Anda di halaman 1dari 30

HINDU MENJAWAB

(OBROLAN ANAK HINDU DAN NON-HINDU)

1 . Tuhan adalah Dewa?

Teman (T) : Orang Hindu menyembah banyak Dewa, ya ? Hindu Politeis.

Anak Hindu (AH) : Di dalam Weda ada kalimat terkenal yang menyatakan sbb:
“Ekam Sat Vipra Bahuda Vadanti, “ artinya “ Tuhan itu satu, tetapi orang bijaksana
(para maharsi) menyebutkan dengan berbagai nama. Pernyataan di dalam Weda ini
sudah ada jauh sebelum lahirnya agama Kristen dan Islam.

(T) : Jadi Hindu juga menganut monoteisme?

(AH) : TIDAK!! Monoteisme adalah paham tentang satu Tuhan yang memiliki
bentuk dan sifat seperti manusia, antara lain cemburu, benci, marah dan dendam dan
bermukim jauh di surga atau di langit ketujuh. Sedangkan Tuhan di dalam pengertian
Hindu, ada di mana-mana, di dalam dan diluar ciptaan. Wyapi wyapaka.

(T) : Jadi Tuhan ada di dalam bumi, di dalam pohon-pohon, dan manusia? Bagaimana
bisa? Bukankah itu menyekutukan Tuhan?
(AH) : Tuhan di dalam paham Hindu, adalah maha ada, Mahatakterbatas. Artinya dia
ada di mana-mana, keberadan manusia, pohon-pohon, batu-batuan dan lain-lain, tidak
dapat membatasi atas menghalangi keberadaan Tuhan.

0
(T) : Kok bisaa?

(AH) : Tuhan itu bersifat rohani, bukan jasmani atau materi seperti manusia atau
alam. Di dalam kitab suci Hindu diandaikan Tuhan seperti api yang ada di dalam
setiap kayu yang terbakar. Atau seperti lisitrik yang menghidupkan dan
menggerakkan semua alat-alat elektronik yang ada di dalam materi?

(T) : Bila Tuhan ada di dalam ciptaan, apakah dia tidak kotor, karena ada di dalam
,materi?
(AH) : Mutiara sekalipun diletakkan di tempat sampah atau dilumpur, tetap saja
mutiara. Matahari menerangi semua tempat, termasuk tempat kotor, tidak dipengaruhi
oleh kekotoran tempat itu. Apalagi Tuhan yang menciptakan dan lebih suci dari
matahari itu.
(T) : Tapi kan monoteisme lebih baik?
(AH) : Kata siapa? Tuhan monoteisme kan berpihak pada satu kelompok pemeluk
agama saja. Tuhan menurut agama Hindu tidak berpihak. Karna dia ada dimana-
mana, ada dalam setiap ciptaan, tidak mungkin dia hanya menjadi TUhan bagi
sekelompok orang apalagi memusuhi kelompok lainnya. Tuhan menurut agama
Hindu, adalah Tuhan bagi seluruh alam semesta, seluruh manusia yang dia ciptakan.
Kalau dia hanya menjadi Tuhan untuk satu kelompok orang, mengapa dia
menciptakan seluruh manusia? Monoteisme bukanlah Tuhan bagi seluruh manusia.
Monotheisme mirip kepala suku. Karena hanya kepala suku yang berpihak kepada
sekelompok orang, sukunya, dan memiliki musuh. Sementara Tuhan alam semesta
pasti tidak memiliki musuh
.
(T) : Bila bukan monoteisme lalu paham ketuhanan-mu disebut apa?
(AH) : Paham ketuhanan Hindu ini dalam istilah filsafat Barat disebut panteisme. Pan
artinya semuanya, teis artinya Tuhan. Jadi panteisme artinya Tuhan yang satu itu
adalah semuanya. Satu menjadi banyak. Monoteisme dengan Tuhan pemcemburu
1
yang hanya berpihak kepada satu kelompok orang sering menimbulkan konflik dan
perang.

(T) : Lalu Dewa itu apa?

(AH) : Kata Dewa dalam bahasa Sansekerta memiliki banyak arti. * Antara lain “
yang memberi”. Tuhan adalah Dewa karena dia memberi seluruh dunia.Orang
terpelajar yang memberikan ilmu pengetahuan kepada sesama manusia adalah Dewa
(Vidvamso hi devah). MAtahari, bulan dan bintang-bintang di langit adalah para
Dewa karena merekkan memberi cahaya kepada semua ciptaan. Ayah dan Ibu dan
pembimbing spiritual adalah juga para Dewa. Bahkan seorang tamu juga adalah
Dewa. Maka Dewa kemudian berarti cahaya. Kalau diandaikan matahari adalah
Tuhan sinarnya yang tak terhitung jumlahnya itu adalah para Dewa. Jadi para Dewa
itu sebenarnya adalah nama-nama Tuhan di dalam fungsinya yang terbatas. Misalnya
Brahma adalah nama TUhan dalam fungsinya sebagai pencipta. Wisnu adalah nama
Tuhan dalam fungsinya sebagai pemelihara. Dan Siwa adalah nama Tuhan dalam
fungsinya sebaga pemrelina/pelebur.

(T) : Siva itu Dewa perusak ya?

(AH) : Bukan perusak tapi pemrelina. Semua yg ada di dunia ini tunduk pada hukum
alam yang dalam agama Hindu disebut “RTA”, yaitu, hukum, tumbuh, tambah,
musnah. Atau lahir tumbuh berkembang menjadi tua lalu mati. Manusia, binatang,
dan tumbuhan mengalami hal itu. Jika isi alam ini semuanya hanya lahir berkembang
dan tidak pernah mati, pastilah alam ini akan penuh. Dan karena itu tidak ada ciptaan
baru. Nah proses kematian itulah yang disebut premlina. Contoh lain, perhiasaan
lama yang dibuat dari emas dilebur, emas itu dibentuk menjadi perhiasaan baru.
Proses peleburan itu disebut juga premlina, itulah fungsi Siva.

2
Hindu menjawab (Tuhan orang Hindu banyak? )

Pertanyaan yang sangat sering saya dengar dari teman-teman saya selama berada
didalam dan luar indonesia adalah; Kamu memuja dewa siapa? Dewa itu lebih
perkasa dan lebih hebat dari dewa yang lain ya?
Pertanyaan menggelitik tapi juga tidak dapat disalahkan begitu saja karena memang
pada kenyataannya dalam filsafat Vedanta dikenal dengan adanya 33 juta dewa.
Wooow…. Banyak banget ya?

Mungkin anda sebagai umat Hindu juga belum mengetahui tentang hal ini. Mungkin
anda selama ini menjelaskan bahwa dewa-dewa itu adalah nama lain dari Tuhan
sesuai dengan tugas yang diemban beliau saat itu. Orang tua dan guru kita selama ini
menjelaskan dengan sangat meyakinkan sekali kalau Tuhan disebut Siva saat beliau
menjalankan Tugasnya sebagai pelebur, disebut Brahma saat beliau menjalankan
tugasnya sebagai pencipta, sebagai Visnu saat menjalankan tugasnya sebagai
pemelihara. Apakah benar seperti itu? Adakah sloka-sloka Veda yang mendukung
pernyataan-pernyataan indah tersebut?
Jadi ada baiknya kita mengkaji lebih dalam dan mengambil sisi positif dari
pertanyaan umat lain yang memojokkan tentang banyaknya “Tuhan” yang dipuja
umat Hindu.

Mari kita tengok dan pelajari sekali lagi sloka demi sloka yang berkenaan dengan
dewa dan Tuhan.

