Anda di halaman 1dari 21

PENERAPAN METODE INDEX CARD MATCH

PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA


MATERI POKOK PERKALIAN
UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS II-B
MADARASAH IBTIDAIYAH NEGERI (MIN) 4 JEMBRANA
TAHUN PELAJARAN 2022/2023

Oleh :

WIRDATUL HUMAIDIYAH
859011253

UPBJJ UT DENPASAR
PROGRAM STUDI S-1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TERBUKA
TAHUN 2023
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pembelajaran pada hakekatnya adalah interaksi antara peserta didik dengan

lingkungannya, sehingga terjadi perubahan perilaku ke arah yang lebih baik. Dalam

interaksi tersebut banyak sekali faktor yang mempengaruhinya, baik faktor internal

maupun faktor eksternal.

Proses belajar mengajar termasuk pembelajaran Matematika harus ditandai

dengan aktifitas peserta didik. Sebagai konsekuensinya peserta didik merupakan

syarat mutlak berlangsungnya kegiatan belajar mengajar. Peserta didik beraktivitas

secara aktif baik secara fisik maupun mental dan proses belajar mengajar harus ada

evaluasi. Dengan evaluasi ini akan dapat diketahui tingkat keberhasilan peserta

didik. Peserta didik akan dapat diketahui sejauh mana kemampuannya dalam

menyerap materi.

Fungsi pembelajaran Matematika yang paling penting adalah bagaimana

menuntun peserta didik untuk mau belajar dan dapat belajar. Dalam mengajar

tentunya guru lebih banyak ditekankan pada strategi kreasi intelektual dan strategi

kognitif dari pada informasi verbal. Dengan cara mengajar yang demikian, strategi

belajar tersebut diharapkan dapat menghasilkan interaksi dan keterlibatan yang

maksimal bagi peserta didik dalam belajar.

Namun yang terjadi pada pembelajaran Matematika yang selama ini

dilakukan di kelas II- MIN 4 Jembrana masih banyak dipengaruhi oleh cara-cara
tradisional, yaitu guru menyampaikan pelajaran dengan contoh soal, mendengarkan

atau mencatat rumus dengan sistem evaluasi yang mengutamakan pengukuran

kemampuan menjawab pertanyaan dan berhitung atau kemampuan lainnya. Jika

dilihat dari ketuntasan belajarnya dengan nilai 71 hanya berkisar pada 40-50 % dari

jumlah peserta didik di kelas II MIN 4 Jembrana, padahal pembelajaran Matematika

bukan sekedar teori yang diterangkan kepada peserta didik tetapi juga meliputi

praktek dan pemahaman, untuk itu proses pembelajaran yang dilakukan harusnya

lebih mengarahkan pada proses keaktifan peserta didik agar mereka memahami apa

yang sedang dipelajari.

Menghadapi kenyataan tersebut sebagai guru wajib mencari solusi yang

tepat untuk mengatasi kesulitan-kesulitan tersebut yang pada prinsipnya bahan

pelajaran dapat disajikan secara menarik sebagai upaya menumbuhkan motivasi.

Salah satu yang bisa dilakukan pada pembelajaran Matematika adalah

menerapkan metode index card match (mencari pasangan kartu). Metode ini

merupakan metode yang sangat menyenangkan yang digunakan untuk mengulang

materi yang telah diberikan sebelumnya ataupun materi baru. Metode index card

match adalah metode yang dikembangkan untuk menjadikan peserta didik aktif

mempertanyakan gagasan orang lain dan gagasan diri sendiri dan seorang peserta

didik memiliki kreatifitas maupun mengusai ketrampilan yang diperlihatkan untuk

mencapai tujuan.

pembelajaran. Pembelajaran yang bernuansa inovatif tentu sangat

dibutuhkan dalam kondisi kelas yang sangat menyenangkan atau ada kebebasan,

sehingga peserta didik dapat tumbuh dan berkembang sebagaimana mestinya.


