Anda di halaman 1dari 6

DASA YAMA BRATHA

dan DASA NYAMA BRATHA

A. Ajaran Dasa Yama Bratha

Dasa Yama Bratha berasal dari Bahasa Sansekerta, yakni :


Dasa artinya sepuluh dan Yama bratha berarti pengendalian diri untuk menjadi sejahtera
dan bahagia berdasarkan dharma.
Dasa Yama Bratha adalah sepuluh macam brata pengendalian diri secara lahir dan batin
untuk mencapai kesejahteraan dan kebahagiaan hidup di dunia berlandaskan Dharma.

Menurut kitab Sarasamuscarya, ajaran Dasa Yama Bratha, terdiri atas :


1. Anrsangsya yaitu harimbawa berarti tidak mementingkan diri sendiri saja.
2. Ksma berarti tahan akan panas dan dingin.
3. Satya berarti tidak berkata bohong.
4. Ahimsa berarti berbuat makhluk bahagia.
5. Dama berarti sabar serta dapat menasehati diri sendiri.
6. Arjawa berarti tulus hati, berterus terang.
7. Prrti berarti sangat welas asih.
8. Prasada berarti kejernihan hati.
9. Madhurya berarti manis pandangan (manis muka) dan manis perkataan.
10. Madawa berarti kelembutan hati.

Tujuan dan Manfaat Ajaran Dasa Yama Bratha, yaitu :


1. Anrsangsya adalah harimbawa berarti tidak mementingkan diri sendiri saja;
Tujuannya jika di dalam kehidupan sehari-hari, terjadi benturan antara
kepentingan pribadi dengan kepentingan orang banyak, maka kepentingan pribadi
selalu dinomorduakan, apabila bobot kedua macam kepentingan itu hampir sama. 
Manfaat dari ajaran Ànåûangsya (Dasa Yamabrata) ini adalah dapat mewujudkan
ketenangan, kententeraman, kedamaian keabadian, dan usia yang panjang dalam
hidup berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara dengan bersikap
welas-asih.

2. Ksmā berarti tahan akan panas dan dingin;


Tujuannya agar setiap orang bisa menerapkan sifat-sifat pengampun, pemaaf serta
sabar dan tahan uji. Orang yang baik adalah orang yang suka mengampuni dan
memaafkan kesalahan orang lain. Bila semua orang memiliki sifat demikian pasti
dunia akan selalu aman tenteram. Manfaat dari ajaran Kûmā (Dasa Yamabrata) ini
adalah dapat mewujudkan ketenangan, kententeraman, kedamaian keabadian, dan
usia yang panjang dalam hidup berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara dengan sikap yang dimotivasi oleh sifat-sifat pengampun, pemaaf, serta
sabar dan tahan uji.

3. Satya berarti tidak berkata bohong;


Satya adalah benar, setia, dan jujur yaitu sifat dan perilaku selalu berdasar atas
kebenaran dan  kejujuran.  Orang  yang  memiliki  sifat  ini tidak akan pernah
berkata bohong, selalu  bersifat  setia terhadap apa yang telah dikatakan dan tidak
suka pada kehidupan yang penuh dengan kemunafikan. Manfaat dari ajaran Satya
(Dasa Yama Brata) ini adalah dapat mewujudkan ketenangan, kententraman,
kedamaian, keabadian, dan usia yang panjang dalam hidup berkeluarga,
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara dengan sikap yang dimotifasi oleh sifat-
sifat kebenaran, kesetiaan, dan kejujuran.

4. Ahimsā berarti berbuat bahagianya makhluk sesama ciptaan-Nya


Ahimsa berasal dari bahasa Sanskerta berarti tidak himsa (menyiksa, menyakiti)
sesama makhluk. Menerapkan Ahimsa dalam kehidupan sehari-hari berarti
berbuat untuk menyelamatkan atau membahagiakan setiap makhluk. Ahimsa
diartikan pula segala perbuatan atau tingkah-laku (pikiran, perkataan, dan
tindakan) yang tidak menyebabkan sakit hati, matinya makhluk lain. Manfaat dari
ajaran Ahimsa (Dasa Yama Bratha) ini adalah dapat mewujudkan ketenangan,
kententeraman, kedamaian, keabadian, dan usia yang panjang dalam hidup
berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara dengan sikap yang
dimotivasi oleh sifat-sifat menyiksa, dan menyakiti sesama-Nya.

