Anda di halaman 1dari 25

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS

IV PADA MATA PELAJARAN IPS MATERI JENIS-JENIS PEKERJAAN


MELALUI MEDIA GAMBAR DI SD NEGERI 1 BANYUASIN III

Oleh

LESTARI

855777898

TUTOR: Dr. KHOIRAWATI, S.Ag. M. Ag

Tugas Mata Kuliah

Pemantapan Kemampuan Profesional (PDGK4501)

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TERBUKA

UPBJJ PALEMBANG

POKJAR PANGKALAN BALAI

2022
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Proses belajar mengajar merupakan proses interaksi antara guru dan
peserta didik. Salah satunya guru harus memiliki keterampilan dalam
memilih metode pembelajaran yang tepat ketika menyampaikan suatu
materi kepada peserta didik agar menjadi lebih menarik, tidak mengalami
kebosanan, dan dapat menerima materi tersebut dengan mudah.
Media pembelajaran adalah suatu teknologi pembawa pesan yang
dapat digunakan untuk keperluan pembelajaran, dan juga merupakan sarana
fisik dan komunikasi untuk menyampaikan materi pelajaran. Media
pembelajaran digunakan dengan tujuan untuk dapat meningkatkan mutu
pendidikan.
Melalui cara ini maka diharapkan proses belajar mengajar dapat
berjalan denga baik. Dengan demikian sangat penting bagi seorang pendidik
untuk mengenal media dalam pembelajaran supaya peserta didik merasa
semakin bersemangat saat mengikuti pembelajaran didalam kelas. Selain
itu, pemilihan media yang tepat, membuat peserta didik tidak cepat merasa
bosan atau jenuh ketika mengikuti kegiatan belajar mengajar didalam kelas.
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salat satu mata pelajaran
yang wajib diberikan dan dipelajari di Sekolah Dasar (SD), mulai dari kelas
I sampai kelas VI. IPS di SD juga merupakan salah satu mata pelajaran yang
dapat melatih dan memberikan kesempatan berpikir kritis dan objektif
kepada peserta didik. Dalam proses pembelajaran IPS di SD, menekankan
pada pemberian pada pengalaman langsung untuk mengembangkan
kompetensi peserta didik agar dapat menumbuhkan kemampuan berpikir,
melatih pengetahuan, sikap, nilai, dan keterampilannya.
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran
yang diberikan di sekolah dasar yang mengkaji seperangkat peristiwa, fakta,
konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Mata pelajaran
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di dalamnya memuat materi geografi,
sejarah, sosiologi, dan ekonomi.
Hamid Hasan, dkk (2009:1) menyatakan bahwa, sebaiknya
pembelajaran IPS mampu mempersiapkan, membina, dan membentuk
kemampuan siswa yang menguasai pengetahuan, sikap, nilai, dan
kecakapan dasar yang diperlukan bagi kehidupan di masyarakat. Kualitas
dan keberhasilan pembelajaran sangat dipengaruhi oleh kemampuan dan
ketepatan guru dalam memilih dan menggunakan metode maupun media
pembelajaran.
Penggunaan media yang kurang tepat dalam proses kegiatan belajar
mengajar menyebabkan hasil belajar peserta didik belum mencapai kriteria
ketuntasan minimum (KKM). Hal ini menjadi masalah yang harus diatasi.
Pemilihan metode pembelajaran yang tepat akan mempengaruhi proses
pembelajaran. Guru selaku pendidik dituntut untuk berinovasi dalam
memilih media yang tepat sehingga dapat meningkatkan kualitas belajar
mengajar yang lebih baik. Kemudian penggunaan media pembelajaran yang
tepat dapat mendorong tumbuhnya rasa senang dari peserta didik terhadap
pelajaran, dapat meningkatkan motivasi peserta didik dalam mengerjakan
tugas serta dapat memberika kemudahan bagi peserta didik untuk
memahami pelajaran sehingga memungkinkan peserta didik mencapai hasil
belajar yang lebih baik.
Kemudian berdasarkan hasil pengalaman peneliti selama proses
pembelajaran IPS di kelas IV SD Negeri 1 Banyuasin III, proses
pembelajaran belum menggunakan media yang disesuaikan dengan materi
pembelajaran, sehingga kurangnya minat belajar dan pemahaman peserta
didik terhadap materi yang diajarkan. Hal ini dapat terlihat dari hasil
evaluasi belajar peserta didik kelas IV SD Negeri 1 Banyuasin III yang
berjumlah 22 orang, hanya 2 orang yang mendapat nilai ≥ 70. Ini
membuktikan bahwa kriteria ketuntasan minimum (KKM) belajar belum
tercapai. Berdasarkan data tersebut, pada mata pelajaran IPS peserta didik
kelas IV SD Negeri 1 Banyuasin III belum mencapai KKM, hal ini
dikarenakan beberapa faktor diantaranya yaitu guru belum menggunakan
media pembelajaran yang tepat dalam kegiatan belajar mengajar.
Berdasarkan data diatas maka penulis memilih judul penelitian
Pemantapan Kemampuan Profesional (PKP) “Upaya Meningkatkan Hasil
Belajar peserta didik Kelas IV Pada Mata Pelajaran IPS Materi Jenis-Jenis
Pekerjaan Melalui Media Gambar Di SD Negeri 1 Banyuasin III.
1. Identifikasi Masalah
Pada kelas IV SDN 1 Banyuasin III proses pembelajaran guru jarang
menggunakan alat peraga (media pembelajaran) sehingga kurang
menarik perhatian peserta didik dan keaktifan peserta didik dalam
mengikuti kegiatan pembelajaran. Ketika melakukan pengamatan pada
proses belajar didapatkan hasil bahwa penyebabnya hasil belajar peserta
didik rendah adalah proses pembelajaran kurang variasi serta tidak
menggunakan media pembelajaran yang tepat untuk menanamkan
konsep materi yang terkait.