Metode itu sudah banyak dilakasanakan sehingga memacu anak untuk giat

belajar dan membawa hasil yang baik, namun disamping itu masih ada pula

kekurangan peserta didik yang mengalami berbagai hambatan. Memperhatikan

permasalahan-permasalahan sebagaimana tersebut di atas, maka penulis

menyajikan penelitian ini dengan berjudul Penerapan metode Index Card Match

pada mata pelajaran Matematika materi pokok Perkalian untuk meningkatkan hasil

belajar siswa kelas II Madarasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) 4 Jembrana tahun

pelajaran 2022/2023, sangat menarik untuk di cermati dan teliti.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dirumuskan:

1. Bagaimanakah penerapan metode index card match pada mata pelajaran

Matematika materi pokok perkalian di kelas II MIN 4 Jembrana Tahun Pelajaran

2022/2023?

2. Bagaimana hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran Matematika materi

pokok perkalian di kelas II MIN 4 Jembrana Tahun Pelajaran 2022/2023 setelah

menggunakan metode index card match?

3. Bagaimana keaktifan belajar peserta didik pada mata pelajaran Matematika

materi pokok perkalian di kelas II MIN 4 Jembrana Tahun Pelajaran 2022/2023

setelah menggunakan metode index card match?


C. Tujuan Penelitian Perbaikan

Berkaitan dengan permasalahan diatas, maka tujuan yang hendak dicapai adalah:

a. Untuk mendeskripsikan dan menganalisa penerapan metode Index Card

Match pada mata pelajaran Matematika materi pokok perkalian di kelas II

MIN 4 Jembrana Tahun Pelajaran 2022/2023.

b. Untuk mendeskripsikan dan menganalisa hasil belajar peserta didik pada

mata pelajaran Matematika materi pokok perkalian di kelas II MIN 4

Jembrana Tahun Pelajaran 2022/2023 setelah menggunakan metode Index

Card Match.

c. Untuk mendeskripsikan dan menganalisa keaktifan belajar peserta didik pada

mata pelajaran Matematika materi pokok perkalian di kelas II MIN 4

Jembrana Tahun Pelajaran 2022/2023 setelah menggunakan metode Index

Card Match.

D. Manfaat Penelitian Perbaikan

Penelitian tindakan kelas yang peneliti lakukan ini, diharapkan dapat

bermanfaat bagi penulis dan pihak-pihak yang terkait. Adapun manfaat

penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Secara Teoritis

Dapat memberikan masukan dan informasi secara teori strategi metode index

card match pada pembelajaran Matematika.

b. Secara Praktis

1) Bagi Sekolah
Sebagai bahan dan masukan serta informasi bagi sekolah dalam

mengembangkan peserta didiknya terutama dalam hal proses

pembelajaran Matematika, khususnya peningkatan keaktifan dan prestasi

belajar.

2) Bagi Peserta Didik

Diharapkan para peserta didik dapat terjadi peningkatan hasil belajar pada

pembelajaran Matematika.

3) Bagi Peneliti

Dapat menambah pengalaman dan pengetahuan baru khususnya proses

pembelajaran dengan metode index card match pada pembelajaran

Matematika.
BAB II

LANDASAN TEORI

A. Index Card Math


1. Metode Index Card Math
a. Pengertian Metode Index Card Match
Metode atau metoda berasal dari bahasa Yunani (Greeka) yaitu metha dan hodos,
metha berarti melalui atau melewati, sedangkan hodos berarti jalan atau cara. Metode secara
harfiah diartikan “cara”. Dalam pemakaian umum metode diartikan sebagai cara melakukan
kegiatan atau melakukan pekerjaan dengan menggunakan fakta dan konsep-konsep secara
sistematis.

Metode index card match adalah metode yang dikembangkan untuk menjadikan
peserta didik aktif mempertanyakan gagasan orang lain dan gagasan diri sendiri dan seorang
peserta didik memiliki kreatifitas maupun menguasai ketrampilan yang diperlihatkan untuk
mencapai tujuan pembelajaran. Pembelajaran yang bernuansa inovatif tentu sangat
dibutuhkan dalam kondisi kelas yang sangat menyenangkan atau ada kebebasan, sehingga
peserta didik dapat tumbuh dan berkembang sebagaimana mestinya.

Metode index card match merupakan metode yang ciptakan kondisi pembelajaran
yang bersifat kerjasama, saling menolong dan tanggungjawab dalam menyelesaikan tugas
yang diberikan lewat permainan kartu. Hal ini bukanlah hal baru dalam dunia Islam, karena
Islam sendiripun menganjurkan untuk tolong menolong dalam kebaikan. Bukan juga hal baru
dalam dunia pendidikan.

