Anda di halaman 1dari 16

Vol. 10 No.

2 September 2020
p-ISSN : 1979-634X e-ISSN : 2686-0252 http://ejournal.ihdn.ac.id/index.php/Kalangwan

ANALISIS STRUKTUR SATUA I DURMA

Oleh :
I Ketut Madja
Universitas Hindu Negeri I Gusti Bagus Sugriwa Denpasar
E-mail: madjaketut@uhnsugriwa.ac.id

Diterima ………….., direvisi ………….., diterbitkan 30 September 2020

Abstrak

In literary works, in general, discuss the unity of the elements in it. These elements are
seen as forming the literary work itself, both in relation to other elements and the overall
framework contained in the literary work. Likewise with satua (story) I Durma as a literary
work, it cannot be separated from the elements that make it up, such as how the plot or plot,
characters and characterizations are, so that it can be said to be a satua (story).
Setrukur aims to reveal and explain carefully and thoroughly, in detail and as deep as
possible the linkages and interconnections of all elements and aspects of literary works that
together produce a comprehensive meaning. For every literary researcher, analysis or study
of the structure of the literary work to be studied from anywhere is also a priority task.

Keywords: Structural Analysis, Story I Durma

I. PEDAHULUAN bagian yang hidup secara lisan. Ia


Ceritera rakyat dtengah-tengah berhubungan dengan folklore, yakni
kehidupan masyarakt Bali dikenal dengan kepercayaan tradisional berupa adat istiadat,
istilah satua atau satua Bali. Istiah satua legenda dan nyanyian-nyanyian yang
mengandung pengertian cerita. Ceritera diwariskan secara lisan dan generative dari
rakyat dalam ranah sastra disitilahkan generasi ke generasi. Sifat dari sastra lisan
folktale, bermakna kisahan anonim yang tidak yang melekat dalam folklore dapat diartikan
terikat oleh ruang dan waktu, beredar di sebagai kebudayaan yang diwariskan secara
tengah-tengah kehidupan masyarakat. Oleh turun temurun dalam suatu kolektif secara
sebab itu ia menjadi sebuah kepercayaan tradisional dalam versi yang berbeda.
masyarakat, bagaikan mitos. Ia, cerita rakyat Dananjaya (dalam Subandia, 2011:1)

152 Vol. 10 No. 2 September 2020


mengatakan bahwa satua Bali (cerita rakyat April 2012 mengatakan bahwa perkembangan
Bali) adalah karya sastra dalam bentuk cerita di masyarakat, terdapat dua versi karya sastra
yang tumbuh dan berkembang secara turun yang berhubungan dengan I Durma, yaitu
temurun dari generasi ke generasi di tengah- karya sastra yang berupa puisi Bali
tengah masyarakat Bali secara lisan dalam tradisional, dan berupa satua. Bagi para
versi yang berbeda. penggemar karya sastra khususnya, baik
Dalam pembacaan dan pemahaman karya sastra modern maupun klasik jalan yang
karya sastra Bali tradisional, biasanya bisa dilakukan untuk memahami konten, dan
dilakukan terhadap karya sastra puisi atau kandungan dari karya sastra tersebut, adalah
tembang, seperti kakawin, kidung, dan dengan cara membaca, memahami, dan
gaguritan. Kadangkala dilakukan juga menghayati secara mendalam karya sastra
pembacaan dan pemahaman karya sastra tersebut.
dalam bentuk prosa, seperti parwa (. Beranjak dari pemahaman ini, kalau
palawakia) Sedangkan satua (cerita rakyat) disimak secara mendalam, bahwa satua I
khususnya dalam sebuah tradisi, tidak Durma, sesungguhnya terdapat aspek-aspek
mendapat tempat bagi pembaca dan penikmat yang diangkat dan disuguhkan. Misalnya
karya sastra Bali. Misalnya tradisi aspek tentang nilai-nilai yang terkandung di
mendongeng menjelang anak tidur yang dalamnya. Dalam kontek tulisan ini, yang
pernah hidup subur pada zamannya dilakukan akan dungkap dan dianalisis struktur intrinsik
oleh ara orang tua, kini tidak jelas rimbanya satua I Durma. Secara naratif, sebuah cerita
(Subandia, 2011: 2). Karya sastra merupakan terdiri dari beberapa kompenen, sehingga
sebuah karya yang bernuansa tradisional yang untuk menelaah karya sastra yang berupa
dibentuk oleh struktur intrinsik dan struktur sebuah prosa, bisa dibahas ke dalam beberapa
ektrinsik. Satua atau cerita Bali berfungsi pokok bahasan, seperti misalnya insiden, plot
sebagai media pembelajaran yang pada atau alur, latar atau setting, tokoh dan
umumnya menggambarkan penomena penokohan, tema, serta amanat. Dalam karya
kehidupan manusia. Unsur-unsur yang sastra, pokok-pokok bahasan ini digolongkan
membentuk struktur karya sastra merupakan ke dalam struktur intrinsik. Demikian juga
satu kesatauan yang utuh, dan fungsional, halnya dengan satua I Durma, kalau dibaca,
bahkan bersifat organis. Ketika aspek-aspek dipahami dan dihayati, di dalamnya bisa
ini dilakukan, konten esensial dari ceritera dibahas beberapa unsur-unsur yang
yang disuguhkan mampu memberi gambaran membentuk secara utuh cerita tersebut.
kehidupan khususnya bagi masyarakat Unsur-unsur tersebut bersifat saling
penggemarnya.dalam bentuk tari, gaguritan keterkaitan satu dengan yang lainnya.
atau kakawin. Menurut Semi (1988: 35) Satua I Durma sebagai salah satu karya
mengatakan bahwa bila struktur fiksi karya sastra yang pada masa-masa lalu hingga
sastra pada dasarnya dibagi menjadi dua dewasa ini, masih mendapat tempat yang baik
bagian, yakni struktur luar (ektrinsik), dan di hati masyarakat Bali. Artinya satua I
Durma masih layak dipentaskan. Menarik
struktur dalam (intrinsic). Struktur ektrinsik
memang untuk dikatakan sebagai sebuah
adalah segala unsur yang berada di luar suatu
karya sastra, karena satua atau cerita I Durma
karya sastra yang ikut memengaruhi karya
dipandang sebagai salah satu karya sastra
sastra tersebut. Misalnya faktor social,
yang mampu memberikan gambaran tentang
ekonomi, kebudayaan, sosial politik,
keteguhan, keuletan, dan sikap perilaku yang
keagamaan, dan tata nilai dianut masyarakat.
santun, ramah tersenyum meski dalam
Sedangkan struktur intrinsik adalah unsur
kesendirian mengarungi hidup dan kehidupan
yang membentuk karya sastra, seperti tokoh
di dunia fana ini. Sikap yang ia perlihatkan itu
dan penokohan atau perwatakan, tema, alur,
merupakan bagian dari cara ayahnya
latar, amanat dan gaya bahasa.
mendidik, menasehatinya untuk tetap tegar
Hasil wawancara I Nyoman Kembar
menjalani kehidupan. Merasa terharu akan
Astra dengan I Ketut Suwindia tanggl 26