1. Rg.Veda X. 129.6 “Setelah diciptakan alam semesta dijadikanlah Dewa-dewa itu“


Dalam ayat ini dinyatakan bahwa dewa-dewa diciptakan setelah alam semesta
material tercipta

3
2. Manawa Dharmasastra 1. 22 “Tuhan yang menciptakan tingkatan Dewa-Dewa
yang memiliki sifat hidup dan sifat gerak“

3. Bagavad gita 9,23 “Orang orang yang menyembah dewa dewa dg penuh keyakinan
sesungguhnya hanya menyembahku, tetapi mereka melakukannya dengan cara yang
keliru , hai putra Kunti“

4. Bhagavad gita 9.25 ” Orang yang menyembah dewa-dewa akan dilahirkan di


antara para dewa, orang yang menyembah leluhur akan pergi ke planet leluhur, orang
yang menyembah hantu dan roh halus akan dilahirkan di tengah-tengah mahluk-
mahluk seperti itu dan orang yang menyembah-Ku akan hidup bersama-Ku“

Dari sloka ini dapat kita simpulkan bahwa dewa berasal dari Tuhan. Dewa adalah
manifestasi yang mengemban misi-misi / tugas tertentu.

Jika kita cermati cara sembahyang umat Hindu khususnya di Bali, maka dibedakan
menjadi beberapa macam;

1. Mencakupkan tangan yang diletakkan di atas ubun-ubun untuk memuja Tuhan


2. Mencakupkan tangan di depan kening untuk menghormati para dewa dan leluhur
3. Mencakupkan tangan di depan dada dan mengucapkan om swastiastu sebagai tanda
hormat terhadap sesama manusia (greeting)
4. Mencakupkan tangan di dada tapi dengan ujung jari menghadap ke bawah untuk
penghormatan pada buta kala/magluk halus yang biasanya diterapkan pada saat
upacara pecaruan.

Jadi dari sini sudah sangat jelas bahwa leluhur kita sudah mengajarkan bahwa Hindu
memuja 1 Tuhan, menghormati para dewa, leluhur serta semua mahluk hidup ciptaan
Tuhan
4
Ingat walaupun kita sering disebut makhluk yang mulia sudah memiliki sabda, bayu
dan idep tetapi kita tidak boleh bertinggi hati, kita hidup ini berdampingan dengan
Tuhan, sesama manusia dan alam, kita tidak mungkin bisa hidup sendiri bukan?
makanya sering dalam Hindu di Bali mengenal Tri Hita Karana. Ap itu Tri Hita
Karana ?

Konsep Tri Hita Karana


Tri hita karana adalah tiga sumber yang mendatangkan keselamatan atau kebaikan
(Ragam Istilah Hindu, Tim Bali Age, 2011:) yakni hubungan baik antara manusia
dengan Tuhan (parahyangan), antara manusia dengan manusia (pawongan), antara
manusia dengan lingkungan (palemahan). Perpaduan ketiga aspek keseimbangan
merupakan sistem keharmonisan hidup (lahir dan batin). Tri hita karana didasarkan
pada keyakinan bahwa alam semesta beserta isinya diciptakan, dipelihara dan
dipralina (dilebur) oleh Tuhan sebagai Tri Murti (Dewa Brahma, Wisnu, dan Siwa)
yang mempunyai kekuatan Tri Kona yakni upeti (penciptaan) oleh dewa Brahma,
setiti (pemelihara) oleh Dewa Wisnu, dan pralina (pelebur) oleh dewa Siwa. Siklus
lahir (upeti), hidup (setiti), dan pralina (mati) terus berjalan (reinkarnasi/punarbawa)
hingga ciptaan kembali menyatu dengan penciptanya. Berbagai konsep lain yang
mendukung tri hita karana antara lain: Catur Marga/Yoga, Dewata Nawa Sanga,
Dewi-Dewi sebagai sakti dari Dewa Brahma, Wisnu, dan Siwa (seperti Dewi
Saraswati, Dewi Uma/Sri, dan Dewi Parwati), Panca Sarada (kepercayaan terhadap
Tuhan, atman, karma pala, samsara, dan moksa), tiga kerangka dasar masyarakat Bali
Hindu (tatwa, susila, upakara), Tat wam Asi, Tri Kaya Parisuda, dan Catur
Purusartha. Sukardana (2010) lebih jauh menjabarkan keterkaitan ketiga kerangka
dasar tersebut terhadap hampir semua konsep penataan kehidupan masyarakat Bali
Hindu.

Penerapan Tri Hita Karana.


5
Penerapan Tri Hita Karana dalam kehidupan umat Hindu sebagai berikut
Hubungan antara manusia dengan Tuhannya yang diwujudkan dengan Dewa yadnya.
Hubungan manusia dengan alam lingkungannya yang diwujudkan dengan Bhuta
yadnya.
Hubungan antara manusia dengan sesamanya diwujudkan dengan Pitra, Resi,
Manusia Yadnya.

TRI HITA KARANA

Tri Hita Karana terdiri dari :


Parahyangan
Pawongan
Palemahan
1. Parhyangan
Parahyangan adalah hubungan harmonis antara manusia dengan Ida Sang Hyang
Widi Wasa / Brahman sang pencipta / Tuhan Yang Maha Esa. Sebagai Umat
beragama atas dasar konsep theology yang diyakininya khususnya Umat Hindu yang
pertama harus dilakukan adalah bagaimana berusaha untuk berhubungan dengan Sang
Pencipta melalui kerja keras sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya. Untuk hal
ini ditempuh dengan Catur Marga yaitu empat jalan menuju Sang Pencipta yakni :
Karma Marga merupakan suatu ajaran yang mendorong Umat untuk berbuat
semaksimal mungkin untuk kepentingan orang banyak atau dirinya sendiri berada
dalam lingkungan itu. Apa yang dikerjakannya tersebut di landasi dengan rasa tulus
iklas dan tanpa pamrih. Yang dapat diperbuat dan mempunyai nilai spiritual yang
tinggi adalah membangun dan membantu pembangunan tempat-tempat ibadah baik
melalui memberikan dana punya ( memberikan sumbangan berupa uang atau bahan-
bahan bangunan ), sehingga dapat memperlancar kegiatan pembangunan tempat-
tempat ibadah tersebut dan terwujud dengan baik serta dapat dimanfaatkan sebagai
mana mestinya oleh Umat beragama untuk kegiatan Keagamaan.
6
Bhakti Marga merupakan suatu ajaran yang mendorong Umat untuk tulus iklas
mengabdi atas dasar kesadaran pengabdian, yang dimaksudkan disini adalah selain
berbhakti kepada Hyang Widi Wasa (Tuhan) juga mengabdi untuk kepentingan
masyarakat, Bangsa, dan Negara.
Jnana Marga merupakan suatu ajaran yang mendorong umat untuk yang mempunyai
kemampuan pemikiran – pemikiran yang cemerlang dan positif untuk disumbangkan
secara sukarela dan tanpa imbalan untuk kepentingan masyarakat, bangsa dan
Negara.
Raja Yoga Marga merupakan suatu ajaran yang mendorong umat untuk selalu
menghubungkan diri dengan Tuhan melalui kegiatan sembahyang, tapa ( mengikuti
untuk tidak melanggar larangan/ pantangan ), brata ( mengendalikan diri ) dan semadi
( selalu menghubungkan diri dengan berpasrah diri kepada Tuhan melalui
berjapa/jikir ).
2. Pawongan
Pawongan adalah hubungan harmonis antara sesama umat manusia. Dalam hal ini
ditekankan agar sesama umat beragama untuk selalu mengadakan komunikasi dan
hubungan yang harmonis melalui kegiatan Sima Krama Dharma Santhi /
silahturahmi. Dan kegiatan ini dipandang penting dan strategis mengingat bahwa
umat manusia selalu hidup berdampingan dan tidak bisa hidup sendirian. Oleh karena
itu tali persahabatan dan persaudaraan harus tetap terjalin dengan baik.
3. Palemahan
Palemahan adalah hubungan harmonis antara umat manusia dengan alam
lingkungannya. Ajaran ini menekankan kepada umat manusia untuk tetap menjaga
kelestarian lingkungan alam sekitar, sehingga terwujud keharmonisan alam dan tetap
terjaganya keseimbangan ekosistem. Untuk mewujudkan keharmonisan dengan alam
lingkungan, bentuk-bentuk nyata yang dapat dipedomani dan dilaksanakan khususnya
bagi Umat Hindu adalah melalui pengamalan makna Tumpek Uduh, Tumpek
Kandang dan Caru ( Bhuta Yajna ) dengan berbagai tingkatannya. Semuanya itu
7
merupakan suatu tatanan yang mendasar serta mengandung konsep – konsep
keseimbangan yang pada intinya memberikan dorongan untuk menumbuh
kembangkan rasa cinta kasih kepada sesama dan alam lingkungan.
Tri Hita Karana dan Tat Twam Asi adalah ajaran yang merupakan suatu konsep untuk
menciptakan keharmonisan hubungan yang meliputi hubungan manusia dengan
Tuhan, hubungan sesama umat manusia dan hubungan manusia dengan alam
lingkungannya

