Anda di halaman 1dari 27

MODUL 2

LANDASAN DAN
PENDEKATAN
PENGEMBANGAN
KURIKULUM

Kelompok 2

Ade Ratna (857314543)


Rodiah Muslihat (857314536)
Rosmeilina Diah Mayangsari (857314511)
Tujuan Pembelajaran

1. Mampu mengidentifikasi landasan-landasan yang


harus dipertimbangkan dalam pengembangan
kurikulum sekolah dasar.
2. Menjelaskan pendekatan-pendekatan yang dapat
diterapkan dalam pengembangan kurikulum
sekolah dasar menurut beberapa pandangan
Kegiatan Belajar 1

Landasan Pengembangan Kurikulum

● Setiap kegiatan pengembangan kurikulum selalu


membutuhkan landasan yang kuat didasarkan hasil pemikiran
dan penelitian yang mendalam.
● Kurikulum menempati posisi yang sangat strategis dalam
keseluruhan kegiatan pendidikan.
● Penyusunan dan pengembangan kurikulum membutuhkan
berbagai landasan yang kokoh.
MODEL EKLEKTIK KURIKULUM DAN LANDASANNYA (ZAIS,
1976)

Kurikulum suatu lembaga pendidikan


didasarkan kepada lima landasan:
1. Philosophical assumption.
2. Epistemology (the nature of
knowledge).
3. Society/culture
4. Individual
5. Learning theory
LANDASAN KURIKULUM MENURUT R.W.
TYLER

Mengemukakan pandangan
yang erat kaitannya dengan
beberapa aspek yang
melandasi kurikulum (disebut
sebagai school purposes)
Empat Aspek Pokok yang Melandasi Pengembangan Kurikulum:

1. Aspek filsafat (landasan filosofis)


2. Teori/psikologi, belajar dari perkembangan
(landasan psikologis).
3. Masyarakat dan kebudayaan (landasan
sosiologis)
4. Ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni
(landasan teknologis)
A. LANDASAN
FILOSOFIS
1. Berkaitan dengan pentingnya filsafat dalam membina dan
mengembangkan kurikulum pada suatu satuan pendidikan.
2. Aspek filsafat menjadi rujukan utama bagi landasan lainnya dalam
pengembangan kurikulum.
3. Tujuan dan isi kurikulum pada dasarnya bergantung pada pertimbangan-
pertimbangan filosofis.
4. Pandangan filosofis yang berbeda akan memengaruhi dan mendorong
aplikasi pengembangan kurikulum yang berbeda pula.
5. Berdasarkan landasan filosofis ini, ditentukan tujuan-tujuan pendidikan.
6. Negara Amerika Serikat sejak lama telah memiliki arah tujuan pendidikan
yang mengandung nilai-nilai filosofis yang tinggi.
7. Tujuan Pendidikan Nasional di Indonesia bersumber pada pandangan dan
cara hidup manusia Indonesia, yaitu PANCASILA.
Tujuan Pendidikan Menurut Herbert Spencer

Harus memuat:

1. Penjagaan kelangsungan diri


2. Mengamankan kebutuhan hidup
3. Pemeliharaan keluarga
4. Menjaga dengan baik hubungan sosial politik
5. Menikmati waktu luang
B. LANDASAN
PSIKOLOGIS
● Pendidikan berkaitan dengan perilaku manusia.
● Dalam proses pendidikan terjadi interaksi antara peserta didik dan
lingkungannya (fisik dan sosial).
● Melalui pendidikan diharapkan ada perubahan perilaku peserta didik
menuju kedewasaan, baik fisik, mental/intelektual, moral, maupun sosial.

1. Kurikulum sebagai alat untuk mencapai tujuan/program pendidikan


pasti berkenaan dengan proses perubahan perilaku peserta didik.
2. Melalui kurikulum diharapkan dapat terbentuk tingkah laku baru
berupa:
● Kemampuan aktual dan potensial.
● Kemampuan baru yang berlaku dalam jangka waktu relatif panjang
Dua cabang psikologi dalam pengembangan kurikulum

Psikologi Perkembangan
● Diperlukan dalam menentukan isi/materi kurikulum yang diberikan
kepada siswa agar sesuai dengan taraf perkembangan siswa.

Psikologi Belajar

● Berkenaan atau memberikan sumbangan bagi


kurikulum dalam hal:
1. bagaimana kurikulum itu disampaikan kepada siswa
2. bagaimana siswa mempelajarinya
KURIKULUM DAN TEORI PERKEMBANGAN
SISWA
“Setiap anak merupakan pribadi tersendiri, memiliki perbedaan di samping persamaannya”.

