Anda di halaman 1dari 12

ISSN 2541-3252 BAHTERA INDONESIA:

Vol. 3, No.2, Sep. 2018 Jurnal Penelitian Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

KAJIAN TERHADAP NILAI-NILAI SOSIAL DALAM KUMPULAN CERPEN


“RUMAH MALAM DI MATA IBU” KARYA ALEX R. NAINGGOLAN SEBAGAI
ALTERNATIF BAHAN AJAR

Eny Tarsinih

Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia


Universitas Wiralodra

e-mail: enytarsinih18@gmail.com

ABSTRAK

Banyak remaja yang berperilaku tidak sesuai dengan nilai sosial yang ada di
masyarakat, guru dan siswa belum secara optimal mengambil pelajaran dari nilai sosial yang
terkandung dalam karya sastra, bahan ajar sastra di SMA sangat kurang, karena guru
biasanya hanya mengajarkan apa yang disajikan dalam buku paket siswa saja, dan media
yang digunakan masih monoton.
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini
sebagai berikut. (1) Bagaimana struktur cerpen yang terdapat dalam kumpulan cerpen
―Rumah Malam di Mata Ibu‖ Karya Alex R. Nainggolan? (2) Bagaimana nilai-nilai sosial
yang terdapat dalam kumpulan cerpen ―Rumah Malam di Mata Ibu‖ Karya Alex R.
Nainggolan (3) Apakah semua cerpen dalam kumpulan cerpen ―Rumah Malam di Mata Ibu‖
Karya Alex R. Nainggolan dapat dijadikan sebagai bahan ajar? Penelitian ini merupakan
penelitian kualitatif. Metode penelitian yang peneliti gunakan adalah metode deskriptif
kualitatif. Metode tersebut digunakan untuk mendeskripsikan sosiologi sastra, struktur
cerpen, nilai sosial, dan bahan ajar.
Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa: (1) Cerpen-cerpen yang
terdapat pada kumpulan cerpen ―Rumah Malam di Mata Ibu‖ Karya Alex R. Nainggolan
memuat tema antara lain Asmara, kurangnya kasih sayang dalam keluarga, dan sulitnya
perekonomian keluarga; menggunakan alur maju menggunakan sudut pandang pesona
pertama dan ketiga, mengandung amanat antara lain kesabaran dan keikhlasan menjalani
hidup, dan menghargai orang lain, (2) nilai sosial yang terdapat dalam cerpen Rumah Malam
di Mata Ibu Karya Alex R. Nainggolan, antara lain persahabatan, hormat pada orang tua, dan
rela berkorban; (3) cerpen tersebut menggunakan bahasa sehari-hari, terdapat pembelajaran
yang dapat mereka pelajari di usia remaja seperti hormat kepada orang tua dan rela berkorban
demi orang lain; (4) model pembelajaran yang digunakan adalah pembelajaran kooperatif
karena karya sastra khususnya cerpen terdapat persoalan yang harus dipecahkan dan
dikaitkan dengan kehidupan nyata siswa, sehingga dengan model tersebut siswa menganalisis
dan mempelajari bagaimana hubungan karya sastra dengan kehidupan.

Kata kunci: kumpulan cerpen, perilaku di lingkungan sosial, nilai sosial, dan bahan
ajar.

PENDAHULUAN Ma‘ruf, 2009: 1). Karya sastra merupakan


Karya sastra merupakan hasil kreasi hasil kreatif pengarang yang menuangkan
sastrawan melalui kotemplasi dan refleksi tulisannya dalam cerita. Karya sastra
setelah menyaksikan berbagai fenomena merupakan hasil karya manusia. Keberadaan
kehidupan dalam lingkungan sosialnya (Al- karya sastra menjadi penggambaran

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan


70
BAHTERA INDONESIA: ISSN 2541-3252
Jurnal Penelitian Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol. 3, No. 2, Sep. 2018

