Anda di halaman 1dari 25

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dunia pendidikan kita ini ditandai oleh disparitas antara pencapaian

academic dan performance standard, faktanya, banyak peserta didik mampu

menyajikan tingkat hapalan yang baik terhadap materi ajar yang diterimanya,

namun pada kenyataannya mereka tidak memahaminya. Sebagian besar dari

peserata didik memiliki kesulitan untuk memahami konsep akademik

sebagaimana mereka bisa diajarkan yaitu dengan menggunakan sesuatu yang

abstrak dan metode ceramah. Suprijono (2007: 5) mengatakan bahwa

pendidikan adalah salah satu usaha kebutuhan manusia yang sangat penting,

yang mampu mengantarkan manusia untuk tetap eksis, dan mampu bersaing

dalam kehidupan masyarakat, berbangsa dan bernegara. Pentingnya

pendidikan tersebut antara lain dapat terlihat dari tujuan yang dapat dicapai

melalui pendidikan.

Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003

tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab 1 Pasal 1 dinyatakan bahwa

pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

kegamaannya, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.

Upaya meningkatkan kualitas pendidikan menjadi tugas dan tanggung jawab


guru. Karena guru yang langsung membina para siswa di sekolah melalui

proses pembelajaran. Namun dalam upaya peningkatan kualitas pendidikan

bukan hal yang mudah. Maka sangat diharapkan peran seorang guru sebagai

pendidik untuk dapat menerapkan metode pembelajaran yang menarik,

sehingga nantinya peserta didik memiliki minat yang besar terhadap

matematika.

Berdasarkan hasil observasi sementara yang dilakukan di kelas VIII

MTs NW Kalijaga bahwa: 1) peserta didik cendrung merasa sulit untuk bisa

paham terhadap materi pelajaran matematika. Dalam pikiran mereka bahwa

matematika itu merupakan pelajaran yang sulit dan membosankan. 2)

Kurangnya variasi dalam model pembelajaran juga merupakan salah satu

faktor lesunya siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar dan sehingga

berakibat pada tingkat ketuntasan belajar siswa. Tingkat ketuntasan belajar

siswa masih dibawah target yang diprogramkan oleh pihak sekolah. Aktivitas

belajar mengajar seperti ini jelas akan menghambat tujuan pembelajaran yang

tercantum dalam standar kompetensi maupun kompetensi dasar. Jika hal ini

berlangsung terus menerus maka pendidikan yang diselenggarakan dapat

dikatakan gagal karena selain tidak mengajak para pelajar untuk turut aktif,

dan kreatif juga hasil evaluasi yang diperoleh selalu dibawah target atau

belum mencapai nilai ketuntasan minimum (KKM).

Hal ini terlihat dari proses pembelajaran dan hasil belajar siswa yang

masih minim. Sehingga menyebabkan banyaknya siswa yang mengalami

ketuntasan dalam belajarnya yang masih jauh dari target yang ingin dicapai.
Pada buku leger nilai siswa pada pelajaran matematika tahun pemebelajaran

2017/2018 adalah rata-rata 48,75 masih kurang, sedangkan target kurikulum

yang ditetapkan dalam kriteria ketuntasan minimal adalah 55. Berdasarkan

permasalahan di atas, peneliti akan mencoba menerapakan suatu metode

pembelajaran yang relevan dalam kegiatan pembelajaran Matematika, yaitu

dengan menerapkan model pembelajaran Index Card Match (ICM) pada

kegiatan pembelajaran matematika.

Model Index Card Match adalah strategi yang cukup menyenangkan

yang digunakan untuk mengulang materi yang telah diberikan sebelumnya.

