Anda di halaman 1dari 11

ANALISIS UNSUR-UNSUR INTRINSIK DALAM NOVEL IZANA

KARYA DARUMA MATSUURA

Fransiska Monica Mamonto, Sherly F Lensun, Susanti Ch. Aror.


Program Studi Pendidikan Pendidikan Bahasa Jepang, Fakultas Bahasa Dan Seni,
Universitas Negeri Manado
fransiskamamonto@gmail.com

ABSTRAK

Novel merupakan sebuah karya sastra yang mempunyai fungsi dan peranan sentral dengan
memberikan kepuasaan batin bagi pembacanya lewat nilai-nilai edukasi yang terdapat
didalamnya. Novel Izana Karya Daruma Matsuura menceritakan tentang masa kanak-
kanak tokoh utama yang bernama Izana ibu dari Kasane di Desa Akeiwa, sebuah daerah
terpencil yang terisolasi dari dunia luar dan terus dihantui oleh depopulasi, namun masih
kental akan tradisi dan adat-istiadatnya. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif
kualitatif dan menggunakan teknik analisis isi. Dari hasil analisis dalam penelitian ini,
penulis menarik kesimpulan bahwa, novel Izana menceritakan peristiwa perjalanan
kehidupan masa lalu Izana dan hubungan keluarga yang berlatar di Desa Akeiwa dan
terdapat makna sosial dalam novel Izana bahwa setiap anak membutuhkan perhatian dan
kasih sayang dari orang tua serta tadisi juga harus diikuti asalkan tidak bertentangan dengan
nilai-nilai kemanusiaan.

Kata Kunci: Unsur Intrinsik, Novel, Nilai Sosial

dan memiliki efek yang positif terhadap


A. PENDAHULUAN manusia (Mursal Esten (978:9).
Karya sastra merupakan hasil kreatif dari Karya sastra sendiri dibagi menjadi dua
imajinasi yang merepresentasi dari yaitu prosa dan puisi. Prosa adalah karya
kehidupan nyata. Sastra pada dasarnya sastra yang tidak terikat contohnya novel,
merupakan ciptaan, sebuah kreasi bukan cerpen, dan drama. Sedangkan puisi adalah
semata-mata sebuah imitasi. Karya sastra karya sastra yang terikat, contohnya puisi
sebagai bentuk dan hasil sebuah perkerjaan dan syair.
kreatif, pada hakikatnya adalah suatu Novel sebagai salah satu genre karya sastra
media yang mendayagunakan bahasa dibangun oleh unsur intrinsik. Menurut
untuk mengungkapkan tentang kehidupan Nurgiyantoro (2009:4). Novel sebagai
manusia. Oleh sebab itu, sebuah karya sebuah karya fiksi menawarkan sebuah
sastra, pada umumnya, berisi tentang dunia yang berisi model kehidupan yang
permasalahan yang melingkupi kehidupan diidealkan dan bersifat imajinatif. Novel
manusia. Sastra atau Kesusteraan adalah memiliki bagian-bagian, unsur-unsur yang
pengungkapan dari fakta artistik dan saling berkaitan satu dengan yang lain.
imajinatif sebagai manifestasi kehidupan Unsur-unsur pembangunan sebuah novel
manusia melalui bahasa sebagai medium yang secara garis besar dibagi menjadi dua