fenomena kehidupan masyarakat. Suatu penciptaan cerita fiksi. Proses tersebut


karya cenderung menampilkan cerita seputar bersifat individualis artinya cara yang
kehidupan sehari-hari. Menurut Al-Ma‘ruf digunakan oleh tiap-tiap pengarang dapat
(2010: 15) cerpen merupakan salah satu berbeda. Perbedaan itu meliputi beberapa hal
genre sastra di samping novel, puisi, dan di antaranya metode, munculnya proses
drama. Cerpen adalah cerita atau rekaan kreatif, dan cara mengekspresikan apa yang
(fiction), disebut juga teks naratif (narrative ada dalam diri pengarang hingga bahasa
text) atau wacana naratif (narrative penyampaian yang digunakan.
discourse). Penelitian ini membahas struktur Sastra sebagai hasil pekerjaan seni
yang membangun, nilai sosial dan kreasi manusia tidak akan pernah lepas dari
implementasi Cerpen “Rumah Malam di bahasa yang merupakan media utama dalam
Mata Ibu‖ karya Alex R. Nainggolan. karya sastra. Sastra dan manusia erat
Tujuan dari penelitian ini untuk kaitannya karena pada dasarnya keberadaan
mendeskripsikan struktur, nilai sosial dan sastra sering bermula dari persoalan dan
implementasi kumpulan cerpen ―Rumah permasalahan yang ada pada manusia dan
Malam di Mata Ibu‖ karya Alex R. lingkungannya, kemudian dengan adanya
Nainggolan. Menurut Stanton (2007: 20-22) imajinasi yang tinggi seorang pengarang
menyatakan bahwa karya sastra terdiri atas tinggal menuangkan masalah-masalah yang
unsur fakta cerita, tema, dan sarana sastra. ada di sekitarnya menjadi sebuah karya
Fakta cerita terdiri dari tiga unsur yaitu: alur sastra.
(plot), tokoh, dan latar, sedangkan sarana Cerpen ini menarik untuk dianalisis
sastra biasanya terdiri atas sudut pandang, karena dalam cerpen ini menceritakan realita
gaya bahasa dan suasana, simbol-simbol, kehidupan dunia malam seorang wanita demi
imajinasi, dan juga cara-cara pemilihan judul bertahan hidup sampai menemukan sosok
dalam karya sastra. yang ia cari selama ini. Karena itu, peneliti
Sosiologi sastra merupakan penelitian mendeskripsikan nilai sosial dengan kajian
yang berawal dari penafsiran dan analisis sosiologi sastra dalam kumpulan cerpen
karya sastra itu sendiri. Menurut Endraswara ―Rumah Malam di Mata Ibu‖ karya Alex R.
(2013: 77) sosiologi sastra adalah cabang Nainggolan. Berdasarkan latar belakang di
penelitian sastra yang bersifat reflektif. atas, penulis memandang perlu untuk
Horton dan Hunt (1987: 71) menyatakan mengangkat masalah tersebut dengan judul
bahwa nilai adalah gagasan mengenai apakah "Nilai-Nilai Sosial dalam Kumpulan Cerpen
pengalaman berarti atau tidak berarti. Nilai Rumah Malam di Mata Ibu Karya Alex R.
adalah sesuatu yang berharga dan berguna Nainggolan dengan Kajian Sosiologi Sastra
bagi masyarakat. Arzia (2011: 62) sebagai Alternatif Bahan Ajar.‖
menyatakan bahwa nilai sosial adalah sebuah
konsep abstrak dalam diri manusia pada KERANGKA TEORI
sebuah masyarakat mengenai apa yang 1. Cerpen
dianggap baik dan apa yang dianggap buruk, a) Pengertian Cerpen
indah atau tidak indah, dan benar atau salah. Cerpen adalah karangan pendek yang
Bahan ajar adalah segala bentuk yang berbentuk prosa. Dalam cerpen dipisahkan
digunakan untuk membantu guru atau sepenggal kehidupan tokoh, yang penuh
instruktur dalam melaksanakan proses pertikaian, peristiwa yang mengharukan atau
pembelajaran di kelas. Waluyo (2002: 68) menyenangkan, dan mengandung kesan yang
berpendapat bahwa karya sastra hadir tidak mudah dilupakan (Kosasih dkk, 2004:
sebagai wujud nyata imajinatif kreatif 431). Cerpen atau dapat disebut juga dengan
seorang sastrawan dengan proses yang cerita pendek merupakan suatu bentuk prosa
berbeda antara pengarang yang satu dengan naratif fiktif. Cerpen cenderung singkat,
pengarang yang lain, terutama dalam padat, dan langsung pada tujuannya

Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia


71
ISSN 2541-3252 BAHTERA INDONESIA:
Vol. 3, No.2, Sep. 2018 Jurnal Penelitian Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

dibandingkan karya-karya fiksi lain yang 1. Cerpen sempurna adalah teknik


lebih panjang, seperti novelet dan novel. penulisan cerpen oleh pengarang dimana
Cerpen merupakan salah satu jenis cerpen yang ditulis hanya terfokus pada
karya sastra yang memaparkan kisah atau satu tema dan memiliki plot yang sangat
cerita mengenai manusia beserta seluk jelas, serta ending atau penyelesaiannya
beluknya lewat tulisan pendek dan singkat. mudah dipahami. Cerpen jenis ini pada
Atau pengertian cerpen yang lainnya yaitu umumnya bersifat konfensional dan
sebuah karangan fiktif yang berisi mengenai berdasar pada realitas (fakta).
kehidupan seseorang ataupun kehidupan 2. Cerpen tak utuh adalah teknik penulisan
yang diceritakan secara ringkas dan singkat cerpen dimana pengarang menulis cerpen
yang berfokus pada suatu tokoh saja. dengan tidak terfokus pada suatu tema
Menurut KBBI, cerpen berasal dari dua kata atau berpencar, susunan plot atau alurnya
yaitu cerita yang mengandung arti tuturan tidak tertata, serta endingnya
mengenai bagaimana sesuatu hal terjadi dan mengambang. Cerpen jenis ini umumnya
relatif pendek berarti kisah yang diceritakan bersifat kontemporer dan ceritanya ditulis
pendek atau tidak lebih dari 10.000 kata yang berdasarkan gagasan atau ide yang
memberikan sebuah kesan dominan serta orisinil.
memusatkan hanya pada satu tokoh saja
dalam cerita pendek tersebut. Sedangkan c) Ciri-ciri Cerpen
menurut Nugroho Notosusanto dalam Berdasarkan beberapa pengertian
Tarigan. Cerpen atau cerita pendek yaitu cerpen di atas menurut Wicaksono (2005:
sebuah cerita yang panjang ceritanya 55) dapat mencirikan cerpen adalah sebagai
berkisar 5000 kata atau perkiraan hanya 17 berikut.
hlm kuarto spasi rangkap serta terpusat pada 1. Jalan ceritanya lebih pendek dari
dirinya sendiri. novel
Cerpen ialah sebuah cerita yang 2. Sebuah cerpen memiliki umlah
singkat yang harus memiliki bagian kata yang tidak lebih dari 10.000
terpenting yakni perkenalan, pertikaian, serta (10 ribu) kata
penyelesaian. Pendapat orang tentang cerpen 3. Biasanya isi cerita cerpen berasal
sangat berbeda, masing-masing pendapatnya dari kehidupan sehari-hari
sangat baik dan memiliki perbedaanuntuk itu 4. Tidak menggambarkan semua
saya berpendapat cerpen ialah suatu kisah para tokohnya, hal ini
karangan yang berkisah pendek yang karena dalam cerpen yang
mengandung kisahan tungal, menurut digambarkan hanyalah inti
pendapat H. B. Jassin (2003: 89). sarinya saja.
5. Tokoh dalam cerpen digambarkan
b) Jenis-Jenis Cerpen mengalami masalah atau suatu
Berdasarkan jumlah kata cerpen konflik hingga pada tahap
dibagi menjadi 3 yaitu: penyelesaiannya.
1. Cerpen mini (flash) adalah cerpen 6. Pemakaian kata yang sederhana
dengan jumlah kata antara 750-1000 serta ekonomis dan mudah
kata. dikenal pembaca.
2. Cerpen yang ideal adalah cerpen dengan 7. Kesan yang ditinggalkan dari
jumlah kata antara 3000-4000 kata. cerpen tersebut sangat mendalam
3. Cerpen panjang, adalah cerpen yang sehingga pembaca dapat ikut
jumlah kata 4000-10.000 kata. merasakan kisah dari cerita
tersebut.
Berdasarkan teknik pengarangnya cerpen 8. Biasanya hanya 1 kejadian saja
dibagi menjadi dua sebagai berikut. yang diceritakan.