2. Setan, musuh yang tak dpt dikalahkan Tuhan atau sekutunya?

(T) : Apakah dalam agama Hindu ada setan?


(AH) : Tidak Jika Tuhan mahakuasa mengapa Dia membiarkan setan ada?

(T) : Tuhan memang menciptakan setan untuk menggoda manusia.


(AH) : Mengapa?

(T) : Agar manusia selalu ingat akan Tuhan, dan meminta perlindungan kepada
Tuhan.
(AH) : Kalau benar begitu, bukankah Tuhan dapat dianggap bersekutu dengan setan
untuk mencelakakan manusia? Mirip seperti keamanan pasar yang korupsi bersekutu
dengan preman/penjahat untuk menakut-nakuti para pedagang, agar para pedagang
terus meminta perlindungan kepada keamanan, tentu saja dengan membayar uang
keamanan
.
(T) : Jadi kalau manusia berbuat dosa disebabkan karena apa?
(AH) : Itu karena ketidaktahuan (avidya). Karena ketidak tahuan manusia memilih
melakukan tindakan yang salah. Kalau manusia memiliki pengetahuan (vidya) dia
akan menjadi orang yang bijaksana, dan orang bijak tidak akan mungkin melakukan
dosa
8
(T) : Tetapi bukankah di dalam agama Hindu juga diajarkan adanya musuh-musuh?
(AH) : Ya, tetapi musuh-musuh yang ada di dalam diri manusia sendiri, seperti sifat
sombong, angkuh, serakah,suka marah, iri benci, suka dengan kekerasaan dan
semacam itu. Kami tidak diajarkan untuk memusuhi orang / kelompok lain
berdasarkan ras, suku maupun agama. Semua orang apapun keyakinan, suku, bangsa
atau ideologinya, adalah satu keluarga. Ini disebut vasudaiva kutumbakam.

(T) : Bukankah di dalam agama-mu ada butakala, yang ogoh-ogohnya diarak sehari
sebelum Nyepi. Apakah itu tidak sama dengan setan?
(AH) : Butakala itu adalah mahluk yang tarafnya di bawah manusia, yang karena
tidak memiliki akal, sering menjadi gangguan. Butakala bisa juga sebagai lambang
manusia yang tidak memiliki pengetahuan / avidya, sering berbuat salah. Untuk
mahluk-mahluk ini harus berusaha untuk meningkatkan harkat dan martabat mereka.
Kalau dilihat secara arti katanya, buta itu adalah alam, kala adalah waktu. Jadi
manusia harus memandang alam dan waktu bukan sebagai musuh tetapi sebagai
sahabat agar hidup kita di dunia ini harmonis dan berguna.

3. KASTA

(T) : Apa sih kastamu?


(AH) : Aku tidak punya kasta!

(T) : bukankah didalam agama Hindu ada ajaran tentang kasta?


(AH) : Tidak! Kata “kasta” sendiri berasal dari bahasa portugis, perbedaan kelas
berdasarkan keturunan. Di dalam setiap bangsa ada kelas bangsawan dan kelas rakyat
biasa. Di dalam agama Hindu tidak ada kasta, yg ada adalah “warna” pengelompokan
orang berdasarkan bakat and kemampuannya. Misalnya mereka mempunyai bakat
atau kemampuan di bidang keagamaan disebut kaum brahmana, yamg mempunyai
9
bakat dan kemampuan di bidang pemerintahan dan militer disebut ksatriya, yang
mempunyai bakat di bidang usaha dan pertanian disebut waisya, yang mmpunyai
kemampuan di bidang pelayanan disebut sudra.

(T) : Apakah anak seorang sudra bisa jadi brahmana?


(AH) : Mengapa tidak? Anak seorang pelayan, bisa jadi ahli dan bahkan guru Weda
seperti didalam kisah Satyakama. Ia adalah anak Jabala, seorang perempuan pelayan
warung. Tetapi karna tekad dan ketekunannya, Satyakama menjadi ahli Weda, bisa
jadi professor, bisa jadi jenderal atau pengusaha atau pendeta. Demikian pula
sebaliknya anak seorang pendeta bisa jadi pedagang, bisa jadi petani.

(T) : Apa itu hanya teori?


(AH) : Tidak. Di India modern seorang keturunan dalit, bisa menjadi perdana menteri
atau presiden. Di dalam masyarakat Hindu di Indonesia, contoh-contoh seperti itu
bukan satu pengecualian, artinya contohnya sudah tak terhitung lagi. Sebetulnya
profesi / pekerjaan karena keturunan banyak segi positifnya.
(T) : Misalnya?
(AH) : Seorang tukang arloji yang mewarisi profesi atau bisnis keluarga yang telah
dijalankan turun temurun, merupakan jaminan mutu, karena merupakan akumulasi
dari keahlian. Itu sebabnya perusahaan-perusahaan keluarga sering mengiklankan
pendirinya yang sudah hidup lebih dahulu. Tetapi untuk jabatan public memang tidak
baik. Karena kalau perusahaan keluarga, resikonya hanya ditanggung oleh keluarga
itu sendiri. Sedangkan jabatan public, resikonya ditanggung oleh masyarakat banyak.

(T) : Tetapi kan lebih banyak agama kami, karena kami tidak mengenal kelas.
(AH) : Di agama anda, kawan, ada pembagian orang beriman lawan orang kafir. Ini
adalah penggolongan atau kelas yang jauh lebih berbahaya, karena ada perintah agar
orang beriman menaklukan atau memusnahkan orang kafir. Dan ajaran ini telah
membawa penderitaan bagi jutaan manusia sepanjang sejarah. Ini adalah apartheid
10
agama. Bila apartheid politik di Afrika, berkat perjuangan Nelson Mandela, yg
terinspirasi oleh metode perjuangan non-kekerasan oleh Mahatma Gandhi, ini justru
masih dianggap suci (artinya tidak terdapat kekerasaan dan penyiksaaan)

4. Kafir dan penyembah berhala

(T) : Kamu orang Hidu kamu orang kafir


(AH) :Apaan sih artinya kafir?

