Anda di halaman 1dari 4

Om Swastiastu

Om Awignam Astu Namo SIdham

Terima kasih atas waktu yang di berikan kepada saya.

Yang saya hormati Bapak dosen

Dan teman teman yang saya banggakan

Rasa angayubagia kita haturkan kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa karena atas
asungkerta waranugraha-Nyalah kita dapat berkumpul di kesempatan yang berbahagia ini
dalam keadaan sehat jasmani dan rohani.

Pada kesempatan yang baik ini saya akan menyampaikan Dharma Wacana yang
berjudul Konsep Asta Bratha Dalam Kepemimpinan Hindu. Yang mendasari saya mengangkat
judul ini karena saya merasa masih banyak pemimpin yang belum menerapkan konsep Asta
Bratha sebagai seorang pemimpin.

Umat sedharma yang saya kasihi

Konsep asta bratha merupakan ajaran kepemimpinan hindu yang bersumber dari weda
yang terdapat di Nitisastra, Asta Bratha ini merupakan konsep yang di pakai oleh raja-raja
zaman dahulu untuk memimpin kerajaannya hingga menjadi kerajaan besar dan makmur.
Sebelum saya lebih jauh memaparkan asta bratha terlebih dahulu saya akan menyampaikan,
apa itu pemimpin?, dan apa itu kepemimpinan?.

Umat sedarma yang berbahagia

Pemimpin adalah orang yang di anggap mempunyai pengaruh terhadap kelompok


orang banyak. Sedangkan Kepemimpinan adalah proses memimpin, mengatur, menggerakkan
menjalankan suatu organisasi, lembaga, birokrasi dan sebagainya, menurut Prof. Gunadha
kepemimpinan adalah proses menolong dan membantu orang lain untuk bekerja secara antusias
kearah tujuan. Kepemimpinan juga berarti aktivitas mempengaruhi orang lain untuk berusaha
mencapai tujuan kelompok secara sukarela. Dalam ajaran Hindu ditemukan banyak sekali
ajaran tentang kepemimpinan salah satunya dalam kitab Atharwa Veda III.4.1 dijelaskan
tentang tugas seorang pemimpin sebagai berikut :

“Wahai pemimpin Negara, datanglah dengan cahaya, lindungilah rakyat dengan penuh
kehormatan, hadirlah sebagai pemimpin yang utama, seluruh penjuru memanggil dan
memohon perlindunganmu, raihlah kehormatan dan pujian dalam Negara ini”.

Umat sedharma yang saya hormati

Kepemimpinan menurut Hindu sangat banyak dibahas dalam cerita-cerita Hindu salah
satunya dalam Manawadharmasastra dijelaskan bahwa seorang pemimpin harus menanamkan
delapan sifat dewa di dalam dirinya yang disebut Asta Brata. Kedelapan sifat Dewa dapat
dijelaskan sebagai berikut
Indra Bratha

Dewa Indra adalah Raja dari para dewa, yang tinggal di Kahyangan Kaendran dimana
di sana adalah simbol kekayaan (harta), simbol kekuasaan (tahta) dan simbol kesenangan
seksual, semua bidadari tercantik ada di Kaendran (wanita). Ketiga-tiganya harus dimiliki oleh
seorang pemimpin besar dan rupanya hal ini diterapkan dalam kerajaan-kerajaan Hindu di
India, Jawa, dan Bali pada masa lalu. Dengan kewibawaanlah seorang pemimpin disegani oleh
lawan maupun kawan.
Dalam Kesusasteraan Veda, Dewa Indra dipuja dalam dua aspek, yaitu sebagai Dewa
Hujan dan Dewa Perang. Hujan adalah air yang sangat diharapkan bagi petani untuk memulai
bercocok tanam, dari bercocok tanamlah petani memperoleh makanan, tercukupinya sandang
dan perumahan, inilah kesejahteraan. Oleh sebab itu Dewa Indra adalah simbol kesejahteraan.
Seorang pemimpin harus selalu berfikir, berkata, dan berbuat untuk mengusahakan
kesejahteraan rakyatnya. Dewa Indra juga dipuja sebagai Dewa perang, penakluk musuh yang
utama. Dalam hal ini seorang pemimpin haruslah menjadi pelindung bagi rakyatnya, yang
mampu memberikan keamanan dan kenyamanan bagi rakyat. Musuh bukan saja pengganggu
dari luar atau pemberontak, melainkan musuh dalam diri. Ini bermakna bahwa seorang Raja
haruslah mampu mengendalikan dirinya dari musuh-musuh yang ada dalam diri (sad ripu),
sehingga pemimpin menjadi teladan bagi rakyatnya dalam hal pengendalian diri.

