1, Maret 2021
Kunkun K. Harnadi
Universitas Pasundan
kunkunkurniady60@gmail.com
Abstrak: Karya sastra merupakan gambaran hasil rekaan kehidupan, yang mampu meninggalkan
kesan, serta sebagai wahana untuk mendidik masyarakat tentang nilai-nilai sosial, perilaku yang
luhur (nilai karakter), dan estetika (keindahan). Namun, untuk memahami karya sastra terutama puisi
tidaklah mudah, disebabkan puisi menyampaikan sesuatu secara tidak langsung, yakni membungkus
makna dengan bahasa kias sehingga menjadi simbol yang menyimpan arti. Hermeneutika Dilthey
dipilih sebagai alat kajian penelitian. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan konsep
pengalaman hidup, konsep ungkapan, dan pemahaman untuk mengetahui jenis bahasa kias dan
kandungan nilai karakter dalam puisi Tadarus karya A. Mustofa Bisri. Objek penelitian ini adalah
dua belas puisi yang dipilih dari kumpulan puisi Tadarus. Melalui pertimbangan khusus hasil kajian
ini digunakan sebagai alternatif bahan ajar. Data dianalisis dengan metode deskriptif kualitatif.
Keabsahan data diperkuat dengan validitas expert-judgment. Hasil penelitian menunjukkan (1) jenis
bahasa kias yang terdapat pada dua belas puisi tergolong pada jenis bahasa kias perbandingan
(perumpamaan, metafora, personipikasi, alegori, dan pleonasme), pertentangan (hiperbola), pertauan
(alusi, epitet, erotesis, ellipsis, dan asindeton), serta perulangan (mesodilopsis, epizeukis, tautology,
dan anafora). (2) Dua belas puisi yang telah dianalisis syarat dengan kandungan nilai karakter. Nilai
karakter tersebut; religius, nasionalis, integritas, mandiri, dan gotong royong. (3) Berdasarkan
pertimbangan kajian hermeneutika Dilthey terhadap unsur bahasa kias untuk mengetahui kandungan
nilai karakter, kedua belas puisi dalam kumpulan puisi Tadarus layak dijadikan bahan ajar mata
pelajaran bahasa Indonesia pada siswa X SMK.
Kata kunci: Kajian hermeneutika Dilthey, Bahasa Kias, Nilai Karakter, Puisi, Bahan Ajar.
simbol yang menyimpan arti. Hal tersebut Bertitik tolak pada permasalahan
menyebabkan pembaca tidak dapat yang telah diuraikan, penulis berupaya
memahami secara langsung pesan yang melakukan penelitian. Penelitian ini
tersimpan dalam puisi, akibatnya minat menggunakan metode deskripsi kualitatif
baca dan apresiasi terhadap puisi dengan pendekatan analisis isi. Data
berkurang. Dampak yang muncul dari penelitian ini diperoleh melalui studi
fenomena tersebut yakni peserta didik dokumentasi atau kajian perpustakaan
menjadi tidak memiliki ketertarikan dengan mendeskripsikan konsep
terhadap puisi. pengalaman hidup, ungkapan (unsur
Berdasarkan penelitian sebelumnya, bahasa kias), konsep pemahaman, dan
penulis mengamati terkait fenomena kandungan nilai-nilai karakter yang
lesunya pembelajaran sastra dirasakan di terdapat pada kumpulan puisi Tadarus
sekolah tempat penulis dan guru mata Antologi Puisi karya A. Mustofa Bisri
pelajaran bahasa Indonesia mengajar, sebagai bahan ajar dalam pembelajaran
diantanya: Pertama, pengajaran sastra di sastra di SMK.
sekolah masih dianaktirikan dan dihindari Ada beberapa alasan mengapa puisi
siswa dibanding pengajaran lain. Senada Tadarus karya A. Mustofa Bisri dipilih
dengan pernyataan tersebut, Maulana sebagai objek kajian. Pertama, perpuisian
(2012, hal. 198) berpendapat, biasanya A. Mustofa Bisri, berkecenderungan kuat
mata ajar proses kreatif menulis karya mengekspresikan realitas sosial. Kedua,
sastra dihindari. Di sekolah siswa lebih ekspresi bahasa kias dalam karya tidak
memilih belajar produktif dibandingkan sulit dicerna atau tergolong puisi
belajar sastra, sehingga mutu dan “terang”. Ketiga, puisi A. Mustofa Bisri
kemampuan bersastra mereka rendah. seringkali jenaka, seperti halnya puisi
Kedua, sastra sebagai salah satu materi mbeling, tetapi dengan sadar isinya
pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah merupakan pemikiran tentang makna
disampaikan kurang baik. Tampaknya islam, kritik politik dan sosial. Keempat,
pembelajaran sastra di sekolah dewasa ini karya-karya A. Mutofa Bisri merupakan
hanya sekedar memenuhi target karya sastra yang memiliki kualitas
kurikulum, tidak menukik pada sebagai salah satu hasil karya sastrawan
permasalahan apresiasi sastra lebih ternama yang dimiliki bangsa Indonesia.
