Anda di halaman 1dari 27

TUGAS SUSILA

Oleh :

Nama :
Nim :
Prodi :
Semester :2C

INSTITUT AGAMA HINDU NEGERI GDE PUDJA MATARAM


PRODI EKONOMI HINDU
2022

1
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Tuhan yang telah menolong hamba-Nya menyelesaikan makalah ini
dengan penuh kemudahan. Tanpa pertolongan Dia mungkin penyusun tidak akan sanggup
menyelesaikan dengan baik.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat mengetahui dan memahami hidup beretika
,makalah yang kami sajikan berdasarkan Pengutipan dari berbagai sumber. Makalah ini di
susun oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri penyusun
maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan
dari Tuhan akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada
pembaca.Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penyusun mohon untuk
saran dan kritiknya. Terima kasih.

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................................................... 2


DAFTAR ISI ........................................................................................................................................ 3
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................................... 4
A. Latar Belakang ............................................................................................................................. 4
B. Rumusan masalah ........................................................................................................................ 4
C. Tujuan penulisan .......................................................................................................................... 5
BAB II PEMBAHASAN ...................................................................................................................... 6
A. PENJELASAN YAMA DAN NYAMA BRATA ....................................................................... 6
1. PANCA YAMA BRATA ...................................................................................................... 6
2. PANCA NYAMA BRATA ........................................................................................................ 9
3. DASA YAMA DAN DASA NYAMA BRATA .................................................................. 12
4. Pengertian Etika ....................................................................................................................... 13
5. Contoh Etika ............................................................................................................................... 19
BAB III PENUTUP .......................................................................................................................... 26
Kesimpulan ..................................................................................................................................... 26
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................................... 27

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Mahasiswa yang pada dasarnya pelaku di dalam pergerakan pembaharuan yang akan
menjadi generasi-generasi penerus bangsa dan membangun bangsa dan tanah air ke arah yang
lebih baik yang dituntut untuk memiliki etika. Etika bagi mahasiswa dapat menjadi alat
kontrol di dalam melakukan suatu tindakan. Etika dapat menjadi gambaran bagi mahasiswa
dalam mengambil suatu keputusan atau dalam melakukan sesuatu yang baik atau yang buruk.
Oleh karena itu, makna etika harus lebih dipahami kembali dan diaplikasikan di dalam
lingkungan mahasiswa yang relitanya lebih banyak mahasiswa yang tidak sadar dan tidak
mengetahui makna etika dan peranan etika itu sendiri.

Etika merupakan suatu hal yang sangat berhubungan dengan mahasiswa.Etika


berperan penting bagi pribadi mahasiswa itu sendiri maupun orang lain.Mahasiswa disebut
sebagai agen perubahan, yang memiliki cara berpikir yangrasional, ilmiah dan semangat
untuk berprestasi serta memiliki hasrat ingin tahu yangtinggi, memiliki sikap analitis, kritis
dan objektif serta sikap kreatif, dan inovatif.Sebagai cerminan masyarakat akademik yang
menjunjung tinggi nilai-nilaikemanusiaan dan kesopanan, maka mahasiswa wajib
menghargai dirinya sendiri,lebih-lebih orang lain. Sebab mereka memiliki nilai-nilai
kemanusiaan, harkat, derajatdan martabat. Etika sebagai kumpulan nilai mencakup etika
akademik, etika berkreasi, etika berekspresi, etika berbusana dan sejenisnya \

Seperti kita ketahui, etika sangat penting dalam kehidupan saat ini, baik dalam
masyarakat maupun kampus. Tetapi sayang saat ini sedikit-demi sedikit etika sudah mulai
ditinggalkan seperti cara berbicara dengan dosen, cara berpakaian, dan lain-lain.
Dikhawatirkan lama-kelamaan masyarakat kampus akan menjadi tidak beretika. Dapat
dibayangkan bagaimana jika kampus tanpa etika. Antara yang baik dengan yang buruk akan
sulit dibedakan.

B. Rumusan masalah
1. Sebutkan bagian bagian panca nyama brata dan panca yama brata
2. Jelaskan pengertian etika dan macam macam etika
3. Bagaimana contoh hidup beretika?
4. Bagaimana Etika dalam lingkungan mahasiswa ?

4
C. Tujuan penulisan
1. Untuk mengetahui bagian bagian panca nyama brata dan panca yama brata
2. Untuk mengetahui etika dan macam macam etika
3. Untuk mengetahui contoh hidup beretika?
4. Untuk mengetahui Etika dalam lingkungan mahasiswa ?

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENJELASAN YAMA DAN NYAMA BRATA

Dalam agama hindu kita mengenal bentuk-bentuk brata atau pengendalian diri. dalam
astangga yoga bagian yang pertama dan kedua adalah pengendalian diri tahap pertama dan
kedua yang disebut dengan panca yama dan nyama brata. kedua bentuk brata ini yang
menjadi dasar untuk menuju tahapan selajutnya sehingga mencapai samadhi. Berikut
dibawah ini penjelasan dari pada Panca Yama dan Nyama Brata.

1. PANCA YAMA BRATA


a. Pengertian
Panca Yama Brata terdiri dari kata Panca artinya lima, Yama artinya pengendalian, Brata
artinya taat terhadap sumpah. Panca Yama Brata artinya lima macam disiplin manusia dalam
mengendalikan keinginan.

b. Bagian – Bagian Panca Yama Brata


1. Ahimsa
2. Brahmacari
3. Satya
4. Awyawaharika
5. Asteya atau Astenya

c. Penjelasan Masing – Masing Bagian Panca Yama Brata


1. Ahimsa
Ahimsa berasal dari dua kata yaitu : “a” artinya tidak, “himsa” artinya menyakiti,
melukai, atau membunuh. Jadi, Ahimsa artinya tidak menyakiti, melukai, atau membunuh
mahluk lain baik melalui pikiran, perkataan, dan tingkah laku secara sewenang – wenang.
Agama Hindu mengajarkan kepada umatnya untuk tidak membunuh atau menyakiti mahluk
lain adalah dosa. Ajaran Ahimsa itu merupakan salah satu faktor susila kerohanian yang amat
penting dan amat utama. misalnya tidak menyakiti teman atau orang lain, tidak boleh

6
membunuh, kita boleh membunuh untuk mempertahankan hidup asal tidak didorong dengan
Nafsu atau Sad Ripu yaitu : Kama ( keinginan ), Lobha ( rakus, lobha ), Krodha ( marah ),
Mada ( angkuh, mabuk ), Moha ( kebingungan ), Matsarya ( iri hati ). Jadi, meskipun ajaran
Ahimsa itu berarti tidak membunuh tetapi dalam batas – batas tertentu kita diperbolehkan
membunuh.
Contoh : di dalam Kitab Slokantara disebutkan ada empat macam pembunuhan yang
diperbolehkan, yaitu :
1. Dewa Puja : Persembahan kepada DEwa ( Dewa Yadnya )
2. Pitra Puja : Persembahan kepada Roh leluhur ( Pitra Yadnya )
3. Athiti Puja : Persembahan kepada tamu yang kita hormati
4. Dharma Wighata : kewajiban bagi semua orang membunuh mahluk yang mengganggu
atau memberi penderitaan terhadap umat manusia.

