Anda di halaman 1dari 16

KOMUNIKASI BISNIS

UMKM YANDE BATOK

OLEH:

KELOMPOK 1

SANG AYU PUTU CANDRA PEBRIYANI (1832122199)

NI LUH PUSPA NINGSIH (1832122203)

I WAYAN AGUS DODY PRAMANA (1832122211)

E8 MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS WARMADEWA

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami sampaikan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
anugerah-Nya makalah observasi “UMKM YANDE BATOK” dapat diselesaikan sesuai
dengan yang diharapkan. Makalah ini dibuat dalam rangka memperdalam pemahaman
tentang UMKM sekaligus memenuhi tugas mata kuliah Komunikasi Bisnis.

Dalam proses pendalaman mata kuliah Komunikasi Bisnis ini, tentunya kami
mendapatkan bimbingan, arahan, koreksi dan saran untuk itu rasa terima kasih yang dalam-
dalamnya kami sampaikan kepada ibu A.A. Media Martadiani,S.E., MM selaku dosen mata
kuliah Komunikasi Bisnis dan rekan-rekan mahasiswa. 

Denpasar, 31 Oktober 2021

                          Penyusun

Kelompok 1
PROFIL USAHA YANDE BATOK

Nama Pemilik Usaha : I Gede Suryawan


Jenis Usaha : Kerajinan Tangan dari Batok Kelapa
Alamat Usaha : Desa Sari Merta, Negari, Kec. Banjarangkan, Kab. Klungkung, Bali
Tahun Berdiri : 1997
No Hp/Whatsapp : 081338538941
Sosial Media : Yande Batok (instagram, facebook)
Website : www.yandebatok.com

Rute perjalanan dari Universitas Warmadewa menuju lokasi usaha Yande Batok dengan
waktu tempuh sekitar 30-40 menit sampai di lokasi.
HASIL OBSERVASI
No Topik Pembahasan
.
1. Ide Awal Usaha Kerajinan Batok Ide untuk membuat kerajinan ini didapatkan
Kelapa “Yande Batok” dari kegagalan usaha sebelumnya, yaitu
berbagai usaha mulai dari bisnis ayam, itik,
jualan telor hingga ternak babi namun
semuanya gagal. Melihat banyaknya limbah
batok yang terbuang dan banyaknya ada buah
kelapa di daerah Banjarangkan pada waktu
itu memunculkan ide baru untuk mencoba
membangun usaha kembali dalam bidang
kerajinan batok, karena era 1997-an
permintaan terhadap kerajinan di Bali juga
cukup banyak. Dari saat itu pemilik industri
mulai melirik usaha kreatif yang modalnya
relatif kecil, bahan bakunya mudah didapat
dan bisa menghasilkan rupiah yang cukup.
2. Target Pasar Target pasar kerajinan batok kelapa ini cukup
luas, di daerah bali khususnya berawal dari
masyarakat sekitar dan Artshop selain itu
pasar lokal hingga internasional karena
permintaan di negara luar dan kontrak yakni
Jepang, Polandia, Amerika dan Cekoslavia.
3. Strategi Pemasaran di Masa Pandemi Sebelum dan selama pandemi Yande Batok
tetap memasarkan produknya melalui sosial
media dan marketplace yang ada.

4. Letak Produksi Kerajinan Yande Lokasi pembuatan kerajinan usaha batok


Batok kelapa ini terletak di Desa Sari Merta,
Negari, Kecamatan Banjarangan, Klungkung,
Bali.
5. Keunggulan/Ciri Khas dan Hasil kerajinan Yande Batok berkualitas
Persaingan Usaha Kerajinan Batok tinggi dari pengusaha lain dibuktikan dengan
Kelapa “Yande Batok” luasnya pemasaran Yande Batok. Selain itu
Yande Batok juga seringkali diundang untuk
pelatihan-pelatihan kerajinan usaha di luar
Bali seperti Jakarta, Surabaya, dan Jogja.
Dari persaingan usaha, Yande Batok
merupakan satu-satunya usaha kerajinan
mengolah batok kelapa di Desa Sari Merta,
Klungkung. Ketika harga bahan baku yakni
batok kelapa mengalami kenaikan, Yande
Batok tetap bisa menjalankan usahanya
karena bahan baku diolah dengan tepat dari
air, isi dan luarnya menjadi produk yang
bernilai sehingga tetap menghasilkan
pendapatan, contohnya seperti: minyak
kelapa, serundeng, nata de coco, sagon.

