Anda di halaman 1dari 9

21 Wistara, Vol. 4, No.

1, Maret 2021

KAJIAN HERMENEUTIKA DILTHEY TERHADAP UNSUR


BAHASA KIAS DALAM KUMPULAN PUISI TADARUS KARYA A.
MUSTOFA BISRI BERINDIKASI NILAI KARAKTER SEBAGAI
ALTERNATIF BAHAN AJAR APRESIASI SASTRA
DI KELAS X SMK
Abduloh Bastaman
SMKN 1 Cihampelas
bastamanabduloh84@gmail.com

Kunkun K. Harnadi
Universitas Pasundan
kunkunkurniady60@gmail.com

Naskah masuk: Januari disetujui: Februari revisi akhir: Maret

Abstrak: Karya sastra merupakan gambaran hasil rekaan kehidupan, yang mampu meninggalkan
kesan, serta sebagai wahana untuk mendidik masyarakat tentang nilai-nilai sosial, perilaku yang
luhur (nilai karakter), dan estetika (keindahan). Namun, untuk memahami karya sastra terutama puisi
tidaklah mudah, disebabkan puisi menyampaikan sesuatu secara tidak langsung, yakni membungkus
makna dengan bahasa kias sehingga menjadi simbol yang menyimpan arti. Hermeneutika Dilthey
dipilih sebagai alat kajian penelitian. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan konsep
pengalaman hidup, konsep ungkapan, dan pemahaman untuk mengetahui jenis bahasa kias dan
kandungan nilai karakter dalam puisi Tadarus karya A. Mustofa Bisri. Objek penelitian ini adalah
dua belas puisi yang dipilih dari kumpulan puisi Tadarus. Melalui pertimbangan khusus hasil kajian
ini digunakan sebagai alternatif bahan ajar. Data dianalisis dengan metode deskriptif kualitatif.
Keabsahan data diperkuat dengan validitas expert-judgment. Hasil penelitian menunjukkan (1) jenis
bahasa kias yang terdapat pada dua belas puisi tergolong pada jenis bahasa kias perbandingan
(perumpamaan, metafora, personipikasi, alegori, dan pleonasme), pertentangan (hiperbola), pertauan
(alusi, epitet, erotesis, ellipsis, dan asindeton), serta perulangan (mesodilopsis, epizeukis, tautology,
dan anafora). (2) Dua belas puisi yang telah dianalisis syarat dengan kandungan nilai karakter. Nilai
karakter tersebut; religius, nasionalis, integritas, mandiri, dan gotong royong. (3) Berdasarkan
pertimbangan kajian hermeneutika Dilthey terhadap unsur bahasa kias untuk mengetahui kandungan
nilai karakter, kedua belas puisi dalam kumpulan puisi Tadarus layak dijadikan bahan ajar mata
pelajaran bahasa Indonesia pada siswa X SMK.

Kata kunci: Kajian hermeneutika Dilthey, Bahasa Kias, Nilai Karakter, Puisi, Bahan Ajar.

PENDAHULUAN komunikatif ke pendekatan teks.


Perubarah kurikulum 2013 membawa Kurikulum 2013 juga berusaha
dampak baru dalam proses pembelajaran memberikan konsep pembelajaran yang
yang terjadi di berbagai sekolah di baru, yakni pembelajaran berbasis genre.
Indonesia. Begitu pula dengan Pembelajaran berbasis genre menyajikan
pembelajaran bahasa Indonesia. kegiatan yang berpusat pada sebuah teks
Pembelajaran bahasa Indonesia telah dalam memahami dunia nyata, dengan
terjadi pengalihan pendekatan begitu pembelajaran bahasa Indonesia
pembelajaran, yakni dari pendekatan diharapkan lebih aplikatif dan tidak
Kajian Hermeneutika Dilthey…22

