TENTANG
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA
MATERI KPK DAN FPB MENGGUNAKAN PERMAINAN
EDUKATIF ULAR TANGGA PADA SISWA KELAS IV SD
NEGERI 01 TRI MAKMUR JAYA KECAMATAN MENGGALA
TIMUR KABUPATEN TULANG BAWANG TAHUN PELAJARAN
2020/2021
Oleh
NAMA : WINDA YULIA NING TYAS
NIM : 856986149
PROGRAM STUDI : S1 PGSD
MASA UJIAN : 2021.1
POKJAR : BANJAR AGUNG
Oleh:
Penelitian ini bertujuan untuk Peningkatan hasil belajar peserta didik aspek kognitif,
afektif, dan skill menggunakan media belajar mainan edukatif ular tangga pada
pembelajaran MTK materi FBP dan KPK kelas IV Sekolah Dasar. Populasi dalam
penelitin tindakan kelas ini adalah siswa kelas IV SDN 01 Tri Makmur Jaya
Kecamatan Menggala Timur Kabupaten Tulang Bawang Tahun Pelajaran
2020/2021yang berjumlah 20 orang. Penelitian ini emngguanakn permainan edukatif
ular tangga untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa kelas IV materi
KPK dam FPB. Efektyivitas permainan edukatif ini dilihat berdasarkan perbedaan
yang signifikan antara hasil belajar siswa pada kegiatan prasiklus, siklus 1 dan siklus
2. Hasil yang diperoleh dari penelitian tindakan kelas ini adalah meningkatnya
motivasi belajar siswa pada skala 3,58 pada pertemuan ke dua siklis ke 2. Sedangkan
untuk hasil belajar siswa didapatkan tigkat ketuntasan siswa yaitu 54,6 % pada siklus
1 dan meningkat menjadi 65,16 % pada silklus 2. Kesimpulan yang dperoleh dari
penelitian ini adalah (1). Motivasi belajar siswa meningkat setelah dilakukan
pembelajaran menggunakan permainan edukatif ular tangga pada mata pelajaran
Matematika materi KPK dan FPB . (2) Penggunaan maianan edukatif ular tangga
yang dapat meningkatkan keaktifan dan pemahaman siswa dalam proses
pembelajaran matematika materi KPK dan FPB.
Kata kunci: Permainan edukatif, Ular tangga, peningkatan hasil belajar, matematika,
KPK, FPB, peningkata motivasi belajar
BAB 1
PENDAHULUAN
Penyampaian materi pelajaran dapat dibantu dengan alat bantu berupa media
pembelajaran, sebagaimana tercantum dalam Permendikbud Nomor 22 Tahun
2016 Tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah. Media
pembelajaran diharapkan dapat membantu proses pembelajaran berjalan dengan
baik. Media pembelajaran mempermudah proses pembelajaran di kelas yang
bervariasi, sehingga dapat merangsang minat peserta didik untuk belajar dan
menciptakan situasi belajar yang tidak mudah dilupakan oleh peserta didik. Serta
dalam proses pembelajaran lebih efektif dan efisien untuk mencapai hasil belajar
secara maksimal.
2. Analisis Masalah
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang permasalahan diatas, maka perumusan masalah yang
diajukan adalah:
1. Apakah penggunan media permainan edukatif ular tangga dapat meningkatan
hasil belajar MTK materi KPK dan FEB kelas IV SDN 01 Tri Makmur Jaya
Kecamatan Menggala Timur Kabupaten Tulang Bawang?
2. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran menggunakan model media belajar
mainan edukatif ular tangga pada pembelajaran MTK materi FBP dan KPK
kelas IV SDN 01 Tri Makmur Jaya Kecamatan Menggala Timur Kabupaten
Tulang Bawang?
2. Manfaat Praktis
1) Peserta didik, mampu memperbaiki hasil belajar melalui model pembelajaran
mainan edukatif ular tangga pada pembelajaran MTK materi FBP dan KPK
kelas IV Sekolah Dasar.