2. Analisis Masalah
Analisis Masalah Berdasarkan hasil identifikasi masalah maka
ditemukan beberapa penyebab rendahnya hasil belajar IPS peserta didik
kelas IV dengan Kompetensi Dasar 3.3 Mengidentifikasi kegiatan
ekonomi dan hubungannya dengan berbagai bidang pekerjaan sebagai
berikut:
1. Pendekatan yang dilakukan masih teacher oriented sehingga guru
lebih dominan di kelas.
2. Tidak adanya kegiatan tes akhir pada kegiatan pembelajaran.
3. Media yang digunakan kurang sesuai dengan pembelajaran IPS.
4. Pada kegiatan awal pembelajaran, kurang mengelola kelas sehingga
keadaan kelas tidak kondusif.

3. Alternatif dan Prioritas Pemecahan Masalah


Berdasarkan analisis permasalahan diatas, alternatif tindakan yang
dapat digunakan untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas
IV yaitu dengan menggunakan media pembelajaran media gambar untuk
mata pelajaran IPS materi jenis-jenis pekerjaan di SDN 1 Banyuasin III
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka
rumusan masalah dalam penelitian perbaikan pembelajaran ini sebagai
berikut “Bagaimana upaya meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas
IV pada mata pelajaran IPS materi jenis-jenis pekerjaan melalui media
gambar di SD Negeri 1 Banyuasin III?

C. Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran


Penelitian perbaikan pembelajaran bertujuan untuk meningkatkan
hasil belajar peserta didik kelas IV pada mata pelajaran IPS materi jenis-
jenis pekerjaan melalui media gambar di SD Negeri 1 Banyuasin III

D. Manfaat Penelitia Perbaikan Pembelajaran


Adapun manfaat penelitian perbaikan pembelajaran yang
diharapkan adalah sebagai berikut:
1) Bagi Peserta Didik Hasil penelitian perbaikan pembelajaran ini dapat
memberikan
manfaat dalam meningkatkan aktivitas, pemahaman, dan hasil belajar
pada mata pelajaran IPS.
2) Bagi Guru sebagai peneliti Hasil penelitian perbaikan pembelajaran ini
dapat memberikan manfaat dalam meningkatkan kemampuan guru
dalam menggunakan media pembelajaran pada mata pelajaran IPS di
Sekolah Dasar.
3) Bagi Sekolah Hasil penelitian perbaikan pembelajaran ini dapat
memberikan manfaat dalam rangka peningkatan kualitas
penyelenggaraan pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar
peserta didik pada mata pelajaran IPS.
4) Bagi Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Banyuasin Hasil
penelitian perbaikan pembelajaran ini dapat memberikan manfaat dalam
rangka meningkatkan mutu pendidikan Sekolah Dasar.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Pembelajaran IPS
1. Hakikat IPS
Sapriya (2015) menjelaskan bahwa, istiah ilmu pengetahuan social
merupakan nama mata pelajaran ditingkat sekolah dasar dan menengah
atau nama program studi diperguruan tinggi yang identik dengan istilah
“social studies” dalam kurikulum persekolahan di negara lain. Jika dilihat
dari segi bahasa, dalam kalimat pendidikan IPS terdapat dua kata yang
memiliki arti dan makna yang berbeda, yakni pendidikan dan IPS. Sesuai
dengan Supriatna, dkk (2010) Pendidikan IPS terdiri dari dua kata yaitu
Pendidikan dan IPS.
Pendidikan adalah suatu perbuatan yang disengaja untuk
menjadikan manusia memiliki kualitas yang lebih baik. Dari tidak tahu
menjadi tahu, dari tidak mengerti menjadi mengerti. Sedangkan IPS
merujuk pada kajian yang memusatkan perhatiannya pada aktivitas
kehidupan manusia. IPS juga merupakan suatu pelajaran yang mengkaji
mengenai ilmu-ilmu sosial dan terdiri dari beberapa cabang ilmu, seperti:
sejarah, ekonomi, geografi, sosiologi, antropologi, politik dan ekologi
yang diterapkan ditingkat sekolah dasar (SD).