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan


72
BAHTERA INDONESIA: ISSN 2541-3252
Jurnal Penelitian Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol. 3, No. 2, Sep. 2018

9. Memiliki alur cerita tunggal dan pra-KBM dapat dilakukan dengan memberi
lurus. salinan atau kopi teks sastra, diberi tugas
10. Penokohan pada cerpen sangatlah membaca, menghafalkan, meringkas atau
sederhana, tidak mendalam serta mencatat dan menemukan arti kata-kata
singkat. sukar yang terdapat dalam teks sastra. KBM
d) Unsur Intrinsik Cerpen di kelas dapat dilakukan dengan memberi
Unsur intrinsik merupakan unsur tugas membaca sajak, membaca cerita,
pembangunan karya sastra yang berasal dari berdeklamasi atau mendongeng di depan
dalam karya itu sendiri, menurut Nurgiantoro kelas, Setelah itu baru diadakan tanya jawab,
(2009: 23). Pada cerpen unsur instrinsik itu menuliskan pendapat, dan berdiskusi
berupa: tema, alur/Plot, setting, tokoh, bersama merumuskan isi, tema, dan amanat.
penokohan, sudut pandang, gaya bahasa, dan Sebelum melaksanakan pemilihan bahan
amanat. ajar, terlebih dahulu perlu diketahui kriteria
pemilihan bahan ajar. Kriteria pokok
e) Unsur Ekstrinsik Cerpen pemilihan bahan ajar atau materi
Unsur ekstrinsik cerpen merupakan pembelajaran adalah standar kompetensi dan
sebuah unsur yang membentuk cerpen dari kompetensi dasar. Hal ini berarti bahwa
luar, berbeda dengan unsur intrinsik cerpen materi pembelajaran yang dipilih untuk
yang membentuk cerpen dari dalam. Unsur diajarkan pada siswa hendaknya berisi materi
ekstrinsik cerpen tidak terlepas dari keadaan atau bahan ajar yang benar-benar menunjang
masyarakat saat dimana cerpen tersebut tercapainya standar kompetensi dan
dibuat oleh pengarang. Unsur ini sangat kompetensi dasar. Dengan kata lain,
memiliki banyak sekali pengaruh terhadap pemilihan bahan ajar haruslah mengacu atau
penyajian amanat ataupun latar belakang dari merujuk pada standar kompetensi.
cerpen tersebut. Nurgiantoro (2009: 23).
Sedangkan menurut Wellek & Werren g) Teori Sosiologi Sastra
(1956), unsur ekstrinsik adalah unsur-unsur Sosiologi berasal dari akar kata
yang berada di luar karya sastra, tetapi secara Yunani sosio (socius berarti bersama sama,
tidak langsung memengaruhi bangunan atau bersatu, kawan, teman) dan logi (logos
sistem organisme karya sastra. Unsur berarti sabda, perkataan, perumpamaan).
ekstrinsik berperan sebagai unsur yang Sosiologi berarti ilmu mengenai asal usul
memengaruhi bangunan cerita. Sebagimana dan pertumbuhan (evolusi) masyarakat, ilmu
halnya unsur instrinsik, unsur ekstrinsik pengetahuan yang mempelajari keseluruhan
terdiri atas beberapa unsur sebagai berikut. jaringan hubungan antarmanusia dalam
(1) Keadaan subjektivitas individu masyarakat, sifatnya umum, rasional, dan
pengarang misalnya: keyakinan, dan empiris. Sastra bersifat lebih spesifik
pandangan hidup. (2) Keadaan psikologis, sesudah terbentuk menjadi kata jadian, yaitu
pengarang, pembaca, atau penerapan prinsip kesusastraan, artinya kumpulan hasil yang
psikologis dalam karya. (3) Keadaan baik. karya sastra yang jelas bersifat
lingkungan pengarang, seperti ekonomi, evaluatif, subjektif, dan imajinatif.
sosial, dan politik. (4) Pandangan hidup Perbedaaan antara sastra dan sosiologi
suatu bangsa, berbagai karya seni, agama, merupakan perbedaan hakikat, sebagai
dan sebagainya. perbedaan ciri-ciri, sebagaimana ditujukan
melalui perbedaan antara rekaan dan
f) Kriteria Bahan Ajar kenyataan, fiksi dan fakta Ratna (2013: 1).
Pelaksanaan pembelajaran apresiasi
sastra anak di sekolah dasar dapat dimulai METODE PENELITIAN
dari kegiatan pra-KBM (Kegiatan Belajar Metode yang digunakan dalam
Mengajar) hingga KBM di kelas. Kegiatan penelitian ini adalah metode kualitatif.

Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia


73
ISSN 2541-3252 BAHTERA INDONESIA:
Vol. 3, No.2, Sep. 2018 Jurnal Penelitian Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Penulis memilih metode tersebut karena Sumber data primer dalam penelitian ini
analisis data dilakukan pada kondisi objek berupa teks kumpulan cerpen Rumah Malam
yang alamiah. Menurut Sugiyono (2014: 1), di Mata Ibu karya Alex R.Nainggolan, judul
metode penelitian kualitatif/naturalistik cerpen ―Aku Akan Pergi ke Suatu Tempat‖,
adalah metode penelitian yang digunakan ―Angin Mati‖, ― dijalan Teuku Umar Saya
untuk meneliti pada kondisi objek yang Gemetar‖ dan ―Tahun Baru‖
alamiah, peneliti adalah sebagai instrumen b. Data Sekunder
kunci, teknik pengumpulan data dilakukan Data sekunder adalah data yang
secara triangulasi (gabungan) yakni diperoleh secara tidak langsung atau lewat
pengumpulan data dengan menggunakan perantara, tetapi tetap bersandar kepada
berbagai sumber dan berbagai teknik kategori atau parameter yang menjadi
pengumpulan data secara simultan untuk rujukan (Siswantoro, 2010: 71). Data yang
mendapatkan data yang pasti, analisis data diambil dari berbagai literature yang relevan
bersifat induktif berdasarkan fakta-fakta dengan objek penelitian seperti majalah,
yang ditemukan yang kemudian dapat website, dan blog di internet.
dikonstruksikan menjadi hipotesis atau teori, c. Data Penelitian
dan hasil penelitiannya lebih menekankan Data dalam penelitian ini mencakup
makna yaitu data yang sebenarnya atau data tema, alur, tokoh/penokohan, sudut pandang,
yang pasti yang merupakan suatu nilai di amanat, dan nilai-nilai sosial dalan kumpulan
balik data yang tampak. cerpen Rumah Malam di Mata Ibu karya
Demikian pula pendapat yang Alex R.Nainggolan, kesesuaian bahan ajar
dikemukakan oleh Ratna (2015: 47), dan gambaran model pembelajaran. Data
menjelaskan bahwa metode penelitian dalam penelitian ini berupa uraian cerita,
kualitatif memberikan perhatian terhadap ungkapan, pernyataan, kata-kata tertulis,
data alamiah, data dalam hubungannya melainkan menggunakan angka-angka
dengan konteks keberadaannya. Cara dengan cara mengumpulkan data-data
tersebut mendorong metode kualitatif tersebut.
dianggap sebagai multimetode, sebab d. Teknik Penelitian
penelitian pada gilirannya melibatkan Selain metode penelitian, dalam suatu
sejumlah besar gejala sosial yang relevan. penelitian diperlukan teknik khusus untuk
Melalui metode penelitian deskriptif memudahkan penelitian dalam memperoleh
kualitatif peneliti akan menganalisis unsur- data penelitiannya yang akurat. Sugiyono
unsur instrinsik dan ekstrinsik berupa nilai- (2012: 224) menjelaskan bahwa teknik
nilai sosial yang terdapat dalam kumpulan pengumpulan data merupakan langkah yang
cerpen Rumah Malam di Mata Ibu karya paling strategis dalam penelitian, karena
Alex R. Nainggolan. Kemudian hasil analisis tujuan utama dari penelitian adalah
tersebut akan dikaitkan dengan kriteria mendapatkan data.
pemilihan bahan pembelajaran sastra di Langkah-langkah yang akan dipakai
Sekolah Menengah Atas. dalam penelitian ini sebagai berikut.
Sumber data penelitian yaitu sumber 1. Studi pustaka, yaitu peneliti mencari dan
subjek dari tempat mana data bisa memahami teori-teori yang berkaitan
didapatkan. Sumber data dalam penelitian ini dengan masalah ini penulis mengambil
menggunakan data primer dan data sekunder, dari buku-buku sumber untuk dijadikan
sumber data tersebut adalah sebagai berikut. acuan.
a. Data Primer 2. Teknik baca catat, yaitu peneliti
Data primer adalah sumber utama membaca berulang-ulang kumpulan
dari penelitian ini, yaitu data yang diseleksi cerpen Rumah Malam di Mata Ibu karya
atau diperoleh langsung dari sumbernya Alex R. Nainggolan.
tanpa perantara (Siswantoro, 2010: 71).

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan


74
BAHTERA INDONESIA: ISSN 2541-3252
Jurnal Penelitian Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol. 3, No. 2, Sep. 2018