(T) : Kafir artinya, orang yang tidak percaya atau tidak beriman kepada Tuhanku,
nabiku dan kitab suciku. Orang kafir adalah musuh Allah.*
(AH) : Memang saya tidak percaya kepada Tuhanmu, nabimu dan kitab sucimu. Tapi
saya percaya dgn Sang Hyang Widhi, percaya dgn Weda, percaya dengan para
maharsi. Saya sembahyang agama saya memiliki ajaran etika dan moral yg baik.
Tetapi sekalipun kamu tidak percaya kepada apa yang saya percayai saya tidak
menyebut kamu kafir atau sebutan sehina itu.

(T) : Mengapa?
(AH) : Karena saya diajarkan untuk berfikir, berkata dan berbuat baik. Saya diajarkan
agar tidak menghina orang lain, agar tidak merendahkan agama orang lain. Ajaran itu
namanya Tri Kaya Parisuda. Apakah di agama-mu diajarkan Tri Kaya Parisuda?
Kamu harus berhati-hati menuduh orang lain dengan sebutan merendahkan atau yang
bernada kekerasan
.
(T) : Kenapa?

(AH) : Karena kata-kata yang mengandung kekerasaan atau kebencian, selangkah lagi
bisa melahirkan tindakan kekerasan.

11
(T) : Kamu menyembah berhala . Memuja patung.
(AH) : Manusia adalah mahluk yang menggemari symbol. Negara kita dan lembaga –
lembaga memiliki banyak symbol. Negara kita misalnya memiliki bendera yang
berwarna merah dan putih yang kita hormati. Yang kita hormati bukan 2 lembar kain
berwarna merah dan putih yang dijahit jadi bendera, tetapi negara kita yang
disimbolkan oleh Sang Dwi Warna. Dan bendera merah putih ada di setiap kantor.
Patung gambar atau pratima, adalah symbol, lambang. IA hanyalah symbol, lambang.
Ia hanyalah alat bantu untuk konsentrasi.
Kamu kan juga sembahyang menghadap ka'bah, apakah itu berarti kamu menyembah
ka'bah? Waktu naik haji kamu mencium-cium batu hitam (hajar aswad) yang ada
lobang di tengah-tengahnya, apakah berarti kamu menyembah batu hitam itu? Di
gereja juga ada lambang salib di mana tubuh Yesus yang sudah jadi mayat dipaku
mengelayut. Bukankah ini lambang yang seram dan suram? Di gereja Katolik juga
banyak
patung santo, orang suci dan Maria.

5. Agama Bumi dan Agama Langit

(T) : Kawan agamamu, adalah agama Bumi, sedangkan agamaku adalah agama
samawi?

(AH) : Apa maksudnya agama bumi dan agama samawi


(T) : Agama Bumi / agama budaya, artinya kitab sucimu agamamu buatan manusia.
Sedangkan agama samawi artinya kitab suci agamaku dibuat Tuhan Samawi artinya
langit.
(AH) : Jadi kitab sucimu agamamu dicetak di langit?
(T) : Bukan dicetak dilangit. Tetapi isi kitab suci agamaku merupakan wahyu Tuhan
yang bermukim di langit ke tujuh, disampaikan oleh malaikat kepada nabiku.

12
(Menurut Kristen kitab suci itu ditulis oleh banyak pengarang yg mendapat inspirasi
dari Tuhan).
(AH) : Kalau kitab suciku yang banyak jumlahnya itu diperoleh dengan 2 cara. Yang
pertama, ditemukan, dilihat atau didengar oleh para maharsi ketika jiwa mereka
bersatu dengan Tuhan, dalam agama Hindu ini disebut Samadhi / Anubhava. Cara
kedua, adalah Tuhan sendiri menjelma ke Bumi sebagai manusia, disebut Avatara,
dan menyampaikan ajarannnya secara langsung kepada manusia, seperti Krishna
yang lahir ke dunia dan menyampaikan ajarannya secara langsung kepada manusia
seperti Krishna yang lahir ke dunia dan menyampaikan ajarannya langsung kepada
arjuna. Jadi perantara atau melalui ilham tetapi scara langsung diperoleh dari
sumbernya yaitu Tuhan sendiri, yang dalam agamaku disebut Brahman. Atau
diajarkan secara langsung oleh Tuhan sebagai Avatara kepada manusia.

(T) : Tentu saja kitab suciku lebih baik, lebih asli.


(AH) : Itu kan keyakinanmu. Tetapi kenapa kitab sucimu yang katanya diturunkan
dari Tuhan di langit, terdapat banyak kesalahan, seperti misalnya dikatakan bumi ini
datar seperti hamparan tikar, padahal bumi ini bundar ; atau matahari mengelilingi
bumi, padahal bumi yang mengelilingi matahari sambil berputar pada orbitnya. Jika
betul kitab sucimu sepenuhnya buatan Tuhan, harusnya tidak ada kesalahan
sedikitpun. Disamping itu kitab sucimu juga penuh berisi ancaman, kutukan, kata-
kata kebencian dan kekerasan? Kata-kata semacam itu tidak ditemukan di dalam kitab
suci Hindu.

6. Tiga jenis agama

(T) : Jadi agama-mu juga agama langit?


(AH) : Aku tidak suka sebutan agama langit itu
.
(T) : Kenapa?
13
(AH) : Pertama, nama agama langit itu mengesankan bahwa Tuhan itu bersembunyi
di langit. Menurut keyakinanku, seperti sudah kujelaskan sebelumnya, Tuhan ada di
mana-mana, termasuk di bumi ini, tetapi tidak dapat dilihat oleh mata jasmani kita,
karena Tuhan bersifat rohani. Kedua, agama langit mengesankan agama untuk para
penghuni langit, bukan untuk manusia yang hidup di permukaan bumi
.
(T) : Jadi agama-mu termasuk golongan agama apa?
(AH) : Ada beberapa penggolongan agama. Ada yang menggolongkan agama-agama
sebagai (1) agama suku, seperti Shinto; (2) agama hukum, seperti agama islam dan
Yahudi ; (3) agama pembebasan seperti agama Hindu, Buddha dan Kristen. Ada yang
menggolongkan agama berdasarkan wilayah, seperti rumpun Yahudi (sekarang
disebut agama-agama Abrahamik) seperti agama Yahudi, Kristen, dan Islam, dan
agama timur, seperti agama Hindu, Buddha, Jaina, Sikh, Konghucu, Shinto dan Tao.
Ada yang menggolongkan agama menjadi agama kenabian, agama etnis dan agama
universal, seperti yang dibuat oleh Prof Dr. Ramdas Lamb, Associate Professor, Dept.
of Religion, university of Hawaii
.
(T) : Coba Jelaskan ..
(AH) : Ada tiga jenis agama. Pertama, agama kenabian, yaitu agama yang berpusat
pada ajaran dan kehidupan seorang nabi. Di dalam agama jenis ini kesetiaan kepada
satu jenis pengajaran menjadi penting. Kebenaran mereka adalah satu-satunya
kebenaran dan harus diikuti. Ini adalah jenis kesadaran yang ada di dalam
Kekristenan dan Islam. Jika anda adalah orang Kristen atau Islam anda baik dan akan
pergi ke sorga tetapi semua yang lain akan pergi ke neraka. Bagi orang Kristen atau
Islam yang baik, Kekristenan atau islam itu adalah lebih penting dibanding keluarga
anda, dibanding komunitas anda dan bahkan lebih penting dibanding Negara anda.
Maka agama anda menjadi lebih penting dibanding ibu bapak anda dan saudara anda.
Anda dapat meninggalkan setiap orang tetapi bukan Kekristenan atau Islam.

14
Jadi dalam hal ini, toleransi kepada orang lain adalah jelek dan konsep tentang
toleransi tidak hadir. Ketika anda bertobat menjadi agama profetik macam ini anda
mendapatkan sikap bahwa anda akan ke sorga sedangkan yang lain akan ke neraka.
Anda benar dan yang lain adalah salah. Ini bisa
bahkan menjadikan anda sedikit sombong.”

