Anda di halaman 1dari 52

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan aset yang paling berharga bagi bangsa ini. Itulah

sebabnya proses pendidikan diharapkan dapat berjalan sevara optimal dan

berkualitas. Sementara inti dari proses pendidikan itu sendiri adalah proses

pembelajaran. Dengan demikan, dapatlah dikatakan bahwa keberhasilan dalam

meraih fungsi dan tujuan pendidikan nasional sangat berkelindan dengan

keberhasilan guru dalam menjalankan proses pembelajaran yang optimal dan

berkualitas. Pembelajaan dapat berjalan dengan optimal dan berkualitas manakala

seperangkat kompetensi sebagai rumusan dan tujuan pembelajaran dapat tercapai.

Disinilah guru dapat berperan sebagai seorang desainer pembelajaran yang dapat

merancang proses pembelajaran secara optimal dan berkualitas, yaitu proses

pembelajaran yang dapat mengantarkan peserta didik untuk mencapai berbagai

kompetensi yang dirumuskan (Wiyani, 2017: 9).

Melalui pendidikan yang berkualitas maka akan terbentuk sumber daya

manusia yang berkualitas dan mampu bersaing dengan Negara lain di era globalisasi.

Oleh karena itu, pendidikan menjadi aspek yang sangat diperhatikan disetiap Negara

khususnya Indonesia. Dijelaskan dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor

20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional pasal 1, yakni Pendidikan adalah

usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk

memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,


1
akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan

Negara. (Nugroho, 2016: 1)

Jailani (2020, vol. 4: 100) menyatakan proses pendidikan merupakan

sentuhan belaian kemanusian antara pendidik dengan peserta didik. Hakikatnya

pendidikan bermakna bimbingan atau pertolongan yang diberikan dengan sengaja

terhadap peserta didik oleh orang dewasa agar ia menjadi dewasa. Dalam

perkembangan selanjutnya, pendidikan berarti usaha yang dijalankan oleh seseorang

atau sekelompok orang agar menjadi dewasa atau mencapai tingkat hidup dan

penghidupan yang lebih tinggi (Jailani dan Muhammad, 2019, vol. 19: 17).

Untuk mencapai tujuan pendidikan yang dapat membawa kepada

pertumbuhan individu dan masyarakat, masing-masing lembaga pendidikan dapat

melangkah maju sesuai dengan program yang telah ditetapkan oleh lembaga

pendidikan tersebut. Dalam hal ini tentunya penerapan pembelajaran yang dipakai

harus sesuai dengan tujuan pendidikan itu sendiri, sehingga kualitas pendidik dapat

tercapai dengan baik.

Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik

Indonesia Nomor 24 Tahun 2016 Pasal 1 Ayat (3) tentang Kompetensi Inti dan

Kompetensi Dasar bahwasanya “Pelaksanaan pembelajaran pada Sekolah

Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI) dilakukan dengan pendekatan pembelajaran

tematik-terpadu, kecuali untuk mata pelajaran Matematika dan Pendidikan Jasmani

Olahraga dan Kesehatan (PJOK) sebagai mata pelajaran yang berdiri sendiri untuk

kelas IV, V, dan VI.

2
Al-Qur’an Hadis adalah bagian dari mata pelajaran pendidikan agama Islam

yang diberikan untuk memahami dan mengamalkan Al-Qur’an sehingga mampu

membaca dengan fasih, menerjemahkan, menyimpulkan isi kandungan, menyalin dan

menghafal ayatayat yang terpilih serta memahami dan mengamalkan hadis-hadis

pilihan sebagai pendalaman dan perluasan kajian dari pelajaran Al-Qur’an Hadis dari

Madrasah Ibtidaiyah dan sebagai bekal untuk mengikuti jenjang pendidikan

berikutnya.

Mempelajari Al-Qur’an Hadis bertujuan agar peserta didik gemar membaca

Al-Qur’an dan Hadis dengan benar, serta mempelajarinya, memahami, meyakini

kebenarannya, dan mengamalkan ajaran-ajaran yang terkandung didalamnya sebagai

petunjuk dan pedoman dalam seluruh aspek kehidupan. Dengan demikian

pembelajaran Al-Qur’an Hadis memiiki fungsi lebih istimewa dibanding dengan

yang lain dalam hal mempelajari Al-Qur’an.

Kegiatan pembelajaran Al-Qur’an Hadits di Madrasah Ibtidaiyah Negeri 5

Banda Aceh telah menerapkan pembelajaran dengan menggunakan media namun

tidak semua guru dalam pembelajarannya menggunakan sarana pembelajaran yang

disediakan di Madrasah Ibtidaiyah Negeri 5 Banda Aceh.

Jamaluddin (2002: 36-37) dalam Jailani (2016, vol. 9: 52) guru adalah aktor

utama, yang turut serta mempengaruhi kualitas keberhasilan peserta didik. Guru juga,

merupakan elemen terpenting dalam sebuah sistem pendidikan. Ia merupakan ujung

tombak. Proses belajar siswa sangat di pengaruhi oleh bagaimana peserta didik

memandang guru mereka. Kepribadian guru seperti memberi perhatian, hangat, dan

suportif (memberi semangat), diyakini bisa memberi motivasi yang pada gilirannya

3
akan meningkatkan prestasi peserta didik. Empati yang tepat seorang guru kepada

siswanya membantu perkembangan prestasi akademik anak secara signifikan. Guru

perlu membangun citra yang positif tentang dirinya jika ingin agar siswanya memberi

respon dan bisa diajak bekerjasama dalam proses pembelajaran. Lebih jauh, rasa

hormat dan kasih sayang yang ditunjukkan oleh seorang guru merupakan syarat

utama kesuksesan siswa. Sebagaimana halnya orang dewasa, pemenuhan aspek

psikologis siswa akan membuat mereka berusaha menunjukkan kemampuan terbaik

yang bisa mereka lakukan dan secara otomatis akan meningkatkan prestasi mereka.

Berdasarkan observasi yang ditemukan peneliti sesuai di kelas IV MIN 5

Banda Aceh pada tanggal 4 sampai tanggal 7 Oktober 2022, penulis mengamati

proses pembelajaran pada mata pelajaran Al-Qur’an Hadits di kelas IV masih

menggunakan metode ceramah dan masih berpedoman dengan buku paket. Pada

dasarnya, metode ceramah dan buku paket adalah unsur pokok dalam proses

pembelajaran akan tetapi agar pembelajaran lebih bervariasi hendaknya

dikombinasikan dengan media pembelajaran agar dapat merangsang daya pikir dan

kreatvitas siswa dalam proses pembelajaran. Dari hasil wawancara penulis dengan

beberapa siswa mereka mengatakan bahwasannya guru hanya menggunkan papan

tulis sebagai media pembelajaran sehingga mereka tidak dapat memahami materi

pelajaran dengan baik.

Selain wawancara dengan siswa penulis juga mengamati proses pembelajaran

secara langsung, penulis menemukan masih banyak siswa yang sibuk sendiri, dan

masih ada yang lesuh sehingga masih banyak yang tidak fokus memperhatiikan

penjelasan guru. Disamping itu, kurangnya media pembelajaran membuat proses

4
pembelajaran terlihat membosankan dan siswa menjadi kurang aktif. Hal ini diduga

menjadi penyebab rendahnya hasil belajar siswa pada belajar Al-Qur’an Hadits

ditinjau dari hasil belajar siswa pada materi sebelumnya dengan KKM (Kriteria

Ketuntasan Minimal) yaitu 70, pada kelas IV yang berjumlah 21 siswa yang tuntas

hanya 7 orang siswa dan siswa lainnya masih belum mencapai KKM.

Salah satu cara untuk mencapai hasil belajar siswa adalah dengan

menggunakan media yang di dalamnya siswa dengan guru dapat berinteraksi dengan

baik. Media yang digunakan juga harus efektif, efisien dan menyenangkan, yaitu

dalam pembelajaran itu menghasilkan sesuatu yang diharapkan dan penerapannya

relatif menggunakan tenaga, usaha, biaya dan waktu yang dikeluarkan semakin kecil.

Ada beberapa media yang dapat digunakan. Media pembelajaran merupakan peranan

penting dalam kegiatan belajar mengajar di kelas. Salah satunya adalah media power

point. Karena media power point akan menarik perhatian belajar siswa dalam

pembelajaran sehingga mempermudah guru dalam menyampaikan materi, juga

mempermudah siswa untuk memahami isi materi. Melalui media power point dapat

menarik perhatian dan dapat mengembangkan pengetahuan siswa.

Berdasarkan uraian di atas, penggunaan media dalam menyampaikan

pembelajaran di kelas salah satunya yaitu dengan penggunaan media yang dikemas

dalam bentuk power point, diharapkan akan lebih menarik perhatian siswa dalam

membentuk siswa aktif dan dapat memaksimalkan kemampuannya dalam

mendapatkan hasil siswa. Hal ini dikarenakan pembelajaran dengan media power

point, konsep-konsep materi yang biasanya disampaikan hanya dengan bentuk verbal

dapat dimunculkan dengan bentuk visual, sehingga materi yang disampaikan menjadi

lebih jelas. Power point juga membuat materi yang disampaikan menjadi lebih

5
menarik karena materi tersebut dapat dikemas dengan audio, video, teks dan animasi

sekaligus. Selain itu, MIN 5 Banda Aceh memiliki sarana dan prasarana yang

menunjang pembelajaran seperti tersedianya LCD proyektor. Oleh karena itu

berdasarkan peneliti mengangkat permasalahan ini dalam bentuk Penelitian Tindakan

Kelas (PTK) pada kelas IV, penelitian ini diharapkan dapat memperbaiki hasil

belajar Madrasah tersebut dan diharapakan penelitian ini dijadikan referensi dalam

melakukan proses pembelajaran. Maka peneliti mengambil judul penelitian:

“Meningkatkan hasil belajar siswa dalam materi Hadist tentang niat dengan

menggunakan media power point pada min 5 Banda Aceh”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut dapat ditarik sebuah masalah yang

berkaitan dengan permasalahan berikut:

1. Minimnya penggunaan media yang berbasis IT dimana zaman sekarang

teknologi sudah berkembang pesat.

