Oleh :
WIRDATUL HUMAIDIYAH
859011253
UPBJJ UT DENPASAR
PROGRAM STUDI S-1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TERBUKA
TAHUN 2023
BAB I
PENDAHULUAN
lingkungannya, sehingga terjadi perubahan perilaku ke arah yang lebih baik. Dalam
interaksi tersebut banyak sekali faktor yang mempengaruhinya, baik faktor internal
secara aktif baik secara fisik maupun mental dan proses belajar mengajar harus ada
evaluasi. Dengan evaluasi ini akan dapat diketahui tingkat keberhasilan peserta
didik. Peserta didik akan dapat diketahui sejauh mana kemampuannya dalam
menyerap materi.
menuntun peserta didik untuk mau belajar dan dapat belajar. Dalam mengajar
tentunya guru lebih banyak ditekankan pada strategi kreasi intelektual dan strategi
kognitif dari pada informasi verbal. Dengan cara mengajar yang demikian, strategi
dilakukan di kelas II- MIN 4 Jembrana masih banyak dipengaruhi oleh cara-cara
tradisional, yaitu guru menyampaikan pelajaran dengan contoh soal, mendengarkan
dilihat dari ketuntasan belajarnya dengan nilai 71 hanya berkisar pada 40-50 % dari
bukan sekedar teori yang diterangkan kepada peserta didik tetapi juga meliputi
praktek dan pemahaman, untuk itu proses pembelajaran yang dilakukan harusnya
lebih mengarahkan pada proses keaktifan peserta didik agar mereka memahami apa
menerapkan metode index card match (mencari pasangan kartu). Metode ini
materi yang telah diberikan sebelumnya ataupun materi baru. Metode index card
match adalah metode yang dikembangkan untuk menjadikan peserta didik aktif
mempertanyakan gagasan orang lain dan gagasan diri sendiri dan seorang peserta
mencapai tujuan.
dibutuhkan dalam kondisi kelas yang sangat menyenangkan atau ada kebebasan,
belajar dan membawa hasil yang baik, namun disamping itu masih ada pula
menyajikan penelitian ini dengan berjudul Penerapan metode Index Card Match
pada mata pelajaran Matematika materi pokok Perkalian untuk meningkatkan hasil
B. Rumusan Masalah
2022/2023?
2. Bagaimana hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran Matematika materi
Berkaitan dengan permasalahan diatas, maka tujuan yang hendak dicapai adalah:
Card Match.
Card Match.
a. Secara Teoritis
Dapat memberikan masukan dan informasi secara teori strategi metode index
b. Secara Praktis
1) Bagi Sekolah
Sebagai bahan dan masukan serta informasi bagi sekolah dalam
belajar.
Diharapkan para peserta didik dapat terjadi peningkatan hasil belajar pada
pembelajaran Matematika.
3) Bagi Peneliti
Matematika.
BAB II
LANDASAN TEORI
Metode index card match adalah metode yang dikembangkan untuk menjadikan
peserta didik aktif mempertanyakan gagasan orang lain dan gagasan diri sendiri dan seorang
peserta didik memiliki kreatifitas maupun menguasai ketrampilan yang diperlihatkan untuk
mencapai tujuan pembelajaran. Pembelajaran yang bernuansa inovatif tentu sangat
dibutuhkan dalam kondisi kelas yang sangat menyenangkan atau ada kebebasan, sehingga
peserta didik dapat tumbuh dan berkembang sebagaimana mestinya.
Metode index card match merupakan metode yang ciptakan kondisi pembelajaran
yang bersifat kerjasama, saling menolong dan tanggungjawab dalam menyelesaikan tugas
yang diberikan lewat permainan kartu. Hal ini bukanlah hal baru dalam dunia Islam, karena
Islam sendiripun menganjurkan untuk tolong menolong dalam kebaikan. Bukan juga hal baru
dalam dunia pendidikan.
