2020.1
OLEH
Masalah yang Merupakan Fokus Perbaikan adalah Peningkatan Hasil Belajar Tematik
Muatan IPA tentang Ekosistem melalui Model Problem Based Learning pada Siswa Kelas V
SDN 5 Manukaya.
ii
LEMBAR PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT
Adapun bagian-bagian tertentu dalam penulisan laporan PKP yang saya kutip dari
hasil karya orang lain telah dituliskan dalam sumbernya secara jelas sesuai dengan norma,
kaidah dan etika penulisan karya ilmiah.
Apabila dikemudian hari ditemukan seluruh atau sebagian laporan PKP ini bukan
hasil karya sendiri atau adanya plagiasi dalam bagian-bagian tertentu, saya bersedia
menerima sanksi, termasuk pencabutan gelar akademik yang saya sandang sesuai dengan
perundang-undangan yang berlaku.
I Wayan Mardana
NIM. 859011017
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang
Maha Esa, berkat Rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan ini tepat pada waktunya.
Laporan ini merupakan syarat untuk memenuhi target akhir dari mata kuliah Pemantapan
Kemampuan Profesional PDGK 4501 pada program S1 PGSD dengan judul “Peningkatan
Hasil Belajar Tematik Muatan Ipa Tentang Ekosistem Melalui Model Problem Based
Learning Pada Siswa Kelas V SDN 5 Manukaya”.
Laporan Penelitian tindakan perbaikan pembelajaran (PKP) ini dapat diselesaikan
tidak terlepas dari masukan, bimbingan, dan motivasi berbagai pihak. Atas segala dukungan
dan bantuan, baik moril maupun material, penulis ucapkan banyak terimakasih kepada:
1. Kepala UPBJJ-UT Denpasar
2. Drs. I Wayan Sujana, S.Pd. M.Pd selaku dosen pembimbing yang telah banyak
memberikan pengarahan dalam penyusunan laporan ini.
3. Sang Made Bakti, S.Pd selaku Kepala Sekolah SDN 5 Manukaya
4. I Wayan Gede Yuda Ariyawan selaku teman sejawat.
5. Guru-guru serta pihak lain yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari akan kekurangan dan keterbatasan penulis baik dari segi
pengalaman, kemampuan dan pengetahuan. Oleh karena itu, sudah tentu laporan ini masih
jauh dari kata sempurna. Segala kritik dan saran bersifat membangun sangat penulis harapkan
demi kesempurnaan laporan ini. Semoga laporan ini dapat bermanfaat dan dapat
meningkatkan mutu pendidikan.
Penulis
iv
DAFTAR ISI
v
B. Pembahasan dari Setiap Siklus…………..…………………………………..…. 25
V. PENUTUP
A. Kesimpulan …………………………………………………………….…….…. 30
B. Saran ……………………………………………………………………….…… 31
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
vi
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
01. Model Kemmis dan McTaggart ………………………………………………………16
vii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
01. Rencana Perbaikan Pembelajaran (RPP) ……………………....…….. ……………...32
viii
PENINGKATAN HASIL BELAJAR TEMATIK MUATAN IPA TENTANG
EKOSISTEM MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING PADA SISWA
KELAS V SDN 5 MANUKAYA
Oleh:
Nama : I Wayan Mardana
NIM : 859011017
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh pemanfaatan model pembelajaran
Problem Based Learning (PBL) dalam meningkatkan hasil belajar IPA tentang ekosistem.
Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar yang dengan subjek penelitian siswa kelas V
yang berjumlah 30 orang. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan dengan menggunakan
model Kemmis dan McTaggart, dilakukan dalam dua siklus. Hasil penelitian menunjukkan
adanya peningkatan hasil belajar IPA dilihat dari hasil evaluasi siklus I dan siklus II.
Peningkatan yang signifikan terjadi pada siklus II.
Peningkatan hasil belajar siswa khususnya tentang ekosistem, juga menekankan pada
nilai kepedulian diri khususnya pada hewan dan tumbuhan yang berada di daerah tempat
tinggal maupun lingkungan sekolah. Untuk membentuk karakter peserta didik menjadi
manusia yang memiliki rasa scientist. Sehingga dapat meletakkan dasar kecerdasan,
pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan
mengikuti pendidikan lebih lanjut.
Kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan model Problem
Based Learning (PBL) dapat meningkatkan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam tentang
ekosistem pada siswa kelas V SDN 5 Manukaya.
Kata kunci: Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Alam, Model Problem Based
Learning (PBL), Ekosistem
ix
BAB I
PENDAHULUAN
1. Identifikasi Masalah
Memperhatikan situasi diatas, kondisi yang ada saat ini adalah
a. Rendahnya kualitas pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam.
b. Rendahnya prestasi siswa untuk mata Ilmu Pengetahuan Alam alam.
c. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di kelas masih berjalan monoton.
d. Metode yang digunakan bersifat konvensional.
e. Belum ditemukan strategi pembelajaran yang tepat.
f. Belum ada kolaborasi antara siswa dan guru.
2. Analisis Masalah
Ada beberapa hal yang mengakibatkan rendahnya kualitas pembelajaran baik
prestasi siswa maupun aktivitas belajar, antara lain :
a. Siswa kurang memiliki keberanian untuk menyampaikan pendapat kepada orang
lain.
b. Siswa kurang memiliki kemampuan untuk merumuskan gagasan sendiri.
c. Siswa belum terbiasa bersaing menyampaikan pendapat dengan teman yang lain.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah diatas, permasalah yang dapat dirumuskan sebagai
berikut:
2
1. Bagaimana menerapkan pembelajaran model problem based learning agar dapat
meningkatkan hasil belajar dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam tentang
ekosistem di kelas V SDN 5 Manukaya?
2. Apakah penggunaan pembelajaran model problem based learning dapat
meningkatkan aktivitas siswa dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam tentang
ekosistem di kelas V SDN 5 Manukaya?
C. Tujuan Perbaikan
Adapun tujuan penelitian perbaikan pembelajaran adalah sebagai berikut.
1. Dengan diterapkan pembelajaran model problem based learning dapat meningkatkan
hasil belajar siswa dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam tentang ekosistem
di kelas V SDN 5 Manukaya.
2. Dengan diterapkan pembelajaran model problem based learning dapat meningkatkan
aktivitas siswa dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam tentang ekosistem di
kelas V SDN 5 Manukaya.
D. Manfaat Perbaikan
Berdasarkan latar tujuan penelitian di atas, dapat dirumuskan manfaat penelitian,
yaitu:
1. Bagi Siswa
Bagi siswa, kontribusi manfaat yang diharapkan dapat diberikan dari hasil
tindakan perbaikan pembelajaran yang dilaksanakan dengan berlandaskan kaidah
PTK ini adalah:
a. Proses belajar mengajar pengetahuan alam tidak lagi monoton
b. Ditemukan strategi pembelajaran yang tepat tidak konvensional, tetapi bersifat
variatif.
c. Keaktifan siswa dalam mengerjakan tugas mandiri maupun kelompok meningkat.
d. Keberanian siswa mengungkapkan ide, pendapat, pertanyaan dan saran
meningkat.
e. Kualitas pembelajaran pengetahuan alam meningkat.
f. Hasil belajar pengetahuan alam meningkat.
2. Bagi Guru
Secara lebih khusus, kontribusi manfaat yang diharapkan dapat diberikan dari
hasil tindakan perbaikan pembelajaran yang dilaksanakan dengan berlandaskan
3
kaidah PTK ini adalah:
a. Memberikan tambahan pengalaman tentang cara menemukan kelemahan dalam
pembelajaran melalui refleksi.
b. Meningkatkan profesionalisme dalam bidang pendidikan.
c. Sebagai acuan dalam mendapatkan cara yang efektif dalam penyajian pelajaran.
3. Bagi Sekolah
Hasil tindakan perbaikan pembelajaran yang dilaksanakan dengan berlandaskan
kaidah PTK ini diharapkan dapat memberikan kontribusi yang positif terhadap
kemajuan sekolah, yang antara lain tercermin pada:
a. Memberi sumbangan yang berharga bagi lembaga bahwa penelitian yang
dilakukan dapat dijadikan sebagai alat bantu pembelajaran
b. Mempertinggi mutu belajar mengajar.
4
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
5
menyelesaikan masalah dan berpikir kritis serta sekaligus membangun pengetahuan
baru.
2. Yamin (2013: 81) mendefinisikan model Problem Based Learning (PBL)
merupakan model pembelajaran di mana guru menyodorkan masalah kepada siswa
untuk dipecahkan secara individu atau kelompok melalui kegiatan penyelidikan
untuk melatih keterampilan kognitif siswa. Dengan demikian, siswa akan terbiasa
dalam pemecahan masalah, mencari informasi, mengambil keputusan, menarik
kesimpulan, dan membuat artefak sebagai laporannya.
3. Menurut Suyatno (2009), Problem Based Learning (PBL) merupakan suatu model
pembelajaran yang berbasis pada masalah, dimana masalah tersebut digunakan
sebagai stimulus yang mendorong mahasiswa menggunakan pengetahuannya untuk
merumuskan sebuah hipotesis, pencarian informasi relevan yang bersifat student-
centered melalui diskusi dalam sebuah kelompok kecil untuk mendapatkan solusi dari
masalah yang diberikan.
4. Menurut Arend, PBL merupakan suatu pendekatan pembelajaran dimana siswa
dihadapkan pada masalah autentik (nyata) sehingga diharapkan mereka dapat
menyusun pengetahuannya sendiri, menumbuh kembangkan keterampilan tingkat
tinggi dan inkuiri, memandirikan siswa, dan meningkatkan kepercayaan dirinya
(Trianto, 2007: 54).
5. Menurut Sanjaya (2006: 214), Problem Based Learning (PBL) merupakan rangkaian
aktivitas pembelajaran yang menekankan kepada proses penyelesaian masalah yang
dihadapi secara ilmiah. Hakekat permasalahan yang diangkat dalam Problem Based
Learning adalah gap atau kesenjangan antara situasi nyata dengan situasi yang
diharapkan, atau antara yang terjadi dengan harapan.