2) Guru, memperoleh tindakan alternatif yang tepat dalam menyelesaikan
permasalahan pembelajaran dengan melakukan inovasi-inovasi khususnya
dalam pembelajaran tematik.
A. Media Pembelajaran
1. Pengertian Media Pembelajaran
Proses pembelajaran sangat dibutuhkan media pembelajaran untuk membantu
dan mempermudah proses penyampaian materi. Menurut Suryani dan Agung
(2012:136) Media pembelajaran adalah media yang digunakan dalam
pembelajaran, yaitu meliputi alat bantu guru dalam mengajar serta sarana
pembawa pesan dari sumber belajar ke penerima pesan belajar/siswa. Menurut
Latuheru dalam Suryani dan Agung (2012: 137) media pembelajaran adalah
bahan, alat, atau teknik yang digunakan dalam kegiatan belajar-mengajar dengan
maksud agar proses interaksi komunikasi pendidikan antara guru dan siswa dapat
berlangsung secara tepat guna dan berdaya guna. Selanjutnya media
pembelajaran menurut Rusman (2017: 214).
Menurut Arsyad (2007: 26) adanya manfaat praktis dari pengunaan media
pembelajaran di dalam proses belajar mengajar yaitu:
Berdasarkan beberapa pendapat yang telah dikemukakan para ahli diatas, peneliti
menyimpulkan bahwa manfaat media pembelajaran adalah memudahkan
pendidik dalam proses pembelajaran yang memungkinkan terjadinya pengalaman
belajar pada diri peserta didik dengan menggerakkan segala sumber belajar yang
efektif dan efisien. Media yang ditampilkan diharapkan membuat peserta didik
merasa tertarik terhadap materi yang diajarkan sehingga proses pembelajaran
tidakterkesan membosankan.
Dalam pembelajaran, motivasi belajar adalah hal yang sangat penting. Keberhasil
dalam belajar dapat diraih pelajar jika pada dirinya sendiri ada keinginan untuk
belajar. Keinginan atau dorongan untuk belajar inilah yang disebut dengan
motivasi. Motivasi dalam hal ini meliputi dua hal:
1. Mengetahui apa yang akan dipelajari.
2. Memahami mengapa hal tersebut patut dipelajari.
Dengan berpegang pada kedua unsur motivasi inilah sebagai dasar permulaan
yang baik untuk belajar. Tanpa motivasi, kegiatan belajar mengajar sulit untuk
berhasil (Sardiman, 2012).
Menggunakan permainan
1. Belajar
a. Pengertian Belajar
Belajar dianggap sebagai proses perubahan perilaku. Menurut Slameto (2010).
Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai
hasil pengalaman sendiri didalam interaksi dengan lingkungannya. Selanjutnya
menurut Suryani dan Agung (2012: 47) belajar adalah perubahan tingkah laku
yang terjadi dari hasil latihan yang dilakukan secara sadar, bersifat aktif dan positif
berdasarkan atas latihan, bertujuan dan terarah serta mencakup keseluruhan aspek
kepribadian.
Hasil belajar dapat dilihat setelah siswa mengalami proses belajar. Menurut
Susanto (2013: 5) Hasil belajar siswa adalah kemampuan yang diperoleh anak
setelah melalui kegiatan belajar. Karena belajar itu sendiri merupakan suatu proses
dari seseorang yang berusaha untuk memperoleh suatu bentuk perilaku yang relatif
menetap. Sedangkan menurut Dimyati dan Mudjiono (2015: 22) hasil belajar
adalah hasil yang dicapai dalam bentuk angka-angka atau skor setelah diberikan
tes hasil belajar pada setiap akhir pembelajaran. Nilai yang diperoleh siswa
menjadi acuan untuk melihat penguasaan siswa dalam menerima materi.
