nurazmiwidilatifah15@gmail.com
abstrak: Tujuan penelitian ini untuk mengetahui proses dan hasil belajar pembelajaran matematika
dengan menggunakan model RME pada materi penyajian data. Subjek penelitian ini siswa kelas VB
semester II di SDN 41 Singkawang. Penelitian ini menggunakan model RME, dengan menggunakan
tes esai materi penyajian data. Hasil penelitian dan acuan peneliti terdahulu bahwa 1)Dengan
menggunakan model RME proses pembelajaran pada pra siklus, siklus 1 dan siklus 2 mengalami
perubahan yang signifikan siswa termotivasi dalam menyelesaikan masalah yang diberikan baik
secara kelompok maupun individu. Siswa bertanggung jawab dalam menyelesaikan masalah yang
diberikan. 2) Dengan menggunakan model RME pada hasi belajar mengalami peningkatan yang
awalnya hanya 23% yang mengalami ketuntasan, kemudian siklus 1 menjadi 32% serta pada siklus 2
menjadi 68% yang mengalami ketuntasan.
I. Pendahuluan
A. Latar Belakang Masalah
Proses pembelajaran guna membentuk potensi dalam pendidikan. Pembelajaran
disekolah yang sesuai dengan capaian pembelajaran akan menghasilkan hasil belajar
yang baik. Tujuan pendidikan ini menjadi tumpuan harapan bagi peningkatan kualitas
sumber daya manusia seutuhnya. Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang sistem
Pendidikan Nasional pasal (3) menyebutkan bahwa pendidikan nasional bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,
dan menjadi warga negara yang demokratis serta tanggung jawab. Masalah utama dalam
pembelajaran pada pendidikan formal (sekolah) dewasa ini adalah masih rendahnya daya
serap siswa, terlihat dari rata-rata hasil belajar siswa yang masih sangat memprihatinkan
(Trianto, 2011).
Salah satu mata pelajaran yang ditakuti oleh peserta didik di sekolah dasar adalah
matematika. Pelajaran matematika selalu menjadi pusat perhatian, karena masih
rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran tersebut. Usaha untuk meningkatkan
pendidikan matematika di Indonesia keluhan atau kesulitan belajar matematika masih
saja dijumpai. Menurut Sutawidjaja & Afgani, (2015) Rendahnya hasil belajar siswa
dalam pembelajaran matematika bukan semata-mata karena materi yang sulit, tetapi bisa
juga disebabkan oleh proses pembelajaran dilaksanakan.
Siswa kelas VB di SDN 41 Singkawang masih sulit dalam membuat tabel dalam
menentukan jenis dan frekuensinya, sulit membaca data baik dalam diagram garis dan
diagram batang. Karena pada KD yang digunakan merupakan kurikulum darurat pasca
covid-19 yaitu KD 3.6 Menjelaskan penyajian data yang berkaitan dengan diri peserta
didik dan membandingkan dengan data dari lingkungan sekitar dalam bentuk tabel,
diagram batang. atau diagram garis.
1. Identifikasi Masalah
Sehubung dengan hal diatas, maka peneliti meminta bantuan kepada kepala
sekolah dan guru senior untuk mendiskusikan terhadap kekurangan dan kelebihan
dari simulasi praktek yang dilaksanakan. Dari hasil diskusi terdapat kekurangan dan
kelebihan dari simulasi praktek yang dilaksanakan sebagai berikut:
a. Pada saat pengambilan video siswa seperti tersugesti bahwa mereka akan
berperan dengan baik dalam video, ketika rekaman dimatikan siswa terlihat
menunjukkan keasliannya dibandingkan saat di video.
b. Terdapat kekurangan dalam pemberian LKS, karena peneliti berpikir cukup jika
1 LKS dibagikan 1 Kelompok. Sehingga terlihat siswa lain pada kelompok
mengalami kesulitan melihat materi dan soal masalah yang diberikan.
c. Sulit dalam membuat tabel dalam menentukan jenis dan frekuensinya.
d. Sulit membaca data baik dalam diagram garis dan diagram batang.
e. Kurangnya kepercayaan diri siswa, masih bertanya mengenai benar/salah dalam
mengerjakan soal.
f. Rendahnya kemampuan siswa jika diberikan kalimat soal yang berbeda padahal
memiliki 1 penyelesaian yang sama.
