PANCA SRADHA
(MOKSA)
Disusun Oleh:
NIM. 1802022104
FAKULTAS EKONOMI
2018
i
KATA PENGANTAR
OM SWASTIASTU,
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Ida Sang Hyang Widhi Wasa Tuhan Yang Maha
Esa karena dengan rahmat, karunia-Nya saya dapat menyelesaikan makalah tentang Panca
srada (moksa) ini dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya. Dan juga saya
berterima kasih pada Bapak Dr. I Wayan Subrata, M.g selaku Dosen mata kuliah Pendidikan
Agama yang telah memberikan tugas ini. Saya sangat berharap makalah ini dapat berguna
dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita tentang Moksa. Saya juga
menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata
sempurna. Oleh sebab itu, saya berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan
makalah yang telah saya buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi saya sendiri maupun orang yang
membacanya. Sebelumnya saya memohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang
kurang berkenan.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................................................iii
BAB I......................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan.............................................................................................................2
BAB II.....................................................................................................................................................3
PEMBAHASAN........................................................................................................................................3
2.1 Pengertian Moksa...........................................................................................................3
2.3 Tingkatan Moksa.........................................................................................................................4
2.2 Pencapaian Moksa......................................................................................................................5
BAB III..................................................................................................................................................14
PENUTUP.............................................................................................................................................14
3.1 Kesimpulan...............................................................................................................................14
DAFTAR Pustaka………………………………………………………..…………………………………………………………………….15
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Moksa (Sanskerta: mokṣa) adalah sebuah konsep agama Hindu dan Buddha.
Artinya ialah kelepasan atau kebebasan dari ikatan duniawi dan lepas juga dari
Moksa merupakan tujuan akhir dari seluruh umat agama hindu. Dengan
Dalam Hinduisme, atma-jnana (kesadaran akan "sang diri") adalah kunci untuk
meraih moksa. Umat Hindu boleh melakukan suatu bentuk (atau lebih) dari
beberapa macam Yoga - Bhakti, Karma, Jnana, Raja - dengan menyadari bahwa
Tuhan bersifat tak terbatas dan mampu hadir dalam berbagai wujud, baik bersifat
Dalam mencapai Moksa orang harus berbuat baik sesuai dengan ajaran
pelepasan dirinya dari ikatan Maya dan akhirnya Atman dapat bersatu dengan
Brahman, sehingga penderitaan dapat dilebur dan tidak lagi menjelma atau lahir
1
1.2 Rumusan Masalah
sebagai berikut:
2
BAB II
PEMBAHASAN
Moksa adalah bagian sradha dalam Agama Hindu, yang merupakan tujuan
hidup tertinggi agama hindu . Moksa dalam ajaran agama hindu adalah keadaaan
di mana manusia yang tercerahkan sadar secara spiritual dan bebas sepenunya dari
karma, maka akan mendapatkan penyatuan utuh menyeluruh kepada tuhan yang
Mahaesa. Dia tidak akan lahir kembali . moksa banyak sekalah di jabarkan dalam
ajaran agama hindu , baik dalam kita mantra-samhita ataupun dalam kita
upanisad . Menurut kitab-kitab Upanisad, moksa adalah keadaan atma yang bebas
dari segala bentuk ikatan dan bebas dari samsara. Yang dimaksud dengan atma
adalah roh, jiwa. Dalam kehidupan kita saat ini juga dapat untuk mencapai moksa
yang disebut dengan Jiwan Mukti (Moksa semasih hidup), bukan berarti moksa
hanya dapat dicapai dan dirasakan setelah meninggal dunia, dalam kehidupan
persyaratan moksa dilakukan, jadi kita mencapai moksa tidak menunggu waktu
sampai meninggal.”.
3
2.3 Tingkatan Moksa
1. Samipya
Samipya adalah kebebasan yang dapat dicapai oleh seseorang semasa
hidupnya di dunia ini. Hal ini dapat dilakukan oleh para Yogi dan Maha Rsi.
2. Srupya
Srupya merupakan moksa yang dilakukan di dunia ini karena kelahirannya.
Kedudukan atma pencerminan dari kemahakuasaan Tuhan, seperti halnya Sri
Rama, Budha Gautama, dan Sri Kresna. Walaupun Atma telah mencapai
perwujudan tertentu namun ia tidak terikat oleh segala sesuatu yang ada di dunia
ini.