Keberadaan pembelajaran yang sifatnya monoton sebagai salah satu sumber utama yang
turut memberikan kontribusi terhadap lemahnya pembelajaran agama Islam yang selama ini
jelas berdampak pada kegagalan pembelajaran. Dalam konteks ini, penyebabnya dapat berawal
dari kelemahan sumber daya manusia, kurikulum, sumbersumber belajar, media, strategi,
metode, pendekatan dan evaluasi yang dipergunakan dalam PBM.
b. Tujuan Metode Index Card Match
Sebelum lebih jauh menjelaskan tujuan metode index card match terlebih dahulu dijelaskan
apa sebenarnya makna dari “tujuan” tersebut. secara etimologi tujuan adalah “arah, maksud,
atau haluan”. Dalam bahasa Arab tujuan diistilahkan dengan “ghayat, ahdaf, atau
muqoshid”. Sementara dalam bahasa inggris diistilahkan dengan “goal, purpose, obyektif,
atau aim”. Secara terminologi tujuan adalah suatu yang diharapkan tercapai setelah sebuah
usaha atau kegiatan selesai.

Tujuan dari penerapan metode index card match adalah guru dapat menciptakan

suasana belajar yang mendorong anak-anak untuk saling membutuhkan, inilah yang

dimaksud positive interdependence atau saling ketergantungan positif. Saling

ketergantungan positif ini dapat dicapai melalui ketergantungan tujuan, ketergantungan

tugas, ketergantungan sumber belajar, ketergantungan peranan dan ketergantungan

hadiah.

c. Langkah-Langkah Metode Index Card Match

Metode ICM dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :

1) Buatlah potongan-potongan kertas sejumlah peserta dalam kelas dan dibagi menjadi

dua kelompok.

2) Tulis pertanyaan tentang materi yang telah disampaikan sebelumnya pada potongan

kertas. Setiap kertas satu pertanyaan.

3) Pada potongan kertas yang lain, tulislah jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang

telah dibuat.

4) Kocoklah semua kertas sehingga tercampur antara soal dan jawaban.

5) Bagikan setiap peserta satu kertas. Jelaskan bahwa ini aktivitas yang dilakukan

berpasangan. Sebagian peserta akan mendapatkan soal dan sebagian yang lain

mendapatkan jawaban.

6) Mintalah peserta untuk mencari pasangan. Jika sudah ada yang menemukan

pasangannya, mintalah mereka untuk duduk berdekatan. Jelaskan juga agar mereka

tidak memberikan materi yang mereka dapatkan kepada teman yang lain.

7) Setelah semua peserta menemukan pasangan dan duduk berdekatan, mintalah setiap

pasangan secara bergantian membacakan soal yang diperoleh dengan suara keras
kepada teman-teman lainnya. Selanjutnya soal tersebut dijawab oleh teman

pasangannya. Demikian seterusnya.

8) Akhiri proses dengan klarifikasi dan kesimpulan serta tindak lanjut.

Prosedur yang bisa dikembangkan dalam penerapan metode ICM :

1) Beri setiap peserta didik kartu indeks yang berisi informasi atau contoh yang cocok

dengan satu atau beberapa kategori.

2) Perintahkan peserta didik untuk berkeliling raungan dan menari peserta didik lain

yang kartunya cocok dengan kategori yang sama. (Anda dapat mengumumkan

kategorinya sebelumnya atau biarkan peserta didik menemukannya sendiri).

3) Perintahkan para peserta didik yang kartunya memiliki kategori sama untuk

menawarkan diri kepada peserta didik lain

4) Ketika tiap kategori ditawarkan, kemukakan poin-poin pengajaran yang menurut anda

penting.

Variasi yang bisa dikembangkan dalam penerapan metode ICM:

1) Tiap kelompok untuk membuat presentasi pengajaran tentang Kategorinya

2) Pada awal kegiatan, bentuklah tim. Berikan tiap tim satu dus kartu. Pastikan bahwa

mereka mengocoknya agar kategori-kategori yang cocok dengan mereka tidak jelas

dimana letaknya. Perintahkan tiap tim untuk memilah-milah kartu menjadi sejumlah

kategori. Tiap tim bisa mendapatkan skor untuk jumlah kartu yang dipilih dengan

benar.