2. Pembelajaran IPS di SD
IPS merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan di SD yang
memuat materi Geografi, Sejarah, Sosiologi dan Ekonomi. Dijelaskan
dalam pasal 37 UU. Sisdiknas bahwa mata pelajaran IPS merupakan
muatan wajib yang harus ada dalam kurikulum pendidikan dasar dan
menengah. Melalui mata pelajaran IPS siswa diarahkan untuk dapat
menjadi warga Negara Indonesia yang demokratis, bertanggung jawab,
saling menghormati dan menghargai perbedaan, serta menjadi warga
Negara yang cinta pada kedamaian. Materi IPS di SD mengajarkan
siswa untuk saling menghormati dan menghargai perbedaan serta
mengajarkan bagaimana menjadi warga masyarakat yang dapat
bertingkah laku sesuai dengan norma dan nilai yang ada dimasyarakat.
Siswa juga diharapkan mampu memiliki kemampuan dasar untuk
berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, memecahkan masalah, dan
keterampilan dalam kehidupan social sehingga dapat melatih siswa
untuk bersikap mandiri. Melalui materi yang diajarkan, IPS bertujuan
untuk memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan
kemanusiaan serta berkemampuan untuk berkomunikasi, bekerjasama,
berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk ditingkat nasional dan
global.

3. Tujuan Pembelajaran IPS di SD


Menurut Hasan (dalam Supriyatna dkk) ada 3 kategori tujuan
pendidikan IPS, yaitu pertama pengembangan kemampuan intelektual
siswa berhubungan dengan kemampun ilmu pengetahuan dan
kemampuan berpikir yang dapat dikembangkan oleh pribadi siswa.
Kemampuan dalam memahami disiplin ilmu sosial juga menjadi tujuan
dalam pembelajaran IPS di SD. Guru sebagai fasilitator membantu dan
mendorong siswa untuk dapat mengembangkan kemampuan lewat
pembelajaran IPS.
Kedua pengembangan kemampuan dan rasa tanggung jawab siswa
sebagai anggota masyarakat berhubungan dengan kemampuan untuk
berkomunikasi dan berpatisipasi dalam masyarakat, kesadaran dan
pemahaman tentang nilai, norma, dan moral yang berlaku dimasyarakat
tempat tinggalnya. Pembelajaran IPS di SD terdapat materi yang dapat
mengajarkan siswa tentang nilai-nilai tersebut. Ketiga pengembangan
individual merupakan upaya mengembangkan kemampuan untuk
menjadi warga negara yang baik dengan menjaga hubungan yang baik
di masyarakat dan bersikap terbuka walaupun berbeda suku dan agama.
Perbedaan tersebut tentunya dapat disadari oleh siswa dan tidak
menjadi hambatan bagi cita-citanya. Tujuan itulah yang diharapkan
dalam pendidikan IPS di SD.

4. Materi IPS di SD
Menurut Retnani (2012) pembelajaran IPS di SD mencakup materi
fakta, konsep dan generalisasi, sejarah kenampakan alam, pemanfaatan
dan pemeliharaan sumber daya alam, gejala alam, bentuk-bentuk dan
menanggulanginya, kehidupan yang sejahtera dan harmonis, peran
bangsa Indonesia pada era global, peran Indonesia dalam kerjasama
ekonomi internasional, aktivitas ekonomi dalam masyarakat, dan
peranan uang dalam perekonomian.

B. Hakikat Belajar
1. Pengertian Belajar

Moh. Surya (1981:32), definisi belajar adalah suatu proses usaha yang
dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang
baru keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam
interaksinya dengan lingkungan. Kesimpulan yang bisa diambil dari kedua
pengertian di atas, bahwa pada prinsipnya, belajar adalah perubahan dari
diri seseorang.

2. Pengertian Hasil Belajar


Hasil belajar adalah sebuah hasil yang didapat oleh individu dari
hasil belajar yang dilakukan. Menurut Gagne (dalam Suprijono, 2012)
hasil belajar diantaranya;
a. Informasi verbal yaitu kapasitas mengungkapkan pengetahuan
dalam bentuk Bahasa, baik lisan maupun tertulis.
b. Keterampilan intelektual yaitu kemampuan mempresentasikan
konsep dan lambing
c. Strategi kognitif yaitu kecakapan menyalurkan dan mengarahkan
aktivitas kognitif.
d. Keterampilan motorik yaitu kemampuan melakukan rangkaian
gerak jasmani
e. Sikap yaitu kemampuan menerima atau menolak objek berdasarkan
penilaian terhadap objek tersebut.

3. Ciri-Ciri Perubahan Tingkah Laku Hasil Belajar


Perubahan tingkah laku dapat dibentuk dengan melalui proses
belajar. Tak hanya sikap atau tingkah laku dalam belajar saja, namun juga
mampu mempengaruhi tingkah laku dilingkungan sosial. Sudjana (2007:
36) menyebutkan ada 3 ciri utama tingkah laku yang dibentuk dari hasil
belajar dan pendidikan, yaitu:
 Terbentuknya tingkah laku baru berupa kemampuan aktual dan
potensial
 Kemampuan baru tersebut berlaku dalam waktu yang relatif lama
 Kemampuan tersebut diperoleh melalui usaha