Yama Bratha

Dewa Yama atau di Bali dikenal dengan nama Yamadhipati adalah Dewa yang bertugas
untuk mencabut nyawa manusia. Dalam bertugas Dewa Yama dibantu oleh seorang pencatat
segala dosa manusia, yaitu Sang Suratma. Dewa Yama juga bertugas sebagai penghukum
semua kesalahan manusia, penjaga neraka. Dewa Yama adalah seorang pengadil yang tidak
pernah pilih kasih apalagi tebang pilih. Seorang hakim agung yang tidak pernah salah dalam
mengambil keputusan. Demikianlah sifat yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin, yaitu
memberikan keadilan kepada rakyatnya. Dalam manajemen modern sifat Dewa Yama dapat
diterapkan dengan memberikan penghargaan dan hukuman secara tepat kepada anggota yang
berjasa bagi laju organisasi dan hukuman kepada yang bersalah.

Surya Bratha

Surya atau Matahari adalah sinar Maha agung, oleh karnanya segala kehidupan
mungkin bertahan dan berkelanjutan. Surya juga dikatakan sebagai Saksi Agung Tri
Bhuwana, tidak ada satupun kejadian didunia ini yang tidak beliau ketahui. Itulah
makna mantra Surya Raditya yang menyatakan bahwa Dewa Surya adalah saksi dari segala
perbuatan manusia, baik perbuatan buruk maupuk baik, subha dan asubha karma. Surya
adalah Sinar yang paling utama di dunia, menyinari seluruh jagadraya tanpa kecuali. Dalam
kepemimpinan Hindu, sifat Dewa Surya yang harus diteladani adalah memberikan sinar
kehidupan bagi seluruh rakyatnya tanpa kecuali. Kesejahteraan bagi seluruh rakyat adalah
tugas seorang pemimpin. Sifat Dewa Surya yang lain adalah menghisap pajak dari rakyat,
tetapi rakyat tidak merasa tersakiti. Demikian dicontohkan oleh Sinar Matahari yang
menyinari/memanasi air laut, menyerap uap air ke udara, menjadi awan, awan menjadi hujan,
dan air hujan yang jatuh dipegunungan kembali ke laut. Laut tidak merasa matahari
memanasinya, semua berlaku seperti proses alam, simbiosis mutualisme. Demikian juga
semestinya hubungan antara seorang pemimpin dengan yang dipimpin.

Candra Bratha

Candra atau Bulan adalah Dewa yang menyinari di kala malam hari. Malam adalah saat
gelap, sisi gelap kehidupan manusia. Bulan adalah sinar, tetapi tidak pernah memberikan rasa
panas bagi yang disinari. Dari uraian di atas dapat dijelaskan bahwa ada dua sifat bulan yang
perlu diteladani oleh seorang pemimpin. Pertama, seorang pemimpin haruslah memberikan
penerangan di saat kesusahan menimpa rakyatnya. Dalam skup yang lebih kecil misalnya
dalam organisasi kelurahan, seorang lurah wajib mengerti kesusahan yang menimpa staff atau
warga kelurahan dan mampu memberikan solusi bagi kesusahan mereka atau setidaknya
memberikan penerangan dan kekuatan mental kepada yang sedang tertimpa kesusahan. Di
samping itu, Bulan juga menyimbolkan sinar kesejukan. Seorang pemimpin harus memberikan
kesejukan bagi rakyatnya. Tutur kata dan perbuatan seorang pemimpin haruslah menyejukkan
bagi rakyatnya. Jadi, nilai etika Hindu dalam kepemimpinan Candra Brata adalah memberikan
kesejukan bagi rakyatnya, menghilangkan kesesahan yang menimpa rakyat.