5. Dama berarti sabar serta dapat menasihati diri sendiri;


Dama adalah orang bersifat sabar dan dapat menasehati diri sendiri. Orang sabar,
biasanya mengalami keselamatan. Manfaat dari ajaran Dama (Dasa Yama Bratha)
ini adalah dapat mewujudkan ketenangan, kententeraman, kedamaian, keabadian,
dan usia yang panjang dalam hidup berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara dengan sikap yang dimotivasi oleh sifat-sifat sabar dan dapat
menasehati diri sendiri.

6. Àrjawa berarti tulus hati, berterus terang;


Yang dimaksud dengan Arjawa adalah sifat yang tulus hati dan berterus terang.
Orang yang bersifat tulus hati berarti juga tulus ikhlas. Manfaat dari ajaran
Àrjawa (Dasa Yamabrata) ini adalah dapat mewujudkan ketenangan,
kententeraman, kedamaian, keabadian, dan usia yang panjang dalam hidup
berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara dengan sikap yang
dimotivasi oleh sifat-sifat berterus terang..

7. Prtti berarti sangat welas asih;


Priti adalah sikap yang sangat welas-asih yakni sifat cinta kasih sayang kepada
semua makhluk. Sifat ini merupakan dasar bagi sifat welas-asih yang universal.
Welas-asih itu adalah perbuatan yang begitu luhur, karena hanya welas-asih yang
akan dapat menyelesaikan semua permusuhan dan kebencian. Manfaat dari ajaran

2
Prtti (Dasa Yamabrata) ini adalah dapat mewujudkan ketenangan, kententeraman,
kedamaian, keabadian, dan usia yang panjang dalam hidup berkeluarga,
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara dengan sikap yang dimotivasi oleh sifat-
sifat sangat welas asih.

8. Prasāda berarti kejernihan hati;


Yang dimaksud dengan Prasāda adalah sifat dengan pikiran  yang  suci, hati yang
bersih, tulus ikhlas tanpa pamrih dan suci. Pikiran adalah sumber segala
perbuatan, maka ia harus terhindarkan dari kehendak yang buruk, kotor, tercela
dan yang lainnya dengan cara mengendalikannya. Dengan mengendalikan pikiran
secara menyeluruh maka akhirnya akan membawa diri kita pada posisi yang
tenang, tenteram, damai dan suci. Manfaat dari ajaran Prasāda (Dasa Yamabrata)
ini adalah dapat mewujudkan ketenangan, kententeraman, kedamaian, keabadian,
dan usia yang panjang dalam hidup berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara dengan sikap yang dimotivasi oleh sifat-sifat kejernihan hati.

9. Mādhurya berarti manis pandangan (muka manis) dan manis perkataan;


Madhurya adalah orang yang mempunyai pandangan atau roman muka dan
perkataan yang manis. Ini berarti orangnya harus mempunyai sifat ramah tamah,
lemah-lembut, dan sekali-kali tidak pernah mengeluarkan kata-kata yang kasar.
Perkataan yang suci dan perbuatan yang suci harus selalu dikedepankan. Manfaat
dari ajaran Mādhurya (Dasa Yamabrata) ini adalah dapat mewujudkan
ketenangan, kententeraman, kedamaian, keabadian, dan usia yang panjang dalam
hidup berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara dengan sikap yang
dimotivasi oleh sifat-sifat manis pandangan.

10. Mārdawa berarti kelembutan hati.


Mardawa adalah sifat dan perilaku seseorang yang rendah hati dan tidak suka
menyombongkan diri. Sifat rendah hati bukan berarti rendah diri. Sifat rendah hati
dapat juga dikatakan mempunyai kelembutan hati. Orang yang menpunyai budi
pekerti yang luhur mengantarkan yang bersangkutan banyak teman, disayangi
oleh lingkungannya, dan dicintai oleh sahabat-sahabatnya. Manfaat dari ajaran
Mārdawa (Dasa Yamabrata) ini adalah dapat mewujudkan ketenangan,
kententeraman, kedamaian, keabadian, dan usia yang panjang dalam hidup
berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara dengan sikap yang
dimotivasi oleh sifat-sifat kelembutan hati

B. Ajaran Dasa Nyama Bratha


Dasa yama bratha berasal dari bahasa sansekerta, yakni :
Dasa artinya sepuluh dan yama bratha berarti pengendalian rohani.
Dasa yama bratha adalah sepuluh macam brata pengendalian diri dalam tingkat mental
atau rohani.
Menurut kitab Sarasamuscarya, ajaran Dasa Nyama Bratha, terdiri atas :
1. Dana berarti pemberian makanan, minuman, dll.
2. Ijya berarti pujaan kepada Deva, leluhur, dll.