C. Media Pembelajaran
1. Pengertian Media Pembelajaran
Menurut Heinich, and friends (1982) dalam Arsyad (2013: 3)
mengemukakan istilah medium sebagai perantara yang menyampaikan
informasi antara sumber dan penerima. Definisi tersebut menekankan istilah
media sebagai perantara. Media berfungsi untuk menghubungkan informasi
dari satu pihak ke pihak lain. Sedangkan dalam dunia pendidikan kata media
disebut media pembelajaran. Media Pembelajaran adalah segala sesuatu
yang dapat digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi dalam
proses belajar mengajar sehingga dapat merangsang perhatian dan minat
siswa untuk belajar.
Lebih lanjut, Gagne dan Briggs (1975) dalam Arsyad (2013:4)
secara eksplisit mengatakan bahwa media pembelajaran mencakup alat-alat
yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi bahan ajar. Dari kedua
pengertian tersebut, media merupakan alat yang digunakan untuk
menyampaikan materi pembelajaran.
Melalui cara ini maka diharapkan proses belajar mengajar dapat
berjalan denga baik. Dengan demikian sangat penting bagi seorang pendidik
untuk mengenal metode dalam pembelajaran supaya peserta didik merasa
semakin bersemangat saat mengikuti pembelajaran didalam kelas.
Selain itu, pemilhan metode yang tepat, membuat peserta didik tidak
cepat merasa bosan atau jenuh ketika mengikuti kegiatan belajar mengajar
didalam kelas.

2. Pengertian Media Gambar


Media merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan untuk
menyalurkan pesan (bahan pembelajaran), sehingga dapat merangsang
perhatian, minat, motivasi, pikiran, dan perasaan siswa dalam kegiatan
belajar mengajar untuk mencapai tujuan belajar.
Association for Education and Communication Technology (AET)
mengartikan media sebagai segala bentuk yang digunakan untuk proses
penyalur informasi, sedangkan National Education Association (NEA)
mengartikan media sebagai segala benda yang dapat dimanipulasikan,
dilihat, didengar, dibaca atau dibicarakan beserta instrumen yang
digunakan untuk kegiatan tersebut (Arsyad, 2015: 3).

D. Karakteristik Siswa Kelas IV SD


Siswa kelas IV SD berusia antara 9-10 tahun. Berdasarkan tahap
perkembangan yang diungkapkan Piaget tersebut maka siswa kelas IV
berada dalam tahap operasional konkret, yang mana anak telah mampu
berpikir secara logis, fleksibel mengorganisasi dalam aplikasi terhadap
benda konkret. Anak belum mampu berpikir secara abstrak.
Berdasarkan tahap perkembangan anak pada tahapan operasional
konkret, Abdurrahman (2003, hlm 87) berpendapat, “Pada tahapan
operasional yang dapat dipikirkan oleh anak masih terbatas pada benda-
benda konkret yang dapat dilihat. Pembelajaran menggunakan media
konkret seperti media gambar materi jenis-jenis pekerjaan pada mata
pelajaran IPS sangat cocok diterapkan untuk anak kelas IV SD karena sesuai
dengan karakteristik perkembangan mereka.

E. Karakteristik Penelitian Tindakan Kelas (PTK)


a. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

Penelitian tindakan kelas berasal dari bahasa Inggris, yaitu Classrom


Action Research, yang berarti penelitian dengan melakukan tindakan yang
dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan
tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar
siswa menjadi menjadi meningkat. Pertama kali penelitian tindakan kelas
diperkenalkan oleh Kurt Lewin pada tahun 1946, yang selanjutnya
dikembangkan oleh Stephen Kemmis, Robin Mc Taggart, John Elliot, Dave
Ebbutt dan lainnya. Untuk lebih jelasnya, mari kita perhatikan beberapa
pengertian PTK berikut:

Pada awalnya penelitian tindakan menjadi salah satu model penelitian


yang dilakukan pada bidang pekerjaan tertentu dimana peneliti melakukan
pekerjaannya, baik di bidang pendidikan, kesehatan maupun pengelolaan
sumber daya manusia. Salah satu contoh pekerjaan utama dalam bidang
pendidikan adalah mengajar di kelas, menangani bimbingan dan konseling,
dan mengelola sekolah. Dengan demikian yang menjadi subyek penelitian
adalah situasi di kelas, individu siswa atau di sekolah. Para guru atau kepala
sekolah dapat melakukan kegiatan penelitiannya tanpa harus pergi ke
tempat lain seperti para peneliti konvensional pada umumnya.
Secara lebih luas penelitian tindakan diartikan sebagai penelitian yang
berorientasi pada penerapan tindakan dengan tujuan peningkatan mutu atau
pemecahan masalah pada sekelompok subyek yang diteliti dan mengamati
tingkat keberhasilan atau akibat tindakannya, untuk kemudian diberikan
tindakan lanjutan yang bersifat penyempurnaan tindakan atau penyesuaian
dengan kondisi dan situasi sehingga diperoleh hasil yang lebih baik.
Penelitian Tindakan Kelas akan dapat dilaksanakan jika guru sejak
awal memang menyadari adanya masalah yang terkait dengan proses dan
hasil pembelajaran yang dihadapi di kelas dan harus dipecahkan.
Suharsimi (2007) menceritakan pengalamannya menilai karya tulis
ilmiah yang dibuat oleh guru, ternyata masih banyak yang keliru
menafsirkan penelitian tindakan kelas. Pada sampul depan ditulis
"Penelitian Tindakan Kelas", tetapi di bagian dalam temyata hanya
menguraikan proses pembelajaran biasa. Dalam penjelasannya memang
guru sudah melakukan sesuatu, tetapi sesungguhnya guru melakukan hanya
melakukan proses pembelajaran seperti biasa saja.
Misalnya: guru memberikan Lembar Kerja kepada siswa, atau guru
memberikan tugas untuk dikerjakan siswa di luar kelas, atau guru
menugaskan siswa menghafalkan rumus untuk digunakan siswa di kelas.
Tindakan-tindakan semacam ini sesungguhnya bukan merupakan tindakan
yang dikelas.
b. Karakteristik Penelitian Tindakan Kelas
Ada beberapa karakteristik inti dari Penelitian Tindakan Kelas sebagai
berikut:
1. Masalah berasal dari guru
2. Tujuannya memperbaiki pembelajaran
3. Metode utama adalah refleksi diri dengan tetap mengikuti kaidah-kaidah
penelitian
4. Fokus penelitian berupa kegiatan pembelajaran
5. Guru bertindak sebagai pengajar dan peneliti
BAB III

PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN

A. Subjek, Tempat, Waktu Penelitian, dan Pihak yang Membantu


1. Subjek Penelitian
Menurut Arikunto (2006) menyatakan bahwa memberikan batasan
subjek penelitian sebagai benda, hal atau orang tempat data untuk
variable penelitian, melekat dan yang dipermasalahkan. Dalam sebuah
penelitian, subjek memiliki peran yang sangat strategis yaitu data
tentang variabel yang diamati.
Pada subjek penelitian tindakan kelas ini adalah peserta didik kelas
IV SDN 1 Banyuasin III Kabupaten Banyuasin yang berjumlah 23
peserta didik terdiri dari 10 peserta didik laki – laki dan 13 peserta didik
perempuan. Secara karakteristik umum tingkat kecerdasan peserta didik
relatif sama dan latar belakang peserta didik berasal dari keluarga
dengan tingkat kehidupan yang beragam yang didominasi petani, buruh,
dan pedagang.

2. Tempat Penelitian
Penelitian ini bertempat di Sekolah Dasar Negeri 1 Banyuasin III
Kabupaten Banyuasin, yang beralamatkan di Jalan Mutiara No.61
Kelurahan Kedondong Raye Kecamatan Banyuasin III Kabupaten
Banyuasin

3. Waktu Penelitian
Penelitian perbaikan pembelajaran dilaksanakan mulai dari tanggal
01 April 2022 sampai dengan 25 April 2022, dengan jadwal pelaksanaan
penelitian perbaikan pembelajaran seperti pada Tabel 1 berikut ini.
Tabel 3.1. Jadwal Kegiatan Penelitian Perbaikan Pembelajaran
No Tanggal Kegiatan Materi
1. 01 April 2022 Menganalisis video dari Pembelajaran model
Guru Pintar Online (GPO) kompetitif
2. 14 April 2022 Siklus I Jenis-jenis pekerjaan
3. 25 April 2022 Siklus II Jenis-jenis pekerjaan
Sumber: Data primer yang diolah

4. Pihak yang Membantu


Penelitian perbaikan pembelajaran yang dilaksanakan peneliti
dibantu oleh Ibu Dr. Khoirawati selaku Supervisor I, Zulfa, S.Pd.SD
selaku Kepala SDN 1 Banyuasin III tempat dilaksanakan penelitian, dan
Ibu Ummi Sholeha, S.Pd.SD selaku Guru pendamping yang merupakan
salah satu guru di tempat penelitian dilaksanakan.

B. Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran


Penelitian ini dilaksanakan melalui dua siklus perbaikan
pembelajaran, dengan tujuan untuk meningkatkan hasil belajar IPS peserta
didik Kelas IV SDN 1 Banyuasin III Kabupaten Banyuasin.
Adapun langkah – langkah yang dilakukan pada setiap siklus dalam
penelitian tindakan kelas ini meliputi:
1. Perencanaan
Perencanaan ini merupakan rencana tindakan yang dilakukan untuk
perbaikan pembelajaran dengan pokok bahasan jenis-jenis pekerjaan,
meliputi:
a. Membuat Rencana Perbaikan Pelaksanaan Pembelajaran siklus I dan
siklus II.
b. Menentukan media perbaikan pembelajaran yang akan digunakan.
c. Menentukan metode perbaikan pembelajaran.
d. Menyiapkan lembar penilaian peserta didik.
2. Pelaksanaan
Selama melaksanakan tindakan, guru sebagai pelaksana tindakan harus
mengacu pada program yang telah dipersiapkan dan disepakati. Pada
penelitian ini tindakan yang dilaksanakan sebagai upaya perbaikan
pembelajaran dengan prioritas pemecahan masalah meningkatkan hasil
belajar peserta didik (Surmaini, 2018).

3. Pengumpulan Data
Pada tahap ini dilaksanakan proses pengumpulan data terhadap
pelaksanaan tindakan dengan menggunakan lembar observasi yang telah
dibuat dan mengadakan penilaian untuk mengetahui kemampuan berpikir
siswa.
Kegiatan ini meliputi pengamatan terhadap perencanaan pembelajaran,
pelaksanaan tindakan, minat siswa dalam mengikuti proses pembelajaran.
Kegiatan guru dan siswa dalam proses pembelajaran ini diamati dengan
menggunakan instrument yang telah dipersiapkan sebelumnya. Untuk
selanjutnya data hasil observasi tersebut dijadikan dasar untuk menyusun
perencanaan tindakan berikutnya.

