1
K. Sukardji, Agama-agama yang Berkembang di Dunia dan Pemeluknya, (Bandung:
Angkasa, 1993), hlm. 55.
2
Asmoro Ahmadi, Filsafat Umum, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1995), hlm. 83
3
I Made Titib, Bhagavan Vedah Sang Hyang Weda, Terjemahnya Veda Sabda Suci
(Pedoman Praktis Kehidupan), (Surabaya: Paramita, 1996), Cet III, hlm. 73.
27
Menurut agama Hindu, Tuhan adalah Esa (Eka) maha kuasa dan maha
ada, dan menjadi sumber dari segala yang ada dan tiada kepercayaan atas
keesaan ini dapat dilihat dari rumusan-rumusan mantra (ayat) yang terdapat di
dalam kitab “Reg Weda” dari sini (mantra) akan mendapatkan pengertian
ini tentu Brahma segala yang diciptakan ini bukan Tuhan. Dewa-dewa
ini. Dewa bukanlah Tuhan dewa-dewa dihubungkan untuk aspek tertentu dan
khusus dari fenomena alam semesta ini tiap aspek dikuasai oleh satu dewa atau
semuanya sebanyak 33 dewa dan terbagi atas 3 kelompok yang terdiri II dewa
untuk tiap-tiap wilayah kekuasaan dunia, angkasa, dan surga. Hal ini terdapat
sebagai tokoh simbolis dari satu dewa pokok yaitu Brahma nama-nama yang
4
Departemen Agama RI, Reg Weda: Mandala I & II, Terjemahan dan Teks Oleh G.
Pudja, dan W. Sadia, Copy Righ Reserved 1981.
29
Kesatu Dyaus Pitar sebagai dewa matahari, sama dengan dewa mitra
atau surya dalam agama Hindu lama. Kedua Varuna sebagai dewa air, yang
menurut Hindu lama disebut varuna sebagai dewa laut. Ketiga Indra sebgai
melawan suku-suku bangsa lain. Keempat Yama sebagai dewa maut yang
Jawa. Kelima Rudra sebagai dewa badai topan atau dewa yang mengejutkan
yang terkenal dengan suaranya yang menggeledek. Keenam Vayu sebagai dewa
angin disebut juga dewa bayu. Ketuju Soma dengan dewa air soma (minuman
memabukkan), disebut juga dewa bulan. Kedelapan Agni sebagai dewa api
kesembilan Perjaniya sebagai dewa awam dan pembawa hujan disertai petir dan
kilat. Kesepuluh Asvin adalah pasangan dewa yang pada zaman veda ini belum
yang dianggap sebagai dewa yang paling tinggi, yang esa pada masa kemudian.
Ke duabelas Wisnu sebagai dewa yang pada saat itu belum diberi kedudukan
mendapatkan pejuaan ialah dewa Agni dan Indra seperti sebagai berikut “Saya
memberi hadiah harta benda kepada kita, yang dimuliakan oleh para Reshi baik
5
M. Arifin, Belajar Memahami Ajaran Agama-agama Besar, (Jakarta: CV. Erajaya, t.t),
hlm. 48-49.
30
kita”. Dalam reg weda dimana merumuskan nyanyian yang ditujukan kepada
Mengenai dewa Indra dalam kitab Brahmanda Purana, kekuaatan dewa ini
6
Ibid, hlm. 49.
7
Departemen Agama RI, Reg Weda, Mandala IV & V, Terj. G. Pudja, dan W. Sadia,
(Jakarta: Depag, 1981), Cet. I, hlm. 32.
8
Lembaga Penterjemah Kitab Suci Veda, Brahmanda Purana, Terj. Gde Sandhi dan
Gede Pudja, (Jakarta: LPK Kitab Suci, 1980), Cet. III, hlm. 34, kitab Brahmanda Purana adalah kitab
tafsir (Smrti) agama Hindu. Bila ingin mempelajari kitab suci dengan baik agar membaca smrti, yaitu
Dharma Sastra, itihasa, purana. Kedudukan kitab suci Purana-termasuk Brahmanda Purana-sebagai
bagian dari kitab veda benar-benar membantu dalam mendalami agama Hindu.