Bayu Bratha

Bayu atau angin selalu memenuhi ruang, tidak ada satupun ruang yang tidak terisi oleh
angin. Dia memberikan kehidupan dalam wujud nafas, memenuhi ruang dan tidak menyisakan
satupun ruang yang tidak terjamah olehnya. Demikian halnya dengan seorang pemimpin,
layaknya berlaku seperti angin, yaitu mampu membaca seluruh pikiran dan kehendak rakyat
tanpa kecuali. Seorang pemimpin haruslah memiliki kepekaan terhadap keinginan dan
kehendak rakyat.

Kuwera Bratha

Kuwera dalah Dewa kekayaaan. Dalam hal kepemimpinan, Kuwera Brata berarti
seorang pemimpin haruslah selalu tampil elegan. Harga diri seorang pemimpin adalah dari
penampilannya. Bukan berarti seorang pemimpin harus berpenampilan serba mewah yang
justeru menimbulkan benturan antara pemimpin dan yang dipimpin. Penampilan, tata cara
berpakaian adalah hal yang juga diajarkan dalam etika Hindu yaitu berpenampilan
menyesuaikan dengan situasi dan kondisi di mana penampilan seperti itu harus hadir.

Baruna Bratha

Baruna adalah dewa laut, laut adalah simbol keluasan tanpa batas. Laut adalah
penamping semua kekotoran yang dibawa oleh aliran sungai, tetapi laut tidak pernah terkotori
malahan mampu menyucikan semua kotoran itu. Demikianlah pikiran seorang pemimpin,
pemimpin haruslah berpikiran luas, mampu menampung semua kesalahan-kesalahan,
kejahatan-kejahatan yang dilakukan atau ditimpakan kepada dirinya dan selanjutnya
mensucikan semua kekotoran itu sehingga semua menjadi suci. Seorang pemimpin tidak layak
memvonis bahwa rakyatnya yang berlaku tidak baik selamanya akan tidak baik, melainkan
memberikan bimbingan terus menerus kepada mereka sehingga nantinya menjadi orang baik.
Demikianlah sifat laut yang harus diteladani oleh seorang pemimpin.

Agni Bratha

Agni atau api bersifat membakar. Dalam hal kepemimpinan sifat api atau agni
bermakna membakar semangat rakyat untuk maju dan menuju ke arah kemakmuran, ke masa
depan yang lebih baik. Perilaku seorang pemimpin haruslah senantiasa memberikan teladan-
teladan kepada anggotanya agar selalu bekerja-bekerja dan bekerja demi kemajuan organisasi
yang dipimpin. Dalam manajemen modern hal ini bisa dilakukan dengan membuat inovasi-
inovasi gaya kepemimpinan, misalnya melepaskan semua kejenuhan dan membangun
semangat baru dan motivasi kerja menjadi lebih baik.

Umat sedharma yang saya cintai

Demikian dharma wacana yang bisa sampaikan, dapat saya simpulkan bahwa ajaran
asta bratha masih sangat relevan / pantas di terapkan di zaman sekarang. Kepemimpinan Astra
Brata yang menjadi landasan kepemimpinan dan Etika Hindu. Seperti dalam kakawin
Ramayana dijelaskan bahwa pemimpin yang sempurna adalah wruh ring weda (tahu akan
sastra-sastra suci dan pengetahuan lainnya), bhakti ring dewa (beriman kepada
Tuhan), tarmalupeng pitra puja (tidak melupakan leluhur, jasa-jasa pemimpin
terdahulu), masih ring swagotra kabeh (welas asih pada sesama manusia). Semoga ajaran asta
bratha dapat di terapkan oleh pemimpin -pemimpin hindu sekarang dan seterusnya.

Om santih santih santih Om.

Anda mungkin juga menyukai