B. Pengertian Belajar Matematika

1. Pengertian belajar Matematika

Menurut Nana Surjana, (1987:28) “Proses belajar berlangsung dalam waktu

tertentu dan merupakan proses yang panjang dari satu fase ke fase berikutnya. Belajar adalah
suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang, bukan menghafal

atau mengingat”.

Herman Hudoyo, (1979 : 89). Begitu juga dengan belajar matematika karena

melibatkan suatu struktur hirarki dari konsep-konsep tingkat tertinggi yang dibentuk atas

dasar apa yang telah terbentuk sebelumnya. Ros Effendi, (1980:148). Belajar matematika

berarti mempelajari fikiran-fikiran manusia, yang berhubungan dengan ide, proses dan

penalaran. Mohammad Soleh, (1998:3). Belajar matematika adalah belajar tentang bilangan,

belajar menjumlah, mengurangi dan membagi yang terdapat dalam aljabar, aritmatika, dan

geometri.

Jadi, belajar matematika adalah melibatkan diri yang berhubungan dengan ide,

proses dan penalaran yang semuanya telah tersusun secara hirarki dari konsep-konsep yang

rendah sampai konsep-konsep yang lebih tinggi.

Tomokon Rontokahu (1996:15) mengemukaan bahwa matematika adalah simbol

tentang berbagai gagasan dengan menggunakan istilah-istilah yang didefinisikan secara

cermat, jelas dan akurat. Matematika adalah seni dimana keindahannya terdapat dalam

keruntutan dan keharmonisan.

Matematika merupakan suatu bahan yang memiliki obyek abstrak dan dibangun

melalui proses penalaran induktif, yaitu kebenaran suatu konsep yang diperoleh sebagai

akibat logis dari kebenaran sebelumnya sudah diterima sehingga keterkaitan antara konsep

dalam matematika sangat kuat dan kuat.

2. Hasil Belajar Matematika

Hasil belajar atau prestasi belajar berasal dari kata “prestasi atau belajar”. Prestasi

merupakan hasil usaha yang diwujudkan dengan aktivitas yang sesuai dengan tujuan yang

dikehendaki.
Belajar menurut Clifford T. Morgan “Learning is any relatively permanent change

in behaviour which accurs as a result of practise last experience”. Artinya, belajar adalah

perubahan tingkah laku yang relatif, permanen atau menetap yang dihasilkan dari praktek

pengalaman lalu.

Sedangkan hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki peserta didik

setelah ia menerima pengalaman belajarnya.

3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono, mengemukakan beberapa hal yang

mempengaruhi prestasi hasil belajar, yaitu :

a. Faktor Internal (dari dalam) meliputi :

1) Faktor jasmaniah (fisiologis) baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh yang

termasuk faktor ini misalnya penglihatan, pendengaran, struktur tubuh dan

sebagainya.

2) Faktor Psikologis yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh :

a) Faktor Intelektif

(1) Faktor potensial yaitu kecerdasan dan bakat

(2) Faktor kecakapan nyata yaitu prestasi yang telah dimiliki

b) Faktor non intelektif yaitu unsur-unsur kepribadian tertentu seperti : sikap, minat,

kebiasaan, kebutuhan, motivasi, emosi, penyesuaian diri.

c) Faktor kematangan fisik maupun psikis.

b. Faktor Eksternal (dari luar), meliputi :

1) Faktor sosial, terdiri atas :

2) Faktor lingkungan fisik seperti fasilitas rumah, fasilitas belajar, iklim.

3) Faktor lingkungan spiritual dan keamanan.

4. Keaktifan Belajar
a. Pengertian Keaktifan Belajar Matematika

Keaktifan berasal dari kata aktif yang berarti giat atau dinamis. Sedang keaktifan

berarti kegiatan. Yang dimaksud dengan keaktifan belajar Matematika adalah keadaan

peserta didik yang selalu giat dan sibuk diri baik jasmani maupun rohani dalam mengikuti

kegiatan belajar Matematika yang berlangsung di sekolah.

b. Macam-Macam Keaktifan Belajar Matematika

Keaktifan belajar Matematika terdiri dari keaktifan Psikis dan keaktifan fisik.