sekedar pemaparan teori-teori semata. Kandungan manfaat sastra secara


Kurikulum 2013 dalam pembelajaran tidak langsung akan dirasakan siswa pada
bahasa Indonesia juga menekankan pada kegiatan pembelajaran spresiasi sastra.
siswa untuk lebih produktif dalam Senada dengan pernyataan tersebut, Noor
membaca dan menulis. Keterampilan (2011, hlm. 38) berpendapat bahwa, nilai-
membaca dan menulis terdapat dalam nilai yang terkandung di dalam karya
silabus mata pelajaran bahada Indonesia sastra akan diresapi oleh anak dan secara
yang diterbitkan oleh Kementrian tidak sadar merekonstruksi sikap dan
Pendidikan dan Kebudayaan tahun 2016, kepribadian mereka. Rekonstruksi sikap
yaitu dalam pembelajaran berbahasa dan dan kepribadian inilah yang dimaksud
bersastra, dikembangkan budaya dengan nilai-nilai karakter.
membaca dan menulis secara terpadu. Berdasarkan pandangan beberapa ahli
Kehadiran pembelajaran sastra di tentang pengertian sastra, penulis
sekolah mengajak peserta didik untuk menyimpulkan, karya sastra merupakan
mengembangkan imajinasi, dan gambaran hasil rekaan kehidupan, yang
membawa ke suatu luar kehidupan yang mampu meninggalkan kesan, serta
penuh daya, daya yang menarik hati, serta sebagai wahana untuk mendidik
larut di dalamnya. Sejalan dengan masyarakat tentang nilai-nilai sosial,
pernyataan tersebut Luken melalui perilaku yang luhur, dan estetika
Nurgiantoro (2010, hlm. 3) berpendapat (keindahan). Dengan membaca dan
bahwa, sastra menawarkan dua hal mengapresiasi karya sastra, khususnya
utama, yaitu kesenagan dan pemahaman. puisi, diharapkan dapat memeroleh nilai-
Sastra hadir kepada pembaca pertama- nilai kehidupan yang dapat mereka
tama adalah memberikan hiburan yang terapkan dalam kehidupan sehari-hari,
menyenangkan. Lebih rinci Sumarjo dan seperti nilai-nilai karakter yang menjadi
Saini (1988, hlm. 8-9), menjelaskan orientasi pembelajaran dalam kurikulum
manfaat sastra antara lain sebagai berikut. 2013.
1) karya sastra besar memberi kesadaran Salah satu pembelajaran sastra dalam
kepada pembaca tentang kebenaran- kurikulum 2013 adalah teks antologi puisi.
kebenaran hidup ini, daripadanya Kompetensi dasar yang memuat materi ini
kita dapat memperoleh pengetahuan adalah 3.16 Mengidentifikasi suasana,
dan pemahaman yang mendalam tema, dan makna beberapa puisi yang
tentang manusia, dunia dan terkandung dalam antologi puisi yang
kehidupan; diperdengarkan atau dibaca, 4.16
2) karya sastra memberikan Mendemonstrasikan (membacakan atau
kegembiraan dan kepuasan batin. memusikalisasikan) satu puisi dari
Hiburan ini adalah jenis hiburan antologi puisi atau kumpulan puisi
intelektual spiritual. dengan memerhatikan vokal, ekspresi,
3) karya sastra memenuhi kebutuhan dan intonasi (tekanan dinamik dan
manusia terhadap naluri dan tekanan tempo), 3.17 Menganalisis unsur
keindahan; pembangun puisi, dan 4.17 Menulis puisi
4) karya sastra dapat memberikan dengan memerhatikan unsur
penghayatan yang mendalam pembangunnya. Materi pembejaran ini
terhadap apa yang kita ketahui; menghadirkan karya sastra berbentuk
5) membaca karya sastra juga dapat puisi dalam antologi yang bersifat
menolong pembacanya menjadi imajinatif berisi gambaran kisah di dunia
manusia yang berbudaya. Manusia nyata. Namun, untuk memahami puisi
yang berbudaya adalah manusia yang tidaklah mudah, disebabkan puisi
responsif terhadap apa-apa yang menyampaikan sesuatu secara tidak
luhur dalam hidup ini. langsung, yakni membungkus makna
dengan bahasa kias sehingga menjadi
23 Wistara, Vol. 4, No. 1, Maret 2021