Sedangkan mahluk yang kita persembahkan kepada Dewa Puja, Pitra Puja, Athiti Puja,
dan Dharma Wighata pun kalau untuk upacara berarti kita menolong untuk meningkatkan
jiwanya. Dengan demikian sebenarnya ajaran Ahimsa itu tidak lain harus memperhatikan dan
mengendalikan tingkah lakunya agar pikiran, perkataan, dan perbuatan tidak menyakiti orang
lain atau mahluk lain. Setiap pikiran, perkataan, perbuatan yang tujuannya menyakiti orang
lain maka disebut perbuatan Himsa. Oleh karena itu hindari perbuatan Himsa terhadap semua
mahluk. Kita harus saling asah, asih, dan asuh terhadap sesamanya. Karena jiwatman kita
sama dengan jiwatman mahluk lain yang berasal dari satu sumber yaitu Paramaatman ( Sang
Hyang Widhi ).

2. Brahmacari.
Kata Brahmcari terdiri dari dua kata, y: Brahma dan cari atau carya. Brahma artinya Ilmu
pengetahuan sedangkan Cari atau carya berasal dari bahasa sansekerta, yaitu : Car artinya
gerak atau tingkah laku. Jadi Brahmacari artinya tingkah laku manusia dalam menuntut ilmu
pengetahuan terutama ilmu pengetahuan tentang ketuhanan dan kesucian.
Brahmacari juga disebut masa Aguron – guron ( masa berguru ).
Misalnya seorang siswa kerohanian harus mempunyai pikiran yang bersih yang hanya
memikirkan pelajaran atau ilmu pengetahuan saja, supaya perasaan dan pikiran bisa terpusat.
Belajar dengan baik perlu adanya tata tertib yang baik seperti : pemakaian waktu, kebersihan,
kesopanan, ketertiban pembagian tugas, dan juga sangsi – sangsi pelanggaran yang lebih
penting lagi, seorang siswa kerohanian atau seorang Brahmacari dilarang kawin, berdagang,

7
dan berpolitik. Petunjuk – petunjuk di atas itu dalam menuntut ilmu pengetahuan selama
Brahmacari adalah merupakan kunci keberhasilan bagi seorang siswa kerohanian. Barang
siapa yang tidak mematuhi aturan – aturan di atas dan tidak rajin, serta tidak tekun jpada
masa ini pasti akan gagal.

3. Satya
Satya artinya : benar, jujur, dan setia. Satya juga diartikan sebagai gerak pikiran yang
patut diambil menuju kebenaran, yang didalam prakteknya meliputi kata – kata yang tepat
dan dilandasi kebajikan untuk mencapai kebaikan bersama. Jadi, Satya tidak sepenuhnya
diartikan benar, jujur dan setia tetapi di dalam pelaksanaannya melihat situasi yang bersifat
relatif. Maka di sinilah kita menempuh jalan Satya yang pelaksanaannya melihat situasi dan
kondisi yang relatif. Satya, kejujuran untuk mencari kebenaran ini memang memgang
peranan yang sangat penting di dalam ajaran kerohanian untuk mencapai kelepasan atau
moksa. Di dalam sastra sering kita jumpai sebagai motto atau semboyan yaitu : “ Satyam eva
jayate “ yang artinya hanya kejujuranlah yang menang bukan kemaksiatan atau kejahatan.
Kesetiaan, kejujuran hendaknya dipakai pedoman dalam setiap tindakan atau perbuatan kita
sehari – hari. Dalam ajaran satya kita mengenal Panca Satya, yaitu :
1. Satya Wacana artinya : setia pada kata – kata
2. Satya Herdaya artinya : setia pada kata hati
3. Satya Laksana artinya : setia dan bertanggung jawab terhadap perbuatannya.
4. Satya Mitra artinya : setia pada teman
5. Satya Semaya artinya : setia pada janji.

4. Awyawahara
Awyawahara berarti tidak terikat pada kehidupan duniawi (tan awiwada). Dalam
kehidupan ini harus mampu mengendalikan indria dari obyek duniawi. Karena bila indria
yang mengendalikan manusia maka ia akan terjerumus dalam kesengsaraan. Kesengsaraan itu
timbul dari dalam diri manusia yang tidak pernah merasa puas terhadap hal-hal yang bersifat
duniawi. Ketertarikan terhadap benda duniawi akan membuat manusia selalu tenggelam
dalam awidya. misalnya setelah menjadi seorang pandita, maka yang bersangkutan tidak
dibenarkan melakukan kegiatan jual beli dengan tedensi keuntungan yang berlipat-lipat,
simpan pinjam (rna rni) dan memperlihatkan kepandaian serta memupuk dosa kecuali
menjaga harta warisan, menjaga keutuhan keluarga, dan kesejahteraan istri, anak dan cucu.

8
5. Asteya
Asteya berarti tidak mencuri atau memperkosa milik orang lain seperti.
contohnya: tidak mengambil barang miliki orang lain tanpa ijin. Ini berarti bahwa siapapun
orangnya khususnya pandita diperbolehkan mengambil milik orang lain ketika ia merasa haus
dan lapar dalam perjalanan jauh. Tetapi barang yang diambil hanya sebatas untuk
menghilangkan rasa lapar dan dahaga. Tentu tidak dibenarkan barang yang diambil melebihi
keperluan apalagi sampai dijual. Segala perbuatan hendaknya tidak didasari oleh sad ripu.
Jadi segala keinginan untuk mengambil ataupun memperkosa milik orang lain yang didasari
oleh sad ripu harus dikendalikan.

2. PANCA NYAMA BRATA


a. Pengertian Panca Nyama Brata
Pengertian Panca Nyama Brata mempunyai arti lima macam pengendalian diri dalam tingkat
mental, untuk mencapai kesempurnaan dan kesucian bathin. Panca Nyama Brata adalah
untuk mengendalikan semua akibat – akibat buruk yang ditimbulkan oleh mental dan pikiran.
b. Bagian – Bagian Panca Nyama Brata
1. akroda
2. Guru Susrusa
3. Sauca
4. Aharalagawa
5. Apramada
c. Penjelasan Masing – Masing Panca Nyama Brata
1. Akroda
Akroda artinya tidak marah, atau tidak mempunyai sifat marah. Dengan kata lain
mampu mengendalikan sifat – sifat marah.
Salah satu dari sifat – sifat marah adalah mudah tersinggung. Sifat inilah yang harus
dikendalikan sehingga manusia tidak mudah marah. Dengan mampunya manusia menahan
sifat marah maka manusia akan mempunyai jiwa yang sabar. Kesabaran adalah sifat yang
mulia. Orang sabar tidak mudah tersinggung, sehingga akan disenangi oleh teman – teman.
Orang yang diajak bicara akan merasa senang. Ia akan selalu tenang dalam menghadapi
segala masalah. Pekerjaan dikerjakan dengan rasa tenang sehingga akan menghasilkan yang
baik. Seperti apa yang diuraikan dalam “kitab Sarasamuccaya” sloka 94, sbb : “ Kesabaran
hati merupakan kekayaan yang sangat utama, itu sebagai emas dan permata. Orang yang
mampu mengendalikan nafsu ( kemarahan), tidak ada yang melebihi kemuliaan”.