Namun demikian, materi baru tetap bisa diajarkan dengan strategi ini dengan

catatan, siswa diberi tugas mempelajari topik yang akan diajarkan terlebih

dahulu, sehingga ketika masuk kelas merka sudah memiliki bekal

pengetahuan. Model pembelajaran ini melibatkan lebih banyak siswa yang

menelaah materi yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek

pemahaman mereka terhadap pelajaran tersebut dimana siswa lebih aktif dari

pada guru (Ismail, 2008: 82)

Dengan menggunakan metode yang sesuai dengan keadaan siswa,

maka kegiatan pembelajaran yang diupayakan akan menambah peluang bagi

guru untuk memperoleh hasil yang baik dalam proses pembelajaran. Oleh

karena itu, peran dan fungsi guru sangat penting dalam proses pembelajaran,

karena situasi yang dihadapi guru dalam melaksanakan pengajaran

mempunyai pengaruh besar terhadap kegiatan pembelajaran itu sendiri.

Dengan demikian, guru lebih peka terhadap berbagai situasi yang dihadapi,
sehingga dapat menyesuaikan pola tingkah lakunya dalam mengajar dengan

situasi yang dihadapi. Dengan menggunkan model pembelajaran Index Card

Match (ICM) dalam proses belajar mengajar, maka guru akan merasakan

adanya kemudahan di dalam proses pembelajaran di kelas, sehingga tujuan

pembelajaran dapat tercapai sesuai yang diharapkan. Berdasarkan uraian di

atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul: “Pengaruh

model Pembelajaran Index Card Match terhadap prestasi belajar siswa kelas

VIII MTs NW Kalijaga Tahun Pembelajaran 2017/2018”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian di atas, maka rumusan

masalahnya yaitu:

1. Bagaimana pengaruh model pembelajaran Index Card Match terhadap

prestasi belajar siswa pada materi pokok SPLDV kelas VIII MTs NW

Kalijaga Tahun Pelajaran 2017/2018.

2. Bagaimana respon siswa dari pengaruh model pembelajaran Index Card

Match terhadap prestasi belajar siswa pada materi pokok SPLDV kelas

VIII MTs NW Kalijaga.

C. Batasan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah di atas, banyak faktor

yang dapat mempengaruhi prestasi belajar khususnya pada mata pelajaran

matematika. Akan tetapi karena keterbatasan waktu, tenaga, biaya, dan

lainnya, sehingga tidak semua faktor yang mempengaruhi akan diteliti pada
penelitian ini. Dengan demikian perlu dilakukan pembatasan masalah dalam

penelitian ini yaitu:

a. Penelitian dilaksanakan pada siswa kelas VIII MTs NW Kalijaga Tahun

Pelajaran 2017/2018.

b. Metode yang digunakan adalah pembelajaran Index Card Match (ICM)

terhadap prestasi belajar siswa di MTs NW Kalijaga.

c. Materi pada penelitian ini adalah tentang sistem persamaan linier dua

variabel.

D. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah

1. Untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran Index Card Match

(ICM) terhadap Prestasi belajar siswa MTs NW Kalijaga Tahun Pelajaran

2017/2018.

2. Untuk mengetahui respon siswa dari pengaruh model pembelajaran

Index Card Match (ICM) terhadap prestasi belajar siswa kelas VIII MTs

NW Kalijaga Tahun Pelajaran 2017/2018.

E. Mamfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan perluasan dalam

mengembangkan ilmu pengetahuan yang erat kaitannya dengan model

pembelajaran Index Card Match (ICM) terhadap Prestasi belajar siswa


b. Memberikan pengetahuan baru bagi peneliti dan lembaga pendidikan

yang terkait guna dijadikan sebagai salah satu acuan atau referensi

pada masa yang akan datang.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi siswa

Bagi siswa, hasil penelitian yang dilakukan diharapkan dapat

membuat siswa menjadi lebih aktif dalam mengembangkan daya

berfikir dalam proses belajar matematika, sehingga siswa dapat

meningkatkan prestasi belajarnya menjadi lebih baik.