1) Keaktifan Psikis

Menurut teori kognitif adalah belajar menunjukkan adanya jiwa yang sangat

aktif, jiwa mengolah informasi yang kita terima. Tidak sekedar menyimpannya saja

tanpa mengadakan transformasi.

2) Keaktifan Fisik

Menurut teori Thorndike mengemukakan keaktifan peserta didik dalam belajar

dengan hukum “ Law of Exercise” nya yang mengatakan bahwa belajar memerlukan

latihan-latihan. Mc Kachix berkenaan dengan prinsip keaktifan mengemukakan

bahwa individu merupakan manusia belajar yang aktif dan selalu ingin tahu. Keaktifan

fisik meliputi : Mencatat, Membaca, mendengarkan, bertanya pada guru, dan latihan.

Dari penjelasan di atas, dapat peneliti simpulkan bahwa yang dimaksud aktifitas

belajar adalah aktifitas yang bersifat psikis maupun fisik. Dalam kegiatan belajar

kedua aktifitas itu harus terkait. Sebagai contoh seseorang sedang belajar dengan

membaca. Secara fisik kelihatan bahwa orang tadi membaca menghadapi suatu buku,

tetapi mungkin pikiran sikap mentalnya tidak tertuju pada buku yang dibaca. Ini

menunjukkan tidak keserasian antara aktifitas psikis dengan fisik. Kalau demikian

maka belajar itu tidak akan optimal. Dengan demikian jelas bahwa aktifitas itu dalam
arti luas bahwa baik yang bersifat psikis maupun fisik. Kaitan antara keduanya akan

membuahkan aktifitas belajar yang optimal.

C. Penerapan Metode ICM Bagi Peningkatan Hasil Belajar Matematika

Hasil belajar berkait erat dengan metode pembelajaran bagaikan dua hal yang tidak

dapat dipasahkan antara satu dengan lainnya.

Berikut tahapan aplikasi metode index card match pada Matematika:

1. Guru membuat potongan-potongan kertas sejumlah peserta didik di kelas.

2. Guru membagi kertas-kertas tersebut menjadi dua bagian yang sama

3. Guru menulis materi pokok perkalian di kartu satu kartu berisi bentuk perkalian dan satu

kartu bertulis hasil perkalian.

4. Guru meminta peserta didik mengambil kartu dan mencari kartu pasangannya.

5. Setelah peserta didik menemukan pasangan dan duduk berdekatan, minta setiap pasangan

secara bergantian untuk membacakan kartu yang diperoleh dengan keras kepada teman-

teman yang lain.

6. Guru mempersilahkan peserta didik yang lain mengomentari hasil bacaan

Akhiri proses ini dengan membuat klarifikasi dan kesimpulan. Jadi metode index

card match bertujuan mengantarkan sebuah pembelajaran ke arah tujuan tertentu yang ideal

dengan tepat dan cepat sesuai yang diinginkan.

D. Media dan Metode Pembelajaran

Menurut Gerlach dalam buku Teaching And Media yang dikutip dari Anith Wiryawan

dan Noorhadi, mengungkapkan bahwa metode atau teknik adalah jalan atau alat yang

digunakan guru untuk mengarahkan kegiatan peserta didik ke arah tujuan yang ingin dicapai.

Sedangkan Winarno Surachmad berpendapat bahwa:


“Media pembelajaran adalah sarana pembelajaran yang digunakan sebagai perantara dalam
proses belajar mengajar untuk mempertinggi efektifitas dan efisiensi dalam mencapai tujuan
pembelajaran.”

”Metode adalah cara yang dalam fungsinya merupakan alat untuk mencapai tujuan. Metode
lebih bersifat prosedural sedangkan teknik bersifat implementatif, yang merupakan
pelaksanaan apa yang sesungguhnya dilakukan oleh guru dalam mencapai tujuan. ”

”Strategi pembelajaran perlu mengikuti kaidah pedagogik, yaitu pembelajaran diawali dari konkret ke
abstrak, dari sederhana ke kompleks, dan dari mudah ke sulit.”

Secara umum media merupakan kata jamak dari “medium”, yang berarti perantara atau

pengantar. Dalam bidang pengajaran atau pendidikan media diistilahkan dengan media

pendidikan atau media pembelajaran. Media pendidikan adalah suatu bagian integral dari

proses pendidikan di sekolah. Dan karena itu menjadi suatu bidang yang harus dikuasai oleh

setiap guru profesional.