Jenis Produk yang di Produksi


Yande Batok memproduksi berbagai kerajinan batok kelapa diantaranya piring, rumah
burung, wadah anyaman, sendok, tas dll.
Jenis Produk Harga
Piring Rp8.000
Mangkok Rp9.000
Sendok Rp5.000
Wadah Anyaman Rp38.000
Pajangan Batok Rp75.000
A. Sejarah Berdirinya Industri Kerajinan Batok Kelapa “Yande Batok”

Berdirinya industri kerajinan batok kelapa Yande Batok tidak terlepas dari peranan Gede
Suryawan dan Darma Sudita selaku perintis dari industri ini. Industri ini berdiri pada tahun
1997 yang bermula sebagai produksi rumah tangga sederhana, ide untuk membuat kerajinan
ini didapatkan dari kegagalan usaha sebelumnya, yaitu berbagai usaha mulai dari bisnis
ayam, itik, jualan telor hingga ternak babi namun semuanya gagal, akirnya ada rasa kurang
puas terhadap bisnis ini dan memutuskan untuk mendapatkan pekerjaan lain agar tetap bisa
memenuhi kebutuhan ekonomi yang semakin hari kian kompleks. Melihat banyaknya limbah
batok yang terbuang dan banyaknya ada buah kelapa di daerah Banjarangkan pada waktu itu
memunculkan ide baru untuk mencoba membangun usaha kembali dalam bidang kerajinan
batok, karena era 1997-an permintaan terhadap kerajinan di Bali juga cukup banyak. Dari
saat itu pemilik industri mulai melirik usaha kreatif yang modalnya relatif kecil, bahan
bakunya mudah didapat dan bisa menghasilkan rupiah yang cukup.

B. Perkembangan Industri Kerajinan Batok Kelapa “Yande Batok” Tahun 1997-2021

Pada awal berdirinya industri kerajinan batok kelapa Yande Batok yaitu tahun 1997-
2004 industri ini mengalami perkembangan yang pesat, hal ini berawal dari perkenalan
Yande Batok dengan Unagi Handicraft pada tahun 1997-an yang menjadi cikal bakal
perkembangan industri kerajinan batok kelapa Yande Batok hal ini ditandai dengan
didapatnya berbagai pesanan dari Unagi Handicraft. Pada kurun waktu 1997-2004 Yande
Batok menjadi salah satu industri kerajinan yang berkembang dan tidak terkena dampak dari
kelesuan ekonomi yang menimpa negara Indonesia, Bali khususnya karena terjadi krisis
moneter dan Bom Bali justru pada tahun-tahun inilah pesanan produk kerajinan dari industri
kerajinan Yande Batok melesat bahkan sampai bisa mengekspor hasil kerajinannya ke luar
negeri seperti: Cekoslavia dan Jepang.

Di tahun 2004 industri kerajinan batok kelapa Yande Batok menjalin kerjasama dengan
orang Jepang, yang memesan kerajinna batok kelapa yaitu boneka batok dengan jumlah
pesanan yang banyak. Dari tahun 2004-2005 Yande Batok lebih memfokuskan penjualan ke
luar negeri karena terdapat kontrak kerja dengan pengusaha Jepang, pencapaian yang
berhasil didapatkan oleh Yande Batok adalah perpindahan lokasi Yande Batok dari Desa
Banjarangkan menuju ke Desa Negari di tahun 2004. Setelah kontrak kerja habis di tahun
2006-2010 Yande Batok susah mencari konsumen lokal disebabkan pada tahun sebelumnya
Yande Batok fokus pada kontrak kerja dengan pengusaha Jepang, sehingga membuat
industri ini kehilangan beberapa konsumennya yang ada di Bali. Yande Batok kembali
mencari konsumen yang telah hilang dengan cara memberikan potongan harga dari setiap
jenis kerajinan, hal ini bertujuan untuk menarik kembali minat konsumen untuk membeli
produk kerajinan dari Yande Batok.