Implikasi dari hal tersebut terhadap pengembagan kurikulum sekolah adalah:


1. Setiap siswa diberi kesempatan untuk berkembang sesuai dengan minat dan
bakat dan kebutuhannya.
2. Kurikulum memuat:
a. isi/materi pelajaran baik yang sifatnya umum atau inti
b. isi/materi yang dapat dipilih sesuai minat dan bakat siswa,
c. Bersifat akademik maupun keterampilan.
1. Kurikulum memuat tujuan-tujuan yang mengandung pengetahuan, nilai/sikap, dan
keterampilan yang menggambarkan keseluruhan pribadi yang utuh.
Implikasi lain dari pengetahuan tentang anak/individu dalam proses
pelaksanaan kurikulum/pembelajaran:

1. Tujuan pembelajaran dirumuskan secara operasional dan berpusat pada perubahan


tingkah laku siswa.
2. Bahan/materi yang diberikan sesuai dengan kebutuhan, minat, dan perhatian siswa,
serta mudah dijangkau oleh siswa.
3. Strategi pembelajaran disesuaikan dengan taraf perkembangan siswa.
4. Media pembelajaran menarik perhatian dan minat siswa.
5. Sistem evaluasi terpadu, menyeluruh, dan berkesinambungan
KURIKULUM DAN TEORI BELAJAR

● Belajar → perubahan perilaku yang terjadi melalui pengalaman


● Psikologi/teori belajar → berkaitan dengan bagaimana individu/siswa
belajar
Psikologi/teori belajar

Teori behaviorisme
Teori disiplin mental/daya Teori organismik/cognitive
(faculty theory) gestalt field
TEORI DAYA

1. Dari kelahirannya anak/individu telah memiliki potensi atau daya tertentu


yang masing-masing memiliki fungsi spesifik, seperti:
● Daya mengingat
● Daya berpikir
● Daya mencurahkan pendapat
● Daya mengamati
● Daya memecahkan masalah, dll.
1. Pengertian mengajar menurut teori ini adalah melatih siswa dengan daya-
daya tersebut.
2. Cara mempelajari pada umumnya melalui hafalan dan latihan.
TEORI
BEHAVIORISME

1. Mencakup tiga teori::


● Teori koneksionisme/teori asosiasi
● Teori kondisioning
● Teori penguatan
1. Berasumsi bahwa individu tidak membawa potensi sejak lahir
2. Perkembangan individu ditentukan oleh lingkungan (keluarga, sekolah,
masyarakat)
3. Perkembangan anak menyangkut hal-hal nyata yang dapat dilihat dan
diamati.
TEORI
ORGANISMIK/GESTALT

1. Mengacu pada pengertian


● Keseluruhan lebih bermakna dari bagian-bagian
● Keseluruhan bukan kumpulan dari bagian-bagian
1. Manusia dianggap sebagai makhluk/organisme yang melakukan hubungan
timbal balik dengan lingkungan secara keseluruhan (stimulus-respon)
2. Stimulus yang hadir diseleksi menurut tujuannya, kemudian individu
berinteraksi dengannya sehingga terjadi proses belajar.
3. Guru memiliki fungsi sebagai pembimbing, bukan penyampai pengetahuan.
PRINSIP-PRINSIP TEORI
ORGANISMIK/GESTALT

a. Belajar itu berdasarkan keseluruhan.


b. Belajar adalah pembentukan kepribadian.
c. Belajar berkat pemahaman.
d. Belajar berdasarkan pengalaman
e. Belajar adalah proses perkembangan
f. Belajar adalah proses kontinu
g. Belajar dihubungkan dengan minat, perhatian, dan kebutuhan siswa.
C. LANDASAN SOSIOLOGIS

● Mengarahkan kajian mengenai kurikulum yang dikaitkan dengan aspek masyarakat dan
kebudayaan (society and cultures).
● Pengembangan program pendidikan/kurikulum harus dilandasi dan mengacu pada
kehidupan masyarakat dengan segala karakteristik dan kekayaan budayanya.
● Diuraikan lagi menjadi:
a. Kurikulum dan masyarakat → kurikulum sebagai program pendidikan harus dapat
menjawab tantangan dan tuntutan masyarakat (dari segi isi program, pendekatan, dan
strategi pelaksanaan)
b. Kebudayaan dan kurikulum → dalam mengembangkan kurikulum kita perlu memahami
kebudayaan (terutama dengan keberanekaragaman kurikulum di Indonesia)
D. LANDASAN
TEKNOLOGIS

● Mengarahkan kajian mengenai kurikulum yang dikaitkan dengan perkembangan


ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni (IPTEKS)
● Pengembangan program pendidikan/kurikulum harus dilandasi dan mengacu
pada perkembangan dan kemajuan IPTEKS yang secara langsung akan menjadi
isi/materi kurikulum dan cara penyampaiannya.
Kegiatan Belajar 2

Pendekatan Pengembangan Kurikulum

● Pendekatan → merujuk pada pandangan tentang terjadinya


suatu proses yang sifatnya masih sangat umum.