E. Hasil Penelitian Relevan

Penelitian relevan ini digunakan sebagai acauan sebagai motivasi keberhasilan peneliti

terhadap apa yang akan di teliti, baik mengenai kelebihan apun kekurangan. Jua mempunyai

andil dalam proses informasi mengenai teori-teori yang berkaitan dengan judul yang kami

akan teliti sebagai acuan landasan teori ilmiah yang telah teruji keberhasilannya.Penggunaan

Metode ini mengacu pada :

a. keberhasilan penerapan metode Index Card Macth (ICM) pada artikel yang

berjudul “ Penerapan Metode belajar Aktif Tipe Index Card Match (ICM) Dalam

Pembelajaran Matematika” Jurnal Computer Seience Researeh and its Development

Journal,Vol 13, No 3a 2021 yang ditulis oleh Muhammad Rizky Mazaly.

b. “Penerapan Metode Belajar Aktif Tipe Index Card Match (ICM) Untuk Meningkatkan

Keapuan Pemahaman Konsep Pada Pembelajaran Matematika Kelas VIII Pada Tahun”

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Keguruan dan Ilmu Pendidikan [JIMEDU] Vol 2 Nomor 6

Juni 2022, hal : 471-477 yang ditulis oleh Lulu Hidayati.


c. Pengaruh Model Pembelajaran kooperatif tipe Index Card Match Terhadap Belajar

Matematika siswa” Al-Khwarizmi : Jurnal Pendidikan Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam, p-ISSN: 2337-7666 and e-ISSN: 2541-6499 yang ditulis oleh

Esty Saraswati Nur Hartiningrum.


BAB III
PELAKSANAAN PELELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN

A. Subjek, Tempat, dan Waktu Penelitian, Pihak Yang Membantu

1. Subyek dan Tempat Penelitian


Subjek penelitian ini dilaksanakan di kelas II MIN 4 Jembrana semester I mata
pelajaran sub pokok bahasan Perkalian tahun Pelajaran 2022/2023 sebanyak 20 peserta didik.

2. Waktu atau Jadwal Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan pada semester I materi pokok perkalian, tahun
pelajaran 2022/2023 pada bulan Maret sampai Mei 2023. Dalam melaksanakan
penelitian ini, penulis melakukan prosedur penelitian dengan jadwal sebagai berikut:

Tabel 3.1. Prosedur Jadwal Penelitian


Maret April Mei
No Jadwal kegiatan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Persiapan awal sampai
penyusunan proposal
2 Persiapan instrument dan alat
3 Pegumpulan data
- Mendeskripsikan penelitian
dengan menggunakan metode
Index Card Match.
- penulis mengadakan
penelitian dengan
menggunakan metode ICM
yaitu siklus I
- penulis mengadakan
penelitian dengan
menggunakan metode ICM
yaitu siklus II
4 Analisis data
5 Penyusunan Laporan

3. Pihak Yang Membantu


Adapun pihak yang terlibat dan sangat membantu dalam proses penelitian perbaikan
pembelajaran ini :
1. Kepala Sekolah Madrasah Ibtidaiyah Negeri(MIN) 4 Jembrana sebagai penanggung
jawab Penelitian serta meberikan wadah kepada saya untuk melakukan penelitian
2. Guru Pamong yang telah bersedia memberikan kritik dan saran terhadap penelitian
yang saya lakukan.
3. Rekan sejawat saya yang telah membantu dalam pengambilan video

B. Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran


1. Jenis Penelitian
Yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Metode penelitian
kuantitatif merupakan salah satu jenis penelitian yang spesifikasinya adalah sistematis,
terencana, dan terstuktur dengan jelas sejak awal hingga pembuatan desain penelitiannya.
Metode penelitian kuantitatif, sebagaimana dikemukakan oleh Sugiyono (2020:16)
”Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang
berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau
sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data
bersifat kuantitatif/statistik, dengan tujuan menguji hipotesis yang telah di tetapkan”

2. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan tipe penelitian deskriptif. Menurut Sugiyono (2020:37)
penelitian deskriptif adalah metode yang berfungsi untuk mendeskripsikan atau memberi
gambaran terhadap obyek yang diteliti melalui data atau sampel yang telah terkumpul
sebagaimana adanya, tanpa melakukan analisis dan membuat kesimpulan yang umum.

