Disusun oleh:
Suriyani Irmawati
(190102175)
UNIVERSITAS HAMZANWADI
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
“Strategi Pembelajaran Sastra Anak di SD”. Penyusunan makalah ini bertujuan untuk
memenuhi tugas Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia SD yang diampu oleh
bapak “Zulfadli Hamdi, M.Pd” pada bidang studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
(PGSD). Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan baik bagi
penulis maupun bagi pembaca khususnya dalam hal pembelajaran Strategi
Pembelajaran Sastra Anak di SD.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih belum sempurna. Maka dari itu
penulis membutuhkan kritik dan saran yang bisa membangun kemampuan penulis
agar kedepannya penulis bisa membuat makalah yang lebih baik lagi . semoga
makalah ini bermanfaat bagi para pembaca dan khususnya bagi penulis.
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
D. Manfaat
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan
B. Saran
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sastra anak merupakan salah satu wujud dari karya sastra, wujud
pertama dari sastra anak dapat dilihat dari bahannya, yaitu bahasa. Dalam
pemakaian bahasa, sastra anak tidak selalu mengandalkan suatu bentuk
keindahan sebagaimana layaknya karya sastra pada umumnya. Yang paling
penting untuk ditonjolkan dalam sastra anak adalah fungsi yang hadir
bersamanya. Baik itu fungsi estetis maupun bentuk gaya bahasanya.
Kehadiran bahasa dalam kehidupan manusia mempunyai fungsi yang
sangat besar. Dengan bahasa seseorang dapat berkomunikasi dengan orang
lain, dapat mengungkapkan pikiran, perasaan, ide, gagasan dan
ekspresinya.Bahasa merupakan sarana pokok yang sangat penting bagi
pengarang dalam menuangkan imajinasinya. Bahasa sastra biasanya bersifat
dinamis sehingga cenderung berubah-ubah serta menyimpang dari bahasa
yang biasa.
Strategi pembelajaran adalah rangkaian kegiatan dalam proses
pembelajaran yang terkait dengan pengelolaan siswa, pengelolaan guru,
pengelolaan kegiatan pembelajaran, pengelolaan lingkungan belajar,
pengelolaan sumber belajar dan penilaian (asesmen) agar pembelajaran lebih
efektif dan efisien sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ditetapkan.
Strategi pembelajaran pada hakikatnya terkait dengan perencanaan atau
kebijakan yang dirancang dalam mengelola pembelajaran untuk mencapai
tujuan pembelajaran yang diinginkan.
5. Bermain Peran
Strategi bermain peran dilakukan dengan meminta anak didik
untuk memeranl.n tokoh tertentu yang memiliki karakter tertentu
sebagaimana terdapat dalam karya sastra yang dipelajari. Misalnya,
teks drama. Muara dari bermain peran adalah drama. Namun strategi
bermain peran ini dapat dilakukan secara sederhana dan praktis
dengan membaca sebuah teks drama secara bersamaan. Kegiatan ini
sebaiknya di akhiri dengan pertanyaan-pertanyaan afektif yang
terfokus pada nilai karakter.
6. Praktik Menulis Karya Sastra
Strategi ini merupakan bagian dari strategi pembelajaran
menulis. Pada prinsipnya semua genre sastra bisa dibelajarkan dengan
strategi menulis karya sastra. Namun, yang paling efektif dan popular
dilakukan di sekolah dasar adalah menulis puisi. Hal ini dikarenakan
untuk menuli puisi tidak membutuhkan waktu yang lama. Untuk itu
langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk menulis puisi yaitu:
a) Membaca puisi-puisi anak
b) Menyalin puisi
c) Memparafrasa puisi
d) Menulis sendiri.
Untuk mendukung strategi ini dapat dilakukan dengan
memanfaatkan lingkungan sekitar untuk menulis puisi. Hal ini dapat
merangsang imajinasi anak didik untuk menulis puisi.