B. Perumusan Masalah
Berikut ini berdasarkan masalah diatas, maka dapat dirumuskan yaitu:
2. Manfaat Praktis
Penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan bagi guru untuk memaksimalkan
dirinya dalam mengembangkan profesinya sebagai pendidik dalam meningkatkan
hasil belajar siswa dengan model realistic mathematics education (RME) pada
materi penyajian data kelas 5 sekolah dasar.
1. Ranah Kognitif
Pencapaian tujuan pembelajaran yang berada pada domain meliputi
kemampuan memahami, mengetahui, menghafal, menafsirkan, menterjemahkan,
membedakan, Menyusun serta memberi penilaian (evaluasi).
Contoh dari penerapan teori belajar pada ranah kognitif dalam pembelajaran,
guru bisa mendorong siswa untuk menyampaikan pendapat serta dapat berdiskusi
terhadap materi yang telah disampaikan, meminta siswa untuk memberikan ide serta
pendapat yang siswa tersebut miliki, dan membuat siswa terus bergerak dalam hal-hal
lainnya dalam menggunakan logika pada pembelajaran.
Penerapannya melibatkan siswa dalam berbagai kegiatan seperti memberikan
kesempatan untuk bertanya, membuat kesalahan kemudian memperbaikinya,
merefleksikan diri dalam memahami proses mental.
2. Ranah Afektif
Hasil belajar yang menunjukkan perilaku atau sikap mahasiswa yang
mengarah positif seperti minat tinggi, disiplin tinggi, motivasi tinggi, rasa hormat
tinggi dan sebagainya yang mencangkup pada ranah afektif. Penilaian pada ranah
afektif adalah penilaian yang mencangkup pada karakteristik perilaku. Karakteristik
perilaku pada ranah afektif adalah sikap, perasaan, emosi, minat, dan nilai. Berikut ini
prestasi belajar afektif pada hasil belajar yang menunjukkan perilaku atau sikap
mahasiswa yang mengarah positif seperti minat tinggi, disiplin tinggi, motivasi tinggi,
rasa hormat tinggi, dan sebagainya. Ranah afekti menentukan keberhasilan belajar
seseorang karena minat belajar yang tinggi maka akan mudah dalam mencapai
keberhasilan belajar yang optimal.
Contoh: Menunjukkan kemandirian saat bekerja secara mandiri. Dapat bekerja
sama dalam kegiatan kelompok. Menggunakan pendekatan objektif dalam pemecahan
masalah. terdapat tiga metode untuk menilai hasil belajar afektif yaitu pengamatan
guru, laporan diri siswa, dan peringkat rekan. Menetapkan prosedur kelas yang
mendukung tujuan afektif yaitu melalui peraturan kelas, mendorong siswa untuk jujur,
tepat waktu, adil, memberikan kesempatan bagi mereka untuk berkembang sebagai
pemikir mandiri dan pemecah masalah mandiri.
Penilaian ranah afektif perlu dinilai guru sebab tujuan Pendidikan tidak hanya
mencerdaskan siswa melainkan juga meningkatkan moralnya.
3. Ranah Psikomotor
Domain yang meliputi perilaku Gerakan dan koordinasi jasmani keterampilan
motoric dan kemampuan fisik seseorang. Ranah yang berkaitan dengan keterampilan
(skill) dalam bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar tertentu.
Misalnya yang berhubungan dengan aktivitas fisik yaitu lari, melompat, melukis,
menari, memukul, dan sebagainya. Setiap domain mewakili rangkaian proses yang
dimulai dengan yang paling sederhana dan diakhiri dengan proses yang paling
kompleks. Hasil belajar ranah psikomotor merupakan hasil belajar yang berhubungan
dengan kemampuan atau keterampilan untuk bertindak setelah siswa menerima
pengalaman belajar tertentu, namun kemampuan dalam menghafal suatu materi tidak
termasuk hasil belajar psikomotor. Pentingnya ranah psikomotor dalam pengajar
guna memabantu siswa dalam menguasai tubuh melalu keseimbangan dan gerakan
serta mempersiapkan kebutuh motorik lingkungan dalam kehidupan sehari-hari.
Terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar menurut Muslich
(2009) dalam Suriat, E (2022) ialah kecerdasan, kesiapan anak, bakat anak, kemauan
belajar, minat anak, model penyajian materi, pribadi dan sikap guru, suasana belajar,
kompetensi guru dan kondisi masyarakat. Menurut Untung, dkk (2021) faktor-faktor
yang berasal dari dalam diri individu yang dapat mempengaruhi hasil belajar seperti
minat belajar siswa dan kesiapan siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar.