simbol yang menyimpan arti. Hal tersebut Bertitik tolak pada permasalahan
menyebabkan pembaca tidak dapat yang telah diuraikan, penulis berupaya
memahami secara langsung pesan yang melakukan penelitian. Penelitian ini
tersimpan dalam puisi, akibatnya minat menggunakan metode deskripsi kualitatif
baca dan apresiasi terhadap puisi dengan pendekatan analisis isi. Data
berkurang. Dampak yang muncul dari penelitian ini diperoleh melalui studi
fenomena tersebut yakni peserta didik dokumentasi atau kajian perpustakaan
menjadi tidak memiliki ketertarikan dengan mendeskripsikan konsep
terhadap puisi. pengalaman hidup, ungkapan (unsur
Berdasarkan penelitian sebelumnya, bahasa kias), konsep pemahaman, dan
penulis mengamati terkait fenomena kandungan nilai-nilai karakter yang
lesunya pembelajaran sastra dirasakan di terdapat pada kumpulan puisi Tadarus
sekolah tempat penulis dan guru mata Antologi Puisi karya A. Mustofa Bisri
pelajaran bahasa Indonesia mengajar, sebagai bahan ajar dalam pembelajaran
diantanya: Pertama, pengajaran sastra di sastra di SMK.
sekolah masih dianaktirikan dan dihindari Ada beberapa alasan mengapa puisi
siswa dibanding pengajaran lain. Senada Tadarus karya A. Mustofa Bisri dipilih
dengan pernyataan tersebut, Maulana sebagai objek kajian. Pertama, perpuisian
(2012, hal. 198) berpendapat, biasanya A. Mustofa Bisri, berkecenderungan kuat
mata ajar proses kreatif menulis karya mengekspresikan realitas sosial. Kedua,
sastra dihindari. Di sekolah siswa lebih ekspresi bahasa kias dalam karya tidak
memilih belajar produktif dibandingkan sulit dicerna atau tergolong puisi
belajar sastra, sehingga mutu dan “terang”. Ketiga, puisi A. Mustofa Bisri
kemampuan bersastra mereka rendah. seringkali jenaka, seperti halnya puisi
Kedua, sastra sebagai salah satu materi mbeling, tetapi dengan sadar isinya
pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah merupakan pemikiran tentang makna
disampaikan kurang baik. Tampaknya islam, kritik politik dan sosial. Keempat,
pembelajaran sastra di sekolah dewasa ini karya-karya A. Mutofa Bisri merupakan
hanya sekedar memenuhi target karya sastra yang memiliki kualitas
kurikulum, tidak menukik pada sebagai salah satu hasil karya sastrawan
permasalahan apresiasi sastra lebih ternama yang dimiliki bangsa Indonesia.
mendalam. Pernyataan tersebut Hal ini juga dimaksudkan sebagai salah
menjelaskan, bahwa pengajaran sastra satu bentuk penghargaan terhadap karya
disampaikan hanya garis besar, tekstual, anak bangsa. Oleh karena itu, peneliti
dan tidak disampaikan secara rinci ingin lebih memahami makna puisi
sehingga kurang dipahami siswa. Ketiga, Tadarus fokus pada penggunaan bahasa
pelajaran santra dirasakan kurang atraktif. kias dan nilai karakter sebagai salah satu
Idealnya sekolah menjadi sentral dalam alternatif bahan ajar.
menumbuhkan minat apresiasi sastra di Memahami makna puisi Tadarus
kalangan siswa, sehingga imajinasi siswa karya A. Mustofa Bisri dalam penelitian
akan terbawa ke dalam suasana ini digunakan metode hermeneutika. Ada
pembelajaran yang dinamis, menarik, dua langkah agar penikmat puisi mampu
kreatif dan menyenangkan. memahami isi teks puisi, yaitu dengan
Berdasarkan paradigma di atas dapat pembacaan heuristik dan hermeneutik.
disimpulkan, pembelajaan sastra belum Pembacaan heuristik saja belum bisa
menunjukan peningkatan yang berarti, memahami makna kata-kata dalam puisi,
terutama kaitannya dengan penumbuhan oleh karena itu untuk memfokuskan dan
karakter. Faktanya, ketika proses memperjelas makna dari puisi itu, maka
pembelajaran siswa hanya mendapatkan pembacaan heuristik harus diulang
teori-teori sastra dan kurang pengalaman kembali dan dilanjutkan dengan bacaan
dalam bersastra (apresiasi puisi). retroaktif dan ditafsirkan secara
Kajian Hermeneutika Dilthey…24