3. Teknik analisis, yaitu penelitian peneliti itu sendiri. Oleh karena itu, peneliti
menganalisis dan mengkaji kumpulan sebagai instrumen juga harus ―divalidasi‖
cerpen Rumah Malam di Mata Ibu karya seberapa jauh peneliti kualitatif siap
Alex R. Nainggolan berdasarkan kajian melakukan penelitian yang selanjutnya terjun
nilai-nilai sosial serta bahan ajar dan ke lapangan. Oleh karena itu, dalam
model pembelajaran di SMA. penelitian kualitatif ―the researcher is the
e. Teknik Pengolahan Data key instrumen.” Jadi peneliti adalah
Langkah-langkah yang peneliti instrumen kunci dalam penelitian kualitatif.
lakukan dalam penelitian ini adalah sebagai Ditegaskan lebih lanjut oleh
berikut: Nasution (Sugiyono, 2009: 60) bahwa:
1. Peneliti membaca kumpulan dalam penelitian kualitatif, tidak ada pilihan
cerpen Rumah Malam di Mata lain daripada menjadikan manusia sebagai
Ibu karya Alex R. Nainggolan. instrumen penelitian utama. Alasannya ialah
2. Peneliti melakukan analisis bahwa, segala sesuatunya belum mempunyai
struktur yang meliputi analisis bentuk yang pasti. Masalah, fokus penelitian,
tema, tokoh, alur, latar dan sudut prosedur penelitian hipotesis yang
pandang pada kumpulan cerpen digunakan, bahkan hasil yang diharapkan, itu
Rumah Malam di Mata Ibu karya semuanya tidak dapat ditentukan secara pasti
Alex R. Nainggolan. dan jelas sebelumnya. Segala sesuatu masih
3. Berdasarkan analisis struktur perlu dikembangkan sepanjang penelitian itu.
peneliti mencari nilai-nilai sosial
yang terdapat di dalam cerpen. PEMBAHASAN
4. Peneliti melakukan analisis layak 1. Analisis Cerpen “Aku Akan Pergi ke
tidaknya kumpulan cerpen Rumah Suatu Tempat”
Malam di Mata Ibu karya Alex R. Nilai sosial merupakan sebuah
Nainggolan, sebagai alternatif konsep abstrak dalam diri manusia mengenai
bahan ajar di SMA. apa yang dianggap buruk, indah, atau tidak
5. Peneliti melakukan analisis indah. Nilai sosial yang berada dilingkungan
mengenai model pembelajaran masyarakat dapat melihat baik buruknya
yang tepat pada kumpulan cerpen penemuan yang berada ditengah-tengah
Rumah Malam di Mata Ibu karya masyarakat, berbeda-beda sifat, status sosial
Alex R. Nainggolan: dan dan pekerjaan yang pastinya ada sisi negatif
6. Peneliti menyimpukan dan positif yang dipandang oleh masyarakat.
berdasarkan data yang akan Saat ini di masyarakat lebih cepat merasakan
digunakan untuk sebagai putus asa sebelum berusaha semaksimal
instrumen analisis nilai-nilai mungkin. Seperti pada kutipan berikut ini.
sosial kumpulan cerpen Rumah Aku akan pergi ke suatu tempat, lebih
Malam di Mata Ibu karya Alex R. baik begitu. Aku tak mau semuanya
Nainggolan. tinggal angan-angan. Begitu kepingin
f. Instrumen Analisis bersama denganmu, menanti apa saja
Instrumen penelitian adalah alat yang masih mungkin dinanti. Seperti
untuk memperoleh data (Sudjana, 2001: 58). helai-helai daun yang menanti untuk
Terdapat dua hal utama yang memengaruhi gugur di sebuah tempat. Dan, aku
kualitas data hasil penelitian, yaitu, kualitas meminta dengan hormat, jangan
instrumen penelitian dan kualitas pernah kepikiran tentang diriku!
pengumpulan data (Sugiyono, 2009: 59). (Nainggolan, 2013: 20)
Lebih lanjut, dijelaskan oleh Sugiyono 2. Analisis Cerpen “Angin Mati”
bahwa dalam penelitian kualitatif, yang Nilai sosial merupakan sebuah konsep
menjadi instrumen atau alat penelitian adalah abstrak dalam diri manusia mengenai apa

Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia


75
ISSN 2541-3252 BAHTERA INDONESIA:
Vol. 3, No.2, Sep. 2018 Jurnal Penelitian Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

yang dianggap buruk, indah, atau tidak 4. Analisis Cerpen “Tahun Baru”
indah. Nilai sosial yang berada dilingkungan Nilai sosial merupakan sebuah
masyarakat dapat melihat baik buruknya konsep abstrak dalam diri manusia mengenai
penemuan yang berada ditengah-tengah apa yang dianggap buruk, indah, atau tidak
masyarakat, berbeda-beda sifat, status sosial indah. Nilai sosial yang berada dilingkungan
dan pekerjaan yang pastinya ada sisi negatif masyarakat dapat melihat baik buruknya
dan positif yang dipandang oleh masyarakat. penemuan yang berada ditengah-tengah
Manusia diciptakan berpasang-pasangan dan masyarakat, berbeda-beda sifat, status sosial
saling membutuhkan satu sama lain. Seperti dan pekerjaan yang pastinya ada sisi negatif
pada kutipan berikut ini. dan positif yang dipandang oleh masyarakat.
aku akan selalu membaca Jangan mewariskan adat yang kurang baik
kesemuanya sekuat tenaga. kepada generasi penerus bangsa. Seperti
Melayarkan sampan yang berkayu ke pada kutipan berikut ini.
dalam hatimu. Menancapkan Aku mengingat, tahun baru
keinginan yang sama, seperti hikayat sebelumnya. Di mana cahaya warna-
dulu si Juliet kecil yang terpesona warni menghiasi langit hitam. Jeritan
pada Romeo. Aku ingin melesapkan yang menandakan sepotong
kegemetaran ini, dimana ku selalu kegembiraan baru. Sorak-sorai yang
takjub di beningnya matamu. Ada begitu menyengat, membuka
kegemetaran yang beda di sana. keramaian. Orang-orang yang
(Nainggolan, 2013: 38) menghabiskan waktu, untuk sebuah
tanggal.
3. Analisis Cerpen “di Jalan Teuku Umar, (Nainggolan, 2013: 99)
Saya Gemetar”
Nilai sosial merupakan sebuah Pembelajaran apresiasi sastra di
konsep abstrak dalam diri manusia mengenai sekolah masih cenderung kurang mendapat
apa yang dianggap buruk, indah, atau tidak perhatian dari kalangan sekolah pada umum
indah. Nilai sosial yang berada dilingkungan nya. Hal ini kerena mata pelajaran sastra
masyarakat dapat melihat baik buruknya masih kurang penting atau meskipun ada,
penemuan yang berada ditengah-tengah masih banyak yang beranggapan bahw
masyarakat, berbeda-beda sifat, status sosial aspresiasi sastra itu susah. Pembelajaran
dan pekerjaan yang pastinya ada sisi negatif sastra di maksudkan untuk meningkatkan
dan positif yang dipandang oleh masyarakat. kemampuan siswa mengepriasi karya sastra.
Jangan pernah menyianyiakan kasih sayang Kegiatan mengapresiasi sastra berkaitan erat
orang yang sangat mencintai kita. Seperti dengan latihan mempertajam perasaan,
pada kutipan berikut ini. penalaran, dan daya khayal, serta kepekaan
Saya memang masih mencintainya. terhadap masyarakat, budaya, dan
Setidaknya cinta yang abstrak, tak mampu lingkungan. Salah satu prinsip penting
saya jelaskan. Cinta yang terasa aneh, dalam pembelajaran sastra adalah pemilihan
sebab ketika bertemu maunya ribut bahan pembelajaran yang akan disampaikan
melulu, tetapi setelah tidak bertemu, saya pada siswa. Penulis mencoba untuk mencari
senantiasa dihajar rasa rindu yang naik kesesuaian cerpen Rumah Malam di mata
sampai ke ubun-ubun. Membuat saya Ibu karya Alex R nainggolan sebagai
sering merasa limbung, di kepala saya alternatif bahan pembelajaran sastra di SMA.
yang berdenyut itu, ingatan tua itu Ada beberapa aspek yang perlu diperhatikan
terbuka. oleh guru dalam memilih bahan
(Nainggolan, 2013: 71) pembelajaran serta sebagai berikut.

