Anda di halaman 1dari 15

RENCANA PERBAIKAN PEMBELAJARAN MELALUI PENELITIAN

TINDAKAN KELAS ( PTK ) MATA PELAJARAN MATEMATIKA

Oleh:

Nama : I Wayan Mardana


NIM : 859011017

Program Studi : S1 PGSD Masukan Sarjana


Pokjar / Kelas : Gianyar / G2

UNIT PROGRAM BELAJAR


UNIVERSITAS TERBUKA
2019
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Pada Bab I ini penulis akan memaparkan latar belakang masalah, rumusan masalah,
tujuan penelitian, dan manfaat penelitian. Masing-masing dari hal tersebut akan dijabarkan
sebagai berikut

1. Identifikasi Masalah

Pendidikan adalah usaha sadar yang sengaja dirancang untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan. Pendidikan bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia.
Pendidikan merupakan salah satu cara pembentukan kemampuan manusia untuk
menggunakan rasional seefektif dan seefesien mungkin sebagai jawaban dalam menghadapi
masalah-masalah yang timbul dalam usaha menciptakan masa depan yang baik.
Perkembangan kognitif siswa usia sekolah dasar pada hakekatnya masih berada pada tahap
operasional nyata. Salah satu ciri pola berpikir siswa dalam tahap ini adalah siswa baru
mampu memahami konsep-konsep matematika sederhana yang masih dipengaruhi oleh
obyek-obyek visual. Hal ini menyebabkan pembelajaran matematika di Sekolah Dasar
terutama dalam penanaman konsep-konsep dasar matematika sangat diperlukan
penggunaan media atau alat peraga pembelajaran secara tepat (Herry Sukarman 1997 : 1)
Dalam pelaksanaan proses pembelajaran matematika di SD Harapan Nusantara
Kecamatan Tersono Kabupaten Batang, guru masih sering mengalami berbagai kendala dan
kesulitan dalam menanamkan konsep-kosep matematika kepada siswa, khususnya dalam
operasi hitung bilangan. (nilai tempat puluhan dan satuan). Guru belum mampu membuat
dan menggunakan alat peraga secara tepat dalam menanamkan konsep-konsep dasar
matematika tersebut. Kesulitan juga sering dialami karena sebagian siswa beranggapan
bahwa pelajaran matematika merupakan pelajaran yang tidak menarik, sulit dan sangat
membosankan. Kondisi seperti ini sering diperparah dengan munculnya rasa takut untuk
mempelajari matematika, sebagai akibat dari kurangnya guru dalam menguasai strategi dan
metode mengajar yang tepat. Sehingga perhatian, minat dan peran aktif siswa dalam proses
pembelajaran menjadi rendah. Hal ini akan sangat mempengaruhi pencapaian prestasi
belajar siswa pada pelajaran matematika.
Dalam pelaksanaan pembelajaran matematika di kelas 1 semester 1 SD Harapan
Nusantara masih banyak kendala yang muncul. Kendala tersebut antara lain siswa takut
terhadap pelajaran matematika. Siswa kurang memperhatikan guru ketika proses belajar
mengajar, siswa selalu beranggapan bahwa mata pelajaran matematika rumit, minat siswa
terhadap mata pelajaran matematika sangat rendah, siswa hanya mengerjakan latihan soal
jika disuruh oleh guru, penggunaan metode ceramah sangat dominan, penggunaan peraga
belum menarik siswa. Hal tersebut secara tidak langsung telah mempengaruhi prestasi siswa
dari tes formatif materi nilai tempat puluhan dan satuan di kelas I SD Harapan Nusantara
peneliti mengalami kegagalan karena dari jumlah 16 siswa hanya 6 (37,5%) yang mendapat
nilai diatas 75 (tuntas) sedangkan 10 siswa (62,5%) mendapat nilai dibawah 75 (belum
tuntas) untuk nilai ketuntasan minimal adalah 75 artinya siswa dikatakan tuntas jika
nilainya 75 dan diatas 75.
Bertolak dari uraian di atas, maka sebagai jalan keluar peneliti berupaya meningkatkan
pembelajaran matematika dengan mengadakan PTK dalam 2 siklus yang dibantu oleh
Supervisor 2 yang berjudul "Penggunaan Alat Peraga Benda Nyata Untuk Meningkatkan
prestasi belajar matematika kompetensi dasar nilai tempat puluhan dan satuan pada siswa
kelas SD Harapan Nusantara Tahun 2019/2020 ".

