0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
36 tayangan20 halaman
Modul ini membahas pembelajaran bahasa Indonesia di SD dengan fokus berbicara dan fokus sastra. Pembelajaran berbicara mencakup teori, komponen, hakikat, dan jenis berbicara. Teknik berbicara efektif meliputi persiapan dan syarat pembicara yang baik. Tujuan pembelajaran berbicara di SD adalah meningkatkan keberanian siswa dan kemampuan berpikir kritis. Pembelajaran sastra di SD bertujuan mengenalk
Modul ini membahas pembelajaran bahasa Indonesia di SD dengan fokus berbicara dan fokus sastra. Pembelajaran berbicara mencakup teori, komponen, hakikat, dan jenis berbicara. Teknik berbicara efektif meliputi persiapan dan syarat pembicara yang baik. Tujuan pembelajaran berbicara di SD adalah meningkatkan keberanian siswa dan kemampuan berpikir kritis. Pembelajaran sastra di SD bertujuan mengenalk
Modul ini membahas pembelajaran bahasa Indonesia di SD dengan fokus berbicara dan fokus sastra. Pembelajaran berbicara mencakup teori, komponen, hakikat, dan jenis berbicara. Teknik berbicara efektif meliputi persiapan dan syarat pembicara yang baik. Tujuan pembelajaran berbicara di SD adalah meningkatkan keberanian siswa dan kemampuan berpikir kritis. Pembelajaran sastra di SD bertujuan mengenalk
MODUL 11 & 12 PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN FOKUS BERBICARA DAN FOKUS SASTRA Disusun oleh : SITI MASITOH ( 857120704) SITI MUNAWAROH (857120711) SUTIHAT (857120782) YAYAH ROSYIDAH (857120997) TOHADI ADI HARYADI (857120822)
UNIVERSITAS TERBUKA UPJJ JAKARTA
POKJAR TAMBELANG TAHUN 2022.3 RESUME MODUL 11 PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN FOKUS BERBICARA • Kegiatan Belajar 1 PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SD • A. HAKIKAT PEMBELAJARAN Kimble (dalam hergenhahm, 1982) mengungkapkan bahwa perubahan tingkah laku siswa setelah melaksanakan pembelajaran adalah tingkah laku yang relatif permanen, tingkah laku yang diakibatkan oleh adanya penguatan (reinforcement) praktis. Beberapa hakikat pembelajaran tersebut dikemukakan sebagai berikut : 1. Pembelajaran menyebabkan tingkah laku 2. Perubahan tingkah laku tersebut bersifat permanen 3. Perubahan tingkah laku tidak dapat begitu saja berubah menjadi pengalaman walaupun potensi untuk itu telah dimiliki. 4. Perubahan tingkah laku disebabkan pengalaman/ latihan praktis 5. Pengalaman/latiahan harus selalu ditajamkan, terutama pada tanggapan yang memerlukan adanya penghargaan (reward) • B. PEMBELAJARAN BAHASA Pembelajaran yang dimaksud dalam uraian berikut ini adalah pembelajaran dalam situasi formal. Pembelajarn pada dasarnya merupakan sebuah aktivitas yang sistemik, sistematis, dan terencana. Untuk mewujudkan ketiga karakteristik pelajaran Bahasa, terdapat beberapa permasalahan yang harus diantisipasi dan didudukkan secara poporsional. Permasalah tersebut berkaitan dengan (1) tujuan pembelajaran, (2) materi pembelajaran, (3) strategi pembelajaran, (4) evaluasi, (5) pengajar(guru), (6) siswa. C. PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SD Bahasa Indonesia bagi sebagian besar masyarakat Indonesia diperoleh dengan dua cara, yaitu pemerolehan secara formal dan nonformal. Menurut kurikulum 2004, yakni kurikulum berbasis kompetensi (KBK), mata pelajaran bahasa Indonesia bertujuan untuk mengembangkan kemampuan siswa berkomunikasi baik lisan maupun tulis sebagai alat untuk mempelajari rumpun pelajaran lain, berpikir kritis dalam berbagai aspek kehidupan, serta mengembangkan sikap menghargai bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan apresiatif terhadap karya sastra Indonesia (Mulyasa, 2003:89). Agar dapat melaksanakan pelajaran berbicara di SD, hal-hal yang terlebih dahulu dipelajari: 1. Teori Berbicara 2. Komponen berbicara 3. Hakikat Berbicara 4. Jenis-jenis berbicara D. TEKNIK BERBICARA Teknik berbicara di muka terwujud, dalam beberapa persiapan, yaitu menentukan maksud pembicaraan, mengenalisis pendengar dan situasi, memilih dan menyempitkan topik, mengumpulkan bahan, membuat kerngka uraian, menguraikan secara mendetail, dan berlatih dengan suara nyaring. Sementara ada beberapa syarat agar seseorang mahir dalam berbicara, yaitu: 1. Memiliki keberanian dan tekat yang kuat. 2. Memiliki pengetahuan yang luas 3. Memahami proses komunikasi massa 4. Menguasai bahasa yang baik dan lancar 5. Pelatihan yang memadai E. EFEKTIFITAS BERBICARA Hal-hal yang perlu dipersiapkan dalam berbicara, adalah sebagai berikut: 1. Adanya kesamaan kepentingan antara pembicara dan pendengar. 