PENDAHULUAN
sastra dengan menarik. Banyak cara yang harus ditempuh oleh guru agar dapat
antaranya (1) Siswa harus diberi kebebasan untuk menampilkan respons dan
antara pendapat para siswa. (4) Peranan dan pengaruh guru harus merupakan
daya dorong terhadap penjelajahan pengaruh vital yang inheren di dalam sastra
itu sendiri.
sastra sekaligus merupakan guru membaca dan mengarang (Gani, 1988 : 16).
1
2
sastra. Tujuan pembelajaran apresiasi sastra adalah siswa mampu menikmati dan
apresiasi sastra bisa dikatakan bertujuan membentuk moral yang luhur bagi para
siswa.
karena sastra adalah karya yang mampu membangkitkan perasaan tertentu bagi
pembaca atau penikmatnya, seperti definisi yang disampaikan Lazar (2002 : 2),
pendidikan secara utuh (Rahmanto, 1988 : 6). Lebih lanjut dikatakan bahwa
tidak bisa dipahami secara detail karena sastra tidak menyuguhi ilmu dan
pengetahuan dalam bentuk jadi. Namun, sastra dapat merangsang siswa untuk
oleh teks sastra. Pembelajaran sastra dapat meningkatkan budaya siswa baik
menganalisis alur cerita pada cerpen, merefleksikan dirinya sebagai tokoh dalam
prosa maupun drama, memerankan tokoh drama, sampai pada bagaimana siswa
sebagainya. Boleh dikatakan bahwa makin banyak siswa bergelut dengan sastra,
makin mantap kepribadiannya, makin baik watak dan sikapnya karena melalui
pembelajaran apresiasi sastra ini, novel Ayat-Ayat Cinta dipakai sebagai alat
dengan metode sinektik menjadi proses yang dinamis, komunikatif dan kreatif.
Dalam proses itulah siswa aktif dan kreatif dalam membaca, menganalisis,
Ayat Cinta merupakan salah satu novel curahan jiwa yang dapat dijadikan contoh
yang muncul dalam Ayat-Ayat Cinta dikemas bagus sehingga dapat menyadarkan
bahasa Indonesia pada jenjang SMA. Setiap tingkatan kelas kompetensi dasar
yang hendak dicapai berbeda-beda tujuannya. Salah satu kompetensi dasar pada
aspek membaca kelas XII dalam KTSP adalah menganalisis unsur intrinsik dan
indikator yaitu : (1) Mampu menganalisis unsur intrinsik novel Indonesia, (2)
dapat dicapai oleh siswa kelas XII IPA 3 SMA Al Islam I Surakarta. Kemampuan
siswa yang memiliki ketuntasan belajar sebanyak 22 siswa (52,3%) dari 42 siswa.
Nilai teredah 50,00, tertinggi 70,00 (52,3%) dan rata-rata baru mencapai 60,2.
ketuntasan belajarnya.
apresiasi novel agar langkah sastra selanjutnya menjadi suatu pembelajaran yang
metode sinektik.
yang dihadapi dalam pelajaran. Siswa selalu bersikap kurang serius dalam
diskusi kelompok, tetapi tidak bisa berjalan efektif, bahkan kelas menjadi ramai
penting.
teachers will have an impact on what students learn through social learning.
(Dalam kaitannya dengan dunia pendidikan, para guru adalah pihak yang
memegang peranan penting sebagai model atau figur teladan dalam proses
pembelajaran para siswanya. Bila murid mengakui gurunya sebagai model atau
sosok teladan, para guru akan memiliki dampak pada apa yang dipelajari siswa
(http://proquest.umi.com/pqdweb?did=1242281271&sid=4&Fmt=4&clientId=80
belajar. Pengalaman belajar adalah kegiatan fisik dan mental yang perlu
dilakukan oleh subjek didik dalam berinteraksi dengan objek belajar untuk
pengalaman belajar dapat dipilih sesuai dengan jenis kompetensi serta materi
yang dipelajari.
belajar di dalam kelas dapat berupa kegiatan telaah buku, telaah hasil penelitian,
belajar di luar kelas dilakukan dengan jalan mengunjungi objek belajar yang
menyenangkan.
hidup yang diperoleh melalui melalui pengalaman belajar diharapkan siswa atau
subjek didik baik sebagai individu maupun warga masyarakat dapat memecahkan
telah dipelajari.
meningkatkan motivasi belajar. Ada dua hal penting dalam pembelajaran ini,
yakni (1) bagaimana mengkondisikan siswa sebagai subjek belajar bukan objek
pembelajaran. Siswa bukanlah merupakan botol kosong yang harus diisi oleh
guru tetapi siswa adalah manusia yang harus dimanusiakan. Mereka belajar
siswa memiliki latar belakang dan kemampuan yang berbeda-beda. Mereka tidak
model sinektik. Strategi ini memiliki ciri-ciri dapat menimbulkan keaktifan dan
pembahasan tentang model sinektik akan diuraikan secara mendalam pada bab II
dalam kajian teori. Sesuai dengan latar belakang dan tujuan, peneliti mengangkat
Siswa Kelas XII IPA SMA Al Islam I Surakarta Tahun 2008 – 2009”.
B. PERUMUSAN MASALAH
kurikulum KTSP pada siswa kelas XII IPA 3 SMA Al Islam I Surakarta ?
kurikulum KTSP pada siswa kelas XII IPA 3 SMA Al Islam I Surakarta ?
10
C. TUJUAN PENELITIAN
kurikulum KTSP pada siswa kelas XII IPA 3 SMA Al Islam I Surakarta;
kurikulum KTSP pada siswa kelas XII IPA 3 SMA Al Islam I Surakarta.
D. MANFAAT PENELITIAN
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
a. Lembaga
b. Guru
diminimalkan.
c. Siswa
heterogen.
sastra.