3
3. Tapa berarti pengekangan hawa nafsu jasmani.
4. Dhyana berarti merenung memuja tuhan.
5. Swadhyaya berarti mempelajari Weda.
6. Upasthanigraha berarti pengekangan nafsu kelamin.
7. Bratha berarti pengekangan nasfu terhadap makan.
8. Upawasa berarti pengekangan diri.
9. Mona berarti pengendalian kata-kata.
10. Snana berarti melakukan pemujaan dengan Tri Sandhya.

Tujuan dan Manfaat Ajaran Dasa Nyama Bratha, yaitu :

1. Dana berarti pemberian-pemberian makanan dan minuman, dan lain-


lainnya
Dana Artinya suka berderma (bersedekah) berupa makan dan minum dan bentuk
pemberian lain yang sejenis dengan itu. Memberikan dana kepada orang lain
berarti orang telah dapat meringankan beban penderitaan orang lain. Membantu
seseorang yang sedang dan sangat memerlukan untuk menyambung hidupnya
adalah perbuatan yang mulia. Manfaat dari ajaran Dana (dalam ajaran Dasa
Nyamabratha) ini adalah dapat membentuk umat sedharma menjadi insan yang
berkepribadian luhur dan mencapai kesempurnaan batin “moksa” dengan sikap-
mental yang dimotivasi oleh sifat-sifat suka berderma (bersedekah) berupa makan
dan minum dan bentuk pemberian lain yang sejenis dengan itu.

2. Ijya berarti pujaan kepada Deva, kepada leluhur, dan lain-lainnya


Sebagai pemuja yang baik kita harus tulus, lepas, menyerahkan sepenuhnya
kehadapan-Nya beserta prabhawa. Yakinlah bahwa beliau Sang Pencipta
Mahatahu, pemurah dan penyayang kepada ciptaan-Nya. Manfaat dari ajaran Ijya
(dalam ajaran Dasa Nyamabratha) ini adalah dapat membentuk umat sedharma
menjadi insan yang berkepribadian luhur untuk mewujudkan kesempurnaan batin
“moksa” dengan sikap-mental yang dimotivasi oleh sifat-sifat pemuja Tuhan
Yang Maha Esa, para Deva, para leluhur, dan pemujaan lainnya yang sejenis
dengan itu.

3. Tapa berarti pengekangan hawa nafsu jasmani


Tujuannya untuk mengendorkan gejolak emosi seseorang dapat berpikir dengan
tenang. Manfaat dari ajaran Tapa (dalam ajaran Dasa Nyamabratha) ini adalah
dapat membentuk umat sedharma menjadi insan yang berkepribadian luhur dan
mencapai kesempurnaan batin “moksa” dengan sikap-mental yang dimotivasi oleh
sifat-sifat pengekangan atau memunahkan nafsu amarah.

4. Dhyana berarti merenung memuja Tuhan


Dhyana bertujuan untuk tercapainya kondisi mantap dalam konsentrasi sebagai
dasar memperoleh kesucian batin. Kondisi ini akan diperoleh secara bertahap,
melalui dari tingkatan pemusatan dengan waktu yang singkat sampai dengan
4
tenggang waktu cukup lama. Manfaat dari ajaran Dhyana (dalam ajaran Dasa
Nyamabratha) ini adalah dapat membentuk umat sedharma menjadi insan yang
berkepribadian luhur dan mencapai kesempurnaan batin “moksa” dengan sikap-
mental yang dimotivasi oleh sifat-sifat suka merenung untuk memuja Deva Siwa
sebagai wujud keyakinan kita semua.

5. Swadhyaya berarti mempelajari Veda


Swadhyaya artinya yakin mempelajari kitab suci Veda. Mempelajari kitab suci
kerohanian bagi mereka yang berkecimpung dalam hidup suci adalah kewajiban.
Di dalam kitab kerohanian terdapat  tuntunan  atau  petunjuk  bagi mereka yang
sedang akan menjalani hidup suci. Manfaat dari ajaran Swadhyaya (dalam ajaran
Dasa Nyamabratha) ini adalah dapat membentuk umat sedharma menjadi insan
yang berkepribadian luhur dan mencapai kesempurnaan batin “moksa” dengan
sikap-mental yang dimotivasi oleh sifat-sifat suka mempelajari Veda dan kita
yang sejenis dengan itu.