214
Vol. 1 No. 3 (2021): SoCul: International Journal of Research in
Social Cultural Issues

yaitu unsur ekstrisik dan unsur intrinsik. (1992:99) mendefinisikan sastra sebagai
Unsur-unsur intrinsik yang terdapat pada karya seni yang dikarang menurut
novel adalah : Tema, Penokohan, Alur, standar bahasa kesusastraan. Standar
Gaya Bahasa, Latar atau Setting, Sudut bahasa kesusatraan yang dimaksudkan
Pandang dan Amanat. Sedangkan unsur- adalah penggunaan kata-kata yang indah
unsur ekstrinsik meliputi Sejarah atau dan gaya bahasa serta gaya cerita yang
Biografi Pengarang, Situasi dan Kondisi, menarik.
dan Nilai-nilai dalam cerita (Nilai moral,
Nilai Sosial, Nilai Budaya). 2. Analisis Karya Sastra
Kegiatan menganalisis sastra adalah
B. Rumusan Masalah kegiatan menelah karya sastra,
Bagaimanakah struktur teks yang mempelajari, menilik, menyelidiki dan
terkandung dalam novel “Izana” karya memeriksa karya sastra sehingga
Daruma Matsuura? tumbuh pengertian dan penghargaan
terhadap karya tersebut Proses analisis
C. Manfaat Penelitan karya sastra tentu tidak lepas dari
Dalam penelitian ini diharapakan dapat berbagai unsur yang membangun karya
memberikan kontribusi hasil penelitian sastra itu sendiri baik unsur ekstrinsik
khususnya sastra untuk kemajuan dan maupun unsur intrinsik. Nurgiyantoro
perkembangan ilmu pengetahuan dalam (1995:30) mengatakan bahwa istilah
pendidikan bahasa Jepang di Indonesia. analisis mengarah pada pengertian
mengurai karya itu atas unsur-unsur
D. LANDASAN TEORI pembentuknya tersebut, yaitu berupa
unsur-unsur intrinsiknya.
1. Hakikat Sastra
Dalam kehidupannya, manusia tidak 3. Novel
lepas dengan bahasa baik secara lisan Kata novel berasal dari bahasa Latin
maupun tulisan. Sastra merupakan Novellus yang diturunkan dari kata
bagian dari hal tersebut yang menemani Novies yang berarti “baru”. Dikatakan
manusia dalam berbagai situasi dan “baru” karena kalau dibandingkan
waktu. Sastra yang dalam bahasa Jepang dengan jensis sastra lainnya seperti
disebut Bungaku 「文学」berasal dari puisi, drama dan lain-lain, maka novel
bahasa Sansekerta sastra yang diambil ini baru muncul kemudian (Tarigan,
dari kata dasar “sas” yang berarti 1984:164). Novel adalah karangan
“instruksi atau ajaran” sehingga sastra yang panjang dan berbentuk prosa dan
dapat diartikan sebagai “teks yang mengandung rangkaian cerita
mengandung instruksi atau pedoman. kehidupan seseorang dengan orang lain
Dalam bahasa Indonesia kata ini biasa di sekelilingnya dengan menonjolkan
digunakan untuk merujuk kepeda watak dan sifat setiap pelaku. Novel
“kesusastraan” atau sebuah jenis tulisan sebagai gambaran kehidupan tentunya
yang memiliki arti atau keindahan sarat dengan nilai dan norma yang ada
tertentu. Tetapi kata “sastra” bisa pula dalam masyarakat yang bersifat
merujuk kepada semua jenis tulisan baik mendidik. Artinya, sebagai karya
tulisan tersebut mengandung unsur sastra novel memiliki nilai tinggi
keindahan maupun tidak. Zainuddin apabila mengandung bermacam-