(T) : Jenis kedua?


(AH) : Tipe yang kedua adalah agama etnik. Agama macam ini didasarkan pada suatu
kelompok orang. Jika anda tidak menjadi milik etnisitas itu anda tidak bisa jadi
bagian dari agama itu. Sebagai contoh jika anda bukan orang Jepang anda tidak bisa
menjadi seorang Shinto. Jadi ini adalah suatu konsep yang sangat kecil tentang
agama. Agama macam ini sangat diikat oleh genetika.
(T) : Jenis ketiga?
(AH) : Tipe yang ketiga adalah salah satu dari agama universal dan Hindu adalah
salah satu dari agama universal atau agama dunia utama. Hindu adalah agama non-
konversi terbesar. Ini adalah agama yang tidak melakukan proselitasi. Ketika anda
menjadi seorang penganut suatu agama universal, anda mendapat kesadaran. Tujuan
dari agama universal adalah untuk memperluas kesadaran. Maka kita bertumbuh dan
kita menambahkan, kita tidak mengurangi. Anda menambah kesadaran dan
menambah keawasan.

(T): Apa sih artinya?


(AH) : Artinya agama universal itu mengajarkan tiap manusia adalah satu jiwa dan
jiwa tidak mempunyai batasan apapun. Oleh karena itu otak anda tidak diikat oleh
batas-batas apapun
Menurutku, agama kenabian itu, sebenarnya agama tribal (suku) yang diglobalkan
dengan kekerasan. Kenapa? Karena agama ini menghancurkan budaya-budaya
religius asli dan digantikan dengan budaya suku dari mana nabi itu berasal.
Sedangkan agama universal memelihara budaya yang sudah ada dan hidup dalam
15
jiwa dari setiap pemeluk agama ini. Karena itu agama universal memelihara
keanekaragaman
*Tambahan seperti pelaksanaan sembahyang di Bali / Indonesia berbeda dengan di
India berbeda pula di Luar negeri disesuaikan dengan budaya kita masing-masing
tanpa pemaksaan tapi satu tujuan.
Catatan : Robert Z. Zaecher, sejarahwan agama terkemuka Inggris mengatakan “Di
dalam keluarga agama-agama, Agama Hindu adalah seorang Ibu bijaksana yang
mengetahui semuanya. Pustaka sucinya, Weda, menyatakan, ‘Kebenaran adalah satu,
tetapi orang-orang bijaksana menyebutnya dengan nama-nama berbeda.’ Seandainya
Islam, dan semua kitab suci agama monoteis lainnya, telah mempelajari pelajaran itu,
semua sejarah mengerikan dari perang-perang agama (yang mereka lakukan)
mungkin telah dapat dihindarkan. Di mana agama yang lain mempunyai Tuhan
berkata, seperti Krishna di dalam Bhahgavad Gita, ‘ Semua jalan menuju kepada-
Ku.’”
Ia menyesal bahwa : “seandainya Gereja mempunyai pemahaman untuk mengizinkan
begitu banyak pendekatan kepada Tuhan, betapa akan lebih waras sejarahnya!”

7. Manusia Pertama
(T) : Di dalam agamaku manusia pertama adalah Adam atau nabi Adam. Siapa
manusia pertama menurut agama Hindu?
(AH) : Kami tidak tahu siapa , manusia pertama di dalam agama Hindu.
(T) : Kenapa?
(AH) Karena agama Hindu percaya bahwa alam semesta ini diciptakan secara
evolusi. Dalam Taitirinya Upanisad, dikatakan bahwa ether (akhasa) dating dari
Atman, udara, dari ehther, api dari udara, air dari api, dan bumi dari air. Tumbuhan
dari bumi, makanan dari tumbuhan, dan manusia dari makanan. Memang tidak sama
dengan teori evolusinya Darwin, yang bersifat materi. Tetapi kedua teori evolusi ini
meliliki kemiripan, bahwa alam semesta serta isinya diciptakan dan berkembang
secara perlahan. Bukan diciptakan dalam enam hari seperti kitab suci anda. Lagi pula
16
menurut saya Adam adalah semacam legenda dari bangsa Yahudi bukan suatu kisah
sejarah atau kisah sebenarnya.
(T) : Mengapa demikian ?
(AH) : Di dalam kitab sucimu dikatakan, setelah menciptakan Adam dari tanah liat,
Tuhan menciptakan Eva (Hawa) dari salah satu tulang rusuk Adam. Tuhan
menempatkan mereka di taman Edden. Karena mereka memakan buah pohon
pengetahuan, Tuhan marah dan mengusir mereka dari sorga ke bumi. Di bumi mereka
mempunyai dua anak laki-laki, Abil dan Cain. Setelah kedua anak laki-laki ini
dewasa mereka kawin dengan dua anak perempuan. Nah siapa kedua anak perempuan
ini? Pastilah anak dari orang tua yang sebaya dengan Adam dan Eva (Hawa). Jadi,
Adam bukanlah manusia pertama, karena di samping ternyata dia sudah ada orang
lain yang menjadi besannya/mertua nya, atau mertua anak-anaknya. Kawan, di AS,
ajaran tentang penciptaan alam semesta 6 hari (kreasionis) dilarang diajarkan di
sekolah-sekolah. Yang boleh diajarkan hanyalah penciptaan alam semesta menurut
teori evolusi.
(T) : Menurut agamaku, manusia dibuat dari tanah liat, dari debu padang pasir dari air
kotor. Menurut Hindu dari apakah manusia dibuat?
(AH) : Di dalam agamaku manusia dibuat dari dua unsur yaitu materi (prakerti) dan
jiwa (purusa). Bukan dari bahan hina. Jadi menurut agamaku manusia pada intinya
adalah suci, bukan dosa atau budak
Catatan :
Sir Monier-Williams, ahli tentang India (Indolog) dan penyusun kamus Sansekerta
Inggris yang paling lengkap mengatakan : “ Orang-orang Hindu, adalah pencipta
evolusi, berabad-abad sebelum Darwi dan doktrin Evolusi diterima oleh para ilmuan
dewasa kini.”

8. Pralaya, bukan kiamat

(T) : Apakah di agamamu ada hari kiamat?