2. Siswa membutuhkan media pembelajaran yang kreatif dan inovatif yang

mampu mendukung kegiatan pembelajaran.

3. Hasil belajar siswa yang kurang memuaskan.

C. Batasan Masalah

Berpijak dari identifikasi masalah dan pembatasan masalah di atas, tidak

semua masalah akan dikaji, agar penelitian lebih fokus dan mendalam, maka

permasalahan ini di batasi yaitu sebagai berikut:

1. Penelitian dilaksanakan pada kelas IV Madrasah Ibtidaiyah Negeri 5 Banda

Aceh, pada pembelajaran Al-Qur’an Hadits

6
2. Perbaikan hasil belajar siswa yang rendah.

3. Penggunaan media pembelajaran berbasis power point

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas maka rumusan masalah adalah “Apakah dengan

menggunakan media power point dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV

MIN 5 Kota Banda Aceh? ”

E. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui Apakah dengan

menggunakan media power point dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV

MIN 5 Kota Banda Aceh.

F. Manfaat Penelitian

Penggunaan media pembelajaran berbasis power point ini diharapkan dapat

memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang terkait, yaitu:

1. Bagi peserta didik

Dengan menggunakan media pembelajaran berbasis power point ini

diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan memberikan dampak

yang lebih baik, sehingga hasil belajar yang diperoleh juga lebih baik serta

mempermudah anak didik memahami pelajaran.

2. Bagi guru

a. Agar guru dapat memperbaiki kinerja untuk meningkatkan hasil belajar

peserta didik secara berkesinabungan.

b. Sebagai alternatif menambah variasi baru dalam penggunaan media


pembelajaran sehingga peserta didik tidak bosan.

7
3. Bagi sekolah

Dengan menggunakan media pembelajaran berbasis power point ini

diharapakan dapat membantu sekolah untuk meningkatkan prestasi sekolah

tersebut.

4. Bagi Peneliti

Sebagai pedoman dan acuan untuk menerapkan media pembelajaran dalam

menghadapi pengabdian sebagai tenaga pendidik ke depan.

8
BAB II
KAJIAN TEORI

A. Hasil Belajar

1. Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar dapat diartikan suatu perubahan yang terjadi dalam diri

peserta didik yaitu berupa aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik sebagai

hasil dari kegiatan belajar yang telah dilaksanakan oleh siswa.

Aqib (2017: 311-312) menyatakan hasil belajar adalah kemampuan-

kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya.

Hasil belajar siswa dipengaruhi oleh dua faktor utama, yakni faktor dari

dalam diri siswa dan faktor yang datang dari luar diri siswa atau faktor

lingkungan. Faktor dalam diri siswa teritama menyangkut kemampuan yang

dimiliki siswa. Faktor ini besar sekali pengaruhnya terhadap hasil belajar

yang akan dicapai.

Clark dalam Angkowo, Kosasih (2007: 50) mengungkapkan bahwa

hasil belajar siswa di sekolah 70% dipengaruhi oleh kemampuan siswa dan

30% dipengaruhi oleh lingkungan. Berkaitan dengan faktor dari dalam diri

siswa, selain faktor kemampuan, ada juga faktor lain, yaitu motivasi, minat

perhatian, sikap, kebiasaan belajar, ketekunan, kondisi sosial ekonomi,

kondisi fisik dan psikis. Salah satu faktor lingkungan yang paling dominan

memengaruhi hasil belajar adalah kualitas pengajaran. Mkasud dari kualitas

pengajaran adalah tinggi rendahnya atau efektif tidaknya proses

pembelajaran dalam mencapai tujuan pembelajaran.

9
Selain faktor dari dalam diri dan faktor lingkungan, ada faktor lain yang

turut menentukan hasil belajar siswa, yaitu faktor pendekatan belajar

(approach to learning). Ini berkaitan dengan upaya belajar yang dilakukan

siswa meliputi strategi dan metode pembelajaran. Ketiga faktor ini dalam

banyak hal saling berkaitan dan saling memengaruhi satu dengan yang lain.

Berdasarkan uraian diatas bahwa hasil belajar merupakan hasil dari

suatu pengevaluasian atau mengukur kemampuan peserta didik untuk

melihat gambaran sudah sejauh mana pencapaian tujuan pembelajaran.

2. Macam-Macam Hasil Belajar

Hasil belajar meliputi pemahaman konsep (aspek kognitif), keterampiln

proses (aspek psikomotor), dan sikap siswa (aspek afektit), untuk lebih

jelasnya dapat dijelaskan sebagai berikut (Susanto, 2016: 6).

a. Pemahaman Konsep

Pemahaman konsep menurut Bloom (1979: 89) diartikan sebagai

kemampuan untuk menyerap arti dari materi atau bahan yang dipelajari.

Pemahaman menurut Bloom ini adalah seberapa besar siswa mamapu

menerima, menyerap, dan memahami pelajaran yang diberikan oleah

guru kepada siswa, atau sejauh mana siswa dapat memahami serta

mengerti apa yang di abaca, yang dilihat, yang dialami, atau yang ia

rasakan berupa hasil penelitian atau observasi langsung yang ia lakukan.

b. Keterampilan Proses

Usman dan Setiawati (1993: 77) mengemukakan bahwa

keterampilan proses merupakan keterampilan yang mengarah kepada

10
pembangunan kemampuan mental, fisik, dan sosial yang mendasar

sebagai penggerak kemampuan yang lebih tinggi dalam diri individu

siswa. Keterampilan berarti kemampuan menggunakan pikira, nalar, dan

perbuatan secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu hasil tertentu,

termasuk kreativitasnya.

Dalam melatih keterampilan proses, secara bersamaan

dikembangkan pula sikap-sikap yang dikehendaki, seperti kreativitas,

kerja sama, tanggung jawab, dan berdisiplin sesuai dengan penekanan

bidang studi yang bersangkutan.

Selanjutnya, Indrawati menyebutkan ada enam aspek

keterampilan proses, yang meliputi observasi, klasifikasi, pengukuran,

mengkomunikasikan, menberikan penjelasan atau interpretasi terahap

suatu pengalaman dan melakukan eksperimen.

c. Sikap

Menurut Lange dalam Azwar (1998: 3), sikap tidak hanya

merupakan aspek mental semata, melainkan mencakup pula aspek

respons fisik secara serempak.Jika menatal saja yang dimunculkan, maka

belum tampak secara jelas sikap seseorang yang ditunjukkannya.

Selanjutnya, Azwar mengungkapkan tentang struktur sikap terdiri atas

tiga komponen yang saling menunjang, yaitu: komponen kognitif, afektif,

dan konatif. Komponen kognitif merupakan representasi apa yang

dipercayai oleh individu pemilik sikap, komponen afektif yaitu perasaan

yang menyangkut emosional, dan komponen konatif merupakan aspek

11
kecenderungan berperilaku tertentu sesuai dengan sikap yang dimiliki

seseorang (Susanto, 2016: 9-10).

3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Menurut teori Gestalt dalam Susanto (2016: 12), belajar merupakan

suatu proses perkembangan. Artinya bahwa secara kodrati jiwa raga anak

mengalami perkembangan. Perkembangan sendiri memerlukan sesuatu baik

yang berasal dari diri siswa sendiri maupun pengaruh lingkungannya.

Pertama, siswa: dalam arti kemampuan berfikir atau tingkah laku intelektual,

motivasi, minat, dan kesiapan siswa, baik jasmani maupun rohani. Kedua,

lingkungan: yaitu sarana dan prasarana, kompetensi guru, kreativitas guru,

sumber-sumber, belajar, metode serta dukungan lingkungan, keluarga, dan

lingkungan.

Menurut Slameto (2003: 56) dalam Salamah (2015: 9-10) mengatakan

faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa ada dua faktor utama, yakni

faktor dari lingkungan dan faktor yang datang dari diri siswa terutama

kemampuan yang dimilikanya. Faktor kemampuan siswa besar sekali

pengaruhnya terhadapt hasil belajar yang dicapai. Seperti yang dikemukakan

oleh Clark bahwa hasil belajar siswa di sekolah 70% dipengaruhi oleh

kemampuan siswa, dan 30% dipengaruhi oleh lingkungan, disamping faktor

kemampuan yang dimiliki siswa juga ada faktor lain, seperti motivasi

belajar, minat dan perhatian, sikap dan kebiasaan belajar, ketekunan, sosial,

ekonomi, faktor fisik dan psikis karena semua faktor ini akan mendorong

siswa untuk dapat lebih aktif dan kreatif dalam belajarnya.

12
B. Media

1. Pengertian Media

Secara harfiah kata media memiliki arti “perantara” atau “pengantar”.

Association for Education and Communication Technology (AECT)

mendefinisikan media yaitu segala bentuk yang dipergunakan untuk suatu

penyaluran infotmasi. Sedangkan Education Association (NEA)

mendefinisikan sebagai benda yang dapat dimanipulasikan, dilihat, didengar,

dibaca atau dibicarakan beserta instrumen yang dipergunakan dengan baik

dalam kegiatan belajar mengajar, dapat mempengaruhi efektifitas program

instruksional (Asnawir dkk, 2002: 1).

Menurut Gagne (1970) dalam Sanaky (2015: 4) mengatakan bahwa

media adalah berbagai jenis komponen atau sumber belajar dalam

lingkungan pembelajar yang dapat merangsang pembelajar untuk belajar.