31
Berikut ini adalah contoh dari Reg Weda yang diterjemahkan dari
Dialah yang tertinggi dari segala sesuatu dan maha tinggi Tuhan
segala Tuhan mempunyai kekuatan terbesar di depan
kekuasaannya yang maha perkasa menggeletar bumi dan langit-
langit yang tinggi wahai manusia dengarkanlah gurindamku
sesungguhnya dialah Indra Tuhan alam semesta
9
Harun Nasution, Falsafah Agama, (Jakarta: Bulan Bintang, 1973), Cet. III, hlm. 30.
32
Dewa Indra dan Agni ialah dewa yang selalu disebut-sebut dalam kitab
suci. Dan ada tiga dewa yaitu Indra (dewa kekuatan ganas dalam alam, seperti
petir, hujan, dan lain-lain), mithra (dewa cahaya), dan varuna (dewa ketertiban
dalam alam) mempunyai kedudukan lebih tinggi dari dewa-dewa lainnya seperti
Agni (dewa api), sama (dewa minuman suci), prithiri (dewa bumi), surya (dewa
matahari) dan sebagainya.10
ALAM SEMESTA INI DIDIAMI DAN DIKUASAI OLEH ROH YANG BERBEDA-
BEDA PULA.
SANGAT DOHORMATI.
10
Ahmad Syalaby, Agama-agama Besar di India, Terj. Drs. H. Abu Ahmadi, (Jakarta:
Bumi Aksara, 1998), Cet. I, hlm. 23-25.
11
Amsal Bakhtiar, Filsafat Agama I, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1997), hlm. xiii
33
maha esa itu berada di luar dan sekaligus di dalam ciptaan-Nya. Hal ini
dapat diibaratkan dengan sebuah gelas yang penuh berisi air, kemudian
sebagian air tumpah ternyata keadaan air dalam gelas tidak berubah.
34
12
I MADE TITIB, OP.CIT., HLM. 86-88.
13
IBID., HLM. 88
35
KE-ESAAN, DAN KEDUA ADALAH ALIRAN PERBILANGAN YANG LEBIH KUAT DAN
15
LEBIH LUAS PENYEBARANNYA.
TUHAN YANG MAHA ESA DISEBUT DENGAN BERBAGAI NAMA OLEH PARA
14
IBID., HLM. 88-89.
15
AHMAD SHALABY, AGAMA-AGAMA BESAR DI INDIA, TERJ. DRS. H. ABU AHMADI,
(JAKARTA: BUMI AKSARA, 1998), HLM. 25.
36
ADA DAN TIDAK ADA YANG LUPUT DARI KUASA-NYA ADALAH TUHAN YANG
MAHA ESA, KARENA TUHAN TIDAK TERJANGKAU OLEH PIKIRAN MAKA ORANG
16
I. MADE TITIB, OP.CIT., HLM. 100.
17
HILMAN HADIKUSUMA, ANTROPOLOGI AGAMA BAG. I (PENDEKATAN BUDAYA
TERHADAP ALIRAN KEPERCAYAAN AGAMA HINDU, BUDHA, KONG HU CU, DI INDONESIA), (BANDUNG:
PT. CITRA ADITYA BAKTI, 1993), HLM. 164.
18
UMAR ASASUDDIN SOKAH, DIN-I-ILAHI: KONTROFERSI KEBERAGAMAAN SULTAN
AKBAR AGUNG (INDIA 1560-1605), (JOKJAKARTA: ITTAQA PRESS, 1994), HLM. 29. UNTUK LEBIH
JELASNYA DAPAT DILIHAT PADA BUKU DR. HARUN HADIWIYONO, SARI FALASAFAH INDIA,
(JAKARTA: KANISIUS, 1971), HLM. 13-84.