Dari hasil diskusi dengan teman sejawat peneliti mengidentifikasi masalah yang
ditemukan dalam proses pembelajaran matematika dilihat dari munculnya hal-hal sebagai
berikut :
a. Siswa kurang memperhatikan guru ketika proses pembelajaran
b. Siswa belum memahami konsep nilai tempat
c. Siswa belum berani bertanya
d. Siswa masih banyak yang bicara sendiri
e. Siswa menganggap pelajaran matematika sulit
f. Prestasi siswa terhadap pelajaran matematika rendah

2. Analisis Masalah

Berkaitan dengan latar belakang masalah dan indentifikasi maka sebagai peneliti
berinisiatif mengadakan perbaikan pembelajaran dengan pola penelitian tindakan kelas
(PTK) dibantu oleh Supervisor 2 dan supervisor 1, penyebab ketidak berhasilan antara lain :

a. Guru cenderung otoriter dan semaunya sendiri dalam proses pembelajaran


b. Penjelasan guru terlalu cepat
c. Metode yang digunakan kurang menarik
d. Guru kurang dalam memberi bimbingan
e. Guru kurang memberi contoh nyata

3. Aternatif dan Prioritas Pemecahan Masalah

Berdasarkan uraian diatas, maka disusun alternatif pemecahan masalah sebagai


berikut :
1) Apakah rendahnya perhatian dan minat siswa dalam proses pembelajaran dapat
ditingkatkan melalui peraga benda nyata.
2) Apakah rendahnya hasil belajar karena siswa kurang aktif dalam proses
pembelajaran.
3) Apakah rendahnya hasil belajar siswa disebabkan oleh guru belum menggunakan
peraaga yang tepat dalam proses pembelajaran.

Dari penjelasan diatas, maka menjadi prioritas pemecahan masalah dalam penelitian
adalah meningkatkan hasil belajar siswa mata pelajaran matematika melalui metode
demontrasi.
Dari permasalahan diatas, peneliti akan membatasi penelitian dengan 2 (dua)
variabel, yaitu satu variabel terikat dan satu variabel bebas.Variabel terikat pada penelitian
ini adalah hasil belajar mata pelajaran matematika materi peristiwa terjadinya gerhana
bulan dan gerhana matahari, sedangkan variabel bebasnya adalah penerapan pada metode
demontrasi.

B. Rumusan Masalah

Mencermati latar belakang identifikasi dan analisa masalah di atas, rumusan masalah
pada penelitian ini adalah :
1) Bagaimanakan caranya menggunaan alat peraga benda nyata dapat meningkatkan
prestasi belajar matematika siswa kelas 1 semester 1 SD Harapan Nusantara Tahun
2019/2020 .
2. Apakah penggunaan alat peraga benda nyata dapat meningkatkan prestasi belajar
matematika siswa kelas 1 semester 1 SD Harapan Nusantara Tahun 2019/2020.

C. Tujuan Penelitian

Tujuan perbaikan pembelajaran dalam penelitian tindakan kelas ini adalah :


1. Tujuan umum
Meningkatkan prestasi hasil belajar mata pelajaran matematika kompetensi dasar
nilai tempat puluhan dan satuan pada siswa Kelas 1 semester 1 SD Harapan
Nusantara Tahun 2019/2020 .
2. Tujuan Khusus
Meningkatkan prestasi hasil belajar mata pelajaran matematika kompetensi dasar
nilai tempat puluhan dan satuan melalui penggunaan alat peraga benda nyata pada
siswa Kelas 1 semester 1 SD Harapan Nusantara Tahun 2019/2020 .