9
Oleh karena itu kemarahan harus dikendalikan. Dengan tumbuhnya kemampuan
mengendalikan kemarahan menyebabkan tumbuhnya kebijaksanaan pada orang itu.
2. Guru Susrusa.
Guru Susrusa artinya hormat dan bakti terhadap guru. Guru Susrusa juga berarti
mendengarkan atau menaruh perhatian terhadap ajaran – ajaran dan nasehat guru.
Contoh: Siswa yang baik akan selalu berbakti dan memperhatikan sikap hormat terhadap
gurunya. Mempelajarai apa yang diajarkan. Dalam hal Guru, biasanya ada empat macam
guru yang disebut Catur Guru : yaitu Guru Rupaka yaitu orang tua, Guru pengajian yaitu
Bapak dan Ibu Guru disekolah, Guru Wisesa adalah pemerintah, dan yang stunya Guru
Swadyaya yaitu Tuha ( Sang Hyang Widhi )
Anak yang hormat dan bakti terhadap Guru diberikan gelar anak yang suputra, sedang anak
yang menentang terhadap Guru di sebut Alpaka Guru, hukumannya sangat berat dalam alam
Neraka nantinya. Sedang anak yang Suputra akan mendapatkan tempat yang baik di sorga
maupun di masyarakat, karena sangat berguna bagi nusa dan bangsa. Marilah kita kenali satu
persatu dari Catur Guru yang harus kita hormati.

3. Sauca
Sauca berasal dari kata “ SUC “ yang artinya bersih, murni atau suci. Jadi yang
dimaksud Sauca adalah Kesucian dan kemurnian lahir batin. Dalam silakrama disebutkan
sebagai berikut :
“ Tubuh dibersihkan dengan air, pikiran dibersihkan dengan kejujuran, roh dibersihkan
dengan ilmu dan tapa, akal dibersihkan dengan kebijaksanaan. “
Banyak yang dapat kita usahakan untuk mencapai kesucian lahir maupun batin.
Kesucian lahir ( jasmani ) dapat kita capai dengan selalu membiasakan hidup bersih.,
misalnya mandi yang teratur, membuang sampah pada tempatnya dsb. Sedangkan kesucian
batin ( rohani ) dapat dilakukan dengan rajin sembahyang, menghindari pikiran dari hal – hal
negatif. Dengan jalan mengusahakan kesucian lahir batin kita akan mudah mendekatkan diri
kehadapan Sang Hyang Widhi. Kebersihan jasmani atau lahiriah akan mendatangkan
kesehatan, maka ada istilah “ Kebersihan Pangkal Kesehatan “. Adanya kesehatan inilah kita
akan banyak berbuat baik.

4. Ahara Lagawa
Ahara Lagawa brasal dari kata Ahara artinya makan, dan Lagawa artinya ringan. Jadi
Ahara Lagawa artinya makan yang serba ringan dan tidak semau – maunya. Makan yang

10
sesuai dengan kemampuan tubuh. Ahara Lagawa berarti juga mengatur cara dan makanan
yang sebaik – baiknya. Lawan dari Ahara Lagawa adalah kerakusan. Kerakusan akan
menghalangi dan merintangi kesucian batin.
Misalnya agar badan menjadi sehat, makanlah makanan yang banyak mengandung gizi.
Orang yang makan teratur dan bergizi badannya menjadi sehat dan pikirannya menjadi segar
dan cerdas. Sebaliknya orang yang makan berlebihan, tidak teratur dan suka minum
minuman keras seperti arak, bier dan sejenisnya, maka badannya menjadi sakit dan sarafnya
terganggu. Serta pikiranpun menjadi kacau. Didalam kitab Silakrama diuraikan panjang lebar
mengenai aturan – aturan makan dan minum. Disebutkan pula binatang yang boleh dimakan
dan yang tidak boleh dimakan. Demikian pentingnya pengendalian dalam hal makan, maka
ada salah satu cara pengendaliannya yaitu dengan melakukan “ Upawasa “ artinya tidak
makan dan minum, yang biasanya dilakukan pada waktu Hari Raya NYepi.

5. Apramada
Apramada artinya tidak bersifat ingkar atau mengabaikan kewajiban. Apramada ialah
tidak segan – segan untuk mempergunakan hidup itu sebagai Sadana / jalan guna melakukan
Yoga dan Samadi.
Misalnya Seorang siswa harus tidak segan – segan untuk menurut ajaran dan nasehat guru.
Tidak boleh segan mengucapkan berkali – kali menghafal dan mengulangi pelajaran yang
diberikan oleh guru. Tidak boleh segan – segan bertanya bila ada suatu persoalan yang belum
jelas. Dengan berusaha melaksanakan kewajiban sendiri ( Swadharma ) dan menghormati
kewajiban orang lain ( para dharma ), maka keharmonisan akan dapat dicapai, yang pada
akhirnya kebahagiaan juga akan dapat dicapai. Dalam kitab Bhagawad Gita Bab XVIII, 47
disebutkan :
Lebih baik swadharma diri sendiri meskipun kurang sempurna dari pada dharma orang lain
yang sempurna pelaksanaannya. Karena seseorang tidak akan berdosa jika melakukan
kewajiban yang telah ditentukan oleh alamnya sendiri.
Sloka diatas menegaskan agar kita melaksanakan kewajiban sendiri seperti sebagai pelajar
maka laksanakan kewajiban sebagai pelajar, jangan lalai, jika sebagai pelajar melalaikan
kewajiban sebagai pelajar, maka kita berdosa dan menjadi bodoh.
Demikian uraian Panca Nyama Brata yang merupakan kesusilaan untuk mencapai
kesempurnaan rohani dan kesucian batin untuk mencapai dharma dan moksa yang merupakan
tujuan akhir ajaran Hindu.

11
3. DASA YAMA DAN DASA NYAMA BRATA
selain kita menegnal panca yama dan panca nyama, juga di dasa yama dan dasa nyama
brata yang didalam pembagiannya juga terdapat bagian Yama dan Nyama Brata. Adapun
penjelasannya singkatnya sebagai berikut:
a. Dasa Yama Bratha adalah sepuluh macam pengendalian diri, yaitu :

1. Anresangsya atau Arimbawa - tidak mementingkan diri sendiri


2. Ksama artinya suka mengampuni dan tahan uji dalam kehidupan.
3. Satya artinya setia kepada ucapan sehingga menyenangkan setiap orang.
4. Ahimsa artinya tidak membunuh atau menyakiti makhluk lain.
5. Dama artinya dapat menasehati diri sendiri.
6. Arjawa artinya jujur dan mempertahankan kebenaran.
7. Priti artinya cinta kasih sayang terhadap sesama makhluk.
8. Prasada artinya berpikir dan berhati suci dan tanpa pamrih.
9. Madurya artinya ramah tamah, lemah lembut dan sopan santun.
10. Mardhawa artinya rendah hati, tidak sombong dan berpikir halus.

