Anda di halaman 1dari 24

TARI TRUNA JAYA

NAMA KELOMPOK:

I Gede Adi Putra (06)

I Gusti Agung Abi Dwiantha (08)

I Kadek Adi Surya Suputra (11)

I Komang Adinurada Putra (14)

Ni Komang Novi Widia Santi (31)

TAHUN AJARAN

2022/2023
KATA PENGANTAR

OM SWASTYASTU

Asung Kerta Wara Nugraha Ida Shang Hyang Widhi Wasa, karena atas karunianyalah kami
dapat menyusun makalah SENI TARI ini yang kami beri judul tentang “
MENDESKRIPSIKAN TARIAN TERUNA JAYA "Kami menyadari bahwa makalah ini
belum sempurna dan masih banyak memliki kekurangan. Maka dengan rendah hati kami
mengharpkan kritikan dan saran dari teman-teman atau guru bidang studi yang sudah
membaca makalah ini, karena saran dari guru bidang studi dan teman-teman akan kami
jadikan sebagai motivasi untuk menyempurnakan makalah yang akan kami buat selanjutnya

Sukawati,18 Oktober 2022

Tim Penulis
DAFTAR ISI
PEMBUKAAN......................................................................................................................................4
1. Kata Pengantar...........................................................................................................................5
2. Daftar Isi....................................................................................................................................6
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................................7
1. Rumusan Masalah......................................................................................................................8
2. Tujuan Pembuatan Makalah......................................................................................................9
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................................................10
1. Arti Tarian Teruna Jaya...........................................................................................................11
2. Ciri Khas Teruna Jaya..............................................................................................................12
3. Fungsi Tari Ternua Jaya..........................................................................................................13
4. Asal Dan Sejarah.....................................................................................................................14
5. Properti Tarian.........................................................................................................................15
6. Pola Lantai Dan Gerakannya...................................................................................................16
7. Tata Rias..................................................................................................................................17
8. Urutan Gerakan Tarian Teruna Jaya........................................................................................18
PENUTUPAN.....................................................................................................................................19
1. Saran........................................................................................................................................20
BAB I
PENDAHULUAN

A. Rumusan Masalah

1. Apa itu Tari Teruna Jaya ?


2. Apa itu Ciri Tari Teruna Jaya ?
3. Apa itu Fungsi Tari Teruna Jaya

B. Tujuan Pembuatan Makalah

1. Untuk mengetahui apa itu Tari Truna Jaya


2. Untuk mengetahui ciri Tari Truna Jaya
3. Untuk mengetahui fungsi Tari Truna Jaya
BAB II

PEMBAHASAN

A. Arti Tari Teruna Jaya

Tari Trunajaya atau Teruna Jaya atau Truna Jaya adalah tarian khas daerah Buleleng, Bali.
Kisah yang diceritakan adalah tentang seorang pemuda yang beranjak dewasa.

B. Ciri Khas Tari Teruna Jaya

Ada beberapa ciri khas yang ditampilkan dalam tari Trunajaya, mulai dari jenis gerakan tari
yang cukup berbeda dari tari Bali pada umumnya hingga pemakaian udeng yang dibentuk
unik. Seperti yang dijelaskan berikut ini:

*Menggunakan “agem pokok Trunajaya” yaitu tangan kiri posisi mapah biu sedangkan
tangan kanan posisi sirang susu.

*Gerakan sledet capung yang dapat diketahui dari ritme iringan yang cepat.

Udeng penutup kepala dibentuk khusus seperti garuda mungkur.

*Gaya tari dengan gerakan seperti memasang kuda-kuda dan membelalakkan mata yang
melambangkan kejantanan seorang pemuda.
C. Fungai Tarian Teruna Jaya

Tari Trunajaya memiliki fungsi sebagai sarana hiburan atau disebut juga “balih-balihan” yang
bisa dipentaskan di mana saja. Misalnya di lapangan, di depan pura atau di panggung tertutup
atau terbuka.

Belakangan juga sebagai pementasan khusus untuk dinikmati tamu kenegaraan atau tamu
kehormatan lain pada acara resmi.

Tari Trunajaya memang tari kebanggaan masyarakat Buleleng karena diciptakan dan
berkembang di daerah tersebut. Gaya gerakan yang lincah memang sangat menarik apalagi
dengan tampilan lengkap penari yang terkesan mewah dan indah dan gerakan yang ekspresif
dan dinamis.

D. Asal Dan Sejarah

Tahun 1945 tari Trunajaya diciptakan oleh Pan Wandres dengan tampilan “Kebyar Legong”
kemudian seniman I Gede Manik menyempurnakannya. Tari ini erat hubungan sejarahnya
dengan Tari Kakebyaran karena juga diiringi Gamelan Gong Kebyar dan bernafaskan kebyar.

Pada tahun 2018 tari Trunajaya masuk dalam “Warisan Budaya Takbenda Indonesia”
menjadi warisan budaya asal Buleleng.

Awalnya tari ini disebut tarian tunggal yang memerankan antara karakter pria atau wanita.
Namun dalam perkembangannya sudah dipentaskan oleh beberapa orang sekaligus.
E. Properti Tarian

Seperti layaknya tampilan tiap tarian menampilkan kostum khas-nya, tari Trunajaya juga
memiliki seperangkat perlengkapan yang dikenakan saat menari.

Mulai dari penutup kepala, hiasan kostum, aksesoris pelengkap dan kain yang sesuai yang
semuanya terlihat mewah dan indah karena berwarna keemasan.