Pada tahun 2008 industri kerajinan batok kelapa Yande Batok mendapatkan ijin usaha
dari pemerintah Kabupaten Klungkung. Dengan diberikannya ijin usaha oleh pemerintah
kabupaten Klungkung Yande Batok masuk ke dalam UMKM sehingga mempengaruhi
perkembangan dari Yande Batok yaitu industri ini mulai mendapatkan perhatian dari
pemerintah kabupaten Klungkung dengan melibatkannya di beberapa kegiatan, seperti
mengikuti workshop di daerah maupun luar daerah, mengikuti berbagai pelatihan dan lomba-
lomba yang mewakili daerah ataupun kegiatan lainnya, tentu hal ini membawa dampak baik
bagi industri kerajinan batok kelapa Yande Batok yaitu bertambahnya relasi dari Yande
Batok seperti lebih dikenal oleh masyarakat luas baik di Bali maupun luar Bali.

Pada tahun 2011-2015 Gede Suryawan selaku pemilik industri kerajinan batok kelapa
Yande Batok banyak menjalin kerjasama dengan teman-teman pengrajin yang berasal dari
luar daerah dan pada tahun ini juga Yande Batok juga memfokuskan penjualan pada bahan
baku yaitu menjual batok kelapa yang sudah dihaluskan. Batok kelapa yang diproduksi oleh
Suryawan nantinya dijual kepada teman-temannya yang menjadi eksportir seperti ke
Cekoslavia, Polandia dan Amerika. Pada periode ini pesanan barang setengah jadilah yang
menjadi icon dari Yande Batok.

Pada tahun 2016-2020 banyak hal yang terjadi sehingga membuat Yande Batok semakin
dikenal oleh orang banyak. Pada periode ini Yande Batok sering diajak oleh pemerintah
kabupaten Klungkung untuk mengikuti pelatihan-pelatihan industri kreatif di daerah Bali
maupun luar Bali seperti Jakarta, Bandung, Surabaya dan Yogyakarta, selain itu pada
periode ini juga Yande Batok terpilih untuk mewakili kabupaten Klungkung dalam lomba
Teknologi Tepat Guna (TTG) yang diselenggarakan oleh provinsi dan berhasil mendapatkan
juara I dengan mengalahkan peserta yang berasal dari berbagai daerah yang ada di Bali.
Setelah berhasil menjadi juara I Yande Batok kembali mendapat perhatian dari pemerintah
provinsi untuk mewakili Bali dalam perlombaan Teknologi Tepat Guna (TTG) yang
dilaksanakan oleh pusat dan berhasil mendapatkan juara II tingkat Nasional. Juara II ini
dapat diraih karena alat produksi kreatif yang diciptakan oleh Yande Batok yaitu, mesin
modif serbaguna.
Pada awal tahun 2020 industri kerajinan Yande Batok mendapat banyak pesanan dari
beberapa Artshop yang ada di Bali khususnya pada bulan Januari-Februari. Pada bulan
Maret-Mei Yande Batok sama sekali tidak mendapatkan pesanan hal ini disebabkan oleh
virus yang melanda hampir seluruh negara yang ada di dunia, yaitu Covid-19, dengan
adanya virus ini membawa dampak yang besar kepada proses produksi dari Yande Batok.
Pada bulan maret Suryawan selaku pemilik industri kerajinan Yande Batok merumahkan
para pekerja (pengerajin), tidak ada pengerajin yang bekerja di pabrik melainkan bahan baku
dan alat dibawa ke rumah masing-masing. Pada bulan Juni sampai sekarang (Desember)
disaat pandemic belum berakhir namun Yande Batok sudah mendapatkan pesanan dari luar
negara, yaitu pesanan dari Polandia, Cekoslavia dan sedikit Artshop lokal. Proses produksi
saat Covid-19 pada industri kerajinan batok kelapa Yande Batok masih tetap berjalan namun
menerapkan sistem dan pola kerja yang berbeda dari sebelumnya, sistem yang digunakan
adalah bekerja dari rumah Produk Kerajinan dan Pemasaran Yande Batok Produk kerajinan
Yande Batok merupakan produk yang ramah lingkungan dapat dilihat dari bahan baku dari
kerajinan tersebut merupakan bahan alami yaitu batok kelapa.