b. Dasa Nyama Brata


Dasa NYama Bratha adalah sepuluh macam pengendalian diri yang utama, yaitu :

1. Dhana artinya suka berderm tanpa pamrih.


2. Ijya artinya pemujaan terhadap Hyang Widhi dan leluhur.
3. Tapa artinya melatih diri untuk daya tahan dari emosi agar dapat mencapai
ketenangan bathin.
4. Dhyana artinya tekun memusatkan pikiran kepada HYang Widhi.
5. Upasthanigraha artinya pengendalian hawa nafsu birahi.
6. Swadhyaya artinya tekun mempelajrai ajaran-ajaran suci dan pengetahuan
umum.
7. Bratha artinya taat akan sumpah dan janji.
8. Upawasa artinya berpuasa atau pantang terhadap suatu makanan dan minuman
yang dilarang dalam ajaran agama.
9. Mona artinya membatasi perkataan.
10. Snana artinya tekun melakukan penyucian diri tiap hari dengan jalan mandi
dan sembahyang.

12
4. Pengertian Etika
Pengertian Etika (Etimologi), berasal dari bahasa Yunani adalah “Ethos”, yang berarti
watak kesusilaan atau adat kebiasaan (custom). Etika biasanya berkaitan erat dengan
perkataan moral yang merupakan istilah dari bahasa Latin, yaitu “Mos” dan dalam bentuk
jamaknya “Mores”, yang berarti juga adat kebiasaan atau cara hidup seseorang dengan
melakukan perbuatan yang baik (kesusilaan), dan menghindari hal-hal tindakan yang buruk.
Etika dan moral lebih kurang sama pengertiannya, tetapi dalam kegiatan sehari-hari terdapat
perbedaan, yaitu moral atau moralitas untuk penilaian perbuatan yang dilakukan, sedangkan
etika adalah untuk pengkajian sistem nilai-nilai yang berlaku.
Menurut para ahli, etika tidak lain adalah aturan prilaku, adat kebiasaan manusia
dalam pergaulan antara sesamanya dan menegaskan mana yang benar dan mana yang buruk.
Perkataan etika atau lazim juga disebut etik, berasal dari kata Yunani ETHOS yang berarti
norma-norma, nilai-nilai, kaidah-kaidah dan ukuran-ukuran bagi tingkah laku manusia yang
baik, seperti yang dirumuskan oleh beberapa ahli berikut ini:

 Drs. O.P. Simorangkir : etika atau etik sebagai pandangan manusia dalam
berprilaku menurut ukuran dan nilai yang baik.
 Drs. Sidi Gajalba dalam sistematika filsafat : etika adalah teori tentang
tingkah laku perbuatan manusia dipandang dari segi baik dan buruk, sejauh
yang dapat ditentukan oleh akal.
 Drs. H. Burhanudin Salam : etika adalah cabang filsafat yang berbicara
mengenai nilai dan norma moral yang menentukan prilaku manusia dalam
hidupnya.

Etika dalam perkembangannya sangat mempengaruhi kehidupan manusia. Etika


memberi manusia orientasi bagaimana ia menjalani hidupnya melalui rangkaian tindakan
sehari-hari. Itu berarti etika membantu manusia untuk mengambil sikap dan bertindak secara
tepat dalam menjalani hidup ini. Etika pada akhirnya membantu kitauntuk mengambil
keputusan tentang tindakan apa yang perlu kita lakukan dan yangpelru kita pahami bersama
bahwa etika ini dapat diterapkan dalam segala aspek atau sisi kehidupan kita, dengan
demikian etika ini dapat dibagi menjadi beberapa bagian sesuai dengan aspek atau sisi
kehidupan manusianya. Etika disebut juga ilmu normatif, karena didalamnya mengandung
norma dan nilai-nilai yang dapat digunakan dalam kehidupan. Sebagian orang menyebut etika
dengan moral atau budi pekerti. ilmu etika adalah ilmu yang mencari keselarasan perbuatan-

13
perbuatan manusia dengan dasar yang sedalam-dalamnya yang diperoleh dengan akal budi
manusia. Menurut KBBI, filsafat etika adalah
1. Ilmu tentang apa yang dianggap baik dan apa yang dianggap buruk dan tentang hak dan
kewajiban moral.
2. Kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak
3. Nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat.

Jadi, filsafat etika adalah cabang ilmu filsafat yang mempelajari tingkah laku manusia yang
baik dan buruk. Dasar filsafat etika yaitu etika individual sendiri.
Menurut hukum etika, suatu perbuatan itu dinilai dari 3 tingkat, yaitu :
a. Tingkat pertama: semasa belum lahir menjadi perbuatan, yakni berupa rencana dalam hati
atau niat.
b. Tingkat kedua: perbuatan nyata atau pekerti
c. Tingkat ketiga: akibat atau hasil dari perbuatannya itu = baik atau buruk.
Dengan demikian, pandangan baik dan buruk, dan hakikat nilai dalam kehidupan manusia
sangat tergantung pada tiga hal mendasar yaitu:
1. Cara berpikir yang melandasi manusia dalam berprilaku.
2. Cara berbudaya yang menjadi sendi berlakunya norma sosial.
3. Cara merujuk kepada sumber-sumber nilai yang menjadi tujuan pokok dalam bertindak.
Selain itu juga pengertian etika adalah cabang ilmu filsafat yang membicarakan nilai
dan moral yang menentukan perilaku seseorang/ manusia dalam hidupnya. Etika merupakan
sebuah refleksi kritis dan rasional mengenai nilai dan norma moral yang menentukan dan
terwujud dalam sikap serta pola perilaku hidup manusia baik sebagai pribadi
maupun sebagai kelompok.
Dari beberapa pengertian diatas dapat di simpulkan bahwa etika adalah suatu ilmu
yang membahas tentang arti baik dan buruk, benar dan salah kemudian manusia
menggunakan akal dan hati nuraninya untuk
mencapai tujuan hidup yang baik dan benar sesuai dengan tujuan yang dikehendaki. Jadi
manusia dapat melakukan apa saja yang dikehendaki yang dianggap baik dan benar,
meskipun hati nuraninya menolak dan yang terpenting tujuannya dapat tercapai.
a. Sejarah Etika
Secara historis etika sebagai usaha filsafat lahir dari keambrukan tatanan moral di lingkungan
kebudayaan Yunani 2.500 tahun lalu. Karena pandangan-pandangan lama tentang baik dan