● Pendekatan pengembangan kurikulum:


→ menunjuk titik tolak atau sudut pandang secara umum
tentang proses pengembangan kurikulum.

→ berkenaan dengan kurikulum yang sifatnya sama sekali


baru (curriculum construction) maupun berupa
penyempurnaan atau perbaikan kurikulum yang telah
ada/sedang dilaksanakan (curriculum improvement)
A. PENDEKATAN DARI SUDUT PANDANG KEBIJAKAN PENGEMBANGAN
KURIKULUM

Pendekatan administratif/administrative Pendekatan akar rumput/ grassroots:


approach: ● Diawali dengan inisiatif dari bawah (guru
● Menggunakan sistem komando dari atas atau sekolah) dan disebarluaskan pada
ke bawah. tingkat lebih luas.
● Pengembangan kurikulum muncul atas ● Hanya mungkin dapat dilakukan apabila
inisiatif/gagasan dari para pemegang guru-guru di sekolah mempunyai
kebijakan pendidikan/administrator di kemampuan serta sikap profesional yang
tingkat pusat menggunakan prosedur tinggi dan memahami seluk beluk
administratif. pendidikan dan pembelajaran.
● Pemberlakuan kurikulum di seluruh ● Sangat mungkin terjadi di negara-negara
sekolah ditetapkan oleh administrator atau yang menerapkan sistem pendidikan yang
pejabat pendidikan tingkat pusat sifatnya desentralistik
B. PENDEKATAN DARI SUDUT PANDANG PENGORGANISASIAN ISI
KURIKULUM

Pendekatan pertama:
● Bertitik tolak dari mata pelajaran sebagai suatu disiplin keilmuan.
● Setiap mata pelajaran merupakan disiplin ilmu yang saling terpisah.
● Implementasi kurikulum ini berupa sistem pembagian tanggung jawab guru sebagai
“guru mata pelajaran”.
● Guru bertanggungjawab terhadap mata pelajaran yang diampunya dan tidak ada
keharusan untuk mengorelasikan dengan mata pelajaran lain.
● Dikenal dengan istilah separated subject centered curriculum atau isolated curriculum.
B. PENDEKATAN DARI SUDUT PANDANG PENGORGANISASIAN ISI
KURIKULUM

Pendekatan kedua:
● Berangkat dari masalah-masalah sosial yang ada dalam kehidupan nyata yang tidak
mungkin ditinjau hanya dari satu aspek saja.
● Siswa tidak sempat membahas masalah-masalah sosial di sekitarnya dengan
pendekatan mata pelajaran.
● Kurikulum disusun dengan memadukan sejumlah mata pelajaran yang memiliki ciri
sama (broadfield) → interdisipliner.
● Terdiri atas tiga pendekatan:
→ pendekatan struktural: bertitik tolak dari suatu disiplin ilmu tertentu.
→ pendekatan fungsional: bertitik tolak dari masalah tertentu yang terjadi dalam
masyarakat atau lingkungan sekolah.
→ pendekatan daerah: bertitik tolak dari pemilihan daerah tertentu sebagai subjek
pelajaran
B. PENDEKATAN DARI SUDUT PANDANG PENGORGANISASIAN ISI
KURIKULUM

Pendekatan ketiga:
● Bertitik tolak dari satu keseluruhan atau kesatuan yang bermakna dan berstruktur.
● Bermakna → setiap keseluruhan memiliki makna, arti, dan faedah tertentu.
● Pendekatan ini berasumsi bahwa setiap bagian yang ada dalam keseluruhan itu berada
dan berfungsi dalam suatu struktur tertentu.
● Pendekatan pembelajaran tematik merupakan penerapan dari sistem ini.
C. PENDEKATAN DARI SUDUT PANDANG ORIENTASI PENYUSUNAN
KURIKULUM

Dapat dibedakan menjadi tiga:


a. Orientasi pada tujuan → didasarkan pada tujuan-tujuan pendidikan yang telah
dirumuskan dengan jelas.
b. Orientasi pada bahan ajar. → berorientasi pada bahan ajar atau materi pelajaran
yang akan diberikan.
c. Orientasi pada kegiatan belajar-mengajar → menitikberatkan pada cara siswa
belajar, serta cara dan langkah-langkah yang perlu dilakukan agar siswa menguasai
keterampilan untuk mendapatkan pengetahuan

Anda mungkin juga menyukai