hermeneutika dan untuk memahami mengorientasikan pikirannya pada


sebuah karya puisi, dapat digunakan salah pertanyaan yang lebih filosofis tentang
satu pendekatan yaitu interpretasi puisi apa pemahaman itu sendiri. Dia
dengan penafsiran hermeneutika. menyatakan dengan pendirian yang sama
Menurut Rafik (2012, hal 4) bahwa pemahaman adalah tindakan
Hermeneutika adalah proses penguraian historis dan selalu terkait dengan masa
yang beranjak dari sisi dan makna yang sekarang.
tampak dan tersembunyi. Senada dengan Dilthey menegaskan prinsip-prinsip
dengan hal itu Parmer (2005, hal. 11) hermeneutika dapat menyinari cara untuk
menyatakan “Hermeneutika dapat memberikan landasan teori umum
didefinisikan sebagai studi pemahaman pemahaman, karena yang sangat penting
karya-karya manusia”. Dalam kehidupan pemerolehan struktur hidup tersebut
sehari-hari manusia tidak lepas dari didasarkan pada interpretasi karya, karya
bahasa. Bahasa sebagaimana terwujud di mana tekstur hidup dapat
dalam kata-kata, kalimat dan kesatuan terekspresikan sepenuhnya. Dengan
gagasan merupakan objektivikasi dari demikian, bagi Dilthey hermeneutika
kesadaran manusia tentang realitas. menempati signifikansi baru dan lebih
Percakapan manusia senantiasa besar. Menurut Parmer (2005, hal. 129)
melakukan penafsiran secara terus- Hermeneutika menjadi teori yang tidak
menerus. Hal ini sesuai dengan arti dari semata-mata interpretasi teks namun
hermeneutika, hermeneutika berasal dari bagaimana hidup mengangkat dan
bahasa Yunani hermeneuein yang berarti mengekspresikan dirinya dalam karya.
menafsirkan, dan yang berasal dari kata Konsep-konsep yang digunakan
hermeneia yang berarti tafsir. Dalam tradisi Dilthey di bidang hermeneutika adalah
Yunani kuno kata hermeneuin dan interpretasi data dan riset historis. Dalam
hermeneia dipakai dalam tiga makna yaitu, penelitian ini, peneliti akan menggunakan
mengatakan, menjelaskan, dan teori dari Wilhelm Dilthey. Seperti yang
menterjemahkan. disampaikan Rafik (2012, hal. 27)
Beberapa tokoh pencetus diketahui bahwa, Dilthey sangat terkenal
hermeneutik adalah Friedrich Daniel Ernst dengan riset historisnya. Dilthey membagi
Schleiermacher; Wilhelm Dilthey; Hans-Georg riset historis menjadi tiga bagian yaitu,
Gadamer; Jürgen Habermas. Dalam diskusi- Erlebnis (pengalaman yang hidup),
diskusi tentang filsafat dan teologi, Ausdruck (ungkapan), Verstehen
digunakan oleh Schleiermacher di bidang (pemahaman). Dengan ketiga langkah
hermeneutika ini. Gadamer dalam bidang riset tersebut diharapkan pemahaman
hermeneutika adalah sebagai penulis puisi akan lebih mudah dipahami. Itulah
kontemporer. Pengetahuan dan minat sebabnya untuk memahami lebih
manusia digunakan Habermas dalam mendalam makna puisi Tadarus karya A.
bidang hermeneutika ini. Mustofa Bisri dalam penelitian ini,
Dilthey sangat dikenal di bidang digunakan teori hermeneutika Wilhelm
hermeneutika dengan riset historisnya Dilthey.
yang meliputi Erlebnis (pengalaman yang Kajian Hermeneutika Dilthey
hidup), Ausdruck (ungkapan), dan berfokus pada penggunaan bahasa kias
Verstehen (pemahaman). Martin yang diekploitasi penyair dalam karya
Heidegger mengindikasikan bahwa sastranya. Secara lengkap penelitian ini
“pemahaman” dan “interpretasi” diberi judul “Kajian Hermeneutika
merupakan model fondasional Dilthey terhadap Unsur Bahasa Kias
keberadaan manusia. Schleiermacher dan dalam Kumpulan Puisi Tadarus Karya A.
Dilthey juga melihat bahwa hermeneutika Mustofa Bisri Berindikasi Nilai Karakter
sebagai prinsip-prinsip umum yang sebagai Alternatif Bahan Ajar Apresiasi
mendasari interpretasi. Gadamer juga Sastra di SMK” Penulis berharap
25 Wistara, Vol. 4, No. 1, Maret 2021