Dari pendapat tersebut bahwa sejalan dengan penelitian ini minat anak dalam
pembelajaran mempengaruhi hasil belajar siswa dalam mata pelajaran matematika.
Model penyajian kegiatan belajar menjadi hal penting untuk mencapai tujuan
pembelajatran.
B. Matematika
Matematika merupakan mata pelajaran yang harus dipelajari oleh siswa mulai dari
sekolah dasar hingga perguruan tinggi. Matematika merupakan suatu disiplin ilmu yang
mendasari perkembangan ilmu lainnya dan selalu digunakan dan dimanfaatkan dalam
kehidupan sehari-hari baik dengan sadar ataupun tidak. Hal ini sesuai dengan pendapat
Marlina dkk. (2021) yang mengungkapkan matematika sebagai ratu ilmu karena
matematika tumbuh dan berkembang untuk dirinya sendiri sebagai suatu ilmu dan juga
melayani kebutuhan dalam pengembangan dan operasional ilmu pengetahuan lainnya.
Menurut Suparno dkk. (2021) dalam dunia pendidikan,matematika menjadi dasar
pengembangan ilmu lainnya, karena matematika mempunyai kekuatan yang mampu
diaplikasikan kedalam beberapa aspek termasuk teknologi. Maka dari itu matematika
berperan penting dalam kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi, dan komunikasi yang
saat ini kita rasakan.
Namun matematika bukanlah mata pelajaran yang mudah untuk dipelajari,
sehingga ada beberapa kesulitan dan hambatan dalam proses pembelajaran, yang dapat
mengurangi semangat belajar siswa (Iman & Firmansyah, 2020). Kesulitan tersebut
diakibatkan karena pembelajaran matematika penuh dengan tantangan, sehingga
membuat siswa merasa cemas dan berusaha untuk menghindari matematika. Hal tersebut
dapat teratasi oleh sikap bersungguh-sungguh, ulet, dan percaya diri yang disebut dengan
resiliensi (Maharani & Bernard, 2018). Resiliensi dalam pembelajaran matematika
disebut dengan resiliensi matematis. Menurut Sugandi (2017) resiliensi matematis
menjadi faktor internal penting dalam pembelajaran matematika selain faktor
kemampuan pemahaman matematis. Resiliensi matematis diperlukan ketika siswa
menggunakan matematika, berpikir, dan bertindak secara matematis, bukan hanya untuk
mencapai nilai atau lulus pada mata pelajaran tertentu (Safitri et al., 2020).
Matematika Sekolah Dasar merupakan kegiatan siswa dalam menemukan pola,
melakukan investigasi, menyelesaikan masalah dan mengkomunikasikan hasi yang
berhubungan dengan materi matematika dasar yang diajarkan di SD. Ilmu tentang logika
mengenai bentuk, susunan, besaran, dan konsep yang berhubungan dalam jumlah yang
banyak serta terbagi dalam tiga bidang yaitu aljabar, analisis dan geometri. Matematika
merupakan salah satu mata pelajaran di Sekolah Dasar.
1. Buat sumbu mendatar (horizontal) dan sumbu tegak (vertical). Sumbu Yang mendatar
digunakan untuk menunjukan jenis kategori, sedangkansumbuh tegaknya digunakan
untuk menunjukan bilangan frekuensinya.
2. Buatlah batang untuk masing masing jenis kategori yang disesuaikan dengan kondisi
datanya, artinya kita membuat beberapa persegi panjang pada masing-masing nama
kategorinya. Dengan lebar yang sama, tetapi tingginya disesuaikan dengan
frekuensinya, sedangkan jarak untuk masing-masing batang dibuat sama.
3. Pada masing-masing batang tersebut diberi warna atau arsiran yang sama dan
selanjutnya diagram kita beri nomor dan judul diagram yang diletakkan diatas
diagramnya, sedangkan catatan dan sumber data tentang hasil pertanian suatu daerah
B yang dinyatakan dalam persen.
1. Tabel
Penyajian data ini dibuat dengan bentuk kolom guna mempermudah
pengklasifikasian data atau pengelompokkan data. Susunan data dalam baris dan
kolom atau mungkin dalam struktur yang lebih kompleks guna komunikasi,
penelitan, dan analisis data. Tabel sering muncul dimedia cetak, tulisan, perangkat
lunak komputer, arsitektur hiasan, rambu lalu lintas, dan lain-lain.