17
(AH) : Apa sih hari kiamat ?
(T) : Yaitu hari ketika Tuhan menghancurkan seluruh alam semesta ini.
(AH): Mengapa Tuhan menghancurkan alam semesta ciptaannya?
(T) : Karena dosa-dosa manusia, lalu Tuhan marah besar dan menghancurkan alam
semesta ini.
(AH) : Kan tidak mungkin semua manusia berbuat dosa. Paling hanya bagian terkecil
saja yang berbuat dosa, sebagian besar manusia berbuat baik. Lagi pula kan manusia
hanya menghuni bumi ini, salah satu planet kecil dalam alam semesta. Mengapa
Tuhan menghancurkan bumi saja, mengapa Dia menghancurkan seluruh alam
semesta yang demikian luas, dengan berbagai planetnya?
(T) : Memang sudah ada ketentuan tentang hari kiamat, supaya kemudian dilakukan
pengadilan akhir. Jadi orang-orang yang sudah meninggal ribuan tahun sebelumnya,
dibangkitkan tubuhnya, untuk diadili dan kemudian dari sini dikirim ke sorga atau
neraka secara abadi. Jadi bagaimana, apakah ada hari kiamat di dalam agamamu?
(AH) : Di dalam agama Hindu dikenal adanya pralaya atau mahapralaya. Tetapi itu
terjadi bukan karena Tuhan marah, tetapi karena bumi atau alam semesta ini
mengikuiti hukum alam yang disebut “Rta”. Jadi semua ciptaan, termasuk alam
semesta, akan mengalami kelahiran perkembangan dan akhirnya kematian.
(T) : Kapan pralaya itu akan terjadi, kawan?
(AH) : Menurut kitab suci kami, pralaya itu terjadi setelah alam semesta ini berumur
4. 32 milyar tahun manusia. Ini disebut satu siang Brahma. Jadi masih lama sekali.
Setelah itu ada malam Brahma selama 4. 32 milyar tahun di mana tidak ada ciptaan.
Setelah itu baru ada lagi penciptaan selama satu siang Brahma. Begitu seterusnya.
(T) : Wah panjang sekali perhitungan waktu di dalam agamamu. Di dalam agamaku
umur bumi sekarang ini sejak penciptaan dalam 6 hari menurut Torah, kitab suci
agama Yahudi (Perjanjian Lama menurut agama Kristen) hanya 5000 tahun.
(AH) : Menurut agamamu kapan kiamat akan terjadi?
(T) : Tidak tahu, itu rahasia Tuhan. Hanya dikatakan kiamat itu sudah dekat. Kiamat
mengintip seperti pencuri di malam hari.
18
(AH) : Ya, aku dengar kiamat telah diramalkan sebanyak 16 kali sejak 500 M. Tetapi
semua ramalan itu tidak menjadi kenyataan. Tahun 2012 juga diramalkan kiamat
akan datang.
(T) : Menurut agama Hindu kapan pralaya akan terjadi? Apakah tahun 2012 akan
pralaya?
(AH) : Menurut perkiraan para ahli umur semesta sekarang ini sekitar 15 milyar
tahun. Kalau satu siang Brahma lamanya adalah 4. 32 milyar tahun, maka pralaya
baru akan terjadi 4.17 milyar tahun lagi. Jadi tahun 2012 tidak akan ada pralaya.
Masih lama sekali pralaya akan terjadi. Tapi kita wajib memelihara lingkungan
supaya tetap hijau dan lestari
.
9. Sorga dan neraka

(T) : Kamu kan orang Hindu, kamu pasti masuk neraka


(AH) : Bagaimana kamu tahu? MEmangnya kamu Tuhan?

(T) : Ya pasti, kamu kan kafir. Orang kafir musuh Tuhan dan karena itu pasti masuk
neraka.
(AH) : Jadi kalau saya masuk agamamu, saya otomatis masuk sorga dan terhindar
dari neraka?

(T) : Ya, pastilah.


(AH) : Sekalipun saya berbuat jahat seelah masuk agamamu, saya tetap masuk sorga?

(T): Ya, itu sudah dijamin, kawan


(AH) : Jadi kalau seorang yang beriman sesuai agamamu membunuh seorang yang
sama imannya, keduanya masuk sorga? Si pembunuh dan yang dibunuh sama-sama
masuk sorga ? Si perampok? Si perampok dan yang dirampok sama-sama masuk
sorga, karena keduanya mengikuti agama yang sama? Lalu dimana letak keadilan.
19
(T): Ya, katanya begitu. Manusia kan tidak dapat menilai keadilan Tuhan. Jadi di
dalam agamamu bagaimana?
(AH) : Di dalam agama saya, agama Hindu, yang menentukan adalah tindakan. Siapa
saja yang berbuat baik, akan selamat, hidup bahagia didunia ini, di dunia kemudian.
Siapa saja yang berbuat buruk, akan menderita atau menjadi hina baik di dunia ini
maupun dalam kelahirannya kemudian
(T) : Semua orang, tak terkecuali orang non Hindu dapat masuk sorgamu asal berbuat
baik?
(AH) : Ya. Kenapa tidak? Sorga menurut agamaku bersifat rohani. Yang bersifat
rohani adalah luas tanpa batas. Seluruh jiwa yang baik, berapapun banyaknya, dapat
tinggal di sana.
(T) : Bagaimana gambaran nerakamu?
(AH) : Di dalam kitab suci agamaku, soal neraka hanya disebut sangat sedikit. Dari
sekitar 25.000 mantra Weda, hanya tiga yang bicara tentang neraka. Itupun samar
saja, dikatakan neraka itu sebagai tempat kegelapan yg dalam. Kenapa? Karena
seorang yang berbuat buruk selalu diberikan kesempatan untuk lahir kembali. Kawan,
bagaimana gambaran neraka menurut agamamu?
(T) : Dalam kitab suciku, neraka digambarkan secara jelas dan detil dengan berbagai
macam siksaan yang mengerikan. Dan itu sifatnya abadi. Jika orang yang di neraka
tubuhnya habis karena siksaan, maka ia diberi tubuh baru agar terus merasakan
pedihnya siksaan itu. INi berlangsung selamanya atau abadi.
(AH) : Wah, mengerikan sekali, kejam sekali. Kok Tuhan yg katanya MAha pengasih
dan Maha penyayang senang melakukan penyiksaan seperti itu ? Sadis sekali.
(T) : Memang begitu hukuman bagi orang berdosa. Sebaliknya bagi yang beriman
akan diberikan sorga tempat segala kenikmatan.
(AH) : Maksudmu kenikmatan jasmani?

20
(T) : Ya, berupa makanan yang enak juga banyak istri, 72 bidadari yang terus
perawan. Dan kaum laki-laki diberi kekuatan 100 kali laki-laki di bumi untuk
berhubungan intim dengan istri-istrinya yang terus perawan.
(AH): Jadi para penghuni sorga itu persis manusia di dunia ini. Makan minum,
melakukan hubungan seks? Apakah mereka juga buang air besar dan kecil, dan
melahirkan anak?
(T) : Tidak. Mereka tidak buang air dan tidak punya anak. Pokoknya mereka
bersenang-senang saja. Tidak ada susahnya. Tidak repot buang air atau mengurus
anak-anak. Di sorga juga para penghuninya minum minuman keras, tetapi tidak
mabuk.
(AH) : Makan minum, tapi tidak buang air. Melakukan hubungan seks tapi tidak
punya anak. Minum minuman keras tapi tidak mabuk. Kok bisa?
(T) : Itulah keajaiban sorga didalam agamaku. Kalau tidak ada keajaiban itu, apa
bedanya kehidupan di sorga dengan kehidupan di bumi ini?
(AH) : Wah kok tujuan tertinggi di dalam agamamu hanya untuk memuaskan nafsu
tanpa batas ya? Itupun hanya untuk kaum laki-laki. Bagaimana akan diberikan
banyak laki-laki perjaka?
(T) : Hal itu tidak disebutkan. Malahan dijelaskan kaum perempuan lebih banyak
akan jadi penghuni neraka, karena mereka lemah akalnya dan senang akan hal-hal
duniawi. Lalu bagaimana gambaran sorga menurut agamamu?
(AH) : Sorgaku adalah sorga rohani, bukan sorga badan. Jadi kebahagiaannya bukan
karena semua nafsu jasmani dipenuhi tanpa batas. Tetapi karena jiwa ada bersama
Tuhan yang adalah sumber kebahagiaan. Kalau diibaratkan kebahagiaan adalah
terang, ketika kita di bawah matahari yang adalah sumber cahaya dunia ini, tidak
diperlukan lagi sumber cahaya lain seperti listrik atau lampu. Tuhan adalah Surya,
sumber
terang, nur. Lagi pula tujuan tertinggi agama Hindu bukan sorga
.
(T) : Lalu apa tujuan tertinggi menurut agamamu?
21
(AH) : Sorga hanya tujuan antara. Tujuan tertinggi menurut agamaku adalah moksha,
persatuan jiwa manusia dengan Tuhan. Atau manunggaling kawula lan gusti
.
Catatan.
Seorang ayah yang membuat kamar khusus yang berisi berbagai alat music menyiksa
anaknya yang bersalah tanpa memberinya kesempatan untuk memperbaiki diri,
bukanlah ayah yang pengasih dan penyayang, tetapi sebaliknya ayah yg kejam dan
tanpa hati nurani.
Tuhan yang mempunyai neraka di mana ia menghukum orang-orang berbuat salah,
untuk selama-lamanya, tanpa kesempatan untuk memperbaiki kesalahannya dalam
kelahiran berikutnya, bukan Tuhan yang Mahabpengasih dan Maha penyayang.
Tetapi Tuhan yg Maha kejam, dan psikopat karena menikmati penyiksaan dan
penderitaan manusia ciptaannya sendiri.
Begitu pula sebaliknya seorang ayah yg memberikan berbagai hadiah yang
memuaskan segala nafsu anaknya tanpa batas, karena si anak taat dan takut
kepadanya, bukanlah ayah yg bertanggung jawab. Karena ayah semacam ini tidak
mendidik mental dan moral anaknya.. Ayah ini telah membuat anaknya menjadi
manusia yg hanya memenuhi nafsu badannya, seperti raksasa di dalam agama Hindu.
Tuhan yang memberi sorga semacam ini bukanlah Tuhan yang mengajarkan manusia
untuk mencapai tingkat moral dan spiritual tertinggi, tetapi sebaliknya membenamkan
manusia pada kubangan nafsu jasmani dalam kekosongan moral dan spiritual
.
10. Karma dan reinkarnasi

