Anda di halaman 1dari 90

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan bagi umat manusia merupakan kebutuhan mutlak yang

harus dipenuhi sepanjang hidupnya. Tanpa pendidikan mustahil suatu

kelompok manusia dapat hidup berkembang sejalan dengan cita-cita untuk

maju, sejahtera dan bahagia.

Pendidikan adalah salah satu faktor yang paling penting dalam

pembangunan nasional, dijadikan andalan utama untuk berfungsi semaksimal

mungkin dalam upaya meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia, di

mana iman dan takwa kepada Allah menjadi sumber motivasi kehidupan

segala bidang.1

Dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Pasal 1 ayat 1 tentang

Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pelaksanaannya disebutkan bahwa :

pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.2

Pendidikan Agama Islam di Sekolah Ibtidaiyah terdiri atas empat mata

pelajaran yaitu : Al Quran Hadis, Akidah Akhlak, Fikih dan Pendidikan Agama

1 Fuad Ihsan, Dasar-Dasar Pendidikan, (Jakarta : Rineka Cipta, 1995),


hlm. 4.

2 Tim Redaksi Tamita Utama, Undang-Undang tentang Sisdiknas dan


Peraturan Pelaksanaannya 2000 2004, (Jakarta : Tamita Utama,
2004), hlm. 4.
2

Islam yang masing-masing saling terkait, mengisi dan melengkapi. Pendidikan

Agama Islam merupakan perkembangan perjalanan hidup manusia muslim

dari masa ke masa dalam usaha bersyariah (beribadah dan bermuamalah) dan

berakhlak serta dalam mengembangkan sistem kehidupannya yang dilandasi

oleh akidah. Secara substansial, mata pelajaran Pendidikan Agama Islam

memiliki kontribusi dalam memberikan motivasi kepada peserta didik untuk

mengenal, memahami, menghayati Pendidikan Agama Islam, yang

mengandung nilai-nilai. kearifan yang dapat digunakan untuk melatih

kecerdasan, membentuk sikap, watak, dan kepribadian peserta didik.

Jadi pembelajaran Pendidikan Agama Islam tidak hanya menjangkau

ranah pengetahuan (kognitif) saja, melainkan juga harus memberikan tatanan

pada penghayatan dan kesadaran untuk bertindak (ranah afektif dan

psikomotorik). Peserta didik tidak hanya dituntut untuk mengetahui dan

menghafal peristiwa penting, akan tetapi bisa meneladani perjuangan pejuang

Islam dalam membela, memajukan dan mengembangkan agama Islam.

Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP N 25 Tiban Indah

ternyata masih menemukan adanya anggapan bahwa mata pelajaran PAI

hanyalah pelajaran yang harus dihafal ditambah model pembelajaran seorang

guru yang kurang kreatif, inovatif dan menyenangkan menjadikan peserta

didik menjadi statis dan kurang berprestasi.

Observasi awal di SMP N 25 Tiban Indah Batam menunjukkan hal

tersebut. Pada matapelajaran PAI Kelas VII Semester 1 Materi Islam Periode

Makkah di tahun pelajaran 2014/2015 hasil belajar siswa rata-rata 60 dan di

tahun pelajaran 2015/2016 hasil belajar siswa rata-rata 63. Hal inilah yang

menuntut profesionalitas seorang guru dalam mendesain sebuah pembelajaran


3

yang dapat meningkatkan aktivitas dan kreativitas belajar peserta didik secara

efektif dan menyenangkan.

Dalam mendesain pembelajaran itu, seorang guru dituntut mampu

menggunakan strategi dan metode yang tepat. Metode yang digunakan harus

mengedepankan keterlibatan aktif peserta didik di kelas. Sehingga mereka

termotivasi untuk berpikir, bekerja, berusaha, dan mengaplikasikan dalam

kehidupan nyata. Salah satu metode yang bisa digunakan dalam pembelajaran

aktif (active learning) ini adalah Role Playing (Bermain Peran).

Dengan metode Role Playing, siswa melatih dirinya untuk memahami

dan mengingat isi bahan/materi yang akan didramakan. Dengan demikian,

daya ingatan peserta didik tajam dan tahan lama. Di samping itu peserta didik

akan terlatih untuk berinisiatif dan berkreatif.3 Sehingga pada akhirnya hasil

belajar meningkat.

Berangkat dari permasalahan di atas penulis melakukan penelitian

tindakan kelas mengenai Peningkatan Hasil Belajar Siswa Materi Islam

Periode Makkah pada Matapelajaran Pendidikan Agama Islam Melalui Metode

Role Playing di SMP N 25 Tiban Indah Batam Tahun 2015/2016.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan dari penelitian

ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

a) Bagaimanakah penerapan metode Role PlayingMateri Islam Periode Makkah pada

matapelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP N 25 Tiban Indah Batam tahun

2015/2016 ?
3 Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar,
(Jakarta Rineka Cipta, 2002), Cet. II, hlm. 101.
4

b) Seberapa efektifkah penerapan metode Role Playing dapat meningkatkan hasil

belajar siswa Materi Islam Periode Makkah pada matapelajaran Pendidikan

Agama Islam di SMP N 25 Tiban Indah Batam tahun 2015/2016?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

c) Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut di atas, tujuan Penelitian ini

adalah sebagai berikut :

a. Untuk mengetahui penerapan metode Role PlayingMateri Islam Periode Makkah

pada matapelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP N 25 Tiban Indah Batam

tahun 2015/2016.

b. Untuk mengetahui seberapa efektifkah penerapan metode Role Playing dapat

meningkatkan hasil belajar siswa Materi Islam Periode Makkah pada

matapelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP N 25 Tiban Indah Batam tahun

2015/2016.