b. Bagi guru

Hasil penelitian ini di harapkan dapat berguna dan bermanfaat

sebagai bahan pertimbangan bagi para guru matematika untuk

peningkatan kualitas belajar dan kemampuan berfikir siswa dengan

menggunakan Index Card Match (ICM) sehingga dapat meningkatkan

prestasi belajar siswa.

c. Bagi Sekolah

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan masukan

dalam rangka perbaikan proses pembelajaran, sehingga dapat

meningkatkan prestasi belajar siswa.

d. Bagi peneliti selanjutnya

Dengan adanya penelitian ini diharapkan peneliti mendapatkan

keterampilan dan pengalaman tentang bagaimana cara meningkatkan

prestasi belajar siswa dengan menggunakan Index Card Match (ICM).


F. Sistematika Pembahasan

Bab I berisi pendahuluan yang mencakup latar belakang, rumusan

masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, mamfaat penelitian, manfaat

penelitian di bagi menjadi 2 yaitu manfaat teoritis dan manfaat praktis,

sistematika pembahasan. Bab II berisi kajian pustaka yang mencakup

penegasan istilah, penelitian yang relevan, landasan teori, kerangka

konseptual, perumusan hipotesis.

Bab III berisi metode penelitian yang mencakup jenis penelitian, desain

penelitian, populasi dan sampel, data penelitian, data penelitian terdiri dari

dua bagian yaitu Jenis data, Sumber data, Variabel penelitian, Metode

pengumpulan data, Instrumen penelitian, Analisa data, Uji hipotesis.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1. Penegasan Pengertian Istilah

a. Pengertian Index Card Match

Metode index card match Match menurut Agus Suprijono (2009:

139) merupakan jenis pembelajaran aktif yang dirancang untuk

mempengaruhi pola interaksi siswa. Metode mencari pasangan kartu ini

cukup menyenangkan digunpakan untuk mengulangi pelajaran yang

telah diberikan sebelumnya. Jadi dalam penelitian ini metode index

card match adalah cara-cara yang digunakan untuk mengingat kembali

materi yang telah diberikan sebelumnya, sehingga ketika masuk kelas

siswa sudah memiliki bekal pengetahuan.

b. prestasi belajar

Poerwanto (2011: 83) bahwa prestasi belajar merupakan hasil yang

dicapai oleh seseorang dalam usaha belajar sebagaimana yang

dintatakan dalam rapot. Jadi dalam penelitian ini presatasi belajar

adalah hasil belajar yang telah dicapai siswa sebagai tolak ukur

penguasaan materi pelajaran dan dinyatakan dalam bentuk angka

melalui pengukuran dan penilaian terhadap perubahan tingkah lakunya

dalam proses belajar.


c. Sistem Persamaan Linear Dua Variabel

Ngapiningsih ( 2014: 7 ) mengungkapkan bahwa sistem persamaan

linier dua variabel adalah sistem persamaan yang terdiri dari dua

persamaan linier dua variabel. Jadi dalam penelitian ini sistem

persamaan linier dua variabel adalah sistem persamaan yang hanya

memiliki dua variabel.

2. Penelitian Yang Relevan

Penelitian yang relevan merupakan penelitian yang sejenis dengan

penelitian yang telah dilakukan sebelumnya.

1. Penelitian dilakukan oleh idanuryani 2010. Meningkatkan prestasi

belajar matematika pada materi pokok lingkaran siswa kelas VIII SMP

Negeri 2 Alas Barat. Melalui model kooperatif tipe index card match

Tahun Pembelajaran 2009/2010. Hasil penelitian yang telah dilakukan

dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar matematika siswa pada okok

bahasan lingkaran dengan model kooperatif tipe index card match,

lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang mendapat pembelajaran

konvensional atau biasa.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Bq. Ruhul Ilhami 2011. Pengaruh

