Anda di halaman 1dari 14

RGVEDA MANDALA I SUKTA 164, MANTRA 46 DINYATAKAN :

• “Ekam sat wiprah bahuda wadanti, agnim


yaman matariswanam.”
• Terjemahannya:
“Tuhan itu satu, oleh para Rsi disebutkan
dengan Agni, Yama, Matariswanam”.
RGVEDA MANDALA I SUKTA 164

• “Indram mitram varunam,


• Agnir ahur atho divyah
Ekam sadviprah bahudha vadhanty
• Agnim yamam matariswanam ahuh.”

• Terjemahannya:
Mereka menyebut Indra, Mitra, Varuna,
Agni, dan Dia yang bercahaya yaitu
Garutman yang bersayap elok, satu
kebenaran itu [Tuhan] orang bijaksana
menyebut dengan banyak nama seperti
Agni, Yama, Matariswanan.
DALAM RGVEDA MANDALA X SUKTA 83 MANTRA 3 DINYATAKAN

• “Ya nah pita janita yo nidhata dhanani


veda bhuvanani vista,
Yo devanam namadha eka eva, tam
samprasnam bhuvana yantyanya.”
• Terjemahannya:
Oh Bapak kami, pencipta kami, pengatur
kami yang mengetahui semua keadaan,
semua apa yang terjadi, Dia hanyalah Esa
belaka memikul nama bermacam-macam
dewa, kepada Nya lah yang lain mencari-
cari dengan bertanya-tanya.
DALAM RGVEDA DAN SLOKA

• Rgveda juga
ditemukan konsepsi Tuhan yang tunggal sebagai
berikut “Ekam sat wiprah bahudha vadanti”
hanya satu Tuhan, tapi para bijaksana
menyebutnya dengan banyak nama
• Dalam sloka
• “Ekatwa anekatwa, swalaksana Bhatara” artinya yang
satu itu Tuhan dan yang banyak itu pula Tuhan,
semua adalah Tuhan
YAJUR VEDA 3.21 DINYATAKAN TUHAN YANG TUNGGAL

• “Tad evagnis tad adityas tad vayus tad u


cadramah,
Tad eva sukra tad brahma tapan sa
prajapatih.”
Bhagawab Gita [II-25]

• Terjemahannya:
Agni adalah itu, Aditya adalah Itu, Vayu
adalah itu, Candrama adalah Itu,
Cahaya adalah itu, Brahma adalah Itu,
Apah adalah Itu, Prajapatilah Ia
BHAGAWAB GITA [II-25]

• “Avyakto’yam acintyo ‘yam Avikaryo ‘yam


ucyate
Tasmad evam viditvainam Manusocitum
arhasi.”

Terjemahannya:
“Dia tidak dapat diwujudkan dengan
kata-kata, tidak dapat dipikirkan, dan
dinyatakan, tak berubah-ubah; karena
itu dengan mengetahui sebagaimana
halnya, engkau tak perlu berduka
KONSEP KETUHANAN NASIONAL

• Dalam ajaran agama Hindu, tidak ada pandangan bahwa Tuhan itu
berbeda, antara yang dipuja umat agama yang satu dan lainnya. Konsep
dasar memahami Ketuhanan dalam agama Hindu adalah, bahwa Tuhan itu
satu dan dipuja dengan berbagai cara dan jalan berdasarkan etika. Sastra
Veda
• Upanisad IV.2.1. menyebutkan: Ekam Ewa Adwityam Brahman (Tuhan itu
hanya satu, tidak ada duanya). Sementara dalam Narayana Upanisad
ditegaskan: Eko Narayana Nadwityo Astikacit (Hanya satu Tuhan, sama
sekali tidak ada duanya). 
• kitab suci Weda: Ekam Sat Wiprah Bahuda Wadanti (Hanya satu Tuhan,
namun orang bijaksana menyebut-Nya dengan banyak nama). 
KERAGAMAN BUDAYA ( LOCAL GENIUS )

• Hindu juga melihat bahwa keanekaragaman itu adalah


anugerah yang berasal dari Sang Pencipta. Berbeda karena
pilihan merupakan kemerdekaan hakiki setiap orang.
Konsep Hindu sangat menjunjung tinggi dan memberi
penghormatan terhadap kemerdekaan/kebebasan itu.
RG.VEDA I.80.1:

• "Arcan anu svarajyam” (Selalulah memberi penghormatan


kepada kemerdekaan). Sangat jelas bahwa Hindu memberi
tempat yang sangat terhormat bagi semua kearifan lokal
(local genius) dengan segala bentuk dan wujud
keanekaragamannya.
BHAGAWADGITA BAB IV, 11,

• Ye yatha mam prapadyante. Tams tathai va bhajamy aham.


• Mama vartama nuvartante. Manusyah partha savasah

• Dengan jalan manapun orang-orang mendekati-KU dan


• dengan jalan itu juga Aku memenuhi keinginan mereka.
• Melalui banyak jalan manusia mengikuti jalanKU, OH Partha)
CHANDOGYA UPANISAD III.14.1

• Menegaskan sarvam kalvidam brahma artinya semua ini adalah Brahman.


Alam semesta serta kehidupannya adalah Brahman. Atas dasar keyakinan
tersebut, umat Hindu searah dengan dasar falsafah Pancasila yang pertama,
yaitu berketuhanan atau memiliki keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
Dasar keyakinan inilah yang mendorong setiap umat Hindu untuk tunduk
pada falsafah Pancasila yang pertama bahwa kemerdekaan serta berkat
kehidupan ini bersumber dari yang satu, yaitu Tuhan Yang Maha Esa.
NIRGUNA BRAHMAN

• a. Nirguna Brahman Nirguna Brahman adalah Brahman yang bebas


dari guna atau segala bentuk aktivitas, juga disebut para Brahman,
Brahman yang tertinggi. Dalam lontar-lontar tattwa biasanya disebut
sebagai Parama Siwa Nirguna Brahman
• Kemampuan berpikir manusia itu memang terbatas, kalau seandainya
wilayah jangkauan berpikir manusia digambarkan dalam bentuk
lingkaran maka keadaan Tuhan yang transenden, berada di luar
lingkaran itu.
SAGUNA BRAHMAN

• Saguna Brahman adalah Brahman yang sudah terpengaruh maya


disebut juga apara Brahman. Dalam lontar-lontar tattwa di
Indonesia biasanya disebut Sada Siva. Saguna Brahman disebut
juga Tuhan dalam bentuk yang immanen.
BENTUK TUHAN TRANSENDEN DAN IMMANEN

• Tuhan dalam bentuk transenden dengan sifat Nirguna Brahma,


absolut tidak berwujud tidak berpribadi (impersonal god) di luar
kemampuan pikir kita. Tetapi diyakini ada.
• Tuhan yang immanen, artinya Tuhan yang dapat diketahui, yang ada
dalam ciptaannya. Dalam bahasa lain Tuhan yang immanen
dikatakan juga sebagai Tuhan yang berpribadi (personal god)
diketahui dari berbagai sifat yang ada padanya.

Anda mungkin juga menyukai