153 Vol. 10 No. 2 September 2020


ditinggalkan ayahnya untuk mengembara ke 2.1.1 Analisis Struktur
dalam hutan, bahkan ibunya juga yang telah Dalam bahasa Inggris struktur ‘structure’
kebih dahulu kembali ke Kendran (istana adalah kata kerja transitif yang artinya sesuatu
Dewa Indra). I Durma senantiasa mengingat yang tesusun. (Echols dan Shadily, 1978:
dan menjadikan nasehat ayahnya sebagai 563). Analisis dalam bahasa Inggris analyze.
sebuah perenungan dan dasar yang kokoh bermakna menganalisa, menganalisir,
untuk diwujudkan dalam perilaku keseharian menguraikan. Misalnya ia menganalisa
hidupnya. keadaan itu secara hati-hati sebelum
Sehubungan dengan tema tersebut di mengambil keputusan (Ehols dan Shadily,
atas, dapat dikatakan bahwa permasalahan 1978: 28). Ajaran pokoknya dalam perspektif
yang dibahas dan dianalisis dalam tulisan ini filosofis, memandang semua masyarakat dan
adalah bagaimana unsur-unsur struktur kebudayaan memiliki suatu struktur yang
intrinsik yang membangun satau I Durma, sama dan tetap (Bagus, 2000: 39). Dapat
sehingga layak dikatakan sebagai sebuah diartikan bahwa analisis struktur adalah
karya sastra. Untuk memahaminya, sesuatu yang tersusun, yang dalam proses
dipergunakan teori struktural. Teori struktural penyusunannya dibutuhkan adanya analisa
merupakan salah satu teori sastra yang atau uraian yang cermat dan mendalam,
menitikberatkan pada perbedaan struktural hasilnya bisa dipertahankan sedemikian rupa.
baik unsur intrinsik maupun ekstrinsik sebuah Menurut Sukada (1987: 29), mengatakan
karya sastra. Teori ini beranjak dari asumsi kalau analisis struktur merupakan aspek-
bahwa karya sastra tersusun dari berbagai aspek intrinsik yang membangun karya sastra
unsur yang saling berhubungan satu dengan itu sendiri. Unsur-unsur intrinsik yang
yang lainnya dan terstruktur, sehingga tidak dimaksud adalah aspek-aspek yang meliputi
ada satu unsur yang tidak fungsional dalam insiden, plot, tema, karakter, dan gaya bahasa.
keseluruhannya. Jadi nilai sebuah karya sastra Teeuw (1994: 154) memaknai analisis
sangat ditentukan oleh koheren tidaknya struktur bertujuan untuk membongkar dan
unsur-unsur karya sastra tersebut. Beranjak memaparkan secermat, seteliti semendetail,
dari penjelasan ini, maka teori structural sedalam mungkin keterkaitan dan keterjalinan
relevan dipergunakan untuk menganalisis semua anasir dan aspek karya sastra yang
permasalahan, karena ia terkait dengan secara bersama-sama menghasilkan makna
struktur satua I Durma. menyeluruh. Analisis struktur terdiri atas
tema, tokoh, alur, setting, dan amanat adalah
II. PEMBAHASAN satu tahap dalam penelitian yang sulit
2.1 Konsep dihindari. Terkait dengan analisis struktur
Konsep adalah istilah yang dalam tulisan ini, diartikan sebagai
meenunjukkan pada suatu pengertian tertentu tersusunnya atau terbentuknya suatu karya
(Gulo, 2004: 8) Berdasarkan rumusan ini, sastra berupa satua I Durma. Dalam
maka landasan konsep dalam hal ini memuat ceriteranya, terdapat sesuatu yang tersusun
uraian sistematis tentang pemikiran yang ada yakni beberapa unsur yang saling terkait
dan relevan dengan variable-variabel dalam membentuk atau membangun ceritera
topik tulisan ini, sehingga diperoleh tersebut. Secara perspektif filosofis, satua
pemahaman yang konprehensip terhadap atau ceritera ini merupakan hasil kebudayaan
permasalahan yang dikemukakan, dan dapat yang hingga dewasa ini masih diminati
dipergunakan dalam mempertahankan suatu masyarakat pada umumnya dan penggemar
karya ilmiah. Artinya bahwa konsep yang karya sastra khusunya. Unsur-unsur
dimaksud adalah uraian sistematis tentang pembentuk karya sastra yang ada di dalamnya
pemikiran yang ada kaitannya dengan topik dapat dianalisis secara struktural, karena
tulisan. Konsep dimakud dideskripsikan bersifat terstruktur
seperti berikut ini.
2.1.2 Satua I Durma

154 Vol. 10 No. 2 September 2020


Mnurut Subandia (2011: 2), satua
merupakan cerita rakyat daerah Bali yang 2.1.3 Sinopsis Satua I Durma
tumbuh dan berkembang secara turun Dikisahkan seorang laki tampan
temurun di tengah-tengah kehidupan rupawan, bernama I Rajapala. Ia tinggal di
masyarakat Bali dari generasi ke generasi desa Singapanjaron, beristrikan seorang
berikutnya secara lisan dalam versi yang bidadari yang bernama Ken Sulasih. Pasangan
berbeda. Sebagai salah satu bentuk karya suami istri ini begitu ideal, mempunyai
sastra Bali tradisional, satua memiliki seorang putra bernama I Durma. Ketika
kedudukan dan peranan penting dalam anaknya menginjak usia tujuh tahun, ia
masyarakat Bali, karena tata nilai yang ditinnggal oleh ibu tercintanya, kembali ke
tekandung di dalamnya berkaitan erat dengan Kendran (istana Dewa Indra), karena terikat
kehidupan masyarakat. Bahkan di dalam oleh janji kepada ayahnya. Selama 3 tahun
karya sastra Bali tradisional, masih dapat setelah kepergian ibunya, ia hidup bersama
disimak aspek lainnya yang disusun oleh ayahnya sampai ia berusia sepuluh tahun,
struktur formanya berupa elemen-elemen ayahnya pergi mengembara ke tengah hutan.
yang membantuk karya sastra itu sendiri. Keadaan ini membuat ia terenyuh menerima
Unsur-unsur tersebut diistilahkan dengan kenyataan hdup.
unsur intrinsik, dan ekstrinsik. Ada kesan mendalam dirasakan I Durma
Sebagai salah satu satua Bali, I Durma, sebelum ayahnya pergi. Kesempatan
sesuai dengan nama satua tersebut, adalah menjelang kepergiannya berburu ke tengah
seorang anak dari I Rajapala dengan seorang hutan tidak disia-siakan oleh ayahnya.
bidadari berrnama Ken Sulasih, berputra I Memanfaatkan waktu dan kesempatan, setiap
Durma. Kisahnya. ketika I Durma berusia 7 sore hari I Durma dipanggil dan duduk di
tahun, ditinggal ibunya ke Kendran, istina samping ayahnya. Sembari duduk di samping
Bhatara Indra. Kepergiannya merupakan janji ayahnya, dirasakan betapa lembut belaian dan
kepada I Rajapala, suaminya yang harus curahan kasih sayang ayahnya. I Durma
dilaksanakan, yakni ‘apabila lahir seorang dinasehati, diberikan pengertian serta
anak dan telah berusia tujuh tahun, ia harus wejangan-wejangan dalam menghadapi
kembali ke dunianya yaitu istana Bhatara keadaan dan hidup dengan kebiasaan-
Indra’. Menyusul kemudian dalam usia 10 kebiasaan yang normatif bisa diterima orang
tahun, I Durma pun ditinngal ayahnya untuk lain, apalagi rencana ayahnya ia akan
pergi ke tengah hutan, sehingga ia hidup dititipkan di pasraman Jro Dukuh.
merana sendiri tanpa ayah bunda. Saat Kenyataan, sesaat menjelang ayahnya
sebelum ditinggal, ia dinasehati dan dberikan pergi ke tengah hutaN, I Durma memang
wejangan-wejangan oleh ayahnya tentang dititipkan di pasraman itu. Di tempat tinggal
bagaimana sepatutnya hidup dengan baik dan yang baru ini, apalagi suasana linkungan
benar, kemudian dititipkan di pasraman Jro pasraman yang asri menyenangkan, mebuat ia
Dukuh. Berbekal pada nasehat dan wejangan dengan sepenuh hati untuk mengabdi kepada
dari ayahnya, ia tunjukkan sikap dan Jro Dukuh, rajin belajar, giat bekerja, patuh
perilakunya yan santun, taat menuntut ilmu, dan penurut atas semua yang diperintah sang
dan patuh pada segala nasehat Jro Dukuh. Dukuh. Tidak ketinggalan ajaran agama pun
Inilah, kemudian menjadikan dirinya dikenal dipelajarinya dengan sungguh-sungguh.
masrayakat. karena kecerdasannya, seorang Singkat cerita, ada kerajaan di
raja di Wanakeling memberikannya sebuah Wanakeling yang diperintah oleh seorang raja
kedudukan sebagai Panyarikan (Seketaris) (Anake Agung). Sang raja sangat dihormati.
kerajaan. Meskipun berubah dalam kehidupan Para petinggi kerajaan dengan setia dan patuh
yang lebih baik dari pada sebelumnya, ia tetap kepada perintah sang raja. Setiap sore hari, I
menampilkan dan menunjukkan Durma pergi ke halaman kerajaan
kesederhanaan, dan senatiasa ingat dengan (bencingah). Suatu ketika, mengetahui
nasehat Jro Dukuh. tentang keseharian dan keberadaan I Durma,