penerapan model pembelajaran Index Card Match terhadap prestasi

belajar siswa kelas VIII MTs NW Wanasaba Tahun Pembelajaran

2010/2011. Berdasarkan hasil pengamatan dan analisis data untuk

angket nilai rata-ratanaya 55,31 dan untuk post tes nilai rata- ratanya

61,32. Sedangkan untuk mengetahui pengaruh kedua variabel


menggunakan r- product moment dan diperoleh r-hitung=0,398 dan r-

tabel 0,349 dengan dk 32 dan taraf segnifikan 5% sehingga hipotesis

nol ditolak dan hipotesis alternatif ditrima, yang artinya ada hubungan

yang positif dan segnifikan penerapan pembelajaran Index Card Match

terhadap prestasi belajar siswa kelas VIII MTs NW Wanasaba Tahun

Pembalajaran 2010/2011.

3. Penelitian yang dilakukan oleh Sri Wahyuningsih (2014) pengaruh

strategi pembelajaran Aktif Tipe Index Card Match terhadap motivasi

dan hasil belajar matematika siswa kelas VII MTs N Salatiga. Hasil

penelitian yang dilakukan oleh Sri Ayuningsih adalah:

a. Nilai segnifikan motivasi belajar kelas eksprimen dan kelas kontrol

adalah 0,000¿ 0,050 yang berarti penerapan strategi pembelajaran

aktif tpe index card match berpengaruh terhadap motivasi belajar

matematika.

b. Nilai segnifikan hasil belajar kelas eksprimen dan kelas kontrol

adalah 0,000¿0,050 yang berarti penerapan strategi pembelajaran

aktif tipe index card match berpengaruh terhadap hasil belajar

matematika.

3. Landasan Teori

a. Index Card Match

Suprijono (2009: 139) menyatakan bahwa metode Index Card

Match ini berhubungan dengan cara-cara untuk mengingat kembali

apa yang telah mereka pelajari dan menguji pengetahuan dan


kemampuan mereka saat ini dengan teknik mencari pasangan kartu

yang merupakan jawaban dari soal sambil belajar mengenai suatu

konsep atau topik dalam suasana menyenangkan. Biasanya guru

dalam kegiatan belajar mengajar memberikan banyak informasi

kepada siswa agar materi ataupun topik dalam program pembelajaran

dapat terselesaikan tepat waktu, namun terkadang guru lupa bahwa

tujuan pembelajaran bukan hanya materi diingat oleh siswa. Karena

dalam kegiatan pembelajaran perlu diadakan peninjauan ulang atau

review untuk mengetahui apakah materi yang disampaikan dapat

dipahami oleh siswa.

Zaini (2008: 68) mengemukakan langkah-langkah model

pembelajaran index card match sebagai berikut:

1. Buatlah potongan – potongan kertas sebanyak jumlah siswa yang

ada didalam kelas.

2. Bagilah kertas – kertas tersebut menjadi dua bagian yang sama.

3. Pada separuh bagian, tilis pertanyaan tentang materi yang akan

dibelajarkan. Setiap kertas berisi satu pertanyaan.

4. Pada separuh kertas yang lain, tulis jawaban dari pertanyaan –

pertanyaan yang telah dibuat.

5. Kocoklah semua kertas sehingga akan tercampur antara soal dan

jawaban.
6. Setiap siswa diberi satu kelas. Jelaskan bhwa ini adalah aktivitas

yang dilakukan berpasangan. Separuh siswa akan mendapatkan

soal dan separuh yang lain akan mendpatkan jawaban.

7. Mintalah kepada siswa untuk menemukan pasangan mereka. Jika

ada yang sudah menemukan pasnagan, mintalah kepada mereka

untuk duduk berdekatan. Jelaskan juga agar mereka tidak

memberitahu materi yang mereka dpatkan kepada teman lain.