37
TUHAN SEHINGGA IA DAPAT HIDUP TANPA BADAN DAN KEKAL ARTINYA TIDAK
21
MATI. DALAM AGAMA HINDU ROH DISEBUT ATMAN (JIWA). ATMAN ATAU
ATMA YAITU HIDUPNYA HIDUP DARI MANUSIA ASALNYA ADALAH DARI TUHAN
ATMAN (BRAHMAN). ATMAN MERUPAKAN PERCIKAN KECIL DARI BRAHMAN
22
YANG TERTINGGI.
19
DON CUPIT, AFTER GOD: MASA DEPAN AGAMA, TERJ. A. QADIR SALEH,
(JOKJAKARTA: IRCISOD, 2001), CET I, HLM. 20.
20
IBID, HLM. 28.
21
ABDUL QADIR DJAELANI, KOREKSI TERHADAP AJARAN TASAWUF, (JAKARTA: GEMA
INSANI PRESS, 1996), HLM. 81.
22
HILMAN HADIKUSUMA, OP.CIT, HLM. 167.
23
G. SURA DKK, PENGANTAR TATTWA DARSANA (FILSAFAT), (JAKARTA: DIRJEN
BIMAS HINDU DAN BUDHA, 1981), CET I, HLM. 73.
38
BAGIAN DARI TUHANLAH ATMA ITU. BILA KITA ANDAIKAN TUHAN SEBAAGAI
LAUTAN MAKA ATMA ITU HANYALAH SETITIK EMBUN DARI UAP AIRNYA.
IA TIDAK PERNAH LAHIR DAN JUGA TIDAK PERNAH MATI KAPANPUN JUGA TAK
PERNAH MUNCUL DAN TIDAK LAGI PERNAH MENGHILANG
IA ADALAH TIDAK MENGENAL KELAHIRAN, KEKAL ABADI DAN SELALU ADA. IA
TAK DAPAT DIBUNUH BILA BADAN.
24
S. RADHAKRISHNAN, THE PRINCIPAL UPANISADS (UPANISAD-UPANISAD UTAMA),
TERJ. DIRJEN BIMAS HINDU DAN BUDHA (JAKARTA: YAYASAN PARIJATA, 1989), JILID II, HLM. 128.
39
25
G. SURA, DKK, OP.CIT, HLM. 76.
40
Seluruh alam raya ini adalah di dalam Tuhan. Sebab itu Sang Hyang
Widhi yang tunggal itu menjadi Tuhannya seluruh alam, Tuhannya matahari,
tumbuh-tumbuhan, binatang, gunung-gunung, dan lain-lain adalah Tuhannya
semua sama manusia di dunia.26 Di dalam kitab-kitab filsafat kerohanian
Hindu banyak tercantum renungan-renungan mengenai ke-Esa-an Tuhan
yang antara lain seperti “Ekam ewa adwityam Brahma” artinya Tuhan itu
hanya satu tidak ada yang kedua (eh, upanisad IV. 2. 1), “Sarva disah
urdhvam adhas ca tiryak, prakasayan bhrajate yadvanadvan, evam sa devo
bhagavan varenya yoni svabhavan adhitis thaty ekah” artinya seperti
matahari menyinari semua daerah-daerah di atas, di bawah, di seberang,
bersinar. Demikian juga Tuhan yang maha esa agung, dicintai, memerintah
atas semua makhluk yang terlahir dari kandungan.27 Di dalam Sutosama juga
ada ucapan “Bhineka tunggal ika tan hana dharma mangruwa” berbeda-
beda sebutan tetapi tunggal itu, tidak ada Tuhan itu dua. Selain itu banyak
lagi yang menyatakan bahwa Tuhan itu adalah Esa atau tungga, jadi dengan
demikian jelaslah bahwa agama Hindu adalah agama yang monotheistis,
bukan polytheis.
b. TRIMURTI
TRIMURTI ADALAH TIGA PERWUJUDAN DARI TIGA KEMAHA
KEUASAAN TUHAN YANG TUNGGAL YANG DISEBUT TRI SAKTI. TRI ARTINYA
26
Ibid, hlm. 56.