155 Vol. 10 No. 2 September 2020


hal ini disampaikan kepada sang raja. I Durma Menurut Sukada (1987: 29) menjelaskan
kemudian dijadikan orang terdekat (dijadikan kalau analisis strukur meupakan aspek-aspek
parekan) di kerajaan Wanakeling. Lama intrinsik yang meliputi insiden, plot, tema,
kelamaan ia diangkat menjadi Sekretaris karakter, dan aspek gaya bahasa. Semua unsur
(Panyarikan) raja. Ada perubahan dalam tersebut berkaitan dengan yang lainnya.
hidup dan kehidupan yang lebih baik dialami Anailisis struktur terdiri dari tema, tokoh,
I Durma dari pada sebelunya. Meskipun alur, setting, dan amanat adalah satu tahap
demikian tampilan keseharian hidupnya dalam penelitian yang sulit dihindari oleh
senatiasa ia tunjukkan dengan kesederhaan, setiap peneliti sastra. Analisis struktur karya
santun, ramah, hormat. Sikap dan perilaku ini sastra yang akan diteliti dari manapun juga
ia perlihatkan didasarkan niat yang kuat merupakan tugas prioritas.
berpegang pada segala nasehat, wejangan dari Rumusan di atas, menyiratkan bahwa
ayah dan Jro Dukuh. unsur-unsur yang membangun karya sastra
merupakan satu kesatuan yang utuh,
2.1.4 Struktur Satua I Durma fungsional, bahkan organis. Dikatakan
Dalam karya sastra pada umumya, bersifat organis, karena struktur dibina oleh
membahas tentang kesatuan unsur-unsur yang unsur-unsur karya sastra, sehingga karya
ada di dalamnya. Unsur-unsur tersebut sastra tersebut merupakan suatu binaan yang
dipandang sebagai pembetuk karya sastra itu bersifat organis. Bertitik tolak dari deskripsi
sendiri, baik dalam kaitannya dengan unsur- ini, maka yang dibahas dalam kontek ini
unsur lainnya maupun kerangka keseluruhan adalah menyangkut tentang struktur intrinsik
yang membangun karya sastra tersebut. satua I Durma.
Demikian juga halnya satua I Durma, ia tidak
lepas dari unsur-unsur yang membetuknya. III. STRUKTUR INTRINSIK SATUA I
Diawali dengan doa dan restu ke hadapan DURMA
dewa yang dipuja dilakukan sang pengarang Perkembangan di masyarakat, terdapat
karya sastra dimaksudkan untuk mohon dua versi karya sastra yang berkaitan dengan
petunjuk, dan keselamatan agar konsep- satua I Durma, yakni di satu sisi berupa puisi
konsep pemikiran yang akan dituangkan Bali tradisonal ditulis dalam bentuk pupuh, di
dalam karyanya bisa berjalan tana hambatan, sisi lain berupa satua. Kedua karya sastra
dan memperoleh anugrah serta tersebut harus dibaca, dicermati, dan
perlingdungan. dipahami secara utuh agar diperoleh makna
Pada bagian lain, dengan hanya dari struktur dan unsur-unsur yang
membaca isi pokok ceritera dari karya sastra, membentuknya, sehingga terdapat gambaran
si pembaca sudah digiring pada alur cerita, tentang unsur-unsur yang membangun
sehingga muncul niat pembaca untuk struktur intrinsik maupun ekstrinsiknya.
membaca secara utuh cerita karya sastra Struktur intrinsik adalah unsur-unsur
tersebut. Kadangkala ada pada bagian akhir yang membangun karya sastra. Unsur-unsur
dari sebuah karya sastra berisi hal ikhwal inilah yang menyebabkan karya sastra hadir
pengarang atau penulis cerita diungkap dalam kehidupan masyarakat, khususnya
dengan sikap rendah hati sangat masyarakat penekun dan penikmat karya
dikedepankan. Dengan adanya bagian ini, sastra. Menurut Sukada (dalam Darmadi,
terbentuklah karya sastra. Dalam kajian atau 2012: 15) mengatakan analisis aspek intrinsik
analisis struktur karya sastra, keutuhannya adalah menyangkut unsur-unsur yang secara
hendaknya dijadikan prioritas, karena unsur- keseluruhan membangun karya sastra prosa.
unsur yang membangun karya sastra Unsur-unsur tersebut terdiri dari insiden, plot,
merupakan satu kesatuan yang integrative. karakter, dan amanat. Dalam satua I Durma
Unsur yang satu dengan unsur yang lainnya yang dibahas terkait dengan unsur-unsur
saling berkaitan. intrinsiknya, sebagaimana diuraikan berikut
ini

156 Vol. 10 No. 2 September 2020


masih Bapa bakal ninggalin Cening luas
3.1 Insiden ke gunung alas nangunn kerti, jumah
Ada dua jenis insiden, yakni insiden Cening apang melah.
pokok dan insiden sampingan. Insiden pokok Artinya
adalah insiden yang mengandung ide-ide Singkat ceritera, tiba saatnya I Rajapala
pokok cerita yang menjurus kepada adanya akan berangkat ke tengah hutan. Setiap
alur atau plot. Insiden sampingan adalah sore hari, I Rajapala memanggil anaknya
insiden yang mengandung ide-ide sampingan kemudian sambil duduk bersila, I
yang menyimpang dari sebab akibat yang Rajapala mengelus-elus kepala I Daurma
logis, dan tidak menjurus kepada plot Hotman dan berkata, ‘Oh, anakku Durma,
(dalam Sukada, 2012: 35). Dalam satua I hidupmu penuh dengan kesedihan. Sejak
Durma, terdapat insiden-insiden sebagai kecil engkau sudah ditinggalkan ibumu.
berikut. Besok ayah juga akan meninggalkanmu
Kejadian pertama satua I Durma pergi bertapa ke tengah hutan. Baik-
menyangkut tentang ia ditinggalkan oleh baiklah engkau di rumah.
ibunya bernama Ken Sulasih dalam usia
tujuh tahun ke Kendran istana Dewa Berikut adalah insiden ketiga, dikutip
Indra, karena janjinya dahulu kepada dari penggalan satua I Durma, ketika
Rajapala ayahnya I Durma. Isi janji matanya berlinang-linang terlentang
tersebut ‘ketika mereka telah memiliki menangis di pangkuan ayahnya, saat
anak, Ken Sulasih akan kembali ke mendengar ayahnya akan pergi ke
Kendran. Hal ini dapat dilihat dari tengah hutan, seperti berikut ini.
penggalan ceritera I Durma, dikutip Mare keto, jengis I Durma,
berikut ini.. paninggalane ngembeng-ngembeng,
Mara I Durma matuuh pitung oton, I tumuli ia makakeb di pabinan bapane.
Durma kalahina teken memene mawali Tusing ngidayang ia masaut. Bapane
ke Kendran. Sawireh keto, I Durma menehang tegak I Durma tur nutugang
kapiara kapretenin olih I Rajapala kanti mapitutur.
matuuh dasa tiban. Artinya
Artinya Ketika itu, cemberut I Durma, matanya
Ketika I Durma busia tujuh tahun berlinang-linang, kemudian ia
(penanggalan Bali), ia ditingga oleh merebahkan diri terlentang sambil
ibunya untuk kembali ke Kendran. Oleh menyembunyikan wajahnya di pangkuan
karena itu, ia hanya hidup ditemani oleh ayahnya. Ia diam, tidak kuasa berkata
I Rajapala hingga berusia sepuluh tahun. apa-apa. Ayahnya mengangkat I Durma
dan kembali melanjutkan kata-katanya.
Menginjak pada insiden kedua terjadi
ketika I Durma akan ditinggal oleh I Insiden berikutnya adalah ketika I
Rajapala, ayahnya mengembara ke Rajapala telah meninggalkan I Durma
tengah hutan. Hal ini dapat dilihat pada berangkat ke tengah hutan. Kemudian I
penggalan cerita I Durma sebagai Durma mengabdikan dirinya menuntut
berikut. ilmu di Pasraman Jro Dukuh, seperti
Gelisang satua, I Rajapala makinkin yang telah dibertahukan oleh I Rajapala
bakal nangun kerti ke alas gunung. Nuju bahwa ia akan dititipkan di pasraman
sanja, I Rajapala ngaukin pianakne laut tersebut. Insiden yang menggambarkan
negak masila. I Rajapala ngusap-ngusap hal itu seperti berikut ini.
duur I Durma sarwi ngomong ’Duh, Ten kacarita pajalan I Rajapala nangun
cening Durma pianak Bapa, tumbuh kerti, kacerita jani I Durma suba ngayah
cening kaasih-asih pesan. Enu cerik di Pasraman Jro Dukuh kalintang
suba katinggalin baan meme. Buin mani ledang pakayune, krana I Durma seleg

