NPM: 220102169
UNIVERSITAS HAMZANWADI
2023
1
KATA PENGANTAR
Berkat Allah Subhanahu Wata’ala, yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyusun makalah untuk memenuhi tugas
mata kuliah Konsep Dasar Bahasa dan Sastra Indonesia.
Akhirnya saya berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis
maupun pembaca guna menambah wawasan.
Penulis
2
DAFTAR ISI
COVER .........................................................................................................1
KATA PENGANTAR..................................................................................2
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................3
BAB I: PENDAHULUAN............................................................................4
3.1 Kesimpulan……………………………………………………………11
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………….12
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
diperlukan dalam pengajaran merupakan bukti nyata kurangnya perhatian
terhadap pembelajaran sastra.
Pembelajaran sastra perlu disesuaikan dengan masa perkembangan
siswa. Banyak hal yang perlu di pertimbangkan dalam hal memilih karya
sastra, metode penyampaian pembelajaran, dan lain sebagainya, agar
pembelajaran sastra dapat mengembangkan karakter yang diinginkan pada diri
siswa.
1.3 Tujuan
5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Hakikat Pembelajaran Sastra
Menurut Purba (2001:2), “Kata sastra dalam bahasa Indonesia berasal
dari bahasa Sankerta. Akar katanya adalah cas yang berarti memberi petunjuk,
mengarahkan, dan mengajar. Oleh karena itu, sastra dapat diartikan sebagai
alat untuk mengajar buku petunjuk, instruksi atau pengajaran”. Sedangkan
Wellek dan Warren (1995:3) mengatakan, “Sastra adalah suatu kajian kreatif,
sebuah cabang seni. Sastra adalah segala sesuatu yang tertulis atau tercetak.
Sastra adalah karya imajinatif”.
Menurut Norton (1998), sastra anak adalah “ sastra yang mencerminkan
perasaan, dan pengalaman anak-anak (through the eyes of a child)”. Menurut
Huck (1987: 630-623) bahwa pembelajaran sastra di SD harus memberi
pengalaman pada siswa yang akan berkontribusi pada 4 tujuan, yakni
pencarian kesenangan pada buku, menginterpretasikan bacaan sastra,
mengembangkan kesadaran bersastra, dan mengembangkan apresiasi”.
Sastra seharusnya tidak dikelompokkan ke dalam aspek keterampilan
berbahasa karena bukan merupakan bidang yang serupa. Meski demikian,
pembelajaran sastra dilaksanakan secara terintegrasi dengan pembelajaran
bahasa baik dengan keterampilan menulis, membaca, menyimak, maupun
berbicara. Dalam praktiknya, pengajaran sastra berupa pengembangan
kemampuan menulis sastra, membaca sastra, menyimak sastra, dan berbicara
sastra.
Pembelajaran merupakan proses interaksi antara pendidik dan peserta
didik yang bertujuan untuk membantu peserta didik mencapai tujuan
pembelajaran yang telah ditentukan. Hakikat pembelajaran adalah adalah
proses perubahan perilaku pengetahuan, dan keterampilan yang terjadi pada
diri peserta didik sebagai akibat dari pengalaman belajar yang mereka alami.
6
Hakikat pembelajaran mencakup 3 elemen utama, yaitu:
1) Tujuan pembelajaran: Tujuan pembelajaran harus jelas dan terukur, sehingga
peserta didik dapat mengarahkan energy dan usaha mereka untuk mencapai
tujuan tersebut.
2) Pengalaman belajar: Peserta didik harus terlibat secara aktif dalam
pengalaman belajar yang dirancang untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Pengalaman belajar harus relevan, menantang, dan menarik untuk memotivasi
peserta didik.
3) Evaluasi pembelajaran: Evaluasi pembelajaran harus dilakukam untuk
mengukur pencapaian peserta didik terhadap tujuan pembelajaran.