27
S. Radakrishnan, op.cit, hlm. 282.
41
MENJADILAH MURTI, SEPERTI MANUSIA DAN JIWANYA JADI, TRI MURTI ITU
28
G. SURA, DKK, OP.CIT, HLM. 58-59.
29
HARUN HADIWIJONO, AGAMA HINDU DAN BUDHA, (JAKARTA: GUNUNG MULIA,
2001), CET 12, HLM. 36.
42
U.
GURU.
30
IBID.
31
YUSUF A. PUAR, PANCA AGAMA DI INDONESIA, (JAKARTA: PUSTAKA ANTARA,
T.TH, HLM. 117.
43
c. Ketuhanan Krisna
Dalam mitos, Krisna adalah sebagai anak Tuhan yang lahir tiga ribu
tahun sebelum masehi dan mengaku dirinya Tuhan, seperti sabdanya kepada
32
AHMAD SALABY, OP.CIT., HLM. 28-29.
33
G. SURA, DKK, OP.CIT., HLM. 62.
44
“For I am God
Within this body
Life immortal
That shall not perish
I am the truth
And the by forever
terus-menerus dari kehidupan Ilahi dan sempurna di alam semesta dan roh
turunnya atau hadirnya Sri krisna di dunia ini adalah untuk memadamkan api
34
M. Hashem, Ke-Esa-an Tuhan: Sebuah Pembahasan Ilmiah, (Bandung: Pustaka,
1983), cet II, hlm. 20.
35
I Wayan Maswinara (Ed.), Srimad Bhagawad Gita (Dalam Bahasa Inggris dan
Indonesia), (Surabaya: Paramita, 1997), hlm. 18.
36
Sri Srimad A.C Bhaktivedanta Swami Prabhupada, Jalan Menuju Kepada Krsna,
terj. Tim Penterjemah, (Jakarta: Hanoman Sakti, 2001), cet II, hlm. 19.
37
Ibid, hlm. 17.
45
sebagai dunia fana. Termasuk juga di dalam pikiran, kecerdasan dan angkara
38
M. Hashem, op.cit, hlm. 20-21.
46
Nama Makna
Keagungannya
Dan tegak
Keshin
Madawa (Madhava-yadava) Berasal dari keturunan wangsa
Yadu
Madusudana (Madhusudana) Nama lain dari Wisnu Krisna,
47
mula-mula Brahman adalah ilmu atau ucapan yang suci, suatu nyanyian atau
mantra, sebagai pernyataan yang konkrit dari hikmat rohani tetapi kemudian
39
Nyoman S. Pendit, Bhagavadgita, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2002),
hlm. Pengantar xix – xx.
40
Harun Hadiwijono, op.cit, hlm. 25.
48
41
J.B.A.F. Mayor Polak, Unsur Mistik Dalam Hindu, (Jakarta / Denpasar: PT. Pustaka
Manikgeni, 1994), cet I, hlm. 65.
42
Swami Vimalananda, Mahanarayana Upanisad, Terj. I Wayan Maswinara, (Surabay:
Paramita, 1996), hlm. 32-33.
49
43
J.B.A.F. Mayor Polak, Unsur Mistik Dalam Hindu, op.cit, hlm. 80.
44
I Made Sudire, Agama Kebajikan Dalam Perspektif Hindu, Makalah pada seminar
dialog antar agama: “Agama Kebajikan”: Agama Universal pada tanggal 3 September 2003 di
Fakultas Ushuluddin IAIN Walisongo Semarang.