6. Upasthanigraha berarti pengekangan nafsu kelamin


Upasthanigraha berarti pengekangan upastha (alat kelamin) dari nafsu birahi.
Upaya untuk mendapatkan kesucian jiwa bagi umat sedharma yang ingin
menjalani hidup suci, maka pengekangan jiwa atas nafsu birahi hendaknya
dilaksanakan dengan sungguh-sungguh. Manfaat dari ajaran Upasthanigraha
(dalam ajaran Dasa Nyamabratha) ini adalah dapat membentuk umat sedharma
menjadi insan yang berkepribadian luhur dan mencapai kesempurnaan batin
“moksa” dengan sikap-mental yang dimotivasi oleh sifat-sifat pengendalian atau
pengekangan nafsu birahi yang ada pada pribadinya.

7. Bratha berarti pengekangan nafsu terhadap makanan


Bratha adalah pengekangan nafsu dalam mengonsumsi makanan dan minuman.
Seseorang atau umat sedharma yang bercita-cita untuk mencapai kesucian jiwa
hendaknya mampu membatasi diri untuk mengonsumsi makanan dan minuman
dari segi jumlah maupun mutunya. Mengonsumsi makanan yang berlebihan
sangat memengaruhi perkembangan jasmani dan rohani yang mengonsumsinya.
Manfaat dari ajaran Brata (dalam ajaran Dasa Nyamabratha) ini adalah dapat
membentuk umat sedharma menjadi insan yang berkepribadian luhur dan
mencapai kesempurnaan batin “moksa” dengan sikap-mental yang dimotivasi oleh
sifat-sifat suka melakukan pengekangan nafsu terhadap makanan.

8. Upawasa berarti pengekangan diri


Upawasa adalah berpuasa. Cara ini banyak ragamnya, ada puasa makan minum,
puasa tidak tidur, puasa melihat, puasa tidak bicara, tidak bepergian, tidak bekerja
dan sebagainya. Khusus untuk umat Hindu jenis puasa ini pelaksanaannya
dirangkaikan dengan pelaksanaan hari raya, seperti Nyepi, Siwaratri. Dengan
meredakan nafsu indria itu umat sedharma dapat menumbuhkan kebahagiaan
yang dinamis sehingga kualitas hidup ini semakin meningkat. Melaksanakan
pengendalian diri pada saat nyepi adalah merupakan kewajiban bagi umat
sedharma. Manfaat dari ajaran Upawasa (dalam ajaran Dasa Nyamabratha) ini
adalah dapat membentuk umat sedharma menjadi insan yang berkepribadian luhur

5
dan mencapai kesempurnaan batin “moksa” dengan sikap-mental yang dimotivasi
oleh sifat-sifat suka melakukan pengekangan diri.

9. Mona berarti tidak bersuara


Mona artinya tidak berkata, membatasi bersuara. Dalam kehidupan sehari – hari
mona tidak diartikan tidak berkata-kata sama sekali, melainkan adalah kata-kata
itu harus dibatasi dalam batasan-batasan kewajaran. Misalnya dianggap wajar bila
berkata baik dan benar, berkata menyenangkan orang lain bila didengar. Berkata-
kata baik, menyenangkan, bermanfaat, penuh makna dan suci disebut wacika.
Wacika adalah perkataan yang baik (suci). Kata-kata ibarat pisau bermata dua, di
satu pihak akan bisa mendatangkan kebaikan dan di lain pihak akan bisa
mendatangkan penderitaan bahkan kematian. Manfaat dari ajaran “mona” (dalam
ajaran Dasa Nyama Bratha) ini adalah dapat membentuk umat sedharma menjadi
insan yang berkepribadian luhur dan mencapai kesempurnaan batin “moksa”
dengan sikap-mental yang dimotivasi oleh sifat-sifat selalu mengusahakan untuk
berbicara yang baik dan suci.

10. Snana berarti melakukan pemujaan dengan Tri Sandhya


Snana artinya tekun melaksanakan pembersihan dan penyucian batin dengan
sembahyang tiga kali sehari atau tri sandhya. Melaksanakan tri sandhya bila
dicermati suasana pelaksanaannya, sesungguhnya adalah dasar dari dhyana.
Manfaat dari ajaran Snana (dalam ajaran Dasa Nyamabratha) ini adalah dapat
membentuk umat sedharma menjadi insan yang berkepribadian luhur dan
mencapai kesempurnaan batin “moksa” dengan sikap-mental yang dimotivasi oleh
sifat-sifat kesucian yang secara tekun melakukan pemujaan dengan ‘Tri Sandhya,
dan do’a sehari-hari’ yang lainnya.

Anda mungkin juga menyukai