penelitian ini bisa memberikan suatu hal kualitatif. Berdasarkan uraian tersebut,
yang positif bagi pembelajaran Bahasa dan metode ini digunakan untuk
Sastra Indonesia. menginterpretasi makna bahasa dalam
diksi yang mengandung bahasa kias, serta
Rumusan Masalah nilai-nilai karakter dalam kumpulan puisi
Berdasarkan latar belakang dan Tadarus karya A. Mustofa Bisri. Setelah
identifikasi masalah yang telah diuraikan, aspek-aspek hermeneutika Dilthey
penulis merumuskan masalah sebagai dilakukan, dapat diketahui
berukut. pemanfaatannya sebagai bahan ajar sastra
1. Jenis bahasa kias apakah puisi yang di SMK.
terdapat dalam kumpulan puisi
Tadarus karya A. Mustofa Bisri? HASIL PENELITIAN
2. Nilai karakter apa sajakah yang Hasil Penelitian ini menggunakan
terkandung dalam bahasa kias yang pendekatan hermeneutika Dilthey, yaitu
terdapat pada kumpulan puisi pendekatan dengan menginterpretasi
Tadarus karya A. Mustofa Bisri? pengalaman, ungkapan, dan pemahaman
3. Apakah hasil kajian bahasa kias yang terdapat dalam bahasa pengarang.
berindikasi nilai karakter dapat Kajian sastra yang dianalisis
digunakan sebagai alternatif bahan hermeneutika termasuk penelitian
ajar apresiasi sastra bahasa Indonesia kualitatif. Berdasarkan uraian tersebut,
di SMK? metode ini digunakan untuk
Latar belakang tersebut menjadi pijakan menginterpretasi makna bahasa dalam
penulis dalam melaksanakan penelitian, diksi yang mengandung bahasa kias, serta
yang fokus pada kajian bagaimana wujud nilai-nilai karakter dalam kumpulan puisi
bahasa kias, bentuk nilai-nilai karakter Tadarus karya A. Mustofa Bisri. Setelah
pada kumpulan puisi Tadarus Karya A. aspek-aspek hermeneutika Dilthey
Mustofa Bisri, dan sejauh mana dilakukan, dapat diketahui
kemanfaatan hasil penelitian dapat pemanfaatannya sebagai bahan ajar sastra
dijadikan bahan ajar di SMK. di SMK. Berikut hasil penelitian.

METODE PENELITIAN Pembahasan Jenis Bahasa Kias yang


Penelitian ini menggunakan Digunakan Pada Kumpulan Tadarus
pendekatan kualitatif. Metode yang Karya A. Mustofa Bisri
digunakan adalah deskriptif analisis. Bahasa yang digunakan penyair
Dalam hal ini peneliti mendeskripsikan dalam dua belas puisi Tadarus yang
secara sistematis, faktual, dan akurat dianalisis terkesan sekenanya penyair
mengenai fakta-fakta dan hubungan tidak menyengaja memperbagus atau
kausal fenomena yang diteliti. Data yang memperindah kata-kata. Akan tetapi,
ada berupa pencatatan dokumen, hasil karena menulis dengan pengalaman ruh
tanya jawab dengan pembaca, yaitu kemanusiaan dan religius yang dalam,
pembaca awam, pembaca praktisi, serta maka dua belas puisi yang telah dianalisis
pembaca akademisi yang terurai dalam syarat dengan kandungan nilai karakter.
bentuk kata-kata, bukan dalam bentuk Nilai karakter tersebut; dua puluh empat
angka. ungkapan mengandung nilai karakter
Penelitian ini menggunakan religius, dua ungkapan nasionalis, dua
pendekatan hermeneutika Dilthey, yaitu puluh ungkapan integritas, dua belas
pendekatan dengan menginterpretasi mandiri, dan lima ungkapan mengandung
pengalaman, ungkapan, dan pemahaman nilai karakter gotong royong.
yang terdapat dalam bahasa pengarang.
Kajian sastra yang dianalisis
hermeneutika termasuk penelitian
Kajian Hermeneutika Dilthey…26