3. Slokya
Slokya adalah suatu kebebasan yang telah dicapai oleh atma dimana atma itu
telah berada diposisi dan kesadaran yang sama dengan Tuhan. Dalam keadaan
seperti ini dapat dikatakan Atma telah mencapai tingkatan Dewa yang merupakan
manifestasi dari Tuhan itu sendiri.
4. Sayujna
Sayujna adalah suatu tingkatan kebebasan yang tertinggi dimana atma telah
dapat bersatu dengan Tuhan Yang Maha Esa (Brahman). Dalam keadaan seperti
ini sebutan “Brahma Atma Akyam” yang artinya Atma dan Brahma sesungguhnya
Tunggal.
Kalau dilihat dari kebebasan yang dicapai oleh Atma, maka Moksa dapat
dibedakan menjadi tiga tingkatan, yaitu:
Moksa yaitu kebebasan yang dicapai oleh seseorang tetapi masih meninggalkan
bekas berupa mayat atau badan kasar.
Adi Moksa yaitu kebebasan yang dicapai oleh sesorang dengan meninggalkan
bekas-bekas berupa abu.Parama Moksa yaitu kebebasan yang dicapai oleh
seseorang tanpa meninggalkan bekas.
4
2.2 Pencapaian Moksa
ajaran agama Hindu. Dalam mencapai Moksa dapat dilakukan dengan beberapa
cara yaitu :
1. Dharma.
Dalam ajaran agama Hindu yang terdapat dalam Catur Purusa artha
Dharma, setiap tindakan harus berdasarkan kebenaran tidak ada dharma yang
lebih tinggi dari kebenaran. Dalam Bagawad Gita disebutkan bahwa Dharma dan
mengatakan bahwa dimana ada Dharma, disana ada Kebajikan dan Kesucian,
dimana Kewajiban dan Kebenaran dipatuhi disana ada kemenangan. Orang yang
beberapa cara yang dilakukan Umat Hindu yaitu cara Darana (menetapkan cipta),
menyadari kesatuan dan menikmati sifat Tuhan yang selalu ada dalam diri kita.
Apabila sifat-sifat Tuhan sudah melekat dalam diri kita maka kita sudah dekat
5
dengan Tuhan Yang Maha Esa sehingga segala permohonan kita akan dikabulkan
3. Kesucian.
yang artinya, Tuntunanlah kami dari yang palsu ke yang sejati, tuntunlah kami
dari yang gelap ke yang terang, tuntunlah kami dari kematian ke kekekalan.
kehadapan Sang Hyang Widhi Wasa agar kita selamat dan selalu dilindungi.
Pekerjaan apapun kita lakukan, apabila kita bekerja demi Tuhan dan
dengan Sang Hyang Widhi Wasa, maka ia menjadi suci dan mempunyai
4. Catur Marga.
Untuk mencapai Moksa beberapa cara yang dapat ditempuh sesuai dengan bakat
dan bidang yang digeluti saat ini yang disebut dengan Catur Marga ada juga yang
menyebutkan dengan Catur Yoga yaitu empat jalan yang ditempuh untuk
6
Pada saat sekarang peranan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK)
resource yang ada untuk berkompetisi dalam bidang IPTEK, siapa yang
menguasai IPTEK maka merekalah yang menguasai dunia ini. Kata Jnana artinya
adalah kebijaksanaan filsafat atau pengetahuan, Yoga berasal dari urat kata YUJ
Jadi Janana Marga Yoga artinya jalan untuk mencapai persatuan atau pertemuan
Brahman), dengan selalu berbuat baik, tetapi tidak mengharapkan balasan atau
hasilnya untuk kepentingan diri sendiri (amerih sukaning awah) disebut Karma
Marga Yoga. Dalam Karma Marga Yoga, kita sebagai umat Hindu setiap tindak
tanduk kita melakukan karya harus demi kepentingan masyarakat banyak dan
jangan ada suatu keinginan untuk menikmati hasilnya, sebab kalau kita selalu
keterikatan telah tumbuh dalam jiwa kita, maka ketenangan akan menjauh dari
kenyataan, sehingga jiwa kita akan diracuni oleh Sad Ripu yaitu enam musuh
utama manusia yang terdiri dari Kama, Lobha, Mada, Moha, Kroda, Matsarya
7
(nafsu, loba, kemarahan, kemabukan, kebingungan, iri hati). Di dalam Bhagawad
Gita disebutkan bahwa berulang kali Krisna berkata kepada Arjuna, lakukan
tugasmu, lakukanlah pekerjaan yang benar tetapi jangan ingin menikmati hasil
pekerjaan itu. Tujuan Krisna memberikan wejangan kepada Arjuna agar jangan
melihat hasilnya adalah, kita sebagai pelaku benar-benar dalam bekerja semua
perbuatan kita yaitu karma diubah menjadi Yoga sehingga kegiatan tersebut
membawa kita menuju persatuan dengan Tuhan maka ini disebut dengan Karma
Marga Yoga. Apabila seseorang sudah dapat melakukan pekerjaan tanpa melihat
yang tidak terpengaruh dengan keadaan suka dan duka atau gembira dan sedih.