14
buruk tidak lagi dipercaya, para filosof mempertanyakan kembali norma-norma dasar bagi
kelakuan manusia.
Tempat pertama kali disusunnya cara-cara hidup yang baik dalam suatu sistem dan dilakukan
penyelidikan tentang soal tersebut sebagai bagian filsafat. Menurut Poespoproddjo, kaum
Yunani sering mengadakan perjalanan ke luar negeri itu menjadi sangat tertarik akan
kenyataan bahwa terdapat berbagai macam kebiasaan, hukum, tata kehidupan dan lain-
lainnya. Bangsa Yunani mulai bertanya apakah miliknya, hasil pembudayaan negara
tersebut benar-benar lebih tinggi karena tiada seorang pun dari Yunani yang akan
mengatakan sebaliknya, maka kemudian diajukanlah pertanyaan mengapa begitu?
Kemudian diselidikinya semua perbuatan dan lahirlah cabang baru dari filsafat yaitu
etika.
Penyelidikan para ahli filsafat tidak banyak memperhatikan masalah Etika.
Kebanyakan dari mereka melakukan penyidikan mengenai alam. misalnya: bagaimana alam
ini terjadi ? apa yang menjadi unsur utama alam ini ? dan lain - lain. sampai akhirnya datang
Sophisticians ialah orang yang bijaksana yang menjadi guru dan tersebar ke berbagai
negeri.
Socrates dipandang sebagai perintis ilmu akhlak. karena ia pertama berusaha dengan sungguh
- sungguh membentuk perhubungan manusia dengan ilmu pengetahuan.
Dia berpendapat akhlak dan bentuk berhubungan itu. tidak menjadi benar kecuali bila
didasarkan ilmu pengetahuan.
Faham Antisthense, yang hidup pada 444-370 SM. Ajaranya mengatakan ketuhanan itu
bersih dari segala kebutuhan. dan sebaik - baik manusia itu yang berperangai dengan akhlak
ketuhanan. Maka ia mengurangi kebutuhanya sedapat mungkin, rela dengan sedikit, suka
menanggung penderitaan, dan mengabaikanya. Dia menghinakan orang kaya, menyingkiri
segala kelezatan, dan tidak peduli kemiskinan dan cercaan manusia selama ia berpegangan
dengan kebenaran. Pemimpin aliran ini yang terkenal adalah Diogenes, wafat pada 232 SM.
Dia memberi pelajaran kepada kawan-kawannya untuk menghilangkan beban yang dilakukan
oleh ciptaan manusia dan peranannya.13 Setelah faham Antisthenes ini, lalu datang Plato
(427-437 SM). ia seorang ahli Filsafat Athena, yang merupakan murid dari Socrates. Buah
pemikiranya dalam Etika berdasarkan 'teori contoh'. Dia berpendapat alam lain adalah alam
rohani. Di dalam jiwa itu ada kekuatan bermacam - macam, dan keutamaan itu timbul dari
perimbangan dan tunduknya kepada hukum.

15
Pokok - pokok keutamaan itu adalah Hikmat kebijaksanaan, keberanian, keperwiraan,
dan keadilan. hal ini merupakan tiang penegak bangsa - bangsa dan pribadi. seperti
yang kita ketahui bahwa, kebijaksanaan itu utama untuk para hakim. keberanian itu untuk
tentara. perwira itu utama untuk rakyat, dan adil itu untuk semua. Pokok - pokok keutamaan
itu memberikan batasan kepada manusia dalam setiap perbuatannya, agar ia
melakukan segala sesuatu dengan sebaik - baiknya.

b. Macam-Macam Etika
Dalam menelaah ukuran baik dan buruk suatu tingkah laku yang ada dalam masyarakat kita
bisa menggolongkan etika, yakni terdapat dua macam etika yaitu.15
1. Etika Deskriptif
Etika deskriptif Merupakan usaha menilai tindakan atau prilaku berdasarkan pada
ketentuan atau norma baik buruk yang tumbuh dalam kehidupan bersama di dalam
masyarakat. Kerangka etika ini pada hakikatnya menempatkan kebiasaan yang sudah ada di
dalam masyarakat sebagai acuan etis. Suatu tindakan seseorang disebut etis atau tidak.
Tergantung pada kesesuaiannya dengan yang dilakukan kebanyakan orang.
Etika deskriptif mempunyai dua bagian yang sangat penting. Yang pertama ialah sejarah
kesusilaan. Bagian ini timbul apabila orang menerapkan metode historik dalam etika
deskriptif. Dalam hal ini yang di selidiki adalah pendirian-pendirian mengenai baik dan
buruk, norma-norma kesusilaan yang pernah berlaku, dan cita-cita kesusilaan yang dianut
oleh bangsa-bangsa tertentu apakah terjadi penerimaan dan bagaimana pengolahannya.
Perubahan-perubahan apakah yang di alami kesusilaan dalam perjalanan waktu, hal-hal
apakah yang mempengaruhinya, dan sebagainya. Sehingga bagaimanapun sejarah etika
penting juga bagi sejarah kesusilaan.
Yang kedua ialah fenomenologi kesusilaan. Dalam hal ini istilah fenomenologi dipergunakan
dalam arti seperti dalam ilmu pengetahuan agama. Fenomenologi agama mencari makna
keagamaan dari gejala-gejala keagamaan, mencari logos, susunan batiniah yang
mempersatukan gejala-gejala ini dalam keselarasan tersembunyi dan penataan yang
mengandung makna. Demikian pula dengan fenomenologi kesusilaan. Artinya, ilmu
pengetahuan ini melukiskan kesusilaan sebagaimana adanya, memperlihatkan ciri-ciri
pengenal, bagaimana hubungan yang terdapat antara ciri yang satu dengan yang lain, atau
singkatnya, mempertanyakan apakah yang merupakan hakekat kesusilaan. Yang dilukiskan
dapat berupa kesusilaan tertentu, namun dapat juga moral pada umumnya.

16
Masalah-masalah ini bersifat kefilsafatan. Pertanyaan yang utamanya ialah, apakah
kesusilaan harus di pahami dari dirinya sendiri ataukah kesusilaan itu didasarkan oleh sesuatu
yang lain. Dengan perkataan lain, apakah kesusilaan mengacu ataukah tidak mengacu kepada
sesuatu yang terdapat di atas atau setidak- tidaknya di luar
dirinya sendiri.
Etika yang menelaah secara kritis dan rasional tentang sikap dan perilaku manusia, serta apa
yang dikejar oleh setiap orang dalam hidupnya sebagai sesuatu yang bernilai. Artinya Etika
deskriptif tersebut berbicara mengenai fakta secara apa adanya, yakni mengenai nilai dan
perilaku manusia sebagai suatu fakta yang terkait dengan situasi dan realitas yang
membudaya. Dapat disimpulkan bahwa tentang kenyataan dalam penghayatan nilai atau
tanpa nilai dalam suatu masyarakat yang dikaitkan dengan kondisi tertentu memungkinkan
manusia dapat bertindak secara etis.
Contohnya: Mengenai masyarakat Jawa yang mengajarkan tatakrama berhubungan dengan
orang yang lebih tua dari pada kita.
2. Etika Normatif
Kelompok ini mendasarkan diri pada sifat hakiki kesusilaan bahwa di dalam perilaku serta
tanggapan- tanggapan kesusilaannya, manusia menjadikan norma- norma kesusilaan sebagai
panutannya. Etika menetapkan bahwa manusia memakai norma-norma sebagai
panutannya, tetapi tidak memberikan tanggapan mengenai kelayakan ukuran-ukuran
kesusilaan. Sah atau tidaknya norma- norma tetap tidak dipersoalkan yang di perhatikan
hanya berlakunya.
Etika normatif tidak dapat sekedar melukiskan susunan - susunan formal kesusilaan. Ia
menunjukkan prilaku manakah yang baik dan prilaku manakah yang buruk. Yang demikian
ini kadang- kadang yang disebut ajaran kesusilaan, sedangkan etika deskriptif disebut juga
ilmu kesusilaan. Yang pertama senantiasa merupakan etika material. Etika normatif
memperhatikan kenyataan-kenyataan,yang tidak dapat di tangkap dan diverifikasi secara
empirik.
Etika yang berusaha menelaah dan memberikan penilaian suatu tindakan etis atau tidak,
tergantung dengan kesesuaiannya terhadap norma-norma yang sudah dilakukan
dalam suatu masyarakat. Norma rujukan yang digunakan untuk menilai tindakan wujudnya
bisa berupa tata tertib, dan juga kode etik profesi.
Contohnya: Etika yang bersifat individual seperti kejujuran, disiplin, dan tanggung jawab.