D. Manfaat Penelitian
Hasil dari pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini akan memberikan manfaat yang
berarti :
1. Bagi Siswa :
a. Dapat mengatasi kesulitan siswa dalam pembelajaran mata pelajaran
matematika nilai tempat puluhan dan satuan bagi siswa kelas I Semester 1 SD
Harapan Nusantara Tahun 2018/2020 .melalui penggunaan alat peraga benda
nyata.
b. Dapat meningkatkan prestasi siswa dalam pembelajaran mata pelajaran
matematika tentang nilai tempat puluhan dan satuan bagi siswa kelas I Semester
1 SD Harapan Nusantara Tahun 2019/2020 .melalui penggunaan alat peraga
benda nyata.
2. Bagi Guru :
a. Dapat memperoleh gambaran tentang pelaksanaan pembelajaran mata
pelajaran matematika tentang nilai tempat puluhan dan satuan bagi siswa kelas I
Semester 1 SD Harapan Nusantara Tahun 2018/2019.
b. Dapat meningkatkan rasa kesejawatan antara guru karena dengan kerjasama
dengan teman sejawat ternyata mampu memperbaiki kinerja dalam
meningkatkan prestasi siswa melalui penelitian tindakan kelas.
3. Bagi Sekolah :
a) Dapat memberikan sumbangan perbaikan pembelajaran dan meningkatkan
prestasi bagi SD Harapan Nusantara Tahun 2018/2019 .
b) Dapat dijadikan sebagai dasar melakukan penelitian tindakan kelas sebagai
upaya perbaikan pembelajaran di SD Harapan Nusantara
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

Pada bab ini dikaji pustaka-pustaka atau teori-teori yang berkaitan dengan
penelitian tindakan kelas yang penulis lakukan. Kajian tersebut dipaparkan seperti berikut
ini.

A. Prestasi Belajar

Pengertian prestasi adalah "Hasil yang telah dicapai (dari yang telah dilakukan dan
sebagainya)" (Depdikbud RI, 1986:700). Selanjutnya, Djamarah (1994:88), dalam bukunya
"Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru", menyatakan arti prestasi belajar adalah hasil yang
diperoleh berupa kesan-kesan yang mengakibatkan perubahan dalam diri individu sebagai
hasil dari aktivitas dalam belajar.
Jadi dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah bukti
keberhasilan usaha yang dicapai oleh anak dalam belajar yang berupa penambahan
pengetahuan, perubahan sikap dan tingkah laku, serta penguasaan keterampilan yang ada
di sekolah diwujudkan dalam bentuk prestasi (misalnya raport).

B. Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar

Pembelajaran matematika di SD merupakan suatu permasalahan yang menarik,


karena adanya perbedaan karakteristik khususnya antara hakekat anak dengan hakekat
matematika. Anak usia SD sedang mengalami perkembangan dalam tingkat berpikirnya. Ini
karena tahap berpikir mereka masih belum formal, bahkan para siswa SD di kelas-kelas
rendah masih berada pada tahapan (pra nyata).
Di lain pihak, matematika adalah ilmu yang bersifat abstrak seperti yang dikemukakan
oleh Karso bahwa "Matematika adalah ilmu dedukatif aksiomatik formal hierarkis abstrak,
bahasa simbol yang padat arti dan semacamnya sehingga para ahli matematika dapat
mengembangkan sistem matematika" (Karso, 1998:14).
Mengingat adanya perbedaan karakteristik itu, maka diperlukan adanya kemampuan
khusus dari seorang guru untuk menjembatani antara dunia dan hak yang belum berpikir
secara deduktif untuk dapat mengerti dunia matematika yang bersifat deduktif.
Guru matematika di Sekolah Dasar mempunyai tugas yang kompleks. Tugas tersebut
antara lain adalah memahami dengan baik materi yang akan diajarkan, memahami dan
memanfaatkan dengan baik cara peserta didik belajar matematika. Untuk pembelajaran
yang dilaksanakannya, memahami cara mengajarkan metematika yang efektif,
menggunakan cara-cara pembelajaran metematika serta memahami dan menerapkan cara
memanfaatkan alat bantu belajar metematika di SD.
Metematika adalah suatu pelajaran yang tersusun secara berurutan, berjenjang dari
yang paling mudah sampai ke tingkat yang lebih rumit. Dengan demikian pelajaran
metematika tersusun sedemikian rupa sehingga pengertian yang terdahulu mendasari
pengertian berikutnya.
Menurut Russefeni (1989:25) mengatakan "program metematika supaya diberikan secara
bertahap agar anak secara bertahap dapat mengkonsolidasikan konsep-konsep melalui
kegiatan praktis maupun teoritis".
Metematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi
modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir
manusia.
1. Tujuan Pelajaran Matematika
a) Memahami konsep metematika, menjelaskan keterakitan antar konsep dan
mengaplikasikan konsep atau logaritma, secara luwes, akurat, efesien dan tepat
dalam pemecahan masalah.
b) Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi metematika
dalam membuat generalisasi, menyusun bukti atau menjelaskan gagasan dan
pernyataan metematika
c) Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang
model metematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh.
d) Mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel diagram atau media lain untuk
memperjelas keadaan atau masalah.
e) Memiliki sikap menghargai keguanaan metematika dalam kehidupan, yaitu memiliki
rasa ingin tahu, perhatian dan minat dalam mempelajari metematika, serta sikap
ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.

D. Model Belajar Menurut Peaget (Belajar Dan Perkembangan Kognitif

Menurut Peaget, dimensi pengalaman dan konsep, serta refleksi dan tindakan
membentuk landasan yang berkesinambungan bagi perkembangan orang dewasa,
perkemangan dari anak-anak menjadi orang dewasa bergerak dari pandangan yang bersifat
abstrak, dari padnangan egosentris yang bersifat aktif kepada pengetahuan yang diperoleh
melalui refleksi (kolb, 1984)
Peaget mengemukakan bahwa proses belajar merupakan suatu siklus interaksi antara
individu dan lingkungan. Menurut Peaget pokok belajar terletak pada interaksi yang saling
menguntungkan antara proses akomodasi konsep atau skemata terhadap pengalaman nyata
dengan proses asimilasi peristiwa dan pengalaman terhadap konsep skemata yang dimiliki,
menurut Peaget belajar (adaptasi intelegensi) merupakan hasil kesinambungan antara
proses akomodasi asimilasi, terjadi proses imitasi, yaitu peniruan terhadap segala sesuatu
yang ada di lingkungan. Ketika asimilasi mendominasi akomodasi, terjadi penekanan pada
konsep atau kesan tanpa memperhatikan kenyataan lingkungan. Proses pertumbuhan
kognitif dan kongkret menuju abstrak dan dari tindakan menuju refleksi didasarkan pada
transaksi yang berkesinambungan antara asimilasi dan akomodasi.
Menurut Peaget ada 4 tahapan pertumbuhan kognitif pada individual, yaitu :
1. Tahap Sensori Motor dari 0-2 tahun
2. Tahap Operasional dari 2-6 tahun
3. Tahap Operasi Kongkret dari 7-11 tahun
4. Tahap Operasi Formal dari 12-15 tahun

E. Manfaat Media dalam Pembelajaran

Secara umum manfaat media dalam proses pembelajaran adalah memperlancar


interaksi antara guru dengan siswa sehingga kegiatan pembelajaran lebih efektif dan
efesien. Tetapi secara lebih khusus ada beberapa manfaat media yang lebih rinci. Kemp dan
Dayton (1985) misalnya, mengidentifikasi beberapa manfaat media dalam pembelajaran
yaitu :
1. Penyampaian materi pembelajaran dapat diragamkan
2. Proses pembelajaran menjadi lebih jelas dan menarik
3. Proses pembelajaran menjadi lebih interaktif
4. Efesien dalam waktu dan tenaga
5. Meningkatkan kualitas hasil belajar siswa
6. Media memungkinkan proses belajar dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja.
7. Media dapat menumbuhkan sikap positif siswa terhadap materi dan proses belajar.
8. Merubah peran guru ke arah lebih positif dan produktif.