4. Refleksi
Refleksi merupakan suatu proses mengulang kembali terhadap
pelaksanaan pembelajaran yang dilaksanakan oleh pendidik atau peneliti
kelas. Pelaksanaan refleksi ini perlu dilakukan untuk memperoleh gambaran
tingkat keberhasilan perencaan pembelajaran yang tertuang dalam Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Hasil refleksi ini sangat pentung
digunakan untuk menetukan langkah selanjutnya yang terkait dengan
pembelajaran. Desain yang digunakan dalam Penelitian Tindakan Kelas di
Kelas IV SDN 1 Banyuasin III pada Laporan Pemantapan Kemampuan
Profesioanl (PKP) dapat dilihat pada Gambar 2. sebagai berikut.
Desain prosedur perbaikan pembelajaran pada Gambar 2. di atas akan
diuraikan sebagai berikut:

a. Siklus I
Tahap – tahap pelaksanaan perbaikan pembelajaran Siklus I yaitu:
1. Perencanaan
Kegiatan dilakukan pada tahap perencanaan perbaikan pembelajaran
siklus I adalah sebagai berikut:
a. Guru menyiapkan Rencana Perbaikan Pembelajaran Siklus I dengan
materi jenis-jenis pekerjaan.
b. Guru menyiapkan alat dan bahan untuk menjelaskan jenis-jenis
pekerjaan.
c. Guru menyiapkan instrument berupa format refleksi siklus I.
d. Guru menyiapkan alat tes (evaluasi) dan lembar penilaian peserta
didik (daftar rekap nilai peserta didik).
2. Pelaksanaan
Kegiatan yang dilakukan pada tahap pelaksanaan perbaikan
pembelajaran siklus I adalah sebagai berikut:
A. Kegiatan Awal
a. Kelas dibuka dengan salam, menanyakan kabar, dan mengecek
kehadiran peserta didik.
b. Selanjutnya doa dipimpin oleh guru.
c. Guru melakukan kegiatan apersepsi dengan melakukan kegiatan tanya
jawab dengan mengulang kembali yang telah dipelajari.
d. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dilaksanakan.
B. Kegiatan Inti
1) Menjelaskan apa itu bekerja? Serta jenis pekerjaan beserta contohnya
Bekerja adalah usaha yang dilakukan seseorang untuk mendapatkan
penghasilan. Orang bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Misalnya untuk makan, kesehatan, dan pendidikan. Jenis pekerjaan
dipengaruhi oleh keadaan alam. Di pedesaan yang berbentuk pegunungan,
penduduknya banyak yang bekerja sebagai petani. Di pedesaan yang
berbentuk dataran rendah, penduduknya banyak yang bekerja sebagai
petani sawah. Sementara itu, di perkotaan, pekerjaan penduduknya lebih
bervariasi. Ada yang menjadi pedagang, guru, arsitek, dokter, pengusaha,
tukang ojek dan sopir.
2) Memaparkan jenis kegiatan ekonomi, contoh, serta kegiatan yang
menghasilkan barang dan jasa. Berdasarkan bidangnya, bentuk kegiatan
ekonomi masyarakat dibedakan sebagai berikut:
1.Kegiatan Ekonomi Agraris
Adalah kegiatan ekonomi yang berhubungan dengan pengelolaan alam
(hewan dan tumbuhan). Contoh kegiatan ekonomi agraris adalah
kegiatan pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan, dan kehutanan.
Hasil kegiatan ekonomi agraris berupa bahan pangan, seperti padi, sayur
mayur, daging, susu, telur, ikan, kayu, dan rotan. Contoh pekerjaan yang
terkait dengan kegiatan ekonomi agraris yaitu petani, peternak, nelayan,
dan lain-lain.
2. Kegiatan Ekonomi Pertambangan
Adalah kegiatan ekonomi yang berkaitan dengan pengelolaan bahan galian (bahan
tambang). Pertambangan adalah kegiatan manusia untuk menemukan, menggali,
dan mengolah barang-barang tambang demi kesejahteraan manusia. Kegiatan
ekonomi pertambangan meliputi kegiatan penelitian, pengambilan (eksplorasi)
bahan tambang hingga pengolahan dan distribusinya. Contoh kegiatan ekonomi
pertambangan antara lain kegiatan penambangan emas, penambangan batu bara,
dan penambangan minyak bumi.

3. Kegiatan Ekonomi Perindustrian

Adalah kegiatan ekonomi yang berkaitan dengan pengolahan bahan mentah


menjadi barang setengah jadi atau barang jadi, dengan menggunakan sarana dan
peralatan tertentu. Barang setengah jadi adalah barang yang masih akan diolah
lebih lanjut. Barang jadi adalah barang hasil olahan.