Keberadaan pembelajaran yang sifatnya monoton sebagai salah satu sumber utama yang
turut memberikan kontribusi terhadap lemahnya pembelajaran agama Islam yang selama ini
jelas berdampak pada kegagalan pembelajaran. Dalam konteks ini, penyebabnya dapat berawal
dari kelemahan sumber daya manusia, kurikulum, sumbersumber belajar, media, strategi,
metode, pendekatan dan evaluasi yang dipergunakan dalam PBM.
b. Tujuan Metode Index Card Match
Sebelum lebih jauh menjelaskan tujuan metode index card match terlebih dahulu dijelaskan
apa sebenarnya makna dari “tujuan” tersebut. secara etimologi tujuan adalah “arah, maksud,
atau haluan”. Dalam bahasa Arab tujuan diistilahkan dengan “ghayat, ahdaf, atau
muqoshid”. Sementara dalam bahasa inggris diistilahkan dengan “goal, purpose, obyektif,
atau aim”. Secara terminologi tujuan adalah suatu yang diharapkan tercapai setelah sebuah
usaha atau kegiatan selesai.
Tujuan dari penerapan metode index card match adalah guru dapat menciptakan
suasana belajar yang mendorong anak-anak untuk saling membutuhkan, inilah yang
hadiah.
1) Buatlah potongan-potongan kertas sejumlah peserta dalam kelas dan dibagi menjadi
dua kelompok.
2) Tulis pertanyaan tentang materi yang telah disampaikan sebelumnya pada potongan
3) Pada potongan kertas yang lain, tulislah jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang
telah dibuat.
5) Bagikan setiap peserta satu kertas. Jelaskan bahwa ini aktivitas yang dilakukan
berpasangan. Sebagian peserta akan mendapatkan soal dan sebagian yang lain
mendapatkan jawaban.
6) Mintalah peserta untuk mencari pasangan. Jika sudah ada yang menemukan
pasangannya, mintalah mereka untuk duduk berdekatan. Jelaskan juga agar mereka
tidak memberikan materi yang mereka dapatkan kepada teman yang lain.
7) Setelah semua peserta menemukan pasangan dan duduk berdekatan, mintalah setiap
pasangan secara bergantian membacakan soal yang diperoleh dengan suara keras
kepada teman-teman lainnya. Selanjutnya soal tersebut dijawab oleh teman
1) Beri setiap peserta didik kartu indeks yang berisi informasi atau contoh yang cocok
2) Perintahkan peserta didik untuk berkeliling raungan dan menari peserta didik lain
yang kartunya cocok dengan kategori yang sama. (Anda dapat mengumumkan
3) Perintahkan para peserta didik yang kartunya memiliki kategori sama untuk
4) Ketika tiap kategori ditawarkan, kemukakan poin-poin pengajaran yang menurut anda
penting.
2) Pada awal kegiatan, bentuklah tim. Berikan tiap tim satu dus kartu. Pastikan bahwa
mereka mengocoknya agar kategori-kategori yang cocok dengan mereka tidak jelas
dimana letaknya. Perintahkan tiap tim untuk memilah-milah kartu menjadi sejumlah
kategori. Tiap tim bisa mendapatkan skor untuk jumlah kartu yang dipilih dengan
benar.
tertentu dan merupakan proses yang panjang dari satu fase ke fase berikutnya. Belajar adalah
suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang, bukan menghafal
atau mengingat”.
Herman Hudoyo, (1979 : 89). Begitu juga dengan belajar matematika karena
melibatkan suatu struktur hirarki dari konsep-konsep tingkat tertinggi yang dibentuk atas
dasar apa yang telah terbentuk sebelumnya. Ros Effendi, (1980:148). Belajar matematika
berarti mempelajari fikiran-fikiran manusia, yang berhubungan dengan ide, proses dan
penalaran. Mohammad Soleh, (1998:3). Belajar matematika adalah belajar tentang bilangan,
belajar menjumlah, mengurangi dan membagi yang terdapat dalam aljabar, aritmatika, dan
geometri.
