Anda di halaman 1dari 24

TUGAS KE-7

STRATEGI PEMBELAJARAN SASTRA ANAK DI SD

Makalah Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pembelajaran Bahasa


dan Sastra Indonesia

Dosen Pengampu : Zulfadli Hamdi, M.Pd.

Disusun oleh:

Suriyani Irmawati

(190102175)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR (PGSD)

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN (FIP)

UNIVERSITAS HAMZANWADI

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
“Strategi Pembelajaran Sastra Anak di SD”. Penyusunan makalah ini bertujuan untuk
memenuhi tugas Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia SD yang diampu oleh
bapak “Zulfadli Hamdi, M.Pd” pada bidang studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
(PGSD). Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan baik bagi
penulis maupun bagi pembaca khususnya dalam hal pembelajaran Strategi
Pembelajaran Sastra Anak di SD.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih belum sempurna. Maka dari itu
penulis membutuhkan kritik dan saran yang bisa membangun kemampuan penulis
agar kedepannya penulis bisa membuat makalah yang lebih baik lagi . semoga
makalah ini bermanfaat bagi para pembaca dan khususnya bagi penulis.
DAFTAR ISI

COVER

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
D. Manfaat

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Sastra Anak


B. Pengertian Strategi Pembelajaran Sastra Anak
C. Strategi Pembelajaran Sastra Anak
D. Pentingnya Strategi Pembelajaran Sastra Anak di Sekolah Dasar
E. Merancang Strategi Pembelajaran Sastra Anak

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan
B. Saran
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sastra anak merupakan salah satu wujud dari karya sastra, wujud
pertama dari sastra anak dapat dilihat dari bahannya, yaitu bahasa. Dalam
pemakaian bahasa, sastra anak tidak selalu mengandalkan suatu bentuk
keindahan sebagaimana layaknya karya sastra pada umumnya. Yang paling
penting untuk ditonjolkan dalam sastra anak adalah fungsi yang hadir
bersamanya. Baik itu fungsi estetis maupun bentuk gaya bahasanya.
Kehadiran bahasa dalam kehidupan manusia mempunyai fungsi yang
sangat besar. Dengan bahasa seseorang dapat berkomunikasi dengan orang
lain, dapat mengungkapkan pikiran, perasaan, ide, gagasan dan
ekspresinya.Bahasa merupakan sarana pokok yang sangat penting bagi
pengarang dalam menuangkan imajinasinya. Bahasa sastra biasanya bersifat
dinamis sehingga cenderung berubah-ubah serta menyimpang dari bahasa
yang biasa.
Strategi pembelajaran adalah rangkaian kegiatan dalam proses
pembelajaran yang terkait dengan pengelolaan siswa, pengelolaan guru,
pengelolaan kegiatan pembelajaran, pengelolaan lingkungan belajar,
pengelolaan sumber belajar dan penilaian (asesmen) agar pembelajaran lebih
efektif dan efisien sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ditetapkan.
Strategi pembelajaran pada hakikatnya terkait dengan perencanaan atau
kebijakan yang dirancang dalam mengelola pembelajaran untuk mencapai
tujuan pembelajaran yang diinginkan.