Beradasarkan jenis kegiatan atau hasilnya, kegiatan ekonomi industri


dikelompokkan menjadi industri barang dan insdutri jasa
a. Industri Barang, dalam kegiatannya menghasilkan barang atau
produk. Misalnya industri tekstil, indsutri pengalengan ikan,
industri pengolahan kopi. Contoh pekerjaan yang terkait adalah
pengrajin, buruh pabrik, petani
b. Industri Jasa, dalam kegiatannya secara tidak langsung
menghasilkan barang, melainkan bergerak pada bidang pelayanan.
Contohnya industri perhotelan, transportasi, dan industri
perbankan. Contoh pekerjaan yang terkait dengan kegiatan industry
jasa adalah pelayanan hotel, sopir, masinis, pilot, pegawai bank, dan
lain-lain.
4. Kegiatan Ekonomi Perdagangan

Adalah kegiatan ekonomi yang berkaitan dengan dengan proses jual beli barang
dari produsen ke konsumen. Orang yang bekerja pada bidang perdagangan
disebut pedagang. Menurut tempat usahanya, pedagang dapat dibedakan
menjadi 3 jenis yaitu:

a. Pedagang tetap, yaitu pedagang yang memiliki tempat usaha yang


tetap. Contohnya pedagang di toko atau pasar

b. Pedagang kaki lima, yaitu pedagang yang tempat uasahanya tidak


menetap dan berpindah tempat. Biasanya pedagang kaki lima dapat kita
temukan di pinggir jalan atau trotoar
c.Pedagang asongan, yaitu pedagang yang berjualan dengan cara
berkeliling.

C. Kegiatan Akhir

a. Dengan bimbingan guru peserta didik menyimpulkan materi pelajaran.

b. Guru melaksanakan penilaian berupa soal yang harus dikerjakan peserta


didik di rumah

3. Pengumpulan Data

Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah pengamatan terhadap minat siswa
dalam mengikuti proses pembelajaran siklus I. Kegiatan guru dan siswa dalam
proses pembelajaran ini diamati dengan menggunakan instrument yang telah
dipersiapkan di siklus I

4.Refleksi

Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah analisis refleksi terhadap video
simulasi praktik perbaikan pembelajaran siklus I sebagai berikut:

a. Tekniknya dengan cara menonton video simulasi siklus I dan menganalisa video
simulasi tersebut.

b. Instrumen yang digunakan untuk menganalisis video dengan menggunakan


format refleksi video simulasi siklus I yang berupa temuan kelebihan video simulasi
pada perbaikan pembelajaran, kelemahan video simulasi pada perbaikan
pembelajaran, dan hasil belajar peserta didik.

c. Instrumen yang digunakan untuk hasil belajar peserta didik / hasil analisa data
adalah hasil nilai peserta didik yang diambil.
Siklus Kedua (II)

Tahap – tahap pelaksanaan perbaikan pembelajaran Siklus I yaitu:

1. Perencanaan
Kegiatan dilakukan pada tahap perencanaan perbaikan pembelajaran siklus II
adalah sebagai berikut:
a. Guru menyiapkan Rencana Perbaikan Pembelajaran Siklus II dengan materi
jenis-jenis pekerjaan.
b. Guru menyiapkan alat dan bahan untuk menjelaskan jenis-jenis pekerjaan.
c. Guru menyiapkan instrument berupa format refleksi siklus II.
d. Guru menyiapkan alat tes (evaluasi) dan lembar penilaian peserta didik
(daftar rekap nilai peserta didik).
2. Pelaksanaan
Kegiatan yang dilakukan pada tahap pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus
II adalah sebagai berikut:
A. Kegiatan Awal
a. Kelas dibuka dengan salam, menanyakan kabar, dan mengecek
kehadiran peserta didik.
b. Selanjutnya doa dipimpin oleh guru.
c. Guru melakukan kegiatan apersepsi dengan melakukan kegiatan tanya
jawab dengan mengulang kembali yang telah dipelajari.
d. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dilaksanakan.
B. Kegiatan Inti
a. Menjelaskan apa itu bekerja? Serta jenis pekerjaan beserta contohnya
Bekerja adalah usaha yang dilakukan seseorang untuk mendapatkan
penghasilan. Orang bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Misalnya untuk makan, kesehatan, dan pendidikan. Jenis pekerjaan
dipengaruhi oleh keadaan alam. Di pedesaan yang berbentuk pegunungan,
penduduknya banyak yang bekerja sebagai petani. Di pedesaan yang
berbentuk dataran rendah, penduduknya banyak yang bekerja sebagai
petani sawah. Sementara itu, di perkotaan, pekerjaan penduduknya lebih
bervariasi. Ada yang menjadi pedagang, guru, arsitek, dokter, pengusaha,
tukang ojek dan sopir.
b. Memaparkan jenis kegiatan ekonomi, contoh, serta kegiatan yang
menghasilkan barang dan jasa
Berdasarkan bidangnya, bentuk kegiatan ekonomi masyarakat
dibedakan sebagai berikut:
1.Kegiatan Ekonomi Agraris
Adalah kegiatan ekonomi yang berhubungan dengan pengelolaan alam
(hewan dan tumbuhan). Contoh kegiatan ekonomi agraris adalah
kegiatan pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan, dan kehutanan.
Hasil kegiatan ekonomi agraris berupa bahan pangan, seperti padi, sayur
mayur, daging, susu, telur, ikan, kayu, dan rotan. Contoh pekerjaan yang
terkait dengan kegiatan ekonomi agraris yaitu petani, peternak, nelayan,
dan lain-lain.
2. Kegiatan Ekonomi Pertambangan
Adalah kegiatan ekonomi yang berkaitan dengan pengelolaan bahan galian (bahan
tambang). Pertambangan adalah kegiatan manusia untuk menemukan, menggali,
dan mengolah barang-barang tambang demi kesejahteraan manusia. Kegiatan
ekonomi pertambangan meliputi kegiatan penelitian, pengambilan (eksplorasi)
bahan tambang hingga pengolahan dan distribusinya. Contoh kegiatan ekonomi
pertambangan antara lain kegiatan penambangan emas, penambangan batu bara,
dan penambangan minyak bumi.