Selanjutnya Rusman (2015: 67) menyebutkan bahwa:
Berdasarkan beberapa pendapat dari beberapa ahli diatas dapat disimpulkan bahwa
hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki peserta didik setelah ia menerima
pengalamanan belajarnya. Hasil yang dicapai dalam bentuk angka angka atau skor
setelah diberikan tes hasil belajar pada setiap akhir pembelajaran, nilai yang
diperoleh peserta didik untuk melihat penguasaan dalam menerima materi.
1. Matematika
Menurut Russel dalam hamzah, matematika merupakan sebagai suatu studi yang
dimulai dari pengkajian bagian-bagian yang sangat dikenal menuju arah yang tidak
dikenal (Hamzah & Masri, 2010). Definisi tersebur menjelaskan tentang apa dan
bagaimana struktur dari matematika, secara bertahap dari yang tersusun baik,
secara bertahap menuju kearah yang kompleks. Matematika adalah sebagai suatu
bidang ilmu yang merupakan alat pikir, berkomunikasi, alat untuk memecahkan
barbagai persoalan praktis, yang unsur-unsurnya logika dan intuisi, analisis dan
kontruksi, dan mempunyai cabang-cabang antara lain aritmatika, aljabar, geometri,
dan analisis (Ibid,).
a. Bilangan yang tepat mempunyai dua faktor adalah bilangan prima, dengan
kata lain bilangan prima adalah bilangan yang mempunyai faktor 1 dan
bilangan itu sendiri
b. Setiap bilangan mempunyai faktor satu dan bilangan itu sendiri.
c. 2 adalah satu-satunya bilangan prima yang genap, selain 2 semua bilangan
prima adalah ganjil, tetapi tidak semua bilangan ganjil adalah prima.
Faktorisasi prima
Faktorisasi prima adalah perkalian semua faktor-faktor prima dari suatu bilangan.
Cara menentukan faktor prima dan faktorisasi prima dari suatu bilangan dapat
dengan menggunakan pohon faktor. Pohon faktor adalah turunan dari sebuah
bilangan dengan membagikan bilangan tersebut dengan angka-angka prima
untuk mengetahui bilangan prima yangada pada bilangan tersebut.
Untuk menentukan KPK daridua bilangan atau lebih, harus diingat bahwa setiap
bilangan adalah hasil kali faktor-faktor primanya. Oleh karena itu, 2 atau 3
bilangan yang akan dicari KPK nya, harus di tentukan dulu faktor-faktor
primanya, kemudian menuliskannya ke dalam bentuk perkalian faktor prima
(faktorisasi). Cara mencari faktor prima adalah dengan menggunakan pohon
faktor.
Langkah-langkah menentukan KPK dengan faktorisasi prima, yaitu sebagai
berikut:
1. Menentukan faktorisasi prima dari bilangan-bilangan itu.
2. Tulislah semua faktor dari bilangan-bilangan itu.
3. Jika ada faktor yang sama, pangkatnya berbeda. Ambillah faktor yang
pangkatnya terbesar.
Sama halnya mencari KPK, maka untuk menentukan FPB 2 atau 3 bilangan,
harus ditentukan terlebih dahulu faktor-faktor primanya, kemudian
menuliskannya dalam bentuk perkalian faktor prima (faktorisasi).
Penelitian yang dilakukan peneliti ini menguji mengenai alat bantu pembelajran
yang meningkatkan hasil belajar siswa. Subjek dalam penelitian ini adalah
seluruh siswa kelas IV SDN 01 Tri Makmur Jaya Kecamatan Menggala Timur
Kabupaten Tulang Bawang yang berjumlah 26 orang.