Jadi, belajar matematika adalah melibatkan diri yang berhubungan dengan ide,
proses dan penalaran yang semuanya telah tersusun secara hirarki dari konsep-konsep yang
cermat, jelas dan akurat. Matematika adalah seni dimana keindahannya terdapat dalam
Matematika merupakan suatu bahan yang memiliki obyek abstrak dan dibangun
melalui proses penalaran induktif, yaitu kebenaran suatu konsep yang diperoleh sebagai
akibat logis dari kebenaran sebelumnya sudah diterima sehingga keterkaitan antara konsep
Hasil belajar atau prestasi belajar berasal dari kata “prestasi atau belajar”. Prestasi
merupakan hasil usaha yang diwujudkan dengan aktivitas yang sesuai dengan tujuan yang
dikehendaki.
Belajar menurut Clifford T. Morgan “Learning is any relatively permanent change
in behaviour which accurs as a result of practise last experience”. Artinya, belajar adalah
perubahan tingkah laku yang relatif, permanen atau menetap yang dihasilkan dari praktek
pengalaman lalu.
1) Faktor jasmaniah (fisiologis) baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh yang
sebagainya.
a) Faktor Intelektif
b) Faktor non intelektif yaitu unsur-unsur kepribadian tertentu seperti : sikap, minat,
4. Keaktifan Belajar
a. Pengertian Keaktifan Belajar Matematika
Keaktifan berasal dari kata aktif yang berarti giat atau dinamis. Sedang keaktifan
berarti kegiatan. Yang dimaksud dengan keaktifan belajar Matematika adalah keadaan
peserta didik yang selalu giat dan sibuk diri baik jasmani maupun rohani dalam mengikuti
Keaktifan belajar Matematika terdiri dari keaktifan Psikis dan keaktifan fisik.
1) Keaktifan Psikis
Menurut teori kognitif adalah belajar menunjukkan adanya jiwa yang sangat
aktif, jiwa mengolah informasi yang kita terima. Tidak sekedar menyimpannya saja
2) Keaktifan Fisik
dengan hukum “ Law of Exercise” nya yang mengatakan bahwa belajar memerlukan
bahwa individu merupakan manusia belajar yang aktif dan selalu ingin tahu. Keaktifan
fisik meliputi : Mencatat, Membaca, mendengarkan, bertanya pada guru, dan latihan.
Dari penjelasan di atas, dapat peneliti simpulkan bahwa yang dimaksud aktifitas
belajar adalah aktifitas yang bersifat psikis maupun fisik. Dalam kegiatan belajar
kedua aktifitas itu harus terkait. Sebagai contoh seseorang sedang belajar dengan
membaca. Secara fisik kelihatan bahwa orang tadi membaca menghadapi suatu buku,
tetapi mungkin pikiran sikap mentalnya tidak tertuju pada buku yang dibaca. Ini
menunjukkan tidak keserasian antara aktifitas psikis dengan fisik. Kalau demikian
maka belajar itu tidak akan optimal. Dengan demikian jelas bahwa aktifitas itu dalam
arti luas bahwa baik yang bersifat psikis maupun fisik. Kaitan antara keduanya akan
Hasil belajar berkait erat dengan metode pembelajaran bagaikan dua hal yang tidak
3. Guru menulis materi pokok perkalian di kartu satu kartu berisi bentuk perkalian dan satu
4. Guru meminta peserta didik mengambil kartu dan mencari kartu pasangannya.
5. Setelah peserta didik menemukan pasangan dan duduk berdekatan, minta setiap pasangan
secara bergantian untuk membacakan kartu yang diperoleh dengan keras kepada teman-
Akhiri proses ini dengan membuat klarifikasi dan kesimpulan. Jadi metode index
card match bertujuan mengantarkan sebuah pembelajaran ke arah tujuan tertentu yang ideal
Menurut Gerlach dalam buku Teaching And Media yang dikutip dari Anith Wiryawan
dan Noorhadi, mengungkapkan bahwa metode atau teknik adalah jalan atau alat yang
digunakan guru untuk mengarahkan kegiatan peserta didik ke arah tujuan yang ingin dicapai.