Pembahasan Kandungan Nilai Karakter 1) Terdapat pengonsentrasian atau


yang terdapat pada Kumpulan Puisi pemadatan segala unsur kekuatan
Tadarus Karya A. Mustofa Bisri bahasa.
Berdasarkan hasil penelitian yang 2) Dalam penyusunannya, unsur-
telah dilakukan, diperoleh simpulan, jenis unsur bahasa itu dirapikan dan
bahasa kias yang terdapat pada dua belas diatur sebaik-baiknya dengan
puisi tergolong pada jenis bahasa kias memerhatika irama dan bunyi.
perbandingan (dua perumpamaan, 3) Berdasarkan ungkapan pikiran
delapan metafora, enam personipikasi, dan perasaan penyair yang
empat alegori, dan dua bahasa kias berdasarkan pengalaman dan
pleonasme), pertentangan (delapan belas bersifat imajinatif.
hiperbola), pertauan (delapan belas alusi, 4) Bahasa yang dipergunakan
dua epitet, dua belas erotesis, satu elipsis berdifat konotatif
dan dua bahasa kias asindeton), serta 5) Dibentuk oleh struktur fisik
perulangan (dua mesodilopsis, satu (tifografi, diksi, majas, rima, dan
epizeukis, satu tautology, dan dua bahasa irama) serta struktur batin (makna,
kias anafora). tema, puisi).
3. Unsur-unsur pembangun puisi
Pemanfaatan Hasil Kajian Hermeneutika Puisi dibangun atas dua unsur, yaitu
Dilthey Berfokus pada Penggunaan unsur fisik dan unsur batin. Usur fisik
Bahasa Kias dan Nilai Karakter pada puisi: tifografi (bentuk atau fisik puisi
Kumpulan Puisi Tadarus sebagai sebagai pembeda dengan karya sastra
Alternatif Bahan Ajar Apresiasi Sastra lain), diksi (pilihan kata), imaji (kata-
kata yang menimbulkan khayalan),
Menyusun Butir Evaluasi/Latihan dan kata kongkret (kata yang digunakan
Kunci Jawaban untuk memperjelas imaji), bahasa
figuratif (majas), dan rima
Tabel 1. Butir Evaluasi (pengulangan bunyi). Unsur batin
puisi: tema (gagasan pokok), perasaan
(ekspresi; kerinduan, kegelisahan,
kekaguman, atau kegeraman
penyair), nada dan suasana (sikap
pembaca; menggurui, menasihati,
mengejek, atau menyindir), dan
amanat (pesan pengarang).
4. Jenis bahasa kias puisi yang berjudul
Lalat-lalat secara khusus jenis-jenis
bahasa kias pada puisi berikut.

Kunci Jawaban
1. Puisi adalah bentuk karya sastra yang
paling tua. Dipergunakan untuk
penuliskan karya-karya besar,
diciptakan dalam suasana perasaan
yang intens yang menuntut
pengucapan jiwa yang spontan, dan
erat kaitannya dengan dalam
kehidupan sehari-hari.
2. Ciri-ciri puisi adalah sebagai berikut:
27 Wistara, Vol. 4, No. 1, Maret 2021