2. Tempat
3. Waktu Penelitian
n= jumlah sampel
Uji t
Guna menguji ada tidaknya perbedaan hasil belajar peserta didik dengan
pembelajaran menggunakan media visual dan tidak menggunakan media
visual, maka digunakan Uji t. Penelitian ini membandingkan kelompok
kontrol yang tidak diberi perlakuan dengan kelompok eksperimen yang
diberi perlakuan, maka uji t yang digunakan adalah Independent Sample T
Test. Uji t tersebut digunakan untuk membandingkan rata-rata nilai hasil
belajar matematika pada pembelajaran menggunakan media visual dengan
pembelajaran tidak menggunakan media visual. Menurut Sugiyono (2016:
273) uji t adalah sebagai berikut: t = ( ) ( ) ( )
Keterangan: t = harga t
Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK), dan tujuan dari
dilakukannya penelitian ini adalah untuk meningkatkan motivasidan hasil belajar
siswa setelah menggunakan alat peraga berupa mainan dukatif ular tangga pada
mata pelajaran Matematika materi Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK) dan
Faktor Persekutuan Terbesar (FPB) kelas IV Sekolah Dasar Negeri 01 Tri
Makmur Jaya Kecamatan Menggala Timur Kabupaten Tulang Bawang.
Pertemuan ini dilakukan sebanyak 2 siklus dengan masing-masing siklus tertidi
dari 2 pertemuan. Setiap pertemuan terdidi dari 3 jam pelajaran (3x35 menit).
Data hasil belajar diperoleh dari hasil test yang dilakukan setiap akhir pertemuan
dari setiap siklus, untuk aktivitas dan motivasi siswa diamati dengan hasil
observasi, pada saat proses belajar mengajar dengan menggunakan mainan
edukatif ular tangga berlangsung.
a. Pra Siklus
Berdasarkan hasil prasurvey yang dilakukan pada tanggal 10 mei 2021 di SDN
01 Tri Makmur Jaya, terdapat permasalahan rendahnya motivasi dan hasil belajar
siswa pada mata pelajaran Matematika di kelas IV. Hal ini bisa terlihat pada hasil
belajar siswa yang mencapai nilai KKM ≥60 hanya mencapai 3 orang siswa,
selain itu motivasi yang ditimbulkan siswa cukup
rendah, banyak siswa yang belum berani bertanya, belum memahami konsep
KPK dan FPB, tidak tekun dalam pembelajaran di kelas bahkan siswa tidak
berani menjawab pertanyaan yang secara langsung diberikan guru kepada siswa.
Pada saat kegiatan pembelajaran di kelas, siswa cenderung pasif dan kurang
bersemangat. Menurut peneliti, hal tersebut terjai karena bebrapa faktor salah
satunya adalah tidak adanya faktor pendukung atau media pembelajaran dalam
proses pembelajaran, sehingga motivasi belajar siswa menurun. Penelitian ini
akan dilaksanakan dalam 2 siklus yang terdiri dari 2 pertemuan. Tujuan dari
dilakukannya PTK ini adalah ntuk meningkatkan motivasi belajar siswa pada
mata pelajaran Matematika materi KPK dan FPB dengan menggunakan Alat
Peraga permaiann edukatif ular tangga. Berikut merupakan data nama-nama
siswa dan juga nilai serta ketuntasannya pada mate pelajaran matematika materi
KPK dan FPB dari siswa kelas 4 SDN 1 Tri Makmur Jaya dapat dilijat di table
4.1.
Tabel 4.1
Hasil Belajar Matematika pada Prasiklus
KETUNTASAN
NILAI
NO NAMA SISWA Tuntas Belum
1 ABELIA SAFITRI 40 V
2 ANDRE RISKI RAMADHAN 40 V
3 BUNGA AYU ANJANI 35 V
4 DANI PRAYOGA 10 V
5 DONI ALFIYANTO 20 V
6 EGI APRILIYAN 60 V
7 EKA AJENG DESTIANI 45 V
8 ERLITA LIULUN NUHA 65 V
9 HARIS NANDAR WATI 40 V
10 IRMADA ADI SUARI 45 V
11 MUHAMMAD FATQI
AMRULLAH 35 V
12 MUHAMAD HANAFI 45 V
13 MUTIARA HERLIANTI 25 V
14 NANDA WULAN LESTARI 10 V
15 RIDO FEBIAN 35 V
16 RIK ARNANDO 42 V
17 RIYAN EFENDI 30 V
18 SINTA MADONA 70 V
19 YUSRON AMRULLAH 43 V
20 ZAINI AHYAR 50 V
b. Siklus 1
1. Perencanaan Tindakan
Pada tahap ini peneliti merencanakan Alat Peraga dalam proses pembelajaran
dan setiap siklus terdiri dari 2 kali pertemuan.