Perbuatan adalah karma , setiap orang lahir dari karma, hidup dalam karma dan
mati dalam karma, karma sumber dari baik dan buruk dosa atau kebajikan, laba
adalah sebuah jam dinding, dan nafas kita adalah pegasnya yang menyebabkan
jarum jam dapat berputar, dan baterynya adalah tenaga manusia. Tanpa nafas dan
tenaga, manusia tidak dapat berbuat apa-apa yaitu berkarma, maka perbuatan
(karma) sangat tergantung dengan nafas (pegas) dan tenaga (batery). Dengan
kekuatan batery (tenaga) maka jarum jam yang terdiri dari tiga jarum yaitu jarum
yang paling panjang disebut jarum detik, jarum yang menengah disebut dengan
jarum menit dan jarum yang paling pendek disebut jarum jam. Ketiga jarum akan
8
berputar dengan kecepatan yang berbeda beda dan saling ketergantungan satu
sama lainnya, tetapi masing-masing jarum akan berputar sesuai dengan fungsinya.
Apabila jarum detik telah berputar 60 kali maka jarum menit akan mengikuti
berputar hanya sekali, demikian saat jarum menit telah berputar 60 kali maka
kelipatan 60. Setiap gerakan jarum detik kita umpakan adalah karma (perbuatan),
untuk gerakan jarum menit kita umpamakan adalah perasaan dan untuk gerakan
kebahagiaan yang terus menerus kita harus selalu berbuat (berkarma) baik, setiap
Apabila perasaan kita telah mencapai kesenangan terus menerus akibat kita selalu
berbuat (karma) baik terhadap seseorang, maka menyebabkan kita akan mencapai
keterkaitan seperti ketiga jarum jam berputar saling ketergantungan satu sama
lainnya.
Makin banyak kita berkarma baik maka perasaan dan kebahagian akan selalu
mengikuti seperti perputaran jarum jam, apabila jarum detik tidak bergerak jangan
harap jarum menit bergerak apalagi jarum jam kebahagian akan dicapai dalam
9
3. Bakti Marga Yoga.
Jalan atau cara untuk mencapai moksa atau kebebasan, yaitu bersatunya
WidhiWasa. Bakti adalah cinta yang mendalam kepada Tuhan, bersifat tanpa
pamerih sedikitpun dan tanpa keinginan duniawi apapun juga. Bagi umat Hindu
konsentrasi pikiran setiap saat kepada Tuhan, dan jalan Bakti ini adalah yang
paling mudah dilakukan. Seperti setiap hari kita melakukan Trisandya dengan
Untuk menanamkan rasa Bakti kehadapan Hyang Widhi Wasa , sebaiknya anak
makna dan arti masing-masing bait, sehingga meresap dalam pikiran mereka dan
dibaca saja dan usahakan dengan suara yang lembut sehingga benar-benar
meresap dalam hati sanubari kita dan bayangkan Brahman ada dalam pikiran dan
renungkan secara terus menerus selama melagukan Gayatri Mantra Dengan selalu
dengan Tuhan atau bersatunya Atman dengan Tuhan., sehingga kita mendapat
10
secara baku, dimanapun kita melakukan persembahyangan sudah tersusun sama,
Pada saat Pendeta melakukan upacara piodalan juga dinyanyikan lagu-lagu warga
sari sebagai pemujaan kehadapan Hyang Widhi Wasa yang mempunyai makna
Jalan untuk mencapai moksa menurut agama Hindu dapat dilakukan melalui
Tapa, Brata, Yoga, dan Semadi. Untuk mengendalikan diri dengan melakukan
latihan-latihan untuk mengatasi Sad Ripu disebut dengan Tapa, Brata, sebab
apabila Sad Ripu kita sudah dapat kendalikan maka jalan mencapai moksa lebih
untuk dapat menyatukan Atman dengan Tuhan yang disebut dengan Yoga dan
dan suasana syandu sempurna sehingga kita dapat menyatu dengan Tuhan.