(T) : Tadi kamu katakan orang Hindu masuk sorga atau neraka karena tindakanya.
Bukan karena iman atau keyakinan. Apakah itu maksudnya hukum karma, yang
sering aku dengar?
(AH) : Ya, benar, kawan. Di dalam kitab suciku dikatakan “ sebagaimana
perbuatannya, demikianlah manusia jadinya. Ia yang berbuat baik, menjadi baik, ia
22
yang berbuat buruk menjadi buruk. “ Jadi tindakan kita yang menentukan keadaaan
kita. Itulah yang menyebabkan perbedaan terjadi di dunia ini, bahkan sejak seorang
manusia lahir
.
(T) : Kalau menurut agamaku, itu disebabkan oleh takdir. Jadi Tuhan telah
menentukan takdir seorang manusia sejak ia berumur 4 bulan dalam kandungan
ibunya. Ketika Tuhan meniupkan roh ke dalam tubuh bayi itu, Tuhan juga telah
menentukan orang ini akan menjadi apa kelak. Apakah jadi tukang becak atau jadi
raja. BAhkan juga ditentukan orang itu akan menderita dan nanti masuk neraka, atau
anak itu akan jadi orang bahagia dan kelak ketika mati masuk sorga
.
(AH) : Wah Tuhanmu sewenang-wenang sekali.
(T) : Tuhan kan maha kuasa
(AH) : Dan nanti setelah hari kiamat, akan ada hari pengadilan terakhir, di mana
orang-orang yang telah memikul takdir itu akan diadili?

(T) : Ya, benar


(AH) : Mengapa? Bukankah takdir Tuhan tidak dapat diubah oleh manusia? Jiwa
seseorang sudah ditakdirkan menjadi orang jahat, ia pasti akan menjadi jahat, tidak
dapat lain, karena itu sudah takdir. Mengapa pada hari kiamat ia harus mengadili lagi,
padahal ia hanya menjalankan takdir Tuhan. Ibarat sepertinya seperti ini. Seorang
pemain film ditugaskan oleh sutradara sebagai tokoh jahat. Pemain ini dapat
mendapatkan memerankan tokoh jahat itu dengan baik. Film itu sukses. Tetapi
kemudian, actor yang memainkan tokoh protagonist ini diadili dan dihukum oleh
sutradara. Lha ini kan aneh?

(T) : Tidak tahu saya. Itu kan rahasia Tuhan. Aturan di dunia ini dan aturan di akhirat
kan berbeda. Sekarang mengenai reinkarnasi. Apakah manusia bisa lahir sebagai
binatang.
23
(AH): Secara teoritis bisa saja. Misalnya seorang manusia yang sangat jahat,
katakanlah seperti Robot Gedek yang membunuh puluhan anak-anak muda jalanan,
dan memutilasi tubuh anak-anak tak berdosa itu. Mungkin saja ia lahir sebagai
binatang untuk kurun waktu, 10 atau 50 tahun. Kemudian dia lahir lagi menjadi
manusia untuk memperbaiki karmanya di masa lalu. Ini kan jauh lebih baik dari pada
dia dihukum selama-lamanya di neraka yang sangat kejam?

(T) : Tetapi mengapa manusia bertambah banyak?


(AH) : Di dalam kitab suciku dikatakan jiwa itu diandaikan seperti api. Setitik api
bisa menyalakan banyak lampu. Bahkan setitik api dapat membakar hutan yang
sangat luas.

(T): Kalau manusia terus lahir berulang-ulang, apa tujuan hidupnya?


(AH) : Tujuan akhir manusia adalah moksa, persatuan jiwa dengan Tuhan, seperti
telah kusebutkan sebelumnya. Dan Moksa tidak dapat dicapai dalam satu kali
kehidupan yang singkat
.
11. Yang terakhir yang paling sempurna?

(T) : Agama Hindu itu kan agama kuno, sudah tidak cocok lagi di zaman sekarang,
sedangkan agamaku adalah agama paling baru dan karena itu paling sempurna. Ya,
seperti mobil saja, model terbaru pastikan yang terbaik
(AH) : Ya kalau mobil mungkin saja. Tetapi itupun tergantung jenisnya. Sekedar
menyebut contoh, mobil Mercedes buatan Jerman sekalipun telah diproduksi jauh
lebih dulu, tetap lebih baik dari buatan local, karena mobil Mercedes terus
memperbaharui mesin dan modelnya. LAgi pula agama bukan mobil atau barang
konsumsi lainnya. Agama adalah soal ajaran-ajaran kebenaran. BIsa saja agama yang
belakangan merupakan tiruan yang keliru dari agama terdahulu nya
.
24
(T) : Bagaimana bisa?
(AH) : Agamaku disebut “ Sanatana Dharma”, kebenaran abadi. Agamaku
mengajarkan ahimsa atau non-kekerasan. Sedangkan agamamu banyak mengajarkan
kebencian dan kekerasan. Agamaku mengajarkan bahwa semua manusia bersaudara,
wasudaiva kutumbakam, sedangkan agamamu hanya mengajarkan persaudaraan antar
umatmu saja. Agamaku mengajarkan untuk mencintai semua orang, dan menganggap
orang lain sebagai saudara, karena jiwa di dalam diri setiap orang adalah sama, tat
twam asi; sedangkan agamamu mengajarkan apartheid antara orang beriman versus
orang kafir. Dan memerintahkan orang beriman menaklukan atau membinasakan
orang kafir. Jadi mana dari kedua ajaran itu yang lebih baik, yang lebih cocok dengan
zaman sekarang ini? Ajaran tentang non-kekerasan dan persaudaraan universal atau
ajaran tentang kebencian kekerasan dan permusuhan antar kelompok? Ajaran-ajaran
Hindu seperti karma, reinkarnasi, yoga, ahimsa, penghargaan terhadap kemajemukan,
penghormatan kepada perempuan dan alam, mulai diterima secara luas di Barat