Hal-hal yang dilakukan dalam perencanaan adalah:
a) Menentukan pokok bahasan, materi pelajaran yang akan dibahas dalam
penelitian ini adalah materi KPK dan FPB
b) Mempersiapkan sumber belajar seperti buku pelajaran Matematika SD/MI
kelas IV dan buku-buku Matematika yang relevan sebagai penunjang.
c) Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan Alat Peraga
ular tangga.
d) Membuat alat pengumpul data yaitu lembar observasi guru, lembar
observasi penggunaan alat peraga, lembar observasi motivasi siswa, lembar
observasi aktivitas siswa, test dan dokumentasi.
e) Membuat perangkat evaluasi.
2. Pelaksanaan Tindakan
Pembelajaran pada siklus I dilaksanakan sebanyak 2 kali pertemuan.
a) Pertemuan Pertama
Pertemuan ini dilaksanakan pada hari Selasa, 20 Mei 2021 dilakukan
selama 3 jam pelajaran (3 x 35 menit) yaitu pada pukul 07.30-09.10 WIB.
Materi sub pokok bahasan adalah operasi hitung KPK dua bilangan.
Pertemuan yang pertama yaitu guru melakukan kegiatan pendahuluan yang
meliputi apersepsi: guru menanyakan kepada siswa tentang soal-soal yag
berkaitan dengan KPK “siapa yang mengetahui berapa KPK dari 12 dan
18?”, motivasi: sebelum memulai pelajaran guru mengajak siswa untuk
melakukan ice breaking, mengecek kehadiran siswa: dengan jumlah 26
siswa telah mengikuti kegiatan pembelajaran, serta menyampaikan tujuan
yang ingin dicapai.
Guru menjelaskan mengenai konsep KPK serta menjelaskan mengenai
aplikasi soal-soal operasi KPK di kehidupan sehari-hari. Kemudian guru
membagi siswa menjadi 4 kelompok yang masing-masing siswa
mempunyai jumlah 6 dan 7 orang siswa. Kemudian guru menjelaskan
mengenai permainan edukatif ular tangga beserta dengan aturan-aturan
dalam permainan tersebut.
b) Pertemuan ke 2
Pertemuan ini dilaksanakan pada hari Jum’at, 23 Mei 2021 dilakukan
selama 3 jam pelajaran (3 x 35 menit) yaitu pada pukul 07.30-09.10 WIB.
Materi sub pokok bahasan operasi FPB dua bilangan. Adapun tujuan utama
dalam pertemuan ini adalah siswa mampu memahami mengenai konsep
FPB dua bilangan dan beberapa aplikasinya di kehidupan sehari-hari. Guru
melakukan kegiatan pendahuluan yang meliputi apersepsi: guru
menanyakan kepada siswa pelajaran pertemuan sebelumnya, “siapa yang
mengetahui berapa FPB dari 15 dan 21?”, dan guru mengulas kembali
sedikit materi sebelumnya, memberikan motivasi: sebelum memulai
pelajaran guru mengajak siswa untuk melakukan ice breaking, mengecek
kehadiran siswa: dengan jumlah 26 siswa telah mengikuti kegiatan
pembelajaran. Kemudian guru membagi siswa menjadi 4 kelompok yang
masing-masing siswa mempunyai jumlah 6 dan 7 orang siswa. Kemudian
guru menjelaskan mengenai permainan edukatif ular tangga beserta dengan
aturan-aturan dalam permainan tersebut.