Secara lebih spesifik, metode deskriptif yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode studi kasus (case study). Menurut Nazir (2020:66) tujuan dari studi kasus
adalah untuk memberikan gambaran secara mendetail tentang latar belakang, sifat-sifat
serta karakter-karakter yang khas dari kasus, ataupun status dari individu, yang
kemudian dari sifat-sifat khas di atas akan dijadikan suatu hal yang bersifat umum.
Tergantung dari tujuannya, ruang lingkup dari studi dapat mencakup keseluruhan siklus
dari individu, kelompok, atau lembaga dengan penekanan terhadap faktor-faktor kasus
tertentu ataupun meliputi keseluruhan faktor-faktor kasus tertentu, ataupun keseluruhan
faktor-faktor dan fenomena.

C. Teknik Analisis Data


1. Rancangan Penelitian
Prosedur penelitian tindakan kelas ini terdiri dari 3 tahap. Secara rinci prosedur
penelitian tindakan ini sebagai berikut:
1. Pra Siklus
Pada pelaksanaan pra siklus ini peneliti melakukan pembelajaran dengan
menggunakan metode konvensional yaitu dengan ceramah dan tanya jawab.
2. Siklus I
a. Perencanaan :
1) Menyusun RPP
2) Menyusun lembar observasi peserta didik
3) Menyusun kuis
b. Pelaksanaan dengan menerapkan tindakan yang mengacu pada skenario dan
lembar observasi peserta didik diantaranya:
1) Guru membuat potongan-potongan kertas sejumlah peserta didik yang ada
dalam kelas
2) Guru membagi kertas-kertas tersebut menjadi dua bagian yang sama.
3) Guru menulis materi pokok perkalian di kartu satu kartu berisi bentuk
perkalian dan satu kartu hasil perkalian.
4) Guru mempersilakan peserta didik untuk mengambil kartu dan mencari
kartu pasangannya.
5) Setelah peserta didik menemukan pasangan dan duduk berdekatan, minta
setiap pasangan secara bergantian untuk membacakan kartu yang diperoleh
dengan keras kepada teman-teman yang lain.
6) Guru mempersilahkan peserta didik yang lain mengomentari hasil bacaan
7) Akhiri proses ini dengan membuat klarifikasi dan kesimpulan.

c. Observasi dengan melakukan format observasi


Mengamati keaktifan peserta didik pada proses pelaksanaan metode
index card match pada mata pelajaran Matematika materi pokok perkalian di
kelas II MIN 4 Jembrana dengan menggunakan format lembar Observasi Peserta
didik
d. Refleksi
1) Menilai hasil tindakan dengan menggunakan format lembar Observasi
Peserta didik.
2) Melakukan evaluasi tindakan yang telah dilakukan.
3) Melakukan pertemuan dengan kolabolator untuk membahas hasil evaluasi
tentang skenario model pembelajaran, lembar observasi peserta didik, dan
lain-lain.
4) Memperbaiki pelaksanaan tindakan sesuai hasil evaluasi untuk digunakan
pada siklus berikutnya.
3. Siklus II
a. Perencanaan
1) Mengidentifikasi masalah yang ada di siklus I
2) Menyusun RPP.
3) Menyusun lembar observasi peserta didik
4) Menyusun kuis
b. Pelaksanaan tindakan
Kegiatan yang dilaksanakan tahap ini yaitu Pengembangan rencana
tindakan II dengan melaksanakan tindakan upaya lebih meningkatkan semangat
belajar peserta didik dalam proses pelaksanaan metode index card match pada
mata pelajaran Matematika materi pokok perkalian di kelas II MIN 4 Jembrana
yang telah direncanakan.
c. Observasi
Peneliti mencatat semua proses yang terjadi dalam tindakan model
pembelajaran, mendiskusikan tentang tindakan II yang telah dilakukan mencatat
kelemahan baik ketidaksesuaian antara skenario dengan respon dari peserta didik
yang mungkin tidak diharapkan.
d. Refleksi
1) Tes evaluasi proses pelaksanaan metode index card match pada mata
pelajaran Matematika materi pokok perkalian di kelas II
2) Menganalisis Hasil pengamatan untuk memperoleh gambaran bagaimana
dampak dari tindakan yang dilakukan hal apa saja yang perlu diperbaiki
sehingga diperoleh hasil refleksi kegiatan yang telah dilakukan.
2. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan beberapa metode pengumpulan
data, antara lain:
1. Pengamatan (observasi)
Sebagai metode ilmiah, observasi dapat diartikan sebagai pengamatan
yang meliputi pemusatan perhatian terhadap subyek dengan menggunakan seluruh
alat inderanya.
2. Tes
Metode tes merupakan seperangkat rangsangan (stimulus) yang diberikan
kepada seseorang dengan maksud untuk mendapatkan jawaban yang dapat
dijadikan dasar bagi penentu skor angka. Metode tes oleh peneliti digunakan untuk
mendapatkan data hasil belajar peserta didik setelah melaksanakan proses
penerapan metode index card match pada mata pelajaran Matematika materi
pokok perkalian di kelas II MIN 4 Jembrana sebagai evaluasi setelah proses
tindakan berlangsung, bentuk evaluasi berupa test tulis.
3. Dokumentasi
Dokumentasi dari asal katanya dokumen yang artinya barang-barang
tertulis. Sumber dokumentasi pada dasarnnya merupakan segala bentuk sumber
informasi yang berhubungan dengan dokumen baik resmi maupun yang tidak
resmi.

