Anda di halaman 1dari 7

NASKAH DHARMA WACANA

PENTINGNYA DANA PUNIA

OLEH :
KADEK CANDRA ANGGI

UTSAWA DHARMA GITA TINGKAT KABUPATEN


OGAN KOMERING ULU TIMUR
2019
Om Swastyastu,

Om Awignam Astu Namo Siddham,

Om Anobadrah Krtavovyantu Visvatah ( semoga pikiran yang baik datang dari

segala penjuru )

Para dewan juri yang saya hormati, peserta utsawa Dharma Gita dan

umat sedharma yang berbahagia. Sebelumnya marilah kita haturkan sembah

sujud dan bakti kita kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa karena atas Asung

kertha Wara Nugraha Beliau kita dapat berkumpul dan berpatisipasi dalam acara

Utsawa Dharma Gita ini.

Pada kesempatan yang baik ini saya akan menyampaikan Dharma

Wacana yang berjudul Pentingnya Dana Punia dalam Ajaran Agama Hindu.

Alasan saya mengambil tema ini, karena sebagian besar umat Hindu masih

belum memahami arti dana punia. Fenomena yang terjadi dalam masyarakat,

ada yang berdana punia hanya sekedar ikut-ikutan, ada yang karena gengsi, ada

yang berpikir kewajiban berdana punia hanya untuk orang kaya saja. Ada juga

yang menganggap dana punia itu tidak penting, ada yang lebih memilih

melaksanakan yajna yang besar. Apakah benar seperti itu?

Umat sedharma yang berbahagia,

Ada dua hal secara garis besar yang akan saya sampaikan, yang pertama,

mengapa dana punia menjadi prioritas di zaman sekarang? yang kedua

bagaimana cara kita berdana punia dengan baik dan tepat ?


Umat sedharma yang berbahagia,

Mengapa memprioritaskan dana punia menjadi penting kita lakukan di

zaman sekarang ini, di dalam Manawa Dharmasastra I.86 disebutkan :

tapah param kerta yuge

tretayam jnana mucyate

dvapare yajna waewahur

danamekam kali yuge

yang artinya :

“Pelaksanaan penebusan dosa yang ketat (tapa) merupakan kebajikan

pada masa Satyayuga, pengetahuan tentang sang Diri (jnana) pada

Tretayuga, pelaksanaan upacara kurban keagamaan (yajna) pada masa

Dvaparayuga, dan melaksanakan amal sedekah (dana) pada masa

Kaliyuga. “

Umat sedharma yang berbahagia,

Dari sloka tersebut dapat kita simpulkan bahwa untuk zaman sekarang

ini, dharma/ kebajikan yang paling utama kita lakukan adalah dana punia. Lalu

apa yang dimaksud dengan dana punia? Dana punia terdiri dari dua kata yaitu

dana yang berarti pemberian dan punia berarti selamat, baik,bahagia,indah,dan

suci. Jadi dapat kita artikan bahwa dana punia adalah pemberian yang baik dan

suci dengan tulus ikhlas sebagai salah satu bentuk pengamalan dari ajaran

dharma.
Umat Sedharma yang saya cintai,

Mungkin sebagian dari kita menganggap dana punia hanya berupa harta

benda. Bagaimana jika kita tidak punya cukup harta(uang) untuk berdana punia?

Apakah kita tidak perlu berdana punia? Swami wiwekananda membagi dana

punia menjadi tiga macam yaitu dharma dana, vidya dana dan artha dana. Yang

pertama dharma dana dapat berupa nasehat/wejangan atau petunjuk hidup,

yang mampu mengubah kehidupan seseorang menjadi lebih baik, contohnya

sebagai orang tua mengarahkan anaknya untuk teguh memegang dharma dalam

segala tindakannya. Yang kedua yaitu Vidyadana, berupa pendidikan /

pengetahuan seperti seorang guru yang memberikan pengetahuan yang

dimilikinya kepada murid-muridnya dan yang ketiga yaitu Arthadana, berupa

harta benda yang bertujuan untuk menolong atau menyelamatkan seseorang

atau masyarakat misalnya memberi sedikit uang kepada fakir miskin atau orang

yang membutuhkan. Jadi dana punia tidak harus berupa uang, jika kita tidak

punya cukup uang untuk kita dana puniakan, kita bisa memberikan nasehat dan

ilmu pengetahuan kepada yang membutuhkan.