215
Vol. 1 No. 3 (2021): SoCul: International Journal of Research in
Social Cultural Issues

macam nilai tentang kehidupan Nilai Sosial


manusia yang bermanfaat bagi
kehidupan manusia lainnya sebagai Dalam kehidupan bermasyarakat tentunya
suatu perenungan, penghayatan dan memiliki suatu kesepakatan mengenai
tindakan para pembacanya tentang berbagai aturan yang harus dipatuhi. Aturan
nilai yang terkandung di dalam tersebut berfungsi untuk mewujudkan
ceritanya. keteraturan sosial. Kesepakatan aturan itulah
yang disebut sebagai dengan nilai sosial. Nilai
a. Unsur-Unsur Dalam Novel sosial merupakan suatu konsep abstrak pada
Sebagai suatu karya sastra fiksi, novel diri manusia mengenai apa yang dianggap baik
haruslah tetap merupakan cerita yang atau buruk, benar atau salah.
menarik dengan bangunan struktur yang
E. Metodologi Dan Teknik Penelitian
saling berkesinambungan secara estetika
yang bertujuan untuk menyampaikan isi Metode yang digunakan dalam penelitian ini
cerita dengan jelas dan menarik. Oleh adalah Metode Deskriptif Kualitatif. Menurut
Karena itu, novel dibentuk oleh unsur- Bogdan dan Taylor dalam Moleong (1991:3)
unsur pembangun yang membentuk cerita mendefinisikan metode kualitatif sebagai
sehingga membuat sebuah novel menjadi prosedur penelitian yang menghasilkan data
berwujud secara utuh. Unsur-unsur deskriptif berupa kata-kata tertulis.
pembangun yang membentuk sebuah
novel adalah sebagai berikut: Teknik yan digunakan dalam penelitian ini
adalah Teknik Menyimak Novel. Menurut
1) Unsur Intrinsik Endrawara (2008:162), perlu dilakukan
Unsur intrinsik adalah unsur yang pembacaan secara cermat dan berulang-ulang
membangun karya sastra itu sendiri untuk membantu pengadaan data.
(Nurgiyantoro, 1995:23). Unsur-unsur
inilah yang menyebabkan karya sastra F. Hasil Penelitian Dan Pembahasan
hadir sebagai karya sastra, unsur-unsur 1. Unsur Intrinsik Novel Izana
yang secara faktual akan dijumpai jika Berdasarkan pembahasan penulis Novel
orang membaca karya sastra. Unsur-unsur Izanakarya Daruma Matsuura, maka dapat
intrinsik dalam sebuah karya sastra ditemukan data-data pendukung sesuai
meliputi: Tema, Penokohan, Alur, dengan rumusan masalah yang ingin
Latar/Setting, Sudut Pandang, Bahasa dan dikaji. Peneliti fokus pada unsur intrinsik
Amanat. novel yang meliputi tema, alur,
2) Unsur Ekstrinsik penokohan, latar, sudut pandang dan
Unsur ekstrinsik adalah unsur-unsur yang amanat yang terkandung dalam novel
berada di luar karya sastra itu, tetapi secara Izana.
tidak langsung mempengaruhi bangunan
atau sisitem organisme karya sastra.
Unsur-unsur itu adalah biografi pengarang,
psikologi, ekonomi, keadaan di lingkungan
pengarang dan lain sebagainya..