Selain menulis puisi, dengan strategi ini anak didik dapat dilatih
untuk menulis cerita sesuai dengan tingkat kelas anak didik, misalnya
menulis atau membuat dongeng. Langkah awal yang harus dilakukan
adalah mengajak anak untuk membaca karya sastra kemudian diajak
menyalin cerita yang dibaca dan kemudian pada akhirnya anak didik
bisa menuliskan ceritanya sendiri.
D. Pentingnya Strategi Pembelajaran SastraAnak di Sekolah Dasar
Sebelum memulai pembelajaran, guru atau pendidik harus menyusun
strategi terlebih dahulu untuk memaksimalkan pembelajaran. Menyusun
strategi sebelum pembelajaran dimulai sangatlah penting. Karena
pembelajaran yang tidak disusun strateginya dapat mengalami ketidak
efektifan dalam proses pembelajaran.
Proses pembelajaran tidak akan berjalan dengan lancar apabila pendidik
atau guru tidak menggunakan strategi dengan baik dan benar. Strategi
berperan sangat penting untuk menciptakan sebuah pembelajaran yang lebih
efektif agar membuat para siswa lebih tertarik pada karya sastra. Selain itu,
dengan menggunakan strategi pembelajaran guru akan lebih mudah
menentukan informasi serta mengelola tahap demi tahap pembelajaran sastra
akan diajarkan. Pembelajaran akan berpusat pada siswa dimana guru menjadi
fasilitator yang mengelola pembelajaran.
Strategi pembelajaran menjadi faktor utama dalam meningkatkan proses
pembelajaran dan keterampilan bahasa. Strategi yang terencana memegang
peranan penting dalam proses pembelajaran. Selain itu,
Salah satu faktor keberhasilan pembelajaran sastra disekolah dientukan oleh
peranan guru yang professional dalam menangani bidang gerapannya. Guru
memegang peranan utama dalam mencapai keberhasilan pembelajaran
apresiasi sastra disekolah. Guru juga harus mampu memotivasi siswanya
belajar membaca, mendengarkan, berbicara, dan menulis, mencintai dan
menghargai sebuah karya sastra.
Karya sastra merupakan pembelajaran yang cocok untuk diberikan
pada anak-anak, karena diketahui bahwa didalam karya sastra selain
mengandung nilai estetika juga mengadung nilai moral dan pendidikan.
Selanjutnya sastra dapat memberikan pengaruh yang sangat besar terhadap
cara berpikir mengenai hidup, baik dan buruk, benar dan salah, dan cara
hidupnya sendiri dan bangsanya. Oleh karena itu pembelajaran sastra bagi
pendidikan anak-anak di sekolah dasar diperlukan karena sastra dapat sebagai
berikut:
1. Membantu perkembangan bahasa anak
Melalui menyimak atau membaca karya sastra, secara sadar ataupun
tidak sadar pemerolehan bahasa anak akan meningkat. Bertambahnya kosa
kata maka akan meningkat pula keterampilan berbahasa anak.
2. Membantu perkembangan kognitif siswa
Sastra mempunyai hubungan erat dengan penalaran dan pikiran anak-
anak. Semakin anak terampil berbahasa, maka semakin terampil pula
mereka berpikir. Penalaran yang dikembangkan melalui media sastra
antara lain; membandingkan, mengklasifikasikan, menghipotesis,
merangkum, mengeritik, dan menerapkan.
3. Perkembangan kepribadian
Sastra memiliki peranan penting dalam perkembangan kepribadian
anak. Tokoh-tokoh dalam karya sastra secara tidak sadar akan mendorong
ataupun mempengaruhi anak-anak dalam mengendalikan emosi, misalnya
benci, cemas, bahagia, takut, bangga, angkuh, sombong dan lainnya.
Disini guru harus pintar dalam memilih bacaan untuk anak-anak yang
didalamnya terdapat pesan, kesa moral bagi anak.
4. Perkembangan sosial
Istilah sosialisasi mengacu pada proses yang digunakan untuk anak-
anak dalam membentuk prilaku, norma-norma, dan motivasi, yang selalu
dipantau serta dinilai oleh keluarga dan kelompok budaya mereka.
5. Sastra menunjukkan kebenaran hidup
Dari karya sastra, anak-anak dapat belajar banyak tentang pengalaman
hidup, dimulai dari berbagai macam persoalan dengan aneka ragamnya
dan bagaimana menghadapinya.