157 Vol. 10 No. 2 September 2020


pesan malajah tur enggal ngresep. I pangan, papan serta selalu berpakaian
Durma tusing milihin gae, asing pituduh rapi. Walaupun demikian, ia tidak
Jro Dukuhe kagarap kanti pragat. pernah lupa dengan bersaudara
Sabilang peteng Kaurukang masastra berkerabat. Ia selalu ingat dengan
baan Jro Dukuh. Baan selegne malajah wejangan wejangan ayahnya, dan ajaran-
mamaca, dadi liu ia nawang satwa muah ajaran yang diberikan oleh Jo Dukuh.
agama.
Artinya 3.2 Alur/Plot
Tidak diceritakan perjalanan I Rajapala, Berbicara tentang alur atau plot dalam
sekarang diceritakan I Durma sudah karya sastra, bukanlah sekedar berbicara
mengabdikan dirinya d Pasraman Jro tentang rangkaian peristiwa yang biasa
Dukuh. Jro Dukuh begitu senang berkaitan. Artinya bahwa alur dalam karya
hatinya. I Durma tidak memilih-milih sastra merupakan rangkaian peristiwa yang
pekerjaan, semua perintah Jro Dukuh direka sedemikian rupa, dan dijalin dengan
dilaksanakan sampai selesai. Setiap seksama, yang mampu menggerakan jalan
malam hari diajarkan tentang ajaran cerita melalui rumitan ke arah klimaks, dan
agama oleh Jro Dukuh. Karena rajinya penyelesaian.
belajar, menjadi banyak mengetahui Alur dalam karya sastra merupakan
ceritera, petunjuk-petunjuk, dan ajaran unsur dasar penggerak cerita. Ia menimbulkan
agama. suatu akibat terlahirnya suatu peristiwa baru
atau peristiwa selanjutnya. Dengan demikian
Insiden berikutnya ketika I Durma alur atau plot dapat melahirkan suasana
diangkat sebagai Panyarikan tegang atau teduh dalam cerita. Kondisi ini
[Sekretaris] oleh Raja di Wanakeling, menyebabkan adanya ketertarikan si pembaca
sehingga ia merasa bahagi tanpa untuk membaca hingga tuntas.ceritera
kekurangan sesuatu apapun. Peristiwaini tersebut.
digambarkan dalam penggalan satua I Semi (1988: 43) mengatakan kalau
Durma seperti berikut ini. alur/plot adalah struktur rangkaian kejadian
Sasubane I Durma menek teruna, pepes dalam ceritera yang menyusun sebuah
ia ke bancingah, dadi tamu ia tangkil interelasi yang sekaligus menandai urutan
ring Anake Agung di Wanakeling. Para bagian-bagian keseluruhan fiksi. Dengan
punggawa, tanda mantri pada uning tur demikian alur murupakan perpaduan unsur-
sayang teken I Durma. Ditu laut I Durma unsur yang membangun ceritera merupakan
kaanggen parekan, kadadaiang kerangka utama ceritera. Dalam pengertian
Panyarikan (Sekretaris) atau Sedehan ini, alur merupakan suatu jalur lewatnya
Agung purine. Dadine I Durma tusing rentetan peristiwa yang merupakan
kuangan pangan kinum muah satata rangakaian pola tindak tanduk yang berusaha
mapanganggo bungah. Yadiapin keto memecahkan konflik yang ada di dalamnya.
tusing enggsap ia manyamabraya, stata Alur atau plot merupakan fiksi yang
inget teken pitutur bapane muah ajah- penting, bakan tidak sesikit orang
ajahan jro Dukuh. menganggapnya sebaai yang tepenting
Artinya diantara berbagai unsur fiksi yang lain.
Sesudahnya I Durma dewasa ia Tinjauan structural pada karya fiksi pun
seringkali ke halaman depan puri sering lebih ditekakan pada pembicaraan
[istana], tanpa ragu-ragu ia menghadap alur/plot, meski mungkin mempergunakab
Sang Raja di Wanakeling. Para camat, istilah lain (Nurgiyantoro, 2012: 110).
para menteri, semuanya mengetahui, dan Alur dibedakan menjadi beberapa jenis,
sayang kepadanya. Kemudian ia diantaranya (1) plot atau alur sesuai dengan
diangkat menjadi sekretaris kerajaan, penyusunan peristiwa. Dalam plot ini ada
sehingga ia tidak kekurangan sandang, beberapa jenis yakni; a] plot kronologis, yang

158 Vol. 10 No. 2 September 2020


peristiwanya disusun dari awal-tengah-akhir. eksposisi/exposition merupakan bagian awal
(b) plot regresif atau flash back/sorot balik, untuk memperkenalkan para tokoh,
alurnya disusun sebaliknya, misalnya tengah- merencanakan konflik yang akan terjadi.
awal-akhir, atau akhir-awal-tegah. (2) Tahap komplikasi, merupakan bagian tengah
alur/plot dilihat dari akhir ceitera. Dalam plot dalam suatu fiksi yang bertugas
ini dikenal (plot) tertutup, yaki ketika suatu mengembangkan konflik. Tahap resolui atau
ceritera memiliki akhir yang jelas, (b) plot denuoement, merupakan bagian akhir suatu
terbuka, adalah plot yang memiliki pengertian fiksi. Dalam tahapan ini pengarang
sebaliknya dengan plot tertutup. 3) Plot dilihat memberikan pemecahana masalah dari suatu
dari kuantitasnya, terdiri dari a) plot tunggal, peristiwa yang terjadi. Tahap klimaks, tahap
yaki plot yang alur yang ketika rangkaian ini merupakan titik yang memisahkan
peristiwanya mengandung berbagai peristiwa komplikasi dengan resolusi. Pada tahap ini
primer dan peristiwa lainnya. 4) Plot dilihat biasanya terdapat suatu perubahan yang
penting, misalnya tentang nasib, sukses atau
dari kualitasnya, dikenal adanya (a) plot rapat,
tidaknya tokoh utama dalam fiksi tersebut.
adalah apaila plot utama ceritera tidak
Alur satua I Durma dalam hal ini akan
memiliki celah yang memngkinkan untuk
dicermati melalui penyusunan peristiwanya,
disisipi plot lain (b) Plot longgar, adalah alur
akhir ceritera, kuantitas, dan kualitas ceritera.
yang ada kemungkinan untk disisipi plot lain.
Alur yang baik adalah alur yang mampu
3.2.1 Tahap Eksposisi
membantu mengungkapkan tema dan amanat
Dalam tahapan ini, para tokoh ceritera
dari peristiwa-peristiwa, serta adanya
mulai diperkenalkan. Dilukiskan oleh
hubungan kausalitas antara peristiwa yang
pengarang tentang keadaan yang ada dalam
satu dengan peristiwa yang lainnya.
satua I Durma. Ceritera diawali dengan
Menurut Tarigan (1984: 128) menggambarkan tentang seorang laki yang
menjelaskan bahwa pada dasarnya beristrikan seorang bidadari dari Kendran
kebanyakan alur mengikuti pola tradisional [istana Dewa Indra] bernama Ken Sulasih.
dengan unsur-unsurnya sebagai berikut. 1) Pasangan suami istri ini mempunyai seorang
Exposition yaitu pengenalan para tokoh. Hal putra bernama I Durma. Penggambaran
ini terdapat pada bagian awal untuk tahapan ini seperti terdapat dalam penggalan
memperkenalkan para tokoh sebagai satua I Durma berikut ini.
pembuka hubungan menata adegan, Ada tuturan satua anak muani bagus
menciptakan suasana, menyajikan sudut madan I Durma makurenan ngajak
pandang. 2) Complication, yakni peristiwa dedari madan Ken Sulasih. Ia nongos di
permulaan yang meninmbulkan beberapa desa Singapanjaron. Ia ngelah pianak
masalah dan kesukaran. 3) Rising action, adiri adanina I Durma
adalah mempertinggi atau meningkat Artinya
perhatian kegembiraan, kehebohan saat Diceriterakan ada seorang laki tampan
kesukaran atau kendala-kendala. 4) Turing rupawan bernama I Rajpala, beristrikan
point, adalah klimaks, titik emosi, dan seorang bidadari bernama Ken Sulasih.
perhatian yang paling besar serta Mereka tinggal di desa Singapanjaron,
mendebarkan. 5) Ending, atau diistilah juga mempunyai seorang putra, diberinama I
resolui atau denouemten adalah penyelesaian Durma.
peristiwa, bagaimana caranya para tokoh
dipengaruhi, dan apa yang terjadi atas diri 3.2.2 Tahap Komplikasi
mereka masing-masing. Penggalan cerita I Durma yang
Bedasarkan berbagai deskripsi tersebut, menggambarkan tahap komplikasi dikutip
kajian alur dalam satua I Durma dapat berikut ini.
ditelusuri dengan melihat tahapan Gelisang satua, I Rajapala makinkin
peristiwanya yaitu tahap awal bakal nangun kerti ke alas gunung. Nuju