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan


76
BAHTERA INDONESIA: ISSN 2541-3252
Jurnal Penelitian Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol. 3, No. 2, Sep. 2018

a. Aspek Bahasa itu lebih besar, namun pada cerpen ini


Dilihat dari segi kebahasaan cerpen tergambarkan tokoh aku yang begitu
Rumah Malam di mata Ibu karya Alex R. sederhana tidak menyukai gaya hidup yang
Nainggolan cenderung menggunakan bahasa glamour dan ia tetap jadi diri sendiri
yang cukup komunikatif dalam artian tidak meskipun lingkungan sekitarnya sangat
menggunakan kata-kata maupun kalimat- mempengaruhi ia tetap menjadi diri sendiri,
kalimat khiasan sehingga cerpen ini dengan seperti dalam kutipan berikut ini.
mudah bisa dipahami oleh siswa walaupun Berkumpul di suatu tempat, sambil
kadang-kadang diselingi dengan kata-kata bersorak. Atau barangkali memesan
yang menggunakan bahasa jawa, tetapi tidak tempat di sebuah kafe, mendengarkan
akan menyulitkan para siswa untuk lantunan penyanyi pujaannya. Tetapi aku
membacanya karena dibawahnya ada malah malas, katakanlah untuk sekadar
penjelasan tentang bahasa tersebut. Aspek merencanakan menghabiskan tahun baru
bahasa yang terdapat pada cerpen Rumah ke mana atau dengan siapa. Sebab
Malam di mata Ibu karya Alex R. memang aku tak pernah
Nainggolan ini sesuai dengan tingkat merencanakannya. Aku mengingat, tahun
kemempuan bahasa siswa, sehingga layak baru sebelumnya. Di mana cahaya warna-
untuk dijadikan sebagai bahan pembelajaran warni menghiasi langit hitam. Jeritan
serta disekolah, seperti dalam kutipan berikut yang menandakan sepotong kegembiraan
ini. baru. Sorak-sorai yang begitu menyengat,
Aku selalu dilanda kelinglungan yang membuka keramaian. Orang-orang yang
panjang, ketika menatap kalender menghabiskan waktu, untuk sebuah
tengah menunjuk bulan Desember. tanggal.
Entah kenapa. Barangkali karena (Nainggolan, 2013: 85)
bulan ini terletak di ujung tahun,
yang menyibukkan bagi sebagian c. Latar Belakang Budaya
orang untuk mereka ulang masa lalu. Karya sastra lahir merupakan
Semacam sengat nostalgia yang cerminan dari keadaan masyarakat pada
terapung, terdampar dalam masa lalu jamannya serta merupakan bentuk dari
yang sebenarnya tak pernah diulang sosiokultural yang diolah oleh pengarang
lagi. Begitu pun tahun ini. Tak ada dengan daya imajinasinya sehingga menjadi
rencana yang berkelindan di karya besar cerpen Rumah Malam di mata
kepalaku, semacam pergi ke kota Ibu karya Alex R. Nainggolan merupakan
yang pasti ramai, di mana setiap pengelaman pribadi yang dirasakan oleh
orang keluar rumah, memajang penulis dan dituangkan dalam suatu karya.
dirinya. Pembelajaran yang dirancang mencoba
(Nainggolan, 2013: 83). memperkenalkan kepada siswa supaya lebih
jauh memahami dan berpengalaman dalam
Berdasarkan kutipan bahasa yang di memahami apresiasi sastra terhadap cerpen.
gunakan sangatlah mudah dipahami oleh Siswa diharapkan lebih dapat memahami sisi
anak SMA karena masing menggunakan dan makna yang terkandung dalam cerpen
Bahasa Indonesia. tersebut dan mengerti tentang personal moral
dalam cerpen seperti berikut ini.
b. Aspek Psikologi Demikianlah. Desember terasa akan
Di lihat dari kematangan jiwa pergi, dan aku merasa sedikit
(psikologi) cerpen ini sesuai untuk kalangan menyesal. Mengapa sedikit? Aku
remaja khususnya SMA karena pada juga tak tahu. Mendadak aku seperti
umumnya pada seusia mereka rasa ingin terkesiap, memikirkan Desember
melakukan atau mencoba sesuatu yang baru yang selalu dirundung keharuan

Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia


77
ISSN 2541-3252 BAHTERA INDONESIA:
Vol. 3, No.2, Sep. 2018 Jurnal Penelitian Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

panjang, dengan penantian yang juga 1) Hidup penuh dengan kesederhanaan


dipenuhi pengharapan. Seperti ketika dengan tidak menyianyiakan masa
suara terompet berbunyi, memenuhi mudanya terdapat dalam satu cerpen,
ruangan di setiap sudut, yang yaitu ―Tahun Baru‖.
melagukan sebuah keyakinan tentang 2) Bertanggung jawab dan peduli
perubahan. Tetapi apakah yang terhadap sesama, terdapat dalam satu
berubah? Hanya sebuah harap-harap cerpen, yaitu ―Aku akan pergi ke
cemas, yang semakin panas, sembari suatu tempat‖.
menerka kecil-kecil perihal apa yang 3) Tolong menolong dalam sesama
terjadi di depan nanti. Namun apakah terdapat dalam satu cerpen, yaitu
kita mampu menduga segalanya yang ―Angin Mati‖.
akan terjadi di depan? Sebab 4) Berbuat jujur, memberikan kasih
terkadang apa yang pernah sayang, dan mementingkan orang lain
direncanakan saja tak pernah mampu terdapat dalam satu cerpen, yaitu ―di
terlaksana dengan sempurna. Jalan Teuku Umar saya Gemetar‖.
(Nainggolan, 2013: 94)
b) Hubungan manusia dengan orang lain
Berdasarkan pada kutipan tersebut adalah sebagai berikut.
jangan menyianyiakan masa muda mu 1) Selalu menepati janji dengan orang
dengan hal-hal yang kurang baik karena lain terdapat dalam satu cerpen, yaitu
masa muda bukan berarti masa yang untuk ―Aku Akan Pergi ke Suatu Tempat‖.
mencoba segala hal tetapi belajarlah untuk 2) Melepaskan dan mengikhlaskan
memahami semua hal tanpa melakukan orang yang kita sayangi terdapat
sesuatu yyang nanti akan merugikan dan dalam cerpen, yaitu ―Angin Mati‖.
hanya meninggalkan penyesalan dimasa 3) Memuji dan menghargai orang lain
yang akan datang. terdapat dalam cerpen, yaitu ―di Jalan
Pembelajaran sastra di sekolah harus Teuku Umar saya Gemetar‖.
sesuai dengan standar kompetensi dan 4) Persahabatan dan berhubungan baik
kompetensi dasar. Misalnya standar dengan orang lain terdapat dalam
kompetensi: memahami berbagai hikayat, cerpen, ―Tahun baru‖.
cerpen dan kompetensi dasarnya: c) Hubungan manusia dengan lingkungan
menganalisis unsur-unsur instrinsik dan adalah sebagai berikut.
ekstrinsik cerpen. Pembelajaran ini akan 1) Rasa peduli antar sesama terdapat
diajarkan di SMA kelas XI. dalam satu cerpen, yaitu ―di Jalan
Teuku Umar Saya Gemetar‖.
SIMPULAN 2) Mengerti arti kesederhanaan hidup
1. Simpulan terdapat dalam satu cerpen, yaitu
Berdasarkan hasil analisis dan ―Tahun Baru‖.
pembahasan empat cerpen yang terdapat 3) Sikap tolong menolong dan gotong
dalam kumpulan cerpen Rumah Malam di royong terdapat dalam empat cerpen,
Mata Ibu karya Alex R. Nainggolan, dapat yaitu ―Angin Mati‖.
disimpulkan sebagai berikut. d) Cerpen-cerpen yang terdapat dalam
a) Cerpen-cerpen yang dianalisis memiliki kumpulan cerpen Rumah Malam di
nilai sosial meliputi hubungan manusia Mata Ibu karya Alex R. Nainggolan
dengan diri sendiri, orang lain, layak dijadikan sebagai alternatif bahan
lingkungan dan tuhan. Hubungan ajar di SMA karena dari segi bahasa
manusia dengan diri sendiri adalah cerpen itu mudah dipahami karena
sebagai berikut. menggunakan bahasa sehari-hari. Faktor
lain yang menjadi pertimbangan adalah

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan


78
BAHTERA INDONESIA: ISSN 2541-3252
Jurnal Penelitian Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol. 3, No. 2, Sep. 2018