3. Pengamatan
Pengamatan dilakukan untuk memantau aktivitas siswa dalam
pembelajaran dengan menggunakan alat peraga, mengamati segala kegiatan
siswa saat proses pembelajaran berlangsung dan segala jenis tindakan
siswa selama proses pembelajaran pada siklus I (satu).
a) Observasi motivasi belajar siswa
Motivasi belajar siswa di kelas dapat terlihat dengan adanya observasi
secara langsung. Motivasi belajar siswa dapat dilihat pada tabel
dibawah ini:
3,34
3,32
3,3
3,28
3,26
3,24
3,22
3,2
3,18
3,16
Pertemuan 1 Peremuan 2
P.1 P.2
2 Skor Tertinggi 80 81
3 Skor Terendah 52 55
2. Pelaksanaan Tindakan
Pembelajaran pada siklus 2 dilaksanakan sebanyak 2 kali pertemuan.
a) Pertemuan Pertama
Pertemuan ini dilaksanakan pada hari Selasa, 24 Mei 2021 dilakukan
selama 3 jam pelajaran (3 x 35 menit) yaitu pada pukul 07.30-09.10 WIB.
Materi sub pokok bahasan adalah operasi hitung KPK dua bilangan.
Pertemuan yang pertama yaitu guru melakukan kegiatan pendahuluan yang
meliputi apersepsi: guru menanyakan kepada siswa tentang soal-soal yag
berkaitan dengan KPK “siapa yang mengetahui berapa KPK dari 12 dan
18?”, motivasi: sebelum memulai pelajaran guru mengajak siswa untuk
melakukan ice breaking, mengecek kehadiran siswa: dengan jumlah 20
siswa telah mengikuti kegiatan pembelajaran, serta menyampaikan tujuan
yang ingin dicapai.
Guru menjelaskan mengenai konsep KPK serta menjelaskan mengenai
aplikasi soal-soal operasi KPK di kehidupan sehari-hari. Kemudian guru
membagi siswa menjadi 4 kelompok yang masing-masing siswa
mempunyai jumlah 5 orang siswa. Kemudian guru menjelaskan mengenai
permainan edukatif ular tangga beserta dengan aturan-aturan dalam
permainan tersebut.
b) Pertemuan ke 2
Pertemuan ini dilaksanakan pada hari Jum’at, 28 Mei 2021 dilakukan
selama 3 jam pelajaran (3 x 35 menit) yaitu pada pukul 07.30-09.10 WIB.
Materi sub pokok bahasan operasi FPB dua bilangan. Adapun tujuan utama
dalam pertemuan ini adalah siswa mampu memahami mengenai konsep
FPB dua bilangan dan beberapa aplikasinya di kehidupan sehari-hari. Guru
melakukan kegiatan pendahuluan yang meliputi apersepsi: guru
menanyakan kepada siswa pelajaran pertemuan sebelumnya, “siapa yang
mengetahui berapa FPB dari 15 dan 21?”, dan guru mengulas kembali
sedikit materi sebelumnya, memberikan motivasi: sebelum memulai
pelajaran guru mengajak siswa untuk melakukan ice breaking, mengecek
kehadiran siswa: dengan jumlah 20 siswa telah mengikuti kegiatan
pembelajaran. Kemudian guru membagi siswa menjadi 4 kelompok yang
masing-masing siswa mempunyai jumlah 5 orang siswa. Kemudian guru
menjelaskan mengenai permainan edukatif ular tangga beserta dengan
aturan-aturan dalam permainan tersebut.
3. Pengamatan
Pengamatan dilakukan untuk memantau aktivitas siswa dalam
pembelajaran dengan menggunakan alat peraga, mengamati segala kegiatan
siswa saat proses pembelajaran berlangsung dan segala jenis tindakan
siswa selama proses pembelajaran pada siklus 2.