216
Vol. 1 No. 3 (2021): SoCul: International Journal of Research in
Social Cultural Issues

 Izana

1) Analisis Unsur Intrinsik Izana adalah anak yang tidak


a. Tema diharapkan kelahirannya hal ini
Ambari (1996:95) mendefinisikan dapat dilihat dari kutipan sebagai
tema adalah pokok permasalahan berikut:“Izana, itulah namanya,
yang merupakan inti atau jiwa dari sosok yang telah meninggal
suatu cerita. bersama ibunya, tetapi surat
. Tema utama dalam novel ini adalah kelahiran yang tidak pernah
tema tentang kehidupan Izana dan dibuatkan untukknya, apalagi
hubungan keluarga. Novel ini surat kematian. (hal. 19)
menunjukan peristiwa-peristiwa dan
konflik yang ada dalam suatu keluarga.  Chigusa Hirasaka
Konflik yang paling menonjol dimulai Chigusa adalah seorang perawat
ketika Sasae menyerahkan anaknya dan merupakan orang yang
Kazura untuk diurus oleh saudaranya, menjaga serta merawat Izana dari
kutipannya sebagai berikut : bayi, kutipan sebagai
Kazura adalah putri bungsuku, kau bisa berikut:Chigusa membantu
diliat, dia jelek kan , dan tahun kuda api sebagai seorang perawat- sampai
datang saat dia tumbuh dewasa. Ada sekarangpun jika ada yang
kemungkinan dia akan memiliki anak meminta bantuannya –Chigusa
pada tahun kuda api, makanya aku akan sebaik mungkin membantu
membuatnya keluar dari desa ini. (hal. mereka (hal. 10)
18)
2) Tokoh Bawahan
b) Tokoh dan Penokohan Tokoh bawahan ini adalah tokoh
1. Tokoh Cerita yang tidak sentral kedudukannya
di dalam cerita, akan tetapi
Se1iap karya sastra termasuk novel kehadirannya sangatlah
mempunyai pelaku ceritanya yang diperlukan.
menyertai setiap kejadian yang  Kazura
diceritakan dalam novel tersebut,
pelaku inilah yang dimaksudkan Kazura adalah ibu Izana, Kazura
dengan tokoh cerita. Aminudin tidak rela jika putrinya harus
(1990:80) dibunuh karena sebuah legenda
Berdasarkan fungsinya, tokoh dalam yang beredar di desa tersebut. Ia
cerita dapat dibedakan menjadi 2 meminta bantuan Chigusa untuk
bagian yaitu: menjaga serta merawat bayinya
1) Tokoh Sentral dan menamainya “Izana”. ia
Tokoh sentral atau tokoh yang meninggal setelah ibunya
memegang peranan penting disebut melahirkannya kutipan sebagai
tokoh utama atau protagonis. Tokoh berikut:Beritahu mereka semua
cerita dalam Novel Izana ini yaitu: kalau aku dan bayiku mati

217
Vol. 1 No. 3 (2021): SoCul: International Journal of Research in
Social Cultural Issues

bersama. Kumohon namanya  Chigusa Hirasaka


Izana. Biakan Izana hidup (hal.
19) Chigusa adalah orang yang penuh
cinta kasih, bersedia menolong
 Sasae orang lain kutipan sebagai
berikut: Chigusa mengambil jaket
Sasae adalah Ibu Kazura, dia tua milik suaminya dan
adalah wanita yang percaya menyampirkannya dibahu
dengan tradisi yang ada didesa perempuan itu. Ia mengatakan
mereka dan dia tega menitipkan jaket itu tidak perlu dikembalikan
Kazura kepada keluarga yang lain (hal. 13)
yang tinggal diluar desa untuk
diasuh , kutipan sebagai  Kazura
berikut:Kazura adalah putri
bungsuku, kau bisa liat, dia jelek Kazura punya sikap rela
kan , dan tahun kuda api datang berkorban nyawa untuk anaknya
saat dia tumbuh dewasa. Ada Izana, hal ini menggambarkan
kemungkinan dia akan memiliki kasih Ibu kepada anak yang ia
anak pada tahun kuda api, sayangi, apapun keadaan anaknya
makanya aku membuatnya keluar itu, kutipan sebagai
dari desa ini. (hal. 18) berikut:Kazura berlari menuju
tama. Hanya dengan kimono tipis,
2. Penokohan ia langsung dilahap oleh nyala
Menurut Ambari (1998:95) api dalam sekejap. Sosok
penokohan mengandung arti perempuan yang seorang diri
pelukisan mengenai tokoh cerita, menjatuhkan dirinya kedalam api
baik secara lahiriah maupun untuk melindungi putrinya
sampai tubuhnya menjadi seperti
keyakinannya, adat istiadatnya,
boneka berwarna merah pekat
serta sikap dan tindak tanduknya. dan jatuh keatas tanah(hal. 19)
Penokohan dalam novel Izana
sebagai berikut:  Sasae
 Izana Sasae adalah Ibu Kazura yang
dibutakan oleh tradisi
Izana adalah anak yang pendiam /kepercayaan menghancurkan
dan penurut hal ini dapat dilihat hubungan anak dan ibu sehingga
dari kutipan sebagai ia membiarkan anaknya hidup
berikut:“Izana, adalah anak yang bagaikan gelandangan didesa,
pendiam dan penurut , ia tidak kutipan sebagai berikut:Kazura
pernah menangis ataupun ….kazura adalah putriku ia harus
hidup bagaikan gelandangan
merajuk. Jika ditinggalkan
didesa. (hal. 18)
seorang diri, Izana bisa langsung
bermain sendirian. (hal. 20) 3. Plot atau Alur Cerita