8. Setelah semua siswa menemukan pasangan dan duduk

berdekatan, mintalah kepada setiap pasangan secara bergantian

untuk membacakan soal yang diperoleh dengan kertas kepada

teman – temannya yang lain. Selanjutnya soal tersebut dijawab

oleh pasangannya.

9. Akhiri proses ini dengan membuat klarifikasi dan kesimpulan.

Silberman (2004: 102) index card match merupakan salah satu

teknik instruksional dari belajar aktif yang termasuk dalam berbagai

reviewing strategis ( strategi pengulangan ).

Zaini (2008: 68) menyatakan bahwa strategi pembelajaran Index

Card Match sbagai salah satu alternatif yang dapat dipakai dalam

penyampaian materi pelajaran selama proses belajar mengajar, strategi

index card match ini memiliki kelebihan dan kelemahan. Adapun

kelebihan dan kelemahan strategi index card match anatara lain:

1. Kelebihan dari strategi belajar aktif index card match yaitu


a. Menumbuhkan kegembiraan atau dalam kegiatan belajar

mengajar.

b. Materi pelajaran yang disampaikan lebih menarik perhatian

siswa.

c. Mampu menciptakan suasana belajar yang aktif dan

menyenangkan.

d. Mampu meningkatkan hasil belajar siswa mencapai taraf

ketuntasan belajar.

e. Penilaian dilakukan bersama.

b. Prestasi belajar

Poerwanto (2011: 83) bahwa prestasi belajar merupakan hasil

yang dicapai oleh seseorang dalam usaha belajar sebagaimana yang

dintatakan dalam rapot. Sukmadinata (2004: 155) menyatakan bahwa

prestasi belajar merupakan perubahan dalam kepribadian, yang

dimanifestasikan sebagai pola-pola respon yang baru yang berbentuk

ketrampilan, sikap, kebiasaan, pengetahuan dan kecakapan.

Harjati (2008: 43) prestasi belajar merupakan hasil usaha yang

dilakukan dan menghasilkan perubahan yang dinyatakan dalam

bentuk simbol untuk menunjukkan kamampuan pencapaian dalam

hasil kerja dalam waktu tertentu adalah hasil belajar yang telah dicapai

siswa sebagai tolak ukur pengusan materi pelajaran dan dinyatakan

dalam bentuk angka melalui pengukuran dan penelitian terhadap

perubahan tingkah lakunya dalam proses belajar.


Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa prestasi

belajar hasil belajar yang telah dicapai oleh siswa sebgai tolak ukur

penguasan materi pelajaran dan dinyatakan dalam bentuk angka .

Faktor yang mempengaruhi prestasi belajar menurut (Slameto,

2010: 2) adalah sebagai berikut:

1) Peranan guru dalam membimbing dan mendidik siswa yang

sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor kemandirian dan

profesionalisme guru.

2) Faktor lingkungan yang sangat dipengaruhi oleh kompetitor yang

tersedia.

3) Faktor kemauan diri siswa yang sangat dipengaruhi oleh perhatian

dan motivasi yang diberikan orang tua.

Prestasi belajar dipengaruhi oleh banyak faktor antara lain baik

itu faktor internal dan faktor eksternal.

1. faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri individu

yang terdiri antara lain: faktor jasmaniah dan faktor psikologis.

a. Faktor jasmaniah

Faktor jasmaniah adalah faktor yang sifatnya bawaan atau

yang diperoleh, misalnya penglihatan, pendengaran, struktur

tubuh.

b. Sedangkan faktor psikologis terdiri dari Faktor intelektif yang

meliputi kecerdasan, kecakapan yang dimilki, Faktor non-


intelektif yang meliputi unsur kepribadian, kebiasaan, emosi,

minat, dan motivasi

2. Faktor eksternal yang terdapat dari luar seperti: Lingkungan

keluarga, Lingkungan sekolah, Lingkungan masyarakat,

Lingkungan kelompok.

c. Sistem persamaan linier dua variabel

Ngapiningsih ( 2014: 7 ) (Sistem Persamaan Linear Dua Variabel

adalah dua buah persamaan linear dengan dua variabel yang hanya

mempunyai satu penyelesaian. Bentuk umum persamaan SPLDV

adalah sebagai berikut:

ax + by = c

dx + ey = f

Dengan demikian x,y disebut variabel, sedangkan a,b,d,e disebut

koefisien, dan c, f disebut hasil.