F. Fungsi Media Pembelajaran Menurut Udin S. Winata Putra (1999)

Alat peraga bukan merupakan alat bantu semata, melainkan memberi kontribusi yang
sangat besar bagi tercapainya tujuan pembelajaran. Adapun fungsi dari media pembelajaran
adalah : sebagai sarana bantu untuk mewujudkan situasi belajar yang efektif, merupakan
bagian integral dari keseluruhan proses pembelajaran sebagai hiburan, tidak hanya sebagai
mainan melainkan memancing perhatian siswa, meningkatkan proses belajar mengajar,
meletakkan dasar-dasar nyata untuk berfikir, oleh karena itu dapat mengurangi terjadinya
verbilitasme.
Media benda-benda nyata, dapat memegang peranan penting dalam upaya
memperbaiki proses belajar mengajar. Jadi kedudukan media pengajaran sebagai alat bantu
mengajar ada dalam komponen metodologi sebagai salah satu lingkungan belajar yang
diatur oleh guru (DR. Nana Sujana dan Drs. Ahmad Rifa'i, hal. 196).

G. Penggunaan Alat Peraga Nyata Pada Pembelajaran Matematika di SD

Penggunaan media dalam kegiatan belajar mengajar terutama untuk tingkat Sekolah
Dasar sangat penting. Sebab pada masa ini siswa masih berfikir nyata, belum mampu
berfikir abstrak. Kehadiran media sangat membantu mereka dalam memahami konsep
tertentu yang tidak atau kurang mampu dijelaskan dengan bahasa. Ketidakmampuan guru
menjelaskan sesuatu bahan itulah dapat diwakili oleh peranan media.
Manfaat media menurut Nana Sudjana (1991) adalah sebagai berikut :
1. Dapat meletakkan dasar-dasar yang nyata untuk berfikir. Karena itu dapat mengurangi
verbalisme
2. Dapat memperbesar minat dan perhatian siswa untuk belajar
3. Dapat meletakkan dasar untuk perkembangan belajar sehingga hasil belajar bertambah
mantap
4. Memberikan pengalaman yang nyata dan dapat menumbuhkan kegiatan berusaha
sendiri pada setiap siswa.
5. Menumbuhkan fikiran yang teratur dan berkesinambungan
6. Membantu tumbuhnya pemikiran dan memantau berkembangnya kemampuan
berbahasa
7. Memberikan pengalaman yang tak diperoleh dengan cara lain serta membantu
berkembangnya efisiensi dan pengalaman belajar yang lebih sempurna
8. Bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya, sehingga dapat dipahami oleh siswa dan
memungkinkan siswa menguasai tujuan pengajaran lebih baik.
BAB III
PELAKSANAAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN

Dalam bagian ini peneliti akan mencantumkan dimulai dari identitas sebyek peneliti,
seperti tempat dilaksanakannya penelitian (kelas, sekolah), waktu, jadwal perbaikan per
siklus dan seterusnya. Sebagai berikut :

A. Subyek Penelitian

Pelaksanaan perbaikan pembelajaran dilaksanakan di SD Harapan Nusantara Tahun


2019/2020. Penelitian dilaksanakan pada bulan oktober 2019 dengan jadwal peneltiian
sebagai berikut :

No Siklus SD/Kelas Hari/Tanggal Waktu


SD Harapan Rabu, 07.00-
1 Pra Siklus
Nusantara Tahun / I 07/10/2019 08.40 WIB
SD Harapan Rabu, 07.00-08.40
2 Siklus I
Nusantara Tahun / I 14/10/2019 WIB
SD Harapan Rabu, 07.00-08.40
3 Siklus II
Nusantara Tahun / I 21/10/2019 WIB