218
Vol. 1 No. 3 (2021): SoCul: International Journal of Research in
Social Cultural Issues

Alur atau plot adalah suatu struktur  Latar Waktu


gerak yang terdapat dalam cerita fiksi
atau drama. Berhubungan dengan masalah
Alur yang digunakan dalam novel kapan terjadinya peristiwa-
Izana adalah alur progresif. Cerita peristiwa yang diceritakan dalam
dalam novel ini bergulir secara sebuah karya fiksi. Masalah kapan
berurutan dimulai dengan tahap awal tersebut biasanya dihubungkan
(penyituasian, pengenalan, dengan waktu faktual, waktu yang
pemunculan, dan konflik), tengah ada kaitannya atau dapat dikaitkan
(konflik meningkat, klimaks), dan dengan peristiwa sejarah. Tahun
akhir (penyelesaian). Hal ini dapat Kuda Api
dilihat dari judul pada tiap bagian
“Apabila ada bayi perempuan
novel yaitu: Tahun Kuda Api, Izana,
dengan wajah buruk rupa terlahir
Gunung Shiranaga, Merah, Chigusa,
di Tahun Kuda Api, dia adalah
Miko Hibeni, Musim Dingin.
reinkarnasi dari iblis perempuan
yang datang untuk membawa
4. Setting atau Latar
malapetaka kepada desa ini.
Latar disebut juga sebagai landasan
Segerelah bunuh.” (hal. 8)
tumpu, menyaran pada pengertian
tempat, hubungan waktu, dan  Latar Sosial
lingkungan sosial tempat terjadinya
peristiwa-peristiwa yang diceritakan. Menyarankan pada hal-hal yang
Latar memberikan pijakan cerita berhubungan dengan perilaku
secara konkret dan jelas Latar dapat kehidupan sosial masyarakat di
dibedakan menjadi 3 bagian yaitu: suatu tempat yang diceritakan
 Latar Tempat dalam karya fiksi. Latar sosial
dalam Novel Izana ini adalah latar
Menyarankan pada lokasi sosial yang terkekang oleh tradisi
terjadinya peristiwa yang dan legenda.Hal ini menjadi
diceritakan dalam sebuah karya kebiasaan hidup dan sesuatu hal
fiksi. Latar tempat yaitu Desa yang dipercayai oleh masyarakat
Akeiwa. Sebagian besar cerita disana, berikut kutipannya.
bersetting di desa Akeiwa dan Penduduk desa masih menganggap
gunung Shiranaga yang menjadi legenda mengenai pembunuhan
tempat persembunyian Izana dan anak dan iblis perempuan
dalam sebuah pondok kecil saat sebagai sesuatu yang lumrah,
masih remaja.“Seperti itulah bukan sebuah dongeng (hal. 9)
desa Aikawa.”penduduk desa
masih menganggap legenda
mengenai pembunuhan anak dan
iblis perempuan sebagai sesuatu 5. Sudut Pandang
yang lumrah, bukan sebuah Sudut pandang atau point of view
dongeng (hal. 9) menyaran pada sebuah cerita
dikisahkan. Sudut pandang yang ada