Dilihat dari perkembangannya mulai dari 1997-2020 sudah banyak produk kerajinan
yang diproduksi oleh industri kerajinan batok kelapa “Yande Batok” baik yang memiliki
nilai budaya ataupun bernilai guna. Adapun jenis-jenis kerajinan yang sudah diproduksi oleh
Yande Batok adalah sebagai berikut: Perabotan rumah tangga (sendok, garpu, mangkuk,
gelas, sendok nasi, sendok sayur), canting, sibuh, mangkuk susun multifungsi, tas batok,
kendang batok, boneka batok, tempat tissue, sarang burung, celengan, frame foto, cincin,
ikat pinggang, bokoran, vas bunga, teko, tempat lilin, tempat sabun, asbak, dan lain
sebagainya.

Sistem pemasaran yang dijalankan oleh industri kerajinan batok kelapa yande Batok
adalah pemasaran secara langsung dan pemasaran secara tidak langsung. Pemasaran
langsung dilakukan dengan cara menggunakan sistem pelanggan, yaitu konsumen sendiri
datang ke tempat industri kerajinan batok kelapa untuk membeli hasil kerajinan. Dalam
pemasaran langsung media promosinya berupa brosur, kartu nama, dan memperkenalkan
pada akun sosial media. Pemasaran tidak langsung dilakukan dengan cara pemilik industri
memasarkan produk kerajinannya kepada pengumpul di kota-kota dalam bentuk toko
maupun Artshop. Oleh pedagang pengumpul, hasil produksi kerajinan batok kelapa tersebut
baru dipasarkan kepada konsumen.
C. Faktor-Faktor Produksi

Industri kerajinan batok kelapa Yande Batok mengalami perkembangan yang cukup
besar dari awal berdirinya, hal ini dipengaruhi oleh faktor produksi industri kerajinan batok
kelapa Yande Batok. Adapun perkembangan yang dialami oleh industri kerajinan batok
kelapa Yande Batok ditinjau dari faktor produksinya adalah sebagai berikut:

a) Sumber Daya Manusia/Tenaga Kerja

Tenaga kerja yang ada di industri ini Sebagian besar masih berasal dari lingkungan
keluarga selain itu juga ada yang berasal dari desa lain yaitu Koripan, Sarimertha dan
Banjarangkan yang letak desanya dekat dengan lokasi Yande Batok.

b) Sumber Daya Alam/Bahan Baku

Bahan baku dari produksi Yande Batok berasal dari daerah yang ada di Bali, seperti
Klungkung, Jembrana, dan Karangasem selain dari daerah ini, industri kerajinan batok
kelapa Yande Batok juga pernah membeli bahan baku dari luar pulau Bali yaitu daerah
Sulawesi karena pada saat itu harga bahan baku di Bali melambung tinggi.

c) Peralatan Produksi/Modal

Modal merupakan segala peralatan yang digunakan dalam proses produksi, selain
berupa alat produksi, modal juga bisa berupa uang yang digunakan untuk menunjang
proses produksi. Modal yang dimaksudkan dalam proses pendirian suatu industri dapat
berupa uang, alat-alat produksi, bahan baku, dan tempat industri kerajinan. Peralatan
yang digunakan pada proses produksi di industry Yande Batok adalah: blakas, sutil, alat
plog, alat cungkil, alat potong, alat serbaguna (amplas, amplas halus), alat potong kayu,
dan dynamo.

D. Proses Pembuatan Kerajinan Batok Kelapa “Yande Batok”


Proses pembuatan salah satu kerajinan batok kelapa, yakni kerajinan sarang/rumah
burung dari batok kelapa sebagai berikut:
1. Langkah pertama, menyiapkan kelapa yang akan dijadikan kerajinan rumah burung
2. Setelah kelapa disiapkan, bentuk kelapa sesuai dengan pola rumah burung dengan
mesin pembentuk agar pola nya sesuai ukuran.

3. Selanjutnya, setelah membuat pola rumah burung pisahkan serabut dari batok kelapa
sesuai dengan pola tersebut menggunakan alat khusus agar mudah dan efektif.

