Anda di halaman 1dari 13

“OM SWASTYASTU”

HUKUM HINDU
DALAM VEDA
Pengertian Hukum
Hukum secara umum : peraturan-peraturan yang
mengatur tingkah laku manusia dalam
kehidupan sehari-hari baik yang ditetapkan
oleh penguasa, pemerintah maupun
berlakunya secara alamiah bila perlu
dipaksakan.
Mengapa harus dipaksakan ?
Fungsi Hukum
 Membatasi kepentingan dari setiap pendukung
hukum ( subyek hukum )
 Menjamin kepentingan dan hak mereka masing-
masing
 Menciptakan pertalian-pertalian guna
mempererat hubungan antara mereka
 menentukan arah bagi terciptanya kerjasama
 pengendalian sosial agar tercapai ketertiban
sehingga ada sanksi yang tegas dan nyata, maka
harus ada kepastian hukum di dalam masyarakat
biar terciptanya masyarakat yang tenang, tentram,
damai, adil, sejahtera dan bahagia.

Bagaimana dengan pandangan kalian tentang fungsi


hukum di Negara kita ?
Ilmu Hukum

Statuta Law Common Law


atau Natural Law

Hukum yang dibentuk hukum alam


Sengaja oleh penguasa secara alamiah

Unsur-unsur dalam peraturan hukum


1. Unsur yang bersifat mengatur atau Normatif
2. Unsur yang bersifat memaksa atau Reprensif
 Hukum Hindu adalah sebuah tata aturan yang membahas
aspek kehidupan manusia secara menyeluruh yang
menyangkut tata keagamaan, mengatur hak dan kewajiban
manusia baik sebagai individu maupun sebagai mahluk
sosial, dan aturan manusia sebagai warga negara ( tata
negara )

 Hukum Hindu juga berarti perundang – undangan yang


merupakan bagian terpenting dari kehidupan beragama
dan bermasyarakat, ada kode etik yang harus dihayati dan
diamalkan sehingga menjadi kebiasaan – kebiasaan yang
hidup dalam masyarakat. Dengan demikian pemerintah
dapat mempergunakan hukum ini sebagai kewenangan
mengatur tata pemerintahan dan pengadilan dapat
mempergunakan sebagai hukuman bagi masyarakat yang
melanggarnya.
 Apa alasan kalian mempelajari Hukum Hindu ?
Latar belakang Hukum Hindu harus dipelajari
adalah :
1.Hukum Hindu merupakan bagian dari hukum
positif yang berlaku bagi masyarakat Hindu di
Indonesia yang berdasarkan Pancasila UUD 1945
khususnya pasal 29 ayat 1 dan 2 serta pasal 2 aturan
peralihan UUD 1945
2. untuk memahami bahwa berlakunya Hukum
Hindu di Indonesia dibatasi oleh Negara Pancasila
dalam UUD 1945
3.Untuk mengetahui persamaan-persamaan dan
perbedaan antara Hukum Adat Bali dengan Hukum
Agama Hindu atau hukum Hindu
4.Untuk dapat membedakan antara adat murni
dengan adat yang bersumber kepada ajaran-ajaran
Agama Hindu
 Umat Hindu “Panca Sradha” ( Widhi
Sradha ) artinya kepercayaan atau keyakinan
akan adanya hukum yang diciptakan oleh Ida
Sang Hyang Widhi Wasa sebatas sifat dan
kekuasaan Beliau yang diperlihatkan dalam
bentuk yang dapat dilihat, dirasakan dan
dialami oleh manusia.
Contohnya ?
Bentuk Hukum Tuhan dalam Agama Hindu
Rta atau Rita artinya Hukum Tuhan yang
murni yang bersifat absolut transendental,
bersifat abadi .
Rta dijabarkan dalam tingkah laku manusia
disebut Dharma
Rta disebut juga “Hukum Alam”
Rtawan : Tuhan menciptakan Hukum dan
sekalian sebagai pengendalian atas Hukum
Beliau itu.
Dalam kesusatraan Sansekerta istilah Rtawan
diartikan “Widhi” artinya aturan-aturan yang
ditetapkan Tuhan.
Kata Widhi lahirlah istilah ‘Sang Hyang Widhi
Wasa’ yang artinya Tuhan Yang Maha Esa
atau penguasa atas hukum-Nya.
 Hukum Alam Rta
 Hukum Bangsa atau hukum suatu kelompok manusia
Dharma
Apakah sama Dharma disetiap Bangsa ?
Dalam Veda, Kitab Smerti dianggap sebagai Kitab Hukum
Hindu karena banyak memuat tentang syariat hukum
yang disebut Dharma
Istilah lain Hukum dalam Agama Hindu
1. Widhi
2. Dresta
3. Acara
4. Agama
5. Wyawahara
6. Nitisastra
7. Rajaniti
8. Artasastra
 “Šrutistu vedo vijñeyo
dharmaṡāstram tu vai smṛtiá
te sarvātheṣva mimāmsye
tābhyāṁ dharmohi nirBabhau”.

Terjemahannya:
“Yang dimaksud dengan
Sruti, ialah Veda dan dengan
Smrti adalah Dharmasastram,
kedua macam pustaka suci ini
tak boleh diragukan
kebenaran ajarannya, karena
keduanya itulah sumber
dharma” (M.Dharmasastra
II.10).
Kitab Manawa Dharmasastra, II.2
“Kàmàtmatà na praśastā
na caive hāstya kāmatā,
kāmyo hi wedādhigamah
karmayogaśca vaidikah”
Terjemahan:
Berbuat hanya karena nafsu untuk memperoleh phala tidaklah
terpuji namun berbuat tanpa keinginan akan phala tidak
dapat kita jumpai di dunia ini karena keinginan-keinginan itu
bersumber dari mempelajari Veda dan karena itu setiap
perbuatan diatur oleh Veda.
Kitab Manawa Dharmasastra, II.5
“Teşu samyag varta māno
gacchatya mara lokatām,
yathà saṁkalpitāṁśceha
sarvān kāmān samaśnute”
Terjemahan :
Ketahuilah bahwa ia yang selalu melaksanakan
kewajiban-kewajiban yang telah diatur dengan cara
yang benar, mencapai tingkat kebebasan yang
sempurna kelak dan memperoleh semua keinginan
yang ia mungkin inginkan.
Kitab Manawa Dharmasastra, II.115
“Yam eva tu śuciṁ vidyām
niyataṁ brahmacāriṇam,
tasmai māṁ brūhi viprāya
nidhipāyā pramādine”.
Terjemahan:
Tetapi serahkanlah saya kepada seorang brahmana
yang anda ketahui pasti bahwa ia orang yang sudah
suci, yang bisa mengendalikan panca indranya,
berbudi baik dan tekun

Anda mungkin juga menyukai