Anda di halaman 1dari 26

PENERAPAN MEDIA FLIPCHART PADA PEMBELAJARAN TEMATIK

UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS I MI


TARBIYATUL ISLAMIYAH PUCAKWANGI PATI

Disusun Guna Memenuhi Tugas

Mata Kuliah: Penelitian Tindakan Kelas

Dosen Pengampu: Sulasfiana Alfi Raida, M.Pd.

Disusun Oleh :
1. Alfiyatur Rochmaniyah 1710310028
2. Yva Alfiana Nurhaliza 1710310029
3. Indah Puji Astutik 1710310030

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS


FAKULTAS TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
(PGMI)
TAHUN 2019
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia hidup tidak terlepas dari pendidikan. Pembelajaran pada
hakekatnya merupakan proses interaksi antara pendidik dan peserta didik
dalam sebuah kegiatan pembelajaran. Menurut Undang-undang Sisdiknas
No.20/30 Bab 1 pasal 1 ”Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya masyarakat, bangsa, dan
negara”.
Menurut Ki Hajar Dewantara mengatakan bahwa “pendidikan
merupakan tuntutan di dalam hidup tumbuhnya anak-anak. Adapun
maksudnya, pendidikan yaitu menuntun segala kekuatan kodrat yang ada
pada anak-anak itu, agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota
masyarakat dapatlah mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setingi-
tingginya”.
Pembelajaran terpadu adalah pembelajaran yang mengaitkan antara
dua mata pelajaran atau lebih yang berada dalam satu cakupan tema.
Pembelajaran tematik merupakan model pembelajaran yang menekankan
pengalaman yang bermakna kepada peserta didik. Proses pembelajaran
tematik di kelas rendah haruslah bermakna dan berorientasi pada
kebutuhan dan perkembangan anak. Dengan demikian, pendidikan
seharusnya memberikan sebuah pengalaman yang membawa dampak
perubahan positif baik lahir maupun batin melalui serangkaian kegiatan
yang disesuaikan dengan tingkatan usia dengan mengedepankan proses
pembelajaran yang efektif dan menyenangkan. Pendidik menjadi salah
satu komponen utama serta sebagai pengatur jalannya sebuah proses
pembelajaran. Oleh karena itu pendidik hendaknya mampu mengemas
proses pembelajaran lebih efektif, menarik dan bermakna bagi peserta
didik sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai secara maksimal.
Terlebih lagi pembelajaran secara tematik yang menjadi ciri khas
kurikulum 2013.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara diketahui peserta didik
belum mampu memenuhi KKM yang ditentukan. Jumlah keseluruhan
peserta didik kelas 1 MI Tarbiyatul Islamiyah 25, 2 siswa memperoleh
nilai 33, 6 siswa memperoleh nilai 48, 4 siswa memperoleh nilai 56, 5
siswa memperoleh nilai 60, 9 siswa memperoleh nilai 66 dan 5 siswa
memperoleh nilai 70. Berdasarkan data tersebut yang berhasil atau tuntas
belajar hanya 32% dan yang tidak berhasil sebanyak 68%. Presentasi
tersebut menggambarkan bahwa pembelajaran tematik pada kelas I MI
Tarbiyatul Islamiyah kurang berhasil.
Berdasarkan observasi diketahui bahwa faktor penyebab rendahnya
kemampuan hasil belajar diantaranya yaitu pembelajaran yang masih
berpusat pada guru. Cara penyampaian materi juga monoton, Siswa hanya
duduk dan mendengarkan, guru tidak melibatkan siswa dalam proses
pembelajaran. siswa terkesan diam dan pasif, tidak ada umpan balik. Hal
ini juga dipengaruhi ketidak tersedianya media pembelajaran dalam proses
belajar mengajar. Berdasarkan analisis hasil belajar kelas I mengalami
kesulitan dalam memahami materi pembelajaran tematik, dalam hal
tersebut disebabkan karena peserta didik belum dihadapkan langsung
dengan hal yang nyata atau kontekstual. Terlebih lagi melihat karakteristik
peserta didik anak usia kelas I MI adalah operasioal konkret, yaitu harus
dihadapkan dengan yang nyata. Peserta didik sulit diajak untuk
membayangkan sesuatu (berimajinasi) karena mereka masih melihat
sesuatu sebagai satu kesatuan yang utuh (Holistik). Sebagaimana Piaget
mengungkapkan bahwa anak usia MI 6/7 – 11/12 tahun berada pada taraf
berfikir konkret, peserta didik harus mampu berfikir dengan logika untuk
memecahkan masalah yang sifatnya konkret atau nyata saja, yaitu dengan
cara mengamati atau dengan melakukan sesuatu yang berkaitan dengan
pemecahan masalah itu. Dengan melihat permasalahan pendidikan dalam
kegiatan belajar mengajar yang terjadi seperti dijelaskan diatas, guru
dituntut lebih aktif dan kreatif dalam menyampaikan materi-materi
pelajaran. metode-metode konvensional sudah sepatutnya ditinggalkan dan
berganti dengan metode-metode dan strategi pembelajaran yang relevan
sesuai dengan dunia pendidikan pada era sekarang ini. Salah satu strategi
dalam pembelajaran yaitu digunakannya media pembelajaran dalam
kegiatan belajar mengajar di dalam kelas. Media pembelajaran tidak harus
mahal. Namun, media pembelajaran hendaknya lebih disesuaikan dengan
keefektivitasan manfaat dan penggunaannya dalam proses belajar
mengajar sehingga diharapkan tujuan pembelajaran dapat tercapai dan
dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Mengingat bahwa proses pemilihan media pembelajaran tidak
sama dengan memilih buku pegangan dalam pembelajaran. Namun ada
beberapa kriteria dalam pemilihan media diantaranya adalah kesesuaian
dengan tujuan, ketepatgunaan, keadaan peserta didik, ketersediaan biaya,
keterampilan guru dan mutu teknis. Salah satu faktor tercapainya sebuah
tujuan pembelajaran yaitu ditetukan oleh penggunaan media pembelajaan
yang sesuai dengan materi dan karakteristik siswa. Dengan adanya
berbagai pendekatan pembelajaran yang diterapkan, seorang pendidik
harus mampu membangun sebuah interaksi pembelajaran yang bermakna
untuk peserta didik. Makna pembelajaran bermakna disini merupakan
sebuah kegiatan pembelajaran yang mampu menarik perhatian peserta
didik, mampu menumbuhkan minat belajar serta motivasi belajar untuk
mempermudah ketercapaian hasil pembelajaran sesuai yang dinginkan.
Dalam penelitian ini, peneliti menerapan media Flipchart sebagai
media pada pembelajaran tematik. Mengingat dengan menerapkan media
flipchart mampu menyajikan pesan pembelajaran secara ringkas dan
praktis, mudah dibawa kemana-mana dan meningkatkan aktivitas belajar
siswa. 1 Dengan penggunaan flipchart dalam pembelajaran peserta didik
dapat melakukan kegiatan mengamati, menanya, mengumpulkan
informasi, mengasosiasi, dan mengomunikasikan. 2
Berdasarkan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Ilmi
Syajaj Hadiwinata yaitu ”Penerapan media flipchart mata pelajaran fiqih
materi qurban untuk peningkatan hasil belajar siswa di kelas V MIN 02
Pondok modern Paciran Lamongan”. Penelitian oleh Ilmi Syajaj Hadiwina
tersebut mengenai materi qurban dalam pembelajaran fiqih kelas V,
sedangkan penelitian yang dilakukan sekarang pada pembelajaran tematik
kelas I. Dengan melihat permasalahan dalam pendidikan mengenai proses
pembelajaran yang terjadi seperti diatas, guru dituntut lebih aktif dan
kreatif lagi dalam mengemas pembelajaran. Berdasarkan hasil belajar
peserta didik pada pembelajaran tematik kelas I MI Tarbiyatul Islamiyah
yang masih rendah tersebut peneliti melakukan perbaikan pembelajaran
tematik melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan judul
“PENERAPAN MEDIA FLIPCHART PADA PEMBELAJARAN
TEMATIK UNTUK MENINGATKAN HASIL BELAJAR SISWA
KELAS I MI TARBIYATUL ISLAMIYAH PUCAKWANGI PATI”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dengan identifikasi masalah di atas, rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana penerapan media flipchart pada pembelajaran tematik
kelas I MI Tarbiyatul Islamiyah?
2. Apakah dalam penerapan media flipchart pada pembelajaran tematik
kelas I MI Tarbiyatul Islamiyah dapat meningkatkan hasil belajar
peserta didik?