Umat sedharma yang penuh karunia

Lalu bagaimana berdana punia yang baik dan tepat? Dalam Bhagawad

Gita XVII. 20-22 dijelaskan, dana punia memiliki tiga kualitas, satvika, rajasika,

dan tamasika. Dana punia yang bersifat satvika adalah dana punia yang didasari

rasa tulus ikhlas, kepada orang yang berhak menerima , dengan cara yang baik,

sesuai dengan kemampuan, tidak berlebihan (untuk pamer) dan uang yang

diberikan didapat dengan jalan dharma. Contoh : memberikan uang kepada


orang yang benar – benar membutuhkan dengan tulus ikhlas, sebagai seorang

guru memberikan pengetahuan yang dimiliki dengan benar tanpa ada rasa

pamrih.

Dana punia yang memiliki sifat rajasika mempunyai ciri-ciri : memberikan

dana punia untuk memperoleh keuntungan di kemudian hari/mengharapkan

hasilnya, hanya untuk pamer, ada perasaan kesal saat memberikannya. Contoh :

memberikan dana punia ke pura paling besar, supaya orang – orang yang lainnya

kagum. Sebagai seorang guru memberikan pengetahuan yang dimiliki dengan

tujuan agar dihormati dan dianggap memiliki ilmu yang tinggi.

Kualitas yang ke tiga dari dana punia yaitu kualitas tamasika, yang

mempunyai ciri – ciri sebagai berikut : tidak mempunyai landasan sastranya,

uang yang didapat dari perbuatan adharma, tanpa adanya rasa hormat atau

dengan penghinaan. Contoh : memberikan sedekah kepada pengemis dengan

melemparnya ketanah, dan sangat kecil tidak sebanding dengan penghasilannya.

Memberikan dana punia ke Pura dari hasil korupsi atau perbuatan adharma,

sebagai seorang Guru memberikan pengetahuan dengan cara asal-asalan/

menyimpang yang mengakibatkan murid tersesat.

Umat sedharma yang berbahagia,

Dari ketiga jenis dana punia yang saya jelaskan tadi, dana punia jenis

manakah yang pernah kita lakukan? atau sama sekali kita tidak pernah

melakukan dari ketiganya? dana punia yang seperti apa yang harus kita lakukan?

Berdana punia yang baik dan tepat adalah yang bersifat satvika, dilakukan

dengan tulus ikhlas dan diberikan kepada orang yang tepat.


Umat sedharma yang saya cintai,

Setelah kita mengetahui betapa pentingnya pelaksanaan dana punia

dijaman ini serta bagaimana berdana punia yang tepat dan benar tetapi kita

masih enggan untuk berdana punia. Padahal kita memiliki cukup harta,

pengetahuan dan pengalaman hidup. Apa dan bagaimana dampaknya bagi kita?

Dalam Manawadharmasastra IV.193 dijelaskan :

“ walaupun harta itu diperoleh sesuai hukum/ jalan dharma tetapi bila

tidak di dermakan (didana puniakan) kepada yang layak, akan

terbenam kekawah neraka. “

Dari penjelasan sastra tersebut dapat kita simpulkan bahwa sekalipun

harta benda dan pengetahuan kita dapatkan dengan jalan kebenaran, jika tidak

kita dana puniakan untuk kepentingan masyarakat umum, maka harta dan

pengetahuanmu itu akan membawamu menuju kejalan neraka. Memiliki harta

yang banyak tetapi tidak sedikitpun di dana puniakan ini menandakan kita adalah

makhluk rakus dan serakah.

Umat sedharma yang berbahagia,

Dari Apa yang sudah saya sampaikan tadi, Dana Punia merupakan

kewajiban yang semestinya kita lakukan pada zaman sekarang ini. Umat

sedarma, umat hindu yang hidupnya dibawah garis kemiskinan masih banyak

sekali, sementara kita jarang atau bahkan tidak pernah untuk melakukan dana

punia. Padahal apabila melakukan dana punia bukan hanya menolong saudara-

saudara kita tetapi juga menolong diri kita sendiri. Karena sesungguhnya barang

siapa yang melakukan dana punia, maka ia sendirilah yang akan mendapatkan
hasilnya. Seperti kata pepatah “ apa yang kamu tabur, itulah yang akan kamu

tuai. Jika kebaikan yang kamu tabur, maka buah dari kebaikan itu yang akan

kamu tuai.”

Demikian Dharma Wacana yang dapat saya sampaikan semoga

bermanfaat bagi kita semua dan apabila ada salah kata, saya minta maaf dan

kepada Brahman saya mohon Ampun. Saya akhiri dengan Paramasantih.

“ Om Santih, Santih, Santih Om”

Anda mungkin juga menyukai