mendalam. Pernyataan tersebut Hal ini juga dimaksudkan sebagai salah
menjelaskan, bahwa pengajaran sastra satu bentuk penghargaan terhadap karya
disampaikan hanya garis besar, tekstual, anak bangsa. Oleh karena itu, peneliti
dan tidak disampaikan secara rinci ingin lebih memahami makna puisi
sehingga kurang dipahami siswa. Ketiga, Tadarus fokus pada penggunaan bahasa
pelajaran santra dirasakan kurang atraktif. kias dan nilai karakter sebagai salah satu
Idealnya sekolah menjadi sentral dalam alternatif bahan ajar.
menumbuhkan minat apresiasi sastra di Memahami makna puisi Tadarus
kalangan siswa, sehingga imajinasi siswa karya A. Mustofa Bisri dalam penelitian
akan terbawa ke dalam suasana ini digunakan metode hermeneutika. Ada
pembelajaran yang dinamis, menarik, dua langkah agar penikmat puisi mampu
kreatif dan menyenangkan. memahami isi teks puisi, yaitu dengan
Berdasarkan paradigma di atas dapat pembacaan heuristik dan hermeneutik.
disimpulkan, pembelajaan sastra belum Pembacaan heuristik saja belum bisa
menunjukan peningkatan yang berarti, memahami makna kata-kata dalam puisi,
terutama kaitannya dengan penumbuhan oleh karena itu untuk memfokuskan dan
karakter. Faktanya, ketika proses memperjelas makna dari puisi itu, maka
pembelajaran siswa hanya mendapatkan pembacaan heuristik harus diulang
teori-teori sastra dan kurang pengalaman kembali dan dilanjutkan dengan bacaan
dalam bersastra (apresiasi puisi). retroaktif dan ditafsirkan secara
Kajian Hermeneutika Dilthey…24
penelitian ini bisa memberikan suatu hal kualitatif. Berdasarkan uraian tersebut,
yang positif bagi pembelajaran Bahasa dan metode ini digunakan untuk
Sastra Indonesia. menginterpretasi makna bahasa dalam
diksi yang mengandung bahasa kias, serta
Rumusan Masalah nilai-nilai karakter dalam kumpulan puisi
Berdasarkan latar belakang dan Tadarus karya A. Mustofa Bisri. Setelah
identifikasi masalah yang telah diuraikan, aspek-aspek hermeneutika Dilthey
penulis merumuskan masalah sebagai dilakukan, dapat diketahui
berukut. pemanfaatannya sebagai bahan ajar sastra
1. Jenis bahasa kias apakah puisi yang di SMK.
terdapat dalam kumpulan puisi
Tadarus karya A. Mustofa Bisri? HASIL PENELITIAN
2. Nilai karakter apa sajakah yang Hasil Penelitian ini menggunakan
terkandung dalam bahasa kias yang pendekatan hermeneutika Dilthey, yaitu
terdapat pada kumpulan puisi pendekatan dengan menginterpretasi
Tadarus karya A. Mustofa Bisri? pengalaman, ungkapan, dan pemahaman
3. Apakah hasil kajian bahasa kias yang terdapat dalam bahasa pengarang.
berindikasi nilai karakter dapat Kajian sastra yang dianalisis
digunakan sebagai alternatif bahan hermeneutika termasuk penelitian
ajar apresiasi sastra bahasa Indonesia kualitatif. Berdasarkan uraian tersebut,
di SMK? metode ini digunakan untuk
Latar belakang tersebut menjadi pijakan menginterpretasi makna bahasa dalam
penulis dalam melaksanakan penelitian, diksi yang mengandung bahasa kias, serta
yang fokus pada kajian bagaimana wujud nilai-nilai karakter dalam kumpulan puisi
bahasa kias, bentuk nilai-nilai karakter Tadarus karya A. Mustofa Bisri. Setelah
pada kumpulan puisi Tadarus Karya A. aspek-aspek hermeneutika Dilthey
Mustofa Bisri, dan sejauh mana dilakukan, dapat diketahui
kemanfaatan hasil penelitian dapat pemanfaatannya sebagai bahan ajar sastra
dijadikan bahan ajar di SMK. di SMK. Berikut hasil penelitian.
Kunci Jawaban
1. Puisi adalah bentuk karya sastra yang
paling tua. Dipergunakan untuk
penuliskan karya-karya besar,
diciptakan dalam suasana perasaan
yang intens yang menuntut
pengucapan jiwa yang spontan, dan
erat kaitannya dengan dalam
kehidupan sehari-hari.
2. Ciri-ciri puisi adalah sebagai berikut:
27 Wistara, Vol. 4, No. 1, Maret 2021