Anda di halaman 1dari 2

Nama : I Gede Surya Diva Ananda

Absen : 05
Kelas : X MIPA 2

Soal,

1. Pertemuan Purusa dan Prakrti membuat Prakrti berkembang di bawah pengaruh Purusa, dan
pertemuan ini mulai mengguncang Guna yang ada dalam Prakrti sehingga membuatnya
beraktivitas. Jelaskanlah apa yang anda ketahui tentang Purusa dan Prakrti!
2. Panca Karmendriya adalah lima organ tindakan atau lima indriya penggerak. Sebutkan dan jelaskan
pembagiannya masing-masing!
3. Mengapa ajaran Mimamsa dikatakan bersifat pluralistis dan realistis? Uraikanlah menurut
pendapat anda!
4. Dalam memecahkan atau memperoleh ilmu pengetahuan, filsafat Nyaya menggunakan empat
metode pemecahan yang disebut Catur Pramana. Sebutkan dan jelaskan keempat metode
tersebut!
5. Setiap aliran filsafat India khususnya kelompok Astika memiliki tokoh-tokoh pendiri dan penekanan
ajaran yang berbeda. Sebutkanlah tokoh-tokoh pendiri kelompok Astika dan jelaskan penekanan
ajarannya masing-masing!

Jawaban,

1. Pertemuan Purusa dengan Prakrti disebut Samyoga. Purusa merupakan sinarnya Prakrti disebut
Bhokta. Sifat Prakrti yang tidak pernah diam disebut Samyawastha. Kebodohan disebut Awiweka.
Pengetahuan untuk membedakan Purusa dan Prakrti yang kekal dan yang sementara / ksanika
disebut Wiwekajnana.

2. 1) Panindriya, Indriya pada tangan.


2) Padendriya, Indriya pada kaki.
3) Garbhendriya, Indriya pada perut.
4) Upasthendriya, Indriya pada kelamin laki – laki.
Bhagendriya, Indriya pada kelamin wanita.
5) Payuindriya, Indriya pada pelepasan / anus.

3. 1) Ajaran Mimamsa bersifat Pluralistis karena mengakui adanya banyak Jiwa dan penggandaan asas
badani. Jiwa bersifat kekal, ada di mana - mana dan meliputi segala sesuatu. Karena adanya
hubungan antara jiwa dengan benda, maka jiwa mengalami awidya dan kena karma wasana.
2) Ajaran Mimamsa bersifat Realistis karena mengakui bahwa obyek - obyek pengamatan adalah
nyata. Bagi Mimamsa alat pengetahuan yang terpenting adalah kesaksian / kebenaran Weda.

4. 1) Pratyaksa, pengamatan langsung melalui Panca Indra. Suatu obyek diamati melalui 2 jenis
Pratyaksa, diantaranya (a) Bahya, pengetahuan yang diperoleh dari suatu obyek melalui Panca
Indra, (b) Antara, pengetahuan yang diperoleh melalui pikiran atau Manas.
2) Anumana, pengetahuan yang diperoleh dari suatu obyek dengan menarik pengertian dari tanda -
tanda yang diperoleh.
3) Upamana, ilmu pengetahuan yang diperoleh melalui perbandingan.
4) Sabda, pengetahuan yang diperoleh dengan mendengarkan melalui penjelasan sumber yang
patut dipercaya.

5. 1) Maharsi Kapila, menekankan ajaran Samkhya yang berarti pemantulan filsafati. Samkhya sifatnya
theistik. Samkhya juga memiliki sifat realistis, dualistis, dan pluralistis. Samkhya menjelaskan bahwa
hakikat manusia dan alam semesta terdiri dari dua unsur yaitu Purusa dan Prakrti.
2) Maharsi Patanjali, menekankan ajaran Yoga yang berarti hubungan atau bertemunya roh
individu (Atma / Purusa) dengan roh universal yang tidak berperibadi (Maha Purusa / Paramatman).
Ia juga menekankan bahwa Yoga adalah pengekangan atau pengendalian benih - benih pikiran dari
pengambilan berbagai wujud.
3) Maharsi Jaimini, menekankan ajaran Mimamsa yang berarti penyelidikan yang sistematis.
Sumber utama ajarannya adalah keyakinan akan kebenaran dan kemutlakan upacara dalam kitab
weda. Ajaran Mimamsa bersifat pluralistis dan realistis.
4) Maharsi Gautama, menekankan ajaran Nyaya yang berarti penelitian yang analitis dan kritis yang
bersifat realistik. Sistem filsafat Nyaya disebut Tarkawada. Dalam memecahkan ilmu pengetahuan,
Nyaya menggunakan 4 metode pemecahan yang disebut Catur Pramana.
5) Maharsi Kanada, menekankan ajaran Waisesika yang berarti penjelasan tentang Dharma, yaitu
apa yang memberikan kesejahteraan dan kalepasan. Sumber ajarannya adalah Waisesikasutra.
Menurut Waisesika ada 7 kategori / Padharta dari segala yang ada yaitu, Drawya, Guna, Karma,
Samanya, Wisesa, Samawaya, Abhawa.
6) Maharsi Wyasa, menekankan ajaran Wedanta yang berarti pengkajian bagian weda yang kedua
yaitu Upanisad. Sumber ajarannya adalah kitab - kitab Upanisad yang kemudian diganti ke kitab
Wedantasutra. Sifat Wedanta adalah Absolutisme dan Theistisme.

Anda mungkin juga menyukai