Anda di halaman 1dari 30

PENGGUNAAN MEDIA REALIA UNTUK MENINGKATKAN

PEMAHAMAN SISWA PADA MATERI PERKALIAN DI KELAS


II SDN PERMATA HIJAU TAHUN PELAJARAN 2018 – 2019

Dini Ayu Arsanti,835634677,diniayuarsanti@gmail.com

ABSTRAK

Permasalahan yang dibahas dalam Penelitian Tindakan Kelas ini adalah penggunaan media
realia yang bertujuan untuk meningkatkan pemahaman siswa dalam pembelajaran perkalian
di SDN Permata Hijau Kecamatan Rancaekek Kabupaten Bandung. Materi ini dirasakan
sulit bagi guru maupun siswa karena sifatnya yang abstrak. Oleh karena itu, dengan adanya
penggunaan media realia dapat menarik perhatian siswa. Penelitian ini menggunakan
metode Penelitian Tindakan Kelas dengan melakukan 2 siklus. Data kegiatan dikumpulkan
melalui observasi dan soal tes. Teknik Analisi data yang digunakan yaitu analisis data
kuantitatif dan kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan media realia
pada pembelajaran matematika kelas II SDN Permata Hijau dapat meningkatkan
pemahaman siswa. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan nilai rata – rata pra siklus sebesar
63,66 meningkat pada siklus 1 sebesar 71 dan meningkat lagi pada siklus 2 sebesar 83,34.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan media
realia dapat meningkatkan pemahaman Matematika siswa pada Standar Kompetensi :
Melakukan Perkalian dan Pembagian. Saran penelitian ini diharapkan agar para guru
dalam melaksanakan pembelajaran dapat menggunakan media realia yang tepat sehingga
materi yang disampaikan dapat dimengerti oleh siswa.
Kata kunci : Perkalian, Media Realia, Pemahaman

I.Pendahuluan
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan investasi jangka panjang untuk kemajuan suatu
bangsa. Hal ini karena perkembangan manusia dari mulai lahir hingga mati sangat
dipengarui oleh proses belajar selama hidupnya. Di Indonesia pendidikan sendiri
memiliki tujuan yang termuat dalam Pembukaan UUD 1945yaitu mencerdaskan
kehidupan bangsa. Selanjutnya, pengertian pendidikan dijelaskan dalam Undang-
Undang Sisdiknas UU No. 20 tahun 2003 disebutkan bahwa pendidikan diartikan
sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik dapat secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,

1
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,
bangsa dan negara.Pendidikan di Indonesia idealnya harus memberi bekal dan
mengembangkan kemampuan pada diri siswa.Hal ini bertujuan untuk melatih
kreatifitas serta kemampuan siswa dalam memecahkan suatu permasalahan
matematika.
Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan di semua
jenjang pendidikan yang memiliki peran yang sangat penting dalam penguasaan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Pembelajaran matematika di SD perlu mendapat
perhatian yang serius dari berbagi pihak karena pembelajaran matematika di SD
merupakan peleyak konsep dasar yang dijadikan landasan untuk belajar pada jenjang
berikutnya. Objek matematika pada dasarnya bersifat abstrak. Banyak para peserta
didik yang tidak senang dan bergairah untuk mempelajari matematika, karena
sifatnya abstrak, matematika adalah pelajaran yang dianggap sangat sulit dan
membosankan. Oleh Karena itu, saya sebagai guru Sekolah Dasar yang mengajarkan
dasar-dasar matematika merasa terpanggil untuk senantiasa berusaha meningkatkan
pembelajaran dan hasil belajar matematika. Apalagi pada kenyataan di lapangan
menunjukan bahwa hasil belajar matematika di SD Negeri Permata Hijau khususnya
kelas II berada ditingkat bawah dibandingkan dengan mata pelajaran lainnya.
Silabus Matematika Kelas II Sekolah Dasar semester 2 pada standar
kompetensi disebutkan bahwa perkalian merupakan salah satu kompetensi dasar yang
harus dikuasai oleh peserta didik di kelas II SD. Selanjutnya diperkuat dengan target
pencapaian sekolah (SDN Permata Hijau Kecamatan Rancaekek Kabupaten
Bandung) bahwa peserta didik yang duduk di bangku kelas II dituntut untuk
menguasai perkalian sesuai tingkatannya. Pencapaian target di atas masih terkendala
karena kemapuan peserta didik kelas II B dalam perkalian masih kurang. Perlu upaya
untuk meningkatkannya dengan baik. Kemampuan 30 peserta didik kelas II semester
1 tahun ajaran 2018-2019 SDN Permata Hijau baru mencapai 50,00% setelah
dilakukan evaluasi pada bulan Agustus 2018. Hal ini masih belum memenuhi KKM
yang ditetapkan sebesar 65% (setara dengan nilai 6,5).Kemampuan perkalian peserta

2
didik seperti itu belum memenuhi target yang diharapkan sekolah.idak pada materi
pelajaran.
Dengan adanya pembelajaran menggunakan media realia membuat siswa
mudah memahami materi yang disampaikan saat pelajaran matematika.Faktor ini
juga dapat menjadi permasahan dalam pembelajaran dapat menjadi penghambat
dalam kegiatan mengajar.Problem lain yang muncul yaitu siswa kurang cepat
menguasai pelajaran karena konsentrasi mereka tidak pada materi pelajaran.Kasus ini
terlihat pada siswa yang tidak tertarik pada mata pelajaran.Siswa lebih senang
mengobrol dengan teman sekelasnya.Dampaknya maka ketika siswa dihadapkan
dengan soal masih banyak yang kebingungan. Berdasarkan hasil observasi tersebut,
guru bermaksud melakukan perbaikan tentang peningkatan pemahaman siswa tentang
perkalian dengan media realia pada siswa kelas II B SDN Permata Hijau.
1.Identifikasi Masalah
a. Pemahaman siswa terhadap perkalian masih sangat rendah
b. Siswa belum memahami betul prinsip sifat pertukaran pada perkalian
2. Analisis Masalah
a. Motivasi belajar siswa sangat rendah
b. Metode yang digunakan kurang cocok
c. Guru belum bisa mengelola kelas dengan baik
d. Guru tidak menggunakan media realia
e. Guru belum bisa menyampaikan pelajaran dengan baik sehingga masih
banyak siswa yang tidak memperhatikan.
3. Alternatif dan Prioritas Pemecahan Masalah
Dari analisis masalah di atas, peneliti menemukan alternatif dan prioritas
pemecahan masalah adalahPenggunaan media realia untuk meningkatkan pemahaman
siswa tentang perkalian.
B. Rumusan Masalah
Melalui diskusi dengan teman sejawat diketahui bahwa faktor penyebab siswa kurang
menguasai materi yang diajarkan adalah :

3
1. Apakah media realia atau alat peraga dapat menarik siswa dan dapat
meningkatkan kemampuan perkalian peserta didik di kelas II SDN Permata
Hijau ?
2. Bagaimana kemampuan belajar peserta didik tentang perkalian setelah
pembelajaran menggunakan media realia atau alat peraga di kelas II SDN
Permata Hijau ?

C. Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran


Untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi pelajaran, penulis
melaksanakan perbaikan pembelajaran melalui penelitian tindakan kelas.Disamping
untuk memperbaiki pembelajaran, pelaksanaan perbaikan pembelajaran ini juga
diajukan untuk memenuhi salah satu mata kuliah Pemantapan Kemampuan
Profesional (PGSD 4412) pada program S1 PGSD. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mendeskripsikan kesalahan siswa dalam soal-soal perkalian serta penyebab siswa
melakukan kesalahan serta menerapkan pembelajaran yang dapat meningkatkan
pemahaman siswa twntang perkalian dengan menggunakan media realia.
Secara khusus penelitian ini bertujuan :
1. Untuk mengetahui hambatan atau kendala dalam menyajikan materi
pelajaran tentang perkalian.
2. Mendapatkan suatu media yang dapat meningkatkan pemahaman
siswa dalam suatu materi pembelajaran tentang perkalian.
D. Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Manfaat bagi peserta didik
a. Meningkatkan motivasi dan prestasi belajar peseta didik;
b. Menigkatkan kemampuan peserta didik terhadap perkalian;
c. Membuat pengalaman belajarpeserta didik yang menyenangkan dan
mengembangkan pengetahuan tentang perkalian;
d. Meningkatkan kemandirian peserta didik.

4
2. Manfaat bagi guru
a. Guru memperoleh pengalaman baru dalam penyajian pembelajaran
dengan media realia.
b. Guru memperoleh kepercayaan diri setelah sukses
mengimplementasikan media realia.
c. Dapat mengembangkan kreatifitas guru dalam menciptakan variasi
pembelajaran dikelas.
3. Manfaat bagi sekolah
a. Sebagai bahan meningkatkan kualitas akademik siswa khususnya
mata pelajaran matemataika.
b. Sekolah memiliki informasi baru dari hasil penelitian penggunaan
media realia yang dapat dijadikan masukan berharga untuk
kemajuan sekolah.

II. Kajian Pustaka


A. Pembelajaran Matematika
1. Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran dapat didefinisikan sebagai suatu sistem atau proses
membelajarkan subjek didik/pembelajar yang direncanakan atau didesain,
dilaksanakan, dan dievaluasi secara sistematis agar subjek didik/pembelajar dapat
mencapai tujuan-tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien.
Istilah pembelajaran sering diidentikan dengan pengajaran juga terlihat dalam
redaksi Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan, pasal 20 (standar proses) dinyatakan : “Perencanaan
proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran, materi
ajar, metode pengajaran, sumber belajar, dan penilaian hasil belajar. Pembelajaran
dapat dipandang dari dua sudut, yaitu:
a. pertama pembelajaran dipandang sebagai suatu sistem
b. Pembelajaran dipandang sebagai suatu proses. Proses tersebut meliputi:

5
1) Persiapan
2) Pelaksanaan kegiatan pembelajaran dengan mengacu pada persiapan
pembelajaran yang telah dibuatnya.
3) Menindaklanjuti pembelajaran yang telah dikelola.
2. Pengertian Matematika
Istilah mathematics (Inggris), mathematic (Jerman) atau
mathematick/wiskunde (Belanda) berasal dari perkataan lain mathematica, yang
mulanya diambil dari perkataan Yunani mathematike, yang berarti relating to
learning.Perkataan itu mempunyai akar kata mathema yang berarti pengetahua atau
ilmu.Matematika terbentuk sebagai hasil pemikiran manusia yang berhubungan
dengan ide, proses dan penalaran (Erman Suherman, 2003: 16).
Matematika terdiri dari empat wawasan yang luas, yaitu: Aritmatika, Aljabar,
Geometri dan Analisis.Selain itu, matematika adalah ratunya ilmu, maksudnya bahwa
matematika itu tidak bergantung pada studi lain.Sementara menurut Depdiknas
(2006:346) bahwa matematika meliputi aspek-aspek bilangan, aljabar, geometri dan
pengukuran serta statiska dan peluang. Matematika adalah disiplin ilmu yang
mempelajari tentang tata cara berpikir dan mengolah logika, baik secara kuantitatif
maupun kualitatif (Erman Suherman, 2003:298).Menurut Johson dan Rising dalam
bukunya yang dikutip oleh Erman Suherman (2003:17) mengatakan bahwa
matematika adalah pola berpikir, pola mengkoordinasikan, pembuktian yang logik,
matematika itu adalah bahasa yang menggunakan istilah yang didefinisikan dengan
cernat, jelas, dan akurat, persentasinya dengan simbol dan padat, lebih berupa bahasa
simbol mengenai ide dari pada mengenai bunyi. Matematika merupakan alat untuk
memberikan cara berpikir, menyusun pemikiran yang jelas, tepat, dan teliti. Hudojo
(2005) menyatakan, matematika sebagai suatu obyek abstrak, tentu saja sangat sulit
untuk dicerna oleh siswa SD. Siswa SD belum mampu untuk berpikir formal maka
dalam pembelajaran matematika sangat diharapkan bagi para pendidik
mengaitkanproses belajar mengajar di SD dengan benda konkret. Heruman (2008)
menyatakan dalam pembelajaran matematika SD, diharapkan terjadi reinvention

6
(penemuan kembali). Penemuan kembali adalah menemukan suatu cara penyelesaian
secara informal dalam pembelajaran di kelas.
3. Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar (SD)
Pembelajaran matematika bagi para siswa merupakan pembentukan pola pikir
dalam pemahaman suatu pengertian maupun dalam penalaran hubungan diantara
pengertian-pengertian itu.Dalam pembelajaran matematika, para siswa dibiasakan
untuk mmemperoleh pemahaman melalui pengalaman tentang sifat-sifat yang
dimiliki dan yang tidak dimiliki dari sekumpilan objek. Matematika perlu diberikan
kepada siswa untuk membekali mereka dengan kemampuan berfikir logis, analitis,
sistematis, krisis dan sistematis.Fungsi mata pelajaran matematika sebagai: alat, pola
pikir, dan ilmu atau pengetahuan (Erman Suherman, 2003:56).Pembelajaran
matematika di sekolah menjadikan guru sadar akan perannya sebagai pembimbing
siswa dalam pembelajaran matematika di sekolah.
B. Media Realia
1. Pengertian Media Realia
Kata media berasal dari bahasa latin “medius” yang secara harfiah
berarti tengah/perantara atau pengantar. Menurut (Bovee dalam Ena: 2001)
media adalah sebuah alat yang mempunyai fungsi menyampaikan pesan. Selain
itu beberapa ahli mengemukakan bahwa media dalam proses pembelajaran cenderung
diartikan alat - alat grafis, fototgrafis atau elektronis untuk menangkap,
memproses dan menyusun kembali informasi dan menyusun kembali informasi
verbal atau visual. Media realia (real thing) merupakan alat bantu yang paling
mudah penggunaan nya, karena kita tidak perlua membuat persiapan
selain langsung menggunakannya. Yang dimaksud dengan benda nyata sebagai
media adalah alat penyampaian informasi yang berupa benda atau obyek yang
sebenarnya atau asli dan tidak mengalami perubahan yang berarti. Sebagai obyek
nyata, realia merupakan alat bantu yang bisa memberikan pengalaman langsung
kepada pengguna. Menurut Rusman (2005:2) media realia adalah semua media nyata
di dalam ruang kelas, tetapi dapat digunakan sebagai sesuatu kegiatan observasi pada
lingkungannya. Menurut Udin S.W (Patty, 2007:22) media realia adalah slat bantu

7
visual dalam pembelajaran yang berfungsi memberikan pengalaman langsung kepada
peserta didik. Media ini merupakan objek nyata suatu benda.Seperti mata uang,
tumbuhan, hewan, bebatuan, air, tanah, benda-benda dan lain
sebagainya.Menggunakan benda nyata dalam proses sangat dianjurkan, sebab siswa
lebih memahami materi yang diajarkan.Dari beberapa pengertian diatas, maka penulis
menyimpulkan bahwa media realia itu adalah:
a. Media nyata atau objek nyata yang dapat dilihat, diraba, dipegang atau
dimanipulasi.
b. Media realia adalah media yang tidak mengalami perubahan atau asli dan
bukan berupa tiruan.
c. Media realia tersebut dapat berupa orang, mata uang, tumbuhan,
hewan,bebatuan, air, tanah, benda-benda dan makanan.
Halamik (1989:133) mengemukakan bahwa media realia adalah benda atau objek
yang adapat digunakan untuk membantu pengajaran seperti bunga, batu, koran, dan
sebagainya yang mungkin dibawa oleh siswa atau dibawa oleh guru., maka dapat
disimpulkan bahwa jenis-jenis media realia yaitu:
a. Benda-benda hidup seperti : orang, binatang, tumbuhan.
b. Benda-benda mati seperti : meja, kursi, piring, grlas, kelereng, buku, majalah,
foto, bebatuan dan makanan.
2. Keunggulan Media Realia
Keunggulan media realia membawa dampak positif vagi kegiatan belajar
mengajar di kelas.Rusman (2005) mengungkapkan secara umum media realia
memiliki kegunaan, yaitu:
a. Memperjelas pesan agar tidak terlalu verbalisme
b. Mengatasi keterbatasan ruang, tenaga dan daya indera
c. Menimbulkan gairah belajar
d. Interaksi langsung antara murid dengan sumber belajar
e. Memungkinkan anak belajar mandiri sesuai bakat dan kemampuan visual
f. Memberi rangsangan yang sama
g. Mempersamakan pengalaman

8
h. Menimbulkan persepsi sama
Sedangkan secara khusus, keunggulan media realia diungkapkan oleh Pujita
(200618), media realia mempunyai keunggulan, yaitu :
1) Mudah didapat, pada umumnya media realia dapat ditemui karena merupakan
benda nyata yang ada di sekitar lingkungan.
2) Memberikan informasi yang jelas dan akurat, mengingat benda realia
merupakan benda yang nyata, maka penjelasan atau informasi yang berkaitan
dengan tersebut menjadi jelas dan lebih akurat.
Hal yang sama yang tampak dikemukakan oleh Ibrahim dan Syaodin (2003:119)
tentang beberapa keunggulan dalam penggunaan media realia, yaitu :
a) Dapat memberikan kesempatan semaksimal mungkin pada anak untuk
mempelajari sesuatu ataupun melaksanakan tugas-tigas dalam situasi
nyata.
b) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengalami situasi yang
sesungguhnya.
c) Melatih keterampilan anak dengan menggunakan sebanyak alat indera.
3. Kelemahan Media Realia
Hal ini karena biaya yang tidak mudah untuk dianggarkan, misalnya batu
batuan berharga.Ibrahim dan Syaodah (2003:119) mengungkapkan beberapa
kelemahan dalam penggunaan media realia, yaitu :
1) Membawa anak-anak ke berbagai tempat di luar sekolah kadang-
kadang mengandung resiko dalam bentuk kecelakaan dan sebagainya.
2) Biaya yang diperlukan untuk mengadakan berbagai objek nyata
kadang tidak sedikit.
3) Tidak selalu dapat memberikan semua gambaran dari objek yang
sebenarnya
4. Bentuk Media Realia
Bentuk realia sama dengan benda sebenarnya yang tidak mengalami
perubahan sama sekali dan dapat digunakan untuk keperluan pembelajaran. Akan
tetapi, kesulitan kadang timbul dalam menghadirkan realia secara utuh yang

9
disebabkan oleh ukuran yang terlalu besar atau sulit ditemukan di lingkuangan
sekitar.Oleh karena itu, beberapa modifikasi seringkali harus dilakukan.
5. Pemilihan Media Realia Untuk Pembelajaran
Sebelum memilih realia yang akan digunakan, Anda harus
mempertimbangkan kemungkinan realia tersebut akan dipegang oleh siswa. Banyak
realia yang sangat rapuh. Oleh karena itu, simpanlah realia yang rapuh dalam kotak
pajangan. Idealnya, pengguna harus dapat menyentuh realia untuk mendapatkan
pengalaman yang tidak mungkin didapat dari media lain. Kalau memungkinkan,
realia tersebut disimpan dalam plastik yang tembus pandang sehingga realia dapat
diambil tanpa takut rusak. Apabila realia dianggap mahal, atau ruangan yang ada
tidak memadai, perpustakaan dapat memutuskan untuk tidak memiliki realia dalam
koleksinya. Pertanyaan atau permintaan tentang suatu realia dapat dilayani dengan
cara mengarahkan pengguna ke tempat lain yang memiliki realia tersebut, misalnya
ke kebun binatang untuk melihat binatang-binatang yang tidak mungkin ditampilkan
di depan kelas, ke planetarium untuk mengetahui benda-benda ruang angkasa.
Hal lain yang penting diperhatikan dalam menggunakan realia sebagai media
pembelajaran adalah :
a. Berikan kesempatan yang besar agar peserta didik dapat berinteraksi langsung
dengan benda yang saling dipelajari.
b. Guru hanya berperan sebagai fasilitator yang membantu peserta didik
mempelajari objek sebagai sumber informasi dan pengetahuan.
c. Berikan peserta didik kesempatan untuk mencari informasi sebanyak mungkin
yang berkaitan dengan objek yang sedang dipelajari.
d. Hindari hal-hal yang tidak diinginkan atau risiko yang akan dihadapi peserta
didik pada saat mempelajari realia.
C. Pemahaman
1. Pengertian Pemahaman
Menurut kamus besar Indonesia, pemahaman adalah proses, cara, perbuatan
memahamni atau memahamkan.Menurut Benyamin S. Bloom pemahaman adalah
kemampuan untuk menginterpretasikan atau mengulang informasi dengan

10
menggunakan bahasa sendiri. Menurut Poesprodjo, bahwa pemahaman bukan hanya
kegiatan berpikir semata, melainkan pemindahan letak dari dalam situasi yang
lain.Pemahaman merupakan suatu kegiatan berpikir secara diam-diam dan
menemukan dirinya dalam diri orang lain. Pemahaman atau comprehension adalah
suatu kemampuan yang umumnya mendapat penekanan dalam proses belajar
mengajar.Oleh karena itu, siswa dituntut untuk memahami atau mengerti apa yang
diajarkan, mrngetahui apa yang sedang dikomunikasikan dan dapat memanfaatkan
isinya tanpa keharusan menghubungkan dengan hal-hal yang lain.
Mulyasa menyimpulkan bahwa pemahaman peserta didik dalam proses
pembelajaran dapat dikembangkan dengan memberi kepercayaan, komunikasi yang
bebas dan pengarahan diri.Dalam hal ini, peserta didik akan lebih mudah untuk
memahami pelajaran jika :
a. Dikembangkan rasa percaya diri dalam diri siswa, sehingga siswa akan lebih
mudah untuk memahami pelajaran yang diberikan.
b. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk berkomunikasi secara bebas dan
terarah.
c. Melibatkan siswa secara kreatif dan aktif dalam proses pembelajaran secara
keseluruhan sehingga pemahaman siswa terhadap pelajaran tercapai.
2. Faktor Yang Mempengaruhi Pemahaman
Faktor-faktor yang mempengaruhi dalam pemahaman atau keberhasilan
belajar siswa adalah sebagai berikut :
a. Faktor Internal (dari diri sendiri)
1) Faktor jasmani (fisiologi)
2) Faktor psikologi, meliputi
3) Faktor pematangan fisik atau psikis.
b. Faktor eksternal (dari luar diri)
1) Faktor sosial
2) Faktor budaya
3) Faktor lingkungan fisik
4) Faktor lingkungan spiritual (keagamaan).

11
3. Cara Untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa
Pemahaman sebagai salah satu kemampuan manusia yang bersifat
fleksibel.Sehingga ada cara untuk meningkatkannya.Berikut adalah langkah-langkah
yang dapat digunakan dalam upaya meningkatkan pemahaman siswa.
a. Memperbaiki proses pengajaran
b. Adanya kegiatan bimbingan belajar
c. Menumbuhkan Waktu Belajar
d. Pengadaan Umpan Balik (Feedback) Dalam Belajar
e. Motivasi Belajar
f. Pengajaran Perbaikan (Remedial Teaching)
g. Keterampilan Mengadakan Variasi
D. Perkalian
Perkalian adalah konsep matematika utama yang harus diajari oleh seorang
anak didik setelah mereka mempelajari operasi penambahan dan pengurangan.Yasin
Matika dan Abraham dalam artikelnya menyatakan bahwa, “Perkalian adalah
penjumlahan berulang atau penjumlahan dari beberapa bilangan yang sama”.
Sedangkan Steve Slavin berpendapat bahwa perkalian adalag penjumlahan yang
sangat cepat. Menurut Muchtar, operasi perkaliandapat didefinisikan sebagai
penjumlahan berulang. Misalkan pada perkalian 4 X 3 dapat didefinisikan sebagai 3 +
3 + 3 + 3 = 12.Sedangkan 3 X 4 dapat didefinisikan sebagai 4 + 4 + 4 = 12. Secara
konseptual, 4 X 3 tidak sama dengan 3 X 4, tetapi jika dilihat hasilnya sama 4 X 3 = 3
X 4. Perkalian adalah operasi matematika pensklaan satu bilangan dengan bilangan
lain. Operasi ini adalah salah satu dari empat operasi aritmatika dasar. Perkalian dapat
juga digambarkan sebagai pencacah objek yang disusun di dalam persegi panjang
(untuk semua bilangan) atau seperti halnya penentuan luas persegi panjang yang
sisinya memberikan panjang (untuk bilangan secara umum). (Wikipedia Bahasa
Indonesia).

12
III.Pelaksanaan Penelitian Perbaikan Pembelajaran
A. subjek, Tempat, dan Waktu Penelitian Serta Pihak Yang Membantu
1. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas II di SD Negeri Permata Hijau
kecamatan Rancaekek kabupaten Bandung yang berjumlah 30 siswa.Kelas ini
dijadikan subjek penelitian karena rata-rata hasil belajar siswanya belum sesuai
dengan apa yang diharapkan.Siswa pada umumnya sulit memahami soal matematika
dalam hal perkalian yang berimbas pada hasi belajar yang rendah.
2. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Permata Hijau yang
beralamat di Komplek Permata Hijau Blok E Kecamatan Rancaekak Kabupaten
Bandung.
3. Waktu Penelitian
Waktu penelitian ini dilaksanakan pada semester satu menurut kalender
pendidikan di SD, dari tanggal 29 Agustus 2018 sampai tanggal 20 September
2018.Dengan rincian waktu pelaksanaan penelitian sebagai berikut :
a. Pra siklus, Rabu 29 Agustus 2018
b. Siklus 1, Rabu 05 September 2018
c. Siklus 2, Kamis 20 September 2018
4. Pihak Yang Membantu
Pihak yang membantu peneliti dalam melaksanakan PKP sehingga dapat
berjalan dengan lancar, diantaranya :
a. Supervisor 1 Bapak Dede Margo Irianto.H.Drs, M.Pd.Dr sebagai pembimbing
yang mengamati, mencatat dan membantu dalam proses perbaikan
pembelajaran.
b. Supervisor 2 Ibu Dra.Aan Rosanah sebagai pembimbing yang mengamati,
mencatat dan membantu proses perbaikan pembelajaran.
c. Kepala Sekolah SDN Permata Hijau Bapak Husnul Hotimah, S.Pd
d. Ibu Otin Mulyati, S.Pd selaku teman sejawat peneliti.

13
B. Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran
Prosedur perbaikan pembelajaran dilaksanakan sebanyak 2 siklus.Desain
prosedur perbaikan pembelajaran meliputi: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan
tindakan, (3) observasi dan evaluasi, (4) refleksi.
1. Desain Tindakan Perbaikan Siklus I
a. Tujuan Perbaikan Pembelajaran Siklus 1
Membuat siswa mampu menyelesaikan soal perkalian dengan benar.
1) Perencanaan
a) Menyiapkan rencana perbaikan pembelajaran
b) Menyiapkan media yang sesuai dengan materi pembelajaran.
c) Menyiapkan Lembar Kerja Siswa (LKS)
d) Menyiapkan pedoman observasi untuk melihat pelaksanaan
pembelajaran.
e) Menyiapkan alat evaluasi.
2) Pelaksanaan
Kegiatan perbaikan pembelajaran pada siklus satudilaksanakan pada tanggal 29
Agustus 2018 pada pukul 09.30 – 10.05 dengan materi pembelajaran “Menyelesaikan
soal perkalian dengan benar”.Kegiatan perbaikan pembelajaran diamati oleh teman
sejawat yaitu Ibu Otin Mulyati,S.Pd.Kegiatan yang dilakukan pada tahapini dimulai
dari pelaksanaan pembelajaran menggunakan media realia, yang dilaksanakan dalam
dua siklus.Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini, antara lain :
a) Guru membagi siswa menjadi 6 kelompok yang masing-masing
kelompok terdiri dari 5 siswa.
b) Guru menyajikan pelajaran / menyampaikan materi pelajaran beserta
contoh.
c) Guru memberi LKS kepada kelompok untuk dikerjakan oleh anggota
kelompok.
d) Guru membimbing siswa dalam kerja kelompoksambil melakukan
observasi.

14
e) Perwakilan kelompok diminta untuk melaporkan hasil kerja secara
bergiliran
f) Guru menyimpulkan hasil kerja secara bergiliran
g) Guru menyimpulkan hasil kerja kelompok
h) Guru memberikan pekerjaan rumah
i) Guru memberikan evaluasi.
3) Observasi
Observasi yang dimaksud pada tahap ini adalah pengamatan terhadap
pelaksanaan pembelajaran dan hasilperbaikan pembelajaran dengan menggunakan
lembar observasi dan alat evaluasi yang dibuat.Pengamatan dilakukan oleh
pengamat yaitu Ibu Otin Mulyati,S.Pd yang merupakan salah satu guru di SD
Negeri Permata Hijau.Hasil pengamatan terhadappelaksanaan pembelajaran dan
hasil perbaikan pembelajaran ini tersaji dalam lampiran.
4) Refleksi
Berdasarkan hasil diskusi yang dilakukan antara peneliti dan observer, refleksi
dilakukan dalam beberapa hal:
a) Kesesuaian RPP dengan pelaksanaan.
b) Cara guru memotivasi siswa.
c) Aktivitas siswa pada saat pembelajaran.
d) Sikap guru dalam menangani respon siswa.
e) Cara penggunaan alat peraga/media pembelajaran.
f) Penggunaan waktu secara efisien.
g) Pemantapan penguasaan materi.
h) Pelaksanaan evaluasi.
2. Desain Tindakan Perbaikan Siklus II
a. Tujuan Perbaikan Pembelajaran Siklus 2
Dengan penggunaan media realia membuat siswa mampu
menyelesaikan soal perkalian dengan benar.
1) Perencanaan
a) Membuat rencana perbaikan pembelajaran.

15
b) Menyiapkan materi pelajaran
c) Menyiapkan media pembelajaran
d) Menyiapkan pedoman observasi.
e) Menyiapkan Lembar Kerja Siswa.
f) Menyiapkan alat evaluasi.
2) Pelaksanaan
Kegiatan pembelajaran pada siklus kedua dilaksanakan pada tanggal 20
September 2018 dari pukul 09.30 – 10.05 dengan materi pembelajaran
menyelesaikan soal perkalian dalam bentuk soal cerita.Kegiatan yang dilakukan
pada tahapini antara lain :
a) Guru membagi siswa menjadi 6 kelompok yang masing-masing kelompok
terdiri dari 5 siswa.
b) Memotivasi siswa dalam belajar dengan mengadakan tanya jawab tentang
materi perkalian dalam soal cerita.
c) Guru menyajikan pelajaran / menyampaikan materi pelajaran beserta
contoh.
d) Guru memberi LKS kepada kelompok untuk dikerjakan oleh anggota
kelompok.
e) Guru membimbing siswa dalam kerja kelompoksambil melakukan
observasi.
f) Perwakilan kelompok diminta untuk melaporkan hasik kerja secara
bergiliran
g) Guru menyimpulkan hasil kerja secara bergiliran
h) Guru menyimpulkan hasil kerja kelompok
i) Guru memberikan pekerjaan rumah.
3) Observasi
Pada siklus kedua ini, observasi yang dilakukan adalah sama dengan observasi
pada siklus kesatu.
Observasi yang dimaksud adalah pengamatan terhadap pelaksanaan
pembelajaran dan hasil perbaikan pembelajaran menggunakan lembar observasi

16
dan alat evaluasi yang telah dibuat.Pengamatan dilakukan oleh pengamat yaitu
Ibu Otin Mulyati,S.Pd yang merupakan salah satu guru di SD Negeri Permata
Hijau.Hasil pengamatan terhadappelaksanaan pembelajaran dan hasil perbaikan
pembelajaran ini tersaji dalam lampiran.
4) Evaluasi dan Refleksi
Berdasarkan hasil diskusi yang dilakukan antara peneliti dan observer, refleksi
dilakukan dalam beberapa hal:
a) Kesesuaian RPP dengan pelaksanaan.
b) Cara guru memotivasi siswa.
c) Aktivitas siswa pada saat pembelajaran.
d) Sikap guru dalam menangani respon siswa.
e) Cara penggunaan alat peraga/media pembelajaran.
f) Penggunaan waktu secara efisien.
g) Pemantapan penguasaan materi.
h) Pelaksanaan evaluasi.
C. Teknik Analisis Data
1. Teknik Analisis Data Kuantitatif
Teknik Analisi Data Kuantitatif digunakan untuk mengetahui kemajuan hasil belajar
siswa selama mengikuti pembelajaran dengan cara membuat daftar nilai,
dijumlahkan, dirata-ratakan dan dipersentasikan.
Data kuantitatif diperoleh dari hasil nilai tes formatif.Dari hasil tersebut dapat
untuk mengukur tingkat keberhasilan pembelajaran.Data pada saat proses
pembelajaran ditafsirkan dengan rumus :
a. Rumus untuk mengetahui nilai siswa adalah
Skor yang diperoleh
Nilai = x 100 %
Skor maksimal
b. Menghitung nilai rata-rata siswa keseluruhan
Jumlah seluruh nilai
Nilai Rata – Rata = x 100 %
jumlah siswa

17
2. Teknik Analisis Data Kualitatif
Dalam kegiatan pengumpulan data secara kualitatif, pengamat menggunakan
lembar observasi guru.Pengamat memberikan tanda ceklis pada kolom kemunculan
sesuai indikator tersebut.Untuk mendapatkan data yang lebih tepat, maka fokus
pengamatan ditekankan pada :
a. Kegiatan guru dalam menerapkan media realia
b. Aktifitas anak dalam pelaksanaan pembelajaran
c. Keaktifan siswa dalam pelaksanaan pembelajaran.

IV.Hasil Dan Pembahasan


A. Deskripsi Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran
1. Deskripsi Pembelajaran Prasiklus
Pembelajaran dilakukan pada hari Rabu tanggal 29 Agustus 2018 pukul 09.30
– 10.05 WIB di kelas II-B SDN Permata Hijau. Pembelajaran dilakukan seperti
biasanya dengan pendekatan CTL (ceramah,tanya jawab dan latihan). Materi yang
dibahas pada pra siklus yaitu mengenal perkalian sebagai penjumlahan berulang.
Pembelajaran dimulai dengan mengkondisikan siswa terlebih dahulu sebelum
memulai pembelajaran, kemudian dilanjutkan dengan berdoa bersama siswa untuk
memulai pelajaran dan melakukan pembiasaan diri dengan menyanyikan lagu
“Garuda Pancasila”. Setelah itu, guru mengabsen kehadiran siswa. Pada saat itu,
terdapat dua siswa yang tidak hadir. Kemudian peneliti mengadakan apresiasi
berkaitan dengan materi pembelajaran yang akan dilakukan. Apresiasi yang
dilakukan adalah dalam bentuk tanya jawab mengenai perkalian. Pertanyaan yang
diajukan oleh peneliti adalah “ siapa yang pernah dengar tentang perkalian?”. Pada
tahap ini siswa masih kebingungan dan belum ada yang menjawab. Namun lama
kelamaan ada siswa yang menjawab “bu, saya tau yang ada tanda x nya bu”. Peneliti
memberi respon kepada siswa “iya, kamu hebat”. Lalu peneliti bercerita yang
berkaitan dengan perkalian.”Ibu mempunyai 2 keranjang buah,setiap keranjang berisi
3 buah jeruk. Coba siapa yang bisa menjawab pertanyaan ibu?” .Lalu ada murid yang

18
menjawab “enam bu”. Lalu guru merespon “iya,pintar sekali”. Setelah itu, guru
menuliskan di papan tulis sebuah lagu yang berjudul “Belajar Perkalian” dan siswa
diminta untuk mendengarkan ibu guru menyanyi lalu mengikutinya.Setelah siswa
bisa bernyanyi lagu tersebut, guru bertanya” dari lagu yang tadi kalian nyanyikan jadi
apa itu perkalian?”. Lalu siswa pun menjawab “penjumlahan berulang” guru
merespon”iya benar sekali”. Lalu guru menyimpulkan jadi perkalian itu adalah
penjumlahan berulang. Guru memberikan beberapa contoh di papan tulis, dan
meminta siswa yang bisa mengerjakan soal tersebut untuk maju ke depan kelas.
Setelah itu, guru memberikan evaluasi dalam selembar kertas yang dibagikan
pada masing-masing siswa. Pada saat mengerjakan evaluasi masih ada yang bingung
untuk mengerjakannya dan masih ada yang bertanya kepada guru. Setelah semua
siswa selesai mengerjakan evaluasi dan mengumpulkannya kembali kepada guru,
guru menganalisis hasil siswa dan ternyata masih banyak siswa yang belum mencapai
nilai KKM. Pada akhir pembelajaran guru memberikan pekerjaan rumah yang
bertujuan agar siswa mau belajar lagi dirumah serta menyuruh siswa untuk membuat
kelompok untuk pertemuan selanjutnya.
Tabel 4.1
Data Nilai Hasil Pembelajaran Matematika Kelas II (Prasiklus)
No Absen Nilai Keterangan
1 60 Tidak Tuntas
2 80 Tuntas
3 40 Tidak Tuntas
4 70 Tuntas
5 10 Tidak Tuntas
6 70 Tuntas
7 80 Tuntas
8 60 Tidak Tuntas
9 70 Tuntas
10 50 Tidak Tuntas
11 60 Tidak Tuntas
12 100 Tuntas
13 80 Tuntas
14 40 Tidak Tuntas
15 80 Tuntas
16 30 Tidak Tuntas
17 80 Tuntas
18 50 Tidak Tuntas
19 20 Tidak Tuntas
20 70 Tuntas
21 80 Tuntas
22 60 Tidak Tuntas

19
23 70 Tuntas
24 100 Tuntas
25 60 Tidak Tuntas
26 60 Tidak Tuntas
27 90 Tuntas
28 30 Tidak Tuntas
29 100 Tuntas
30 60 Tidak Tuntas
Jumlah 1910
Rata-  
Rata 63,66  

Agar lebih jelas dapat dilihat pada grafik dibawah ini


100
90
80
70
60
50 No Absen
40
Nilai
30
20
10
0
1 4 7 10 1 3 16 1 9 22 2 5 2 8

Grafik 4.1 Nilai Hasil Pembelajaran Matematika Kelas II (Prasiklus)

Berdasarkan pengamatan pada tabel 4.1 dan grafik 4.1 menunjukkan bahwa
hasil belajar siswa kelas II SD Negeri Permata Hijau pada prasiklus mencapai rata-
rata 63,66. Dengan rincian dari 30 siswa, yang mencapai nilai tuntas ada 3 siswa yang
mendapat nilai 100, ada 1 siswa yang mendapat nilai 90, ada 6 siswa yang mendapat
nilai 80, ada 5 siswa yang mendapat nilai 70. Kemudian yang tidak tuntas ada 7 siswa
yang mendapat nilai 60, ada 2 siswa yang mendapat nilai 50, ada 2 siswa yang
mendapat nilai 40, ada 2 siswa yang mendapat nilai 30, ada 1 siswa yang mendapat
nilai 20 dan 1 siswa yang mendapat nilai 10. Jadi persentase ketuntasan siswa 50%
dan yang tidak tuntas sebanyak 50%, sehingga dapat dikategorikan masih belum
memuaskan.
2. Deskripsi Pembelajaran Siklus I
Pembelajaran dilakukan pada hari Rabu tanggal 05 September 2018 pukul
09.30 – 10.05 WIB di kelas II-B SDN Permata Hijau. Pembelajaran dilakukan seperti
biasanya dengan pendekatan CTL (ceramah,tanya jawab dan latihan) dan

20
demonstrasi. Materi yang dibahas pada siklus 1 yaitu menyelesaikan soal perkalian
dengan cara bersusun pendek.
Pembelajaran dimulai dengan mengkondisikan siswa terlebih dahulu sebelum
memulai pembelajaran, kemudian dilanjutkan dengan berdoa bersama siswa untuk
memulai pelajaran dan melakukan pembiasaan diri dengan menyanyikan lagu “Satu
Nusa Satu Bangsa”. Setelah itu, guru mengabsen kehadiran siswa. Pada saat itu,
terdapat satu siswa yang tidak hadir. Kemudian peneliti mengadakan apresiasi
berkaitan dengan materi pembelajaran yang akan dilakukan.Pertama guru menyuruh
siswa untuk duduk berdasarkan kelompok masing-masing. Lalu siswa menyiapkan
barang-barang yang di bawa perkelompoknya untuk disimpan di atas meja masing-
masing. Guru mengecek kesiapan bahan-bahan yang di bawa kelompok. Lalu guru
menyuruh siswa untuk berkreasi membuat soal perkalian dengan meliabatkan bahan
yang di bawanya. Setelah semua kelompok selesai membuat soal guru menyuruh
untuk tmasing-masing kelompok mendemonstrasikannya di depan kelas mengenai
soal yang di buatnya serta pemecahannya dengan menggunakan bahan yang mereka
bawa. Setelah semua kelompok selesai mendemonstrasikannya di depan kelas, lalu
guru menerangkan cara lain dalam menghitung perkalian, yaitu dengan cara bersusun
pendek. Dan setelah selesai menjelaskan materi tersebut guru memberi soal dan
menyuruh siswa “siapa yang berani mengerjakan soal ini ke depan?”. Tak lama
kemudian ada siswa yang berbicara “saya bu”. Lalu guru merespon “ya, kamu hebat
silahkan maju kedepan”. Setelah siswa tersebut mengerjakannya lalu guru meriksa
hasil kerjanya dan ternyata siswa tersebut mampu mengerjakannya dengan benar.
Dan guru memberi respon “tepuk tangan untuk teman kalian”.
Selanjutnya guru memberikan lembar soal kepada siswa sebanyak 10 soal
untuk dikerjakan. Setelah semua siswa selesai mengerjakan, guru menyuruh siswa
untuk mengumpulkannya di meja guru. Lalu guru mulai menilai hasil kerja siswa dan
menganalisisnya. Lalu guru menutup pelajaran dengan menyimpulkan pembelajaran
yang telah dipelajari dan memberikan pekerjaan rumah kepada siswa.
Tabel 4.2
Data Nilai Hasil Pembelajaran Matematika Kelas II (Siklus I)

21
No Absen Nilai Keterangan

1 100 Tuntas

2 60 Tidak tuntas

3 90 Tuntas

4 60 Tidak tuntas

5 80 Tuntas

6 80 Tuntas

7 80 Tuntas

8 60 Tidak tuntas

9 70 Tuntas

10 60 Tidak tuntas

11 60 Tidak tuntas

12 80 Tuntas

13 60 Tidak tuntas

14 70 Tuntas

15 60 Tidak tuntas

16 60 Tidak tuntas

17 70 Tuntas

18 60 Tidak tuntas

19 100 Tuntas

20 60 Tidak tuntas

21 90 Tuntas

22 70 Tuntas

23 60 Tidak tuntas

24 60 Tidak tuntas

25 60 Tidak tuntas

26 60 Tidak tuntas

27 80 Tidak tuntas

22
28 70 Tuntas

29 100 Tuntas

30 60 Tidak tuntas

Jumlah 2130

 
Rata-rata 71  
Agar lebih jelas dapat dilihat dalam bentuk grafik dibawah ini
100
90
80
70
60
50 No Absen
40 Nilai
30
20
10
0
1 4 7 10 13 16 19 22 25 28

Grafik 4.2 Nilai Hasil Pembelaajaran Matematika Siswa Kelas II (Siklus 1)

Berdasarkan pengamatan pada tabel 4.2 dan grafik 4.2 menunjukkan bahwa
hasil belajar siswa kelas II SD Negeri Permata Hijau pada siklus 1 mencapai rata-rata
71. Dengan rincian dari 30 siswa, yang mencapai nilai tuntas ada 3 siswa yang
mendapat nilai 100, ada 2 siswa yang mendapat nilai 90, ada 5 siswa yang mendapat
nilai 80, ada 5 siswa yang mendapat nilai 70. Kemudian yang tidak tuntas ada 16
siswa yang mendapat nilai 60. Jadi persentase ketuntasan siswa 47% dan yang tidak
tuntas sebanyak 53%. Walaupun persentasr ketuntasannya menurut tapi nilai rata-rata
siswanya diatas KKM, sehingga dapat dikategorikan masih belum memuaskan.
3. Deskripsi Pembelajaran Sikus 2
Pembelajaran dilakukan pada hari Kamis tanggal 20 September 2018 pada
pukul 09.30 – 10.05 WIB di kelas II SD Negeri Permata Hijau. Pembelajaran
dilakukan seperti dengan menggunakan alat peraga yaitu benda-benda di sekitar.
Materi yang akan dibahas pada siklus 2 yaitu masinh mengenai perkalian yang lebih
menekankan pada soal cerita yang berhubungan dengan benda sekitar.

23
Pembelajaran dimulai mengkondisikan siswa untuk siap menerima
pembelajaran yang dilanjutkan dengan berdoa bersama siswa untuk memulai
pelajaran seta melakukan pembiasaan diri dengan menyanyikan lagu nasiona, salah
satunya yaitu lagu “Garuda Pancasila” yang dinyanyika secara bersama-sama. Pada
saat itu, siswa kelas II hadir semua yaitu sebanyak 30 siswa. Kemudian peneliti
mengadakan apresiasi berkaitan dengan materi pelajaran pada saat itu. Apresiasi yang
dilakukan yaitu dalam bentuk tanya jawab. Pertanyaan yang diajukan peneliti yaitu
“Ibu mempunyai 4 buah gelas plastik, masing-masing gelas tersebut berisi 2 buah
permen. Berapa jumlah semua permen tersebut?”. Guru memperagakan 4 buah gelas
plastik tersebut. Setelah diajukan pertanyaan sebagian siswa ada yang menjawab
“8,bu”. Dan peneliti pun memberi apresiasi dengan berkata”ya,hebat kamu pintar”.
Setelah itu peneliti mengajukan lagi pertanyaan “coba siapa yang tahu bagaimana
bentuk perkaliannya?”. Siswa pun menjawab “4 x 2,bu” peneliti pun memberi
apresiasi dengan mengacungkan jempolnya.
Setelah itu, peneliti memberikan pertanyaan lagi “coba siapa yang berani ke
depan untuk membuat soal cerita menggunakan media realia (perman dan gelas
plastik) dengan memperagakannya serta bentuk perkaliannya. Siwa pun berebut
untuk mengerjakannya. Dan yang mengerjakannya yaitu kelompok 2. Mereka mulai
menggunakan alat peraga dan menjelasjan di depan kelas. Peneliti memberikan
apresiasi “ya, betul sekali ayo teman-teman beri tepuk tangan. Setelah semua
memahami soal perkalian yang berbentuk cerita, peneliti pun memberikan evaluasi
yang dikerjakan perorang dengan jenis soal cerita sebanyak 5 nomor. Setelah siswa
selesai mengerjakannya dn mengumpulkannya kembali kepada peneliti, peneliti pun
mulai mengevaluasi hasilkerja siswa dan ternyata pada saat itu semua nilai siswa
mencapai nilai yang cukup diatas rata-rata KKM.
Pada akhir pembelajaran peneliti membagikan hasil evaluasi siswa dan
memberikan pekerjaan rumah (PR) serta memberikan informasi untuk materi
selanjutnya.
Tabel 4.3
Data Nilai Hasil Pembelajaran Matematika (Siklus 2)

24
No Absen Nilai Keterangan
1 100 Tuntas
2 90 Tuntas
3 90 Tuntas
4 90 Tuntas
5 80 Tuntas
6 80 Tuntas
7 100 Tuntas
8 80 Tuntas
9 90 Tuntas
10 90 Tuntas
11 80 Tuntas
12 80 Tuntas
13 100 Tuntas
14 100 Tuntas
15 90 Tuntas
16 80 Tuntas
17 80 Tuntas
18 80 Tuntas
19 100 Tuntas
20 90 Tuntas
21 80 Tuntas
22 90 Tuntas
23 80 Tuntas
24 80 Tuntas
25 60 Tidak tuntas
26 80 Tuntas
27 80 Tuntas
28 80 Tuntas
29 80 Tuntas
30 80 Tuntas
Jumlah 2560  
Rata-rata 83,34  

Agar lebih jelas dapat dilihat pada grafik dibawah ini

25
100
90
80
70
60
50 No Absen
40 Nilai
30
20
10
0
1 4 7 10 13 16 19 22 25 28

Grafik 4.3 Nilai Hasil Pembelaajaran Matematika Siswa Kelas II (Siklus 2)