219
Vol. 1 No. 3 (2021): SoCul: International Journal of Research in
Social Cultural Issues

dalam novel Izana ini adalah persona amanat yang dapat kita ambil dalam
pertama dengan gaya “aku” , sudut novel ini.
pandang persona pertama aku sebagai Makna sosial dalam novel Izana
tokoh utama. Hal ini dikarenakan mengacu pada hubungan individu
pengarang menggunakan sudut dengan individu yang lain dalam
pandang aku sebagai tokoh utama sebuah masyarakat. Hal ini
untuk tokoh Izana dan tokoh ditunjukkan oleh Chigusa kepada
ChigusaBerikut beberapa kutipan Izana walaupun dia bukan
yang membuktikan bahwa sudut anaknya tetapi dia bersedia
pandang dalam novel ini merawat dengan penuh kasih
menggunakan aku sebagai tokoh sayang. Kutipan dalam novel
utama.kutipannya sebagai berikut: sebagai berikut:
Aku yang tidak tau jarak didunia luar, ….tetapi Izana san selalu
merasa sangat senang karena jarak bersama dan diasuh oleh bibi
antara rumah dan sekolah yang Chigusa sejak lahir . (hal 191)
terlihat tidak begitu jauh’’ (hal 33)
Nilai Sosial Dalam Novel Izana
6. Bahasa Dalam kehidupan bermasyarakat
Bahasa merupakan sarana
tentunya memiliki suatu
pengungkapan sastra. Sastra lebih
kesepakatan mengenai berbagai
dari sekedar bahasa, deretan kata,
aturan yang harus dipatuhi. Aturan
namun unsur “kelebihan”nya itu pun
tersebut berfungsi untuk
hanya dapat diungkap dan ditafsirkan
mewujudkan keteraturan sosial.
melalui bahasa. Bahasa dalam sastra
Kesepakatan aturan itulah yang
pun mengemban fungsi utamanya
disebut sebagai dengan nilai sosial.
yakni fungsi komunikatif. Kutipan
Nilai sosial merupakan suatu
dalam novel sebagai berikut:
konsep abstrak pada diri manusia
…. Izana san ayo kita pulang
mengenai apa yang dianggap baik
kerumah” tidak, aku ingin disini.
atau buruk, benar atau salah.
Pada akhirnya aku akan tinggal
disini kan? (hal 191) Nilai Sosial Kasih Sayang

7. Amanat a) Cinta dan kasih sayang


Amanat dalam karya sastra Stenberg (1988) mengatakan cinta
merupakan sesuatu yang ingin adalah bentuk emosi manusia yang
disampaikan penulis kepada pembaca, paling dalam dan paling diharapkan.
merupakan makna yang terkandung Nilai sosial cinta dan kasih sayang
dalam setiap karya sastra. Amanat itu dalam novel Izana ditunjukkan
biasa berupa pesan moral. Secara Kazura kepada Izana, rasa sayang
umum, moral menyarankan pada yang sangat besar seorang terhadap
pengertian baik buruk yang diterima anaknya ditunjukkan Kazura dengan
umum mengenai perbuatan, sikap tidak mau membunuh anaknya Izana
dan sebagainya. Berikut beberapa tapi ia berusaha menyelamatkannya

