Anda di halaman 1dari 6

TUGAS BAHASA BALI

GEGURITAN

I Made Agus Wira Amidharma

(04)

Made Dwi Idawati


Kadek Ermayanti

(10)
(11)

Putu Inggita Karina Dewi

(!3)

Ni Nyoman Juliana Sulistyawati

(15)

Oktavia Ayu Safitri

(24)

I Gst Agung Putra Dananjaya

(27)

Putu Teguh Surya Pratama

(34)

Putu Winda Oktaviana Aryesta

(36)

Putu Yoga Dananjaya

(40)

Pangaksama

Om swastiastu,
Angayubagia aturang titiang majeng ring Ida Sang Hyang Widhi Wasa,
duaning sangkaning asung kerta wara nugrahan Ida tugas basa bali sane
mamurda Geguritan puniki prasida puput.
Gumanti majalaran manah suci nirmala titiang sameton kelompok 4.
Sajeroning paruman ngemanggehang, pangaptine mangda sida sarengsareng nglimbakang, tur ngawigunayang wastu prasida ajeg basa lan sastra
baline, utamannyane rikalaning mapaweweh palajahan basa bali sane
geguritan ring sekolahan-sekolahan.
Titiang sameton kelompok 4 rumasa ring dewek kadi nasikin sagara,
doh pacing ngaledangin, katah katunnyane, awanan titiang ngaksamayang
dewek, mamitang gung rena pangampura, majeng ring sang wibuhing
sastra. Mogi sida mangguhang paripurna ayu.
Om santih, santih, santih Om.

Pengawi

A.Pengertian Tembang Macepat


Tembang Macepat juga disebut Sekar Alit.Istilah tembang macepat
diambil dari bahasa jawa yang berarti suatu sistem untuk membaca syair
tembang atas 4 suku kata.Di bait tembang macepat juga disebut pupuh yang
berarti rangkaian tembang.
Pupuh yang digunakan untuk menceritakan suatu kisah/cerita-cerita
disebut geguritan pupuh yang digunakan untuk menceritakan sebuah kisah
seperti halnya dalam geguritan akan tampak lebih menarik dari
pandannganya dalam pupuh itu terdapat hal-hal yang menunjukan suasana
sedih,romantis, dan rasa bangga.Jadi bukan saja karena alunan suara,ritme,
dan pola melodinya.

B.Uger-uger/Hukum tembang macepat


Tembang Macepat/pupuh mempunyai hokum,kaidah sebagai suatu
ketentuan yang disebut uger-uger seperti halnya :
1) Hukum Pada Lingsa yaitu banyak baris dalam satu tembang.
2) Hukum Guru Wilang yaitu banyaknya suku kata dalam satu baris.
3) Hukum Guru Ding-Dong yaitu huruf vocal/huruf hidup pada akhir suku
kata tiap-tiap baris dalam 1 bait tembang.
Sebagai contoh dapat dilihat pada ikhtisar/oretan tembang (pupuh) di bawah
ini :
N
o
1

Nama
Tembang
Maskumamb
ang
Mijil

Pada Lingsa,Guru Wilangan,Ding-Dong


1
2
3
4
5
6
7
8
9
12i 6a 8i
8a
10i

6a

12u
8u
8a
8a
8i

6a
8i
8i
8i
8a

8
9

Pucung
Ginanti
Ginada
Sinom
Semarandan
a
Durma
Pangkur

12a
8a

Dangdang

10i

7i
11
i
10

2
3
4
5
6
7

10
-

10
e
8i
8a
8a
8a
8e

10i

6i

8u

12o
8i
8u
8i
8a

8a
8a
8i
7a

8i
4i
8u
8u

8a
8i
8a

8i
-

4u
-

8a
-

6a
8u

8a
7a

8i
12u

5a
8a

7i
8i

8e

8u

8i

8o

8u

8a

12

8a

Dalam tembang Bali tempo lagu kurang dipentingkan kecuali tembang


itu dibawakan dengan instrument.Tembanng yang dibawakan dengan
vokal,temponya sangat tergantung pada pengaturan nafas
penembangnya.Artinya semakin kuat nafas penembangnya,semakin
cepatlah tembang itu diselesaikan.
Dalam menyajikan tembang macepat/pupuh pada dasarnya dapat
ditempuh 2 cara yakni sebagai berikut :
1) Sistem Paca Piring yaitu sistem membaca/menyanyikan nada-nada
pokok tembang satu demi satu tanpa diisi hiasan/variasi.Cara ini
biasanya dipakai bagi orang yang baru belajar menembang.
2) Sistem Ngewilet/Gregel yaitu sistem dalam menyanyikan tembang
sudah memakai hiasan/variasi cengkok,anak nada, dan pemakaian
tempo lebih panjang.Cara ini dapat melahirkan gaya tiap
penyanyi,namun masih tetap pada tema lagu/tembang yang
dibawakan.

