Surabaya Paramita.
Darmawan, I. P. A. (2020). ANIMISME
Somawati, A. V. (2020). FILSAFAT
DALAM PEMUJAAN BARONG
KETUHANAN MENURUT PLATO
BULU GAGAK DI BALI. Genta
DALAM PERSPEKTIF
Hredaya, 4(1).
HINDU. Genta Hredaya, 4(1).
Dasgupta, Sarendranath, 952.A.History Of
Suadnyana, I. B. P. E. (2020). Ajaran
Indian Philosophy. Volumo II
Agama Hindu Dalam Geguritan
London: Cambridge University Press
Kunjarakarna. Genta Hredaya, 3(1).
Gunawijaya, I. W. T. (2020). KONSEP
Suamba, Ida Bagus Putu, 2003. Dasar-dasar
TEOLOGI HINDU DALAM
filsafat India. Denpasar: Program
GEGURITAN GUNATAMA (Tattwa,
Magister Ilmu Agama dan
Susila, dan Acara). Jñānasiddhânta:
Kebudayaan Universitas Hindu
Jurnal Teologi Hindu, 2(1).
Indonesia
Hadiwijono,1985, Sari Filsafat India Jakarta
Untara, I. M. G. S. (2019). KOSMOLOGI
BPK Gunung Mulia
HINDU DALAM
Hammersma, Harry, 2000 Pintu masuk ke
BHAGAVADGĪTĀ. Jñānasiddhânta:
dunia Filsafat Cet. Ke 19. Yogyakarta:
Jurnal Teologi Hindu, 1(1).
Kanisius

57

Anda mungkin juga menyukai