6
2. Permasalahan yang diangkat adalah permasalahan yang ada di dunia nyata yang tidak
terstruktur.
3. Permasalahan membutuhkan perspektif ganda (multiple perspective).
4. Permasalahan menantang pengetahuan yang dimiliki oleh siswa, sikap, dan
kompetensi yang kemudian membutuhkan identifikasi kebutuhan belajar dan bidang
baru dalam belajar.
5. Belajar pengarahan diri menjadi hal yang utama.
6. Pemanfaatan sumber pengetahuan yang beragam, penggunaannya, dan evaluasi
sumber informasi merupakan proses yang esensial dalam problem based learning.
7. Belajar adalah kolaboratif, komunikasi, dan kooperatif.
8. Pengembangan keterampilan inquiry dan pemecahan masalah sama pentingnya
dengan penguasaan isi pengetahuan untuk mencari solusi dari sebuah permasalahan.
9. Sintesis dan integrasi dari sebuah proses belajar.
10. Problem based learning melibatkan evaluasi dan review pengalaman siswa dan proses
belajar.
Tujuan yang ingin dicapai oleh PBL adalah kemampuan siswa untuk berpikir kreatif,
analitis, sistematis, dan logis untuk menemukan alternatif pemecahan masalah malalui
eksplorasi data secara empiris dalam rangka menumbuhkan sikap ilmiah. Berikut ini
beberapa tujuan pembelajaran menggunakan model pembelajaran Problem Based
Learning (PBL):
Guru yang secara terus menerus membimbing siswa dengan cara mendorong
dan mengarahkan siswa untuk mengajukan pertanyaan dan memberi penghargaan
untuk pertanyaan-pertanyaan berbobot yang mereka ajukan, dengan mendorong siswa
mencari solusi/penyelesaian terhadap masalah nyata yang dirumuskan oleh siswa
sendiri, maka diharapkan siswa dapat belajar menangani tugas-tugas pencarian solusi
itu secara mandiri dalam hidupnya kelak.
Fasilitator memberikan konsep dasar, petunjuk, referensi, atau link dan skill
yang diperlukan dalam pembelajaran tersebut. Hal ini dimaksudkan agar peserta didik
lebih cepat masuk dalam atmosfer pembelajaran dan mendapatkan peta yang akurat
tentang arah dan tujuan pembelajaran.
Peserta didik mencari berbagai sumber yang dapat memperjelas isu yang
sedang dinvestigasi. Sumber yang dimaksud dapat dalam bentuk artikel tetulis yang
tersimpan dipepustakaan, halaman web, atau bahkan pakar dalam bidang yang
relevan. Tahap investigasi memiliki dua tujuan utama,yaitu: (1) agar peserta didik
8
mencari informasi dan mengembangkan pemahaman yang relevan dengan
permasalahan yang telah didiskusikan dikelas, dan (2) informasi dikumpulkan dengan
satu tujuan yaitu dipresentasikan di kelas dan informasi tersebut haruslah relevan dan
dapat dipahami.
4. Penilaian (Assessment)
9
Mendorong peserta didik untuk mengumpulkan
Fase 3
informasi yang sesuai, melaksanakan
Membimbing penyelidikan
eksperimen untuk menapatkan penjelasan dari
individu dan kelompok
pemecahan masalah
Fase 4 Membantu peserta didik dalam merencanakan
Mengembangkan dan menyajikan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti
hasil karya laporan, model dan berbagi tugas dengan teman
Tabel 2.2
Indikator Kemampuan Pemecahan Masalah
No Indikator Penjelasan
1 Memahami Merupakan kegiatanmengidentifikasi kecukupan data
Masalah untuk menyelesaikan masalah sehingga memperoleh
gambaran lengkap apa yang diketahui dan ditanyakan
dalam masalah tersebut.
10
H. Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran Problem Based Learning
Setiap model pembelajaran biasanya memiliki kelebihan dan kelemahan. Berikut ini
merupakan keunggulan penerapan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL),
yaitu sebagai berikut (Sanjaya, 2006: 220):
1. Pemecahan masalah merupakan teknik yang cukup bagus untuk lebih memahami isi
pelajaran sehingga pembelajaran lebih bermakna.
2. Pemecahan masalah dapat menantang kemampuan siswa serta memberikan kepuasan
untuk menemukan pengetahuan baru bagi siswa.
3. Pemecahan masalah dapat meningkatkan aktivitas pembelajaran siswa.
4. Pemecahan masalah dapat membantu siswa bagaimana mentransfer pengetahuan
siswa untuk memahami masalah dalam kehidupan nyata.
5. Pemecahan masalah dapat membantu siswa untuk mengembangkan pengetahuan
barunya dan bertanggungjawab dalam pembelajaran yang dilakukan. Disamping itu,
pemecahan masalah itu juga dapat mendorong untuk melakukan evaluasi sendiri baik
terhadap hasil maupun proses belajarnya.
6. Melalui pemecahan masalah bisa memperlihatkan kepada siswa bahwa setiap mata
pelajaran pada dasarnya merupakan cara berpikir, dan sesuatu yang harus dimengerti
oleh siswa, bukan hanya sekedar belajar dari guru atau dari buku saja.
7. Pemecahan masalah dianggap lebih menyenangkan dan disukai siswa.
8. Pemecahan masalah dapat mengembangkan kemampuan siswa untuk berpikir kritis
dan menyesuaikan dengan pengetahuan baru.
9. Pemecahan masalah dapat memberikan kesempatan siswa untuk menerapkan
pengetahuan yang dimiliki dalam dunia nyata.
10. Pemecahan masalah dapat mengembangkan minat siswa untuk secara terus menerus
belajar, sekalipun belajar pada pendidikan formal telah berakhir.
1. Manakala siswa tidak memiliki minat atau siswa berasumsi bahwa masalah yang
dipelajari sulit untuk dipecahkan, maka akan merasa enggan untuk mencoba.
2. Keberhasilan model pembelajaran melalui Problem Based Learning membutuhkan
cukup waktu untuk persiapan.
11
3. Tanpa pemahaman mengapa siswa berusaha memecahkan masalah yang dipelajari,
maka siswa tidak akan belajar apa yang ingin dipelajari.
12
yang baik, tanpa mengingat apakah prestasinya memang pantas diberi nilai
baik atau tidak
2. Masa kelas-kelas tinggi sekolah dasar
Beberapa sifat khas anak-anak pada masa ini adalah sebagai berikut
a. Adanya minat terhadap kehidupan praktis sehari-hari yang konkret, hal ini
menimbulkan adanya kecenderungan untuk membandingkan pekerjaan-
pekerjaan yang praktis
b. Amat realistik, ingin tahu, dan ingin belajar
c. Menjelang masa akhir ini telah ada minat terhadap hal-hal dan mata pelajaran
khusus, yang oleh para ahli ditafsirkan sebagai mulai menonjolnya faktor-
faktor
d. Sampai kira-kira umur 11 tahun anak membutuhkan guru atau orang-orang
dewasa lainnya
e. Anak-anak pada masa ini gemar membentuk kelompok sebaya, biasanya untuk
dapat bermain bersama-sama.
Berdasarkan pengertian-pengertian di atas dapat peneliti simpulkan
bahwa karakteristik peserta didik sekolah dasar merupakan semua watak yang
nyata dan timbul dalam suatu tindakan peserta didik dalam kehidupannya setiap
saat. Sehingga dengan demikian, watak dan perbuatan manusia tidak akan lepas
dari kodrat dan sifat serta bentuknya yang berbeda-beda, maka tidak heran jika
bentuk dan karakter peserta didik juga berbeda-beda
J. Kerangka Berpikir
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah salah satu mata pelajaran yang ada dalam
pendidikan Sekolah Dasar (SD). Dalam pembelajaran IPA diharapkan siswa tidak hanya
belajar melalui materi-materi yang ada didalam buku maupun yang disampaikan oleh
guru, namun siswa melakukan percobaan dan melakukan pengamatan secara langsung.
Kenyataan yang terjadi saat ini siswa hanya mendengarkan dan mencatat materi yang
disampaikan guru. Didalam pembelajaran guru menjadi pusat dari kegiatan belajar
menggajar, sehingga terjadi komunikasi satu arah. Didalam kegiatan pembelajaran siswa
hanya mendengarkan materi dari guru secara cepat, sehingga pemahaman siswa terhadap
materi pembelajaran lemah, sehingga berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Guru
dalam pembelajaran masih sangat jarang dalam menggunakan model-model
pembelajaran yang inovatif, sehingga pembelajaran menjadi kurang berkesan bagi siswa.
13
Adapun dalam pembelajaran IPA, guru hanya menyampaikan pembelajaran dengan
menggunakan ceramah dalam menjelaskan materi sehingga siswa kurang aktif dalam
kegiatan pembelajaran.