*Kostum. Busana yang dikenakan penari Trunajaya dasarnya adalah baju lengan panjang
warna ungu. Kemudian bagian bawah menggunakan kain kamen (kancut) wana ungu dengan
motif wajik keemasan. Ungu merupakan perlambang dari kewibawaan.

*Udeng untuk hiasan kepala. Kain yang diikatkan di kepala penari Trunajaya memiliki ciri
khas yang berbeda dengan jenis tari Bali lainnya. Pada bagian belakang udeng dibentuk
berupa garuda mungkur.

*Hiasan telinga. Menggunakan rumbing (lembaran seperti bentuk sayap) yang diselipkan di
daun telinga, dilengkapi dengan sebuah bunga kenanga (sandat), bunga merah dan putih di
kiri kanan telinga.

*Simping Kulit dan Penutup Dada. Simping kulit adalah hiasan yang dipakai untuk menutupi
bahu dan di atasnya diberikan penutup dada warna hitam agar simping tidak terlepas.

*Badong. Ini adalah aksesoris leher dari kulit yang juga berwarna keemasan dan terukir rumit
dan indah.

*Sabuk dan Ampok-Ampok. Sabuk ini berwarna keemasan yang berfungsi untuk
mengencangkan pakaian agar tidak terlepas. Diikatkan dari pinggang hingga ke bagian dada
penari. Selain sabuk, di pinggang penari juga diberikan aksesoris dari kulit sapi yang
kemudian diukir dan diberi warna.

*Gelang Kana. Ada dua jenis gelang kana yaitu kana atas yang dipasang di lengan atas
penari. Lalu ada gelang kana bawah yang dikenakan di bagian pergelangan tangan sebagai
hiasan.

*Kepet. Atau kipas yang digunakan saat menari.


F. Pola Lantai Dan Gerakannya

Pola lantai yang digunakan dalam tari ini adalah garis melengkung. Sedangkan gerakan yang
ditampilkan adalah gerakan yang lembut dan lemah gemulai namun terlihat enerjik.

Seperti penggambaran semangat seorang pemuda yang berangkat dewasa dan berusaha
memikat hati wanita yang disukainya.

Gerak tariannya sebenarnya mendapat pengaruh dari budaya India yang terlihat dari sikap
badan (agem) yang mirip gerak ‘tribhangga’. Kemudian gerakan seperti kepik (ngepik)
dengan menggerakkan lengan atas.

Awalnya tari Trunajaya merupakan tarian tunggal dan penarinya menghadirkan karakter laki-
laki dan perempuan sekaligus maka dikatakan ‘tari babancihan”.

Namun tari ini kini berkembang dan dipentaskan oleh beberapa penari. Durasi waktu juga
bisa disesuaikan dengan waktu terpendek hanya 11 menit.

G. Tata Rias

Tata Rias Khusus Tari Trunajaya

Tata rias tari Trunajaya dibuat berbeda karena menekankan karakter pemuda yang keras,
bersemangat namun tetap menampilkan gerakan lembut.

Penekanan dibuat pada mata dengan riasan mencolok berwarna kuning, biru dan merah. Lalu
alis dibuat agak lebih tinggi dan menggunakan taling kidang.
H. Urutan Gerakan Tarian Teruna Jaya

Dalam tari Trunajaya terdapat empat jenis langkah gerakan yang dilakukan saat menari dan
setiap jenis terbagi lagi menjadi beberapa urutan yang harus dijalankan secara berurutan.
Karena semua langkah itu menjadi sebuah kesatuan cerita yang disampaikan. Berikut ini
langkahnya:

1. Pepeson

Pepeson adalah bagian awal dari tari Trunajaya dengan agem pokok Trunajaya dengan posisi
mapah biu sambil jari di tekuk ke bawah untuk tangan kiri sedangkan tangan kanan posisi
sirang susu. Lalu gerakan sledet capung.

Total ada 22 langkah gerakan dimulai dengan berjalan ke depan, posisi sirang susu sambil
memegang kipas di tangan kanan dan tangan kiri memegang kain kancut. Hingga langkah
terakhir berjalan cepat atau milpil ke kiri dan kanan lalu membuang kipas.

2. Pengawak

Bagian pengawak adalah komposisi yang menampilkan gerakan tari yang ritmenya pelan dan
dalam Trunajaya rangkaian pengawak terdiri dari enam langkah.

Dimulai dari gerakan agem kiri trunajaya hingga bersimpuh lalu menggerakkan tangan ke
kanan kiri sambil memegang kipas dilanjutkan dengan gerakan sledet.

3. Pengecet
Bagian ketiga merupakan bagian dengan komposisi yang menampilkan gerak tari yang
ritmenya sedang hingga cepat. Dalam tari ini bagian pengecet hanya berisi tiga langkah
dimulai dari berjalan sambil ngeliput, piles kiri-kanan, agem kanan. Diakhiri dengan
memegang kancut dan sledet.

4. Pekaad

Berasal dari “kaad” yang artinya selesai, ini merupakan bagian terakhir dari sebuah tarian dan
biasanya ditandai dengan perubahan ritme menjadi lebih dinamis.

Pada tari Trunajaya juga hanya tiga langkah dimulai dengan ngenjet dan diakhiri dengan
agem kanan sambil memegang kancut.

PENUTUPAN

A. SARAN

Kami menyadari bahwa makalah ini mungkin masih terdapat kekurangan atau belum
sempurna, Oleh karna itu kritik dan juga saran terhadap penulisan dan kesimpulan dari
bahasan makalah kami yg bersifat membangun agar makalah selanjutnya lebih baik sangat
kami harapkan.

Anda mungkin juga menyukai