Briggs (1970), mengatakan media adalah segala wahana atau alat fisik yang

dapat menyajikan pesan serta merangsang pembelajar untuk belajar. Schram,

mengatakan media adalah teknologi pembawa informasi atau pesan

instruksional. Yusuf Hadi Miarso, mengatakan bahwa media adalah segala

sesuatu yang dapat digunakan untuk meransang pikiran, perasaan, perhatian,

dan kemauan siswa sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada

diri pembelajar. Secara umum dapat dikatakan bahwa media adalah sarana

atau alat bantu yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran. Sedangkan

pendapat lain dikemukakan oleh Hamdani (2011:243) dalam Indriyanti

(2017: 28) bahwa media merupakan komponen belajar yang mengandung

13
materi instruksional di lingkungan siswa, yang dapat meransang siswa untuk

belajar.

Berdasarkan uraian diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa media

adalah sarana dan prasarana dalam menyampaikan pembelajaran dari guru ke

siswa, yang dapat meransang siswa untuk belajar.

2. Urgensi Penggunaan Media

Pada hakikatnya proses belajar mengajar adalah proses komunikasi.

Kegiatan belajar mengajar di kelas merupakan suatu dunia komunikasi

tersendiri di mana guru atau dosen dan siswa/mahasiswanya bertukar pikiran

untuk mengembangkan ide dan pengertian. Dalam komunikasi sering timbul

dan terjadi penyimpangan-penyimpangan sehingga komunikasi tersebut tidak

efektif dan efisien, antara lain disebabkan oleh adanya kecenderungan

verbalisme, ketidaksiapan siswa/mahasiswa, kurangnya minat dan

kegairahan, dan sebagainya.

Salah satu usaha untuk mengatasi keadaan demikian ialah penggunaan

media secara terintegrasi dalam proses belajar mengajar, karena fungsi media

dalam dalam kegiatan tersebut disamping sebagai penyaji stimulus informasi,

sikap dan lain-lain, juga untuk meningkatkan keserasian dalam penerimaan

informasi. Dalam hal-hal tertentu media juga berfungsi untuk mengatur

langkah-langkah kemajuan serta untuk memberikan umpan balik.

Penggunaan media dalam proses belajar mengajar mempunyai nilai-

nilai praktis sebagi berikut:

14
a. Media dapat mengatasi berbagai keterbatasan pengalaman yang dimiliki

siswa atau mahasiswa. Pengalaman masing-masing individu yang beragam

karena kehidupan keluarga dan masyarakat sangat menentukan macam

pengalaman yang dimiliki mereka. Dua orang anak yang hidup di dua

lingkungan yang berbeda akan mempunyai pengalaman yang berbeda pula.

Dalam hal ini media dapat mengatasi perbedaan-perbedaan tersebut.

b. Media dapat mengatasi ruang kelas. Banyak hal yang sukar untuk dialami

secara langsung oleh siswa/mahasiswa didalam kelas, seperti; objek yang

terlalu besar atau terlalu kecil, gerakangerakan yang diamati terlalu cepat

atau terlalu lambat. Maka dengan melalui media akan dapat diatasi

kesukaran-kesukaran tersebut.

c. Media memungkinkan adanya interaksi langsung antara siswa dengan

lingkungan. Gejala fisik dan sosial dapat diajak berkomunikasi dengannya.

d. Media menghasilkan keseragaman pengamatan. Pengamatan yang

dilakukan siswa dapat secara bersama-sama diarahkan kepada hal-hal yang

dianggap penting sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.

e. Media dapat menanamnkan konsep dasar yang benar, konkrit, dan realistis.

Penggunaan media, seperti; gambar, film, model, grafik, dan lainnya dapat

memberikan konsep dasar yang benar.

f. Media dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru. Dengan

menggunakan media, horizon pengalaman anak semakin luas, persepsi

semakin tajam, dan konsep-konsep dengan sendirinya semangkin lengkap,

sehingga keinginan dan minat baru untuk belajar selalu timbul.

15
g. Media dapat membangkitkan motivasi dan meransang siswa untuk belajar.

Pemasangan gambar di papan buletin, pemutaran film dan

mendengarkankan program audio dapat menimbulkan ransangan tertentu

ke arah keinginan untuk belajar.

h. Media dapat memberikan pengalaman yang integral dari suatu yang

konkrit sampai kepada yang abstrak. Sebuah film tentang suatu benda atau

kejadian yang tidak dapat dilihat secara langsung oleh siswa, akan dapat

memberikan gambaran yang konkrit tentang wujud, ukuran, dan lokasi.

Disamping itu dapat pula mengarahkan kepada generalisasi terntang arti

kepercayaan suatu kebudayaan dan sebagainya (Asnawir dan Usman,

2002: 14).

C. Power Point

1. Pengertian Power Point

Arsyad (2013: 193) dalam Indriyanti (2017: 44-45) menyatakan bahwa

PPT atau Power Point yang merupakan aplikasi yang banyak dipergunakan

oleh orang-orang untuk mempresentasikan bahan ajar atau laporan, karya,

atau status mereka. Sedangkan menurut Daryanto (2016:181) Microsoft

Power Point merupakan sebuah softwere yang dibuat dan dikembangkan

oleh perusahaan Microsoft didalam komputer, biasanya program ini sudah

dikelompok kan dalam program Microsoft Office. Program di rancang

khusus untuk menyampaikan presentasi, baik yang diselenggarakan oleh

perusahaan, pemerintah, pendidikan, maupun perorangan, dengan berbagai

16
fitur menu yang mampu menjadikannya sebagai media komunikasi yang

menarik.

Microsoft Power Point atau PPT adalah suatu softwere yang

dipergunakan untuk menyusun sebuah prentasi yang efektif, profesional,

serta mudah. Microsoft PPT akan menjadi sebuah gagasan, ide maupun

materimenjadi lebih menarik jelas serta mudah dimengerti (M. Syamsul

Hadi, 2008: 1). sedangkan Microsoft PPT 2010 hadir dengan sejumlah fitur-

fitur baru. Sebagaian fitur-fitur baru merupakan suatu hasil perkembangan

dari fitur-fitur sebelumnya yang sudah ada dan sebagian lagi merupakan

fitur-fitur yang benar-benar baru. Kombinasi ini menghasilkan aplikasi

Microsoft PPT 2010 yang semakin sempurna, efisien, dan dapat memenuhi

berbagai kebutuhan. (Oscar Yulus, 2010: 161).

Berdasarkan pendapat berbagai ahli diatas penulis menyimpulkan

bahwa software yang dibuat dan dikembangkan oleh perusahaan Microsoft,

pada komputer biasanya program ini sudah dikelompokkan dalam program

Microsoft Office dan dipergunakan untuk menyusun sebuah presentasi yang

efektif, profesional, serta mudah. Selain itu Microsoft Power Point akan

menjadikan sebuah gagasan, ide maupun materi menjadi lebih menarik jelas

serta mudah dimengerti dengan menggunakan berbagai fitur-fitur baru.

2. Cara Membuat Media Power Point

Menurut Dina Indriana dalam Esti (2013: 25) hal-hal yang perlu

ditempuh dalam proses pembuatan presentasi power point yaitu sebagai

berikut: Mengidentifikasi program, memilih sesuai dengan materi, sasaran,

17
latar belakang kemampuan siswa, usia dan tingkat pendidikan serta

mengidentifikasi sumber pendukung seperti gambar, animasi, video, dan

sebagainya.

a. Mengumpulkan bahan pendukung sesuai dengan kebutuhan materi dan

sasaran, seperti video, gambar, animasi, dan suara.

b. Setelah mengumpulkan bahan dan materi sudah diringkas, maka

masukkan ke dalam program Powerpoint.

c. Setelah selesai semuanya, maka diteliti kembali setiap slide dari

penyusunan materi tersebut.

3. Langkah-Langkah Menyajikan Media Pembelajaran Tamplate Power


Point

Menurut Siswaryanti (2012: 17-18) memaparkan bahwa langkah

pembelajaran menggunakan media pembelajaran adalah, sebagai berikut:

a. Yakinkan bahwa semua media dan peralatan telah lengkap dan siap

digunakan.

b. Jelaskan tujuan yang akan dicapai.

c. Jelaskan lebih dahulu apa yang harus dilakukan peserta didik selama

proses pembelajaran.

4. Kelebihan dan Kekurangan Power Point

Kelebihan dari Microsoft Power Point adalah sebagai berikut:

a. Mudah dalam penggunaanya.

b. Mudah dan dapat di buat sendiri.

c. Dapat digunakan secara individu.

d. Dapat diulang-ulang sehingga lebih efisien.

18
e. Memiliki daya tarik.

f. Fleksibel dalam penggunaannya.

g. Dapat digunakan berkali-kali untuk kelas yang sama maupun berbeda.

Adapun kekurangan Power Point diantaranya

a. Menyita waktu yang cukup lama karena harus proses desainnya lama.

b. Apabila layar monitor yang digunakan kecil maka besar kemungkinan

bagi siwa yang berada agak jauh dengan layar akan mendapat kesulitan

dalam membaca atau mengerti pembelajaran.

c. Para pendidik harus memiliki kemampuan dalam mengoperasikan

program ini agar jalannya presentasi tidak banyak hambatan.

d. Harus direpotkan dengan pengangkutan dan penyimpanan PC pada saat

presentasi.

e. Perubahan desain yang sangat drastis sehingga mengharuskan

penggunauntuk mempelajarinya lagi hingga menjadi terbiasa.

f. Antarmuka yang baru dihadirkan tidak selalu intutif.

g. Tab kontekstual dan style gallery agak mengganggu.