Dalam penelitian ini peneliti dibantu oleh supervisor 2 dan supervisor 1, teman
sejawat membantu mengamati dalam proses pembelajaran. Supervisor membantu dalam
memecahkan masalah.
Adapun mata pelajaran yang digunakan sebagai rencana perbaikan pembelajaran adalah
mata pelajaran matematika materi nilai tempat puluhan dan satuan siswa kelas I semester 1
tahun 2011/2020 .

1. Karakteristik Siswa

Secara umum siswa SD Harapan Nusantara sangat antusias dalam menempuh sekolah,
hampir tidak ada yang drop out, bahkan sejak dini sudah dibiasakan belajar oleh orang tua
dan guru dengan secara rutin memberikan PR, dengan demikian aktivitas siswa di rumah
dapat dipantau oleh guru.
Dari segi dukungan moral oleh orang tua ataupun masyarakat terhadap kemajuan
pendidikan SD Harapan Nusantara sangat baik, terbukti dari beberapa prestasi sekolah
peran serta masyarakatcukup baik, dengan demikian ada kerjasama yang selaras antara
sekolah dan masyarakat ataupun orang tua.
Mata pencaharian penduduk sekitar SD Harapan Nusantara adalah wiraswasta, buruh
pabrik, pedagang pasar dan hanya sebagian kecil yang menggantungkan hidupnya menjadi
PNS. Letak geografis dan keadaan ekonomi mesyarakat secara tidak langsung
mempengaruhi karakteristik siswa. Dari kebiasaan belajar tersebut mempermudah guru
memotivasi belajar siswa secara keseluruhan para siswa bersifat baik dan cerdas.

A. Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran

Prosedur penelitian yang dilakukan pada penelitian ini menggunakan metode


Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ). Kegiatan merancang dan melaksanakan perbaikan
pembelajaran dengan menerapkan PTK dapat digambarkan dalam bentuk diagram berikut :

Keterangan :
M = merencanakan
L = melaksanakan
R = refleksi
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam 2 siklus dimana setiap siklus terdiri
dari 4 tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan kelas, observasi dan refleksi. Adapun
rincian kegiatan masing-masing siklus adalah sebagai berikut :

1. Desain Siklus I

Pada desain siklus I direncanakan dengan tahapan sebagai berikut :


a) Perencanaan
1) Menyusun rencana pembelajaran ( RPP) siklus I
2) Menyusun format observasi aktifitas belajar siswa
3) Memyusun instrumen observasi terhadap guru
4) Menyusun lembar kelompok dan evaluasi
5) Menyiapkan alat peraga

b) Pelaksanaan pembelajaran
Peneliti (guru) melaksanakan tindakan perbaikan kelas yang sesuai dengan rencana
pelaksanaan perbaikan pembelajaran (RPP) siklus I yang telah disusun

c) Observasi
Pada saat guru melaksanakan pembelajaran dengan metode demontrasi pada pembelajaran
IPA tentang peristiwa gerhana matahari dan gerhana bulan, pengamat/teman sejawat
melakukan pengamatan untuk mendapatkan data observasi tentang aktivitas belajar siswa
dan observasi terhadap guru dalam pelaksanaan pembelajaran.

d) Refleksi
Pada akhir pembelajaran diadakan test formatif. Hasil tes tersebut dianalisis, begitu juga
hasil observasi keaktifan siswa dan observasi terhadap guru untuk didiskusikan dengan
pengamat/teman sejawat terkait tentang kelebihan dan kekurangan untuk dijadikan umpan
balik (refleksi) pada tindakan perbaikan pembelajaran berikutnya (siklus II).