2. Bahasa yang digunakan penyair dalam


dua belas puisi Tadarus yang dianalisis
terkesan sekenanya penyair tidak
menyengaja memperbagus atau
memperindah kata-kata. Akan tetapi,
karena menulis dengan pengalaman
ruh kemanusiaan dan religius yang
dalam, maka dua belas puisi yang telah
dianalisis syarat dengan kandungan
nilai karakter. Nilai karakter tersebut;
dua puluh empat ungkapan
mengandung nilai karakter religius,
dua ungkapan nasionalis, dua puluh
ungkapan integritas, dua belas
mandiri, dan lima ungkapan
mengandung nilai karakter gotong
royong.
3. Berdasarkan pertimbangan kajian
hermeneutika Dilthey terhadap unsur
SIMPULAN bahasa kias untuk mengetahui
Pada bab ini disampaikan hasil kandungan nilai karakter, kedua belas
penelitian yang penulis lakukan secara puisi dalam kumpulan puisi Tadarus
analisis deskripitif terhadap dua belas layak dijadikan bahan ajar mata
puisi dalam kumpulan puisi Tadarus karya pelajaran bahasa Indonesia pada siswa
A. Mustofa Bisri, yaitu Lalat-lalat, Pesona, SMKm.
Anonim, Dajjal, Negeri Ya, Kubaca Berita,
Dalam Menangis, Titik-titik Hujan, Kadang-
kadang, Takziah, dan Tadarus. Adapun DAFTAR PUSTAKA
pelaksanaan penelitian ini diarahkan pada Aminuddin. (2009). Pengantar Spresiasi
pencapaian tujuan penelitian yang telah Karya Sastra. Bandung: Sinar Baru
dirumuskan sebelumnya pada bab satu. Algesindo.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah Baksin, Askurifai. 2008. Aplikasi Praktis
dilakukan, maka diperoleh simpulan Pengajaran Sastra. Bandung: Pribumi
sebagai berikut. Mekar.
1. Jenis bahasa kias yang terdapat pada Bisri, A. Mustofa. (2003). Tadarus.
dua belas puisi tergolong pada jenis Yogyakarta: Adi Cita
bahasa kias perbandingan (dua bahasa Bisri, K.H.A.M. 1991. Ohoi: Kumpulan
kias perumpamaan, delapan belas Puisi-puisi Balsem. Jakarta: Pustaka
bahasa kias metafora, enam bahasa kias Firdaus.
personipikasi, empat bahasa kias Chaer, Abdul. (2009) Pengantar Smantik
alegori, dan dua bahasa kias Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka
pleonasme), pertentangan (delapan Cipta.
belas bahasa kias hiperbola), pertauan Djajasudarma. T. Fatimah (2013). Semantik
(delapan belas bahasa kias alusi, dua 2. Bandung: Angkasa.
bahasa kias epitet, dua belas bahasa Hadi, Abdul. 2008. Hermeneutika Sastra
kias erotesis, satu ellipsis, dan dua Barat dan Timur. Jakarta: Depdiknas.
bahasa kias asindeton), serta Ismawati, E. (2013). Pengajaran Sastra.
perulangan (dua bahasa kias Yogyakarta: Penerbit Ombak.
mesodilopsis, satu bahasa kias Kemendikbud, Silabus Mata Pelajaran
epizeukis, 1 bahasa kias tautology, dan Sekolah Menengah Atas/Madrasah
dua bahasa kias anafora). Aliyah/Sekolah Menengah
Kajian Hermeneutika Dilthey…28

Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan Yogyakarta: Gajah Mada University