2. Adanya sikap saling mendukung dari kedua belah pihak. 3. Adanya sikap positif, artinya pikiran atau ide yang di utarakan dapat diterima. 4. Sebagai sesuatu yang mendatangkan manfaat bagi keduanya. 5. Adanya sikap keterbukaan yang disampaikan keduabelah pihak. 6. Adanya usaha dari masing-masing pihak untuk menempatkan diri dengan sebaik-baiknya(ada unsur empati) pada mitra bicara. Sementara tarigan (1990:218) mengemukakan ciri-ciri pembicara yang baik,, antara lain : 1) Pandai menemukan topik yang tepat dan up to date 2) Menguasai materi 3) Memahami pendengar 4) Memahami situasi 5) Merumuskan tujuan dengan jelas 6) Memiliki kemampuan linguastik yan memadai 7) Menjalin kontak dengan pendengar 8) Menguasai pendengar 9) Memanfaatkan alat bantu 10) Berpenampilan menyakinkan 11) Mempunyai rencana F. PEMBELAJARAN BI DENGAN FOKUS BERBICARA Pembelajaran keterampilan berbicara dapat dilakukan dengan pemfokusan diri dan dengan tidak pemfokusan. Jika pembelajaran dilakukan dengan pemfokusan, semua aktivitas pembelajaran berangkat, tertuju, dan berpulang pada keterampilan berbicara. Aktivitas keterampilan berbahasa yang lain dan kompetensi kebahasaan yang ditampilkan sekedar pendukung berjalannya secara wajar kegiatan pembelajaran. Menginat pembelajaran berfokus pada pembelajaran keterampilan berbicara maka aktivitas pembelajaran didominasi oleh pembelajaran berbicara G. TUJUAN PEMBELAJARAN BERBICARA Tujuan pembelajaran berbicara di SD dikelompokkan atas : 1. Tujuan pembelajaran Berbicara dikelas Rendah Tujuan pembelajaran Berbicara dikelas Rendah, antara lain: a. Melatih keberanian siswa b. Melatih siswa menceritakan pengetahuan dan pengalamannya. c. Melatih menyampaikan pendapat d. Membiasakan siswa untuk bertanya 2. Tujuan pembelajaran Berbicara dikelas Tinggi Tujuan pembelajaran Berbicara dikelas Tinggi, antara lain: a. Memupuk keberanian siswa b. Mengungkapkan pengetahuan dan wawasan siswa c. Melatih siswa menyanggah/menolak pendapat orang lain d. Melatih siswa berpikir logis dan kritis e. Melatih siswa menghargai pendapat orang lain. Kegiatan Belajar 2 MODEL PEMBELAJARAN BI DENGAN FOKUS BERBICARA
A. MATERI ATAU BAHAN YANG SESUAI UNTUK KEGIATAN BERBICARA
Materi pelajaran berbicara di SD menurut kurikulum 2004 dapat kita lihat pada standar kompetensi atau pada penjabaran masing-masing kompetensi dasar dan materi pokok yang ada didalam kurikulum. Dari beberapa materi yang perlu diperhatikan adalah bagaimana dan materi mana yang harus diajarkan terlebih dahulu. Dengan metode , dan teknik apa, serta bagaimana siswa belajar berbicara . semua materi tersebut seyogianya diintegrasikan kedalam keterampilan berbahasa yang lainnya , yaitu mendengarkan, membaca, dan menulis. Di samping itu juga harus diintegrasikan dengan kompetensi kebahasan dan sastra. B. METODE DAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBICARA Metode pembelajaran adalah cara menyampaikan materi pembelajaran kepada siswa. Apabila dikaitkan dengan pengalaman belajar, metode berfungsi sebagai sarana untuk meujudkan pengalaman belajar yang telah dirancang , sedangkan media pembelajaran adalah sarana pembelajaran yang digunakan siswa dan guru untuk proses belajar mengajar. Media yang dapat digunalkan dalam proses pembelajaran berbicara adalah , telepon, pengeras suara, bahan bacaan, gambar, radio, tape recorder, program televisi, dsb C. MENYUSUN MODEL PERENCANAAN PEMBELAJARAN BI DENGAN FOKUS BERBICARA.