3. Kegiatan Ekonomi Perindustrian

Adalah kegiatan ekonomi yang berkaitan dengan pengolahan bahan mentah


menjadi barang setengah jadi atau barang jadi, dengan menggunakan sarana dan
peralatan tertentu. Barang setengah jadi adalah barang yang masih akan diolah
lebih lanjut. Barang jadi adalah barang hasil olahan.
Beradasarkan jenis kegiatan atau hasilnya, kegiatan ekonomi industri
dikelompokkan menjadi industri barang dan insdutri jasa
c. Industri Barang, dalam kegiatannya menghasilkan barang atau
produk. Misalnya industri tekstil, indsutri pengalengan ikan,
industri pengolahan kopi. Contoh pekerjaan yang terkait adalah
pengrajin, buruh pabrik, petani
d. Industri Jasa, dalam kegiatannya secara tidak langsung
menghasilkan barang, melainkan bergerak pada bidang pelayanan.
Contohnya industri perhotelan, transportasi, dan industri
perbankan. Contoh pekerjaan yang terkait dengan kegiatan industry
jasa adalah pelayanan hotel, sopir, masinis, pilot, pegawai bank, dan
lain-lain.
2. Kegiatan Ekonomi Perdagangan

Adalah kegiatan ekonomi yang berkaitan dengan dengan proses jual beli barang
dari produsen ke konsumen. Orang yang bekerja pada bidang perdagangan
disebut pedagang. Menurut tempat usahanya, pedagang dapat dibedakan
menjadi 3 jenis yaitu:

a. Pedagang tetap, yaitu pedagang yang memiliki tempat usaha yang


tetap. Contohnya pedagang di toko atau pasar

b. Pedagang kaki lima, yaitu pedagang yang tempat uasahanya tidak


menetap dan berpindah tempat. Biasanya pedagang kaki lima dapat kita
temukan di pinggir jalan atau trotoar

c.Pedagang asongan, yaitu pedagang yang berjualan dengan cara


berkeliling.

C. Kegiatan Akhir

a. Dengan bimbingan guru peserta didik menyimpulkan materi pelajaran.

b. Guru melaksanakan penilaian berupa soal yang harus dikerjakan peserta


didik di rumah

3. Pengumpulan Data

Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah pengamatan terhadap minat siswa
dalam mengikuti proses pembelajaran siklus II. Kegiatan guru dan siswa dalam
proses pembelajaran ini diamati dengan menggunakan instrument yang telah
dipersiapkan disiklus II

4. Refleksi

Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah analisis refleksi terhadap video
simulasi praktik perbaikan pembelajaran siklus II sebagai berikut:

a. Tekniknya dengan cara menonton video simulasi siklus II dan menganalisa video
simulasi tersebut.

b. Instrumen yang digunakan untuk menganalisis video dengan menggunakan


format refleksi video simulasi siklus II yang berupa temuan kelebihan video
simulasi pada perbaikan pembelajaran, kelemahan video simulasi pada perbaikan
pembelajaran, dan hasil belajar peserta didik.

c. Instrumen yang digunakan untuk hasil belajar peserta didik / hasil analisa data
adalah hasil nilai peserta didik yang diambil.

C. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu teknik kuantitatif
dan kualitatif. Teknik kuantitatif berupa perhitungan berdasarkan data nilai hasil tes
pesertSa didik yang diperoleh pada tugas peserta didik berupa soal yang dikerjakan.
Sedangkan teknik kualitatif berupa hasil dari refleksi bukan observasi. Nilai yang
diperoleh untuk menentukan hasil belajar peserta didik merupakan penjumlahan
dari skor jawaban yang diperoleh oleh peserta didik. Ketuntasan belajar peserta
didik diproleh melaui rumus sebagai berikut:

1. Rumus untuk menentukan nilai rata-rata kelas


𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖𝑆𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ𝑆𝑖𝑠𝑤𝑎
Nilai rata-rata = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ𝑆𝑖𝑠𝑤𝑎

Peserta didik dinyatakan tuntas belajar apabila memperoleh nilai > 69 sesuai
dengan Nilai Standar Ketuntasan Belajar di SDN 1 Banyuasin III. Sedangkan untuk
mencari nilai rata – rata peserta didik dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
2. Rumus untuk menentukan persentase ketuntasan peserta didik berdasarkan
KKM
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ𝑆𝑖𝑠𝑤𝑎𝑦𝑎𝑛𝑔𝑇𝑢𝑛𝑡𝑎𝑠
Persentase ketuntasan = x 100 %
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ𝑆𝑖𝑠𝑤𝑎

3. Rumus untuk menentukan persentase keaktifan peserta didik


𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ𝑆𝑖𝑠𝑤𝑎𝑦𝑎𝑛𝑔𝐴𝑘𝑡𝑖𝑓
Persentase keaktifan= x 100 %
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ𝑆𝑖𝑠𝑤𝑎

Anda mungkin juga menyukai