1
Rudi Susiliana dan Cepi Riyana, Media Pembelajaran: Hakikat, Pengembangan,
Pemanfaatan dan Penilaian, Bandung: CV.Wacana Prima, 2016, hlm. 88
2
Nilam Arifani, Skripsi Pengaruh Penggunaaan Flipchart Sebagai Media Pembelajaran
Sejarah Terhadap Minat Belajar Siswa Kelas X Ipa Madrasah Aliyah Negeri 1 Cirebon,
Universitas Negeri Semarang, 2015, hlm.31
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dengan identifikasi masalah di atas, maka
tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui cara penerapan media flipchart pada pembelajaran
tematik kelas I MI Tarbiyatul Islamiyah
2. Untuk mengetahui tingkat hasil belajar peserta didik di MI Tarbiyatul
Islamiyah melalui penerapan media flipchart
D. Manfaat penelitian
Adapun manfaat dari penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan di MI
Tarbiyatul Islamiyah adalah:
1. Bagi siswa
Melalui penerapan media flipchart diharapkan kegiatan belajar bisa
bermakna dan hasil belajar peserta didik meningkat
2. Bagi guru
Dapat dijadikan salah satu altenatif pendidik dalam proses belajar
mengajar sehingga dapat meningkatkan kualitas profesional pendidik
sesuai dengan kurikulum yang berlaku serta mempeluas wawasan
pendidik tentang penerapan media flipchart dalam pembelajaran
3. Bagi sekolah
Membantu lembaga sekolah dalam meningkatkan kualitas pendidik
dan peserta didik dalam pembelajaran tematik
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Hasil Belajar
a. Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan salah satu hal yang dijadikan pusat
perhatian dalam dunia pendidikan karena hasil belajar menentukan
tingkat keberhasilan dari psoes belajar mengajar. Di dalam kamus
besar bahasa indonesia “ Hasil adalah usaha yang menjadi akibat dari
usaha.”3 Sedangkan belajar dalah suatu aktivitas atau suatu proses
untuk memperoleh pengetahuan, meningkatkan ketrampilan,
memperbaiki perilaku, sikap dan mengkokohkan kepribadian4. Hasil
belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia
menerima pengalaman belajarnya.5 Menurut Benyamin S. Bloom,
dkk, dalam buku Evaluasi pembelajaran karangan Zainal Arifin. “
Hasil belajar dapat dikelompokkan kedalam tiga domain yaitu kognif,
afektif dan psikomotorik.
1) Domain Kognitif
Domain kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang
terdiri dari enam aspek, yakni pengetahuan atau ingatan ,
pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi.
a) Yang dimaksud dengan pengetahuan hafalan ialah tingkat
kemampuan yang hanya meminta responden untuk mengenal
atau mengetahui adanya konsep. Fakta atau istilah- istilah
tanpa harus mengerti, atau dapat menilai atau dapat
menggunakannya.
b) Yang dimaksud dengan pemahaman adalah tingkat
kemampuan yang mengharapkan responden mampu