Strategi yang diterapkan dalam pembelajaran sastra anak di sekolah


dasar harus dapat menyenangkan untuk siswa. Strategi yang digunakan
sebaiknya mengandung unsure hiburan agar tidak membosankan dengan
disertai adanya daya kreatif dan reativitas agar siswa dan guru dapat
melalukan kegiatan sehari-hari dengan vitabilitas hidup, bersemangat, tidak
mengenal kata putus asa, bahkan tampak lebih berseri, dan penuh rasa
optimis.
Pemilihan strategi adalah masalah yang krusial karena hal itu akan
langsung bersentuhan clengan anak-anak. Artinya, pemilihan strategi akan
berkaitan eratdengan etektivitas pembelajaran dan capaian tujuan.
Sebenarnya, ada sejumlah faktor yang perlu dipertimbangkan dalam
pemilihan strategi agar tepat. Misalnya, hal-hal yang berkaitan dengan
kemampuan (kreativnas) guru, umur anak-anak (kelas), jumlah siswa yang
dihadapi, latar belakang sosialekonomi siswa. kondisi sekolah,
kelengkapan sarana pendukung, (sarana dan prasarana)seperti buku-huku di
sekolah, dan lain-lain sampai masalah waktu kapan (jarn berapa)
pembelajaran itu diselenggarakan.
Nurgiyantoromenyebutkan ada enam strategi pembelajaran sastra
anak. Keenam strategi tersebut adalah strategi bercerita, strategi membaca
dan dibacakan, strategi melihat dan mendengarkan cerita, membaca puisi,
deklamasi, dan praktik bercerita, bermain peran, dan praktik menulis karya
sastra.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian sastra anak?
2. Apa pengertian strategi pembelajaran sastra anak?
3. Apa sajakah strategi pembelajaran sastra anak?
4. Bagaimana pentingnya strategi pembelajaran sastra anak di sekolah
dasar?
5. Bagaimana cara merancang strategi pembelajaran sastra anak?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian sastra anak
2. Untuk mengetahui pengertian strategi pembelajaran sastra anak
3. Untuk mengetahui apa saja strategi pembelajaran sastra anak
4. Untuk mengetahui pentingnya strategi pembelajaran sastra anak di
sekolah dasar
5. Untuk mengetahui cara merancang pembelajaran sastra anak
D. Manfaat
1. Dapat mengetahui pengertian sastra anak
2. Dapat mengetahui pengertian strategi pembelajaran sastra anak
3. Dapat mengetahui apa saja strategi pembelajaran sastra anak
4. Dapat mengetahui pentingnya strategi pembelajaran sastra anak di
sekolah dasar
5. Dapat mengetahui cara merancang pembelajaran sastra anak
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Sastra Anak
Sastra adalah objek ilmu yang tidak perlu diragukan lagi. Walaupun
unik dan sukar dirumuskan dalam suatu rumusan yang universal, karya sastra
adalah sosok yang dapat diberikan batasan dan ciri-ciri, serta dapat diuji
dengan pancaindra manusia. Sastra mempunyai fungsi ganda yakni menghibur
sekaligus bermanfaat. Sastra menghibur dengan cara menyajikan keindahan
dan memberikan makna terhadap kehidupan. Proses penciptaan karya sastra
pada hakikatnya adalah proses berimajinasi. Hal ini sejalan dengan pengertian
prosa fiksi yakni rangkaian cerita yang diperankan sejumlah pelaku dalam
urutan peristiwa tertentu dan bertumpu pada latar tertentu pula sebagai hasil
dari imajinasi pengarang.
Karya sastra merupakan hasil karya manusia dengan mendayungkan
imajinasi yang terdapat dalam diri pengarangnya. Keberadaan karya sastra
dalam kehidupan manusia dapat mengisi “kedahagaan jiwa” karena membaca
karya sastra bukan saja memberikan hiburan, tetapi dapat memberikan
pencerahan jiwa. Dengan kata lain, karya sastra dapat memberikan hiburan
dan manfaat. Dengan membaca karya sastra, kita sejenak dapat mengalihkan
duka dan mengikuti jalan cerita, keindahan, dan keluwesan bahasa yang
ditampilkan pengarang.
Berdasarkan pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa karya sastra
merupakan karya imajinatif yang berupa tulisan atau bahasa yang indah,
menghibur, serta pengalaman hidup penciptanya. Dengan bahasa yang indah
dapat menimbulkan getaran jiwa terhadap orang yang membaca dan
mendengarkan sehingga melahirkan keharuan, kemesraan, kebencian,
kecemasan, dendam, dan seterusnya.
B. PengertianStrategi Pembelajaran Sastra Anak

Strategi pembelajaran adalah rangkaian kegiatan dalam proses


pembelajaran yang terkait dengan pengelolaan siswa, pengelolaan guru,
pengelolaan kegiatan pembelajaran, pengelolaan lingkungan belajar,
pengelolaan sumber belajar dan penilaian (asesmen) agar pembelajaran lebih
efektif dan efisien sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ditetapkan.
Strategi pembelajaran pada hakikatnya terkait dengan perencanaan atau
kebijakan yang dirancang dalam mengelola pembelajaran untuk mencapai
tujuan pembelajaran yang diinginkan.

MacDonald mendefinisikan strategi sebagai: The art of carring out a


plan skillfully. Strategi merupakan suatu seni untuk melaksanakan sesuatu
secara baik atau terampil. Itulah sebabnya strategi pembelajaran dipakai
sebagai suatu seni untuk membawa peserta didik ke dalam suasana
pembelajaran dan berada pada posisi yang menguntungkan.

Seels dan Richey memberikan definisi strategi sebagai: Instructional


strategies are specifications for selecting and sequencing events and activities
within a lesson. Sejalan dengan pendapat tersebut, (David dalam Sanjaya): a
plan, method, or series of activities designed to achiev a particular
educational goals. Berdasarkan rumusan di atas, strategi diartikan sebagai
suatu rencana tindakan, metode, atau serangkaian aktivitas yang dirancang
untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.

