3. Hambatan yang saya rasakan untuk dapat mewujudkan Catur Purusartha adalah, kurang
nya dalam mengendalikan diri sendiri seperti hidup terlalu materialistis, saya selalu
merasa kurang dengan apa yang saya sudah miliki sekarang dan juga kurang nya dalam
mengendalikan rasa emosi ( marah ).
Dengan uraian di atas ini, maka dharma mempunyai kedudukan yang paling penting
dalam catur purusa artha, karena dharmalah yang mengantar orang mendapatkan
kebahagiaan dalam menuruti kama menikmati artha di dunia ini. Karena itulah dharma
amat dipuji-puji dalam kitab ini, dan orang terus menerus dihimbau untuk menjadikan
dharma pedoman hidupnya. Hal ini dinyatakan dalam sloka-sloka
Dharma itu diibaratkan seperti sebuah perahu yang mengantarkan nelayan menyebrangi
sebuah lautan, Dharma itu adalah jalan untuk untuk mencapai Brahman. Jadi semua yang
kita lakukan itu harus berdasarkan Dharma, mustahil jika kita mencapai Brahman dengan
melalui cara Adharma, bukan hanya Brahman saja yang tidak bisa kita capai melainkan
Artha dan Kama pun tidak bisa kita capai. Jadi bagi seseorang yang berkeinginan
melakukan Catur Purusa Artha tanpa melaksanakan tahap-tahapanya maka semua akan
percuma bukan kebahagiaan yang didapat melainkan kesengsaraan.
Oleh karena itu, interpretasi yang ketika melihat bahwa Artha dan Kama bukanlah tujuan,
melainkan sesuatu yang sangat penting ada hanya sebagai alat untuk meraih tujuan. Artha
telah disiapkan oleh alam semesta ini, sementara kama telah ada dan menjadi satu dengan
badan dan pikiran kita. Oleh karena itu, Artha dan Kama bisa digunakan sebagai alat
sadhana untuk meraih tujuan tertinggi. Jadi tidak ada Artha dan Kama itu hanya
dipentingkan dalam masa atau jenjang kehidupan tertentu, sebab sejak lahir sampai mati,
Artha dan Kama itu diperlukan.