3
Rahimsyah dan Styo Adhie, Kamus Bahasa Indonesia, Jakarta: Aprindo, 2005, hlm. 180
4
Suyono dan Hariyanto, Belajar dan pembelajar, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011,
hlm. 9
5
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: Remaja Rosdakarya,
1989, hlm. 22
memahami arti atau konsep, situasi, serta fakta yang
diketahuinya.
c) Kemampuan berpikir yang ketiga adalah aplikasi atau
penerapan. Dalam tingkat ini responden dituntut
kemampuannya untuk menerapkan atau menggunakan apa
yang telah di kethuinya dalam situasi yang baru baginya.
d) Tingkat kemampuan analisis, yaitu tingkat kemampuan
responden untuk menganalisis atau menguraikan suatu
integritas atau suatu situasi tertentu ke dalam komponen-
komponen atau unsur-unsur pembentuknya.
e) Tingkat kemampuan yang kelima adalah sintesis, yaitu
penyatu unsur-unsur atau bagian-bagian kedalam suatu
bentuk yang menyeluruh.
f) Tingkat kemampuan yang keenam adalah evaluasi, responden
diminta untuk membuat suatu penelitian tentang suatu
pernyataan konsep, situasi dan sebagainya berdasarkan suatu
kriteria tertentu.
2) Afektif
Dominan afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima
aspek yaitu, penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian,
organisasi, dan internalisasi.
3) Psikomotoris
Dalam psikomotoris berkenaan dengan hasil belajar ketrampilan
dan kemampuan bertindak terdiri dari enam aspek yakni gerakan
refleks, ketampilan gerakan dasar, kemampuan perseptual,
keharmonisan atau ketepatan, gerakan ketrampilan kompleks, dan
gerakan ekspresif dan interpretatife.
Pendapat dari Howard Kingsley ini menunjukkan hasil
perubahan dari semua proses belajar. Hasil belajar ini akan
melekat terus pada diri siswa karena sudah menjadi bagian dalam
kehidupan peserta didik tersebut. Berdasarkan pengertian diatas
maka dapat disintesiskan bahwa hasil belajar adalah suatu
penilaian akhir dari proses dan pengenalan yang telah dilakukan
berulang-ulang. Serta akan tersimpan dalam jangka waktu lama
atau bahkan tidak akan hilang selama-lamanya karena hasil
belajar turut serta dalam membentuk pribadi individu yang selalu
ingin mencapai hasil yang lebih baik lagi sehingga akan merubah
cara berpikir serta menghasilkan perilaku kerja yang lebih baik. 6
b.Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Menurut Tabroni Rusyan, faktor-faktor yang mempengaruhi
prestasi belajar dibedakan ke dalam 2 golongan, yaitu faktor ekstern
dan faktor intern
Yang termasuk faktor ekstern yaitu :
1) Faktor sosial yang terdiri dari lingkungan keluarga, sekolah dan
masyarakat.
2) Faktor budaya seperti adat istiadat, ilmu pengetahuan, teknologi,
dan kesenian.
3) Faktor lingkungan fisik yang terdiri dari fasilitas rumah,
iklim/cuaca dan lain-lain.
4) Faktor spiritual atau keagamaan
5) Faktor instrumental, yang terdiri dari kurikulum, guru, sarana
prasarana, administrasi dan manajemen.
Yang termasuk faktor intern
1) Faktor fisiologi, yang terdiri dari kondisi fisik dan panca indra.
2) Faktor jasmaniah, baik yang sifatnya bawaan maupun yang
diperoleh dari sebuah peristiwa.
3) Faktor psikologi seperti kecerdasan, bakat, prestasi yang dimiliki
dan lain-lain.
4) Faktor kematangan fisik maupun psikis. 7