3. Instrumen Penelitian
1. Instrumen Hasil Belajar
Untuk mengetahui kemampuan kognitif peserta didik dalam
menyelesaikan soal-soal, dianalisis dengan cara menghitung rata-rata nilai
ketuntasan belajar secara klasikal.
Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes tertulis. Tes ini berisi
10 soal isian. Kriteria penilaian yang digunakan untuk tiap item soal pilihan
ganda: Jawaban benar dengan skor 10 dan jawaban salah dengan skor 0.

2. Instrumen Lembar observasi


Lembar observasi adalah lembar pengamatan yang harus diisi oleh
observer. Lembar observasi berisi tentang kegiatan aktifitas peserta didik dalam
pembelajaran.
Dalam penelitian ini ada beberapa aspek yang menjadi bahan pengamatan
peneliti diantaranya:
a. Mendengarkan penjelasan guru dengan seksama
b. Peserta didik aktif mencari pasangan
c. Peserta didik aktif membacakan pilihan kartunya dengan keras
d. Peserta didik aktif mengomentari hasil kerja teman

4. Metode Analisis Data


Analisis yang digunakan secara umum terdiri dari proses analisis untuk
menghitung prosentase keaktifan (minat belajar) peserta didik dan mengetahui
tingkat hasil belajar peserta didik. Analisis data merupakan proses
mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola kategori dan satuan uraian
dasar, sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan ide yang disarankan
oleh data.
Data-data yang diperoleh dari penelitian baik melalui pengamatan, tes atau
dengan menggunakan metode yang lain kemudian diolah dengan analisis deskriptif
untuk menggambarkan keadaan peningkatan pencapaian indikator keberhasilan tiap
siklus dan untuk menggambarkan keberhasilan proses pelaksanaan metode index
card match pada mata pelajaran Matematika materi pokok perkalian di kelas II MIN
4 Jembrana. Tehnik pengumpulan data yang berbentuk kuantitatif berupa data-data
yang disajikan berdasarkan angka-angka, maka analisis yang digunakan yaitu
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑐𝑎𝑝𝑎𝑖
prosentase dengan rumus sebagai berikut: 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 = 𝑥 100%
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎

5. Indikator Keberhasilan
1. Meningkatnya hasil belajar pada mata pelajaran Matematika materi pokok
perkalian di kelas II MIN 4 Jembrana setelah melakukan proses pelaksanaan
metode index card match yang ditandai rata-rata nilai hasil kuis sesuai KKM yaitu
71. Dan rata peserta didik yang mendapatkan nilai tersebut adalah 80 %
2. Adanya peningkatan keaktifan belajar peserta didik pada mata pelajaran
Matematika materi pokok perkalian di kelas II MIN 4 Jembrana menggunakan
metode metode index card match pada kategori baik dan baik sekali yang
mencapai 80 %.

Anda mungkin juga menyukai