159 Vol. 10 No. 2 September 2020


sanja, I Rajapala ngaukin pianakne laut bertugas mengembangkan konflik atau
negak masila. I Rajapala ngusap-ngusap peristiwa yang terkait sudah mulai nampak
duur I Durma sarwi ngomong, ‘Duh, bahwa ada suatu peristiwa yang menimbulkan
Cening Durma pianak Bapa, tumbuh perasaan, masalah dan kesulitan hidup
Cening kasih-kasih pesan. Enu cerik dirasakan I Durma ketika ia diberitahu akan
suba katinggalin baan meme. Buin mani ditinggalkan juga oleh ayahnya. Banyak
masih Bapa ninggalin Cening luas ke wejangan, nasehat diberikan ayahnya
gunung alas nangun kerti. Jumah sebelum ditunggal ke tengah hutan, seperti
Cening apang melah/’. Mare keto jengis berpikir, berkata, dan berbuat, hidup
I Durma, paninggalane ngembeng- bermasyarakat ketika sudah mulai dewasa,
ngembeng, tumuli ia makakeb di menolong sesama menumbuhkan dan
pabinan bapane. Tusing nyidang ia mengembangkan cinta meskipun ada orang
masaut. Bapane menehang tegak I lain tidak menyukainya.
Durma tur nutugang mapitutur. ‘Cening
Durma, awak nu cerik, patut cening 3.2.3 Tahapan Klimaks
seleg malajahang awak. Sebilang gae Klimak adalah bagian ceritera yang
patut palajahin, nyastra tusing dadi menggambarkan peristiwa-peristiwa yang
engsapin. Ditu di pasraman Jro Dukuh sudah mencapai puncaknya. Dalam satua I
Cening malajah sambilan ngayah. Durma, tahap klimaks terjadi ketika peristiwa
Palajahin matingkah, ngomong muah terjadi I Durma memang benar telah ditinggal
mapineh. ayahnya ke tengah hutan, dan ia dititipkan di
Artinya pasraman Jro Dukuh untuk mengabdi sambil
Singkat ceritera, tiba saatnya I Rajapala belajar. Penggalan satua I Durma yang
akan berangkat ke tengah hutan. Ketika menggambarkan tahap klimak duraikan
sore hari, Ia memanggil anaknya I berikut ini.
Durma sambil duduk bersila. Ia
mengelus-elus kepala anaknya sambil Ten kacarita pajalan I Rajapala nangun
berkata, ‘Oh, anakku Durma, hidupmu kerti, kacarita jani I Durma suba
penuh dengan kesedihan. Sejak kecil ngayah, melajah di pasraman Jro
engkau ditinggalkan ibu. Besok ayah Dukuhe. Jo Dukuh kalintang ledang
juga akan meniggalkanmu pergi bertapa picayune, krana I Durma seleg pesan
ke tengah hutan. Baik-baik engkau di malajah tur enggal ngresep. Ia tusing
rumah’. Ketika itu, cemberut I Durma, milihin gae, asing pituduh Jro Dukuh
matanya berlinang-linang, kemudian ia kagarap kanti pragat. Sebilang peteng
terlentang sambil menyembunyikan kaurukang masastra baan Jrro Dukuh.
wajahnya di pangkuan ayahnya. Ia tidak Baan selegne malajah mamaca, dadi ia
mampu bekata sepatah katapun. liu nawang satua, tutur muah agama.
Ayahnya kembali mengangkat I Durma, Artinya
dan melanjutkan kata-katanya. ‘Anaku Tidak diceriterakan perjalanan I
Durma, dirimu masih kecil, engkau Rajapala, sekarang diceriterakan I
harus rajin belajar. Semua itu harus Durma sudah mengabdikan dirinya di
engkau pelajari, belajar tentang sastra pasraman Jro Dukuh. Jro Dkuh begitu
agama tidak boleh engkau lupakan. Di senang hatinya, karena I Durma rajin
sana di pasraman Jro Dukuh engkau bekerja, dan tidak pernah memilih-milih
belajar, dan mengabdi. Belajarlah pekerjaan, semua perintah Jro Dukuh
berperilaku, berbicara dan bepikir. dilaksanakannya sampai selesai. Setiap
malam hari ia diajarkan tentang ajaran
Memperhatikan tahap komplikasi pada agama oleh Jro Dukuh. Karena rajinnya
penggalan ceritera I Durma di atas belajar, ia banyak mengetahi tentang
menunjukkan bagian tengah fiksi yang ceritera, petunjuk dan ajaran agama.

160 Vol. 10 No. 2 September 2020


penyelesaian yang jelas, yakni I Durma yang
3.2.4 Tahap Resolusi pada awalnya adalah seorang yang biasa, pada
Tahap resolusi adalah bagian akhir suatu akhirnya menjadi salah satu orang penting
ceritera. Dalam tahap ini, terdapat pemecahan kerajaan di Wanakeling.
masalah dari suatu peristiwa yang terjadi Dari kuantitas ceritera, plot satua I
dalam ceritera. Dalam satua I Durma, tahap Durma mempergunakan alur jamak, karena
ini terjadi ketika ia diangkat sebagai dalam satua I Durma terjadi peristiwa primer
Panyarikan (Sekretaris) oleh sang raja di dan peristiwa yang lain, yang mendukung
Wanakeling, sehingga hidupnya bahagia jalan ceritera tersebut. Dari segi kualitas
cukup papan, sandang pangan. Penggalan ceritera, alur satua I Durma menggunakan
satua I Durma yang menyebutkan seperti itu alur renggang, karena tokoh-tokoh
sebagai berikut ini. pendukung ceritera tersebut memiliki jalan
ceritera masing-masing. Namun arahnya tetap
Sasubane I Durma menek teruna, pepes lurus ke depan.
ia ke bancingah, dadi tamu ia nagkil
ring Anake Agung di Wanakeling. Para 3.3 Latar/Setting
punggawa, tandamantri pada uning tur Menurut Abraham (dalam
sayang teken I Durma. Ditu laut ia Nurgiyantoro, 2012: 216) latar disebut juga
kaanggen parekan di puri, kadadiang landasan tumpu, menyaran pada pengertian
panyarikan sedahan agung purine. tempat, hubungan waktu, dan lingkungan
Dadine ia tusing kuangan pangan sosial tempat terjadinya peristiwa-peristiwa
kinum muah satata mapanganggo yang diceriterakan. Mengacu pada rumusan
bungah. Yadiapin keto, tusing taen ia ini, maka latar dalam satua I Durma adalah
engsap manyama braya, satata inget sebagai berikut.
teken pitutur bapane muah ajah-ajahan
Jro Dukuh. 3.3.1 Latar tempat
Artinya Tempat menjadi sesuatu yang bersifat
Sesudahnya I Durma dewasa, seringkali khas, tipikal dan fungsional, karena deskripsi
ia ke halaman depan istana, tanpa ragu- latar tempat dalam sebuah ceritera adalah
ragu ia menghadap Sang raja di tempat menyaran pada lokasi terjadinya
Wanakeling. Para Camat, Menteri, peristiwa yang diceriterakan dalam sebuah
semuanya mengetahui hal itu, dan karya fiksi. Ia akan memengaruhi pengaluran
sayang kepadanya. Di sana ia dijadikan dan penokohan. Oleh karena itu menjadi
kerabat istana, kemudian diangkat koheren dengan ceritera keseluruhan. Dalam
sebagai sekretaris, sehingga ia tidak satua I Durma, latar tempat dapat dilihat pada
kekurangan sandang, papan dan pangan. penggalan ceritera berikut ini.
Ia senantiasa berpakaian rapi. Meskipun
dmikian, ia tidak pernah lupa untk 3.3.1.1 Desa Singapanjaron
bersaudara, berkerabat, senantiasa ingat Di desa ini dikisahkan I Rajapala
dengan wejangan-wejangan, dan ajaran- bersama istrinya Ken Sulasih dan putranya
ajaran yang diberikan Jro Dukuh. bernama I Durma bertempat tinggal di des
Singapanjaro Kutipan penggalan ceriteranya
Memperhatikan penyusunan berikut ini.
peristiwanya, plot dalam satua I Durma
menggunakan plot kronologis, karena Ada tuturan satua anak muani baus
peristiwa-peristiwa bergerak dari suatu madan I Rajapala, makurenan ngajak
permulaan, pertengahan dan menuju suatu dedari madan Ken Sulasih. Ia nongos di
akhir. Dilihat dari akhir ceriteranya, plot satua desa Singapanjaron. Ia ngelah pianak
I Durma menggunakan alur tertutup, karena muani adanine I Durma.
jalannya peristiwa memiliki akhir atau Artinya