6
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar , Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2005, hlm. 22
7
A.Tabrani Rusyan, et.all, Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar, Bandung:
Remaja Rosdakarya, 1989, hlm.82
2. Pembelajaran Tematik
a. Pengertian pembelajaran tematik
Pembelajaran tematik merupakan salah satu model
pembelajaran terpadu yang mengunakan tema untuk mengkaitkan
beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman
bermakna bagi peserta didik. Pembelajaran terpadu didefinisikan
sebagai pembelajaran yang menghubungkan berbagai gagasan,
konsep, keterampilan, sikap, dan nilai, baik antar mata pelajaran
maupun dalam satu pelajaran. Pembelajaran tematik memberikan
penenkanan pada pemilihan suatu tema yang spesifik yang sesuai
dengan materi pelajaran, untuk mengajar satu atau beberapa konsep
yang memadukan berbgai informasi (Permendikbud No 57 Tahun
2014). Sehingga dapat disimpulkan bahwa pembelajaran tematik
merupakan suatu model pembelajaran yang memadukan beberapa
materi pelajaran dari berbagai kompetensi dasar satu atau beberapa
mata pelajaran. Penerapan pembelajaran ini dapat dilakukan melalui
tiga pendekatan yakni penentuan berdasarkan keterkaitan
kompetensi dasar, tema, dan masalah yang dihadapi.
Pembelajaran tematik lebih menekankan pada penerapan
konsep belajar sambil melakukan sesuatu (learning by doing). Oleh
karena itu, guru perlu mengemas atau merancang pengalaman belajar
yang akan mempengaruhi kebermaknaan belajar peserta didik.
Pengalaman beljar yang menunjukkan kaitan unsur-unsur konseptual
menjadikan proses pembelajaran lebih efektif. Kaitan konseptual
antar mata pelajaran yang dipelajari akan membentuk skema,
sehingga peserta didik akan memperoleh keutuhan dan kebulatan
pengetahuan. Selain itu, penerapan pembelajaran tematik di sekolah
dasar akan sangat membantu peserta didik dalam membentuk
pengetahuannya, karena sesuai dengan tahap perkembangannnya
peserta didik yang masih melihat segala sesuatu sebagai satu
keutuhan (holistik). Pembelajaran tematik mengadopsi prisip belajar
PAKEM yaitu pembelajaran aktif, kreatif, efektif, dan
menyenangkan. Pembelajaran tematik memiliki ciri khas antara lain:
1. Pengalaman dan kegiatan belajar relevan dengan tingkat
perkembangan dan kebutuhan anak usia sekolah dasar
2. Kegiatan-kegiatan yang dipilih dalam pelaksanaan pembelajaran
tematik bertolak dari minat dan kebutuhan peserta didik
3. Kegiatan dipilih yang bermakna dan berkesan bagi peserta didik
sehingga hasil belajar dapat bertahan lebih lama
4. Memberi penekanan pada ketrampilan berpikir peserta didik
5. Menyajikan kegiatan belajar yang bersifat pragmatis sesuai
dengan permasalahan yang sering ditemui peserta didik dalam
lingkungannya
6. Mengembangkan ketrampilan sosial peserta didik, seperti kerja
sama, toleransi, komunikasi, dan tanggap pada gagasan
oranglain.
b. Tujuan dari pembelajaran tematik adalah:
1. atau mengurangi terjadinya tumpah tindih materi
2. Memudahkan peserta didik untuk melihat hubungan yang
bermakna
3. Memudahkan peserta didik untuk memahami materi atau konsep
secara utuh sehingga penguasaan konsep akan semakin baik dan
meningkat.
c. Karakteristik Pembelajaran Tematik
Pembelajaran tematik merupakan strategi pembelajaran yang
diterapkan bagi anak kelas awal sekolah dasar. Sesuai dengan tahapan
perkembangan anak, karakteristik cara anak belajar, konsep belajar dan
pembelajaran bermakna, maka kegiatan pembelajaran bagi anak kelas
awal SD/ MI sebaiknya dilakukan dengan pembelajaran tematik.
Pembelajaran tematik adalah pembelajaran terpadu yang
menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran
sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada peserta
didik. Tema adalah pokok pikiran atau gagasan pokok yang menjadi
pokok pembicaraan. Dengan tema diharapkan akan memberikan
banyak keuntungan, diantaranya :
1. Peserta didik mudah memusatkan perhatian apada suatu tema
tertentu
2. Peserta didik mampu mempelajari pengetahuan dan
mengembangkan berbagai kompetensi dasar antar mata pelajaran
tema yang sama
3. Pemahaman terhadap materi pelajaran lebih mendalam dan
berkesan
4. Kompetensi dasar dapat dikembangkan lebih baik dengan
mengaitkan mata pelajaran lain dengan pengalaman pribadi peserta
didik
5. Peserta didik lebih bergairah belajar karena dapat berkomunikasi
dalam situasi nyata, untuk mengembangkan suatu kemampuan
dalam satu pelajaran sekaligus mempelajari mata pelajaran lain
6. Peserta didik mampu lebih merasakan manfaat dan makna belajar
karena materi disajikan dalam konteks tema yang jelas
7. Guru dapat menghemat waktu karena mata pelajaran yang disajikan
secara tematik dapat dipersiapkan sekaligus dan diberikan dalam
dua atau tiga pertemuan, waktu selebihnya dapat digunakan untuk
kegiatan remedial, pemantapan, atau pengayaan.
Selain itu, sebagai model pembelajaran SD/MI, pembelajaran tematik
memiliki karakteristik – karakteristik antara lain :
1. Berpusat pada peserta didik
Pembelajaran tematik berpusat pada peserta didik ( student
center ). Hal ini sesuai dengan pendekatan belajar modern yang
lebih banyak menempatkan peserta didik sebaikan subjek belajar
sedangkan guru lebih banyak berperan sebagai fasilitator yaitu
memberikan kemudahan-kemudahan kepada peserta didik untuk
melakukan aktivitas belajar.
2. Memberikan pengalaman langsung
Pembelajaran tematik memberikan pengalaman langsung
kepada peserta didik ( direct experiences). Dengan pengalaman
langsung ini, peserta didik di harapkan pada sesuatu yang nyata (
kongkret) sebagai dasar untuk memahami hal-hal yang lebih
abstrak.
3. Pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas
Dalam pembelajaran tematik pemisahan anatara mata
pelajaran menjadi tidak begitu jelas. Focus pembelajaran diarahkan
kepada pembahasan tema-tema yang paling dekat berkaitan dengan
kehidupan peserta didik.
4. Menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran
Pembelajaran tematik menyajikan konsep-konsep dari
berbagai mata pelajaran dalam suatu proses pembelajaran. Dengan
demikian, peserta didik mampu memahami konsep-konsep tersebut
secara utuh. Hal ini diperlukan untuk membantu peserta didik
dalam memecahkan masalah yang dihadapi dalam kehidupan
sehari-hari.
5. Bersifat fleksibel
Pembelajaran tematik bersifat luwes ( flesksibel ) dimana
guru dapat mengaitkan bahan ajar dari satu mata pelajaran dengan
mata pelajaran yang lainnya, bahkan mengaitkan dengan kehidupan
peserta didik dan keadaan lingkungan dimana sekolah dan peserta
didik berada.
6. Menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan.8
3. Media Flipchart
a. Pengertian Media
Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk
jamak dari kata medium yang secara harfiah dapat diartikan sebagai