17
c. Etika Deontologi
Etika Deontologi adalah suatu tindakan dinilai baik buruk berdasarkan apakah tindakan itu
sesuai atau tidak dengan kewajiban. Dengan kata lain, suatu tindakan dianggap baik karena
tindakan itu memang baik pada dirinya sendiri, sehingga merupakan kewajiban yang harus
kita lakukan. Sebaliknya suatu tindakan dinilai buruk secara moral karena tindakan itu
memang buruk secara moral sehingga tidak menjadi kewajiban untuk kita lakukan.
Bersikap adil adalah tindakan yang baik, dan sudah kewajiban kita untuk bertindak demikian.
Etika deontologi sama sekali tidak mempersoalkan akibat dari tindakan tersebut: baik atau
buruk. Akibat dari suatu tindakan tidak pernah diperhitungkan untuk menentukan
kualitas moral suatu tindakan. Atas dasar itu, etika deontologi sangat menekankan
motivasi, kemauan baik dan watak yang kuat untuk bertindak sesuai dengan kewajiban.19
Etika deontologi menekankan kewajiban manusia untuk bertindak secara baik. Jadi, etika
Deontologi yaitu tindakan dikatakan baik bukan karena tindakan itu mendatangkan akibat
baik, melainkan berdasarkan tindakan itu baik untuk dirinya sendiri.
d. Etika Teleologi
Etika Teleologi menilai baik buruk suatu tindakan berdasarkan tujuan atau akibat dari
tindakan tersebut. suatu tindakan dinilai baik kalau bertujuan baik dan mendatangkan akibat
baik. Jadi, terhadap pertanyaan, bagaimana harus bertindak dalam situasi kongkret
tertentu, jawaban teleologi adalah pilihlah tindakan yang membawa akibat baik.
Dengan demikian, bisa dikatakan bahwa etika teleologi lebih bersifat situasional dan
subyektif. Kita bisa bertindak berbeda dalam situasi yang lain tergantung dari penilaian kita
tentang akibat dari tindakan tersebut. demikian pula, suatu tindakan yang jelas-jelas
bertentangan dengan norma dan nilai moral bisa di benarkan oleh kita teleologi hanya karena
tindakan itu membawa akibat yang baik.20
Suatu tindakan dikatakan baik jika tujuannya baik dan membawa akibat yang baik
dan berguna. Dari sudut pandang “apa tujuannya”, etika teleologi dibedakan menjadi dua,
yaitu:
1. Teleologi Hedonisme (hedone = kenikmatan) yaitu tindakan yang bertujuan untuk
mencari kenikmatan dan kesenangan.
2. Teleologi Eudamonisme (eudemonia = kebahagiaan) yaitu tindakan yang bertujuan
mencari kebahagiaan yang hakiki

18
e. Etika Keutamaan
Etika keutamaan tidak mempersoalkan akibat suatu tindakan. Juga, tidak mendasarkan
penilaian moral pada kewajiban terhadap hukum moral universal. Etika keutamaan lebih
mengutamakan pengembangan karakter moral pada diri setiap orang.
Dalam kaitan dengan itu, sebagaimana dikatakan Aristoteles, nilai moral ditemukan dan
muncul dari pengalaman hidup dalam masyarakat, dari teladan dan contoh hidup yang
diperlihatkan oleh tokoh-tokoh besar dalam suatu masyarakat dalam menghadapi dan
menyikapi persoalan-persoalan hidup ini.
Dengan demikian, etika keutamaan sangat menekankan pentingnya sejarah kehebatan moral
para tokoh besar dan dari cerita dongeng ataupun sastra kita belajar tentang nilai dan
keutamaan, serta berusaha menghayati dan mempraktekkannya seperti tokoh dalam sejarah,
dalam cerita, atau dalam kehidupan masyarakat. Tokoh dengan teladannya menjadi model
untuk kita tiru.
Etika keutamaan sangat menghargai kebebasan dan rasionalitas manusia, karena pesan
moral hanya di sampaikan melalui cerita dan teladan hidup para tokoh lalu membiarkan
setiap orang untuk menangkap sendiri pesan moral itu. Juga setiap orang dibiarkan untuk
menggunakan akal budinya untuk menafsirkan pesan moral itu, artinya, terbuka kemungkinan
setiap orang mengambil pesan moral yang khas bagi dirinya, dan melalui itu kehidupan
moral menjadi sangat kaya oleh berbagai penafsiran.

5. Contoh Etika

Contoh etika terhadap sesama dapat dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Etika sesama
dapat dijumpai dalam pergaulan di lingkungan masyarakat maupun lingkungan kerja. Adapun
10 contoh etika sesama adalah sebagai berikut :

#1 Senantiasa menjaga kerukunan antar sesama manusia

Etika yang harus senantiasa dibangun dan dipertahankan adalah menciptakan keharmonisan,
ketenangan tanpa perselisihan dan pertentangan dalam hidup berdampingan. Saling
mengasihi, saling menyayangi dan saling memberi adalah beberapa sikap yang bisa
mewujudkan kerukunan di tengah masyarakat.

Dengan begitu tujuan hidup yang damai, saling menerima dalam suasana penuh ketenangan
akan tercipta. Membangun kerukunan bisa dibentuk melalui keluarga, antar teman, dan
lingkungan masyarakat luas.

19
#2 Menunjukkan sikap hormat terhadap orang lain baik dalam pembawaan
diri, berbicara, dan bersikap

Sikap hormat yang ditunjukkan dalam pembawaan diri, berbicara maupun bersikap harus
sesuai dengan tata krama atau norma yang berlaku. Dalam pembawaan diri diusahakan untuk
bersikap sederhana dan tidak menunjukkan kesombongan.

Kemudian dalam berbicara haruslah menggunakan bahasa yang sopan, berhati-hati dalam
memilih perkataan, karena bisa menyinggung perasaan orang lain, juga jangan memotong
pembicaraan dan jangan membahas hal-hal yang akan memicu perdebatan yang sia-sia.

Dalam bersikap pun kita harus mengusahakan untuk tetap baik dan tidak menyakiti orang.
Sikap hormat yang ditunjukkan harus berlaku terhadap siapa saja, tidak memandang status
apapun baik kaya atau miskin, tua dan muda, punya jabatan atau tidak. Jadi dalam sikap
hormat tidak boleh membeda-bedakan.