(T) : Aku tetap ber prinsip, agama yang paling belakang adalah agama yang paling
sempurna.
(AH) : Kalau begitu agama paling sempurna adalah agama Sikh, Ahmadiyah dan
Bahai, karena ketiga agama ini adalah agama yang lahir lebih belakang dari agamaku
maupun agamamu
.
(T) : Itu kan agama bidah
(AH) :Itu namanya penilaian sepihak dan sewenang-wenang. Mereka juga bisa
mengatakan hal yang sama terhadap agamamu. Tapi ukuran yang tak penting apakah
agama itu sempurna atau tidak, bukanlah pertanyaan-pertanyaan dogmatis seperti itu.
Agama itu seperti pohon. Apakah pohon baik atau buruk, dilihat dari buahnya, bukan
dari tulisan iklan yang ditempel di batang pohon itu
.
(T) : Apa maksudmu?
25
(AH) : Buah dari agama adalah masyarakat yang menganut agama itu. Baik atau
buruknya satu agama itu. Baik atau buruknya satu agama tergantung dari perilaku dan
perilaku dan keadaan pemeluknya. JIka satu agama dikatakan sempurna ukurannya
adalah masyarakatnya.
Apakah masyarakat pemeluk agama itu memiliki prestasi moral yang tinggi? Apakah
masyarakat pemeluk agama itu maju secara ekonomi, ilmu pengetahuan dan
teknologi? Apakah masyarakat itu menghargai hak-hak individu? Apakah masyarakat
pemeluk agama itu menghargai kaum perempuan? Apakah masyarakat pemeluk
agama itu menghargai hak-hak kaum minoritas, termasuk hak politik, social, dan
kebebasan beragama? Apakah masyarakat pemeluk agama itu menghargai martabat
yang lemah.
Kesempurnaan suatu agama tidak ditandai dengan menghancurkan atau menaklukkan
agama-agama lain, melalui kekerasan, tekanan polotik atau bujukan ekonomi. Hal-hal
semacam ini justru menunjukkan ketidak sempurnaan suatu agama, dan bahwa tanpa
itu, agama ini sesungguhnya tidak memiliki sesuatu yang berharga dan menarik untuk
ditawarkan kepada manusia.
Ajaran atau filsafat Hindu tersebar luas ke seluruh dunia, karena penerimaan setiap
orang secara sukarela. Sebagai contoh, keyakinan tentang karma, reinkarnasi, praktik
yoga, tidak pernah dijual dengan iming-iming/janji-janji apalagi ancaman.

Catatan
Agama seharusnya tidak mengajarkan kebencian atau permusuhan dengan membagi
ke dalam dua kubu yang berlawanan, antara orang kafir lawan orang beriman. Tetapi
sebaliknya seharusnya mengajarkan keselarasan, cinta kasih dan persahabatan
terhadap semua orang atau semua makhluk, seperti mantra Weda di bawah ini:
“ Semoga aku menghargai semua makluk dengan mata seorang kawan. Dengan mata
seorang kawan kami menghargai satu sama lain.” Yajur Weda.36.31.

12. Maharsi, bukan nabi.


26
(T) : Siapa nabi agama Hindu?
(AH) : Apa nabi itu?
(T) : Nabi adalah orang yang diangkat oleh TUhan sebagai utusan untuk menerima
wahyu dan memberikan peringatan kepada umat manusia. NAbi adalah pemimpin
agama, pemimpin Negara pemimpin militer. Nabi adalah panutan bagi umat manusia.
(AH) : Kami tidak punya nabi, tapi kami punya banyak maharsi.
(T) : Apa itu maharsi? Apa bedanya dengan nabi?
(AH) Maharsi itu adalah orang bijaksana. Mereka adalah orang yang melewati tahap
kehidupan sebagai pelajar (brahmacari) dan berumah tangga (grihasta) dengan baik.
Mereka sudah ada dalam tahap hidup wanaprasta (hidup di hutan) atau sanyas,
sebagai bhiksu pengembara. Mereka tidak terlibat lagi di dalam urusan keluarga atau
politik. JAdi mereka tidak ikut berperang, membagi hasil jarahan menjual budak
misalnya.
(T) : Lalu apa saja yang mereka kerjakan?
(AH) : Mereka sepenuhnya hidup untuk spiritual atau kerohanian. Dan syarat untuk
itu, mereka sebelumnya harus menjalankan hidup yang sangat bermoral. Karena itu
sangat jarang ada kritik tentang kehidupan para maharsi kami. Hampir tidak ada
kontroversi tentang kehidupan mereka. Walaupun demikian mereka tidak meminta
agar kehidupannya ditiru secara membuta. Mereka tidak ingin dikultuskan. Yang
penting adalah ajaran-ajarannya. Jumlah orang-orang semacam ini banyak sekali
dalam agama Hindu. Tetapi kami tidak punya kewajiban merayakan hari lahir
maupun kematiannya. Karena ketika mereka meninggal, jiwa mereka telah menjadi
satu dengan Tuhan.
(T) : Nabiku telah diramalkan di dalam kitab sucimu. Oleh karena itu orang-orang
Hindu harus masuk agamaku.
(AH) : Teman, itu tidak benar. Itu sudah dibantah oleh banyak ahli agamaku. Di
dalam Weda atau Sruti, kitab utama di dalam agamaku, tidak ada soal ramal meramal.
Agamaku bukan agama yang didasarkan atas ramalan. Agamaku didasarkan atas
27
pengalaman rohani nyata dari para maharsi. Dan andaikata menurutmu ramalan itu
benar, berarti kitab suciku benar, dan oleh karena itu bukankah kamu yg seharusnya
masuk Hindu?

13. Anubhava, bukan wahyu

(T) : Siapa yang menerima wahyu kitab sucimu?


(AH) : Sudah kukatakan sebelumnya cara para maharsi itu menemukan isi kitab suci
adalah melalaui anubhava, bukan disampaikan oleh seorang perantara atau melalui
ilham.
Tetapi didengar, dilihat, ditemukan secara langsung oleh para maharsi ketika mereka
dalam keadaan Samadhi, atau anubhava, atau diberikan secara langsung oleh Tuhan
sebagai avatara kepada manusia, seperti Bhagawad Gita
.
(T) : Lalu siapa nama para maharsi yang menemukan isi Weda?
(AH) : Mantra-mantra dari keempat Weda yang jumlahnya 25,000, diterima, dilihat
atau didengar oleh 7 maharsi ketika mereka dalam keadaan anubhava. Ketujuh
maharsi itu adalah 1. Rsi Grtasamada; 2. Rsi Wismamitra; 3.Rsi Wamadewa; 4.Rsi
Atri; 5. Rsi Bharadwadja; 6.RSi Wasistha; 7. Rsi Kanwa. Mantra-mantra itu
kemudian dikodifikasikan oleh Maharsi Viyasa dibantu 4 orang muridnya sehingga
terbentuklah Catur Weda : Maharsi Pulaha (Rig Weda), Maharsi Jaimini (Sama
Weda), Maharsi
Vaisampayana (Yajur Weda) dan Maharsi Sumantu (Atawa Weda)
(T) : Jadi kitab sucimu ditemukan oleh banyak Maharsi? Wahyu dalam kitab suciku
diterima oleh hanya seorang nabi.
(AH): Tapi kan nabimu mengaku sebagai penerus dari nabi-nabi sebelumnya. Artinya
nabimu meneruskan karya-karya nabi sebelumnya, termasuk ajaran yang disampaikan
oleh mereka, yang terdapat dalam kitab suci sebelumnya. Padahal orang Yahudi dan
Kristen mengatakan para nabi mereka tidak menerima wahyu, tetapi inspirasi, seperti
28
seorang pengarang yang menulis suatu sajak karena mendapat inspirasi dari
keindahan alam atau kecantikan seorang gadis misalnya.

29

Anda mungkin juga menyukai