dari aspek psikologis, karena siswa dengan materi yang akan diajarkan
SMA berada pada usia remaja yang akan kepada siswa dengan memerhatikan
antusias jika diajak pada pembicaraan aspek penting dalam memilih metode
masalah percintaan dan terdapat pembelajaran agar siswa lebih aktif
pembelajaran yang dapat mereka dan tidak merasa jenuh dalam
pembelajari di usia remaja seperti mengapresiasi sastra.
hormat kepada orang tua dan rela 4. Siswa difasilitasi dalam belajar dan
berkorban demi orang lain, contohnya diarahkan apa saja hal yang perlu
dalam cerpen ―Angin Mati‖, dan ―di dilakukan dalam mengapresiasi sastra
jalan Teuku Umar Saya Gemetar‖. karena pada kurikulum 2013 revisi
Faktor pertimbangan selanjutnya adalah 2016 siswa yang dituntut untuk
aspek latar budaya, karena cerpen menemukan dan merumuskan sendiri
tersebut dapat memberi pengetahuan apa yang ditemukannya.
kepada siswa bagaimana situasi desa dan
norma masyarakat timur, seperti dalam DAFTAR PUSTAKA
cerpen ―Tahun Baru‖ dan ―Aku Akan
Pergi ke Suatu Tempat‖. Al- ma‘ruf, 2009. Apresiasi karya sastra
Yogyakarta: Pustaka Penerbit Pinus.
2. Saran
Berdasarkan hasil analisis cerpen- Al- Ma‘ruf, 2010. Apresiasi karya sastra
cerpen yang terdapat dalam kumpulan cerpen Yogyakarta: Pustaka Penerbit Pinus.
Rumah Malam di Mata Ibu karya Alex R.
Nainggolan, peneliti mengajukan saran-saran Aminuddin. 2013. Pengantar Apresiasi
berikut. Karya Sastra. Bandung. Sinar Baru
1. Nilai Sosial dan hal positif yang Algesindo.
terdapat dalam kumpulan cerpen
Rumah Malam di Mata Ibu karya Aksan, Hermawan. 2015. Proses Kreatif
Alex R. Nainggolan, sebaiknya dapat Menulis Cerpen Bandung: Nuansa
menjadi pelajaran dan dapat Cendekia.
diteladani siswa agar menjadi pribadi
yang lebih baik. Arzia, 2011 Analisis Sosiologis Cerpen Si
2. Guru Bahasa Indonesia dapat Padang Karya Ardini Pangastuti B.N.‖
membaca, mempelajari, memahami, Jurnal Humaniora Vol. 23 (3). Hal.
mempertimbangkan dan menjadikan 245-255.
kumpulan cerpen Rumah Malam di
Mata Ibu karya Alex R. Nainggolan Damono, 1978. Pengkajian Sosiologi Sastra.
sebagai salah satu alternatif bahan Bandung: Nuansa Cendekia.
ajar di SMA dengan melibatkan siswa Endraswara, Suwardi. 2013. Metodologi
secara langsung dalam kegiatan Penelitian Sastra: Epistemologi,
membaca, menikmati, dan Model, Teori, Dan Aplikasi. CAPS-
mengapresiasi karya sastra. Center For Academic Publishing
3. Guru selalu meningkatkan Service: Yogyakarta.
pengetahuan dan kemampuan sebagai
bekal dalam melaksanakan proses Faruk. 2016. Pengantar Sosiologi Sastra
belajar mengajar. Guru hendaknya Dari Strukturalisme Genetik Sampai
tidak berhenti untuk berkreativitas Post- Modernisme. Yogyakarta:
untuk meningkatkan mutu hasil Pustaka Pelajar.
belajar, serta mampu memilih metode
pembelajaran yang tepat dan sesuai

Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia


79
ISSN 2541-3252 BAHTERA INDONESIA:
Vol. 3, No.2, Sep. 2018 Jurnal Penelitian Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Johnson. 2007. Metodologi Penelitian Ratna, Nyoman Kutha. 2003. Paradigma


Kualitatif: Dasar, Teori, dan Sosiologi Sastra. Yogyakarta: Pustaka
Terapannya dalam Penelitian. Pelajar.
Surakarta: UNS Press.
Rusman. 2016. Model-model Pembelajaran
Kosasih. 2004. Teori Pengkajian Sastra. Mengembangkan Profesionalisme
Bandung: Titian Ilmu. Guru. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.
Maryanto. 2009. Bahasa Indonesia .
Yogyakarta: Pustaka. Rohman. 2012. Metodelogi Pembelajaran.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Nainggolan, R. Alex. 2013. Kumpulan
Cerpen Rumah Malam Di Mata Ibu. Santosa, Andi. 2011. Metode dan Teknik
Jakarta. Pensil-324. Pembelajaran. Surakarta Yuma
Presindo.
Nurgiyantoro, Burhan. 2000. Teori
Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gajah Setiadi, Elly M. 2013. Ilmu sosial budaya
Mada University Press. dasar. Jakarta: kencana.

Nurgiyantoro, Burhan. 2002. Teori Simanjuntak, 2002. Kajian Nilai Sosial.


Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gajah Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Mada University Press.
Stanton, 2007. Kajian Sastra. Surakarta:
Nurhadi dan Agus gerard, 2003. Metode Widya Sari Press.
Pengajaran Sastra. Yogyakarta:
Kanisius. Soekanto, Soejono, 2000. Nilai sosial dalam
masyarakat. Padang: Angkasa Raya.
Permendikbud RI Nomor 24 Tahun 2016
Tentang Kompetensi Dasar Pelajaran Sukmadinata, Nana Syaodih. 2002. Teori
Pada Kurikulum 2013 Pada Pendidikan Penelitian Sastra. Yogyakarta: Pustaka
Dasar dan Pendidkan Menengah. Pelajar.

Permendikbud RI Nomor 22 Tahun 2016 Suprijono, 2009. Model Pembelajaran


Tentang Standar Proses Pendidikan Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Dasar dan Menengah.
Wellek, Rene and Austin Warren. 1956.
Rahmanto, B. 1988. Metode Pengajaran Teori Kesustraan (terjemahan Melani
Sastra. Yogyakarta: Penerbit Kanisius. Budianta). Jakarta: Gramedia.

Ratna, Nyoman Kutha. 2015. Teori, Metode Teeuw A, 2015. Sastra dan ilmu sastra
dan Teknik Penelitian Sastra. bandung PT. Dunia Pustaka Jaya.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Tim penyusun. 2012. Kamus besar bahasa
Ratna, Nyoman Kutha. 2013. Paradigma indonesia jakarta : pustaka phoenik.
Sosiologi Sastra. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar. Waluyo, J. Herman. 2002. Apresiasi dan
Pengajaran Sastra. Surakarta:
UNS Press.

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan


80
BAHTERA INDONESIA: ISSN 2541-3252
Jurnal Penelitian Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol. 3, No. 2, Sep. 2018

Yassin, HB. 1991. Tifa Penyair dan Daerahnya. Jakarta: Haji Masagung.

Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia


81

Anda mungkin juga menyukai