8
Ani kadarwati dan Ibadullah Malawi, PEMBELAJARAN TEMATIK ( KONSEP DAN
APLIKASI ), Solo: CV. Ae Media Grfika, 2017, hlm 8
perantara atau pengantar. Media pembelajaran adalah segala sesuatu
yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke
penerima, sehingga merangsang pikiran, perasaan perhatian dan minat
serta kemampuan peserta didik sedemikian rupa sehingga proses
belajar terjadi dalam rangka mencapai pembelajaran secara efektif.
Berdasarkan dari uraian di atas penulis berpendapat bahwa media
pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan dalam suatu
proses komunikasi untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke
penerima, sehingga merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan
minat serta kemampuan peserta didik sedemikian rupa sehingga
proses belajar terjadi dalam rangka mencapai membelajaran secara
efektif.
b. Fungsi dan manfaat Media Pembelajaran
Media pembelajaran memiliki fungsi yang sangat penting
untuk membantu kelancaran proses pembelajaran dan efektivitas
pencapaian hasil belajar. manfaat praktis dari penggunaan media
pembelajaran di dalam proses belajar mengajar sebagai berikut
1. Menangkap suatu objek atau peristiwa-peristiwa tertentu
2. Memanipulasi keadaan, peristiwa, atau objek tertentu
3. Menambah gairah dan motivasi belajar siswa
4. Media pembelajaran memiliki nilai praktis.
5. Menyamakan Persepsi Siswa. Dengan melihat objek yang sama
dan konsisten maka siswa akan memiliki persepsi yang sama 9
c. Pemilihan Media Pembelajaran
Media pembelajaran sebagai komponen pembelajaran perlu
dipilih sedemikian rupa sehingga dapat berfungsi secara efektif.
pemilihan suatu media tertentu oleh seorang guru didasarkan atas
pertimbangan antara lain:
1. Dia merasa sudah akrab dengan media itu,
9
Tejo Nurseto, Jurnal Ekonomi & Pendidikan, Membuat Media Pembelajaran yang
Menari, Yogyakarta, Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta, Vol. 8 No. 1, April
2011
2. Dia merasa bahwa media yang dipilihnya dapat menggambarkan
dengan lebih baik daripada dirinya sendiri,
3. Media yang dipilihnya dapat menarik minat dan perhatian
peserta didik, serta menuntunnya pada penyajian yang lebih
terstruktur dan terorganisasi.
d. Flipchart
Media flipchart atau lembar papan balik merupakan media
cetak atau media visual yang sangat sangat sederhana dan cukup
efektif. Sederhana dilihat dari proses pembuatannya dan
penggunaannya yng relatif mudah. Dengan memanfaatkan bahan
kertas yang mudah di jumpai di sekitar kita.Selain itu, media
Flipchart merupakan media yang relatif karena dapat dijadikan
sebagai media (pengantar) pesan pembelajaran yang secara terencana
ataupun secara langsung di sajikan pada papan balik (flipchart)
indikator efektif adalah ketercapaian tujuan atau kompetensi yang
sudah direncanakan. Menurut Sadiman, media flipchart merupakan
media dalam bentuk visual yang termasuk dalam jenis bagan atau
chart. Flipchart atau bagan balikan menyajikan setiap informasi pada
setiap bagian-bagian.Bagian bagian dari setiap informasi ditulis/
dituangkan lembaran tersendiri, kemudian lembaran-lembaran
tersebut di bundel menjadi satu. Penggunaanya tinggal membalik
satu persatu sesuai dengan bagan yang ingin di sampaikan. 10 Sebagai
media pembelajaran media flipchart memiliki beberapa kelebihan
yaitu:
1. Mampu menyajikan pesan pembelajaran secara ringkas dan
praktis
2. Dapat digunakan di dalam ruangan atau luar ruangan
3. Bahan pembuatan relatif murah
4. Mudah dibawa kemana-mana
10
Himawan Rachmad., “Penggunaan Media Flipchart Untuk Meningkatkan
Keterampilan Menulis Deskripsi Kelas IV SDN Gunung Anyar Tambak”, Surabaya: Perpustakaan
UNESA Surabaya, 2014, hlm. 3
5. Meningkatkan aktifitas belajar siswa. 11
B. Hasil Penelitian Yang Relevan
Berdasarkan hasil penelitian yang relevan diantaranya:
1. Hasil penelitian Ilmi Syajaj Hadiwinata (2019) yang berjudul
”PENERAPAN MEDIA FLIPCHART MATA PELAJARAN FIQIH
MATERI QURBAN UNTUK PENINGKATAN HASIL BELAJAR
SISWA DI KELAS V MIN 02 PONDOK MODERN PACIRAN
LAMONGAN”. Hasil penelitian dengan menggunakan media flipchart
dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Penelitian oleh Ilmi Syajaj
Hadiwina tersebut mengenai materi qurban dalam pembelajaran fiqih
kelas V, sedangkan penelitian yang dilakukan sekarang pada
pembelajaran tematik kelas I. Persamaan peneliti diatas dengan peneliti
sekarang yaitu penggunaan media flipchart dalam pembelajaran untuk
meningkatkan hasil belajar.
2. Hasil penelitian Nani Mediatati dan Istiana Suryaningsih (2016) yang
berjudul “PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN COURSE
REVIEW HORAY DENGAN MEDIA FLIPCHART SEBAGAI UPAYA
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKN” dapat meningkatkan hasil
belajar peserta didik. 12 Persamaan peneliti diatas dengan peneliti
sekarang yaitu terletak pada penggunaan media flipchart dalam
meningkatkan hasil belajar. Sedangkan perbedaan antara keduanya yaitu
dalam mata pelajaran pkn dan tematik.
C. Kerangka Berfikir
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dengan cara melakukan
sejumlah tindakan untuk merubah kondisi awal yang berupa hasil belajar
pembelajaran tematik yang rendah menjadi meningkat. Beberapa
permasalahan yang ada di kelas I MI Tarbiyatul Islamiyah Pucakwangi Pati
yaitu sebagai berikut:

11
Rudi Susiliana dan Cepi Riyana, hlm. 88-89
12
Nani Mediatati, Istiana Suryaningsih, Penggunaan Model Pembelajaran Course
Review Horay dengan Media Flipchart Sebagai Upaya Meningkatkan Hasil Belajar PKn, Jurnal
Ilmiah Sekolah Dasar, 2016, Vol.1 (2) hlm. 113-121.
1) Hasil belajar kognitif rendah pada pembelajaran tematik tema 3 Subtema
1 Pembelajaran ke-3.
2) Peserta didik terkesan diam dan pasif, tidak ada umpan balik.
3) Ketidak tersedianya media pembelajaran dalam proses belajar mengajar.
4) Peserta didik mengalami kesulitan dalam memahami materi
pembelajaran tematik, dalam hal tersebut disebabkan karena peserta didik
belum dihadapkan langsung dengan hal yang nyata atau kontekstual.
Sebagaimana karakteristik peserta didik anak usia kelas I MI
adalah operasioal konkret, yaitu harus dihadapkan dengan yang nyata.
Peserta didik sulit diajak untuk membayangkan sesuatu (berimajinasi)
karena mereka masih melihat sesuatu sebagai satu kesatuan yang utuh
(Holistik). Sebagaimana Piaget mengungkapkan bahwa anak usia MI 6/7
– 11/12 tahun berada pada taraf berfikir konkret, peserta didik harus
mampu berfikir dengan logika untuk memecahkan masalah yang sifatnya
konkret atau nyata saja, yaitu dengan cara mengamati atau dengan
melakukan sesuatu yang berkaitan dengan pemecahan masalah itu.
Tema 3 “Kegiatanku” subtema 1 Pembelajaran ke-3 yang memuat
mata pelajaran PPKn, Matematika, dan bahasa Indonesia. Berikut tujuan
dan kompetensi dasar dari masing-masing mata pelajaran:
a) PPKn
3.1 Mengenal simbol sila-sila pancasila dalam lambing negara
“garuda pancasila”.
4.1 Menceritakan simbol-simbol sila pancasila pada lambang garuda
sila pancasila.
b) Matematika
3.1 Menjelaskan makna bilangan cacah sampai dengan 99 sebagai
banyak angggota suatu kumpulan objek.
3.2 Menjelaskan bilangan sampai dua angka dan nilai tempat
penyusun lambing bilangan menggunakan kumpulan benda
konkret serta cara membacanya.
4.1 Menyajikan bilangan cacah sampai dengan 99 yang bersesuaian
dengan banyak anggota kumpulan objek yang disajikan.
4.2 Menuliskan lambing bilangan sampai dua angka yang
menyatakan banyak anggota suatu kumpulan objek dengan ide
nilai tempat.
c) Bahasa Indonesia
3.7 Menentukan kosakata yang berkaitan dengan peristiwa siang dan
malam melalui teks pendek (gambar, tulisan, dan/atau syair
lagu) dan/atau eksplorasi lingkungan.
4.7 Menyampaikan penjelasan dengan kosakata bahasa Indonesia
dan dibantu dengan bahasa daerah mengenai peristiwa siang dan
malam dalam teks tulis dan gambar.
Tujuan Pembelajaran :
1) Melalui kegiatan membaca peserta didik mampu
mengidentifikasi kosa kata terkait kegiatan pagi hari dengan
tepat.
2) Melalui kegiatan menjiplak peserta didik mampu menuliskan
kosa kata terkait kegiatan pagi hari dengan tepat.
3) Melalui pengamatan dan penjelasan guru peserta didik mampu
mengidentifikasi simbol sila-sila Pancasila pada lambang negara
Garuda Pancasila.
4) Melalui permainan “Berburu Harta Karun” peserta didik mampu
menentukan simbol yang tepat dari sila-sila Pancasila.
5) Dengan menggunakan benda-benda konkret/gambar pesrta didik
dapat membilang 11 sampai dengan 20 secara urut dengan tepat.
6) Dengan menggunakan gambar dan kartu bilangan siswa mampu
menunjukkan lambing bilangan 11 sampai dengan 20 dengan
tepat.
7) Dengan menggunakan benda-benda konkret/gambar, peserta
didik dapat mengelompokkan benda sesuai dengan bilangan 11
sampai dengan 20 yang ditentukan, dengan tepat.
8) Dengan menggunakan lembar latihan soal peserta didik mampu
menulis lambang bilangan 11 sampai dengan 20 dengan tepat.
Berdasarkan permasalahan tersebut, guru mencoba melakukan tindakan
untuk mengatasinya. Upaya untuk meningkatkan hasil belajar pada
pembelajaran tematik tersebut melalui penerapan media flipchart. Media
dengan lembaran-lembaran kertas menyerupai album atau kalender.
Flipchart merupakan media salah satu media cetak yang sangat sederhana
dan cukup efektif, mampu menyajikan pesan pembelajaran secara ringkas
dan praktis, dapat digunakan di dalam atau luar ruangan, bahan pembuatan
relative murah, mudah dibawa kemana-mana, dan meningkatkan aktivitas
belajar siswa.
D. Hipotesis Tindakan