Hutan rimba ada seorang Rsi yang bernama Rsi Suka yang memberikan dharma
seorang raja bernama raja Jenaka. Raja Jenaka disamping mempunyai kerajaan
yang sangat besar dan kaya juga berkeinginan belajar spiritual (Yoga, semadi)
kepada Rsi Suka yang sangat terkenal ilmu spiritualnya. Banyak ujian-ujian yang
diberikan kepada para siswanya agar dapat mencapai moksa dalam kehidupan ini
11
dengan meninggalkan keduniawian dengan melepaskan semua keterikatan-
keterikatan sehingga Atman menyatu dengan Brahman. Pada suatu hari Rsi Suka
keperluan kerajaan yang sangat mendesak yang tidak boleh diwakili. Rsi Suka
dengan sengaja menunggu Raja Jenaka, ingin menguji kesabaran para muridnya
Dari pengamatan Rsi Suka banyak para muridnya gelisah dan gusar dan kadang-
kadang timbul marah tidak sabar menunggu sampai ada yang protes bahwa
pelajaran dimulai saja, mengapa kita di beda-bedakan orang biasa dengan raja
Setelah raja datang dharma wecana baru dimulai dan Rsi Suka memberikan
wejangan, kita harus dapat mengendalikan sad ripu sehingga kita dapat
dengan yoga, semadi, dan pelajaran ini harus dilakukan dengan konsentrasi
Dengan suasana hening sepi hanya suara jangkrik yang kedengaran, para
muridnya sedang asyik melakukan yoga semadi, tiba-tiba Rsi dengan berteriak
bahwa sedang ada kebakaran di kota kerajaan, murid-muridnya pada bubar berlari
lari pergi ke kota kerajaan ingin menyelamatkan harta dan rumahnya yang
kebakaran. Tetapi raja Jenaka tidak bergeming sedikitpun, dia telah masuk dalam
Rsi mengamati wajah raja dengan perasaan sangat gembira. Setelah beberapa
murid-murid yang lari kembali bahwa dikota tidak ada kebakaran dan Rsi pun
12
memberikan penjelasan arti dari peristiwa tersebut. Penundaan mulainya dharma
mengendalikan Sad Ripu dan berhasil dengan baik dan ini perlu dicontoh oleh
pernah terjadi, peristiwa kebakaran adalah rekayasa Rsi dan ini merupakan ujian
dari Rsi Suka. Kalau mau berhasil sebagai seorang spiritual (Yogi) harus berani
dan tanpa pamerih. Pada akhir-akhir ini banyak generasi muda sudah melakukan
latihan-latihan Yoga dan Semadi, dan buku-buku penuntun untuk yang baru
memulai belajar Yoga dan Semadi sudah cukup banyak beredar di toko-toko buku,
dan suasana ini sangat membantu bagi umat hindu untuk belajar masalah spiritual
Diantara keempat Marga Yoga tersebut diatas semuanya adalah sama tidak ada
yang lebih tinggi kedudukannya, umat Hindu dapat memilih dari keempat Marga
Yoga tersebut tergantung dari bakat masing-masing dan jalan yang satu akan
berhubungan dengan yang lain semuanya akan mencapai tujuan yang sama yaitu
Moksa.
13
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Seorang guru atau siddha hanya membimbing namun tidak campur tangan.
Surga (svarga) diyakini sebagai tempat bagi karma sementara yang mesti
14
DAFTAR PUSTAKA
Buku Gede agus budi adnyana S.Pd B.,M.Pd.H ,.Kisah Kisah Ajaran Panca Srada
https://mdsutriani.wordpress.com/2012/06/19/panca-sradha-moksa/comment .diakses
pada 22 septerber 2018 pukul 10.27
http://www.babadbali.com/canangsari/pa-moksa.htm
https://id.wikipedia.org/wiki/Moksa
15