Menurut Djamarah dan Zain menyatakan ada empat strategi dasar


dalam kegiatan pembelajaran yang meliputi hal-hal berikut:
1. Mengidentifikasi serta menetapkan spesifikasi dan kualifikasi perubahan
tingkah laku dan kepribadian peserta didik sebagaimana yang diharapkan.
2. Memilih sistem pendekatan belajar mengajar berdasarkan aspirasi dan
pandangan hidup masyarakat.
3. Memilih dan menetapkan prosedur, metode, dan teknik pembelajaran yang
dianggap paling tepat dan efektif sehingga dapat dijadikan pegangan oleh
guru dalam melaksanakan kegiatan mengajarnya.
4. Menetapkan norma-norma dan batas minimal keberhasilan sehingga dapat
dijadikan pedoman oleh guru dalam melakukan evaluasi kegiatan belajar
mengajar yang selanjutnya akan dijadikan umpan balik untuk
penyempurnaan pembelajaran.
Strategi pembelajaran adalah rangkain dalam proses pembelajaran yang
terkait dengan pembelajaran bahasa Indonesia pengelolaan siswa, pengelolaan
guru, pengelolaan kegiatan pembelajaran, pengelolaan sumber belajar dan
penilaian agar pembelajaran lebih efektif dan efisien sesuai dengan tujuan
pembelajaran yang ditetapkan. Strategi pada hakikatnya terkait dengan
perencanaan atau kebijakan yang dirancang dalam mengelola pembelajaran
untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan.
Strategi yang diterapkan dalam pembelajaran sastra anak di sekolah
dasar harus dapat menyenangkan untuk siswa. Strategi yang digunakan
sebaiknya mengandung unsure hiburan agar tidak membosankan dengan
disertai adanya daya kreatif dan reativitas agar siswa dan guru dapat
melalukan kegiatan sehari-hari dengan vitabilitas hidup, bersemangat, tidak
mengenal kata putus asa, bahkan tampak lebih berseri, dan penuh rasa
optimis.
Pelaksaanaan pembelajaran memerlukan strategi yang dipergunakan
untuk meraih tujuan dan menyarnpaikan bahan ajar. Ketiga hal itu, yaitu
tujuan,bahan ajar, dan strategi pembelajaran mesti berkaitan dan saling
mendukung untuk mernperoleh capaian yang maksimal. Berbeda halnya
dengan tujuan pembelajaran bahasa yang bennuara akhir kognitif, tujuan
pembelajaran sastra bermuara pada ranah afektif, yaitu dengan tujuan
pembentukan sikap dan kepribadian.
Strategi itu dijaharkan dari metode dan metode dijabarkan dari
pendekatan. Jadi, pendekatan dan metode memengaruhi strategi.
Pembicaraan tentang pendekatan, metode, dan strategi biasanya merujuk
Anthony yang pertama kali membedakan konsep ketiga hal tersebut
(Grumo & Jimenes).
Pendekatan (approach) adalah sebuah konsep cara memandang atau
sudut pandang yang dalam konteks pembelajaran adalah cara memandang
proses pernbelajaran yang dilakukan. Pendekatan merupakan cara memandang
bagaimana secara urnum seseorang belajar. Pendekatan lebih bersifat
psikologis, filosofis, didaktis, dan aksiomatis. la rnendeskripsikan sifat
alamiah bagaimana seseorang belajar atau bagairnana suatu rnata pelajaran
mesti dibelajarkan. Ada banyak pendekatan pembelajaran yang muncul sesuai
dengan latar psikologis dan filosofis yang mendasarinya. Misalnya, pendekatan
behavioristis, nativistis, konstruktivitis, pragmatis, interaksionis, juga
pendekatan kornunikatif, pendekatan saintifis, pendekatan proses, dan lain-lain.
Dalam pembelajaran bahasa, pendekatan berkaitan dengan teori prinsip
bahasa dan pembelajaran bahasa MisaInva, pendekatan strukturalisme,
fungsional, komunikatif, dan interaksional sebenarnya berasal dari teoribahasa.
Demikian juga halnya dengan pembelajaransastra anak.
C. Strategi Pembelajaran Sastra Anak
Pemilihan strategi adalah masalah yang krusial karena hal itu akan
langsung bersentuhan clengan anak-anak. Artinya, pemilihan strategi akan
berkaitan eratdengan etektivitas pembelajaran dan capaian tujuan.
Sebenarnya, ada sejumlah faktor yang perlu dipertimbangkan dalam
pemilihan strategi agar tepat. Misalnya, hal-hal yang berkaitan dengan
kemampuan (kreativnas) guru, umur anak-anak (kelas), jumlah siswa yang