D. Penelitian yang Relevan

Penelitian relevan yang pernah dilakukan mengenai media dengan

Powerpoint antara lain adalah:

1. Penelitian yang dilakukan oleh Gumir Gembira Siahaan dengan judul

“Pemanfaatan Media PowerPoint Beranimasi untuk Meningkatkan

Aktifitas dan Hasil Belajar Ekonomi Siswa X3 SMA Lentera Harapan Jati

Agung Lampung Selatan Tahun Ajaran 2008/2009” menunjukkan bahwa


19
adanya peningkatan hasil belajar yaitu pada siklus I dari 38,89%, pada

siklus II meningkat sebesar 27,77% menjadi sebesar 66,66%; dan

meningkat kembali pada siklus III sebesar 11,11% menjadi sebesar

77,77%. Rata-rata hasil belajar ekonomi siswa pada siklus I sebesar 60,56

dengan persentase ketuntasan belajar 50%; siklus II sebesar 63,96 dengan

persentase ketuntasan belajar meningkat sebesar 12,5% menjadi 62,50%;

dan siklus III 71,32 dengan persentase ketuntasan belajar meningkat

kembali sebesar 20,83% menjadi 83,33%.

2. Anang Nugroho (2015) Pengaruh Penggunaan Media Pembelajaran

Berbasis Power point dengan Video dan Animasi terhadap Motivasi

Belajar dan Prestasi belajar pada Materi Perawatan Unit Kopling Siswa

Kelas 2 Jurusan Teknik Kendaraan Ringan SMK Piri 1 Yogyakarta. Hasil

penelitian menunjukkan adanya perbedaan prestasi belajar antara kelas

eksperimen dan kelas kontrol. pada kelas kontrol dari 36 siswa yang

mengikuti ujian seluruhnya tidak ada yang lulus Kriteria Ketuntasan

Minimum (KKM). Sedangkan pada kelas eksperimen dari total siswa

sebanyak 47 siswa yang mengikuti ujian terdapat 16 siswa (34,04%) yang

sudah mencapai kriteria ketuntasan minimum (KKM).

E. Kerangka Berpikir

Rata-rata hasil belajaran Al-Qur’an Hadist siswa kelas IV MIN 5 Banda Aceh

pada kondisi awal masih rendah dan belum mencapai KKM yang ditentukan di

Sekolah yaitu 70. Untuk menanggapi hal tersebut, dibutuhkan upaya penanganan

guna mengantisipasi rendahnya prestasi belajar siswa yang dapat dilakukan dengan
20
memulai penggunaan media pembelajaran. Dengan menggunakan media

pembelajaran yang sesuai dan menarik, siswa mampu memahami materi

pembelajaran secara nyata/konkrit serta mendapatkan pengalaman belajar baru,

sehingga pemahaman tersebut akan lebih melekat dalam otak siswa dibandingkan

bila siswa hanya belajar sendiri dari buku atau mendengarkan penjelasan guru

dengan metode ceramah.

Upaya tersebut akan meningkatkan hasil belajar siswa, sehingga akan

mengubah kondisi awal siswa dari yang belum mencapai standar KKM menjadi

mencapai standar KKM yang telah ditentukan. Pengamatan tentang peningkatan hasil

belajar dengan menggunakan media pembelajaran multimedia mata pelajaran Al-

Qur’an Hadist Kelas IV terhadap hasil belajar siswa di MIN ini akan dilakukan di

MIN 5 Banda Aceh yang akan di uji cobakan dengan menggunakan media buatan

dari penulis dan untuk mengetahui dampaknya. Adapun kerangka berpikir mengenai

penggunaan multimedia dapat dilihat pada bagan di bawah ini.

21
Bagan Kerangka Berpikir

KONDIS GURU: SISWA : Hasil


I AWAL Belum menggunakan belajar masih
media power point rendah di bawah
KKM 70

SIKLUS I
TINDAKA Menggunakan Menerapkan
N media power mediapower point
point dalam
pembelajaran oleh
guru.

SIKLUS II
Memanfaatkan
power point
untuk berdiskusi
kelompok

KONDIS Diduga dengan menerapkan media power


I AKHIR point, hasil belajar siswa akan meningkat

F. Hipotesis Tindakan
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian, di mana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk
kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru
didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang
diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai

22
jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban empirik
(Sugiyono, 2018, hlm. 63).
Peneliti mengajukan hipotesis tindakan dalam penelitian ini merupakan hasil
belajar siswa pada pembelajaran tematik kelas IV akan meningkat jika diterapkan
media power point di Madrasah Ibtidaiyah Negeri 5 Banda Aceh dalam materi
tentang niat.

BAB III
23
METODE PENELITIAN

Metode adalah suatu rancangan suatu penelitian yang meliputi beberapa


prosedur yang tersistematis dan terorganisasi dalam menyelidiki masalah tertentu
dengan tujuan mendapatkan informasi yang akan digunakan sebagai solusi atas
masalah tesebut. Dengan cara menggunakan metode ilmiah yang terdiri dari beberapa
tahapan atau langkah-langkah (Musfiqon, 2012: 14). Dalam pembahasan ini penulis
akan mengemukakan metode yang digunakan untuk memperoleh data dan
pengelolaannya yaitu:

A. Jenis Penelitian
Rancangan penelitian yang digunakan adalah PTK dalam suatu proses
tindakan pemecahan masalah yang dilakukan secara sistematis, empiris dan
terkontrol. Tindakan ini dapat diartikan sebagai perlakuan tertentu yang dilakukan
oleh peneliti yakni guru, bukan hanya didorong oleh rasa hanya ingin tahu,
melainkan disemangati oleh adanya keinginan untuk memperbaiki kinerja untuk
mencapai hasil yang maksimal. Menurut Kurt Lewin Penelitian tindakan kelas
dilakukan dalam empat kegiatan yang siklusnya selalu berulang, empat kegiatan ini
adalah: (Kusnandar, 2011: 42)
1. Perencanaan
2. Tindakan
3. Observasi/pengamatan
4. Refleksi

B. Lokasi Penelitian dan waktu penelitian


Lokasi penelitian adalah suatu tempat yang dipilih, serta ingin diteliti untuk
memperoleh data yang diperlukan. Sesuai dengan judul lokasi penelitian ini adalah
pada MIN 5 Banda Aceh, sedangkan yang diteliti adalah penerapan media
powerpoint dalam pembelajaran Al-Qur’an Hadits pada siswa kelas IV pada semester
ganjil tahun ajaran 2022/2023.
C. Subyek dan Obyek Penelitian

24
1. Subyek Penelitian
Di dalam penelitian adalah sesuatu hal yang sangat penting
kedudukannya. Pada penelitian ini sampelnya adalah seluruh siswa di kelas
IV MIN 5 Banda Aceh, yang berjumlah 21 orang yang akan diambil sampel
oleh peneliti sebagai kelas penelitian.
2. Obyek Penelitian
Obyek dalam penelitian ini adalah Meningkatkan hasil belajar siswa
dalam materi Hadist tentang niat dengan menggunakan media power point
pada min 5 Banda Aceh

D. Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpul data yang disusun dengan hajat untuk memperoleh data
yang sesuai untuk menjelaskan suatu gejala atau antar gejala. Data yang diperoleh
dengan instrumen tertentu dengan cara pengumpulan data yang tertentu pula
dihimpun, ditata, dianalisis, dan diinterpretasikan agar menjadi sebuah informasi
yang dapat menerima atau menolak hipotesis, mendeskripsikan suatu kondisi atau
gejala (Sudarwan Danim, 2002: 197)
Adapun teknik yang digunakan peneliti untuk mengumpulkan data adalah
sebagai berikut:
1. Observasi
Observasi merupakan salah satu metode yang banyak digunakan,
istilah observasi ini berasal dari bahasa latin yang berarti melihat dan
memperhatikan. Secara luas observasi diarahkan kepada kegiatan yang
memperhatikan fenomena secara akurat. Pengamatan yang dilakukan secara
alami (naturalistic) dimana pengamat harus larut dalam situasi realistis dan
alami yang sedang terjadi. Observasi yang dilakukan dengan menggunakan
berupa lembar pengamatan aktivitas guru dan siswa terhadap kegiatan
pembelajaran menggunakan media Powerpoint yang terdiri dari beberapa
aspek penilaian dengan memberi check list di kolom yang ada pada lembar
observasi.
2. Tes

25
Tes dapat berupa serentetan pertanyaan, lembar kerja, atau sejenisnya
yang dapat digunakan mengukur pengetahuan, keterampilan, bakat dan
kemampuan dari subjek penelitian (Sandu Siyoto, 2015: 78). Penggunaan tes
yang menggunakan soal-soal yang merupakan target pencapaian dari
indikator hasil belajar siswa pada pembelajaran Al-Qur’an Hadits. Dalam
penelitian ini, peneliti menggunakan dua macam tes, yaitu tes awal (Pre-
Test) dan tes akhir (Post-Test)
a. Tes awal (Pre-Test) merupakan tes yang diberikan kepada siswa sebelum
memulai pembelajaran, tes awal bertujuan untuk mengetahui kemampuan
awal yang dimiliki siswa sebelum adanya tindakan penerapan
pembelajaran menggunakan media yang diterapkan oleh peneliti.
b. Tes Akhir (Post-Test) dilaksanakan bertujuan untuk mengetahui apakah
materi yang diajarkan dapat dikuasai dengan baik,
3. Dokumentasi
Istilah dokumentasi yang dikemukakan oleh para ahli, dokumen
merupakan kumpulan atau jumlah signifikan dari bahan tertulis maupun film,
berupa data yang ditulis, dilihat, disimpan dan dikeluarkan dalam penelitian.
Istilah dokumen merujuk pada materi seperti foto, video, film, memo, surat,
catatan harian, dan segala macam yang bisa digunakan sebagai informasi
guna menjadi bagian dari studi kasus dan sumber data (Albi Anggito, 2018:
146).

E. Teknik Analisis Data


Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis statistic deskriptif
yaitu mendeskripsikan kegiatan guru dan siswa saat proses pembelajaran dengan
media Powerpoint berlangsung dan selama kegiatan belajar mengajar berjalan
dilakukan pengamatan dan pengelolaan pembelajaran dan respon siswa. Hasil
pengamatan dan analisis menggunakan analisis statistik.