Berikut fungsi dari tabel:
1) Memberikan kemudahan dalam membaca data karena tersusun dengan
sistematis sehingga memahaminya juga akan lebih mudah.
2) Untuk mempermudah dalam mengetahui perubahan yang terjadi pada suatu hal
baik menaik ataupun menurun.
3) Untuk memberikan rangkuman berupa angka secara tersusun.
Berikut ini contoh tabel penyajian data:
NO Jenis Data Frekuensi atau Banyak
Data
…. ……………………… ……………….
Jumlah ……………….
2. Diagram Batang
Dalam penyajian data dalam bentuk batang atau persegi Panjang. Panjang
pendeknya batang dalam diagram batang ditentukan oleh jumlah banyaknya
tidaknya jenis data yang ada dalam jangka waktu tertentu. Biasanya digunakan untuk
membandingkan suatu data yang memiliki data yang berbeda. Langkah dalam
menyajikan data dalam bentuk diagram batang:
1) Mengubah data dalam bentuk tabel
2) Buatlah garis tegak lurus mendatar menyatakan jenis data dan garis tegak
menyatakan banyak data
3) Buatlah skala pada garis mendatar dan garis tegak dan batang sesuai data
Contoh diagram batang:
judul tabel
5
4.5
4
3.5
3
2.5
2
1.5
1
0.5
0
Category 1 Category 2 Category 3 Category 4
Series 1 Series 2
3. Diagram Garis
Pada penyajian data ini untuk menggambarkan suatu keadaan berupa data
berkala yang berkelanjutan. Dapat digunakan sebagai menunjukkan perkembangan
suatu keadaan yang berhubungan dengan kurun waktu. Misalnya: jumlah penduduk
setiap tahun, jumlah produksi barang setiap tahun, perubahan iklim dan cuaca pada
rentang waktu tertentu. Berikut Langkah-langkah yang digunakan untuk membuat
diagram garis:
1) Buatlah dua sumbu yang mendatar (horizontal) dan sumbu tegak (vertikal).
Sumbu yang mendatar biasanya digunakan untuk menunjukkan waktu,
sedangkan sumbu tegaknya digunakan untuk menunjukkan frekuensinya.
2) Sesuaikan data pada masing-masing sumbu, artinya dari titik data yang
menunjukkan waktu ditarik garis lurus ke atas (garis tipis) yang ditarik dari titik
bilangan frekuensi. Setelah semua data sudah disesuaikan (masing-masing
sudah dibuat titik potong garis tegak dari titik data menunjukkan waktu dengan
garis mendatar dari titik bilangan frekuensi data tersebut) terdapat sekumpulan
titik.
3) Selanjutnya hubungkan titik tersebut sehingga terjadi atau tergambar diagram
garis yang diminta.
4) Setelah diagram garis tergambar, barulah memberi nomor diagram dan judul
diagram garis yang letaknya simetris di atas diagram Di bawah diagram garis
tersebut diberi catatan dan sumber data.
0
Category 1 Category 2 Category 3 Category 4
Series 1 Series 2
III. Pelaksanaan Penelitian Perbaikan Pembelajaran
A. Subjek Penelitian
Subjek penelitian perbaikan pembelajaran ini kelas 5B dengan jumlah siswa 22
orang, yang terdiri dari 11 laki-laki dan 11 perempuan. Dalam penelitian ini guru
melakukan perbaikan pembelajaran pada materi penyajian data. Pelaksanaan penelitian
perbaikan pembelajaran di SDN 41 Singkawang, Kecamatan Singkawang Selatan.
Pelaksanaan penelitian perbaikan pembelajaran di SDN 41 Singkawang dilaksanakan
pada semester 2 tahun ajar 2022/2023.
Tabel 1.
Jadwal Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti dibantu oleh pihak sekolah yaitu Ibu Hermawati,
S.Pd.Gr sebagai kepala SDN 41 Singkawang dan juga ibu Agus Afrida, S.Pd selaku
supervisor 2
2. Kegiatan ini dilaksanakan dengan skenario yang telah di rencanakan dalam RPP:
Kegiatan Awal
● Peserta didik membaca doa, dan memberikan salam.
● Guru meminta peserta didik untuk mengecek kebersihan disekitar bangkunya.