220
Vol. 1 No. 3 (2021): SoCul: International Journal of Research in
Social Cultural Issues

dan memberikan kepada Chigusa menolong orang lain, kutipan sebagai


untuk merawatnya, kutipan sebagai berikut:
berikut:
Beri tahu mereka semua kalau aku Di suatu hari yan sangat dingin di
dan bayiku mati bersama. Kumohon. musim dingin, perempuan
Namanya Izana. Biarkan Izana gelandangan itu terduduk sambil
hidup. (hal 19) gemeteran di pinggir jalan, sehingga
Chigusa mengambil jaket tua milik
b) Pengabdian mendiang suaminya dan
menyampirkannya di bahu
Pengabdian adalah perbuatan baik perempuan itu. (hal 13)
yang berupa pikiran dan pendapat
ataupun tenaga sebagai perwujudan d) Kekeluargaan
kesetiaan, cintah kasih sayang, norma
Kekeluargaan adalah sebuah rasa
atau satu ikatan dari semua itu
yang diciptakan oleh manusia untuk
dilakukan dengan ikhlas. Dalam
mempererat hubungan antar
novel Izana , pengabdian ditunjukkan
keduanya, maupun per-kelompok
oleh Chigusa yang merupakan
agar timbul rasa kasih sayang dan
seorang perawat dan merupakan
persaudaraan. Hubungan erat
orang yang menjaga serta merawat
kekeluargaan terjalin antara Izana
Izana dari bayi, ia juga selalu
dan Chigusa sehingga membuat Izana
membantu orang-orang yang
merasa nyaman tinggal bersama
membutuhkan bantuaanya, kutipan
dengan Chigusa, kutipan sebagai
sebagai berikut:Chigusa membantu
berikut :Chigusa Hirasaka menjadi
sebagai perawat – sampai sekarang
orang tua angkatku. Bagiku, bagian
pun, jika ada yang meminta
dalam kediaman Hirasaka adalah
bantuannya- Chigusa akan sebaik
seluruh duniaku. (hal 26)
mungkin membantu mereka. (hal 10).
e) Kesetiaan
c) Tolong Menolong
Kesetiaan merupakan suatu bentuk
Manusia sebagai makhluk sosial
keahlian, sama layaknya keahlian
membutuhkan privasi, namun tidak
lain dalam hubungan seperti empati,
akan pernah hidup tanpa campur
komunikasi atau kompromi.
tangan dan pertolongan orang lain.
Tolong menolong dalam kebaikan Kesetiaan dalam novel Izana
merupakan salah satu bentuk sikap ditunjukkan oleh tokoh lain bernama
hidup yang didambakan oleh umat Kingo yang selalu setia
manusia di seluruh muka bumi. mendengarkan perintah Chigusa
terhadapnya, kutipan sebagai berikut:
Sikap tolong-menolong yang
tercermin dalam novel Izana Kingo hanya menuruti instruksi
ditunjukkan Chigusa yang bersedia Chigusa untuk mengantar dan

221
Vol. 1 No. 3 (2021): SoCul: International Journal of Research in
Social Cultural Issues

mengambil barang ke tempatku. (hal f. Amanat yang terkandung dalam


95) novel “Izana” yaitu:.
Makna sosial
f) Kepedulian Setiap anak membutuhkan perhatian
dan kasih sayang dari orang tua
Kepedulian sosial merupakan satu
Tradisi juga harus diikuti asalkan
sikap yang muncul atas dasar
tidak bertentangan dengan nilai-nilai
keperhatian terhadap lingkungan
kemanusiaan
sekitar. Rasa peduli dalam novel
Izana ditunjukkan Chigusa kepada
Nilai sosial yang terdapat dalam
Izana dengan diam-diam merawatnya
novel Izana yaitu:
tanpa diketahui oleh orang lain agar
Nilai sosial kasih sayang yang di
Izana bisa tetap hidup, kutipan
dalamnya ada nilai cinta dan kasih
sebagai berikut:Menyembunyikan
sayang, pengabdian, tolong
Izana di luar untuk berjaga-jaga
menolong, kekeluargaan, kepedulian
adalah pilihan yang tepat. …“Izana,
dan kesetiaan.
kamu pasti kedinginan, kan? Maaf,
ya, aku terlambat…” (hal 66)
Penulis menyadari bahwa masih banyak
terdapat aspek penting yang dapat ditelti,
G. KESIMPULAN DAN SARAN seperti latar belakang cerita, sudut
pandang, alur, kondisi sosial dan lainnya.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah Dengan demikian, disarankan bagi para
dilakukan tentang unsur-unsur intrinsic pembaca yang berminat melakukan
dalam Novel Izana ( い ざ な ) karya peneltian mengenai Novel Izana (いざ
Daruma Matsuura dapat disimpulkan な) Karya Daruma Matsuura di waktu
bahwa : yang akan datang dapat
a. Tema kehidupan Izana dan mempertimbangkan aspek-aspek
hubungan keluarga. tersebut.
b. Latar/setting sebagian besar cerita
bersetting di Desa Akeiwa.
c. Alur/plot novel “Izana”
menggunakan alur mundur.
d. Tokoh-tokoh dalam novel “Izana”
yaitu Izana sebagai tokoh utama,
Chigusa Hirasak, Sasae, Kazura,
Namino-chan yang memerankan
miko, Kingo, Nagi Kaidou seorang DAFTAR PUSTAKA
Mahasiswa yang sedang melakukan
penelitian di desa Akeiwa dan Ambari, Abdullah. 1996. Penuntun
Masaki Susano, Sugina Pelajaran Bahasa Indonesia.
e. Cerita dalam novel “Izana” Bandung: Jatnika.
disampaikan lewat sudut pandang
oreng ketiga.