161 Vol. 10 No. 2 September 2020


Dikisahkan ada seorang laki tampan Sesudahnya I Durma dewasa, seringkali
rupawan bernama I Rajapala beristrikan ia ke halaman depan istana, tanpa ragu-
seorang bidadari bernama Ken Sulasih. ragu ia menghadap Sang raja di
Mereka tinggal di desa Singapanjaron, Wanakeling. Para Camat, menteri,
mempunyai seorang putra bernama I semuanya mengetahui hal itu, dan
Durma. sayang kepadanya. Di sana ia dijadikan
kerabat istana, kemudian diangkat
3.3.1.2 Pasraman Jro Dukuh sebagai sekretaris, sehingga ia tidak
Pasraman Jro Dukuh merupakan latar kekurangan sandang, papan dan pangan.
tempat I Durma dititipkan, dan mengabdikan Ia senantiasa berpakaian rapi. Meskipun
diri di tempat tersebut. Sebelumnya, I Durma demikian, ia tidak pernah lupa untuk
diberikan wejangan oleh ayahnya I Rajapala. bersaudara, berkerabat, senantiasa ingat
Kutipan penggalan satua I Durma ini seperti dengan wejangan-wejangan, dan ajaran-
berikut. ajaran yang diberikan Jro Dukuh.

Cening Durma, awak nu cerik, patut 3.4 Latar Waktu


seleg cening malajahang awak. Dalam karya yang bersifat naratif,
Sabilang gae patut palajahin, nyastra masalah waktu bermakna ganda, di satu sisi
tusing dadi engsapain. Ditu di merujuk pada waktu penceriteraan, waktu
pasraman Jro Dukuhe Cening malajah penulIsan ceritera, dan di lain sisi menunjuk
sambilan ngayah. pada waktu dan urutan waktu yang terjadi dan
Artinya dikisahkan dalam ceritera. Dalam satua I
Anaku Durma, engkau masih kecil, Durma terdapat latar waktu sebagai berikut.
engkau harus selalu belajar. Semua hal
harus engkau pelajari, Belajarlah 3.4.1 Pada Sore Hari.
tentang sastra agama tidak boleh engkau Dikisahkan ketika I Rajapala
lupakan. Di sana di pasraman Jro memanggil I Durma sembari memberikan
Dukuh engkau belajar sambil mengabdi wejangan-wejangan sebelum ia pergi ke
diri membantu Jro Dukuh. hutan. Kutipan penggalan ceriteranya sebagai
berikut.
3.3.1.2 Di Puri di Wanakeling
Hal ini diceriterakan ketika I Durma Gelisang satua, I Rajapala makinkin
diangkat menjadi Panyarikan (Sekretaris) bakal nangun kerti ke alas gunung. Nuju
istana di Wanakeling. Kutipan penggalan sanja, I Rajapala ngaukin pianakne laut
ceritera tersebut berikut ini. negak masila. I Rajapala ngusap-
ngusap duur I Durma sarwi ngomong
Sasubane I Durma menek teruna, pepes ’Duh, cening Durma pianak Bapa,
ia ke bancingah, dadi tamu ia nagkil tumbuh cening kaasih-asih pesan. Enu
ring Anake Agung di Wanakeling. Para cerik suba katinggalin baan meme. Buin
punggawa, tandamantri pada uning tur mani, masih Bapa bakal ninggalin
sayang teken I Durma. Ditu laut ia Cening luas ke gunung alas nangunn
kaanggen parekan di puri, kadadiang kerti, jumah Cening apang melah.
panyarikan sedahan agung purine. Artinya
Dadine ia tusing kuangan pangan Singkat ceritera, tiba saatnya I
kinum muah satata mapanganggo Rajapala akan berangkat ke tengah
bungah. Yadiapin keto, tusing taen ia hutan. Setiap sore hari, I Rajapala
engsap manyama braya, satata inget memanggil anaknya kemudian sambil
teken pitutur bapane muah ajah-ajahan duduk bersila, I Rajapala mengelus-elus
Jro Dukuh. kepala I Durma dan berkata, ‘Oh,
Artinya anakku Durma, hidupmu penuh dengan