4. Kerangka Konseptual

Metode mengajar guru yang masih konvensional mengakibatkan

siswa tidak mempunyai kesempatan untuk menggali sendiri

pengetahuannya sehingga siswa menjadi pasif seperti siswa merasa bosan

dan jenuh ketika proses pembelajaran berlangsung. Hal ini menyebabkan

kebosanan dan tidak mengerti terhadap siswa dalam pembelajaran

matematika. Sehingga guru harus melakukan usaha untuk memperbaiki

proses pengajaran yang dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.


Pada pembelajaran Index Card Match , siswa diberi kesempatan

untuk berinteraksi dengan siswa lain, suasana dikelas dapat diciptakan

sebagai suasana permainan, ada kompetisi antar siswa untuk memecahkan

masalah yang terkait dengan topik pelajaran matematika serta adanya

penghargaan, sehingga siswa dapat belajar matematika dalam suasana

yang menyenangkan (Zaini, 2008: 68). Dalam kegiatan pembelajaran

index card match, siswa ditugaskan untuk menentukan pasangan dari kartu

yang dipegangnya. Melalui kegiatan ini, diharapkan dapat menumbuhkan

minat dan rasa ingin tahu siswa sehingga siswa semakin termotivasi untuk

belajar, dan pada akhirnya juga dapat meningkatkan pretasi belajar siswa.

Dengan demikian, diharapkan model pembelajaran index card match dapat

meningkatkan prestasi belajar siswa.

5. Perumusan Hipotesis

Adapun rumusan hipotesis dari penelitian ini adalah :

H 0 : Tidak ada pengaruh terhadap Pembelajaran matematika melalui

model Index Card Match (ICM) terhadap prestasi belajar peserta

didik di MTs NW Kalijaga Tahun Pelajaran 2017/2018.

H а : Ada pengaruh Pembelajaran melalui model Index Card Match (ICM)

terhadap prestasi belajar peserta didik di Darussholihin NW Kalijaga

Tahun Pelajaran 2017/2018.

BAB III
METODE PENELITIAN

1. Jenis Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

eksprimen, yaitu suatu metode penelitian dengan melakukan percobaan

terhadap kelompok eksprimen.

2. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan adalah post-test only control design.

3. Populasi Dan Sampel

a. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa MTs NW Kalijaga.

b. Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah kelas VIII A sebagai kelas Kontrol

dan kelas VIII B sebagai kelas Eksprimen.

4. Data Penelitian

a. Jenis dan sumber data

1. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Data kuantitatif,

data yang berupa angka-angka dan analisis statistik.

2. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer

dan data sekunder. Data primer yang terdiri dari pengamatan yang

berupa angket. Sedangkan data sekunder terdiri dari dokumen tertulis

yang berupa data nilai siswa.

b. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik tes dan observasi.

Teknik tes yang berupa pilihan ganda sebanyak 40 soal. Teknik penskoran
yang diberikan sesuai jawaban yang benar atau salahnya. Jika jawabannya

benar maka nilai yang diberikan kepada siswa adalah 1, jika jawabannya

salah maka nilai yang diberikan kepada siswa adalah 0.

Sedangkan teknik observasi berupa angket, indikatornya terdiri dari 10

indikator. Jawaban dari setiap pernyataan menggunakan skala Likert dengan

gradasi Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), Sangat Tidak

Setuju (STS). Nilai 4 diberikan jika siswa menjawab (ST), nilai 3 diberikan

jika siswa menjawab (S), nilai 2 diberikan kepada siswa yang menjawab

(TS), nilai 1 diberikan kepada siswa yang menjawab (STS).