Hipotesis merupakan jawaban sementara dari rumusan masalah yang


diajukan, yang perlu diuji kebenarannya. Hipotesis tindakan adalah dugaaan yang
dilakukan peneliti untuk mengatasi masalah. “Melalui penerapan media flipchart
pada pembelajaran tematik dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas I MI
Tarbiyatul Islamiyah Pucakwangi Pati”.

BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Rancangan penelitian ini menggunakan penelitian tindak kelas
(PTK) yakni suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa
sebuah tindakan yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam kelas
secara bersama, tindakan tersebut diberikan guru yang dilaksanakan
oleh peserta didik. Dalam hal ini penelitian dilakukan secara
kolaboratif dan mengadopsi pada model siklus yang dikembangkan
oleh Kemmis dan Mc Taggart, yaitu perencanaan, tindakan, evaluasi
dan refleksi.
B. Setting Tindakan
1. Tempat Penelitian
Tempat penelitian ini dilaksanakan di MI Tarbiyatul Islamiyah
Sokopuluhan Pucakwangi Pati.
2. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas I MI Tarbiyatul Islamiyah
Sokopuluhan, yang berjumlah 25. Terdiri atas 14 peserta didik
perempuan dan 11 peserta didik laki-laki. Subjek penelitian ini
sangat heterogen dilihat dari tingkat kemampuannya, yakni ada
sebagian siswa yang mempunyai kemampuan tinggi, sedang,
rendah, dan sangat rendah.
3. Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada semester ganjil bulan Agustus-
September tahun pelajaran 2018/2019.
C. Prosedur Penelitian
Prosedur Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan dengan
menggunakan beberapa siklus, setiap siklus terdiri dari 4 tahap, secara
rinci prosedur Penelitian Tindakan Kelas ini sebagai berikut:
1. Perencanaan
Pada tahap ini peneliti dan guru secara kolaboratif mengadakan
kegiatan sebagai berikut :
a. Mengamati penerapan media flipchart yang digunakan guru
dalam pembelajaran tematik
b. Mengidentifikasi faktor-faktor hambatan dan kemudahan guru
dalam pembelajaran tematik
c. Merumuskan alternatife tindakan yang akan dilaksanakan dalam
pembelajaran tematik untuk meningkatkan hasil belajar
d. Menyusun rancangan pelaksanaan pembelajaran dengan
penerapan media flipchart dalam proses pembelajaran tematik.
e. Membuat Lembar Kerja Siswa
Lembar kerja siswa ini digunakan untuk mengetahui tingkat
hasil belajar siswa
f. Membuat lembar observasi untuk melihat bagaimana kondisi
belajar mengajar di kelas ketika media tersebut diaplikasikan
dalam pembelajaran.
g. Mendesain alat evaluasi untuk mengetahui tingkat hasil belajar
siswa. Alat evaluasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah
teknik tes.
2. Tindakan
Dalam tahap pelaksanaan tindakan, peran peneliti adalah
bekerja dengan praktisi dalam melaksanakan tindakan yang telah
direncanakan, dan peneliti berperan sebagai pendamping praktisi
untuk memberi pengarahan, motivasi stimulus agar praktisi dapat
melaksanakan perannya berdasarkan rencana. Berikut tindakan
yang telah disusun sebelumnya:
Membaca
a. Peneliti membantu peserta didik untuk membaca wacana
sederhana yang berhubungan dengan kegiatan pagi hari,
dengan lafat dan intonasi yang benar.
b. Peneliti meminta peserta didik untuk mengerjakan kosa kata
yang ada di buku teks.
c. Peneliti melakukan permainan dengan meminta peserta didik
membuat kelompok sesuai dengan intruksi dari peneliti mulai
dengan jumlah 11-20.
d. Peserta didik diminta untuk berlatih menghitung dengan
mengerjakan lembar kerja
e. Peneliti meminta peserta didik untuk membunyikan teks
pancasila
f. Peneliti menunjukkan gambar flipchart mengenai sila-sila
pancasila
g. Pesera didik dibagi kelompok dan diminta untuk
memasangkan kertas bunyi pancasila yang sesuai dengan
lambangnya.
h. Peserta didik diminta untuk mengerjakan LKS tentang simbol
sila pancasila
3. Observasi
Observasi merupakan kegiatan pengamatan yang dilakukan
oleh observer. observer bisa dari teman sejawat atau guru sendiri.
Pada tahap ini, guru pelaksana mencatat sedikit demi sedikit apa
yang terjadi agar memperoleh data yang akurat untuk perbaikan
siklus berikutnya.
4. Refleksi
Pada tahap ini semua data yang diperoleh dari siklus
dikumpulkan kemudian dianalisis. Dengan adanya refleksi peneliti
dapat pengetahui ada tidaknya peningkatan hasil belajar sebelum
dan sesudah adanya tindakan. Dan juga untuk mempertimbangkan
akan pelaksanaan siklus berikutnya.