”Metode adalah cara yang dalam fungsinya merupakan alat untuk mencapai tujuan. Metode
lebih bersifat prosedural sedangkan teknik bersifat implementatif, yang merupakan
pelaksanaan apa yang sesungguhnya dilakukan oleh guru dalam mencapai tujuan. ”
”Strategi pembelajaran perlu mengikuti kaidah pedagogik, yaitu pembelajaran diawali dari konkret ke
abstrak, dari sederhana ke kompleks, dan dari mudah ke sulit.”
Secara umum media merupakan kata jamak dari “medium”, yang berarti perantara atau
pengantar. Dalam bidang pengajaran atau pendidikan media diistilahkan dengan media
pendidikan atau media pembelajaran. Media pendidikan adalah suatu bagian integral dari
proses pendidikan di sekolah. Dan karena itu menjadi suatu bidang yang harus dikuasai oleh
Penelitian relevan ini digunakan sebagai acauan sebagai motivasi keberhasilan peneliti
terhadap apa yang akan di teliti, baik mengenai kelebihan apun kekurangan. Jua mempunyai
andil dalam proses informasi mengenai teori-teori yang berkaitan dengan judul yang kami
akan teliti sebagai acuan landasan teori ilmiah yang telah teruji keberhasilannya.Penggunaan
a. keberhasilan penerapan metode Index Card Macth (ICM) pada artikel yang
berjudul “ Penerapan Metode belajar Aktif Tipe Index Card Match (ICM) Dalam
b. “Penerapan Metode Belajar Aktif Tipe Index Card Match (ICM) Untuk Meningkatkan
Keapuan Pemahaman Konsep Pada Pembelajaran Matematika Kelas VIII Pada Tahun”
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Keguruan dan Ilmu Pendidikan [JIMEDU] Vol 2 Nomor 6
Pengetahuan Alam, p-ISSN: 2337-7666 and e-ISSN: 2541-6499 yang ditulis oleh
2. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan tipe penelitian deskriptif. Menurut Sugiyono (2020:37)
penelitian deskriptif adalah metode yang berfungsi untuk mendeskripsikan atau memberi
gambaran terhadap obyek yang diteliti melalui data atau sampel yang telah terkumpul
sebagaimana adanya, tanpa melakukan analisis dan membuat kesimpulan yang umum.
Secara lebih spesifik, metode deskriptif yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode studi kasus (case study). Menurut Nazir (2020:66) tujuan dari studi kasus
adalah untuk memberikan gambaran secara mendetail tentang latar belakang, sifat-sifat
serta karakter-karakter yang khas dari kasus, ataupun status dari individu, yang
kemudian dari sifat-sifat khas di atas akan dijadikan suatu hal yang bersifat umum.
Tergantung dari tujuannya, ruang lingkup dari studi dapat mencakup keseluruhan siklus
dari individu, kelompok, atau lembaga dengan penekanan terhadap faktor-faktor kasus
tertentu ataupun meliputi keseluruhan faktor-faktor kasus tertentu, ataupun keseluruhan
faktor-faktor dan fenomena.
3. Instrumen Penelitian
1. Instrumen Hasil Belajar
Untuk mengetahui kemampuan kognitif peserta didik dalam
menyelesaikan soal-soal, dianalisis dengan cara menghitung rata-rata nilai
ketuntasan belajar secara klasikal.
Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes tertulis. Tes ini berisi
10 soal isian. Kriteria penilaian yang digunakan untuk tiap item soal pilihan
ganda: Jawaban benar dengan skor 10 dan jawaban salah dengan skor 0.
5. Indikator Keberhasilan
1. Meningkatnya hasil belajar pada mata pelajaran Matematika materi pokok
perkalian di kelas II MIN 4 Jembrana setelah melakukan proses pelaksanaan
metode index card match yang ditandai rata-rata nilai hasil kuis sesuai KKM yaitu
71. Dan rata peserta didik yang mendapatkan nilai tersebut adalah 80 %
2. Adanya peningkatan keaktifan belajar peserta didik pada mata pelajaran
Matematika materi pokok perkalian di kelas II MIN 4 Jembrana menggunakan
metode metode index card match pada kategori baik dan baik sekali yang
mencapai 80 %.