C.Jenis-jenis Tembang Macepat dan Sifat-sifat


Diekspresikan
Berbagai jenis tembang yang hidup dalam masyarakat Bali dasarnya
ada 4 macam yaitu :
1.
2.
3.
4.

Gegedingan
Pupuh ( sekar alit)
Kidung (sekar madya)
Kekawinan (sekar agung)

A.Gegendingan
Istilah gegendingan sering disebut Sekar Rare.Di pulau Jawa disebut
Lagu Dokinan.Gegendingan biasanya dinyanyikan oleh sekelompok anakanak kecil pada malam hari dibawah terangnya rembulan.Sifat gegendingan
ini riang gembira.Gegendingan (sekar rare) atas tiga bagian yaitu :
a. Gending Rare
Contohnya jenggot uban,juru pencar,made cerik,mati delod pasih dan
sebagainya.Gending rare ini biasanya dinyanyikan oleh anak-anak 510 tahun.

b. Gending Jejangeran
Contohnya putrid ayu,siap sangkur,majejangeran.Gending ini
dinyanyikan oleh anak yang lebih besar.
c. Gending Sanghyang
Gending ini mengandung hal-hal yang kadangkala bersifat gaib,mistik
yang mengundang suatu kekuatan roh halus,terutama bila dinyanyikan
malam hari yang disertai sesajan.Contohnya kuskus arum,sekar
jepun,suaraning kumbang dan puspa panganjali
*Jenis-jenis tembang macepat
Tembang Macepat juga disebut pupuh atau Sekar Alit terdiri atas 10 jenis
seperti tersebut pada ikhtisan di muka.Masing-masing pupuh itu juga
memiliki sifat-sifat yang diekspresikan seperti rasa senang,sedih dan
terkadang romantis.
N
o
1

Nama Pupuh
Maskumamb
ang

Sifat/Wataknya

2
3

Mijil
Pucung

4
5

Ginanti
Ginada

Sinom

Perasaan yang sedih


merana,terkadang
romantis
Perasaan was-was
Kendor,tanpa disertai
perasaan memuncak
Senang ajaran,filsafat
Kesedihan merana dan
kekecewaan
Romantis,ramah tamah

Semarandan
a

Agak sedih,terkadang
romantis

Durma

Pangkur

1
0

Dong-Dong

Agak keras,tegas
terkadang bengis
Perasaan hati yang
memuncak
Halus,lemah gemulai

Keteranga
Baiknya untuk mengetuk
perasaan
Untuk menguraikan nasehat
Untuk menguraikan nasehat
Untuk menguraikan sesuatu
Baik untuk mengungkapkan
nasehat,amant
Untuk menungkapka cerita
yang bernuansa
asmara/romantis
Untuk cerita-cerita
kepahlawana
Cocok untuk menyampaikan
masalah yang serius
Untuk menguraikan nasehat

B.Pupuh
Munculnya jenis-jenis pupuh dan geguritan

Sebagaimana disebutkan diatas bahwa pupuh memiliki sifat/watak


tersendiri untuk mengekpresikan berbagai perasaan.Pupuh-pupuh dapat
diubah menjadi sebuah geguritan.Tiap-tiap geguritan diubah dengan
memakai jenis pupuh untuk dapat menceritaka suatu kisah seseorang/cerita
rakyat di dalam masyarakat.Dalam penembangan/penikmatan
seni,khususnya tembang macepat orang-orang tidak semata-mata tertarik
karena alunan suaranya,ritmenya,dari pola melodinya.Hal ini tampaknya
mendorong berkembangnya berbagai ragam jenis pupuh itu sendiri maupun
gaguritan-gaguritan dalam masyarakat kita di Bali.Contohnya pupuh
sinom,dikenal adanya Sinom Uwung Payangan,Sinom Salya,Sinom
Lawe,Sinom Sasak.

Dalam Pupuh Durma dikenal Durma Lawe dan Durma Lumrah


Dalam Pupuh Pangkur dikenal Pangkur Lumrah dan Panngkur Jawa
Dalam Pupuh Ginanti dikenal Ginanti Lumrah dan Ginanti Pengalang

Demikian pula halnya dalam tembang geguritan,telah munculberbagai


jenis antara lain : Gaguritan Basur,Gaguritan Jayaprana,Gaguritan Sampik
Ing-Tai,Gaguritan Bangkil,Gaguritan Uwung Payang,Gaguritan Uwung
Buleleng dan sebagainya.

Anda mungkin juga menyukai