Menyusun model perencanaan pembelajaran BI dengan
fokus berbicara terdiri atas Menyusun model perencanaan pembelajaran BI dengan fokus berbicara dikelas rendah dan Menyusun model perencanaan pembelajaran BI dengan fokus menyimak dikelas tinggi. MODUL 12 PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN FOKUS SASTRA Kegiatan Belajar 1 HAKIKAT PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN FOKUS SASTRA DI SD
A. PENGERTIAN APRESIASI SASTRA
Pengertian apresiasi sastra menurut Gove adalah pengenalan melalui perasaan atau kepekaan batin, dan pemahaman serta pengakuan terhadap nilai-nilai keindahan yang di ungkapkan pengarang. Pengertian apresiasi sastra menurut Tarigan adalah penaksiran kualitas karya sastra serta pemberian nilai yang wajar kepadanya berdasarkan pengamatan dan pengalaman yang jelas, sadar, serta kritis. Pengertian apresiasi sastra menurut S. Effendi adalah kegiatan menggauli cipta sastra dengan sungguh-sungguh hingga tumbuh pengertian, penghargaan, kepekaan pikiran kritis, dan kepekaan perasaan yang baik terhadap cipta sastra. Pengertian apresiasi sastra secara umum adalah penilaian yang baik atau penghargaan terhadap karya sastra Pengertian apresiasi sastra secara luas adalah pengenalan melalui perasaan atau kepekaan batin, dan pemahaman serta pengakuan terhadap nilai-nilai keindahan yang di ungkapkan pengarang B. HAKIKAT SASTRA ANAK • 1. Pengertian Sastra Anak • 2. Ciri Sastra Anak • 3. Jenis Sastra Anak
C. PENGERTIAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN FOKUS
SASTRA Pembelajaran yang akan dilaksanakan difokuskan pada sastra maka materi yang dipilih adalah memperkenalkan karya sastra. Misalnya anak-anak di suruh mendengarkan puisi atau cerpen, kemudian mereka diminta untuk menulis kembali isi puisi atau cerpen tersebut dengan bahasa mereka sendiri. D. TUJUAN PEMBELAJARAN SASTRA DI KELAS RENDAH Tujuan pembelajaran sastra atau hasil belajar sastra yang akan dicapai di kelas 2 SD adalah berikut ini. 1. Pembelajaran sastra yang terpadu dengan pembelajaran mendengarkan adalah menjelaskan isi dongeng yang telah didengar dan mengajukan pertanyaan. 2. Pembelajaran sastra yang terpadu dengan pembelajaran berbicara adalah: a. mendeklamasikan pantun dengan penghayatan dan ekspresi yang sesuai; b. memerankan percakapan sesuai isi dan ekspresi yang tepat; c. menceritakan kembali cerita yang didengarkan dengan menggunakan kata_x0002_kata sendiri; d. memerankan tokoh yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari dengan menggunakan dialog sederhana; e. memerankan ekspresi emosional tertentu (marah, senang, sedih, haru, dan lain-lain). 3. Pembelajaran sastra yang terpadu dengan pembelajaran membaca adalah membaca puisi dengan penghayatan dan ekspresi yang sesuai. E. TUJUAN PEMBELAJARAN SASTRA DI KELAS TINGGI
Standar kompetensi yang ingin dicapai di kelas 3 SD
adalah mampu mengekspresikan berbagai pikiran, gagasan, pendapat, dan perasaan melalui menulis karanggan melalui piikiran sendiri, menyusun ringkasan bacaan, menulis karangan berdasarkan rangkaian gambar seri, dan menulis petunjuk. Kegiatan Belajar 2 MODEL PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN FOKUS SASTRA DI SD
A. MATERI, METODE, DAN TEKNIK PEMBELAJARAN BAHASA
INDONESIA DENGAN FOKUS SASTRA Menurut Huck Pemilihan materi harus sesuai dengan kebutuhan anak, yaitu sastra untuk anak-anak harus memiliki nilai-nilai yang mencakup nilai yang bersifat personal. Artinya bahwa materi sastra yang dipilih harus dapat : a. memberikan kenikmatan b. mengembangkan imajinasi c. memperkuat daya pikir d. memberi pengalaman mengalami e. mengembangkan kemampuan berperilaku f. menyajikan pengalaman yang menyeluruh Sedangkan memiliki nilai-nilai pendidikan berarti dapat : a. mengembangkan bahasa b. membantu belajar bahasa c. membantu belajar menulis. B. MODEL PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN FOKUS SASTRA DI KELAS RENDAH Guru bisa menceritakan cerita anak atau memperdengarkannya melalui audio kaset kemudian di lanjutkan dengan anak-anak diberi kesempatan untuk menceritakan kembali secara bergiliran dengan menggunakan kata-kata mereka sendiri. Guru juga bisa mengajak anak-anak untuk memerankan tokoh-tokoh yang ada dalam cerita.
C. MODEL PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN FOKUS
SASTRA DI KELAS TINGGI Misalnya dengan memberikan sebuah puisi. Setiap anak diberi lembaran yang berisi puisi anak, kemudian guru membacaakannya. Setelah itu anak-anak diminta untuk membaca puisi tersebut. Kegiatan ini bertujuan agar anak dapat memahami isi puisi. Kemudian anak-anak diminta untuk membuat cerita dari puisi tersebut dengan kata_x0002_kata mereka sendiri. Dan membacakan hasilnya di depan kelas. Model pembelajaran diatas biasanya diterapkan di kelas 3, 4, 5 dan 6, yang difokuskan di kelas tinggi. SEKIAN