Teori perkembangan kognitif menurut Jean Piaget menjelaskan bahwa anak usia
kelas V SD masuk kedalam tahap operasional konkret. Dalam tahap ini, proses berpikir
anak menjadi terorganisasi ke sistem proses-proses mental yang lebih besar memudahkan
anak berpikir lebih logis daripada sebelumnya. Anak dalam tahap ini menggunakan alat
indranya untuk mengamati atau mengeksplorasi benda-benda yang ada disekitarnya. Pada
tahap ini diperlukan model pembelajaran yang sesuai. Salah satu model pembelajaran
yang sesuai digunakan untuk anak pada tahap operasional konkret adalah model
pembelajaran Problem Based Learning (PBL). PBL merupakan model pembelajaran
yang menekakan keaktifan siswa dalam menyelesaikan suatu masalah dengan
mengembangkan kemampuan berpikir siswa dalam kehidupan nyata. Adapun langkah-
langkah yang dilakukan untuk menerapkan model pembelajaran PBL, yaitu: 1)
orientasi siswa pada masalah, 2) mengorganisasikan siswa untuk belajar, 3)
membimbing pengalaman individu/kelompok, 4) mengembangkan dan menyajikan hasil
karya, 5) menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah. Melalui penerapan
model pembelajaran PBL diharapkan siswa akan lebih mampu memahami materi serta
berpengaruh pada hasil belajar. Hasil penelitian yang relevan menunjukkan adanya
pengaruh yang positif dari penelitian yang telah dilakukan tentang penerapan model
pembelajaran PBL terhadap aktivitasbelajar, keterampilan belajar, dan hasil belajar. Oleh
sebab itu peneliti ingin mengetahui pengaruh penerapan model pembelajaran PBL
terhadap hasil belajar siswa untuk memperkaya hasil penelitian yang dilakukan
oleh peneliti lain sebelumnya. Model pembelajaran PBL diterapkan pada muatan
pelajaran IPA, pada materi Ekosistem. Model pembelajaran PBL memberikan siswa
untuk berpikir secara logis dalam pemecahan masalah dalam pembelajaran. Jika model
pembelajaran PBL diterapkan dalam pembelajaran IPA materi Ekosistem, maka
penerapan model pembelajaran akan berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.
K. Sistematis Tindakan
Berdasarkan beberapa teori pendukung dan kerangka berpikir diatas maka hipotesis
dalam penelitian tindakan kelas ini adalah penerapan model pembelajaran Problem Based
Learning (PBL) dapat meningkatkan hasil belajar tematik muatan IPA tentang ekosistem
pada siswa kelas V SDN 5 Manukaya.
14
BAB III
PELAKSANAAN PERBAIKAN
15
mengenali rasa malu serta bangga, anak mulai memahami hal apa yang mereka
inginkan, muncul rasa empati pada orang lainnya.
1. Siklus I
Pada siklus I ini perbaikan pembelajaran melalui tahap-tahap sebagai berikut
1.1 Perencanaan
Penyusunan perencanaan didasarkan pada hasil penjajagan refleksi awal.
Secara rinci perencanaan mencakup tindakan yang akan dilakukan untuk
16
memperbaiki, meningkatkan atau merubah perilaku dan sikap yang diinginkan
sebagai solusi dari permasalahan-permasalahan. Perlu disadari bahwa
perencanaan ini bersifat fleksibel dalam arti dapat berubah sesuai dengan kondisi
nyata yang ada. Perencanaan tindakan dilakukan dengan membuat segala sesuatu
yang diperlukan seperti: Perangkat Perbaikan Pembelajaran (RPP), dan beberapa
instrument pendukung seperti: tes, observasi. Dalam perencanaan tindakan ini
peneliti akan membuat skenario pembelajaran yang dituangkan dalam RPP.
1.2 Pelaksanaan
Pelaksanaan tindakan menyangkut apa yang dilakukan peneliti sebagai upaya
perbaikan, peningkatan atau perubahan yang dilaksanakan berpedoman pada
rencana tindakan. Jenis tindakan yang dilakukan dalam PTK hendaknya selalu
didasarkan pada pertimbangan teoritik dan empirik agar hasil yang diperoleh
berupa peningkatan kinerja dan hasil program yang optimal. Pelaksanaan
tindakan dilakukan karena peneliti ingin mengetahui perkembangan siswa
mengenai bagaimana hasil belajar dan aktivitas dengan model pembelajaran
Problem Based Learning (PBL) pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam
tentang ekosistem.
1.3 Observasi
Kegiatan observasi dalam PTK dapat disejajarkan dengan kegiatan
pengumpulan data dalam penelitian formal. Dalam kegiatan ini peneliti
mengamati hasil atau dampak dari tindakan yang dilaksanakan atau dikenakan
terhadap siswa. Istilah observasi digunakan karena data yang dikumpulkan
melalui teknik observasi. Dalam pengamatan ini diamati oleh teman sejawat yang
dicatat kekurangan pada saat kita mengajar. Observasi terhadap dampak tindakan
dilakukan secara kontinyu dan dengan berbagai cara. Berarti dilakukan secara
terus-menerus, baik dalam proses pembelajaran maupun pada hasil belajar. Proses
pengamatan terutama ditujukan pada perkembangan pemahaman dengan acuan
respon terhadap pertanyaan-pertanyaan, pemahaman dan atau kemungkinan
berpartisipasi dalam diskusi-diskusi atau pemecahan masalah.
17
1.4 Refleksi
Pada dasarnya kegiatan refleksi merupakan kegiatan analisis, sintesis,
interpretasi terhadap semua informasi yang diperoleh saat kegiatan tindakan.
Dalam kegiatan ini peneliti mengkaji, melihat, dan mempertimbangkan hasil-hasil
atau dampak dari tindakan. Setiap informasi yang terkumpul perlu dipelajari
kaitan yang satu dengan lainnya dan kaitannya dengan teori atau hasil penelitian
yang telah ada dan relevan. Melalui refleksi yang mendalam dapat ditarik
kesimpulan yang mantap dan tajam. Refleksi merupakan bagian yang sangat
penting dari PTK yaitu untuk memahami terhadap proses dan hasil yang terjadi,
yaitu berupa perubahan sebagai akibat dari tindakan yang dilakukan. Refleksi
perbaikan pengajaran dilakukan oleh praktikan untuk merasakan apa yang sudah
dilaksanakan dalam mengajar. Dalam hal ini akan dapat dirasakan kelebihan dan
kekurangannya, karena praktikan merasakan lebih ada kekurangannya, maka
dilanjutkan ke siklus II. Peneliti melakukan analisis data mengenai proses,
masalah, dan hambatan yang dijumpai dan dilanjutkan dengan refleksi terhadap
dampak pelaksanaan tindakan yang dilaksanakan. Hal ini dilakukan agar pada
siklus selanjutnya hambatan yang dihadapi berkurang.
2. Siklus II
2.1 Perencanaan
Pada siklus II, dalam perencanaan lebih intensif membimbing siswa untuk
belajar baik secara individu maupun membimbing siswa secara berkelompok,
Mempersiapkan pembelajaran yang lebih baik sehingga siswa lebih antusias
untuk mengikuti pembelajaran yang diberikan dan membuat perangkat
pembelajaran model Problem Based Learning (PBL) yang lebih mudah dipahami
peserta didik.
2.2 Pelaksanaan
Pelaksanaan tindakan dilakukan oleh peneliti. Hal ini dilakukan karena
peneliti ingin mengetahui perkembangan siswa mengenai bagaimana hasil
belajar dan aktivitas dengan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam materi tentang ekosistem.
18
2.3 Observasi
Observasi terhadap dampak tindakan dilakukan secara kontinyu dan
dengan berbagai cara. Berarti dilakukan secara terus-menerus, baik dalam proses
pembelajaran maupun pada hasil belajar. Proses pengamatan terutama ditujukan
pada perkembangan pemahaman siswa dengan acuan respon siswa terhadap
pertanyaan-pertanyaan, pemahaman dan atau kemungkinan siswa berpartisipasi
dalam diskusi-diskusi atau pemecahan masalah.
2.4 Refleksi
Peneliti melakukan analisis data mengenai proses, masalah, dan hambatan
yang dijumpai dan dilanjutkan dengan refleksi terhadap dampak pelaksanaan
tindakan yang dilaksanakan.Hasil perbaikan pada siklus II mengenai pelaksanaan
pembelajaran, karena sudah dirasakan baik maka tidak dilanjutkan ke siklus
selanjutnya
Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode
tes dan non tes (lembar observasi), sedangkan teknik analisis data menggunakan
teknik analisis deskriftif kualitatif
19
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Pelaksanaan Siklus
1. Pelaksanaan siklus I
Siklus I dilaksanakan pada Selasa, 14 April 2020, dengan rincian:
Tema 5 : Ekosistem
Sub Tema 1 : Komponen Ekosistem
Pembelajaran : 3
1.1 Perencanaan
Perencanaan tindakan ini merupakan tahap pertama yang dilakukan peneliti,
dalam tahap perencanaan ini peneliti melakukan diskusi dengan tutor dan
teman sejawat mengenai apa saja yang diperlukan dalam tindakan yang akan
dilakukan. Persiapan yang dilakukan antara lain mengidentifikasi standar
kompetensi, menetapkan indikator, tujuan pembelajaran, menyusun rencana
pembelajaran, menyiapkan lembar instrumen pengumpulan data berupa lembar
observasi untuk mengetahui kegiatan atau aktifitas pembelajaran, lembar
evaluasi dan menyiapkan sarana dan prasarana yang digunakan dalam
pembelajaran siklus I.
1.2 Tindakan
Tahap berikutnya dalam penelitian ini adalah pelaksanaan tindakan kelas
yang merupakan pengimplementasian dari perencanaan tindakan. Pelaksanaan
tindakan pada siklus I, pada Selasa, 14 April 2020.
1.2.1 Kegiatan Awal
Pada kegiatan awal, guru mengucapkan salam dan menyuruh salah
satu siswa untuk memimpin doa. Setelah itu, guru menanyakan kehadiran
siswa dan melakukan absensi. Sebelum memulai pembelajaran, guru
mengecek fisik dan psikis siswa apakah sudah siap untuk mengikuti
pembelajaran atau belum.Setelah siswa terlihat siap menerima
pembelajaran guru membuka pembelajaran dengan mengajak semua
siswa untuk bertepuk PPK. Setelah selesai melakukan tepuk PPK, guru
menginformasikan tema yang akan dipelajari yaitu tentang “Komponen
Ekosistem”. Setelah itu guru melakukan apersepsi dengan
memperlihatkan tiga gambar hewan melalui Power Point yang ada di
20
buku paket dan mengajukan pertanyaan : “Apa sajakah tipe-tipe ekosistem
yang kamu ketahui terdapat di Indonesia?, Hewan apa sajakah yang
terdapat di Indonesia?, Tahukah kamu seperti apakah daur hidup hewan
tersebut?” Kemudian siswa diberi kesempatan untuk berdiskusi dan guru
memberikan penguatan .