2. Desain Siklus II

Pada desain siklus II direncanakan dengan tahapan sebagai berikut :


a) Perencanaan
1) Menyusun rencana pembelajaran (RPP) siklus II
2) Menyusun format observasi aktifitas belajar siswa
3) Memyusun instrumen observasi terhadap guru
4) Menyusun lembar kelompok dan evaluasi
5) Menyiapkan alat peraga dan media pembelajaran

b) Pelaksanaan pembelajaran
Peneliti (guru) melaksanakan tindakan perbaikan kelas yang sesuai dengan rencana
pelaksanaan perbaikan pembelajaran (RPP) siklus II yang telah disusun

c) Observasi
Pada saat guru melaksanakan pembelajaran dengan metode demontrasi pada pembelajaran
IPA tentang peristiwa gerhana matahari dan gerhana bulan, pengamat/teman sejawat
melakukan pengamatan untuk mendapatkan data observasi tentang aktivitas belajar siswa
dan observasi terhadap guru dalam pelaksanaan pembelajaran.
d) Refleksi
Pada akhir pembelajaran diadakan test formatif. Hasil tes tersebut dianalisis, begitu juga
hasil observasi keaktifan siswa dan observasi terhadap guru untuk didiskusikan dengan
pengamat/teman sejawat terkait tentang kelebihan dan kekurangan untuk dijadikan umpan
balik (refleksi) pada tindakan perbaikan pembelajaran berikutnya (siklus III).
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) upaya meningkatkan prestasi belajar siswa SD Harapan
Nusantara dapat disimpulkan sebagai berikut : “Perbaikan Pelaksanaan Pembelajaran dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa kelas 1 SD Harapan Nusantara yang terbukti adanya
peningkatan hasil penelitian pada setiap siklusnya. Peningkatan prestasi belajar siswa
dimana pada pra siklus dengan rata-rata kelas 53,21, persentase ketuntasan 42,85%
mengalami kenaikan pada siklus I dengan rata-rata kelas 73,92 , persentase ketuntasan
71,42% dan pada siklus II dengan ratarata kelas 84,28 persentase ketuntasan 96,42%. Hasil
tersebut juga menunjukkan bahwa penelitian tindakan kelas ini mencapai indikator
ketuntasan yang ditentukan yaitu ketuntasan di atas 85%”.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas, dalam upaya perbaikan Proses Belajar Mengajar (PBM),
serta meningkatkan pemahaman siswa terhadap pelajaran matematika, peneliti
menyarankan beberapa hal antara lain :

1. Kepada Guru

a. Guru mempersiapkan alat dan obyek untuk demonstrasi dan melakukan eksperimen
dengan sebaik-baiknya.

b. Guru dalam penggunaan alat peraga konkret dalam pembelajaran hendaklah berperan
aktif dalam pendampingan terhadap peserta didik.

c. Guru dalam pembelajaran awal hendaknya memberikan penjelasan dan contoh cara
penggunaan alat peraga konkret dalam berdemonstrasi kepada peserta didik.

d. Guru dalam penggunaan alat peraga konkret tentang perubahan wujud benda hendaknya
mengutamakan pentingnya keselamatan dan memberikan pengertian tentang bahaya
mengenai alat peraga demonstrasi yang sedang berlangsung.

2. Kepada Pengambil Kebijakan dalam Pendidikan

a. Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan diskusi untuk mengambil kebijakan
pembelajaran.

b. Hasil penelitian ini akan penulis jadikan acuan perbaikan pembelajaran di SD Harapan
Nusantara tempat mengajar khususnya.
C. Penutup

Segala puji bagi Ida Sang Hyang Widhi Wasa, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas
dalam penyusunan PTK ini. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih ada kekurangan
meskipun penulis sudah berusaha semaksimal mungkin. Hal ini disebabkan keterbatasan
kemampuan dan pengetahuan yang penulis miliki. Oleh karena itu, tidak ada kata-kata yang
lebih indah melainkan saran dan kritik yang membangun dari seluruh pembaca demi
kesempurnaan PTK ini. Akhirnya sebagai penutup penulis mohon maaf segala
kekurangannya

Anda mungkin juga menyukai