6. Sastra untuk memperkaya rohani
Dalam membaca sastra, disamping hiburan dapat menikmati jalan
ceritanya, pelukisan watak yang mengesankan, dan juga harus
mempertimbangkan kebenaran. Disini pembaca sastra juga harus
memilihkan bacaan sastra yang didalamnya terdapat pesan kesan yang
bermakna bagi siswanya.
7. Sastra melampaui batas dan zaman
Karya sastra Mahabrata dan Ramayana menceritakan kejadian
beberapa ratus tahun yang lalu. Cerita tersebut masih tetap hidup dalam
abad kedua puluh dan samapai saat ini, berarti melampaui batas dan
zaman. Cerita ini berisi pengalaman hidup yang mendasar yang masih
terjadi sampai saat ini, seperti kesetiaan, dan penghianatan, perang antar
saudara, orang tua kehilangan anak, dan lain sebagainya.
8. Sastra memiliki santun berbahasa
Dalam karya sastra begitu kaya dengan kata-kata yang tersusun secara
tepat dan mempesona. Anak dapat belajar tatkrama/santun berbahasa dari
pengungkapan kata-kata para sastrawan. Dengan demikian karya satra
memudahkan guru dalam menanamkan pendidikan karakter terhadap
anak, guna menjadikan anak yang sopan, santun di dalam lingkungan
sekitarnya maupun dimanapun mereka berada nantinya.
9. Sastra menjadikan mereka berbudaya
Manusia yang berbudaya adalah manusia yang cepat tanggap terhadap
segala hal yang luhur dan indah dalam hidup ini. Apabila karya sastra
diajarkan sejak anak duduk di bangku sekolah dasar, maka sejak dari dini
ia dapat mengerti kehidupan manusia yang sederhana, berbudi luhur, dan
disiplin. Hal itu dikarenakan di dalam sastra terdapat gambaran kebiasaan
manusia bergaul dengan kebenaran, keindahan, dan kebaikan.
E. Merancang Strategi Pembelajaran Sastra Anak
Romanowski mengemukakan bahwa strategi pembelajaran sastra anak
mesti memperhatikan hal-hal berikut ini yaitu:
1. Rencana pembelajaran yang disusun oleh guru haruslah secara jelas
menyebutkan pesan (nilai karate) yang akan dibelajaran.
2. Kuriulum yang dipakai harus relevan dengan kondisi peserta didik yang
berkaitan dan menantang aspek intelektual, emosional, dan sosial
3. Strategi pembelajaran yang dipilih haruslah yang dapat memotivasi peserta
didik untuk berdiskusi atau mengemukakan pendapat, hal ini merupakan
hal yang terpenting.
4. Faktor administrasi harus mendukung dan memberi keleluasaan kepada
guru untuk menunjkkan kreativitasnya mengembangan usaha yang efektif.
5. Sekolah haruslah memberikan esempata keada peserta didik untuk kreatif,
intinya perlu dikembangan iklim pembelajaran yang kondusif dalam ranga
pengembangan sikap dan perilau peserta didik.
Guru dapat memberi kesempatan peserta didik untuk memilih bacaan
yang disukainya. Mungkin, pada mulanya bacaan itu bukanlah bacaan yang
dinilai baik oleh guru. Namun, dengan memberi kebebasan peserta didik
untuk memilih dan menikmati bacaan pilihannya, guru dapat memperkenalkan
peran bacaan sebagai saranan untuk memperkaya pengetahuan. Setelah itu,
guru dapat meminta peserta didik untu memilih bacaan sastra anak yang
temanya sudah ditentan oleh guru.
Peserta didik perlu diberi kesempatan seluas-luasnya untu membaca
secara individual. Misalnya, jia peserta didi datang lebih awal, mereka boleh
membaca bacaan yang merea pilih. Keleluasaan menentukan bahan ajar, juga
mempertimbangkan keleluasaan waktu untuk mmebaca dan mendiskusikan
apa yang telah dibaca.