1.2.2 Kegiatan Inti
Pada kegiatan inti Guru membentuk kelompok sesuai dengan
penempatan duduk siswa. Guru menugaskan siswa untuk mengamati
gambar ketiga hewan yang disajikan pada buku siswa dan mereka
berdiskusi dengan kelompoknya tentang berbagai hal yang mereka ketahui
tentang hewan tersebut. Siswa ditugaskan menjelaskan perbedaan antara
ketiga gambar yang tersedia. Guru memfasilitasi siswa yang ingin
menceritakan pengalamannya tentang hewan tersebut dan memberikan
kesempatan kepada siswa lain untuk bertanya sehubungan dengan gambar
tersebut. Siswa mencermati teks bacaan tentang daur hidup hewan dan
membuat peta pikiran untuk memudahkan siswa dalam melakukan tugas
berikutnya, yakni membuat diagram. Siswa melakukan kerja sama
kelompok untuk membuat diagram yang memperlihatkan daur hidup tiga
jenis hewan yang berbeda. Siswa bersama dengan kelompoknya akan
mempresentasikan hasil kerja kelompoknya di depan kelas dengan
percaya diri. Kegiatan ini untuk membantu siswa memahami KD IPA 3.5.
Siswa ditugaskan untuk mencari perbedaan dan persamaan antara daur
hidup hewan yang mengalami metamorfis dan yang tidak mengalami
metamorfosis! Kemudian menjelaskan dan menggambarkan daur hidup
salah satu hewan berikut: siput air, kucing, dan katak!. Guru melakukan
penilaian hasil belajar.
1.2.3 Kegiatan Penutup
Pada kegiatan penutup, dengan bimbingan guru, siswa membuat
kesimpulan/rangkuman terkait pembelajaran yang telah dilakukan. Guru
mengajukan pertanyaan tentang materi yang belum dipahami oleh
siswa. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk menyampaikan
pendapatnya tentang pembelajaran yang telah diikuti. Guru memberikan
penghargaan kepada semua siswa atas partisipasi aktifnya di kelas. Guru
memberikanpesan moral tentang pentingnya menjaga pelestarian hewan
21
sebagai komponen ekosistem. Guru menutup pembelajaran dengan
menyanyikan lagu daerah, salam dan doa.
1.3 Pengamatan
1.3.1 Analisis Observasi Guru
Hasil observasi kegiatan mengajar guru siklus I yang dilakukan oleh
observer dan teman sejawat pada peneliti kelas 5, Tema 5 Ekosistem,
Subtema 1 Komponen Ekosistem saat mengajar menggunakan model
pembelajaran Problem Based Learning (PBL). Penilaian kegiatan
mengajar yang sudah dilaksanakan oleh teman sejawat sesuai dengan
lembar observasi mengajar dan masih ada 3 indikator yang belum
dilakukan oleh guru yaitu guru memberi motivasi kepada peserta didik,
tidak memberi penguatan kepada peserta didik dalam mencari masalah
pada materi yang diajarkan dan tidak menyampaikan rencana
pelaksanaan pembelajaran pada pertemuan berikutnya. Sebenarnya
guru sudah melaksanakan pembelajaran dengan mengunakan model
pembelajaran problem based learning cukup baik, hal ini terbukti hampir
semua indikator penilaian kegiatan mengajar guru sudah dilaksanakan.
1.3.2 Refleksi
Setelah proses pembelajaran selesai, peneliti melakukan refleksi
tentang kegiatan pembelajaran yang telah berjalan. Refleksi ini
didasarkan pada hasil observasi yang dilakukan oleh teman sejawat.
Dalam proses pembelajaran yang terjadi beberapa kekurangan dari guru
yaitu: (1) guru belum sepenuhnya memberikan motivasi kepada peserta
didik, (2) guru belum memberikan penguatan kepada peserta didik dalam
mengidentifikasi ide-ide atau masalah yang menunjang ide utama pada
materi yang diajarkan. Dari hasil refleksi, untuk meningkatkan aktivitas
guru terutama dalam pelaksanaan sintaks model Problem Based
Learning antara peneliti dan guru harus sering melakukan komunikasi
tentang sintaks. Dalam menumbuhkan semangat kerjasama, guru perlu
memotivasi siswa pentingnya bekerjasama. Untuk meningkatkan aktivitas
siswa, terutama menciptakan kelas yang kondusif sebaiknya pada
pertemuan 2 diharapkan adanya perbaikan agar lebih mengerti jalannya
pembelajaran menggunakan model Problem Based Learning.
22
2. Pelaksanaan siklus II
Siklus II dilaksanakan pada Selasa, 21 April 2020, dengan rincian:
Tema 5 : Ekosistem
Sub Tema 2 : Hubungan Antar Makhluk Hidup dalam Ekosistem
Pembelajaran : 5
2.1 Perencanaan
Perencanaan tindakan ini merupakan tahap pertama yang dilakukan peneliti,
dalam tahap ini peneliti melakukan diskusi dengan tutor dan teman sejawat
mengenai apa saja yang harus disiapkan dalam tindakan yang akan dilakukan.
Persiapan yang dilakukan antara lain mengidentifikasi standar kompetensi,
menetapkan indikator, tujuan pembelajaran, menyusun rencana pembelajaran,
menyiapkan lembar instrumen pengumpulan data berupa lembar observasi untuk
mengetahui kegiatan atau aktifitas pembelajaran, lembar evaluasi dan menyiapkan
sarana dan prasarana yang digunakan dalam pembelajaran siklus II.
2.2 Tindakan
Tahap berikutnya dalam penelitian ini adalah pelaksanaan tindakan kelas
yang merupakan pengimplementasian dari perencanaan tindakan. Pelaksanaan
tindakan pada siklus II, pada Selasa, 21 April 2020.
2.2.1 Kegiatan Awal
Pada kegiatan awal, guru mengucapkan salam dan menyuruh salah
satu siswa untuk memimpin doa. Setelah itu, guru menanyakan kehadiran
siswa dan melakukan absensi.Sebelum memulai pembelajaran, guru
mengecek fisik dan psikis siswa apakah sudah siap untuk mengikuti
pembelajaran atau belum.Setelah siswa terlihat siap menerima
pembelajaran guru membuka pembelajaran dengan mengajak semua
siswa untuk bertepuk PPK. Setelah selesai melakukan tepuk PPK,
guru menginformasikan tema yang akan dipelajari yaitu tentang
“Hubungan Antar Makhluk Hidup dalam Ekosistem”. Kemudian guru
menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Guru
menyampaikan apersepsi terkait dengan materi tentang hubungan antar
makhluk hidup dalam ekosistem. Guru memberikan motivasi kepada
siswa yang kurang aktif dalam pembelajaran siklus I agar lebih serius
dalam mengikuti pembelajaran, serta tetap memberikan semangat kepada
siswa yang sudah berhasil dalam pembelajaran pada siklus I.
23
2.2.2 Kegiatan Inti
Kegiatan pertama yang dilakukan guru dalam pembelajaran ini
yaitu, Guru membuka hari dengan sebuah diskusi tentang sarapan pagi.
Siswa membaca artikel singkat tentang sarapan pagi. Guru menjelaskan
tentang energi yang terkandung dalam makanan yang kita konsumsi.
Siswa mengamati gambar rantai makanan dan memberi penjelasan
mengenai gambar tersebut. Kelompok yang dibentuk pada siklus II ditata
kembali disesuaikan dengan kondisi/kendala yang dijumpai pada siklus I.
Siswa kemudian mendiskusikan tentang hubungan antara aliran energi
dengan rantai makanan. Guru meningkatkan pengawasan agar diskusi
dapat berjalan lebih baik dibandingkan dengan siklus I. Bantuan
individual diberikan kepada siswa yang mengalami masalah dalam
penguasaan materi. Guru berkeliling memantau diskusi dalam kelompok
dan memastikan agar setiap kelompok dapat memahami materi secara
utuh. Guru juga memberikan bantuan apabila ada anggota kelompok
kesulitan memberikan penjelasan materi yang diampu kepada temannya
dalam kelompok. Siswa membuat contoh rantai makanan dalam sebuah
ekosistem. Guru kembali meningkatkan pengawasan dan memberikan
bimbingan yang lebih efektif agar bisa dipastikan setiap siswa menguasai
materi yang diampunya. Kegiatan ini dimaksudkan untuk memahamkan
siswa tentang rantai makanan dalam sebuah ekosistem (KD IPA 3.5 dan
4.5). Guru melakukan penilaian hasil belajar.
2.2.3 Kegiatan Penutup
Pada akhir kegiatan dengan bimbingan guru, siswa membuat
kesimpulan/rangkuman terkait pembelajaran yang telah dilakukan. Guru
mengajukan pertanyaan tentang materi yang belum dipahami oleh
siswa. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk menyampaikan
pendapatnya tentang pembelajaran yang telah diikuti. Guru memberikan
penghargaan kepada semua siswa atas partisipasi aktifnya di kelas. Guru
memberikan pesan moral tentang pentingnya menjaga pelestarian hewan
sebagai hubungan antar makhluk hidup dalam ekosistem. Guru menutup
pembelajaran dengan menyanyikan lagu daerah, salam dan doa.
24
2.3 Pengamatan
2.3.1 Analisis Observasi Guru
Berdasarkan observasi yang telah dilakukan observer dan teman
sejawat, pada menyampaikan apersepsi yang menarik dan menjelaskan
model pembelajaran yang akan dilakukan dengan menambahkan unsur
kompetensi sehingga antusias dalam mengikuti pembelajaran. Guru
menyiapkan kondisi siswa untuk mengikuti pembelajaran. Pada siklus II
ini guru bertindak lebih dinamis dalam proses pembelajaran.
2.3.2 Refleksi
Hasil refleksi yang diperoleh dari hasil diskusi dengan teman sejawat,
yaitu dalam penyampaian kalimat dalam menyampaikan materi sudah
baik, walaupun masih ada kata-kata yang belum jelas penyampaiannya,
namun sudah dipahami maksudnya. Sesuai dengan hasil yang dilihat dari
aktivitas serta hasil dokumentasi. Maka langkah – langkah pembelajaran
dengan menggunakan model Problem Based Learning yang diterapkan,
mengalami kemajuan pada setiap siklus. Hasil perbaikan pada siklus II
mengenai pelaksanaan pembelajaran, karena sudah dirasakan baik maka
tidak dilanjutkan ke siklus selanjutnya
26
Kegiatan observasi melakukan pengamatan terhadap pelaksanaan tindakan dengan
menggunakan lembar pengamatan yang telah disiapkan sebelumnya oleh peneliti.
Pengamatan tersebut mencakup pengamatan selama tindakan observasi melalui video
pembelajaran serta pengamatan dalam keterampilan proses yang dilakukan selama
proses pembelajaran berlangsung. Peneliti bersama observers melakukan evaluasi selama
melakukan kegiatan pembelajaran. Jika hasil yang didapatkan kurang memuaskan atau
belum sesuai dengan yang diharapkan maka peneliti dapat melakukan revisi untuk
perbaikan tindakan pada siklus berikutnya. Selanjutnya pada siklus berikutnya
dilaksanakan berdasarkan analisis data hasil observasi, pemaknaan data hasil observasi,
penjelasan hasil analisis dan kesimpulan mengenai presentase teratasi atau tidaknya
permasalahan dalam pembelajaran, serta faktor-faktor lainnya yang menjadi
pertimbangan belum tercapainya target dalam penelitian ini.
Pembelajaran dirancang dengan pendekatan sistem desain pembelajaran yang
dilakukan haruslah didasarkan pada pendekatan sistem. Hal ini disadari bahwa dengan
pendekatan system akan memberikan peluang yang lebih besar dalam mengintegrasikan
semua variable yang mempengaruhi belajar. Desain pembelajaran mengacu pada
bagaimana seseorang itu belajar. Rancangan pembelajaran biasanya dibuat berdasarkan
pendekatan perancangnya. Hal ini biasanya muncul pendekatan yang bersifat intuitif
yang rancangan pembelajarannya banyak diwarnai oleh kehendak perancangnya, dan
pendekatan perancangan yang bersifat ilmiah yakni diwarnai dengan berbagai teori
yang dikemukakan oleh para ilmuwan pembelajaran. Jika pembuatan rancangan
pembelajaran dibuat bersifat intuitif ilmiah yang merupakan perpaduan antara
keduanya, dapat menghasilkan rancangan pembelajaran yang sesuai dengan pengalaman
empiris yang pernah ditemukan pada saat melaksanakan pembelajaran yang
dikembangkan dengan teori-teori yang relavan.
Menurut Afandi, Muhammad dan Badarudin (2011: 4) Desain pembelajaran
penetapan metode untuk mencapai tujuan. Menetapkan metode pembelajaran yang
optimal adalah inti dari desain pembelajaran dalam mencapai hasil pembelajaran yang
diinginkan. Fokus utamanya adalah pada pemilihan, penetapan dan pengembangan
variabel metode pembelajaran. Pemilihan metode pembelajaran harus didasarkan pada
analisis kondisi dari hasil pembelajaran. Desain pembelajaran dapat dimaknai dari
berbagai sudut pandang, misalnya sebagai disiplin, sebagai ilmu, sebagai sistem, dan
sebagai proses. Sebagai disiplin, desain pembelajaran membahas berbagai penelitian
dan teori tentang strategi serta proses pengembangan pembelajaran dan
27
pelaksanaannya. Sebagai ilmu, desain pembelajaran merupakan ilmu untuk menciptakan
spesifikasi pengembangan, pelaksanaan, penilaian, serta pengelolaan situasi yang
memberikan fasilitas pelayanan pembelajaran dalam skala makro dan mikro untuk
berbagai mata pelajaran pada berbagai tingkatan kompleksitas. Sebagai sistem, desain
pembelajaran merupakan pengembangan sistem pembelajaran dan sistem
pelaksanaannya termasuk sarana serta prosedur untuk meningkatkan mutu belajar.
Pada kegiatan siklus I atau sebelum dilakukan penelitian tindakan kelas di SDN 5
Manukaya, khususnya kelas 5 yang berjumlah 30 siswa, peneliti memperoleh data
rendahnya kreativitas belajar yang menunjukkan kriteria kurang kreatif yaitu siswa yang
kesulitan dalam mengembangkan pengetahuan yang diperoleh dalam pembelajaran IPA
dan siswa yang kurang berani dalam mengungkapkan ide, tidak mampu merumuskan
gagasan sendiri dan tidak berani berpendapat dengan guru maupun siswa lainnnya.
Setelah guru menerapkan langkah-langkah model Problem Based Learning dapat
mengalami peningkatan kreativitas belajar dan hasil belajar yang ditunjukkan pada siklus
I dan siklus II pada pembelajaran IPA.
Tema dalam pembelajaran tematik mengacu dengan karakteristik peserta didik sesuai
tingkat perkembangannya. Dalam pembelajaran tematik, tidak hanya memuat
pengetahuan saja akan tetapi juga kompetensi tertentu, baik sikap maupun keterampilan,
seperti yang dikemukakan (Fadilah, 2014: 176) pembelajaran tematik dimaksudkan
bahwa pembelajaran tersebut dibuat per tema dengan mengacu pada karakteristik peserta
didik dan dilaksanakan secara integrasi antara tema satu dengan tema yang lain maupun
antara mata pelajaran yang satu dengan mata pelajaran yang lain. Pembelajaran tematik
menurut Rusman (2012: 254) merupakan salah satu model pembelajaran terpadu yang
merupakan suatu sistem pembelajaran yang memungkinkan siswa baik secara
individual maupun kelompok aktif dalam menggali dan menemukan konsep serta prinsip-
prinsip keilmuan secara holistik, bermakna dan otentik.
Pada penelitian ini terdapat satu variabel yaitu kreativitas belajar yang akan
ditingkatkan melalui model Problem Based Learning. Kreativitas belajar merupakan
kemampun yang dimiliki siswa untuk mengembangkan gagasan baru dalam
menghasilkan produk sesuatu yang baru, orisinil dan bermakna atas pemecahan
masalah yang lebih efisien dan unik dalam proses belajar. Hasil penelitian ini
menunjukkan adanya peningkatan kreativitas belajar IPA pada siswa melalui model
Problem Based Learning (PBL).
28
Berdasarkan penelitian diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam
meningkatkan kreativitas belajar siswa dan hasil belajar dapat menerapkan model
pembelajaran Problem Based Learning atau model pembelajaran yang menuntut siswa
belajar lebih aktif, kritis , kreatif dan komunikatif dengan apa yang sudah dipelajari dan
tentunya juga dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam beberapa mata pelajaran.
Penelitian ini dapat membuktikan bahwa model Problem Based Learning dapat
meningkatkan kreativitas belajar yang berdampak pada hasil belajar. Hipotesis tindakan
dalam penelitian ini terbukti bahwa kreativitas belajar dapat ditingkatkan melalui
penerapan model Problem Based Learning yang berpengaruh pada peningkatan hasil
belajar di SDN 5 Manukaya
29
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data, interpretasi hasil analisis dan pembahasan, maka
dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:
Pertama, proses pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) di kelas V SDN 5
Manukaya, khususnya tentang ekosistem pada pembelajaran hubungan makhluk hidup
dalam ekosistem melalui metode Problem Based Learning, dapat meningkatkan hasil
belajar siswa dan proses pembelajaran yang kondusif, aktif, kreatif dan menyenangkan.
Sesuai dengan hasil observasi aktivitas serta hasil dokumentasi. Maka langkah – langkah
pembelajaran dengan menggunakan model Problem Based Learning yang diterapkan,
terus mengalami kemajuan pada setiap siklus. Sehingga pada akhir siklus II proses
pembelajaran telah berhasil dan tuntas.
Kedua, media pembelajaran yang digunakan pada pembelajaran bervariatif yaitu
dengan media belajar berupa gambar hewan dan tumbuhan, tulisan pada kertas, kertas
berwarna dan LCD. Media pembelajaran yang digunakan dalam proses belajar mengajar
ini membantu untuk membangkitkan minat dan kreatifitas dalam meningkatkan hasil
belajar IPA pada khususnya.
Ketiga, keberhasilan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) di kelas V SDN 5
Manukaya, khususnya tentang ekosistem pada pembelajaran hubungan makhluk hidup
dalam ekosistem, ditandai dengan peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran
IPA. Dilihat dari evaluasi siklus I dan siklus II, hasil belajar IPA terus mengalami
peningkatan. Peningkatan yang signifikan terjadi pada siklus II.
Keempat, peningkatan hasil belajar khususnya tentang ekosistem pada pembelajaran
hubungan makhluk hidup dalam ekosistem terutama menekankan pada kemampuan
untuk meningkatkan hasil belajar IPA.
Kelima, Peningkatan hasil belajar siswa khususnya tentang ekosistem pada
pembelajaran hubungan makhluk hidup dalam ekosistem, juga menekankan pada nilai
kepedulian diri khususnya pada hewan dan tumbuhan yang berada di daerah tempat
tinggalnya maupun lingkuingan sekolah. Hal ini dimaksudkan untuk membentuk
karakter peserta didik menjadi manusia yang memiliki rasa scientist, dimanapun mereka
berada. Sehingga dapat meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak
mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.
30
Berdasarkan paparan temuan di atas, dapat disimpulkan bahwa metode Problem
Based Learning dapat meningkatkan hasil belajar IPA, khususnya tentang ekosistem dan
membentuk karakter kepedulian di dalam diri khususnya pada hewan dan tumbuhan
yang berada di daerah tempat tinggalnya maupun lingkungan sekolah sehingga
manjadikan siswa memiliki rasa scientist di manapun berada.
B. Saran
Dari hasil penelitian ini, sebagai bahan rekomendasi dengan mempertimbangkan hasil
temuan baik di lapangan maupun secara teoritis, maka ada beberapa hal yang dapat
menjadi bahan rekomendasi adalah sebagai berikut:
1. Bagi guru
Guru sebaiknya sering membimbing, mengarahkan dan memandu aktivitas
yang dilakukan siswa. Karena siswa memiliki potensi yang besar sehingga
memerlukan ruang gerak yang bebas untuk dapat mengembangkan kemampuan
berfikirnya maka dari itu diperlukan bimbingan dan arahan guru agar siswa dapat
terarah dalam menentukan keputusan. Guru diharapkan cerdas dalam menentukan
kelompok belajar, karena dengan kurang awasnya guru dalam menentukan
kelompok maka akan mengakibatkan stimulus yang diberikan guru tidak dapat
memunculkan semangat secara keseluruhan dalam kelas yang pada akhirnya akan
menurunkan semangat belajar individu. Guru diharapkan selalu dapat menciptakan
suasana yang baru dalam menggunakan model pembelajaran, sehingga siswa tidak
merasa bosan dan jenuh dalam mengikuti proses pembelajaran
2. Bagi siswa
Kemampuan yang sudah dimiliki siswa dalam memecahkan suatu masalah
diharapkan dapat ditindak lanjuti dengan selalu belajar dan melatih kemampuannya
baik bertukar pikiran dengan siswa yang lain ataupun dalam kegiatan diskusi serta
presentasi kelompok di kelas Siswa diharapkan lebih berani dalam mengungkapkan
pendapat ataupun ide-ide yang baru jangan takut salah untuk mengemukakan
pendapatnya karena keberhasilan itu berawal dari kesalahan.
3. Bagi sekolah
Agar dalam proses pembelajaran di sekolah menjadi lebih maksimal,
maka hendaknya sekolah memberikan kebebasan yang bertanggungjawab kepada
guru untuk berkreasi secara kreatif dan inovatif dalam menentukan metode
pembelajaran yang akan diterapkan di sekolah. Selain itu juga pihak sekolah harus
31
dapat memfasilitasi sarana dan prasarana yang dibutuhkan dalam rangka
mengoptimalkan proses pembelajaran agar lebih berkualitas. Dengan membantu
memberikan sarana dan prasarana dalam pembelajaran terutama dalam pembelajaran
IPA.
32
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Yunus. 2014. Desain Sistem Pembelajaran Dalam konteks Kurikulum. Bandung: PT
Refika Aditama.
Afandi, Muhammad dan Badarudin. 2011. Perencanaan Pembelajaran di Sekolah Dasar
Dengan Memasukkan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa. Bandung: CV
Alfabeta
Asrori, Mohammad. 2012. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: CV Wacana Prima.
Fadillah, M. 2014. Implementasi Kurikulum 2013 Dalam Pembelajaran SD/MI, SD/MTS, dan
SMA/MA. Yogyakarta : Ar-Ruzz
Haryono. 2013. Pembelajaran IPA yang Menarik dan Mengasyikkan. Yogyakarta: Kepel
Press.
Hosnan. 2014. Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran Abad 21.
Bogor: Ghalia Indonesia.
Nasution, Amir Hamzah. 1993. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Press.
Polya, G. 1973. How to Solve it. New Jersey: Princeton University Press.
Rusmono. 2012. Strategi Pembelajaran dengan Problem Based Learning Itu Perlu Bogor:
Ghalia Indonesia.
33
Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inofatif-Progresif. Surabaya: Kencana
Prenada Media Group.
Yamin, Martinis. 2013. Strategi dan Metode dalam Mode Pembelajaran. Jakarta: GP
Press Group.
34
LAMPIRAN
35
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP Siklus I)
IPA
Kompetensi Dasar (KD) Indikator Pencapaian Kompetensi
3.5. Menganalisis hubungan antar 3.5.1 membedakan daur hidup tiga jenis
komponen ekosistem dan hewan yang berbeda secara tepat.
jaring-jaring makanan di
lingkungan sekitar.
4.5 Membuat karya tentang 4.5.1 membuat tulisan tentang daur hidup
konsep jaring-jaring makanan hewan, terutama yang mengalami
dalam suatu ekosistem. metamorfosis, secara benar.
36
Cermat, Teliti, dan Mandiri
C. TUJUAN PEMBELAJARAN
Dengan mencermati teks bacaan, siswa mampu membuat peta pikiran tentang pokok
pikiran dan informasi penting yang terdapat dalam teks bacaan daur hidup hewan
secara tepat.
Dengan membuat diagram, siswa mampu membedakan daur hidup tiga jenis hewan
yang berbeda secara tepat.
Dengan menyimak informasi yang diperoleh, baik dari presentasi maupun kegiatan
sebelumnya, siswa mampu membuat tulisan tentang daur hidup hewan, terutama
yang mengalami metamorfosis, secara benar.
D. MATERI PEMBELAJARAN
Mencermati teks bacaan, siswa mampu membuat peta pikiran tentang pokok pikiran
dan informasi penting yang terdapat dalam teks bacaan daur hidup hewan.
Membuat diagram, siswa mampu membedakan daur hidup tiga jenis hewan yang
berbeda.
Menyimak informasi yang diperoleh baik dari presentasi maupun kegiatan
sebelumnya, siswa mampu membuat tulisan tentang daur hidup hewan, terutama
yang mengalami metamorfosis.
E. METODE PEMBELAJARAN
Pendekatan : Tematik dan Saintifik
Metode : Permainan/simulasi, diskusi, tanya jawab, penugasan dan ceramah
G. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
Pendahuluan Mengajak semua siswa berdo’a menurut agama dan 10 menit
keyakinan masing-masing, dilanjutkan dengan
Guru memberikan salam dan mengajak berdoa.
(Religius: beriman dan bertaqwa)
Melakukan komunikasi tentang kehadiran siswa.
(Mandiri : kedisiplinan siswa)
Guru menyiapkan fisik dan psikhis anak dalam
mengawali kegiatan pembelajaran serta menyapa
anak.
37
Menyampaikan tujuan pembelajaran hari ini.
Inti Guru menanyakan kepada siswa: 45 Menit
“Apa sajakah tipe-tipe ekosistem yang kamu
ketahui terdapat di Indonesia?”
“Hewan apa sajakah yang terdapat di Indonesia?”
“Tahukah kamu seperti apakah daur hidup hewan
tersebut?”
Guru meminta siswa untuk mengamati ketiga hewan
yang ada pada Buku Siswa dan meminta mereka
untuk berdiskusi dengan teman sebangkunya tentang
berbagai hal yang mereka ketahui tentang hewan
tersebut.
Guru memfasilitasi siswa yang ingin menceritakan
pengalamannya tentang hewan tersebut dan
memberikan kesempatan kepada siswa lain untuk
bertanya sehubungan dengan gambar tersebut.
Siswa mencermati teks bacaan tentang daur hidup
hewan dan membuat peta pikiran untuk
memudahkan siswa dalam melakukan tugas
berikutnya, yakni membuat diagram. (Integritas :
kejujuran, keteladanan, kesantunan)
Berkreasi
Siswa melakukan kerja sama kelompok untuk
membuat diagram yang memperlihatkan daur hidup
tiga jenis hewan yang berbeda.
Siswa bersama dengan kelompoknya akan
mempresentasikan hasil kerja kelompoknya di depan
kelas dengan percaya diri.
Kegiatan ini untuk membantu siswa memahami KD
IPA 3.5. (Mandiri : kerja keras, kreatif, disiplin,
rajin belajar)
Menulis
Siswa membuat teks nonfiksi tentang daur hidup
hewan pilihan siswa. Siswa dapat menggunakan
informasi dari hasil kerja kelompoknya atau kerja
kelompok lain dalam diagram daur hidup hewan.
Berlatih
Carilah perbedaan dan persamaan antara daur hidup
hewan yang mengalami metamorfis dan yang tidak
mengalami metamorfosis!
Jelaskan dan gambarkan daur hidup salah satu
hewan berikut: siput air, kucing, dan katak!
(Mandiri : kerja keras, kreatif, disiplin, rajin
belajar)
Penutup Bersama-sama siswa membuat kesimpulan / 15 menit
38
rangkuman hasil belajar selama sehari
Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk
menyampaikan pendapatnya tentang pembelajaran
yang telah diikuti.
Melakukan penilaian hasil belajar
Mengajak semua siswa berdo’a menurut agama dan
keyakinan masing-masing (untuk mengakhiri
kegiatan pembelajaran)
H. PENILAIAN PEMBELAJARAN
1. Bentuk Penilaian: Nontes (Rubrik Diagram Daur Hidup Hewan)
Instrumen Penilaian: Rubrik
KD IPA 3.5 dan 4.5
Perlu
Baik Sekali Baik Cukup
Aspek Bimbingan
(4) (3) (2)
(1)
Penjelasan Penjelasan yang Penjelasan yang Penjelasan yang Sebagian besar
daur hidup diberikan sangat diberikan cukup diberikan masih penjelasan
hewan. lengkap, lengkap, kurang lengkap membingungk
menyeluruh menyeluruh dan di beberapa an dan sama
dengan dengan bagian terlihat sekali tidak
penggunaan penggunaan membingungkan. lengkap.
kalimat yang baik kalimat yang baik
dan tidak dan tidak
membingungkan. membingungkan.
Kelengkapa Diagram Diagram hanya Diagram hanya Diagram
n diagram dilengkapi dilengkapi dilengkapi hanya
dengan gambar dengan gambar dengan gambar dilengkapi
daur hidup, serta daur hidup serta daur hidup serta dengan
faktafakta penjelasan daur penjelasan daur gambar daur
menarik tentang hidup hewan hidup hewan hidup serta
hewan yang yang dimaksud. yang dimaksud, sedikit
dimaksud. itupun tidak penjelasan
semuanya. daur hidup
hewan yang
dimaksud.
Sikap Kecermatan dan Ketelitian
Diisi dengan catatan khusus hasil pengamatan terhadap sikap yang menunjukkan
kecermatan dan ketelitian siswa yang sangat baik hingga yang memerlukan
pendampingan untuk kemudian digunakan sebagai data dalam rekapitulasi penilaian
sikap.
39
Tampaksiring , 7 Juni 2020
Penyusun
I Wayan Mardana
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
(RPP Siklus II)
IPA
Kompetensi Dasar (KD) Indikator Pencapaian Kompetensi
3.5. Menganalisis hubungan antar 3.5.1 mendiskusikan asal energi pada
komponen ekosistem dan makhluk hidup
jaring-jaring makanan di
lingkungan sekitar.
40
4.5 Membuat karya tentang 4.5.1 menjelaskan rantai makanan yang
konsep jaring-jaring makanan terdapat dalam suatu ekosistem secara
dalam suatu ekosistem. baik dan benar.
C. TUJUAN PEMBELAJARAN
Dengan mendiskusikan asal energi pada makhluk hidup, siswa mampu menjelaskan
rantai makanan yang terdapat dalam suatu ekosistem secara baik dan benar.
Dengan menggunakan hasil diskusi, pengetahuan dan gambar tentang rantai
makanan, siswa mampu membuat teks nonfiksi tentang salah satu ekosistem secara
baik dan benar.
D. MATERI PEMBELAJARAN
Mendiskusikan asal energi pada makhluk hidup, siswa mampu menjelaskan rantai
makanan yang terdapat dalam suatu ekosistem.
Menggunakan hasil diskusi, pengetahuan dan gambar tentang rantai makanan, siswa
mampu membuat teks nonfiksi tentang salah satu ekosistem.
E. METODE PEMBELAJARAN
Pendekatan : Tematik dan Saintifik
Metode : Permainan/simulasi, diskusi, tanya jawab, penugasan dan ceramah
G. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
Pendahuluan Mengajak semua siswa berdo’a menurut agama dan 10 menit
keyakinan masing-masing, dilanjutkan dengan
Guru memberikan salam dan mengajak berdoa.
(Religius: beriman dan bertaqwa)
Melakukan komunikasi tentang kehadiran siswa.
(Mandiri : kedisiplinan siswa)
Guru menyiapkan fisik dan psikhis anak dalam
mengawali kegiatan pembelajaran serta menyapa
41
anak.
Menyampaikan tujuan pembelajaran hari ini.
H. PENILAIAN PEMBELAJARAN
1. Bentuk Penilaian: Nontes (Rubrik Penjelasan tentang Rantai Makanan)
Instrumen Penilaian: Rubrik
KD IPA 3.5 dan 4.5
Perlu
Baik Sekali Baik Cukup
Aspek Bimbingan
(4) (3) (2)
(1)
Penjelasan Penjelasan Penjelasan Penjelasan Siswa masih
rantai yang diberikan yang diberikan yang diberikan memerlukan
makanan. sangat detail cukup lengkap. masih kurang bimbingan
dan lengkap. lengkap. guru secara
Siswa bahkan terus menerus
memberikan dalam
tambahan menjelaskan
informasi rantai
berdasarkan makanan yang
pada apa yang dimaksud.
42
ia ketahui.
Keterampilan Penjelasan Penjelasan Penjelasan Semua
menulis yang diberikan yang diberikan yang diberikan penjelasan
penjelasan. menggunakan menggunakan masih banyak yang
kalimat yang kalimat yang yang kurang diberikan
baik dan sangat baik walaupun dapat membingungk
mudah ada bagian dimengerti. an.
dimengerti. yang sedikit
kurang
dimengerti.
Sikap Kecermatan dan Ketelitian
Diisi dengan catatan khusus hasil pengamatan terhadap sikap yang
menunjukkan kecermatan dan ketelitian siswa yang sangat baik hingga yang
memerlukan pendampingan untuk kemudian digunakan sebagai data dalam
rekapitulasi penilaian sikap.
I Wayan Mardana
43
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP Perbaikan Siklus I)
IPA
Kompetensi Dasar (KD) Indikator Pencapaian Kompetensi
3.5. Menganalisis hubungan antar 3.5.1 membedakan daur hidup tiga jenis
komponen ekosistem dan hewan yang berbeda secara tepat.
jaring-jaring makanan di
44
lingkungan sekitar.
4.5 Membuat karya tentang 4.5.1 membuat tulisan tentang daur hidup
konsep jaring-jaring makanan hewan, terutama yang mengalami
dalam suatu ekosistem. metamorfosis, secara benar.
C. TUJUAN PEMBELAJARAN
Dengan mencermati teks bacaan, siswa mampu membuat peta pikiran tentang pokok
pikiran dan informasi penting yang terdapat dalam teks bacaan daur hidup hewan
secara tepat.
Dengan membuat diagram, siswa mampu membedakan daur hidup tiga jenis hewan
yang berbeda secara tepat.
Dengan menyimak informasi yang diperoleh, baik dari presentasi maupun kegiatan
sebelumnya, siswa mampu membuat tulisan tentang daur hidup hewan, terutama
yang mengalami metamorfosis, secara benar.
D. MATERI PEMBELAJARAN
Mencermati teks bacaan, siswa mampu membuat peta pikiran tentang pokok pikiran
dan informasi penting yang terdapat dalam teks bacaan daur hidup hewan.
Membuat diagram, siswa mampu membedakan daur hidup tiga jenis hewan yang
berbeda.
Menyimak informasi yang diperoleh baik dari presentasi maupun kegiatan
sebelumnya, siswa mampu membuat tulisan tentang daur hidup hewan, terutama
yang mengalami metamorfosis.
E. METODE PEMBELAJARAN
Pendekatan : Tematik dan Saintifik
Metode : Permainan/simulasi, diskusi, tanya jawab, penugasan dan ceramah
G. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
Pendahuluan Guru memberikan salam dan mengajak semua siswa 10 menit
berdo’a menurut agama dan keyakinan masing-
45
masing, dilanjutkan dengan.
(Religius: beriman dan bertaqwa)
Melakukan komunikasi tentang kehadiran siswa.
(Mandiri : kedisiplinan siswa)
Guru menyiapkan fisik dan psikhis anak dalam
mengawali kegiatan pembelajaran serta menyapa
anak.
Menyampaikan tujuan pembelajaran hari ini.
Guru memberikan apersepsi kepada siswa
Guru memberikan motivasi kepada siswa dengan
mengajak semua siswa untuk bertepuk PPK
Inti Guru menanyakan kepada siswa: 45 Menit
“Apa sajakah tipe-tipe ekosistem yang kamu
ketahui terdapat di Indonesia?”
“Hewan apa sajakah yang terdapat di Indonesia?”
“Tahukah kamu seperti apakah daur hidup hewan
tersebut?”
Guru membentuk kelompok sesuai dengan
penempatan tempat duduk
Guru meminta siswa untuk mengamati ketiga hewan
yang ada pada Buku Siswa dan meminta mereka
untuk berdiskusi dengan kelompoknya tentang
berbagai hal yang mereka ketahui tentang hewan
tersebut.
Guru memfasilitasi siswa yang ingin menceritakan
pengalamannya tentang hewan tersebut dan
memberikan kesempatan kelompok lain untuk
bertanya sehubungan dengan gambar tersebut.
Siswa mencermati teks bacaan tentang daur hidup
hewan dan membuat peta pikiran untuk
memudahkan siswa dalam melakukan tugas
berikutnya, yakni membuat diagram. (Integritas :
kejujuran, keteladanan, kesantunan)
Berkreasi
Siswa melakukan kerja sama kelompok untuk
membuat diagram yang memperlihatkan daur hidup
tiga jenis hewan yang berbeda.
Siswa bersama dengan kelompoknya akan
mempresentasikan hasil kerja kelompoknya di depan
kelas dengan percaya diri.
Kegiatan ini untuk membantu siswa memahami KD
IPA 3.5. (Mandiri : kerja keras, kreatif, disiplin,
rajin belajar)
Menulis
Siswa membuat teks nonfiksi tentang daur hidup
46
hewan pilihan siswa. Siswa dapat menggunakan
informasi dari hasil kerja kelompoknya atau kerja
kelompok lain dalam diagram daur hidup hewan.
Berlatih
Carilah perbedaan dan persamaan antara daur hidup
hewan yang mengalami metamorfis dan yang tidak
mengalami metamorfosis!
Jelaskan dan gambarkan daur hidup salah satu
hewan berikut: siput air, kucing, dan katak!
(Mandiri : kerja keras, kreatif, disiplin, rajin
belajar)
Melakukan penilaian hasil belajar
H. PENILAIAN PEMBELAJARAN
1. Bentuk Penilaian: Nontes (Rubrik Diagram Daur Hidup Hewan)
Instrumen Penilaian: Rubrik
KD IPA 3.5 dan 4.5
Perlu
Baik Sekali Baik Cukup
Aspek Bimbingan
(4) (3) (2)
(1)
Penjelasan Penjelasan yang Penjelasan yang Penjelasan yang Sebagian
daur hidup diberikan sangat diberikan cukup diberikan masih besar
hewan. lengkap, lengkap, kurang lengkap penjelasan
menyeluruh menyeluruh dan di beberapa membingung
dengan dengan bagian terlihat kan dan sama
penggunaan penggunaan membingungkan. sekali tidak
kalimat yang baik kalimat yang lengkap.
dan tidak baik dan tidak
membingungkan. membingungkan.
Kelengkapan Diagram Diagram hanya Diagram hanya Diagram
diagram dilengkapi dilengkapi dilengkapi dengan hanya
dengan gambar dengan gambar gambar daur dilengkapi
daur hidup, serta daur hidup serta hidup serta dengan
faktafakta penjelasan daur penjelasan daur gambar daur
menarik tentang hidup hewan hidup hewan yang hidup serta
47
hewan yang yang dimaksud. dimaksud, itupun sedikit
dimaksud. tidak semuanya. penjelasan
daur hidup
hewan yang
dimaksud.