● LpGuru menanyakan kesiapan belajar peserta didiknya.
● Guru menanyakan kabar dan absen peserta didik.
● Guru memberikan stimulus mengenai materi sebelumnya yaitu pengumpulan
data.
● Guru membacakan KD dan Pencapaian pembelajaran yang akan di capai secara
diskusi/kelompok.
Kegiatan Inti
Pada siklus II, Perencanaan perbaikan RPP dengan memperbaiki sedikit proses
pembelajaran. Tahap pelaksanaan berdasar pada rancangan RPP dan membagikan
LKS pada masing-masing siswa. Kemudian tahap pengamatan terjadinya perubahan
pada masing-masing kelompok yaitu aktif dan bertanggung jawab pada tugas yang
diberikan. Karena LKS yang diberikan pada masing-masing siswa terjadinya
peningkatan hasil belajar siswa dan rata-rata diatas ketuntasan. Dan pada tahap
refleksi telah selesai karena siswa sudah mampu menjawab pertanyaan atau
permasalahan yang diberikan. Berikut perencanaan perbaikan pembelajaran (RPP)
pada siklus II:
Kegiatan Awal
Hasil belajar dari prasiklus ke siklus I hanya mengalami 9% kenaikan hasil belajar,
sehingga perlunya dilakukan kelanjutan siklus yaitu siklus II. Berikut disajikan Tabel 2.
hasil belajar siswa pada siklus 1:
Tabel 2.
1. 43-53 7 32%
2. 54-64 8 36%
3. 65-75 3 14%
4. 76-86 4 18%
Jumlah 22 100%
Hasil dari tes siklus I adalah 15 siswa jika dipersentasekan terdapat 68% yang
mendapat nilai dibawah KKM yang ditetapkan yaitu 60. Kondisi ini menunjukkan bahwa
ada peningkatan ketuntasan siswa yang sebelumnya ketuntasan hanya 4 siswa saja.
Tindak lanjutnya pada siklus II.
Pelaksanaan Siklus II
Pada siklus kedua, mengalami kenaikan 36% hasil belajar siswa dari siklus 1.
Sehingga pada siklus ini tidak dilanjutkannya lagi siklus selanjutnya.
Tabel 3.
1. 43-53 1 4%
2. 54-64 7 32%
3. 65-75 5 23%
4. 76-86 9 41%
Jumlah 22 100%
1. Data pada tes awal siswa yang tuntas 5 orang dari 22 siswa.
2. Pada siklus I siswa yang tuntas berjumlah 7 orang dari 22 siswa.
3. Pada siklus II siswa yang tuntas berjumlah 15 orang dari 22 siswa.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa terdapat peningkatan setelah
menggunakan model RME pada materi Penyajian Data. Berikut ini tabel 3. Pencapaian
hasil belajar siswa pada penilaian pra siklus, siklus I dan siklus II.
Tabel 4. Pencapaian Hasil Belajar Siswa pada
Berikut ini disajikan dalam bentuk diagram batang agar memudahkan dalam
membandingkan hasil belajar tuntas dan tidak tuntas:
Dengan demikian hasil dari perubahan ketuntasan hasil belajar siswa dengan
motivasi belajar yang diukur dari antusias belajar siswa, memperhatikan kerja sama
dan tanggung jawab kelompok dalam menyelesaikan permasalahan yang diberikan.
Penerapan model RME dapat meningkatkan hasil belajar dari proses pembelajaran
yang diberikan.
1. Dengan menggunakan model RME proses pembelajaran pada pra siklus, siklus 1
dan siklus 2 mengalami perubahan yang signifikan siswa termotivasi dalam
menyelesaikan masalah yang diberikan baik secara kelompok maupun individu.
Siswa bertanggung jawab dalam menyelesaikan masalah yang diberikan.
2. Dengan menggunakan model RME pada hasi belajar mengalami peningkatan yang
awalnya hanya 23% yang mengalami ketuntasan, kemudian siklus 1 menjadi 32%
serta pada siklus 2 menjadi 68% yang mengalami ketuntasan.
Berdasarkan kesimpulan diatas perbaikan pembelajaran dengan model RME pada
materi Penyajian Data mata pelajaran matematika. Dan masih terdapat kekurangan
dan kelebihan dalam proses pembelajaran.
B. Saran
Sehubung dengan kesimpulan diatas, para guru disarankan: