Anda di halaman 1dari 26

DENGAN MEMANFATKAN MEDIA GAMBAR DAPAT

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA TENTANG


PERTUMBUHAN HEWAN DAN TUMBUHAN SISWA
KELAS II SDN BUKET PANJAU

MARYAMAH/NIM 855886244
30maryamah@gmail.com
Program Studi S1 PGSD
Universitas Terbuka UPBBJ-Banda Aceh

ABSTRAK
Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang terdiri atas unsur
manusia,material,fasilitas,kelengkapan dan prosedur yang mempengaruhi untuk mencapai
tujuan. Berdasarkan rumusan masalah yang dikembangkan pada pelaksanaan PTK ini,maka
tujuan perbaikan pembelajaran ialah untuk meningkatkan hasil belajar IPA tentang
pertumbuhan hewan dan tumbuhan dengan memanfaatkat media gambar. Pelaksanaan
perbaikan dilakukan di kelas II SDN Buket Panjau Kecamatan Nurussalam Kabupaten Aceh
Timur, dengan jumlah siswa 20 orang terdiri atas 7 laki-laki 13 perempuan. Dengan
materi”pertumbuhan hewan dan tumbuhan”pada pelajaran IPA. Hasil analisis dan rumusan
masalah tersebut di atas menunjukkan bahwa program perbaikan pembelajaran dilakukan oleh
guru untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pelajaran IPA. Dengan memanfatkan
media gambar pada pembelajaran IPA dapat meningkatkan hasil belajar siswa pertumbuhan
hewan dan tumbuhan̏ hasil yang dicapai siswa setelah menerapkan media gambar.

Kata kunci : Media gambar, hasil belajar.


BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang Masalah
Keberhasilan dalam belajar mengajar adalah peran guru sangat menunjang dalam upaya
meningkatkan hasil belajar siswa secara ideal. Untuk memperbaiki strategi belajar, guru perlu
menentukan dan membuat perencanaan pengajaran secara seksama. Hal tersebut menuntut
adanya perubahan dalam pengorganisasian kelas. Strategi belajar mengajar, penggunaan metode
pengajaran maupun perilaku dan sikap guru dalam mengelola proses belajar mengajar sangat
dibutuhkan dalam pelajaran. Hal ini di lakukan untuk mempermudah siswa dalam menerapkan
pengetahuannya di masyarakat dan lingkungannya.
guru kadang kurang menyadari bahwa peserta didik SD pola berpikirnya masih bersifat konkrit
atau konkret. banyak peserta didik yang menduga remeh di pelajaran Ilmu Pengetahuan IPA,
karena mereka menduga pelajaran IPA artinya pelajaran yang mudah. berdasarkan penelitian
yang dilakukan pada kelas II, guru kelas II lebih sering memakai metode ceramah, tugas
gerombolan dan tidak pernah memakai media dalam pembelajaran, sebagai akibatnya peserta
didik tidak terlibat aktif pada pembelajaran.
Penelitian juga mengadakan wawancara dengan beberapa siswa, mereka memberi data yang
sangat poly ihwal norma pengajar pada mengajar pada kelas. pengajar umumnya hanya ceramah
dan memberi tugas pada siswa sebagai akibatnya peserta didik hanya pasif mendapatkan
penerangan dari pengajar dan mengerjakan tugas yang di berikan oleh guru tadi. pengajar kelas
II belum menggunakan media yg sempurna pada pembelajaran IPA sehingga peserta didik
hanya pasif dalam pembelajaran. Melihat kenyataan tersebut pengajar membutuhkah suatu
usaha yang dapat meningkatkan keaktifan siswa. salah satunya merupakan menggunakan media
yang sempurna pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam. salah satu media yg digunakan
pengajar yang dapat mengaktifkan peserta didik ialah dengan menggunakan media gambar.
Menurut Azhar Arsyad (2009: 2), pengajar harus mampu menggunakan alat yang tersedia,
pengajar dituntut dapat menyebarkan ketrampilan membuat media pembelajaran yg akan
digunakannya jika media tadi belum tersedia. untuk itu guru harus mempunyai pengetahuan
serta pemahaman yang cukup untuk pengembangan media pembelajaran.
menggunakan media gambar di harapkan siswa akan lebih tertarik dalam mengikuti pelajaran
sehingga peserta didik menjadi aktif bertanya, menjawab pertanyaan serta mengemukakan
pendapat dalam pembelajaran. Selain menumbuhkan keaktifan peserta didik, menggunakan
memakai media gambar pengajar lebih praktis menyampaikan materi sebab peserta didik bisa
melihat keunikan dalam hal yang berkaitan menggunakan penerangan dari guru.
1.Identifikasi Masalah
Berdasarkan permasalahan yang terjadi dalam proses pembelajaran penulis mengadakan diskusi
dengan teman sejawat yang dapat dideskripsikan sebagai berikut :
a) Siswa tidak memperhatikan pelajaran IPA
b) Siswa memilih diam waktu tanya jawab
c) Siswa Memiliki kesulitan untuk melakukan tanya jawab dalam pertanyaan
d) Kreativitas guru dalam mengembangkan media pembelajaran masih belum sesuai
dengan materi yang dibelajarkan.
e) Kemampuan guru dalam memberdayakan pembelajaran masih bersifat konvensional,
peran guru sangat mendominasi.
2.Analisis Masalah
Dari hasil identifikasi masalah peneliti berfokus untuk meningkatkan hasil
belajar siswa IPA yang masih rendah dan menyelesaikan masalah terkait dalam
penelitian perbaikan pembelajaran, sehingga dapat dianalisis tentang masalah
rendahnya hasil belajar IPA sebagai berikut :
a) Rendahnya hasil belajar IPA siswa kelas II semester 1 di SDN Buket Panjau Tahun
Pelajaran 2022/2023 yaitu dengan nilai KKM 65, dari jumlah siswa 20 orang hanya 8
orang yang mendapatkan nilai diatas KKM, sisanya 12 orang mendapat nilai dibawah
KKM.
b) Dikarenakan media pembelajaran yang digunakan oleh guru tidak menarik.
c) Ada banyak siswa yang tidak fokus menerima dan mengikuti pembelajaran.
3.Alternatif dan Prioritas Pemecahan Masalah
Berpegang pada permasahan pembelajaran sebagai hasil dari identifikasi dan analisis
permasalahan di atas, peneliti mencari alternatif pemecahan masalah agar dapat melakukan
perbaikan pembelajaran dan menyelesaikan masalah yang sudah dianalisis khususnya
peningkatan yang akan terjadi belajar siswa melalui penelitian tindakan dengan memanfaatkan
media gambar guna membantu siswa dalam mengatasi permasalahannya.
Penelitian yg relevan menggunakan penelitian yang akan peneliti buat artinya penelitian yg
dituliskan oleh Maryamah menggunakan judul penelitian “menggunakan memanfaatkan media
gambar bisa menaikkan akibat belajar IPA tentang pertumbuhan hewan dan tumbuhan siswa
kelas II Sekolah Dasar Negeri Buket Panjau ” dimana dari sebelumnya dampak belajar IPA
rendah selesainya dilakukan pembelajaran dengan memakai media gambar bisa mempertinggi
yang akan terjadi belajar peserta didik kelas II pada mata pelajaran IPA.
menjadi mana telah dipaparkan pada atas bahwa asal akibat identifikasi serta analisis
perseteruan perlu tindak lanjut serta alternatif pemecahan persoalan untuk melakukan
pemugaran pembelajaran. dalam rangka menyikapi kesenjangan yang terjadi, peneliti berharap
memakai penerapan tindakan yg diimplementasikan bisa meningkatkan yang akan terjadi
belajar melalui pengembangan media gambar yang memungkinkan siswa dapat menyebarkan
potensinya, dengan memanfaatkan media gambar.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah
memanfaatkan media gambar dapat meningkatkan hasil belajar IPA tentang Pertumbuhan
hewan dan tumbuhan siswa Kelas II SDN Buket Panjau ?
C. Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar IPA tentang
pertumbuhan hewan dan tumbuhan siswa Kelas II di SDN Buket Panjau dengan memanfaatkan
media gambar.

D. Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran


Berdasarkan tujuan penelitian yang hendak dicapai, maka penelitian ini diharapkan mempunyai
manfaat dalam pendidikan baik secara langsung maupun tidak langsung. Adapun manfaat
penelitian perbaikan pembelajaran ini adalah sebagai berikut:
a. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan pedoman dan landasan teoritisdalam bidang
pendidikan terutama dalam memperbaiki kualitas pembelajaran IPA di Sekolah Dasar.
b. Manfaat Praktis
a) Bagi Guru

menggunakan penelitian ini dibutuhkan dapat menyampaikan pengetahuan baru


bagi guru dalam membangun suasana pembelajaran yang aktif dan inovatif
menggunakan cara membimbing peserta didik buat selalu berpikir kreatif demi
meningkatnya kemampuan siswa dalam memecahkan dilema IPA wacana
pertumbuhan binatang serta tumbuhan.

b) Bagi siswa :

1) peserta didik menjadi lebih termotivasi pada mengikuti proses pembelajaran

2) siswa akan lebih aktif lagi dalam merampungkan tugas dari guru.

3) dengan situasi belajar yg menyenangkan diharapkan akibat belajar peserta


didik dapat meningkat.

c) Bagi Sekolah :

1) menaikkan sumbangan yg berarti bagi sekolah buat bisa meningkatkan daya


serap, sehingga tidak ketinggalan dengan sekolah lain.
2) Kualitas pendidikan di sekolah akan semakin tinggi, karena adanya
peningkatan cara mengajar pengajar dan akibat belajar peserta didik
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Pengembangan Media Gambar
1. Pengertian Pengembangan Media Gambar
Media pembelajaran ialah salah satu komponen dari sistem pengajaran yang menjadi faktor
dominan untuk menunjang berhasilnya proses belajar mengajar. Media pembelajaran digunakan
untuk mempermudah guru dalam menyampaikan materi pelajaran sehingga siswa lebih mudah
memahami materi pelajaran. Selain itu media pembelajaran juga membantu agar kegiatan
belajar mengajar yang berlangsung antara guru dan siswa lebih variatif sehingga menimbulkan
minat siswa serta memberi rangsangan untuk belajar. Sedangkan menurut Gagne (Arief S.
Sadiman, 2007: 6), media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat
merangsangnya untuk belajar. Selain itu media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan
pesan serta merangsang siswa untuk belajar. Maka dapat disimpulkan bahwa media adalah alat
bantu apa saja yang dapat dijadikan sebagai penyalur pesan guna merangsang pikiran, perasaan,
dan kemauan siswa untuk belajar. Media pembelajaran banyak sekali jenis dan macamnya, salah
satunya adalah media visual yaitu media gambar. Di antara media pembelajaran, media gambar
adalah media yang paling umum dipakai. Dia merupakan bahasa yang umum, yang dapat
dimengerti dan dinikmati dimana-mana (Arief S. Sadiman, 1986: 29)
Menurut Sudjana (2007: 68), pengertian media gambar adalah media visual dalam bentuk grafis.
Media grafis didefinisikan sebagai media yang mengkombinasikan fakta dan gagasan secara
jelas dan kuat melalui suatu kombinasi pengungkapan kata-kata dan gambar-gambar. Sedangkan
Azhar Arsyad (1995: 83), mengatakan bahwa media gambar adalah berbagai peristiwa atau
kejadian, objek yang dituangkan dalam bentuk gambar-gambar, garis, kata-kata, simbol-simbol,
maupun gambaran
Menurut Azhar Arsyad (2009: 25-27), manfaat praktis pengembangan media gambar dalam
proses pembelajaran adalah sebagai berikut:
a. Media gambar dapat memperjelas penyajian pesan dan informasi sehingga dapat
memperlancar dan meningkatkan proses dan hasil belajar.
b. Media gambar dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian anak sehingga dapat
menimbulkan motivasi belajar.
c. Media gambar dapat mengatasi keterbatasan indra, ruang, dan waktu, maksudnya yaitu:
1. Objek atau benda yang terlalu besar untuk ditampilkan langsung diruang kelas dapat
diganti dengan gambar.
2. Objek atau benda yang terlalu kecil, yang tidak tampak oleh indera dapat disajikan
dengan gambar.
3. Kejadian langka yang terjadi dimasa lalu atau terjadi sekali dalam puluhan tahun dapat
ditampilkan melalui gambar atau foto.
4. Objek atau proses yang amat rumit dapat ditampilkan secara konkret
melalui gambar
5. Kejadian atau percobaan yang membahayakan dapat disimulasikan
melalui gambar.
6. Peristiwa alam yang memakan waktu lama dapat disajikan melalui
gambar.
d. Dapat memberikan kesamaan pengalaman dan persepsi pada siswa. Adapun fungsi dari
pengembangan media gambar menurut Levie dan Lentz (Azhar Arsyad, 2009: 16),
mengungkapkan 4 fungsi media pembelajaran. Khususnya media visual yaitu:
a. Fungsi Atensi media visual merupakan inti, yaitu menarik dan mengarahkan perhatian
siswa untuk berkonsentrasi kepada isi pelajaran yang berkaitan dengan makna visual
yang ditampilkan atau menyertai materi pelajaran itu. Dengan demikian kemungkinan
untuk memperoleh dan mengingat isi pelajaran semakin besar.
b. Fungsi afektif media visual dapat terlihat dari kenikmatan siswa saat belajar atau
membaca teks yang bergambar.
c. Fungsi kognitif media visual terlihat dari temuan-temuan penelitian
yang mengungkapkan bahwa lambang visual gambar
memperlancar pencapaian tujuan untuk memahami dan mengingat
informasi atau pesan yang terkandung dalam gambar.
d. Fungsi kompensatoris media pengajaran terlihat dari hasil
penelitian bahwa media visual yang memberikan konsep untuk
memahami teks membantu siswa yang lemah dalam membaca
untuk mengorganisasikan informasi dalam teks.
2. Jenis – jenis Media Pembelajaran
Nana Sujana dan Ahmad Rivai (2002: 3-1) mengemukakan ada beberapa jenis media
pengajaran yang biasa digunakan dalam proses belajar mengajar, yaitu:
1. Media Grapis
Media grapis termasuk media visual sebagaimana halnya media yang lain,media
grafis berfungsi untuk menyalurkan pesan dari sumber ke penerima pesan.
Saluran yang dipakai menyangkut indera penglihatan dan pesan yang akan
disampaikan di tuangkan ke dalam simbol – simbol komunikasi visual.contoh
media grafis adalah gambar, foto,dan grafik (Arif S. Sadiman, 1990)
2. Media Tiga Dimensi
Media tiga dimensi adalah media dalam bentuk model seperti:
Penampan dan model susun
3. Model Proyeksi seperti: slide, filim strips dan penggunaan OHP.
4. Penggunaan lingkungan sebagai media pengajaran.

3. Kriteria Pemilihan Media


Media pembelajaran merupakan salah satu sarana untuk membantu meningkatkan efektivitas
proses belajar mengajar. Kriteria pemilihan media harus dikembangkan sesuai dengan tujuan
yang ingin dicapai, kondisi dan keterbatasan yang ada dengan mengingat kemampuan dan sifat
– sifat khasnya (karakteristik) media yang bersangkutan. Dalam hubungan ini Dick dan Carey
(Arif S. Sadiman, dkk., (1990: 86) menyebutkan bahwa di samping kesesuaian dengan tujuan
perilaku dipertimbangkan dalam pemilihan medeia, yaitu:
a. Ketersediaan sumber setempat, artinya bila media yang bersangkutan tidak Terdapat
pada sumber-sumber yang ada, maka harus dibeli atau dibuat sendiri.
b. Ketersediaan dana, tenaga dan fasilitasnya.
c. Faktor yang menyangkut keluesan, kepraktisan dan ketahanan media yang
bersangkutan untuk waktu yang lama
d. Evektivitas biasanya dalam jangka waktu yang pangjang.
4. Fungsi Media Pembelajaran
Beberapa fungsi media pembelajaran antara lain:
a. Berperan sebagai komponen yang membantu mempermuda, memperjelas materi atau
pesan pembelajaran dalam proses pembelajaran.
b. Membuat pembelajaran menjadi menarik.
c. Membuat pembelajaran lebih realistis/objektif.
d. Menjangkau sasaran yang luas.
e. Menghilankan verbalisme yang hanya bersifat kata – kata.

5. Hakikat Media Gambar


Media gambar adalah bentuk bahan pembelajaran yang didesain dalam bentuk gambar. Guru
dapat menggambar benda-benda yang sesuai dengan materi yang diajarkan agar siswa menjadi
tertarik dan aktif dalam pembelajaran.
Menurut Daryanto (2011: 100) kelebihan media gambar sebagai berikut:
a. Mudah dimanfaatkan di dalam kegiatan belajar mengajar karena praktis tanpa memerlukan
perlengkapan apa-apa.
b. Harganya relatif murah dari pada jenis-jenis media pengajaran lainnya.
c. Gambar dapat dipergunakan dalam banyak hal, untuk berbagai jenjang pengajaran dan berbagai
disiplin ilmu.
d. Gambar dapat menerjemahkan konsep atau gagasan yang abstrak menjadi lebih realistik.
Menurut Daryanto (2011: 101) kekurangan media gambar antara lain:
a. Beberapa gambarnya sudah cukup memadai, tetapi tidak cukup besar ukurannya jika digunakan
untuk tujuan pengajaran kelompok besar, kecuali jika diproyeksikan melalui proyektor.
b. Gambar adalah berdimensi dua sehingga sukar untuk melukiskan bentuk sebenarnya yang
berdimensi tiga.
c. Gambar tetap tidak memperlihatkan gerak seperti halnya gambar hidup.

2.Hasil Belajar
Hasil adalah segala sesuatu yang menjadi milik siswa sebagai akibat dari kegiatan
belajar yang dilakukannya. Sedangkan Sudjana dalam Kunandar menyatakan bahwa
hasil adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki oleh siswa setelah menerima
pengalaman belajarnya.Di samping itu Gagne dalam Dimyati mengemukakan
pengertian belajar adalah kegiatan yang kompleks.Hasil belajar berupa kapabilitas.
Setelah belajar orang memiliki keterampilan, pengetahuan, sikap dan nilai. Sedangkan
menurut Skinner dalam Dimyati belajar adalah suatu perilaku. Pada saat orang
belajar, maka responsnya menjadi lebih baik. Sebaliknya, bila ia tidak belajar
maka responnya menurun.
Selanjutnya Kunandarmengemukakan tujuan dari penilaian hasilbelajar adalah untuk:
1) Mengetahui kemajuan peserta didik, artinya dengan melakukan penilaian, maka
perkembangan hasil belajar peserta didik dapat diidentifikasi, yakni menurun atau
meningkat.
2) Mengecek ketercapaian kompetensi peserta didik, dengan melakukan penilaian, maka
dapat diketahui apakah peserta didik telah menguasai kompetensi atau belum
menguasai.
3) Mendeteksi kompetensi yang belum dikuasai oleh peserta didik, dengan melakukan
penilaian maka dapat diketahui kompetensi mana yang belum dikuasai dan
kompetensi yang telah dikuasai.
4) Menjadi umpan balik untuk perbaikan bagi peserta didik, artinya dengan melakukan
penilaian, maka dapat dijadikan bahan acuan untuk memperbaiki hasil belajar.

Dari pendapat-pendapat yang telah dikemukakan di atas dapat diambil kesimpulan


bahwa hasil belajar adalah hasil yang dicapai oleh siswa dari proses pembelajaran
yang dapat berupa perubahan tingkah laku kognitif, afektif dan psikomotor.
Sedangkan Abdurrahman mengemuka kan yang dikutipoleh Jihad bahwa hasil belajar
adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Belajar itu
sendiri merupakan suatu proses dari seseorang yang berusaha untuk memperoleh suatu
bentuk perubahan perilaku yang relatif menetap. Dalam kegiatan pembelajaran atau
kegiatan intruksiona, biasanya guru menetapkan tujuan belajar. Siswa yang berhasil
dalam belajar adalah yang berhasil mencapai tujuan-tujuan pembelajaran atau tujuan
intruksional.

Menurut Benyamin S. Bloom tiga ranah (domain) hasil belajar, yaitu kognitif, afektif,
dan psikomotorik. MenurutA.J. Romizowski hasil belajar merupakan keluaran
(output) dari suatu sistem pemprosesan masukan (input). Masukan dari sistem tersebut
beruba bermacam-macam informasi sedangkan keluarannya adalah perbuatan atau
kinerja (ferformance).
5) Dapat kita simpulkan bahwa hasil belajar pencapaian bentuk perubahan perilaku
yang cenderung menetap dari ranah kognitif, afektif,dan psikomotorik dari proses
belajar yang dilakukan dalam waktu tertentu
3. Hakikat Pembelajaran IPA
a. Pengertian Pembelajaran IPA
pahami terlebih dahulu. IPA atau ilmu atau ke alaman adalah ilmu tentang dunia zat,
baik mahkluk hidup maupun benda mati yang di amati. Pembelajaran adalah proses
interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan
belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang akan diberikan pendidik agar dapat
terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan, serta pembentukan
sikap pesertadidik.
IPA merupakan rumpun ilmu, memiliki karakteristik khusus yitu mempelajari
fenomena alam yang faktual (factual), baik berupa kenyataan (reality) atau kejadian
(evens) daan hubungan sebab- akibatnya. IPA merupakan ilmu yang pada awalnya
diperoleh dan dikembangkan berdasarkan percobaan (induktif) namun pada
perkembangan selanjutnya IPA juga diperoleh dan dikembangkan berdasarkan teori
(deduktif). Ada dua hal berkaitan yang tidak terpisahkan dengan IPA, yaitu IPA
sebagai produk, pengetahuan IPA yang berupa pengetahuan faktiual, konseptual,
prosedural, dan metakognitif, dan IPA sebagai proses, yaitu kerja ilmiah.
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yaitu: Merupakan hasil kegiatan manusia berupa
pengetahuan,gagasan, dan konsep yang terorganisai tentang dirinya dan alam
sekitarnya,yang diperoleh dari pengalaman melalui serangkaian proses ilmiah
antara lain penyelidikan, penyusunan dan pengujiangagasan.
IPA mempelajari alam semesta, benda-benda yang ada di permukaan bumi,
didalam perut bumi dan diluar angkasa, baik yang dapat di amati indera maupun
yang tidak dapat di amati dengan indera.
Adapun pendapat lain mengatakan bahwa IPA adalah suatu kumpulan pengetahuan
tersusun secara sistematik, dan dalam penggunaannya secara umum terbatas pada
gejala-gejala alam. Perkembangannya tidak hanya ditandai oleh adanya kumpulan
fakta, tetapi oleh adanya metode ilmiah dan sikap ilmiah.
Dari penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa ipa adalah suatu kumpulan teori
yang sistematis, penerapannya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam, lahir
dan berkembang melalui metode ilmiah seperti obsevasi dan eksperimen serta
menuntut sikap ilmiah sepaerti rasa ingin tahu, terbuka, jujur, dan sebagainya.
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN
A. Subjek, Tempat, Waktu Penelitian
1. Subjek Penelitian
Pelaksanaan perbaikan dilakukan di kelas II SDN Buket Panjau Kecamatan Nurussalam
Kabupaten Aceh Timur, dengan jumlah siswa 20 orang terdiri dari 7 orang siswa laki-laki dan 13
siswa perempuan. Dengan materi “Pertumbuhan hewan dan tumbuhan” pada mata pelajaran IPA
2. Tempat Penelitian
Tempat pelaksanaan penelitian perbaikan pembelajaran yang penulis laksanakan adalah di
SDN Buket Panjau yang berada di Desa Buket Panjau Kecamatan Nurussalam Kabupaten Aceh
Timur.
3. Waktu Penelitian
Waktu pelaksanaan penelitian perbaikan pembelajaran pada bulan oktober 2022 dengan
jadwal sebagai berikut :
Siklus I : 13 Oktober- 20 Oktober 2022
Siklus II : 20 Oktober -27 Oktober 2022
4. Pihak Yang Membantu
Pihak yang membantu pelaksanaan penelitian ini, penulis banyak mendapat bantuan dari pihak lain
terutama dari supervisor 1 dan supervisor 2, Kepala Sekolah, Dewan Guru serta seluruh Siswa Siswi
di SD Negeri Buket Panjau yang terletak di Kecamatan Nurussalam Kabupaten Aceh Timur, yang
menjadi objek penelitian.
B. Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran
1. Siklus 1
a. Perencanaan
Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari rencana
pelajaran 1, LKPD 1, soal tes formatif 1, dan alat-alat pengajaran yang mendukung.

b. Kegiatan dan Pelaksanaan


Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus I dilaksanakan pada tanggal 13 0ktober-
20 0ktober 2022 dengan jumlah siswa 20 siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru.
Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana pelajaran yang telah dipersiapkan.
Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan belajar mengajar.
Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif I dengan tujuan untuk
mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar yang telah dilakukan.
a. Refleksi
Berdasarkan pengamatan supervisor 2 dan hasil renungan penelitian setelah melaksanakan perbaikan
pembelajaran pada mata pelajaran matematika siklus 1, kami berdiskusi untuk merefleksi terhadap
pembelajaran, maka teridentifikasi kekuatan dan kelemahan dari tindakan pembelajaran yang telah
dilaksanakan sebagai berikut :
1. Kekuatan
a) Berdasarkan pengamatan supervisor 2 dan hasil renungan penelitian setelah melaksanakan
perbaikan pembelajaran pada mata pelajaran matematika siklus 1, tentang “pertumbuhan pada
hewan ” dengan menggunakan media gambar sudah menunjukkan baik/terlaksana meskipun
ada beberapa yang perlu diperbaiki.
b) Dengan menggunakan media gambar, telah berhasil meningkatkan hasil belajar IPA tentang
pertumbuhan hewan dan tumbuhan.
2. Kelemahan
dilakukan. Instrument yang digunakan adalah tes formatif II.
c. Refleksi
a) Dari hasil pengamatan supervisor 2 dan renungan penelitian setelah melaksanakan perbaikan
pembelajaran pada mata Siswa masih terlihat bingung dalam mengamati gambar.
b) Guru kurang melibatkan siswa dalam mencari informasi.
c) Memfasilitasi siswa dengan pemberian gambar belum optimal.
d) Masih ada siswa yang ragu-ragu dalam bertanya atau menjawab pertanyaan.
Refleksi Guru
Setelah melakukan perbaikan pembelajaran, dan berhasil menemukan kekuatan dan kelemahan guru
dalam proses pembelajaran sebagai berikut :
1. Kekuatan
Hal-hal yang harus dilakukan dan diperhatikan dalam pembelajaran berguna untuk meningkatkan
keprofesionalan guru dalam mengajar serta melaksanakan siklus berikutnya.
2. Kelemahan
• Mengerjakan soal-soal latihan melalui bimbingan guru belum tercapai.
• Guru masih mendominasi siswa dalam latihan.
2. Siklus 2
a. Perencanaan
Tahap perencanaan ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran
selanjutnya terdiri dari rencana pelajaran 2, LKS 2, soal tes formatif II, serta alatalat yang mendukung
dalam pengajaran.
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus II dilaksanakan pada tanggal 16 Mei - 21 Mei
2022 dengan jumlah siswa 20 siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru. Adapun proses
belajar mengajar mengacu pada rencana pelajaran dengan memperhatikan revisi pada siklus I,
sehingga kesalahan atau kekurangan pada siklus I tidak terulang lagi pada siklus II. Pengamatan
(observasi) dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan belajar mengajar. Pada akhir proses belajar
mengajar siswa diberi tes formatif II dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa
selama proses belajar mengajar yang telah pelajaran matematika siklus 2, untuk merefleksi
pembelajaran, teridentifikasi hasil perbaikan pembelajaran sebagai berikut :
a. Siswa mampu menyelesaikan soal-soal latihan tentang pertumbuhan pada hewan
b. Merefleksi hasil belajar siswa kelas IV SDN Buket Panjau pada mata pelajaran matematika
tentang bilangan romawi sudah mencapai tujuan yang diharapkan sehingga siklus 2 ini dapat
dikatakan telah berhasil karena dapat mengangkat kompetensi yang diharapkan. Jadi perbaikan
pembelajaran dicukupkan sampai siklus 2.

C. Teknik Analisis Data


Teknik analisis dan alat yang digunakan guru berupa :
1. Teknik pengamatan partisipatif. Pada saat guru melaksanakan tugas mengajar, tindakan, guru
juga melakukan pengamatan terhadap kelas dan siswanya. Alat yang digunakan adalah (1)
Pedoman observasi (formulir/lembar pengamatan dan daftar cek), (2) Catatan lapangan (catatan
tentang peristiwa yang dipandang penting) teknik penilainya secara kualitatif.
2. Teknik pemanfaatan data dan analisis data dokumen, seperti : daftar hadir, RPP, hasil karya
siswa, hasil karya guru, teknik penilaian yang digunakan adalah secara kualitatif.

Rumus mencari rata-rata


Jumlah nilai semua siswa
Jumlah Siswa

Rumus mempresentase jumlah siswa yang mencapai KKM :


Jumlah siswa yang mencapai KKM × 100
Jumlah siswa
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran

1. Deskripsi Hasil Siklus 1

a. Pelaksanaan Tindakan
Pada tahap awal guru mengondisikan siswa pada pembelajaran yang kondusif dengan
cara berdoa, mengabsen, dan menyuruh siswa untuk mempersiapkan alat tulis. Selanjutnya
apersepsi, kemudian menjelaskan materi pembelajaran sehingga perhatian siswa lebih
terfokus kepada kegiatan pembelajaran memotivasi siswa dengan mengadakan tanya jawab
supaya kegiatan pembelajaran menjadi hidup siswa aktif dan ikut berpartisifasi dalam
kegiatan pembelajaran, siswa secara berkelompok mengerjakan soal latihan pada lembar
kerja siswa (LKS), guru bersama siswa membahas hasil pekerjaan seluruh kelompok,
menyimpulkan materi secara bersama-sama, serta mengadakan evaluasi/latihan.

b. Pengamatan
Setelah melaksanakan perbaikan pembelajaran pada siklus 1 selesai maka dapat
diketahui adanya kenaikan hasil belajar siswa dari perolehan nilai sebelumnya (pra siklus).
Hasi evaluasi pada Pra Siklus, masih banyak siswa yang nilainya belum mencapai Keriteria
Ketuntasan Minimum (KKM), KKM yang ditargetkan adalah 65. Dari 20 orang siswa
terdapat 12 orang siswa yang nilainya belum mencapai KKM, jika dipersentasikan jumlah
siswa yang nilainya mencapai KKM adalah 40%. Setelah dilakukan perbaikan pembelajaran
siklus 1, muncul peningkatan menjadi 8 orang siswa yang nilainya belum mencapai KKM.
Persentase jumlah siswa yang mencapai KKM adalah 60%. Jadi, persentase dari nilai
evaluasi pra siklus ke siklus 1 menjadi 20%. Hal ini membuktikan adanya peningkatan nilai
siwa antar Pra Siklus dan Siklus1.
Hasil perolehan nilai evaluasi pada pembelajaran Pra Siklus, dan Siklus 1 adalah sebagai
berikut :

Tabel 4.1
Perolehan Nilai Evaluasi Pra Siklus dan Siklus 1
Nomor Nilai
Nama Siswa Pra Siklus 1
Urut Induk
Siklus
1 992 Azkia Nabila 70 80
2 993 Fati Zahira 100 100
3 994 Haura Nazira 60 70
4 995 Khairul Azmi 50 60
5 996 M.Alfin 60 60
6 997 M.Rizki Alfataya 80 90
7 998 Maulisa 70 70
8 1002 Muhammad Fatanis 60 60
9 1003 Muhammad Wali Alkhalid 80 80
10 1004 Muhammad Zikrillah 20 40
11 1005 Muhammad Azmi 50 70
12 1006 Nailatul Husna 80 90
13 1007 Najwa Humaira 50 60
14 1008 Selvi Mukaramah 60 80
15 1009 Siti Fatimah Azzahra 60 60
16 1010 Surya Saputra 100 100
17 1011 Triana Febrianti 60 60
18 1012 Muhammad Ali 40 60
19 1013 Wulan Fitri Yani 100 100
20 1014 Zaki Mubarrak 60 80
Rata-rata 65,50 73,50
12
8 Orang
Nilai di Atas KKM Orang
(40%)
(60%)
12 8 Orang
Nilai di Bawah KKM Orang (40%)
(60%)
Ketarangan :
Batas Nilai KKM = 65
Tabel 4.2
Persentase Perolehan Nilai evaluasi Pra Siklus dan Siklus 1

Pra Siklus Siklus 1


No Nilai Jumlah Persentase Jumlah Persentase
Siswa (%) Siswa (%)
1 100 3 15 3 15

2 90 - - 2 10

3 80 3 15 4 20

4 70 2 10 3 15

5 60 7 35 7 35

6 50 3 15 - -

7 40 1 5 1 5

8 30 - - - -

9 20 1 5 - 2,5

10 10 - - - -

Jumlah 20 100 20 100

2. Deskripsi Siklus 2
a. Pelaksanaan Tindakan
Perbaikan pembelajaran pada siklus 2 guru memperbaiki kelemahan dan kekurangan pada
siklus 1, guru lebih mengefektifkan waktu, melibatkan siswa dalam pembelajaran, lebih
banyak memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya, dan memberikan materi
secara berulang-ulang.

b. Keberhasilan
Setelah memperbaiki kegiatan pembelajaran siklus 1 maka pelaksanaan siklus 2 membuat
rancangan yang lebih baik sehingga mengalami kemajuan dan peningkatan. Hal ini
dibuktikan dengan perbandingan nilai evaluasi pada siklus 1 dan siklus 2.
Berikut ini perolehan nilai evaluasi pada siklus 1 siklus 2, yaitu :
Tabel 4.3
Perolehan Nilai Evaluasi Siklus 1 dan Siklus 2
Nomor Nilai
Nama Siswa
Urut Induk Siklus 1 Siklus 2
1 992 Azki Nabila 80 80
2 993 Fatin Zahira 100 100
3 994 Haura Fahira 70 70
4 995 Khairul Azmi 60 80
5 996 M.alfin 60 70
6 997 M.Rizki Alfatani 90 100
7 998 Maulisa 70 70
8 1002 Muhammad Fatanis 60 80
9 1003 Muhammad Wali Alkhalis 80 80
10 1004 Muhammad Zikrillah 40 80
11 1005 Muhammad Azmi 70 70
12 1006 Nadiatul Husna 90 100
13 1007 Najwa Humaira 60 70
14 1008 Selvi Mukaromah 80 80
15 1009 Siti Fatimah Azzahra 60 80
16 1010 Surya Saputra 100 100
17 1011 Triana Febrianti 60 60
18 1012 Winda Putri 60 60
19 1013 Wulan Fitri Yani 100 100
20 1014 Zaki Mubarok 80 90
Rata-rata 73,50 81
12 18
Nilai di Atas KKM Orang Orang
(60%) (90%)
8 Orang 2 Orang
Nilai di Bawah KKM
(40%) (10%)

Ketarangan :
Batas Nilai KKM = 65
Hasil perolehan siklus 1, ada 8 orang siswa yang belum mencapai KKM dari 20
siswa, atau 40%. Sedangkan siswa yang mencapai KKM sebanyak 12 siswa, atau 60%.
Setelah dilakukan tindakan perbaikan pembelajaran pada siklus 2, ada peningkatan nilai
evaluasi. Hanya 2 orang siswa yang belum mencapai KKM atau (10%) dari 20 siswa.
Dansiswa yang telah mencapai KKM sebanyak 18 siswa atau (90%). Maka persentase
kenaikan nilai evaluasi dari siklus 1 ke siklus 2 yaitu 30%.
Berikut persentase perolehan nilai evaluasi pada siklus 1 dan 2, yaitu :

Tabel 4.4
Persentase Perolehan Nilai evaluasi Siklus 1 dan Siklus 2
Siklus 1 Siklus 2
No Nilai Jumlah Persentase Jumlah Persentase
Siswa (%) Siswa (%)
1 100 3 15 5 25

2 90 2 10 1 5

3 80 4 20 7 35

4 70 3 15 5 25

5 60 7 35 2 10

6 50 - - - -

7 40 1 5 - -

8 30 - - - -

9 20 - 2,5 - -

10 10 - - - -

Jumlah 20 100 20 100

Adapun perbandingan perolehan nilai evaluasi mulai dari pra siklus, siklus 1, siklus 2
sebagai berikut:

Tabel 4.5
Rekapitulasi Perolehan Nilai Evaluasi pada Pra Siklus, Siklus 1 dan Siklus 2
Nomor Nilai
Nama Siswa Pra Siklus Siklus 2
Urut Induk
Siklus 1
1 992 Azkia Nabila 70 80 80
2 993 Fatin Zahira 100 100 100
3 994 Haura Fahira 60 70 70
4 995 Kharul azmi 50 60 80
5 996 M.alfin 60 60 70
6 997 M.Rizki Alfatani 80 90 100
7 998 Maulisa 70 70 70
8 1002 Muhammad Fatanis 60 60 80
9 1003 Muhammad Wali Alkhalis 80 80 80
10 1004 Muhammad Zikrillah 20 40 80
11 1005 Muhammad Azmi 50 70 70
12 1006 Nadiatul Husna 80 90 100
13 1007 Najwa Humaira 50 60 70
14 1008 Selvi Mukaromah 60 80 80
15 1009 Siti Fatimah Azzahra 60 60 80
16 1010 Surya Saputra 100 100 100
17 1011 Triana Febrianti 60 60 60
18 1012 Winda Putri Yono 40 60 60
19 1013 Wulan Fitri Yani 100 100 100
20 1014 Zaki Mubarok 60 80 90
Rata-rata 65,50 73,50 81
8 12 18 orang
Nilai di Atas KKM Orang Orang (90%)
(40%) (60%)
12 8 2 orang
Nilai di Bawah KKM Orang Orang (10%)
(60%) (40%)
Ketarangan :
Batas Nilai KKM = 65
Adapun grafik perolehan nilai evaluasi mulai dari pra siklus, siklus 1, siklus 2 sebagai
berikut :
Grafik 4.1
Grafik Perolehan Nilai Evaluasi pada Pra Siklus, Siklus 1, Siklus 2

100 81
65,50 73,50
80
60 Pra Siklus
40 Siklus 1
20
Siklus 2
0
Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2

Grafik 4.2
Grafik Persentase Pencapaian KKM Pra Siklus, Siklus 1, Siklus 2

90%

90 %
80 %
60%
70 %
60 %
Pra Siklus
50 %
40%
Siklus 1
40 %
Siklus 2
30 %
20 %
10 %
0%
Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2

B. Pembahasan Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran


Aplikasi perbaikan pembelajaran dibagi 2, siklus 1 serta siklus 2. Tujuan dilakukan
perbaikan pembelajaran buat menaikkan hasil belajar siswa kelas II Sekolah Dasar Negeri
Buket Panjau di mata pelajaran IPA ihwal “pertumbuhan binatang dan tumbuhan” dengan
memakai metode latihan.
Penulis menjadi peneliti melakukan penelitian perbaikan pembelajaran pada kelas II Sekolah
Dasar Negeri buket Panjau menggunakan menerapkan kaidah serta prinsip Penelitian
Tindakan Kelas. Penelitian Tindakan Kelas merupakan proses penelitian yang sistematis serta
bersiklus melalui perbaikan pembelajaran yang dilakukan oleh pengajar di kelasnya sendiri
(Schmuck 1997).
hasil diskusi menggunakan supervaisor dua, dalam perbaikan pembelajaran yang
dilaksanakan menunjukan peningkatan nilai hasil penilaian peserta didik mulai dari pra daur,
daur 1, serta daur dua. Terbukti nilai evaluasi pada pra siklus 8 orang asal 20 orang siswa
yang menempuh KKM. setelah adanya perbaikan di siklus 1, peserta didik yang mencapai
KKM sebagai 12 orang. lalu aplikasi perbaikan daur dua bertambah menjadi 18 orang peserta
didik yg mencapai KKM. Ini membuktikan adanya hasil belajar yang kulminasi dari suatu
proses yang dilakukan pada belajar.
menggunakan memanfaatkan media gambar pada proses pembelajaran IPA perihal
“Pertumbuhan hewan dan tanaman” mampu menaikkan hasil belajar peserta didik di kelas.
peran guru pada pembelajaran IPA yaitu menumbuhkan kesadaran perihal pentingnya
kekuatan IPA pada siswa, yaitu dengan ketekunan, keuletan, minat, pengetahuan, daya
temuan atau daya cipta. Maka guru dituntut buat profesional dan kompeten, artinya guru
wajib memiliki wawasan dan landasan yang dapat dicapai dalam perencanaan dan
pelaksanaan pembelajaran IPA. Wawasan ini digunakan untuk pengembangan atau perbaikan
pembelajaran.
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Penggunaan media gambar dapat meningkatkan hasil belajar siswa terhadap
pembelajaran IPA tentang “Pertumbuhan hewan dan tumbuhan” di kelas II SDN Buket
Panjau Kecamatan Nurussalam Kabupaten Aceh Timur terbukti dari hasil evaluasi siswa
yang memperoleh nilai diatas KKM pra siklus (8 orang 40%), siklus 1 (12 orang 60%), dan
siklus 2 (18 orang 90%).
Dengan adanya perbedaan individual siswa dalam hal menerima pelajaran, atau
adanya tipe belajar siswa yang berbeda, maka dalam menggunakan metode belajar peneliti
sebagai guru perlu menggunakan metode mengajar latihan. Media gambar ini adalah cara
yang digunakan guru dalam membelajarkan siswa agar terjadi interaksi dan proses belajar
yang efektif dalam pembelajaran.
Hasil belajar siswa di kelas II SDN Buket Panjau Kecamatan Nurussalam Kabupaten
Aceh Timur terhadap pembelajaran IPA tentang “Pertumbuhan hewan dan tumbuhan”
mencapai peningkatan yang signifikan dilihat dari hasil nilai evaluasi siswa mulai Pra Siklus,
Siklus 1, sampai Siklus 2.

B. Saran Tindak Lanjut


Berdasarkan simpulan tersebut, untuk menindaklanjuti hasil penelitian yang
diperoleh, ada beberapa hal yang perlu dilaksanakan dalam peningkatan hasil belajar siswa,
diantaranya :
1. Melibatkan siswa berperan aktif dalam pembelajaran.
2. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya
3. Memberikan latihan yang sesuai dengan materi pembelajaran yang ingin dicapai.
4. Memberikan penguatan kepada siswa
Berdasarkan hasil penggunaan metode latihan perbaikan pembelajaran matematika siklus 1
dan siklus 2, dapat dikemukakan saran sebagai berikut :
1. Bagi Siswa
a. Siswa perlu memberdayakan semua sumber belajar maupun media belajar yang
mampu meningkatkan minat siswa dalam membangun pemahaman konsep melalui alat
peraga, gambar-gambar dam media lainnya.
b. Perlu kesungguhan dalam mengikuti pembelajaran agar dapat melatih kemampuan
berfikir kritis terhadap materi pembelajaran yang diterima.
2. Bagi Guru
a. Sebaiknya memilih media yang tepat dalam pembelajaran matematika sesuai dengan
tujuan dan karakteristik siswa.
b. Perhatikan dengan cermat dalam memilih metode pembelajaran yang tepat dan sesuai
dengan materi pembelajaran.
c. Meningkatkan profesional guru dalam melaksanakan poses kegiatan mengajar,
dengan memberdayakan semua sumber daya belajar yang ada baik di dalam maupun
di luar sekolahan.
3. Bagi Sekolah
a. Sekolah memfasilitasi segala kebutuhan sarana dan prasarana pembelajaran agar dapat
membantu terciptanya pembelajaran yang berkualitas.
b. Sekolah memberi ruang dan kebebasan bagi guru untuk melakukan inovasi
pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Astuti, S. J. (2016). Peningkatan Hasil Belajar Materi Perubahan Pertumbuhan Hewan Melalui
Metode Diskusi Dengan Media Gambar Pada Siswa Kelas II SD Negeri Bintoro 16 Semester I Tahun
Pelajaran 2015/2016. Malih Peddas (Majalah Ilmiah Pendidikan Dasar), 6(1).
Arif S. Sadiman, dkk. (2011). Media Pendidikan, Pengertian, Pengembangan,dan Pemanfaatannya.
Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Azhar Arsyad, Media Pembelajaran.(Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2011), h. 9
Daryanto. 2011. Media Pembelajaran. Bandung: PT. Sarana Tutorial Nurani Sejahtera.
Kosasih, OptimalisasiMedia Pembelajaran.(Jakarta: Grasindo, 2007), h. 95
Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Rineka Cipta, Jakarta, 2009),h. 10
Idris, Muhammad, dkk. "Pemanfaatan Media Gambar Untuk meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada
Pembelajaran IPS Kelas IV SD Inpres Salabenda." Jurnal Kreatif Tadulako , vol. 4, tidak. 11, 2016.
Kunandar, Penilaian Autentik. (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2013), h. 62
Kunandar, Penilaian Autentik. (Jakarta: Raja GrafindoPersada, 2013), h. 7
RayandraAsyhar,KreatifMengembangkanMedia Pembelajaran. ( Jakarta: Referensi,2012), h.85
Surahman, Surahman, dkk. "Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPA Pokok
Bahasa Makhluk Hidup Dan Proses Kehidupan Melalui Media Gambar Kontekstual Pada Siswa Kelas
II SD Alkhairaat Towera." Jurnal Kreatif Tadulako , vol. 3, tidak. 4, 2015.xq
Sadiman,A.S,dkk.MediaPendidikanPengertian,Pengembangan,dan Pemanfaatnya.(Jakarta:PT
RajaGrafindo Persada2014), h. 29
RayandraAsyhar,KreatifMengembangkanMedia Pembelajaran. ( Jakarta: Referensi,2012), h.85
RayandraAsyhar, Kreatif MengembangkanMedia Pembelajaran, h. 31
Sadiman, A.S, dkk. Media Pendidikan Pengertian, h. 112
Putu Ryantika, Penerapan Model Pembelajaran Tebak Kata Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA,
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Mimbar PGSDVol:6No:3Tahun:2016, hlm. 4-22
Setianingsih dan Munawar S. Pembelajaran IPA diSekolah Dasar. (Jakarta:PTIndeks2010), hlm. 60
Putu Ryantika, Penerapan Model Pembelajaran Tebak Kata Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA,
e-
Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Mimbar PGSDVol:6No:3Tahun:2016
WARTININGSIH, Y. (2013). PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN HASIL
BELAJAR SISWA TENTANG CIRI KHUSUS HEWAN PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS VI
SDN PAKONG 3 PAMEKASAN (Doctoral dissertation, University of Muhammadiyah Malang).

Anda mungkin juga menyukai