Sikap Kecermatan dan Ketelitian
Diisi dengan catatan khusus hasil pengamatan terhadap sikap yang menunjukkan
kecermatan dan ketelitian siswa yang sangat baik hingga yang memerlukan
pendampingan untuk kemudian digunakan sebagai data dalam rekapitulasi penilaian
sikap.
I Wayan Mardana
48
Lampiran Penilaian:
A. PENILAIAN KOGNITIF
Instrumen Penilaian :
Teknik
Indikator Pencapaian Bentuk Instrumen Contoh Instrumen
Penilaian
1.Siswa dapat Lisan Soal uraian dari 1.Tentukanlah ide pokok
menentukan ide pokok Tertulis wacana yang dibaca dari bacaan tersebut !
dalam wacana 2.Temukan informasi
Penugasan
2.Siswa dapat penting dalam tiap-tiap
menentukan hal-hal paragraf!
penting dari teks yang
dibaca
Penilaian Akhir
49
Nilai akhir : ___________ x 100
Skor maksimal
B. PENILAIAN AFEKTIF
Ranah afektif kemampuan yang diukur adalah:
1. Menerima (memperhatikan), meliputi kepekaan terhadap kondisi, gejala,
kesadaran, kerelaan, mengarahkan perhatian
2. Merespon, meliputi merespon secara diam-diam, bersedia merespon, merasa puas
dalam merespon, mematuhi peraturan
3. Menghargai, meliputi menerima suatu nilai, mengutamakan suatu nilai, komitmen
terhadap nilai
4. Mengorganisasi, meliputi mengkonseptualisasikan nilai, memahami hubungan
abstrak, mengorganisasi sistem suatu nilai
50
4. = baik/sering
5. = sangat baik/sangat sering
Pedoman Penilaian:
1. Jumlah skor 21-30 = Tinggi
2. Jumlah skor 11-20 = Sedang
3. Jumlah skor 01-10 = Rendah
51
C. PENILAIAN PSIKOMOTORIK
2. Indikator :
Mendengarkan pembacaan teks
Melengkapi pernyataan yang sesuai dengan teks
Menentukan hal-hal penting dari teks yang didengarkan
Meringkas teks yang didengarkan berdasarkan hal-hal penting/
pokok
3. Soal : Jelaskan kembali ide pokok yang terdapat dalam wacana yang dibaca!
Pedoman Penskoran:
NO SKOR
ASPEK YANG DINILAI
1 .........................
2 .........................
3 .........................
IPA
Kompetensi Dasar (KD) Indikator Pencapaian Kompetensi
3.5. Menganalisis hubungan antar 3.5.1 mendiskusikan asal energi pada
komponen ekosistem dan makhluk hidup
jaring-jaring makanan di
lingkungan sekitar.
4.5 Membuat karya tentang 4.5.1 menjelaskan rantai makanan yang
konsep jaring-jaring makanan terdapat dalam suatu ekosistem secara
dalam suatu ekosistem. baik dan benar.
D. MATERI PEMBELAJARAN
Mendiskusikan asal energi pada makhluk hidup, siswa mampu menjelaskan rantai
makanan yang terdapat dalam suatu ekosistem.
Menggunakan hasil diskusi, pengetahuan dan gambar tentang rantai makanan, siswa
mampu membuat teks nonfiksi tentang salah satu ekosistem.
E. METODE PEMBELAJARAN
Pendekatan : Tematik dan Saintifik
Metode : Permainan/simulasi, diskusi, tanya jawab, penugasan dan ceramah
G. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
Pendahuluan Mengajak semua siswa berdo’a menurut agama dan 10 menit
keyakinan masing-masing, dilanjutkan dengan
Guru memberikan salam dan mengajak berdoa.
(Religius: beriman dan bertaqwa)
Melakukan komunikasi tentang kehadiran siswa.
(Mandiri : kedisiplinan siswa)
Guru menyiapkan fisik dan psikis anak dalam
mengawali kegiatan pembelajaran serta menyapa
anak.
Menyampaikan tujuan pembelajaran hari ini.
Guru memberikan apersepsi kepada siswa
Guru memberikan motivasi kepada siswa dengan
mengajak semua siswa untuk bertepuk PPK
Inti Guru membuka hari dengan sebuah diskusi tentang 45 Menit
sarapan pagi.
Siswa membaca artikel singkat tentang sarapan pagi.
Guru menjelaskan tentang energi yang terkandung
dalam makanan yang kita konsumsi.
Berlatih
Siswa mengamati gambar rantai makanan dan
memberi penjelasan mengenai gambar tersebut.
Guru membentuk dan menata kelompok siswa
Siswa kemudian mendiskusikan tentang hubungan
antara aliran energi dengan rantai makanan.
Guru mengelola dan memantau diskusi kelompok
siswa
Siswa membuat contoh rantai makanan dalam
sebuah ekosistem.
Kegiatan ini dimaksudkan untuk memahamkan
siswa tentang rantai makanan dalam sebuah
ekosistem (KD IPA 3.5 dan 4.5).
Melakukan penilaian hasil belajar
H. PENILAIAN PEMBELAJARAN
1. Bentuk Penilaian: Nontes (Rubrik Penjelasan tentang Rantai Makanan)
Instrumen Penilaian: Rubrik
KD IPA 3.5 dan 4.5
Perlu
Baik Sekali Baik Cukup
Aspek Bimbingan
(4) (3) (2)
(1)
Penjelasan Penjelasan Penjelasan Penjelasan Siswa masih
rantai yang diberikan yang diberikan yang diberikan memerlukan
makanan. sangat detail cukup lengkap. masih kurang bimbingan
dan lengkap. lengkap. guru secara
Siswa bahkan terus menerus
memberikan dalam
tambahan menjelaskan
informasi rantai
berdasarkan makanan yang
pada apa yang
ia ketahui. dimaksud.
Keterampilan Penjelasan Penjelasan Penjelasan Semua
menulis yang diberikan yang diberikan yang diberikan penjelasan
penjelasan. menggunakan menggunakan masih banyak yang
kalimat yang kalimat yang yang kurang diberikan
baik dan sangat baik walaupun dapat membingungk
mudah ada bagian dimengerti. an.
dimengerti. yang sedikit
kurang
dimengerti.
Sikap Kecermatan dan Ketelitian
Diisi dengan catatan khusus hasil pengamatan terhadap sikap yang
menunjukkan kecermatan dan ketelitian siswa yang sangat baik hingga yang
memerlukan pendampingan untuk kemudian digunakan sebagai data dalam
rekapitulasi penilaian sikap.
I Wayan Mardana
Lampiran Penilaian:
D. PENILAIAN KOGNITIF
Instrumen Penilaian :
Teknik
Indikator Pencapaian Bentuk Instrumen Contoh Instrumen
Penilaian
1.Siswa dapat Lisan Soal uraian dari 1.Tentukanlah ide pokok
menentukan ide pokok Tertulis wacana yang dibaca dari bacaan tersebut !
dalam wacana 2.Temukan informasi
Penugasan
2.Siswa dapat penting dalam tiap-tiap
menentukan hal-hal paragraf!
penting dari teks yang
dibaca
Penilaian Akhir
E. PENILAIAN AFEKTIF
Ranah afektif kemampuan yang diukur adalah:
5. Menerima (memperhatikan), meliputi kepekaan terhadap kondisi, gejala,
kesadaran, kerelaan, mengarahkan perhatian
6. Merespon, meliputi merespon secara diam-diam, bersedia merespon, merasa puas
dalam merespon, mematuhi peraturan
7. Menghargai, meliputi menerima suatu nilai, mengutamakan suatu nilai, komitmen
terhadap nilai
8. Mengorganisasi, meliputi mengkonseptualisasikan nilai, memahami hubungan
abstrak, mengorganisasi sistem suatu nilai
Rentang skor 1 - 5
6. = sangat kurang
7. = kurang/jarang
8. = cukup
F. PENILAIAN PSIKOMOTORIK
5. Indikator :
Mendengarkan pembacaan teks
Melengkapi pernyataan yang sesuai dengan teks
Menentukan hal-hal penting dari teks yang didengarkan
Meringkas teks yang didengarkan berdasarkan hal-hal penting/
pokok
6. Soal : Jelaskan kembali ide pokok yang terdapat dalam wacana yang dibaca!
Pedoman Penskoran:
NO SKOR
ASPEK YANG DINILAI
1 .........................
2 .........................
3 .........................
REFLEKSI SIKLUS I
A. Refleksi Komponen Pembelajaran
1. Apakah kegiatan yang telah saya lakukan sesuai dengan indikator yang saya pilih?
Ya, karena kegiatan saya sudah sesuai dengan indikator.
2. Apakah materi yang telah saya sajikan sesuai?
Ya, materi saya sudah sesuai.
3. Apakah media pembelajaran sesuai dengan indikaror yang telah saya tentukan?
Belum, media yang saya gunakan kurang menarik.
4. Bagaimana metode pembelajaran yang saya lakukan?
Belum sesuai, metode yang saya gunakan kurang sesuai dengan yang saya
rencanakan.
5. Apakah alat penilaian yang saya lakukan sesuai?
Belum, penilian yang saya lakukan belum sesuai.
REFLEKSI SIKLUS II
A. Refleksi Komponen Pembelajaran
C. Refleksi Komponen Pembelajaran
1. Apakah kegiatan yang telah saya lakukan sesuai dengan indikator yang saya pilih?
Ya, karena kegiatan saya sudah sesuai dengan indikator.
2. Apakah materi yang telah saya sajikan sesuai?
Ya, materi saya sudah sesuai.
3. Apakah media pembelajaran sesuai dengan indikaror yang telah saya tentukan?
Ya, media yang saya gunakan sangat menarik.
4. Bagaimana metode pembelajaran yang saya lakukan?
Sudah sesuai, metode yang saya gunakan sudah sesuai dengan yang saya
rencanakan.
5. Apakah alat penilaian yang saya lakukan sesuai?
Ya, penilian yang saya lakukan sudah sesuai.