5. Varibel Penelitian

Peneliti ini hanya menggunakan dua jenis, dimana variabel tersebut

adalah variabel bebas dan variabel terikat.

1. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model pembelajaran Index Card

Match (ICM) yang dilambangkan dengan X.

2. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah prestasi belajar siswa kelas VIII

yang dilambangkan dengan Y

6. Metode Pengumpulan Data Penelitian

1. Uji instrumen penelitian

a. Uji validitas

Untuk mengetahui kevalidan atau kesahihan suatu instrument maka

instrument itu perlu diuji. Rumus yang digunakan adalah rumus korelasi

product moment.
Adapun rumus yang digunakan peneliti untuk menguji validitas soal

yakni sebagai berikut:

N ∑ XY −( ∑ X )( ∑ Y )
r xy =

√ { N ∑ X − ( ∑ X ) { N ∑ Y −( ∑ Y ) }
2 2 2 2

(Sugiyono, 2017: 228)

Dimana:

r xy = koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y, dua variabel

yang dikorelasikan.

X = skor item soal yang dicari validitasnya

Y = skor total

N = Jumlah peserta tes

Kriteria Validitas:

rhitung> rtabel= tes valid

rhitung< rtabel = tes tidak valid

b. Uji reliabelitas

Reabilitas adalah suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk

digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah

baik. Dalam penelitian ini rumus yang dipakai untuk mencari reliabilitas

tes adalah dengan menggunakan rumus alpha.


r11 = [ k ∑σ 2
¿[1− 2 b ]
( k−1 ) σt

(sugiyono,2017: 165)

Dimana:

r11 = reliabilitas instrumen

k = banyaknya soal

∑ σ 2b = jumlah varians butir

σ 21 = varians total

Dengan kriteri sebagai berikut:

r
Jika r 11 > tabel berarti reliabel dan

r 11 < r tabel berarti tidak reliabel.

c. Daya beda

Cara menghitung daya beda yaitu data diurutkan dari nilai tertinggi

sampai terendah.

Rumus daya pembeda.

S A −S B
DP = 1
T S max −S min
2

(Daryanto, 2005: 186)

Keterangan:

DP = daya pembeda S A = jumlah skor kelompok atas

S B = jumlah skor kelompok bawah T = jumlah siswa pada kelompok.


smax =¿ Skor maksimum smin =¿ skor minimum

Kriteria daya beda sebagai berikut:

1. 0,70 – 1,00 kriteria yang diperoleh baik sekali

2. 0,40 – 0,70 kriteria yang diperoleh baik

3. 0,20 – 0,40 kriteria yang diperoleh cukup

4. 0,00 – 0,20 kriteria yang diperoleh jelek

d. Tingkat kesukaran

Tingkat kesukaran adalah besaran yang digunakan untuk menyatakan

apakah suatu soal termasuk ke dalam kategori mudah, sedang atau sukar.

Untuk mengetahui tingkat kesukaran dapat digunakan rumus:

S A + S B−T min
TK =
T Smax −Smin

(Daryanto, 2005:180)

Keterangan:

TK = tingakt kesukaran SA = jumlah skor atas

S B = jumlah skor bawah T = jumlah siswa pada kelompok.

smax =¿ Skor maksimum smin =¿ skor minimum

Kriteria tingkat kesukaran:

1. Makin kecil index yang diperoleh maka soal tersebut dinyatakan

sukar.

2. Makin besar index yang diperoleh maka soal tersebut dinyatakan

mudah.
7. Analisa Data

a. Uji asumsi klasik

1). Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah terdistribusi

normal atau tidak sebaran data. Uji normalitas yang digunakan dalam

penelitian ini adalah uji chi kuadrat (X2).