1. Lembar Observasi Aktivitas Guru

26
Observasi aktivitas guru dilakukan oleh pengamat selama pelaksanaan
tindakan, dengan berpedoman pada lembar observasi yang disediakan
peneliti. Analisis data hasil observasi aktivitas guru selama penerapan
pembelajaran.
Rumus persentase:

Keterangan:
P = Angka Persentase
F = Frekuensi Aktivitas guru
N = Jumlah Aktivitas Keseluruhan yang dicari (Anas Sudijono, 2006: 43)
Data tentang aktivitas guru dalam mengelola pembelajaran dianalisis
menggunakan statistik deskriptif dengan skor rata-rata tingkat kemampuan
sebagai berikut:
80 – 100 = Baik Sekali
66 – 79 = Baik
56 – 65 = Cukup
40 – 55 = Kurang
30 – 39 = sangat kurang
2. Lembar observasi aktivitas peserta didik
Data tentang aktivitas siswa dianalisis secara deskriptif dengan uji
persentase dari setiap respon siswa, rumus persentase yang digunakan
adalah:
Rumus persentase:

Keterangan:
P = Angka Persentase
F = Frekuensi Aktivitas guru
N = Jumlah Aktivitas Keseluruhan yang dicari (Anas Sudijono, 2006: 43)

27
Setelah diolah dengan teknik persentase, untuk memudahkan di dalam
pengambilan kesimpulan, terlebih dahulu dilakukan penafsiran data
berdasarkan ketentuan dan kriteria sebagai berikut:
80 – 100 = Baik Sekali
66 – 79 = Baik
56 – 65 = Cukup
40 – 55 = Kurang
30 – 39 = sangat kurang
3. Hasil Belajar Siswa
Untuk mengetahui tingkatan ketuntasan belajar siswa dianalisis
dengan persentase penerapan model kooperatif tipe think pair share pada
mata pelajaran Al-Qur’an Hadits di MIN 5 Banda Aceh. Analisis ini
dilakukan dengan menggunakan metode rumus persentase:

80 – 100 = Baik Sekali


66 – 79 = Baik
56 – 65 = Cukup
40 – 55 = Kurang
30 – 39 = Sangat Kurang (Sudjana, 2005: 43)
Dari tes hasil belajar siswa dianalisis dengan statistik deskriptif yaitu
melaksanakan tingkat ketuntasan individual dan klasikal. Setiap siswa
dikatakan tuntas belajarnya jika proporsi jawaban benar siswa 75% dan suatu
kelas dikatakan tuntas jika di dalam kelas tersebut terdapat 85% siswa tuntas
belajar (Anas Sudijono, 2001: 44)

28
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Penelitian dilakukan di MIN 5 Banda Aceh. Dalam hal ini yang menjadi

objek penelitian adalah peserta didik kelas IV yang berjumlah 21 peserta didik di IV

MIN 5 Banda Aceh tahun ajaran 2022/2023. Pelaksanaan pembelajaran Al-Qur’an

Hadits menggunakan media Powerpoint dilakukan selama 3 hari yaitu dimulai sejak

tanggal 07 Desember hingga 09 Desember 2022. Dalam upaya meningkatkan hasil

belajar pada pembelajaran Al-Qur’an Hadits.

1. Tahap Perencanaan

Sebelum melaksanakan penelitian, peneliti terlebih dahulu telah melakukan

observasi langsung ke sekolah, dengan melihat situasi dan kondisi serta berkonsultasi

dengan pihak sekolah yang langsung berjumpa dengan Ibu Kepala Sekolah untuk

meminta izin melakukan penelitian di MIN 5 Banda Aceh. Yang kemudian diarahkan

untuk berkonsultasi dengan guru bidang studi Al-Qur’an Hadits untuk mengatur

jadwal dan pemberian materi di dalam pelaksanaan penelitian. Kemudian

menentukan sumber belajar, membuat RPP lengkap dengan LKPD (Lembar Kerja

Peserta Didik), yang sesuai dengan kompetensi inti dan kompetensi dasar, merancang

langkah-langkah penerapan pembelajaran dengan media model powerpoint

menyusun soal tes dan lembar observasi yang diperlukan. Setelah semua yang

diperlukan telah dipersiapkan dengan baik, selanjutnya peneliti melakukan tindakan.

Tindakan dalam proses pembelajaran Al-Qur’an Hadits dilakukan sebanyak III

siklus. Adapun uraian pelaksanaan setiap tindakan adalah sebagai berikut


29
Sebelum proses penelitian dilakukan dan penerapannya dalam proses belajar

mengajar, peneliti terlebih dahulu telah mempersiapkan berbagai macam perangkat

instrumen penelitian yang telah dikonsultasikan dengan pembimbing, yaitu berupa

instrumen penelitian tes dan keperluan lainnya.

2. Tahap pelaksanaan

Pada tahap ini guru memberikan kesempatan kepada peneliti untuk membantu

dan mempersilahkan peneliti untuk mengajar selayaknya seorang guru. proses belajar

dilaksanakan guru meluangkan waktu sekitar 10 menit untuk memberikan motivasi

dan apersepsi dan menjelaskan tujuan pembelajaran yang sesuai dengan kompetensi

dasar serta kompetensi inti dalam RPP. Kemudian guru dan peneliti memberikan

lembaran soal pre test kepada peserta didik untuk langsung dijawab. Soal dalam

bentuk pilihan ganda dengan materi baru yang akan dipelajari yaitu tentang hari akhir

dengan durasi yang telah ditentukan oleh guru.

Setelah soal dijawab oleh peserta didik, maka peneliti dan guru langsung

menjadi mengumpulkan semua lembaran soal tersebut, kemudian setelah

memberikan soal pretest, guru memulai pembelajaran dengan materi tentang hadist

tentang niat tersebut. Dengan menggunakan media Powerpoint yang telah disiapkan.

Setelah pembelajaran selesai, guru dan peneliti kembali memberikan lembaran soal

posttest tentang materi yang akan diajarkan untuk melihat peningkatan kemampuan

peserta didik setelah pembelajaran menggunakan media Powerpoint.

3. Tahap Observasi

30
Pada tahap ini sebenarnya sudah dilakukan oleh peneliti. Sedikit kurang tepat

kalau pengamatan ini dipisahkan dengan pelaksanaan tindakan karena seahrusnya

pengamatan dilakukan pada waktu tindakan sedang berlangsung, jadi keduanya

berjalan dalam waktu yang sama, pengamatan yang dilakukan oleh peneliti berupa

menyiapkan beberapa lembar observasi aktivitas guru dan siswa pada setiap proses

kegiatan belajar mengajar pada siswa kelas IV MIN 5 Banda Aceh.

4. Tahap Refleksi

Pada tahap ini peneliti membuat kesimpulan tentang peningkatan hasil belajar

Al-Qur’an Hadits materi tentang hadits tentang niat pada peserta didik kelas IV.

Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilakukan sebanyak tiga siklus,

yang setiap tahap meliputi tahap perencanaan, tahap tindakan, dan tahap refleksi.

Dalam hal ini peneliti dan guru mata pelajaran Al-Qur’an Hadits sebagai orang yang

melaksanakan proses belajar mengajar. Adapun tahap perencanaan, pengamatan dan

refleksi dilakukan oleh peneliti sendiri sedangkan tahap tindakan dilakukan oleh guru

mata pelajaran Al-Qur’an Hadits. Adapun uraian pelaksanaan kegiatan di setiap

siklus adalah sebagai berikut:

1. Siklus I

Pelaksanaan pembelajaran siklus I dilaksanakan oleh peneliti dan guru mata

pelajaran Al-Qur’an Hadist pada hari rabu tanggal 07 Desember 2022. Berikut adalah

tahapan penelitian siklus I pada pelajaran Al-Qur’an Hadits dengan materi hadist

tentang niat dengan menerapkan media powerpoint.

a. Tahap perencanaan siklus I

31
Perencanaan merupakan salah satu yang sangat penting dilakukan

oleh peneliti dengan mempersiapkan beberapa hal yang akan dilaksanakan

untuk pertemuan pertama, yang sebelumnya telah dikonsultasikan dengan

pembimbing dan guru Al-Qur’an Hadits pada sekolah tersebut, yaitu:

1) Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) kurikulum 2013

dengan materi hadist tentang niat lengkap dengan LKPD

2) Mempersiapkan bahan ajar atau materi Al-Qur’an Hadits yakni materi

tentang hadist tentang niat.

3) Mempersiapkan sarana dan prasarana yang diperlukan dalam

penyampaian materi pembelajaran terutama menggunakan media

Powerpoint

4) Menyusun instrumen penelitian berupa lembar observasi aktivitas

peserta didik, dan lembaran soal pre test dan post test di setiap tindakan.

b. Tahap pelaksanaan dan evaluasi

Pada siklus I pertemuan I dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 07

Desember 2022 pukul 08:00-09:45 WIB. Siklus I yang diterapkan

merupakan penentuan tindakan pada siklus berikutnya, pelaksanaan

tindakan dilakukan oleh peneliti bersama guru, dengan mengacu kepada

rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) kurikulum 2013 yang telah

dibuat. Pada tahap pelaksanaan tindakan ini, guru melakukan kegiatan

pembelajaran sesuai dengan RPP dan alokasi waktu yang telah ditetapkan.

Pada awal pembelajaran guru mata pelajaran Al-Qur’an Hadits

membuka pelajaran dengan memberikan apersepsi dan motivasi serta

32
menjelaskan tujuan mempelajari materi pelajaran serta menjelaskan

gambaran umum tentang materi hari akhir, kemudian peneliti dan guru

memberikan soal pre test tentang materi tersebut dengan jangka waktu

yang telah ditentukan. Pretest (tes awal) kepada peserta didik untuk

melihat kemampuan awal peserta didik sebelum diadakannya penerapan

pembelajaran menggunakan media Powerpoint.