162 Vol. 10 No. 2 September 2020


kesedihan. Sejak kecil engkau sudah gambaran rupanya, dan tindakan yang
ditinggalkan ibumu. Besok ayah juga menggambarkan tingkah laku, diperkuat lagi
akan meninggalkanmu pergi bertapa ke dengan perkataan yang informatif. Atau
tengah hutan. Baik-baiklah engkau di pengarang langsung saja menyebutkan
rumah. identitas, ciri-ciri atau perwatakan para pelaku
ceritera tersebut, seperti nama, rupa, tabiat,
3.4.2 Pada Malam Hari perbuatan yang baik atau buruk.
Penggalan satua I Durma yang Ada tokoh primer atau utama, ada juga
menujukkan latar waktu terlihat ketika I tokoh sekunder, dan tokoh sampingan.
Durma diajarkan tentang ajaran-ajaran agama Menurut Narayana (dalam Indrayani, 2012:
oleh Jro Dukuh di pasraman miliknya, dapat 49) mengatakan kalau tokoh utama bersifat
deisimak seperri berikut ini. protagonis, merupakan tokoh yang sangat
penting dan memegang peranan besar dalam
Ten kacarita pajalan I Rajapala nangun ceritera, dan paling banyak mendapatkan
kerti, kacarita jani I Durma suba porsi penceritraan, serta sarat dibebankan
ngayah, melajah di pasraman Jro dengan amanat. tokoh sekunder dan tokoh
Dukuhe. Jro Dukuh kalintang ledang sampingan adalah tokoh yang membantu
picayune, krana I Durma seleg pesan tokoh utama untuk menimbulkan terjadinya
malajah tur enggal ngresep. Ia tusing peristiwa-peristiwa, yang selanjutnya
milihin gae, asing pituduh Jro Dukuh membangun alur ceritera tersebut.
kagarap kanti pragat. Sebilang peteng Menurut Sukada (1987: 65)
kaurukang masastra baan Jrro Dukuh. menjelaskan bahwa untuk menentukan tokoh
Baan selegne malajah mamaca, dadi ia utama, sekunder, dan pelengkap
liu nawang satua, tutur muah agama. (komplementer), dilihat dari banyak atau
Artinya sedikitnya seorang tokoh berhubungan
Tidak diceriterakan perjalanan I dengan para tokoh lainnya. Dikatakan kalau
Rajapala, sekarang diceriterakan I tokoh utama selamanya mendukung ide
Durma sudah mengabdikan dirinya di pengarang, mendapatkan porsi pelukisan
pasraman Jro Dukuh. Jro Dukuh begitu relatif lebih banyak dari pada tokoh lainnya.
senang hatinya, karena I Durma rajin Sebab dan akibat yang timmbul dalam
bekerja, dan tidak pernah memilih-milih ceritera, selamanya bersumber pada tokoh
pekerjaan, semua perintah Jro Dukuh utama, karena mampu menumbuhkan adanya
dilaksanakannya sampai selesai. Setiap plot yang juga bersumber pada tokoh lainnya.
malam hari ia diajarkan tentang ajaran Senada dengan pendapat di atas,
agama oleh Jro Dukuh. Karena rajinnya Tarigan (1984: 143) menjelaskan kalau tokoh
belajar, ia banyak mengetahui tentang utama merupakan tokoh yang terlibat, dan
ceritera, petunjuk dan ajaran agama. pada umumnya dikuasai oleh serangkaian
peristiwa, tempat mereka muncul baik sebagai
3.5 Tokoh dan Penokohan pemenang, sebagai yang kalah, senang, atau
Tokoh ceritera adalah pelaku yang tidak senang, lebih kaya atau lebih miskin,
memainkan atau memerankan ceritera dalam tetapi semuanya merupakan yang lebih arif
suatu karya sastra. Di dalam ceritera tersebut, bijaksana bagi pengalaman, dan menjadi
pelaku diberikan watak baru atau karakter orang yang baik mengagumkan sekalipun
oleh si pengarang. Artinya setiap tokoh akan dalam kematian atau kekalahan.
diberikan perwatakan yang saling berbeda Penggambaran bentuk dan wujud pisik
antara tokoh yang satu dengan tokoh yang dan sifat seorang tokoh disebut dengan
lainnya, sehingga pengarang dengan mudah penokohan, memiliki hubungan timbal balik
menitipkan pesan atau kesan yang dengan tokoh, dikatakan sebagai penyebab
diamanatkan melalui tokoh tersebut. Karakter terjadinya peristiwa dengan segala cara yang
dari seorang tokoh dapat dilihat dari dipergunakan oleh pengarang untuk

163 Vol. 10 No. 2 September 2020


mnampilkan para tokoh tersebut. Tetapi berkata, ‘Oh, anakku Durma, hidupmu
penokohan merupakn penampilan penuh dengan kesedihan. Sejak kecil
keseluruhan watak atau ciri seorang tokoh engkau sudah ditinggalkan ibu. Besok
melalui suatu percakapan, dan tingkah laku, ayah juga akan meniggalkanmu pergi
Sutrisna (dalam Darmadi 2012: 53) Dengan bertapa ke tengah hutan. Baik-baiklah
demikian istilah penokohan lebih luas engkau di rumah’. Ketika itu, cemberut
pengertiannya dari pada ‘tokoh’. I Durma, matanya berlinang-linang,
Dalam satua I Durma, teknik yang kemudian ia terlentang sambil
dipergunakan untuk menggambarkan tokoh menyembunyikan wajahnya di
adalah teknik gabungan, yakni merupakan pangkuan ayahnya. Ia tidak mampu
perpaduan antara teknik dramatik dengan bekata sepatah katapun. Ayahnya
teknik analitik. Dalam teknik dramatik mengangkat I Durma, dan kembali
pengarang membiarkan para okoh untuk melanjutkan kata-katanya. ‘Anaku
menunjukkan kediriannya sendiri melalui Durma, dirimu masih kecil, engkau
berbagai aktivitas yang dilakukan, baik secara harus rajin belajar. Semua itu harus
verbal maupun non verbal, dan juga melalui engkau pelajari, belajar tentang sastra
peristiwa yang terjadi. agama tidak boleh engkau lupakan. Di
Penggalan kutipan satua I Durma yang sana di pasraman Jro Dukuh engkau
tokoh dan sifatnya digambarkan melalui belajar, dan mengabdi. Belajarlah
teknik dramatik sepertii berikut ini. berperilaku, berbicara dan berpikir.

Gelisang satua, I Rajapala makinkin Penggalan ceritera yang dikutip tersebut


bakal nangun kerti ke alas gunung. Nuju di atas menggambarkan sifat kehadiran tokoh
sanja, I Rajapala ngaukin pianakne laut pelaku yakni I Rajapala, ayah I Durma. Sifat
negak masila. I Rajapala ngusap- yang dicirikan oleh I Rajapala adalah sifat
ngusap duur I Durma sarwi ngomong, penyayang seorang ayah kepada anaknya. Ini
‘Duh, Cening Durma pianak Bapa, terlihat dari percakapannya dengan I Durma
tumbuh Cening kasih-kasih pesan. Enu yang mempergunakan kata ‘cening’,
cerik suba katinggalin baan meme. Buin mempunyai makna ‘panggilan sayang kepada
mani masih Bapa ninggalin Cening luas anak’. Sikap yang motivatif juga
ke gunung alas nangun kerti. Jumah diperlihatkan oleh ayahnya, dengan
Cening apang melah’.. Mare keto jengis memberikan wejangan-wejangan kepada
I Durma, paninggalane ngembeng- anaknya sebelum berangkat ke tengah hutan.
ngembeng, tumuli ia makakeb di Pelukisan tokoh ceritera yang dilakukan
pabinan bapane. Tusing nyidang ia dengan memdeskripsikan, menguraikan
masaut. Bapane menehang tegak I secara langsung, tidak berbelit-belit, tetapi
Durma tur nutugang mapitutur. ‘Cening disertai dengan deskripsi kediriannya berupa
Durma, awak nu cerik, patut cening sikap, tingkah laku, dan sifat, diistilahkan
seleg malajahang awak. Sebilang gae dengan teknik analitik Abraham (dalam
patut palajahin, nyastra tusing dadi Nurgiyantoro, 2012: 194). Penggalan satua I
engsapin. Ditu di pasraman Jro Dukuh Durma yang mempergunakan teknik analitik
Cening malajah sambilan ngayah. antara lain seperti ketika tokoh Ken Sulasih
Palajahin matingkah, ngomong muah ditampilkan pengarang sebagai bidadari dari
mapineh. istana Dewa Indra dan sebagai istri I Rajapala
Artinya serta ibu dari I Durma. Ken Sulasih memiliki
Singkat ceritera, tiba saatnya I Rajapala sifat setia pada kata-kata dan janji (satya
akan berangkat ke tengah hutan. Ketika wacana). Sifat tergambar ketika Ken Sulasih
sore hari, Ia memanggil anaknya I berjanji memberikan dan telah melahir
Durma sambil duduk bersila. Ia seorang anak, ia akan kembali ke Kendran.
mengelus-elus kepala anaknya sambil Sayangnya dalam satua I Durma,