222
Vol. 1 No. 3 (2021): SoCul: International Journal of Research in
Social Cultural Issues

Aminudin, 1990. Pengantar Apresiasi Sudjiman. 1991:17. Pengantar


Karya Sastra. Bandung: Sinar Apresiasi Karya Sastra.
Baru. Bandung: Sinar
Baru.
Daruma Matsuura (2014). Izana. PT
Gramedia Pustaka Utama – M&C` Sukada, M. 1988. Beberapa Aspek
Tentang Karya sastra. Denpasar:
Efendi. 1992:91. Materi Pokok Kayuma dan Yayasan Ilmu dan
Bahasa dan sastra Indonesia. Seni Lasiba.
Jakarta: PT. Rineka
Cipta. Sunoto. 1985. Mengenal Filsafat
Pancasila ! : Pendekatan Melalui
Maleong, Hosti. 1991. Metodologi Metafisika, Logika, Etika.
Penelitian Sastra. Bandung: Yogyakarta: Bayu Grafika Offset.
Angkasa.
Tarigan, G. 1986. Prinsip-prinsp Dasar
Nurgiyantoro, B. 1995. Teori sastra. Bandung: Angkasa.
Pengkajian Fiksi. Yogyakarta:
Gadjah Mada Teeuw, A. 1983. Membaca dan Menilai
University Press. Sastra. Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka Utama 1984. Sastra dan
Poedjawiyatna. 2003. Etika Filsafat Ilmu Sastra. Jakarta: Pustaka Jaya.
Tingkah Laku. Jakarta: Rineka
Cipta. Tsuboi, Sakae. 2013. Dua Belas
Pasang Mata (Novel).
Ratna, N. 2010. Teori, Metode dan Jakarta: PT. Gramedia
Teknik Penelitian Sastra. Pustaka
Yogyakarta: Pustaka Utama.(Terjemahan oleh
Pelajar. Tanti Lesmana
Tuloli, N. 2000. Kajian Sastra.
Rosidi, Ahmad. 1989. Mengenal Sastra
Gorontalo: BMT Nurul
dan sastrawan Jepang. Jakarta:
Jannah.
PT Gelora Aksara Pratama.
Zainudin, 1992. Materi Pokok
Sastrowardoyo, S. 1999. Sekilas Soal Bahasa dan sastra
sastra dan Budaya. Jakarta: Balai Indonesia. Jakarta:
Pustaka. PT. Rineka
Cipta.
Semi. 1993:32. Prinsip-prinsp Dasar Zulfahnur, Dkk. 1985. Analisis
sastra. Bandung: Angkasa. dan Rangkuman Bacaan Sastra.
Jakarta: Depdikbud.
Suseno. 1993:53. Penuntun Pelajaran
Bahasa Indonesia.
Bandung: Jatnika.

223
224

Anda mungkin juga menyukai