(SMA/MA/SMK/MAK), Jakarta, 2016, Press.
hlm. 31. Palmer, Richard E. (2005). Hermeneutics
Kemendikbud. (2014). Rasional Kurikulum Interpretation Theory in Schleirmacher,
2013. Badan Pengembangan Sumber Dilthey, Heidegger, and Gadamer.
Daya Manusia Pendidikan dan (Terjemahan dalam bahasa Indonesia
Kebudayaan dan Penjaminan Mutu oleh Musnur Hery dan Damanhuri
Pendidikan. Kementrian Pendidikan Muhammed) Hermeneutikaa Teori Baru
dan Kebudayaan. Mengenai Interpretasi. Yogyakarta:
Kemendikbud. (2014). Standar Kompetensi Pustaka Pelajar.
Lulusan (SKL) Kompetensi Inti (KI) Pradopo, Rachmat Djoko. 2007. Pengkajian
Kompetensi Dasar (KD). Badan Puisi. Yogyarta: Gadjah Mada
Pengembangan Sumber Daya University Press.
Manusia Pendidikan dan Priyanto, Supriyo. 2001. Wilhelm Dilthey:
Kebudayaan dan Penjaminan Mutu Peletak Dasar Ilmu-Ilmu Humaniora.
Pendidikan. Kementrian Pendidikan Semarang: Bendera.
dan Kebudayaan. Purwadarminta, W. J. S. (1995). Kamus
Kemendikbud. (2016). Konsep dan Pedoman Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai
Penguatan Pendididkan Karakter. Pustaka.
Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Rafiek, M., (2012). Teori Sastra Kajian Teori
Kebudayaan. dan Praktik. Bandung: PT Retika
Keraf, Goris. (2010). Diksi dan Gaya Bahasa. Aditama.
Jakarta: PT Gramedia Utama Ratna, N.D. (2007). Teori, Metode, dan teknik
Kesuma, dkk. (2012). Pendidikan Karakter, Penulisan Sastra. Yogyakarta: Pustaka
Kajian Teori dan Praktik, di Sekolah. Pelajar.
Bandung: PT Remaja Rosda Karya. Ratna, Nyoman Kutha. 2014. Stilistika.
Kosasih, 2012. Dasar-dasar Keterampilan Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Berbahasa. Bandung: Yrama Widya Samani, M. dan Harianto. (2012). Konsep
Kridalaksana, Harimurti. (2008). Kamus dan Model Pendidikan Karakter.
Linguistik Edisi Keempat. Bandung: Bandung: PT Remaja Rosda Karya
Yrama Widya. Offset.
Lickoma, T. (2013). Pendidikan Karakter Siswantoro. 2010. Metode Penelitian Sastra.
Panduan Lengkap Mendidik Siswa Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Menjadi Pintar dan Baik. Bandung: Sudaryat, Yayat. (2011). Makna dalam
Nusamedia. Wacana. Bandung: Yrama Widya.
Maulana, F. M. (2015). Apresiasi dan Proses Sumardjo dan Saini, K.M. (1988). Apresiasi
Kreatif Menulis Puisi. Bandung: Kesusastraan. Jakarta: Gramedia
Nuansa Cendekia Sumaryono, E. 1999. Hermeneutika.
Muhammad Muslih. 2004. Filsafat Ilmu Yogyakarta: Kanisius.
Kajian atas Asumsi Dasar, Paradigma, Supwakhyan, Y. (2012). Kajian Struktur dan
dan Kerangka Teori Ilmu Pengetahuan. Nilai-nilai Karakter dalam Cerita Rakyat
Yogyakarta: Belukar Yogyakarta. di Daerah Sumedang sebagai Bahan Ajar
Mulyana, R. (2011). Mengartikulasikan Apresiasi Sastra dan Proses
Pendidikan Nilai. Bandung: Alfabeta. Pembelajarannya di Sekolah Menengah
Noor, R. M. (2011). Pendidikan Karakter Atas, (Tesis). Sekolah Pascasarjana,
Berbasis Sastra; Solusi Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia.
Moral yang Efektif. Yogyakarta: Ar- Bandung.
Ruzz Media. Tarigan, Hendri Guntur. (2009). Pengajaran
Nurgiantoro, B. (2010). Sastra Anak Gaya Bahasa. Bandung: Angkasa.
Pengantar Pemahaman Anak.
29 Wistara, Vol. 4, No. 1, Maret 2021

Tarigan, Hendri Guntur. (2011). Prinsip-


Prinsip Dasar Sastra. Bandung:
Angkasa.
Waluyo, Herman J. 1987. Teori dan
Apresiasi Puisi. Jakarta: Erlangga.
Zaenuddin, M.H. (2015). Implementasi
Kurikulum 2013 dalam Membentuk
Karakter Bangsa. Universum Vol 9 No
1, hlm 133-139.

Anda mungkin juga menyukai