#3 Menunjukkan sikap kemurahan hati terhadap siapa saja

Kemurahan hati bukan hanya soal berbagi atau sedekah. Padahal kemurahan hati lebih luas
dari pada itu.

Kemurahan hati berarti secara luas dapat diartikan memberikan hati kita, pikiran kita dan
kemampuan yang kita punya untuk membantu orang lain dengan ikhlas tanpa memandang
status sosial. Dengan memiliki kemurahan hati, berarti sebagi manusia telah berhasil
mengesampingkan sifat mementingkan diri sendiri atau egois.

#4 Senantiasa berperilaku yang baik dan selalu mencipta kebaikan di tengah


lingkungan masyarakat

Dalam menjalankan kehidupan sehari-hari, hendaknya selalu berperilaku yang baik. Yang
dimaksud perilaku yang baik adalah perilaku yang tidak menyimpang dari norma
kesopanan, norma kesusilaan dan norma lainnya yang berlaku dimasyarakat.

Tingkah laku kita sebagai manusia, harus mencerminkan kebaikan dengan tujuan agar selalu
bisa hidup damai dan berdampingan dengan masyarakat lain.

#5 Tidak melanggar janji yang telah diucapkan pada orang lain.

Menjadi manusia yang memiliki etika, hendaknya selalu menepati janji yang telah ia sepakati
dengan orang lain.

Sebelum membuat dan sepakat dalam perjanjian, kita seharusnya mampu untuk berpikir
apakah bisa menepatinya atau tidak. Jika mampu, maka sepakatilah. Jika tidak mampu,
jangan sekali-kali berjanji. Hal tersebut bertujuan untuk membuat orang lain tidak kecewa
dan tidak akan mengakibatkan konflik yang berkepanjangan.

20
#6 Tidak meremehkan dan menghina orang lain

Sebagai manusia yang beretika, kita harus menghargai orang lain dengan tidak
merendahkannya di hadapan siapapun. Kita harus menghargai buah pemikiran dari orang lain
dan juga menghargai hasil jerih payah orang lain. Kita tidak pernah tahu perjuangan
seseorang untuk mendapatkan hasil tersebut.

#7 Menggunakan ilmu dan keahlian yang dimiliki untuk hal yang bermanfaat
bagi orang banyak

Zaman sekarang ini banyak orang yang menggunakan ilmu dan keahliannya untuk
membohongi dan menipu orang lain. Kita sebagai manusia yang memiliki etika tidak boleh
melakukan hal yang demikian.

Hal-hal bermanfaat yang dapat kita lakukan dengan ilmu dan keahlian yang kita miliki adalah
dengan cara membagi ilmu kita kepada orang lain sehingga orang lain dapat belajar dan
memiliki keahlian guna bekal dalam menjalankan hidup.

Kita juga bisa memanfaatkan keahlian untuk menolong orang banyak. Misalnya kita memiliki
ilmu dan keahlian di bidang teknologi, maka kita bisa mengajari orang lain dan bisa
membagikan ilmu kita mengenai cara menggunakan alat teknologi dengan benar.

#8 Menghargai pendapat orang lain dan memberi kritik yang membangun

Menghargai pendapat orang lain merupakan suatu hal yang penting di dalam kehidupan
masyarakat. Meskipun terkadang kita tidak setuju dengan pendapat orang lain, setidaknya
kita harus menghargai pendapatnya. Hendaknya kita menyanggah dengan cara yang sopan.
Hal tersebut bertujuan untuk menghindari perdebatan dan konflik yang berkepanjangan di
ataran anggota masyarakat.

#9 Berani mengakui kesalahan yang diperbuat dan meminta maaf kepada


orang lain

Sebagai manusia tidak pernah luput dari suatu kesalahan. Jika kita melakukan perbuatan yang
salah, harusnya kita mengakuinya dengan kerendahan hati dan meminta maaf kepada orang
tersebut. Dengan cara begitu, setidaknya membuat hidup kita menjadi kembali tenteram,
damai dan masalah akan cepat selesai.

Sikap yang harus kita hindari ketika melakukan kesalahan adalah mencari pembelaan dan
malah melemparkan kesalahan kepada orang lain, seakan-akan orang lain yang bersalah.
Padahal dengan cara begitu, justru akan menambah panjang daftar masalah dan membuat
hidup kita menjadi tidak tenteram.

#10 Menghormati hak yang dimiliki orang lain dan melaksanakan kewajiban

Setiap manusia memiliki hak asasi. Kita memiliki kebebasan dalam menjalankan hidup.
Namun kebebasan tersebut tidaklah mutlak, dalam arti kebebasan yang kita miliki tidak boleh
melanggar hak asasi manusia yang dimilikioeh orang lain. Kita haus meghormatinya,
sebagaimana hak kita dihormati oleh orang lain.

21
Selajutnya, disamping manusia memiliki hak, setiap manusia juga memiliki kewajiban yang
harus dilaksanakan dalam menjalankan kehidupannya. Sehingga antara hak dan kewajiban
harus dilakukan sejalan dan seimbang.

Masih banyak contoh etika terhadap sesama yang perlu kita lakukan dalam kehidupan sehari-
hari. Hendaknya dalam menjalankan kehidupan sehari-hari kita harus senantiasa memiliki
etika yang baik. Kita harus bisa membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Kita
juga harus memikirkan mana yang pantas untuk kita lakukan dan mana yang tidak pantas
untuk kita lakukan.

Himbauan untuk menjadi manusia yang memiliki etika memang harus selalu digencarkan.
Hal tersebut disebabkan karena di Indonesia sudah banyak yang tidak menghiraukan beretika
di dalam kehidupan. Banyak hal yang dilanggar untuk mendapatkan kebahagiaan diri sendiri.

Misalnya saja untuk menjadikan dirinya terkenal, banyak yang melakukan kegiatan yang di
luar batas norma dan tidak bermanfaat. Beberapa orang tidak memikirkan apakah hal tersebut
pantas atau tidak pantas dilakukan, yang penting terkenal dan mendapat banyak uang.
Sebagaimana yang yang ada dalam fenomena sosial seperti pembatan konten YouTube yang
tidak bermanfaat.

Sebagai warga negara Indonesia yang baik, hendaknya kita memupuk lagi dan memperbaiki
lagi tingkah laku kita sesuai dengan norma yang berlaku sehingga negara ini akan diisi
dengan orang-orang yang memiliki etika dan berbudi pekerti yang luhur.

6. Etika Mahasiswa di Lingkungan Mahasiswa

Sepesebagaimana yang kita ketahui bahwa mahasiswa merupakan intelektual-


intelektual yang sangat berperan penting terhadap bangsa dan negara kedepannya, maka dari
itu sudah sepatutnya seorang mahasiswa memiliki etika baik.