Rumus :
2
2 ( f 0−f h )
χ =∑
fh

(Sugiyono, 2017 :193)

Keterangan :
2
X = chi kuadrat

f 0 = frekuensi yang diobservasi

f h = frekuensi yang diharapkan

k = banyak kelas interval

Dengan ketentuan jika harga X2 hitung > X2 tabel maka data yang

diperoleh tidak berdistribusi normal dan sebaliknya jika harga X 2 hitung

< X2 tabel maka data yang diperoleh berdistribusi normal, jika X2 hitung

< X2 tabel dengan taraf signifikan 5% dan derajat kebebasan, dk = k-1, k

adalah jumlah kelas interval.

2). Uji Homogenitas

Disamping pengujian terhadap normal tidaknya distribusi data

pada sample perlu juga melakukan pengujian terhadap kesamaan


(homogenitas). Uji homogenitas pada prinsipnya ingin menguji apakah

sebuah grup mempunyai varians yang sama di antara anggota grup

tersebut. Selain itu, uji homogenitas dimaksudkan untuk meperlihatkan

apakah dua atau lebih kelompok data sample berasal dari populasi yang

memiliki varians yang sama. Adapun rumus yang digunakan adalah uji f.

VariansTerbesar
f h itung=
V ariansTerkecil

(Sugiyono, 2017: 140)

Dengan kriteria penguji sebagai berikut:

 jika f h itung > f tabel, berarti tidak homogen

 jika f h itung < f tabel, berarti homogen

Varians masing-masing kelas diperoleh dari :

( Ʃ X )²
Ʃ X ²−
N
S2=
N

Keterangan

S² = Varians sampel

ƩX = Jumlah nilai

N = Jumlah siswa

8. Uji hipotesis

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini perlu diuji kebenarannya.

Maka digunakan t-test sampel related dengan rumus :

t= −¿ ¿

√ ( n 1−1 ) s +( n2−1 ) s22 1 1


2
1

n1 +n2−2 (n n )
1
+
2
(Sugiyono, 2017: 138)

kterangan :

X̄ 1 = rata-rata sampel 1

X̄ 2 = rata-rata sampel 2

2
S1 = varian sampel 1

S22= varian sampel 2

n1 = jumlah sampel 1

n2 = jumlah sampel 2

dengan kriteria:

1. Jika t hitung > dari t tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima

2. Jika t hitung < dari t tabel maka Ho diterima dan Ha ditolak.

Uji hipotesis statistik:

1. H 0 : μ1=μ 2

2. H а : μ1> ¿ μ 2
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2013. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.


Jakarta: Rineka Cipta.

Daryanto. 2005. Evaluasi pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta.

Ismail. 2008. Strategi pembelajaran agama islam berbasis PAIKEM


(Pembelajaran, Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan).
Semarang: Rasail Media Group.

Kusumah, Wijaya. 2012. Menegnal Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta Barat: PT


Indeks.

Ngapiningsih. 2014. PR Matematika, Klaten: PT Intan Pariwara.

Poerwanto. 2011. Prestasi belajar.


http://www.eurekapendidikan.com/2014/12/prestasi belajar, tanggal 1 juni
2017 pukul 10.27.

Silberman. 2004. 101 Cara Belajar Siswa Aktif, Bandung: Nusamedia.

Slameto , 2010. belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, Jakarta: PT


Rineka Cipta.

Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan, Kuantitatif,


Kualitatif, dan R&D), Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. 2017. Statistika Untuk Penelitian, Bandung: Alfabeta.

Suprijono, Agus. 2009. Cooperative learning (Teori & Aplikasi PAIKEM),


Surabaya: Pustaka Pelajar.

Zaini, Hisyam. 2008. Strategi Pembelajran Aktif. Jakarta: Insan Madani.

Undang-undang. 2003. SISDIKNAS dan peraturan pelaksanaannya. Jakarta:


Tamita Utama.

Anda mungkin juga menyukai