dihadapi, latar belakang sosialekonomi siswa. kondisi sekolah,
kelengkapan sarana pendukung, (sarana dan prasarana)seperti buku-huku di
sekolah, dan lain-lain sampai masalah waktu kapan (jam berapa)
pembelajaran itu diselenggarakan.
Jika tujuan pembelajaran sastra anak adalah pembentukan
kepribadian, hal itu berarti strategi pembelajarannya tidak berbeda
dengan strategi pembelajaran pendidikan karakter. Artinya, strategi
pembelajaran pendidikan karakterjuga dapat diterapkan sebagai strategi
pembelajaran sastra anak. Suatu halyang pasti adalah bahwa pendidikan
karakter haruslah dilakukan setiap harisetiap ada kesempatan (Agboola).
Pendidikan karakter lewat sastra anak haruslah dilakukan secara rutin tiap
hari. la haruslah menjadi semacamritual yang terjaga setiap hari. Buat
anak-anak TK dan SD kelas-kelas awal tiada hari tanpa cerita atau tanpa
sastra anak.
Romanowski mengemukakan bahwa strategi pendidikan karakter
mesti memperhatikan hal-hal berikut.
a. Rencana pembelajaran yang disusun guru haruslah secara jelas
menyebutkan pesan (nilai karakter) yang akan dibelajarkan.
b. Kurikulum yang dipakai harms relevan dengan kondisi pesena didik yang
berkaitan dan menantang aspek intelektual, emosional, dan sosial.
c. Strategi pembelajaran yang dipilih haruslah yang dapat memotivasi
peserta didik untuk berdiskusi atau mengeinukakan pendapat: ini
merupakan hal yang terpenting.
d. Faktor administrasi harus mendukung dan memberi keleluasaan kepatla
guru untuk menunjukkan kreativitasnya mengembangkan usaha yang
efektif.
e. Sekolah haruslah memberikan kesernpatan kepada peserta didik untuk
kreatif; intinya perlu dikembangkan iklim pembelajaran yang kondusif
dalam rangka pengembangan sikap dan perilaku peserta.
Nurgiyantoromenyebutkan ada enam strategi pembelajaran sastra
anak. Keenam strategi tersebut yaitu:
1. Strategi bercerita
Metode bercerita merupakan salah satu metode dapat digunakan
untuk membelajarkan sastra di SD. Metode bercerita merupakan
salah satu strategi pembelajaran yang dapat memberikan pengalaman
belajar bagi peserta didik. Cerita yang dibawakan guru secara lisan
harus menarik, dan mengundang perhatian anak dan tidak lepas dari
tujuan pendidikan bagi anak.
Penggunaan bercerita haruslah memperhatikan hal-hal berikut ini.
a) Isi cerita haruslah terkait dengan dunia kehidupan anak,
sehinggga mereka dapat lebih memahami, dan dapat
menangkap isi cerita tersebut, karna membahasmengenai hal-
hal yang tidak asing bagi mereka.
b) Kegiatan mereka diusahakan dapat memberikan perasaan
gembira, lucu, dan mengasyikkan sesuai dengan dunia
kehidupan anak yang penuh suka cita.
c) Kegiatan bercerita harus diusahalon menjadi pengalaman bagi
anak yang bersifat unik dan menari, yang menggetarkan
perasaan anak, serta dapat memotivasi anak untuk mengikuti
cerita itu sampai tuntas.
Untuk dapat bercerita dengan baik, guru sebaiknya
memperhtikan hal-hal sebagai berikut.
1) Menguasai isi cerita secara tuntas
2) Memiliki keterampilan bercerita
3) Berlatih dalam irama dan modulasi suara secara terusmenerus
4) Menggunakan perlengkapan yang menarik perhatian anak
5) Menciptakan situasi emosional sesuai dengan tuntutan cerita
Kemampuan guru bercerita dengan baik harus didukung dengan
cerita yang baik pula. Kriteria pemilihan cerita adalah berikut ini:
a. Cerita itu harus menarik dan memikat perhatian guru itu
sendiri. Kalau cerita itu menarik dan memikat perhatan, maka
guru akan bersungguh sungguh dalarn menceritakan kepada
anak secara mengasyikkan.
b. Cerita itu harus sesuai denga kepribadian anak, gaya dan bakat
anak, supaya memiliki daya tarik terhadap perhatian anak dan
terlibat aktif dalam kegiatan bercerita.
c. Cerita itu harus sesuai dengan tingkat usia dan kemampuan
mencema isi cerita anak. Cerita itu harus cukup pendek dalam
rentangan jangkauan waktu perhatian anak.

Berkaitan denga penyampaian cerita, terdapat beberapa


macam teknik bercerita yang dapat dipergunakan. Berikut ini
akandibahas teknikteknik yang bisa digunakan oleh guru dalam
membacakan cerita:

a. Membaca langsung dari buku cerita


Bercerita dengan membacakan langsung dari buku cerita
dapat dilakukan ji. guru memilki buku cerita yang sesuai dengan
anak, terutama dikaitkan dengan pesan-pesan yang tersirat di dalam
cerita tersebut.
b. Bercerita dengan menggunakan iliustrasi gambar dari buku
Teknik bercerita dengan menggunakan ilustrasi gambar
dari buku ini dapat dipilih guru jika cerita yang akan disampaikan
pada anak terialu panjang terind. Penggunaan ilustrasi gambar
dapat menarik perhatian anak, sehingga teknik bercerita ini akan
berfungsi dengan baik.
c. Menceritakan dongeng
Mendongeng merupakan suatu cara untuk meneruskan
warisan budaya yang berupa nilai-nilai luhur dari satu generasi ke
generasi yang berikutnya.
d. Bercerita dengan menggunakan papan flanel
Teknik bercerita ini dapat dipilih jka guru ingin
menekankan urutan cerita serta karakter tokoh cerita. Untuk
keperluan tersebut, guru dapat membuat papan flanel
denganmelapisi seluas papan dengan kain flannel yang belwama
netral.
e. Bercerita dengan menggunakan media boneka
Pemilihan berrcerita dengan menggunakan boneka akan
tergantung pada usia dan pengalaman anak. Boneka yang
digunakan akan mewakili tokoh-tokoh cerita yang disampaikan.
f. Dramatisasi suatu cerita
Teknik bercerita dengan dramatisasi seperti ini adalah
bercerita dengan cerita memainkan perwatakkan tokoh-tokoh dalam
suatu cerita yang disukai anak dan merupakandaya tarik yang
bersifat universal (Gordon, Browne, dalam Moeslichatoen R,
1996). Cerita yang disampaikan adalah cerita yang disukai oleh
anak.
g. Bercerita sambil memainkan jari-jari tangan
Bercerita dengan teknik ini memungkinkan guru berkreasi
dengan mengguana. jaritangnnya sendiri. Guru dapat menciptakan
bermacam-macam cerita dengan memainkan jari tangan, sesuai
dengan kreativitas guru masing-masing.
2. Strategi Membaca dan Dibacakan
Membaca dan dibacakan merupakan dua strategi yang berbeda
walaupun memiliki aktivitas membaca. Strategi membaca dimaksudkan
anak didik yang membaca cerita. Strategi ini dapat dipilih jika anak
didik sudah bisa membaca walaupun belum lancer sekalipun. Berkaitan
dengan hal tersebut, perlu dipilih bahan bacaan yang sesuai dengan
tingkat perkembanagan kognitif, emosional, kebahasaan, maupun nilai
karakter yang menjadi fokus pembelajaran.
Di pihak lain, strategi dibacakan dilakukan jika anak didik belum
dapat membaca sendiri. Orang yang dapat membacakan adalah
gurujika disekolah atau orangtua jika dirumah. Contoh buku yang dapat
diberikan antara lain ABC book, Counting book, dan concept book.
3. Melihat dan Mendengarkan Cerita
Strategi melihat dan mendengan melibatkan dua strategi yairu
strategi mendengarkan cerita dan strategi melihat dan mendengarkan
cerita. Strategi mendengarkan cerita, anak didik hanya diajak untuk
mendengarkan cerita misalnya dari rekaman atau media radio. Strategi
ini juga bermanfaat untuk melatih keterampilan menyimak anak didik.
Strategi melihat dan mendengarkan cerita, anak didik diajak melihat
sekaligus mendengarkan cerita baik langsung maupun tidak langsung.
Penceritaan langsung maksudnya pencerita langsung hadir di antara
anak didik. Penceritaan tidak langsung artinya pencerita tidak hadir di
antara anak didik melainkan dihadirkan lewat media elektronik seperti
Video Youtube.

4. Membaca Puisi, Deklamasi, dan Praktik bercerita

Strategi membaca puisi, deklamasi, dan praktik bercerita


merupakan strategi yang popular karena banyak disenangi oleh anak
didik. Modal penting dalam stategi ini adalah suara. Strategi membaca
puisi dilakukan lewat membaca puisi dengan suara keras dan nyaring.
lika kegiatan ini dilakukan tanpa teks, maka stategi yang dilakukan
adalah strategi deklamasi. Kedua strategi ini amat baik untuk
memupuk rasa senang anak didik terhadap karya sastra.

Lebih lanjut, stategi bercerita dilakukan dengan meminta anak


didik untuk menceritakan suatu cerita. Cerita yang diceritakan boleh
apa sala yang dikuasai oleh anak didik. Misalnya, dongeng, fable,
biografi, cerita sejarah, dan lain-lain.

5. Bermain Peran
Strategi bermain peran dilakukan dengan meminta anak didik
untuk memeranl.n tokoh tertentu yang memiliki karakter tertentu
sebagaimana terdapat dalam karya sastra yang dipelajari. Misalnya,
teks drama. Muara dari bermain peran adalah drama. Namun strategi
bermain peran ini dapat dilakukan secara sederhana dan praktis
dengan membaca sebuah teks drama secara bersamaan. Kegiatan ini
sebaiknya di akhiri dengan pertanyaan-pertanyaan afektif yang
terfokus pada nilai karakter.
6. Praktik Menulis Karya Sastra
Strategi ini merupakan bagian dari strategi pembelajaran
menulis. Pada prinsipnya semua genre sastra bisa dibelajarkan dengan
strategi menulis karya sastra. Namun, yang paling efektif dan popular
dilakukan di sekolah dasar adalah menulis puisi. Hal ini dikarenakan
untuk menuli puisi tidak membutuhkan waktu yang lama. Untuk itu
langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk menulis puisi yaitu:
a) Membaca puisi-puisi anak
b) Menyalin puisi
c) Memparafrasa puisi
d) Menulis sendiri.
Untuk mendukung strategi ini dapat dilakukan dengan
memanfaatkan lingkungan sekitar untuk menulis puisi. Hal ini dapat
merangsang imajinasi anak didik untuk menulis puisi.

Selain menulis puisi, dengan strategi ini anak didik dapat dilatih
untuk menulis cerita sesuai dengan tingkat kelas anak didik, misalnya
menulis atau membuat dongeng. Langkah awal yang harus dilakukan
adalah mengajak anak untuk membaca karya sastra kemudian diajak
menyalin cerita yang dibaca dan kemudian pada akhirnya anak didik
bisa menuliskan ceritanya sendiri.
D. Pentingnya Strategi Pembelajaran SastraAnak di Sekolah Dasar
Sebelum memulai pembelajaran, guru atau pendidik harus menyusun
strategi terlebih dahulu untuk memaksimalkan pembelajaran. Menyusun
strategi sebelum pembelajaran dimulai sangatlah penting. Karena
pembelajaran yang tidak disusun strateginya dapat mengalami ketidak
efektifan dalam proses pembelajaran.
Proses pembelajaran tidak akan berjalan dengan lancar apabila pendidik
atau guru tidak menggunakan strategi dengan baik dan benar. Strategi
berperan sangat penting untuk menciptakan sebuah pembelajaran yang lebih
efektif agar membuat para siswa lebih tertarik pada karya sastra. Selain itu,
dengan menggunakan strategi pembelajaran guru akan lebih mudah
menentukan informasi serta mengelola tahap demi tahap pembelajaran sastra
akan diajarkan. Pembelajaran akan berpusat pada siswa dimana guru menjadi
fasilitator yang mengelola pembelajaran.
Strategi pembelajaran menjadi faktor utama dalam meningkatkan proses
pembelajaran dan keterampilan bahasa. Strategi yang terencana memegang
peranan penting dalam proses pembelajaran. Selain itu,
Salah satu faktor keberhasilan pembelajaran sastra disekolah dientukan oleh
peranan guru yang professional dalam menangani bidang gerapannya. Guru
memegang peranan utama dalam mencapai keberhasilan pembelajaran
apresiasi sastra disekolah. Guru juga harus mampu memotivasi siswanya
belajar membaca, mendengarkan, berbicara, dan menulis, mencintai dan
menghargai sebuah karya sastra.
Karya sastra merupakan pembelajaran yang cocok untuk diberikan
pada anak-anak, karena diketahui bahwa didalam karya sastra selain
mengandung nilai estetika juga mengadung nilai moral dan pendidikan.
Selanjutnya sastra dapat memberikan pengaruh yang sangat besar terhadap
cara berpikir mengenai hidup, baik dan buruk, benar dan salah, dan cara
hidupnya sendiri dan bangsanya. Oleh karena itu pembelajaran sastra bagi
pendidikan anak-anak di sekolah dasar diperlukan karena sastra dapat sebagai
berikut:
1. Membantu perkembangan bahasa anak
Melalui menyimak atau membaca karya sastra, secara sadar ataupun
tidak sadar pemerolehan bahasa anak akan meningkat. Bertambahnya kosa
kata maka akan meningkat pula keterampilan berbahasa anak.
2. Membantu perkembangan kognitif siswa
Sastra mempunyai hubungan erat dengan penalaran dan pikiran anak-
anak. Semakin anak terampil berbahasa, maka semakin terampil pula
mereka berpikir. Penalaran yang dikembangkan melalui media sastra
antara lain; membandingkan, mengklasifikasikan, menghipotesis,
merangkum, mengeritik, dan menerapkan.
3. Perkembangan kepribadian
Sastra memiliki peranan penting dalam perkembangan kepribadian
anak. Tokoh-tokoh dalam karya sastra secara tidak sadar akan mendorong
ataupun mempengaruhi anak-anak dalam mengendalikan emosi, misalnya
benci, cemas, bahagia, takut, bangga, angkuh, sombong dan lainnya.
Disini guru harus pintar dalam memilih bacaan untuk anak-anak yang
didalamnya terdapat pesan, kesa moral bagi anak.
4. Perkembangan sosial
Istilah sosialisasi mengacu pada proses yang digunakan untuk anak-
anak dalam membentuk prilaku, norma-norma, dan motivasi, yang selalu
dipantau serta dinilai oleh keluarga dan kelompok budaya mereka.
5. Sastra menunjukkan kebenaran hidup
Dari karya sastra, anak-anak dapat belajar banyak tentang pengalaman
hidup, dimulai dari berbagai macam persoalan dengan aneka ragamnya
dan bagaimana menghadapinya.
6. Sastra untuk memperkaya rohani
Dalam membaca sastra, disamping hiburan dapat menikmati jalan
ceritanya, pelukisan watak yang mengesankan, dan juga harus
mempertimbangkan kebenaran. Disini pembaca sastra juga harus
memilihkan bacaan sastra yang didalamnya terdapat pesan kesan yang
bermakna bagi siswanya.
7. Sastra melampaui batas dan zaman
Karya sastra Mahabrata dan Ramayana menceritakan kejadian
beberapa ratus tahun yang lalu. Cerita tersebut masih tetap hidup dalam
abad kedua puluh dan samapai saat ini, berarti melampaui batas dan
zaman. Cerita ini berisi pengalaman hidup yang mendasar yang masih
terjadi sampai saat ini, seperti kesetiaan, dan penghianatan, perang antar
saudara, orang tua kehilangan anak, dan lain sebagainya.
8. Sastra memiliki santun berbahasa
Dalam karya sastra begitu kaya dengan kata-kata yang tersusun secara
tepat dan mempesona. Anak dapat belajar tatkrama/santun berbahasa dari
pengungkapan kata-kata para sastrawan. Dengan demikian karya satra
memudahkan guru dalam menanamkan pendidikan karakter terhadap
anak, guna menjadikan anak yang sopan, santun di dalam lingkungan
sekitarnya maupun dimanapun mereka berada nantinya.
9. Sastra menjadikan mereka berbudaya
Manusia yang berbudaya adalah manusia yang cepat tanggap terhadap
segala hal yang luhur dan indah dalam hidup ini. Apabila karya sastra
diajarkan sejak anak duduk di bangku sekolah dasar, maka sejak dari dini
ia dapat mengerti kehidupan manusia yang sederhana, berbudi luhur, dan
disiplin. Hal itu dikarenakan di dalam sastra terdapat gambaran kebiasaan
manusia bergaul dengan kebenaran, keindahan, dan kebaikan.
E. Merancang Strategi Pembelajaran Sastra Anak
Romanowski mengemukakan bahwa strategi pembelajaran sastra anak
mesti memperhatikan hal-hal berikut ini yaitu:
1. Rencana pembelajaran yang disusun oleh guru haruslah secara jelas
menyebutkan pesan (nilai karate) yang akan dibelajaran.
2. Kuriulum yang dipakai harus relevan dengan kondisi peserta didik yang
berkaitan dan menantang aspek intelektual, emosional, dan sosial
3. Strategi pembelajaran yang dipilih haruslah yang dapat memotivasi peserta
didik untuk berdiskusi atau mengemukakan pendapat, hal ini merupakan
hal yang terpenting.
4. Faktor administrasi harus mendukung dan memberi keleluasaan kepada
guru untuk menunjkkan kreativitasnya mengembangan usaha yang efektif.
5. Sekolah haruslah memberikan esempata keada peserta didik untuk kreatif,
intinya perlu dikembangan iklim pembelajaran yang kondusif dalam ranga
pengembangan sikap dan perilau peserta didik.
Guru dapat memberi kesempatan peserta didik untuk memilih bacaan
yang disukainya. Mungkin, pada mulanya bacaan itu bukanlah bacaan yang
dinilai baik oleh guru. Namun, dengan memberi kebebasan peserta didik
untuk memilih dan menikmati bacaan pilihannya, guru dapat memperkenalkan
peran bacaan sebagai saranan untuk memperkaya pengetahuan. Setelah itu,
guru dapat meminta peserta didik untu memilih bacaan sastra anak yang
temanya sudah ditentan oleh guru.
Peserta didik perlu diberi kesempatan seluas-luasnya untu membaca
secara individual. Misalnya, jia peserta didi datang lebih awal, mereka boleh
membaca bacaan yang merea pilih. Keleluasaan menentukan bahan ajar, juga
mempertimbangkan keleluasaan waktu untuk mmebaca dan mendiskusikan
apa yang telah dibaca.
Suasana menyenangkan perlu dibangun di sekolah. Suasana dapat
dibedakan menjadi suasana fisik dan suasana sosial. Suasana fisik berkaitan
dengan penempatan buu yang rapid an menari. Suasana sosial dapat dibangun
di kelas dengan menciptaan iklim persaingan sehat dalam membaca buku.
Misalnya saja, anak-anak diminta untu membaca buku yang berhubungan
dengan sastra sebanyak-banyak dalam waty tertentu, dan siapa yang paling
banya membaca akan mendapatkan hadiah.
Tidak dapat dipungkiri bahwa peserta didik berasal dari latar belakang
yang beragam. Ada keluarga yang membiasakan anak untuk membaca, ada
yang tida. Guru dapat menunjukan antusiamenya dalam esempatan membaca.
Guru juga dapat lebh dahulu membicaraan buu favoritnya, dan menunjukkan
bagaimana waktu membaca adalah waktu yang sangat menyenangkan.
Melalui karya sastra, anak juga dapat berbagi pengalaman dan perasaan.
Menceritaan pengalaman yang hampir mirip atau sama sekali berbeda
berdasarkan buku yang dibaca merupakan kegiatan yang seharusnya
menambah minat peserta didik dalam belajar berbahasa. Selain itu mendorong
anak untuk menciptakan puisi sebagai bentu ekspresi pengalaman dan
perasaan juga penting. Namun, perlu diingat bahwa setiap anak mempunyai
minat yang berbeda mengenai hal ini. Memaksa anak untuk menciptaan suau
bentu ekspresi bahawa bukanlah tindakan yang bijaksana.
Proses pembelajaran sastra yang menyenangkan, kreatif, dan inovatif itu
bermula dari kemampuan persiapan seorang guru menyampaikan rencana
pembelajaran sastra di kelas kepada siswanya. Sebelum guru melakuan
pembelajaran guru akan mempersiapkan strategi pembelajarnnya agar proses
pembelajaran bisa me njadi menarik dan tidak membosankan. Hal-hal yang
perlu guru persiapkan yaitu:
1. Pemilihan materi pembelajaran apresiasi sastra.
2. Pemilihan metode yang sesuai dengan keadaan sissa.
3. Kegiatan belajar mengajar apresiasi sastra yang menyenangkan, kreatif,
dan inovatif.
4. Evaluasi belajar sebagai indicator keberhasilan pembelajaran apresiasi
sastra.
Agar berhasil melaksanakan pembelajaran apresiasi sastra di sekolah
yang menyenangkan, kreatif, dan inovatif, seorang guru harus mempersiapan
kompetennya terlebih dahulu, baik fisik maupun mental. Secara fisik seorang
guru yang kompeten mengajar di depan siswanya harus sehat jasmani dan
rohaninya. Berpenampilan sehat, cerah, bersih, dan rapi tentu menjai teladan
bagi murid-muridnya. Secara mental seorang guru yang kompeten mengajar
di depan kelas harus menguasai materi ajar, menguasai elas, menguasai
metode pembelajaran, dan tentu saja dapat menyelami jiwa siswa atau anak
didiknya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Strategi pembelajaran adalah rangkaian dalam proses pembelajaran
yang terkait dengan pembelajaran bahasa Indonesia pengelolaan siswa,
pengelolaan guru, pengelolaan kegiatan pembelajaran, pengelolaan
sumber belajar dan penilaian agar pembelajaran lebih efektif dan efisien
sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ditetapkan.
Tujuan pembelajaran sastra anak adalah pembentukan
kepribadian, hal itu berarti strategi pembelajarannya tidak berbeda
dengan strategi pembelajaran pendidikan karakter. Artinya, strategi
pembelajaran pendidikan karakter juga dapat diterapkan sebagai
strategi pembelajaran sastra anak.
B. Saran
Agar proses pembelajaran sastra pada anak dapat berjalan dengan
lancar, guru harus menggunakan strategi yang tepat, karena strategi yang
tepat dapat menjadi penentu berjalannya kegiatan pembelajaran yang
efisien dan efektif.
DAFTAR PUSTAKA

Apri Damai Krissandi Sagita. 2020. SASTRA ANAK INDONESIA.


Yogyakarta.SANATA DHARMA UNIVERSITY PREES.
Asih, S.Pd. M.M Pd. 2016.STRATEGI PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA.
Bandung. CV PUSTAKA SETIA
Burhan Nurgyantoro. 2016. SASTRA ANAK: PENGANTAR PEMAHAMAN DUNIA
ANAK (EDISI REVISI). Yogyakarta.Gadjah Mada University Press.
Djamari Puji Santosa. 2015. STRATEGI PEMBELAJARAN SASTRA PADA ERA
GLOBALISASI. Depok.Azzagrafika.
Haidir Salim.2014. Strategi Pembelajaran. Medan.PERDANA PUBLISHING.
Kushartanti.2015. STRATEGI PEMBELAJARAN BAHASA DAN SASTRA
INDONESIA DI SEKOLAH DASAR. Jakarta. Jurnal Pendidikan
Latifa nur M. Pd, Munajah Rabiatul M. Pd, Hasanah Uswatun M.Pd. 2016.Pengatar
Sastra Anak. Tanggerang. Universitas Trilogi.
Munaris. 2018. Sastra anak sebagai saranan pendidikan karater di sekolah.
Lampung.Jurnal pendidikan.

Anda mungkin juga menyukai