Berikut etika baik yang sudah seharusnya diterapkan mahasiswa dalam lingkungan kampus ;

 Berpakaian rapi dan sopan


 Melakukan peraturan yang berlaku
 Member contoh yang baik dalam berperilaku
 Saling menghormati
 Berperilaku dan bertutur kata yang sopan
 Hubungan dengan dosen
 Menyapa dosen ketika bertemu
 Menghadap dosen dengan sopan ketika ada keperluan
 Bertanya / mengemukakan pendapat dengan baik
 Bertemu di rumah dosen dengan sopan
 Membenahi kelas agar tercipta kenyamanan saat proses pembelajaran

22
 Disiplin dalam ruangan
 Kehadiran dalam kelas, tidak pernah bolos atau tidak hadir tanpa keterangan
 Kegiatan pada jam istirahat, menggunakan jam istirahat sebagaimana mestinya
dengan efektif dan efesien.
 Hubungan mahasiswa dengan mahasiswa
 Membangun saling percaya antar rekan mahasiswa
 Komitmen dan disiplin yang bersifat terbuka, dan mau menerima pendapat rekan
mahasiswa lainnya
 Saling berbagi informasi
 Saling member dukungan dengan cara elegant dan gentle
 Mau menerima rekan dengan tulus yang mau bersahabat
 Terampil mengelola situasi konflik menjadi situasi problem solving
 Menganggap rekan mahasiswa sebagai mitra belajar bukan saingan
 Selalu menyapa rekan mahasiswa (junior-senor)
 Saling mengingatkan ketika ada tugas
 Member komentar secara objective dan positif
 Tidak memfitnah
 Melakukan pergaulan secara wajar dengan menghormati nilai-nilai agama, kesusilaan,
dan kesopanan

7. Membangun Etika dalam diri Mahasiswa

Setiap civitas akademika diharapkan ikut membangun sistem nilai di lingkungan


kampus, baik dosen, karyawan dan mahasiswa. Antara etika dengan mahasiswa memiliki
hubungan yang sangat erat. Etika sangat berperan penting terhadap diri mahasiswa maupun
orang lain, dengan memahami peranan etika mahasiswa dapat bertindak sewajarnya dalam
melakukan aktivitasnya sebagai mahasiswa misalnya di saat mahasiswa berdemonstrasi
menuntut keadilan etika menjadi sebuah alat kontrol yang dapat menahan mahasiswa agar
tidak bertindak anarkis. Dengan etika mahasiswa dapat berperilaku sopan dan santun
terhadap siapa pun dan apapun itu. Sebagai seorang mahasiswa yang beretika, mahasiswa
harus memahami kebebasan dan tanggung jawab, karena banyak mahasiswa yang apabila
sedang berdemonstrasi memaknai kebebasan dengan kebebasan yang tidak bertangung jawab.

23
Berkaitan dengan etika yang perlu dibangun mahasiswa, dewasa ini sedang marak
tema tentang character building dalam dunia pendidikan, yakni suatu pembentukan karakter
dan watak seseorang agar menjadi lebih baik, lebih sopan dalam tataran etika maupun
estetika maupun perilaku dalam kehidupan sehari-hari.Maka dari itu adapun beberapa usaha
untuk membangun etika baik dalam diri yakni,

 Motivasi yang kuat


 Berpikir positive
 Percaya/meyakini diri sendiri
 Hindari hal-hal yang buruk
 Berlatih menerapkan etika baik dalam kehidupan sehari-hari

Contoh Penerapan Konsep Etika dalam Kehidupan Bertetangga dan


Bermasyarakat

 Ketika ada tetangga sakit maka segerakanlah menjenguknya.


 Kalau ada tetangga yang meninggal dunia, tolong libatkan diri.
 Kalau ada tetanggamu yang meminjam sesuatu maka pinjamkanlah
 Kalau ada tetangga yang mendapatkan kebahagiaan maka sebagai orang Islam
yang baik datangi dan katakan secara sportif “ngiring bingah” atau ikut senang
dan ikut berbahagia.
 Biasakanlah mengucapkan salam jika bertemu muka dengan orang lain
 Bertutur kata dalam pergaulan sehari-hari menggunakan bahasa yang sopan
mudah dimengerti dan benar.
 Apabila dalam pertemuan, hindari bicara secara berbisik-bisik dengan seseorang.
Hindari membicarakan orang atau topik yang belum jelas kebenarannya.
 Dalam bertetangga, usahakan menjalin dan menjaga hubungan baik.
 Biasakan berempati terhadap orang lain yang terkena musibah
 Menghormati tetangga dan berprilaku baik terhadap mereka.
 Bangunan yang kita bangun jangan mengganggu tetangga kita, tidak membuat
mereka tertutup dari sinar mata hari atau udara, dan kita tidak boleh melampaui
batasnya, apakah merusak atau mengubah miliknya, karena hal tersebut menyakiti
perasaannya.
 Hendaknya Kita memelihara hak-haknya di saat mereka tidak di rumah.

24
 Tidak melakukan suatu kegaduhan yang mengganggu mereka, seperti suara radio
atau TV, atau mengganggu mereka dengan melempari halaman mereka dengan
kotoran, atau menutup jalan bagi mereka
 Jangan kikir untuk memberikan nasihat dan saran kepada mereka
 Hendaknya kita selalu memberikan makanan kepada tetangga kita.
 Hendaknya kita tidak mencari-cari kesalahan/kekeliruan mereka dan jangan pula
bahagia bila mereka keliru, bahkan seharusnya kita tidak memandang kekeliruan
dan kealpaan mereka.
 Hindarilah cara bicara yang bisa menimbulkan perselisihan, seperti mengadu
domba, fitnah, dan gossip.
 Berbicaralah sesuai waktu dan kondisi lawan bicara kita. Janganlah orang yang
sedang beribadah, kita ajak berbicara karena itu tidak sopan meskipun lawan
bicara kita adalah orang terdekat kita. Misalnya jika kita ingin berbicara dengan
teman kita lewat telepon kita harus liat waktu terlebih dahulu. Jika kita menelepon
pada jam 2 dini hari, maka hal ini cukup mengganggu kenyamanan tidur orang
lain (lawan bicara kita).

25
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan
 Jadi, berdasarkan isi makalah mengenai etika bertetangga dan bermasyarakat
memiliki kesimpulan sebagai berikut :
 Dalam kehidupan bertetangga dan bermasyarakat etika sangat diperlukan sebagai
pedoman dalan berperilaku guna mematuhi norma-norma yang telah ditetapkan.
 Peranan dan manfaat etika dalam kehidupan jelas menghibau untuk kita merapkan
etika untuk membedakan hal yang baik dan yang buruk
 Beretika dalam kehidupan bermasyarakat membuat kita semakin bersatu untuk saling
menjaga dan melengkapi sebagai makhluk sosial yang memiliki kultur budaya yang
kental.
 Beretika juga mengajarkan kita untuk menjadi individu yang lebih mawas diri dalam
bertindak dalam menjalani kehidupan.

26
DAFTAR PUSTAKA

Suhardana, K.M. 2007. Yama Niyama Brata. Surabaya: Paramita


http://dharmadefender.wordpress.com/category/panca-yama-dan-nyama-bratha/
https://www.onoini.com/contoh-etika/

27

Anda mungkin juga menyukai