a) Observasi motivasi belajar siswa
Motivasi belajar siswa di kelas dapat terlihat dengan adanya observasi
secara langsung. Motivasi belajar siswa dapat dilihat pada tabel
dibawah ini:
3,6
3,55
3,5
3,45
3,4
3,35
3,3
Pertemuan 1 Peremuan 2
P.1 P.2
2 Skor Tertinggi 80 83
3 Skor Terendah 55 55
140,00%
120,00%
100,00%
80,00%
60,00%
40,00%
20,00%
0,00%
Pertemuan 1 Pertemuan 2
siklus 1 siklus 2
Berdasarkan data yang diperoleh dari proses PTK yang telah dilakukan
menujukan bahwa terdapat peninkatan motivasi belajar siswa, hal ersebut dapat
dilihat dari Grafik 4.1 Motivasi Belajar Siswa Siklus 1 dan siklus 2. Dari kedua
grafik tersebut dapat dilihat adanya peningkatan motivasi belajar siswa. Padas
siklus 1 terdaapat peningkatan motivasi belajar siswa pada pertemuan ke dua.
Jika dibandingkan dnegan prasiklus, nilai semuluh anak hanya 3 anak yang lulus
KKM, dan nilai peserta didik meningkat menjadi 10 oramh yang lulus pada
siklus 1 dan 14 orang yang lulus pada siklus 2. Dorongan dan semangat belajar
siswa meningkat, siswa berani bertanya dan menjawab pertanyaan, siswa mampu
memecahkan masaalah, dari pengamatan yang peneliti lakukan ketika permainan
ular tangga dilakukan, siswa terlihat lebih ulet dan gigih dalam menjawab soal.
Hal tersebut terjadi karena siswa saling tidak mau kalah dengan tim lain yang
mana adalah teman sekelas nya yang lain, selain itu siswa juga merasa terdorong
karena tidak ingin menjalani hukuman yang harus di lakukan ketika salahdalam
menjawab soal.
Meningkatnya hasil belajar siswa ini dilakukan karena banyak siswa yang
mengalami kesulitan dalam menentukan KPK dan FPB, kesulitan tersebut
mengakibatkan siswa kurang memahami apa itu kelipatan dan apa itu faktor, hal
ini juga menyebabkan siswa kesulitan dalam menjawab pertanyaan yang
berhubungan dengan materi tersebut. Kenyataan ini peneliti peroleh saat
mengobservasi kegiatan pembelajaran matematika di kelas IV SDN 1 Tri
Makmur Jaya. Setelah melakuan permainan edukatif ular tangga terutama setelah
siklus 2, motivasi belajar siswa meningkt dari pertemuan pertama siklus 2. Untuk
hasil belajar siklus 1 di dapatkan rata-rata nilai siswa setelah mengukui test
adalah 62,26% dan pada pertemuan ke dua meningka menjadi 64,65%. Nilai
tertinggi pada pertemuan 1 adalah 80 dan 81 pada pertemuan ke dua. Nilai
terendah pada pertemuan pertama adalah 52 dan pada pertemuan kedua adalah
55. Dari data yang diperoleh, didapatkan bahwa tingkat ketuntasan siswa pada
siklus 1 pertemuan 1 adalah 42,3% dan pertemuan 2 60,6 %. Pada siklus 2
pertemuan pertama, rata-rata skor siswa aalah 65,35% denagn niai tertinggi 80
dan nilai terendah 55. Pada pertemuan kedua rata-rata nilai yang diperoleh adalah
68,4% dengan nilai tertinggi 83 dan nilai terendah 55. Tingkat ketuntasan siswa
pun meningkat dari siklus sebelumnya, yaitu 51, 3 pada pertemuan ertama dan
65,16% pada pertemuan kedua.
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN TINDAK LANJUT
A. Simpulan
Dari hasil perbaikan pembelajaran yang dilakukan oleh penulis dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut :
a. Motivasi belajar siswa meningkat setelah dilakukan pembelajaran menggunakan
permainan edukatif ular tangga pada mata pelajaran Matematika materi KPK dan
FPB di Kelas IV SD Negeri 01 Tri Makmur Jaya.
b. Penggunaan maianan edukatif ular tangga yang dapat meningkatkan keaktifan
dan pemahaman siswa dalam proses pembelajaran matematika materi KPK dan
FPB. Terlihat dari adanya perubahan kenaikan nilai yang signifikan pada hasil
evaluasi siswa siklus 1 dan 2.