Kemudian guru dan peneliti menghidupkan infokus/proyektor untuk

menjelaskan lebih rinci dan memudahkan guru dalam meningkatkan

pemahaman peserta didik dengan memperlihatkan powerpoint yang telah

disediakan. Setelah materi dijelaskan lalu guru bertanya kepada peserta

didik tentang pemahamannya terhadap materi yang ditampilkan

menggunakan media Powerpoint dengan bantuan proyektor/ infocus, serta

mengamati aktivitas peserta didik. Serta melakukan evaluasi hasil proses

belajar mengajar dengan memberikan pre test I dan post test I.

Guru mempersilahkan peserta didik untuk bertanya mengenai materi

yang belum dipahami, dan juga memberi kesempatan kepada peserta didik

untuk mengungkapkan tentang pengalaman yang dialami atau dilihat

dalam kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan materi pembelajaran.

c. Tahap Observasi

Pada tahap ini yang dilakukan adalah mengamati proses belajar

mengajar. Observasi yang dilakukan pada penelitian ini adalah

33
pengamatan aktivitas peserta didik, dengan berpedoman kepada lembar

observasi yang telah disiapkan terlebih dahulu oleh peneliti. selama

pelaksanaan kegiatan belajar mengajar, guru melaksanakan sesuai dengan

skenario pembelajaran (RPP) yang telah dibuat oleh peneliti. Observasi

ini dilakukan untuk menjadikan bahan sebagai penyempurnaan pada

siklus berikutnya. Adapun hasil dari pengamatan terhadap aktivitas guru

peserta didik serta tes adalah sebagai berikut.

1) Hasil observasi aktivitas guru

Pada tahap ini yang menjadi penilaiannya adalah kesesuaian

aktivitas guru dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah

direncanakan. Hasil observasi aktivitas guru pada siklus I dapat dilihat

pada tabel berikut:

Tabel 4.1 Hasil Pengamatan Aktivitas Guru pada Siklus I

No Aspek yang Diamati SKOR

Kegiatan Awal 1 2 3 4
1. Guru mengucap salam dan menyapa peserta didik √
2. Guru mengkondisikan kelas dan berdoa bersama peserta √
didik
3. Guru melakukan absensi √
4. Guru memberikan apersepsi √
5. Guru memberikan motivasi √
6. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan √
dicapai
7. Guru memberikan soal pree test √
8. Guru meminta peserta didik mengumpulkan soal pree test √
yang telah dikerjakan
Kegiatan Inti
9. Guru meminta peserta didik untuk membentuk kelompok √
10. Guru menampilkan pembelajaran menggunakan media √
power point untuk diamati
11. Guru meminta peserta didik untuk menanyakan perihal √
materi yang telah diamati melalui media Power point
34
12. Guru memberikan LKPD kepada peserta didik √
13. Guru memberikan arahan kepada peserta didik untuk √
mengerjakan LKPD
14. Guru meminta peserta didik untuk mrncari informasi dari √
berbagai sumber tentang materi yang dipelajari
15. Guru meminta peserta didik untuk menidskusikan dan √
menganalisis informasi yang sudah didapatkan mengenai
materi dengan teman kelompok dan juga kelompok lain
16. Guru meminta peserta didik untuk mempresentasikan √
hasil kerja kelompok
Penutup
17. Guru bersama peserta didik membuat kesimpulan tentang √
materi pembelajaran yang telah selesai
18. Guru memberikan penguatan kesimpulan √
19. Guru memberikan evaluasi berupa tes akhir dalam bentuk √
pilihan ganda
20. Guru menyampaikan sepintas tentang materi yang akan √
dibahas pada pertemuan selanjutnya
21. Guru meyampaikan pesan-pesan moral kemudian √
pembelajaran ditutup dengan do’a
22. Guru mengakhiri pembelajaran dengan salam √
Jumlah 55
Skor 62.5
Persentase:

Keterangan Tingkat Kemampuan guru:

80 – 100 = Sangat Baik

66 – 79 = Baik

56 – 65 = Cukup

40 – 55 = Kurang

30 – 39 = Sangat Kurang

Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa, setiap aspek yang diamati

dari aktivitas guru, dalam mengajar dikategorikan dengan nilai baik dengan

nilai 62.5 namun dalam proses ini kemampuan guru dalam menguasai kelas

35
masih kurang, guru belum terbiasa menggunakan media Powerpoint dan

masih berpatokan terhadap metode ceramah, Menyangkut dengan segala

kendala yang masih dihadapi guru dalam pengelolaan kelas pada pertemuan

pertama dalam siklus I belum berjalan dengan optimal, maka dari itu guru

melanjutkan proses pembelajaran selanjutnya untuk peningkatan aktivitas

yang lebih baik lagi.

2) Hasil Observasi aktivitas peserta didik

Kegiatan pengamatan peserta didik dilakukan pada saat pembelajaran

berlangsung untuk setiap pertemuan, pengamatan terhadap peserta didik

bertujuan untuk melihat tingkat keberhasilan minat dalam proses belajar

mengajar serta interaksi peserta didik di setiap pertemuan. Hasil pengamatan

aktivitas peserta didik pada siklus I dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.2 Hasil Pengamatan Aktivitas peserta didik pada Siklus I

No Aspek yang Diamati SKOR

Pendahuluan 1 2 3 4
1. Peserta didik menjawab salam dan berdoa bersama √
dipimpin oleh seorang peserta didik dengan penuh
khidmat
2. Peserta didik mendengar arahan gutu untuk √
memperhatikan kesiapan dari peserta didik dengan baik
3. Peserta didik menjawab absensi guru √
4. Peserta didik merespon serta mendengarkan apersepsi √
5. Peserta didik mendengarkan motivasi yang disampaikan √
oleh guru
6. Peserta didik mendengarkan serta mengetahui tujuan √
pembelajaran yang disampaikan oleh guru
7. Pesrta didik mengisi pre test √
8. Peserta didik mengumpulkan pre test yang telah √
dikerjakan
Kegiatan Inti
9. Peserta didik membentuk kelompok √
10. Peserta didik mengamati pembelajaran menggunakan √
36
media powerpoint yang ditampilkan
11. Peserta didik menanyakan tentang materi yang telah √
diamati pada media power point
12. Peserta didik mengambil LKPD untuk mengerjakan soal √
yang sesuai dengan materi yang ditampilkan
13. Peserta didik mendengar arahan dari guru tentang cara √
mengerjakan LKPD
14. Peserta didik mencari informasi dari berbagai sumber √
tentang materi yang dipelajari
15. Peserta didik mendiskusikan dan menganalisis informasi √
yang sudah didapat dengan teman kelompok
16. Peserta didik mempresentasikan hasil kerja kelompok √
Penutup
17. Peserta didik berasama guru membuat kesimpulan tentang √
materi pembelajaran
18. Peserta didik mendengarkan penguatan kesimpulan oleh √
guru
19. Peserta didik mengerjakan evaluasi berupa tes akhir atau √
post test
20. Peserta didik mendengarkan penyampaian dengan baik √
mengenai materi yang akan dilanjutkan pada pertemuan
selanjutnya
21. Peserta didik menutup pembelajaran dengan doa √
22. Peserta didik menjawab salam √
Jumlah 56
Skor 63.6
Keterangan pengisian lembar observasi aktivitas peserta didik:

1 = kurang

2 = cukup

3 = baik

4 = baik sekali

Keterangan Tingkat Kemampuan Peserta didik:

80 – 100 = Sangat Baik

37
66 – 79 = Baik

56 – 65 = Cukup

40 – 55 = Kurang

30 – 39 = Sangat Kurang

Berdasarkan hasil observasi siklus I dapat disimpulkan bahwa

aktivitas peserta didik ketika belajar mata pelajaran Al-Qur’an Hadits dengan

materi hadist tentang niat dapat digolongkan dalam kategori baik dengan

jumlah persentase 63.6%. Walaupun sudah digolongkan dalam kategori baik,

pelaksanaan pembelajaran menggunakan media powerpoint masih kurang

optimal. Hal ini ditunjukan dengan masih adanya beberapa peserta didik yang

pasif, mengobrol dengan teman ketika guru menyampaikan instruksi kegiatan

pembelajaran, serta peserta didik yang memberikan pertanyaan masih sedikit

3) Hasil Belajar Peserta didik

Berdasarkan KKM yang ditetapkan sekolah yaitu 75, berarti

pemahaman peserta didik secara individu dinyatakan tuntas belajarnya apabila

telah mencapai nilai 75 atau lebih. secara klasikal belum mencapai 85% maka

dapat dikatakan bahwa, pemahaman materi peserta didik belum memenuhi

KKM yang ditentukan MIN 5 Banda Aceh Yaitu minimal 75 untuk

pembelajaran Al-Qur’an Hadits. Nilai hasil belajar peserta didik pada tahap

siklus I diambil dari nilai evaluasi post test pada akhir siklus.

Tabel 4.3 Hasil post test Siklus I

No Nama Peserta didik Skor Keterangan


1. MY 80 Tuntas
2. MAF 60 Tidak Tuntas
3. MAL 80 Tuntas

38
4. MA 80 Tuntas
5. MDA 90 Tuntas
6. MTF 60 Tidak Tuntas
7. MJR 90 Tuntas
8. MZ 80 Tuntas
9. RH 70 Tidak Tuntas
10. RA 60 Tidak Tuntas
11. RZ 70 Tidak Tuntas
12. RA 90 Tuntas
13. RAF 70 Tidak Tuntas
14. RM 90 Tuntas
15. SA 80 Tuntas
16. SPW 70 Tidak Tuntas
17. SYR 80 Tuntas
18. SRK 90 Tuntas
19. TM 60 Tidak Tuntas
20. WA 70 Tidak Tuntas
21. YF 80 Tuntas
Jumlah 1600
Rata-Rata 76.2

Berdasarkan nilai hasil pengamatan pada pelaksanaan evaluasi Post Test pada

tabel di atas, dapat diketahui bahwa nilai rata-rata pada tahap siklus I mencapai

57,1% dari 21 orang peserta didik di kelas IV terdapat 12 orang peserta didik yang

sudah mencapai ketuntasan belajar secara individu yang memperoleh nilai di atas

kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang telah ditetapkan yaitu 75. Sedangkan 9

orang peserta didik lainnya masih belum tuntas

Untuk mengetahui persentase banyaknya peserta didik yang tuntas dalam

belajar secara klasikal adalah sebagai berikut:

39
Dikatakan peserta didik sudah mencapai ketuntasan secara klasikal apabila

nilai persentase di atas 85%. Pada pembelajaran siklus I ini, peserta didik yang belum

tuntas secara klasikal sebanyak 43.9%, sedangkan yang sudah tuntas sebanyak

57,1%. Setelah melakukan post test pada akhir pembelajaran siklus I, hasilnya belum

memenuhi harapan yang diinginkan oleh peneliti karena masih ada beberapa peserta

didik yang belum mencapai ketuntasan minimal, sehingga ketuntasan belajar secara

klasikal juga belum tercapai.

d. Refleksi

Berdasarkan hasil observasi guru yang membantu peneliti dalam

pengumpulan data ini, proses kegiatan belajar mengajar dengan media Powerpoint

belum menunjukkan hasil yang optimal karena guru masih memiliki kekurangan

dalam mengelola pembelajaran dan diperlukan peningkatan lebih lanjut guru perlu

memberikan perhatian agar peserta didik lebih bersemangat dan aktif dalam proses

belajar mengajar. Sedangkan peserta didik, masih banyak yang pasif, masih

mengobrol dengan teman disampingnya, kurang memperhatikan ketika guru

menjelaskan dan memberikan instruksi kegiatan pembelajaran, serta kurangnya minat

peserta didik untuk mengajukan pertanyaan mengenai materi yang belum dipahami.

Selain itu juga peserta didik masih kurang fokus dan berkonsentrasi di kelas sehingga

terasa kurang kondusif dalam proses belajar mengajar. Oleh karena itu, untuk

pertemuan selanjutnya perlu diadakan perbaikan agar tercapainya tujuan dari

penelitian ini

Masih adanya beberapa kekurangan dalam proses belajar mengajar mengguna

kan media Powerpoint ini berdampak pada peningkatan pemahaman peserta didik,

40
hal ini bisa dilihat dari hasil belajar peserta didik pada siklus I. dari hasil observasi

dan tes pada siklus I ini, maka selanjutnya peneliti melakukan refleksi dengan

mengevaluasi kegiatan yang ada pada siklus I, mencari solusi dan jalan keluar

terhadap permasalahan yang ditemukan di kelas dengan melakukan tindakan pada

siklus berikutnya.

Pada siklus berikutnya, peneliti dan guru mencari beberapa komposisi agar

meningkatkan pemahaman peserta didik serta meningkatkan hasil belajar dengan

menggunakan media Powerpoint, agar proses belajar mengajar berjalan dengan baik

serta mencapai keinginan yang diinginkan.

Berdasarkan hasil refleksi yang dilakukan peneliti dan guru, terdapat

beberapa solusi yang dapat digunakan sebagai jalan keluar dalam upaya perbaikan

terhadap proses pembelajaran pada siklus II. Upaya-upaya tersebut antara lain

sebagai berikut:

a) Menyusun kembali skenario pembelajaran (RPP) untuk siklus II

b) Guru akan menerangkan setiap materi dengan menurunkan tempo agar

lebih pelan.

c) Pada saat pembelajaran berlangsung kontak pandang guru tidak hanya

tertuju pada seorang peserta didik saja, melainkan harus merata

d) Memberi pertanyaan pada peserta didik diusahakan merata, sehingga

semua peserta didik ikut aktif dalam proses pembelajaran.

2. Siklus II

Siklus II dilaksanakan pada tanggal 08 Desember 2022, Berdasarkan refleksi

yang ada pada siklus I, maka Peneliti bersama Guru menetapkan bahwa tindakan

41
yang dilaksanakan pada siklus I perlu perbaikan pada siklus II agar pembelajaran

berlangsung secara optimal. Pelaksanaan pembelajaran siklus II dilaksanakan oleh

guru Al-Qur’an Hadits dan peneliti sendiri, adapun tahap-tahap yang dilakukan pada

siklus II adalah sebagai berikut:

a. Tahap Perencanaan

Adapun langkah-langkah dalam perencanaan pada siklus II ini,

peneliti dan guru menyiapkan perangkat pembelajaran yaitu Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) siklus II, langkah-langkah pada siklus II

ini sama halnya pada siklus I.

b. Tahap Pelaksanaan

Pada awal pembelajaran guru mata pelajaran Al-Qur’an Hadist

membuka pelajaran dengan memberikan appersepsi dan motivasi serta dan

mengadakan tanya jawab dengan mengajukan beberapa pertanyaan yang

berhubungan dengan materi pembelajaran, menjelaskan tujuan

mempelajari materi pelajaran serta menjelaskan gambaran umum tentang

materi hadits tentang niat. Guru juga menanyakan dan memberikan

kesempatan kepada peserta didik untuk mengungkapkan tentang

pengalaman yang pernah dialami atau dilihat dalam kehidupan sehari-hari

yang berkaitan dengan materi.

Tahapan selanjutnya adalah penerapan tindakan yang mengacu

kepada ketentuan pembelajaran yang tertulis dalam RPP siklus II

Kemudian guru dan peneliti menghidupkan infokus/proyektor untuk

menjelaskan lebih rinci dan memudahkan guru dalam meningkatkan

42
pemahaman peserta didik dengan memperlihatkan powerpoint yang telah

disediakan. Pada siklus II pelaksanaan pembelajaran sama halnya dengan

pelaksanaan pada siklus I, hanya pada siklus II ini guru memberikan

motivasi dengan semangat lebih kepada peserta didik, dibandingkan

dengan siklus I. pada siklus II ini juga guru berusaha untuk memberikan

perhatiannya secara merata kepada peserta didik dan juga memberi

pertanyaan kepada peserta didik akan dilakukan secara merata, sehingga

semua peserta didik bisa lebih aktif dalam belajar.

Pada pertemuan kedua ini, hasil pembelajaran peserta didik mulai

mengalami peningkatan dari sebelumnya. Peserta didik lambat laun mulai

dapat menyesuaikan diri dengan proses pembelajaran dikelas dengan

media Powerpoint. Sehingga jumlah peserta didik yang aktif bertanya dan

mengeluarkan pendapat lebih banyak dari jumlah sebelumnya dan

pemahaman peserta didik terhadap materi hadist tentang niat mulai

mengalami peningkatan. Hal ini dapat diketahui melalui evaluasi berupa

pemberian soal post test yang dilakukan di akhir pembelajaran.

Guru mempersilahkan peserta didik untuk bertanya mengenai materi

yang belum dipaham, dan juga memberi kesempatan kepada peserta didik

untuk mengungkapkan tentang pengalaman yang dialami atau dilihat

dalam kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan materi pembelajaran.

c. Tahap Observasi

43
Selama proses pembelajaran, peneliti yang berperan sebagai

pengamat juga melakukan observasi terhadap kegiatan pembelajaran siklus

II. Dengan menggunakan lembar observasi seperti halnya pada siklus I.

1) Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus II

Pada tahap ini yang menjadi penilaiannya adalah kesesuaian

aktivitas guru dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah

direncanakan. Hasil observasi aktivitas guru pada siklus II dapat

dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.4 Hasil Pengamatan Aktivitas Guru pada Siklus II

No Aspek yang Diamati SKOR

Kegiatan Awal 1 2 3 4
1. Guru mengucap salam dan menyapa peserta didik √
2. Guru mengkondisikan kelas dan berdoa bersama peserta √
didik
3. Guru melakukan absensi √
4. Guru memberikan apersepsi √
5. Guru memberikan motivasi √
6. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan √
dicapai
7. Guru memberikan soal pree test √
8. Guru meminta peserta didik mengumpulkan soal pree test √
yang telah dikerjakan
Kegiatan Inti
9. Guru meminta peserta didik untuk membentuk kelompok √
10. Guru menampilkan pembelajaran menggunakan media √
power point untuk diamati
11. Guru meminta peserta didik untuk menanyakan perihal √
materi yang telah diamati melalui media Power point
12. Guru memberikan LKPD kepada peserta didik √
13. Guru memberikan arahan kepada peserta didik untuk √
mengerjakan LKPD
14. Guru meminta peserta didik untuk mrncari informasi dari √
berbagai sumber tentang materi yang dipelajari
15. Guru meminta peserta didik untuk menidskusikan dan √
menganalisis informasi yang sudah didapatkan mengenai

44
materi dengan teman kelompok dan juga kelompok lain
16. Guru meminta peserta didik untuk mempresentasikan √
hasil kerja kelompok
Penutup
17. Guru bersama peserta didik membuat kesimpulan tentang √
materi pembelajaran yang telah selesai
18. Guru memberikan penguatan kesimpulan √
19. Guru memberikan evaluasi berupa tes akhir dalam bentuk √
pilihan ganda
20. Guru menyampaikan sepintas tentang materi yang akan √
dibahas pada pertemuan selanjutnya
21. Guru meyampaikan pesan-pesan moral kemudian √
pembelajaran ditutup dengan do’a
22. Guru mengakhiri pembelajaran dengan salam √
Jumlah 70
Skor 79,5

Persentase:

Keterangan Tingkat Kemampuan guru:

80 – 100 = Sangat Baik


66 – 79 = Baik
56 – 65 = Cukup
40 – 55 = Kurang
30 – 39 = Sangat Kurang

Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa, setiap aspek yang diamati

dari aktivitas guru, dalam mengajar dikategorikan dengan nilai baik dengan

nilai 79,5 namun dalam proses ini kemampuan guru dalam menguasai kelas

masih kurang, guru belum terbiasa menggunakan media Powerpoint dan

masih berpatokan terhadap metode ceramah, Menyangkut dengan segala

kendala yang masih dihadapi guru dalam pengelolaan kelas pada pertemuan
45
pertama dalam siklus II belum berjalan dengan optimal, maka dari itu guru

melanjutkan proses pembelajaran selanjutnya untuk peningkatan aktivitas

yang lebih baik lagi.