Hakikat pembelajaran sastra adalah proses interaksi antara pendidik dan
peserta didik dengan tujuan untuk mengembangkan pemahaman dan
penghargaan terhadap karya sastra, serta mengembangkan keterampilan
berbahasa dan berpikir kritis.
Berdasarkan hal di atas, pembelajaran sastra mencakup hal-hal berikut:
(1) Menulis sastra: menulis puisi, menulis cerpen, menulis novel, menulis
drama,
(2) Membaca sastra: membaca karya sastra dan memahami maknanya, baik
terhadap karya sastra yang berbentuk puisi, prosa, maupun naskah drama,
(3) Menyimak sastra: mendengarkan dan merefleksikan pembacaan puisi,
dongeng, cerpen, novel, pementasan drama,
(4) Berbicara sastra: berbalas pantun, deklamasi, mendongeng bermain peran
berdasarkan naskah, meneritakan kembali isi karya sastra, menganggapi
secara lisan pementasan karya sastra.
Pembelajaran sastra melibatkan proses mengenal dan menganalisis karya
sastra, baik secara individu maupun dalam dalam konteks budaya dan
masyarakat. Pembelajaran sastra juga melibatkan pengalaman estetis, empati,
dan emosi, sehingga peserta didik dapat lebih mengahami dan menghargai
karya sastra secara lebih mendalam.
7
B. Pembelajaran Sastra di Sekolah Dasar
8
Pengalaman yang dimaksud adalah apa saja yang terjadi dalam kehidupan kita
untuk dihayati, dinikmati, dirasakan, dipikirkan sehingga kita dapat lebih
berinisiatif. Untuk menerapkan prinsip pengalaman ini dalam pengajaran
sastra di sekolah, setiap karya sastra yang disajikan hendaknya menghadirkan
pengalaman baru yang kaya bagi siswa. Karya sastra yang disajikan harus
dipahami sehingga siswa dapat mengungkap apa yang terdapat dalam karya
tersebut.
Kedua, sastra sebagai bahasa. Pada dasarnya belajar sastra adalah belajar
bahasa dalam praktik. Belajar sastra harus berpangkal pada realisasi bahwa
setiap karya pada pokoknya merupakan kumpulan kata bagi siswa harus
diteliti, ditelusuri, dianalisis, dan diintegrasikan. Bahasa yang digunakan
dalam sastra juga digunakan untuk memberikan informasi, mengatur,
membujuk dan bahkan membingungkan orang lain.
9
tumbuh menjadi manusia dewasa yang berbudaya, mandiri, sanggup
mengekspresikan diri dengan pikiran dan perasaanya dengan baik,
berwawasan luas, kritis, berkarakter, halus, budi pekerti, dan santun.
10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Hakikat pembelajaran sastra adalah proses interaksi antara pendidik dan
peserta didik dengan tujuan untuk mengembangkan pemahaman terhadap
karya sastra. Pembelajaran sastra SD bertujuan untuk mengembangkan
kemampuan berbahasa dan membaca, serta membantu peserta didik dalam
memahami nilai dan moral sosial yang terkandung dalam karya sastra.
Pembelajaran sastra di SD bermanfaat bagi siswa dengan memperkaya kosa
kata, meningkatkan kemampuan membaca, serta mengembangkan kreativitas
dalam mengekspresikan diri.
11
DAFTAR PUSTAKA
Djuanda Dadan. Pembelajaran Sastra di SD Dalam Gmitan Kurikulum 2013.
Vol. 14, No. 2, Oktober 2014. (Diakses pada tanggal 30 April 2023).
Riana. Pembelajaran Sastra Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar. Vol. 14, No.
3. Juli 2020. (Diakses pada tanggal 30 -31 April 2023).
Susanti Rini Dwi. Pembelajaran Apresiasi Sastra di Sekolah Dasar. Vol. 3,
No. 1. Januari 2015. (Diakses pada tanggal 30-31 April 2023).
12