D. Teknik Pengumpulan Data


Secara umum ada dua jenis teknik yang dapat digunakan untuk
mengumpulkan data dalam satu penelitian. Dua teknik tersebut adalah
teknik tes dan teknis non tes. Dalam penelitian pendidikan,
menyelenggarakan tes adalah salah satu teknik pengumpulan data yang
sering digunakan. Pada penelitian ini teknik pengumpulan data yang
digunakan adalah tes, observasi, catatan lapangan, dokumentasi,
wawancara.
a. Tes
Pengumpulan data dalam Penelitian Tindakan Kelas ini
digunakan teknik tes.
b. Wawancara
Teknik wawancara merupakan peranan yang sangat
penting. Tujuan waancara tersebut yaitu untuk menggali
informasi dari yang diteliti. Teknik wawancara ini digunakan
untuk mengumpulkan informasi sebelum dan sesudah hasil
belajar dari siswa, serta untuk mengetahui respon belajar siswa
apakah dengan penerapan media pembelajaran flipchart dalam
pembelajaran dapat menyenangkan, sehingga tujuan
pembelajaran dapat tercapai. Instrumen yang digunakan
adalah “Pedoman wawancara” (lampiran).
c. Observasi
Observasi digunakan untuk mengamati gejala-gejala
yang tampak dalam proses pembelajaran mengenai keseriusan
peserta didik dalam kemapuan dan kemampuan peserta didik
dalam menjawab pertanyaan. Dan juga observasi digunakan
untuk mengamati aktivitas guru. peneliti mengobservasi
kegiatan guru dan peserta didik saat proses pembelajaran untuk
mengetahui secara langsung proses belajar peserta didik
beserta permasalahan yang terjadi saat pembelajaran seperti,
kurangnya media pembelajaran, penjelasan terlalu monoton.
Segingga dari hasil observasi tersebut peneliti berusaha
mengatasi masalah dalam pembelajaran tersebut dengan
menggunakan media Flipchart.

d. Catatan lapangan
Catatan ini digunakan oleh peneliti untuk mencatat
adanya berbagai kendala yang timbul saat terjadinya proses
kegiatan belajar mengajar dengan menerapkan media Flipchart
dalam pembelajaran tematik.
E. Instrument Penelitian
1. Kognitif
Dalam aspek pengetahuan peneliti mengukur atau mengumpulkan
informasi tentang kemampuan peserta didik melalui tes. Jenis tes
yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes akhir pembelajaran
yaitu evaluasi dengan menggunakan lembar penilaian yang berupa
LKS dan lembar penilaian individu.
2. Afektif
Mengenai aspek afektif peneliti mengumpulkan informasi tentang
sikap-sikap yang ditunjukkan peserta didik melalui tahap observasi
selama kegiatan.
3. Psikomotorik
Peneliti dalam aspek ini mengumpulkan informasi mengenai
keterampilan, kreativitas yang dimiliki oleh peserta didik, yaitu
melalui serangkaian kerja dan kreasi yang dilakukan peserta didik
dalam pembelajaran.
F. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data ada beberapa macam yaitu :
1. Analisis kualitatif
Analisis kualitatif digunakan untuk menganalisis data yang
menunjukkan dinamika proses dengan memberikan pemaknaan
secara nyata dan mendalam sesuai dengan permasalahan
penelitian, yaitu data tentang Analisis Kualitatif pembelajaran
pembelajaran tematik melalui media flipchart. Data kualitatif ini
diperoleh dari data non tes selama proses pembelajaran.
2. Analisis Kuantitatif
Analisis kuantitatif digunakan untuk menghitung nilai hasil
belajar siswa dengan penguasaan materi yang diajarkan oleh guru
menggunakan media flipchart. Analisis kuantitatif diperoleh dari
hasil tes yang dikerjakan siswa.

DAFTAR PUSTAKA
Arifani, Nilam. 2015. Skripsi Pengaruh Penggunaaan Flipchart Sebagai
Media Pembelajaran Sejarah Terhadap Minat Belajar Siswa Kelas X Ipa
Madrasah Aliyah Negeri 1 Cirebon. Universitas Negeri Semarang
Hariyanto dan sugiyanto. 2011. Belajar dan pembelajar. Bandung:
Remaja Rosdakarya
Kadarwati, Ani dan Ibadullah Malawi. 2017. PEMBELAJARAN TEMATIK
( KONSEP DAN APLIKASI). Solo: CV. Ae Media Grfika

1Mediatati, Nani, Istiana Suryaningsih. 2016. Penggunaan Model


Pembelajaran Course Review Horay dengan Media Flipchart Sebagai Upaya
Meningkatkan Hasil Belajar PKn. Jurnal .Ilmiah Sekolah Dasar. 2016, Vol.1

Nurseto, Tejo. 2011. Jurnal Ekonomi & Pendidikan, Membuat Media


Pembelajaran yang Menari, Yogyakarta, Fakultas Ekonomi Universitas Negeri
Yogyakarta, Vol. 8 No. 1, April 2011
Rachmad, Himawan. 2014. Penggunaan Media Flipchart Untuk
Meningkatkan Keterampilan Menulis Deskripsi Kelas IV SDN Gunung Anyar
Tambak. Surabaya: Perpustakaan UNESA
Rahimsyah dan Styo Adhie. 2005. Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta:
Aprindo
Rusyan, A.Tabrani dkk. 1989. Pendekatan dalam Proses Belajar
Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya
Sudjana. Nana. 1989. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung:
Remaja Rosdakarya
Sudjana, Nana. 2005. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar.
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Susiliana, Rudi dan Cepi Riyana. 2016. Media Pembelajaran: Hakikat,
Pengembangan, Pemanfaatan dan Penilaian. Bandung: CV.Wacana Prima

Anda mungkin juga menyukai