Berdasarkan pengamatan pada tabel 4.3 dan grafik 4.3 menunjukkan bahwa
hasil belajar siswa kelas II SD Negeri Permata Hijau pada siklus 2 mencapai rata-rata
83,34. Dengan rincian dari 30 siswa, yang mencapai nilai tuntas ada 29 siswa yang
mendapat nilai 100. Kemudian yang tidak tuntas ada 1 siswa yang mendapat nilai 60,
Jadi persentase ketuntasan siswa 97% dan yang tidak tuntas sebanyak 3%, sehingga
dapat dikategorikan sangat memuaskan.
B. Pembahasan Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Berdasarkan hasil dikusi dengan teman sejawat mengenai kegiatan
pembelajaran untuk meningkatkan pemahaman siswa mengenai perkalian dengan
menggunakan media realia. Penelitian yang telah dilaksanakan meliputi 2 siklus yang
terdiri dari siklus 1 dan siklus 2. Terlihat adanya peningkatan pada siswa kelas II SD
Negeri Permata Hijau.
Pada prasiklus mencapai rata-rata 63,66. Dengan rincian dari 30 siswa, yang
mencapai nilai tuntas ada 3 siswa yang mendapat nilai 100, ada 1 siswa yang
mendapat nilai 90, ada 6 siswa yang mendapat nilai 80, ada 5 siswa yang mendapat
nilai 70. Kemudian yang tidak tuntas ada 7 siswa yang mendapat nilai 60, ada 2 siswa
yang mendapat nilai 50, ada 2 siswa yang mendapat nilai 40, ada 2 siswa yang
mendapat nilai 30, ada 1 siswa yang mendapat nilai 20 dan 1 siswa yang mendapat
nilai 10. Jadi persentase ketuntasan siswa 50% dan yang tidak tuntas sebanyak 50%,
sehingga dapat dikategorikan masih belum memuaskan. Hal ini disebabkan mungkin
dikarenakan guru belum bisa menguasai keadaan kelas atau karena guru belum

26
menggunakan media yang membuat siswa menarik perhatian. Hal ini menandakan
bahwa pada pra siklus
Pada siklus 1 mencapai rata-rata 71. Dengan rincian dari 30 siswa, yang
mencapai nilai tuntas ada 3 siswa yang mendapat nilai 100, ada 2 siswa yang
mendapat nilai 90, ada 5 siswa yang mendapat nilai 80, ada 5 siswa yang mendapat
nilai 70. Kemudian yang tidak tuntas ada 16 siswa yang mendapat nilai 60. Jadi
persentase ketuntasan siswa 47% dan yang tidak tuntas sebanyak 53%. Walaupun
persentase ketuntasannya menurut tapi nilai rata-rata siswanya diatas KKM, sehingga
dapat dikategorikan masih belum memuaskan. Dalam siklus 1 ini guru sudah mulai
bisa memahami keadaan kelas dan siswa sudah mulai tertarik dengan pembelajaran
karena guru sudah mulai menggunakan media realia.
Pada siklus 2 mencapai rata-rata 83,34. Dengan rincian dari 30 siswa, yang
mencapai nilai tuntas ada 29 siswa yang mendapat nilai 100. Kemudian yang tidak
tuntas ada 1 siswa yang mendapat nilai 60, Jadi persentase ketuntasan siswa 97% dan
yang tidak tuntas sebanyak 3%, sehingga dapat dikategorikan sangat memuaskan.
Guru sudah dapat menggunakan media yang tepat sehingga dapat membuat menarik
siswa dalam pembelajaran. Peningkatan tersebut disajikan dalam tabel 4.4 berikut ini
Tabel 4.4 Hasil Evaluasi Pembelajaran Prasiklus, Siklus 1 Dan Siklus 2
Hasil Evaluasi
No. Absen Prasiklus Siklus 1 Siklus 2
1 60 100 100
2 80 60 90
3 40 90 90
4 70 60 90
5 10 80 80
6 70 80 80
7 80 80 100
8 60 60 80
9 70 70 90
10 50 60 90
11 60 60 80
12 100 80 80
13 80 60 100
14 40 70 100
15 80 60 90

27
16 30 60 80
17 80 70 80
18 50 60 80
19 20 100 100
20 70 60 90
21 80 90 80
22 60 70 90
23 70 60 80
24 100 60 80
25 60 60 60
26 60 60 80
27 90 80 80
28 30 70 80
29 100 100 80
30 60 60 80
Jumlah 1910 2130 2560
Rata-Rata 63,66 71 83,34

Rata-Rata
100
80 Rata-Rata
60
40
20
0
Prasiklus Siklus 1 Siklus 2
Grafik 4.4 Hasil Evaluasi Pembelajaran Prasiklus, Siklus 1 Dan Siklus 2

V.Simpulan, Saran Dan Tindak Lanjut


A. Simpulan
Setelah melalui dua kali siklus. Berdasarkan perbaikan pembelajaran dapat
ditarik simpulan sebagai berikut:

28
1. Media Realia atau alat peraga dapat menarik siswa hal ini ditunjukan oleh
rata-rata hasil belajar prasiklus mendapat 63,66. Siklus 1 mendapat 71 dan
siklus 2 mendapat 83,34.
2. Dengan meningkatnya pemahaman siswa kelas II SD Negeri Permata Hijau
pada materi perkalian, maka prestasi siswa pun ikut meningkat.
B. Saran Dan Tindak Lanjut
Berdasarkan simpulan tersebut diatas, saran dan tindak lanjut yang dapat
penulis ajukan adalah sebagai berikut :
1. Guru sebaiknya mengkolaborasikan beberapa media pembelajaran supaya
pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga siswa tidak merasa
jenuh.
2. Penggunaan media realia (alat peraga) dalam pembelajaran mutlak, sebab cara
berpikir anak usia kelas II SD masih konkret dan spontan.
3. Media realia yang digunakan dalam pembelajaran sebaiknya merupakan
sesuatu yang mudah ditemukan dalam kehidupan sehari – hari
4. Sebaiknya guru dapat menggunakan media realia pada mata pelajaran yang
lainnya.

Daftar Pustaka
Erman, Suherman. (2003). Evaluasi Pendidikan Matematika.
Bandung.Universitas Pendidikan Indonesia.
Hamalik, O. (1989). Media Pendidikan Bandung: Citra Aditya Bakti.
Herman Hudojo. (2003). Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran
Matematika. Malang. Universitas Negeri Malang.
Ibrahim, & Syaodih, N. (2003). Perencanaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta
Kana Hidayanti, Heri Retnawati, Edi Prajitno, 2015. Fun Learning Mathematics 2.
Bandung, Grafindo Media Pratama
Masykur Ali, Ria Andriana, Dewi Noviyanti Sari, 2016. Senang Belajar Matematika
2. Jakarta, Yudhistira.

29
Patty, A. A. (2007). Pemanfaatan Media Realia dalam Bidang Studi Sains Biologi.
(Skripsi). Bandung: tidak diterbitkan.
Rusman (2005). Model-Model PembelajaranMengembangkan Profesionalisme
Guru. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Sudjana, N & Rivai, A. (2007). Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algesindo.
Wardani, I.G.A.K., Siti Julaeha, M.A. Pemantapan Kemampuan Profesional.
Jakarta, Universitas Terbuka
Wardani, I.G.A.K., Wihardi, Kuswaya, Nasution Noehi, 2002. PenelitianTindakan
Kelas. Jakarta, Universitas Terbuka.

30

Anda mungkin juga menyukai