4. Setelah itu lubangkan batok kelapa guna mengambil air dan isi dari kelapa
menggunakan alat khusus yang tersedia.
5. Selanjutnya pisahkan batok kelapa dengan air dan isi kelapa, air kelapa tidak
dibuang melainkan di gunakan nata de coco sedangkan isi kelapa digunanakan untuk
membuat serundeng, sagon, dan minyak kelapa.

6. Setelah diambil air dan isi kelapa, batok kelapa dihaluskan dengan proses
pengamplasan diruang khusus agar sisa dari amplas tidak berterbangan.

7. Setelah semua proses selesai bato kelapa yang sudah diamplas melalui proses
finishing yaitu diberi vernis dan tali untuk siap dipasarkan.
E. Sistem Manajemen UMKM Yande Batok

Sistem Manajemen atau Management System adalah suatu kerangka proses dan prosedur


yang digunakan untuk memastikan apakah suatu perusahaan atau organisasi dapat memenuhi
standard dan menjalankan tugasnya untuk mencapai tujuan organisasi. Tujuan dari suatu
perusahaan atau organisasi dapat berupa memenuhi persyaratan kualitas pelanggan,
mematuhi peraturan baik peraturan pemerintah, undang-undang negara ataupun peraturan
dari pelanggan dan mencapai tujuan/tanggung jawab terhadap aspek lingkungan hidup.
Dalam sistem manajemen ini dibagi menjadi beberapa klasifikasi manajemen yaitu
manajemen poduksi, manajemen pemasaran, manajemen keuangan, manajemen akutansi dan
manajemen SDM atau pegawai. Berikut penjelasan dari klasifikasi sistem manajemen dalam
UMKM Yande Batok.

1. Manajemen Produksi

Manajemen dalam produksi sangat diperlukan dalam sebuah usaha, karena dengan
adanya manajemen poduksi akan membuat proses produksi dapat terarah dan lebih
teratur, dalam proses produksi UMKM Yande Batok ini karena tidak menentunya
permintaan konsumen, Pak Gede dan Pak Wayan selaku pemilik UMKM Yande Batok
selalu membuat produksi kerajinan batok kelapa lebih untuk berjaga-jaga ada pelanggan
yang meminta dalam jumlah besar. Dan UMKM ini selalu memproduksi kerajinan
setiap hari kurang lebih sekitar 40 sampai 50 batok kelapa yang akan di distribusikan ke
artshop yang di bali dan sekitarnya, adapula pesanan yang bisa dikirimkan ke luar
daerah Bali. Bahan baku yang digunakan untuk membuat berbagai macam kerajinan dari
batok kelapa yang nantinya dijual kepada konsumen dibeli di Desa Gunaksa Klungkung,
Bali.
2. Manajemen Pemasaran

Pemasaran adalah salah satu hal yang penting dalam sebuah usaha karena pemasaran
merupakan kegiatan mempromosikan atau menyebarluaskan usaha yang kita miliki
sehingga prospek usaha dan target pasar lebih luas. Untuk UMKM Yande Batok ia
menggunakan media sosial dan marketplace untuk memasarkan produknya juga
menggunakan tourguide untuk memperkenalkan produknya ke mancanegara.

3. Manajemen SDM atau Pegawai

Dalam sebuah UMKM tentunya diperlukan sumber daya manusia yang akan
menggerakan sebuah usaha. SDM yang dimaksud adalah selaku pemilik usaha dan
karyawan-karyawan yang bekerja untuk sebuah UMKM dalam UMKM Yande Batok, I
Gede Suryawan memperkerjakan 20 orang pegawai, setiap karyawan memiliki tugas
yang berbeda-beda guna mempercepat proses produksi dan menghemat waktu.

4. Manajemen Akutansi

Manajemen akutansi adalah sistem akutansi yang berkaitan dengan ketentuan dan
kegunaan infomasi akutansi sampai menyediakan suatu bentuk laporan usaha untuk
kepentingan internal manajemen dalam suatu organisasi dan menjadikan dasar untuk
membuat keputusan bisnis.
LAMPIRAN GAMBAR
DAFTAR PUSTAKA
Link video Kerajinan Usaha Yande Batok
Google Drive:
https://drive.google.com/file/d/1mHOKSfNdBDvVM3t6WH0clshgLn8AZuTs/view?
usp=drivesdk
Youtube: https://youtu.be/2Pel-4plXc8

Anda mungkin juga menyukai