164 Vol. 10 No. 2 September 2020


keberadaannya tidak dijelaskan secara rinci, sudah tentu mampu menyajikan kenikmatan
sehingga menjadi keraguan tentang tersendiri di hati pembacanya. Kalau memang
bagaimana sesungguhnya sifat dari tokoh sungguh-sungguh dihayati, pengarang tidak
berrnama Ken Sulasih. Perstiwa ini terlihat hanya menyampaikan sebuah ceritera semata,
seperri berikut ini tetapi ingin menyuguhkan seauatu yang
menjadi persoalan dari phenomena yang ada
Ada tuturan satua anak muani bagus dalam kehidupan. Apa yang menjadi
madan I Durma makurenan ngajak persoalan dan sedang mengejala dalam
dedari madan Ken Sulasih. Ia nongos di kehidupan masyarakat, itulah yang disebut
desa Singapanjaron. Ia ngelah pianak tema. Dengan demikian, tema merupakan
adiri adanina I Durma. Mare mtuuh prinsip dasar dalam karya sastra, dan
pitung oton kalahina teken memene menjadikan prinsip tersebut sebagai ide
mewali ke Kendran dominan yang dipakai titik tolak penciptaan
Artinya dalam sebuah karya sastra.
Diceriterakan ada seorang laki tampan Tema menurut Nurgiyantoro (2012: 77)
rupawan bernama I Rajpala, beristrikan digolongkan menjadi dua jenis, yaitu; 1) tema
seorang bidadari bernama Ken Sulasih. tradisional, adalah tema yang telah lama
Mereka tinggal di desa Singapanjaron, digunakan dalam karya sastra, dan dapat
mempunyai seorang putra, diberinama I ditemukan dalam berbagai ceritera. Misalnya,
Durma. Baru berusia tujuh bulan, ia tema kejahatan senantiasa dikalahkan oleh
ditinggal ibuya ke Kendran. kebenaran. 2) Tema non tradisional, adalah
tema yang bertentangan dengan prinsip-
3.5 Tema prinsip tema tradisional. Di dalam tema ini,
Gagasan, ide, atau pikiran yang utama pertentangan yang meskipun dalam
yang mendasar dalam suatu karya sastra kenyataannya bisa terjadi, namun oleh
disebut ‘tema’. Pada umumya dalam sebuah pembacanya sering dianggap melanggar
karya sastra, seorang pengarang tidak pernah kebiasaan-kebiasaan umum di dalam
meninggalkan untuk mengangkat konsep mayarakat.
sentral dalam karyanya, dan kemudian Memperhatikan penjelasan di atas, yang
dikemas dan dikembangkan dalam bentuk menjadi tema dalam satua I Durma adalah
critera, sehingga ending kisah para tokoh tema ‘tradisional’, karena dalam
yang dikisahkan memberikan gambaran penceriteraan dari awal hingga akhir, I Durma
kepada pembaca pada suasana yang yang dikisahkan sebagai seorang yang
menyedihkan atau membahagiakan. senantiasa mengalami kesedihan semenjak
Sudjiman 1988: 50) mengatakan bahwa ditinggal kedua orang tuanya. Namun tiada
penyampaian sebuah ceritera bukan demi sedikit pun penyesalan diperlihatkan, tapi
ceritera itu semata, melainkan ada sesuatu sebaliknya kehidupan ini dijalankan sesuai
yang dibungkus dalam ceritera, yakni konsep dengan wejangan dari ayahnya, dan ajaran-
sentral yang dikembangkan dalam ceritera ajaran yang diberikan oleh Jro Dukuh. Ia
tersebut. menjadi orang sukses, apalagi diangkat
Ada kalanya menurut Sudjiman tema sebagai sekretaris di istana Wanakeling.
ceritera dinyatakan secara eksplisit, seperti
terlihat dalam judul karya sastra tersebut, ada 3.6 Amanat
juga dinyatakan secara implisit. Penyampaian Amanat bisa berupa kata-kata, nasehat
tema dalam karya sastra, hendaknya melihat kebesaran Tuhan sebagai petunjuk untuk
ada kecocokan antara tema dengan bentuk memberikan nasehat, dituangkan secara
pengungkapannya, keserasian hubungan isi implisit dan eksplisit (Sukada, 1983: 22).
dan bentuk, antara makna dan bentuk. Artinya dalam amanat terdapat pesan yang
Menyimak dari yang diuraikan di atas ingin disampaikan kepada par pembaca, bisa
dapat dikatakan bahwa sebuah karya sastra berupa kata-kata atau nasehat. Dikatakan

165 Vol. 10 No. 2 September 2020


amanat selalu berkaitan dan menyentuh hati Struktur intrinsik satua I Durma
nurani pembaca. Unutk memahaminya, meliputi insiden, alaur/plot, latar/setting,
amanat memberikan kesan yang berbeda, tokoh dan penokohan, tema, serta amanat.
tergantung dari tiga faktor, yaitu; (1) intuisi Unsur-unsur struktur intrinsik ini bersifat
dan kepekaan batin pembaca, (2) persepsi saling keterkaitan, sehingga membentuk satu
pembaca, (3) sikap pembaca yang kesatuan yang utuh tidak bisa dipisahkan.
menunjukkab pandangan hidupnya. Senada Dengan analisis seperti telah diuraikan
dengan pemikiran ini, Sudjiman (dalam sebelumnya, menunjukkan bahwa struktur
Yogantara, 2010: 114) menyebutkan kalau intrinsik satua I Durma bertolak dari asumsi
dalam karya sastra, terdapat amanat yang bahwa karya sastra tersusun dari berbagai
implisit, dan eksplisit. Implisit dimaksudkan unsur yang saling berhubungan satu dengan
kalau ajaran moral dan budi pekerti disiratkan unsur yang lainnya, bahkan terstruktur,
dalam perilaku tokoh menjelang akhir sehingga tidak ada satu unsur yang tidak
ceritera. Eksplisit, apabila pengarang pada funsional dalam keseluruhan. Dengan
tengah atau akhir ceritera, menyampaikan demikian, teori struktural seperti yang
seruan, saran peringatan, nasehat, anjuran, disebutkan ini, dan dalam kaitannya dengan
larangan, dan sebagainya. unsur-unsur struktur intrinsik dalam satua I
Mengacu pada penjelasan di atas, dapat Durma relevan untuk menganilisisnya. . Jadi
dikatakan bahwa amanat yang terkandung nilai sebuah karya sastra sangat ditentukan
dalam satua I Durma disampaikan secara oleh koheren tidaknya unsur-unsur karya
eksplisit, karena pengarang pada tengah sastra tersebut. Beranjak dari penjelasan ini,
ceritera menyampaikan seruan, dan maka teori structural relevan dipergunakan
peringatan, nasehat, anjuran, dan larangan. untuk menganalisis permasalahan, karena ia
Hal ini dapat disimak dalam penggalan satua terkait dengan struktur satua I Durma.
I Durma sebagi berikut.
Daftar Pustaka
Cening Durma, awak nu cerik, patut Bagus, Loren. 2000. Kamus Filsafat. Jakarta:
seleg cening malajahang awak. PT Gramedia Pustaka Utama.
Sabilang gae patut palajahin, nyastra Sundia I Made. 2011. Kasanah Cerita Rakyat
tusing dadi engsapain. Ditu di Bali. Denpasar: PT Elex Media
pasraman Jro Dukuhe Cening malajah Komputindo.
sambilan ngayah. Palajahin cening
matingkah…….. Darmadi, I Putu. 2012. Satua I Cempaka Mas
Artiya (Kajan Struktur dan Nilai). Tugas
Anaku Durma, dirimu masih kecil, Akhir (Tidak diterbitkan). Jurusan
kamu harus senantiasa belajar. Semua Pendidikan Bahasa dan Sastra Agama.
hal harus engkau pelajari. Belajar IHDN Denpasar.
tentang sastra agama tidak boleh engkau Ehchol, John M dan Hasan Sadhily. 2007.
lupakan. Di sana, di pasraman Jro Kamus-Inggris-Indonesia. Jakarta:
Dukuh, belajar dan mengabdi. PT Gramedia.
Belajarlah engkau bertingkah laku… Gulo. W. 2004. Metodologi Penelitian.
Jakarta: PT Gramedia Widiasasta.
Melalui kutipan penggalan satua I Nurgiyantoro, Burhan. 2012. Teori
Durma tersebut, dapat dikatakan bahwa Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gajah
wujud amanat yang disampaikan pengarang Mada University Press.
adalah berupa nasehat, pesan yang bersifat Semi M Atar. 1988. Antonim Sastra. Padang:
religius. Angkasa Pura
Sukada. 1987. Unsur-unsur Insiden dan
IV. KESIMPULAN Perwatakan dalam Fiksi. Majalah
Widya Pustaka. Thn 1

166 Vol. 10 No. 2 September 2020


No 2 Denpasar, Fakultas Sastra Udayana. Puisi Bali, Kajian Struktur dan Nilai
Taigan, Hendry Guntur. 1984. Prisip-prinsip Pendidikan. Tugas Akhir [tidak
Dasar Sastra. Bandung: Angkasa. diterbitkan]. Jurusan Pendidikan
Yogantara I Dewa Agung Made Eka. 2010. Bahasa dan Sastra Agama, IHDN
Gaguritan Aji Maya Sandi Sebuah Denpasar

167 Vol. 10 No. 2 September 2020

Anda mungkin juga menyukai