2) Hasil observasi aktivitas peserta didik

Kegiatan pengamatan peserta didik dilakukan pada saat

pembelajaran berlangsung untuk setiap pertemuan, pengamatan

terhadap peserta didik bertujuan untuk melihat tingkat keberhasilan

minat dalam proses belajar mengajar serta interaksi peserta didik di

setiap pertemuan. Hasil pengamatan aktivitas peserta didik pada siklus I

dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.5 Hasil Pengamatan Aktivitas peserta didik pada Siklus II

No Aspek yang Diamati SKOR

Pendahuluan 1 2 3 4
1. Peserta didik menjawab salam dan berdoa bersama √
dipimpin oleh seorang peserta didik dengan penuh
khidmat
2. Peserta didik mendengar arahan gutu untuk √
memperhatikan kesiapan dari peserta didik dengan baik
3. Peserta didik menjawab absensi guru √
4. Peserta didik merespon serta mendengarkan apersepsi √
5. Peserta didik mendengarkan motivasi yang disampaikan √
oleh guru
6. Peserta didik mendengarkan serta mengetahui tujuan √
pembelajaran yang disampaikan oleh guru
7. Pesrta didik mengisi pre test √
8. Peserta didik mengumpulkan pre test yang telah √
dikerjakan
Kegiatan Inti
9. Peserta didik membentuk kelompok √
10. Peserta didik mengamati pembelajaran menggunakan √
media powerpoint yang ditampilkan
11. Peserta didik menanyakan tentang materi yang telah √
diamati pada media power point
12. Peserta didik mengambil LKPD untuk mengerjakan soal √
46
yang sesuai dengan materi yang ditampilkan
13. Peserta didik mendengar arahan dari guru tentang cara √
mengerjakan LKPD
14. Peserta didik mencari informasi dari berbagai sumber √
tentang materi yang dipelajari
15. Peserta didik mendiskusikan dan menganalisis informasi √
yang sudah didapat dengan teman kelompok
16. Peserta didik mempresentasikan hasil kerja kelompok √
Penutup
17. Peserta didik berasama guru membuat kesimpulan tentang √
materi pembelajaran
18. Peserta didik mendengarkan penguatan kesimpulan oleh √
guru
19. Peserta didik mengerjakan evaluasi berupa tes akhir atau √
post test
20. Peserta didik mendengarkan penyampaian dengan baik √
mengenai materi yang akan dilanjutkan pada pertemuan
selanjutnya
21. Peserta didik menutup pembelajaran dengan doa √
22. Peserta didik menjawab salam √
Jumlah 59
Skor 67,4

Keterangan pengisian lembar observasi aktivitas peserta didik:


1 = kurang
2 = cukup
3 = baik
4 = baik sekali

Keterangan Tingkat Kemampuan Peserta didik:

80 – 100 = Sangat Baik

66 – 79 = Baik

56 – 65 = Cukup

40 – 55 = Kurang

30 – 39 = Sangat Kurang

47
Berdasarkan hasil observasi siklus II dapat disimpulkan bahwa aktivitas

peserta didik ketika belajar mata pelajaran Al-Qur’an Hadits dengan materi

hadits tentang niat dapat digolongkan dalam kategori baik dengan jumlah

persentase 67%. Walaupun sudah digolongkan dalam kategori baik,

pelaksanaan pembelajaran menggunakan media powerpoint masih kurang

optimal. Hal ini ditunjukan dengan masih adanya beberapa peserta didik yang

pasif dan kurang aktif, mengobrol dengan teman ketika guru menyampaikan

instruksi kegiatan pembelajaran, serta peserta didik yang memberikan

pertanyaan masih sedikit.

3) Hasil Belajar Peserta didik

Berdasarkan KKM yang ditetapkan sekolah yaitu 75, berarti

pemahaman peserta didik secara individu dinyatakan tuntas belajarnya

apabila telah mencapai nilai 75 atau lebih. secara klasikal belum mencapai

85% maka dapat dikatakan bahwa, pemahaman materi peserta didik belum

memenuhi KKM yang ditentukan MIN 5 Banda Aceh Yaitu minimal 75

untuk pembelajaran Al-Qur’an Hadits. Nilai hasil belajar peserta didik pada

tahap siklus II diambil dari nilai evaluasi post test pada akhir siklus.

Tabel 4.6 Hasil post test Siklus II

No Nama Peserta didik Skor Keterangan


1. MY 80 Tuntas
2. MAF 60 Tidak Tuntas
3. MAL 80 Tuntas
4. MA 80 Tuntas
5. MDA 90 Tuntas
6. MTF 60 Tidak Tuntas
7. MJR 90 Tuntas
8. MZ 80 Tuntas
9. RH 80 Tuntas
48
10. RA 60 Tidak Tuntas
11. RZ 70 Tidak Tuntas
12. RA 90 Tuntas
13. RAF 80 Tuntas
14. RM 90 Tuntas
15. SA 80 Tuntas
16. SPW 70 Tidak Tuntas
17. SYR 80 Tuntas
18. SRK 90 Tuntas
19. TM 60 Tidak Tuntas
20. WA 80 Tuntas
21. YF 80 Tuntas
Jumlah 1630
Rata-Rata 77,6

Berdasarkan nilai hasil pengamatan pada pelaksanaan evaluasi Post

Test pada tabel di atas, dapat diketahui bahwa nilai rata-rata pada tahap siklus

II mencapai 77,6 Dari 21 orang peserta didik di kelas IV terdapat 15 orang

peserta didik yang sudah mencapai ketuntasan belajar secara individu yang

memperoleh nilai di atas kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang telah

ditetapkan yaitu 75. Sedangkan 6 orang peserta didik lainnya masih belum

tuntas.

Untuk mengetahui persentase banyaknya peserta didik yang tuntas

dalam belajar secara klasikal adalah sebagai berikut:

Dikatakan peserta didik sudah mencapai ketuntasan secara klasikal

apabila nilai persentase di atas 85%. Pada pembelajaran siklus II ini, peserta

didik yang belum tuntas secara klasikal sebanyak 28,6%, sedangkan yang

sudah tuntas sebanyak 71,4%. Setelah melakukan post test pada akhir
49
pembelajaran siklus II, hasilnya belum memenuhi harapan yang diinginkan

oleh peneliti karena masih ada beberapa peserta didik yang belum mencapai

ketuntasan minimal, sehingga ketuntasan belajar secara klasikal juga belum

tercapai.

d. Refleksi

Berdasarkan hasil observasi guru yang membantu peneliti dalam

pengumpulan data ini, proses kegiatan belajar mengajar dengan media Powerpoint

belum menunjukkan hasil yang optimal karena guru masih memiliki kekurangan

dalam mengelola pembelajaran dan diperlukan peningkatan lebih lanjut guru perlu

memberikan perhatian agar peserta didik lebih bersemangat dan aktif dalam proses

belajar mengajar. Sedangkan peserta didik, masih banyak yang pasif, masih

mengobrol dengan teman disampingnya, kurang memperhatikan ketika guru

menjelaskan dan memberikan instruksi kegiatan pembelajaran, serta kurangnya minat

peserta didik untuk mengajukan pertanyaan mengenai materi yang belum dipahami.

Selain itu juga peserta didik masih kurang fokus dan berkonsentrasi di kelas sehingga

terasa kurang kondusif dalam proses belajar mengajar. Oleh karena itu, untuk

pertemuan selanjutnya perlu diadakan perbaikan agar tercapainya tujuan dari

penelitian ini

Masih adanya beberapa kekurangan dalam proses belajar mengajar mengguna

kan media Powerpoint ini berdampak pada peningkatan pemahaman peserta didik,

hal ini bisa dilihat dari hasil belajar peserta didik pada siklus II. dari hasil observasi

dan tes pada siklus II ini, maka selanjutnya peneliti melakukan refleksi dengan

mengevaluasi kegiatan yang ada pada siklus II, mencari solusi dan jalan keluar

50
terhadap permasalahan yang ditemukan di kelas dengan melakukan tindakan pada

siklus berikutnya.

Pada siklus berikutnya, peneliti dan guru mencari beberapa komposisi agar

meningkatkan pemahaman peserta didik serta meningkatkan hasil belajar dengan

menggunakan media Powerpoint, agar proses belajar mengajar berjalan dengan baik

serta mencapai keinginan yang diinginkan.

Berdasarkan hasil refleksi yang dilakukan peneliti dan guru, terdapat

beberapa solusi yang dapat digunakan sebagai jalan keluar dalam upaya perbaikan

terhadap proses pembelajaran pada siklus III. Upaya-upaya tersebut antara lain

sebagai berikut:

a) Menyusun kembali skenario pembelajaran (RPP) untuk siklus III

b) Guru akan menerangkan setiap materi dengan menurunkan tempo agar

lebih sesuai dengan keadaan kelas.

c) Pada saat pembelajaran berlangsung kontak pandang guru tidak hanya

tertuju pada seorang peserta didik saja, melainkan harus merata

d) Memberi pertanyaan pada peserta didik diusahakan merata, sehingga

semua peserta didik ikut aktif dalam proses pembelajaran.

e) Guru memberikan motivasi yang merangsang siswa untuk belajar.

B. Pembahasan

51
52

Anda mungkin juga menyukai