Suasana menyenangkan perlu dibangun di sekolah. Suasana dapat
dibedakan menjadi suasana fisik dan suasana sosial. Suasana fisik berkaitan
dengan penempatan buu yang rapid an menari. Suasana sosial dapat dibangun
di kelas dengan menciptaan iklim persaingan sehat dalam membaca buku.
Misalnya saja, anak-anak diminta untu membaca buku yang berhubungan
dengan sastra sebanyak-banyak dalam waty tertentu, dan siapa yang paling
banya membaca akan mendapatkan hadiah.
Tidak dapat dipungkiri bahwa peserta didik berasal dari latar belakang
yang beragam. Ada keluarga yang membiasakan anak untuk membaca, ada
yang tida. Guru dapat menunjukan antusiamenya dalam esempatan membaca.
Guru juga dapat lebh dahulu membicaraan buu favoritnya, dan menunjukkan
bagaimana waktu membaca adalah waktu yang sangat menyenangkan.
Melalui karya sastra, anak juga dapat berbagi pengalaman dan perasaan.
Menceritaan pengalaman yang hampir mirip atau sama sekali berbeda
berdasarkan buku yang dibaca merupakan kegiatan yang seharusnya
menambah minat peserta didik dalam belajar berbahasa. Selain itu mendorong
anak untuk menciptakan puisi sebagai bentu ekspresi pengalaman dan
perasaan juga penting. Namun, perlu diingat bahwa setiap anak mempunyai
minat yang berbeda mengenai hal ini. Memaksa anak untuk menciptaan suau
bentu ekspresi bahawa bukanlah tindakan yang bijaksana.
Proses pembelajaran sastra yang menyenangkan, kreatif, dan inovatif itu
bermula dari kemampuan persiapan seorang guru menyampaikan rencana
pembelajaran sastra di kelas kepada siswanya. Sebelum guru melakuan
pembelajaran guru akan mempersiapkan strategi pembelajarnnya agar proses
pembelajaran bisa me njadi menarik dan tidak membosankan. Hal-hal yang
perlu guru persiapkan yaitu:
1. Pemilihan materi pembelajaran apresiasi sastra.
2. Pemilihan metode yang sesuai dengan keadaan sissa.
3. Kegiatan belajar mengajar apresiasi sastra yang menyenangkan, kreatif,
dan inovatif.
4. Evaluasi belajar sebagai indicator keberhasilan pembelajaran apresiasi
sastra.
Agar berhasil melaksanakan pembelajaran apresiasi sastra di sekolah
yang menyenangkan, kreatif, dan inovatif, seorang guru harus mempersiapan
kompetennya terlebih dahulu, baik fisik maupun mental. Secara fisik seorang
guru yang kompeten mengajar di depan siswanya harus sehat jasmani dan
rohaninya. Berpenampilan sehat, cerah, bersih, dan rapi tentu menjai teladan
bagi murid-muridnya. Secara mental seorang guru yang kompeten mengajar
di depan kelas harus menguasai materi ajar, menguasai elas, menguasai
metode pembelajaran, dan tentu saja dapat menyelami jiwa siswa atau anak
didiknya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Strategi pembelajaran adalah rangkaian dalam proses pembelajaran
yang terkait dengan pembelajaran bahasa Indonesia pengelolaan siswa,
pengelolaan guru, pengelolaan kegiatan pembelajaran, pengelolaan
sumber belajar dan penilaian agar pembelajaran lebih efektif dan efisien
sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ditetapkan.
Tujuan pembelajaran sastra anak adalah pembentukan
kepribadian, hal itu berarti strategi pembelajarannya tidak berbeda
dengan strategi pembelajaran pendidikan karakter. Artinya, strategi
pembelajaran pendidikan karakter juga dapat diterapkan sebagai
strategi pembelajaran sastra anak.
B. Saran
Agar proses pembelajaran sastra pada anak dapat berjalan dengan
lancar, guru harus menggunakan strategi yang tepat, karena strategi yang
tepat dapat menjadi penentu berjalannya kegiatan pembelajaran yang
efisien dan efektif.
DAFTAR PUSTAKA