2.Manfaat Penelitian

Secara teoritis dan praktis manfaat yang diharapkan dapat diperoleh

melalui penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Manfaat Teoritis

1) Memberikan wawasan pada tenaga pendidik (guru), bahwa pembelajaran PAI

khususnya Pendidikan Agama Islam tidak bisa hanya mengandalkan metode

konvensional (ceramah) dalam metode pembelajarannya, tetapi juga dibutuhkan

metode lain yang bisa memotivasi peserta didik dalam menerima materi

pembelajaran.
5

2) Memberikan masukan bagi tenaga pendidik untuk lebih meningkatkan kreativitas

dalam mendesain pembelajaran di kelas pada matapelajaran Pendidikan Agama

Islam dengan metode Role Playing sehingga dapat meningkatkan hasil belajar

yang lebih baik.

b. Manfaat Praktis

1) Bagi Siswa

Membiasakan siswa bekerja sama dan aktif dalam proses

pembelajaran sehingga dapat meningkatkan prestasi siswa Materi

Islam Periode Makkah pada matapelajaran Pendidikan Agama

Islam.

2) Bagi Guru

Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai alternatif metode

atau cara dalam pembelajaran Materi Islam Periode

MakkahPendidikan Agama Islam SMPN Tiban Indah Batam tahun

2015/2016, yang kemudian dapat dijajagi replikasinya

pembelajaran Pendidikan Agama Islam di semua satuan

pendidikan.

3) Bagi Sekolah

Diperoleh ketepatan Implementasi pembelajaran sesuai

dengan tuntutan Kurikulum 2013 (K 13) sehingga sekolah dapat

bertanggung jawab terhadap mutu pendidikan masingmasing

kepada pemerintah, orang tua dan masyarakat pada umumnya.

Melalui penelitian ini sekolah akan berupaya semaksimal mungkin

untuk melaksanakan dan mencapai sasaran Kurikulum 2013.


6

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Role Playing sebagai Metode Pembelajaran

a. Pemahaman tentang Metode dan Dasar-Dasar Penggunaannya


7

Peningkatan hasil belajar merupakan harapan semua orang,

dengan hasil belajar yang meningkat berarti tujuan yang akan dicapai

dalam pembelajaran dapat terwujud.

Apabila ingin meningkatkan hasil belajar, tentunya tidak akan

terlepas dari upaya meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah,

yang salah satunya penggunaan metode yang tepat dalam

pembelajaran.4

Metode adalah rencana menyeluruh yang berhubungan dengan

penyajian materi pelajaran secara teratur dan tidak saling bertentangan,

yang didasarkan pada pendekatan tertentu.5 Metode digunakan guru

dalam penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar dan berfungsi

sebagai jembatan atau cara untuk mencapai tujuan.6

Jadi jelaslah bahwa metode adalah cara, yang dalam fungsinya

sebagai alat untuk mencapai tujuan. Makin tepat metodenya,

diharapkan makin efektif pula pencapaian tujuan tersebut. Dalam

pembelajaran di sekolah ada beberapa faktor yang ikut berperan dalam

menentukan efektivitas penggunaan suatu metode. Faktor tersebut

antara lain : faktor guru, faktor anak didik dan faktor lingkungan

belajar.7

4 Trianto, Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi


Konstruktivistik, (Jakarta : Prestasi Pustaka : 2007), hlm. 2.

5 Moh, Roqib, Ilmu Pendidikan Islam : Pengembangan Pendidikan


Integratif di Sekolah, Keluarga dan Masyarakat, (Yogyakarta : LKiS
Printing Cemerlang, 2009), hlm. 91.

6 M. Chabib Thoha dan Abdul Muti, PBM-PAI di Sekolah : Eksistensi dan


Proses Belajar Mengajar Pendidikan Agama Islam, (Yogyakarta :
Pustaka Pelajar Offset, 1998), hlm. 226.
8

Ahmad Tafsir dalam Metodologi Pengajaran Agama Islam

mengemukakan beberapa hal yang harus dipertimbangkan dalam

penggunaan suatu metode. Hal-hal yang harus dipertimbangkan, antara

lain :

1) Kondisi murid (peserta didik) yang mencakup tingkat kecerdasan, kematangan,

perbedaan individu dan lainnya.

2) Tujuan yang hendak dicapai.

3) Situasi kelas dan lingkungan.

4) Alat-alat yang tersedia.

5) Kemampuan mengajar, mencakup kemampuan fisik dan keahlian.

6) Sifat bahan pengajaran.8

Sedangkan Moh. Roqib dalam Ilmu Pendidikan Islam

menjelaskan tentang dasar penggunaan metode harus memperhatikan

dasar agamis, biologis dan psikologis, yang meliputi :

1) Tujuan pendidikan pembelajaran yang akan disampaikan, yang mencakup domain


kognitif (pikir), afektif (dzikir), dan psikomotorik (amal) guna mendapatkan
kesejahteraan dan kebahagiaan hidup dunia akherat.
2) Peserta didik sebagai manusia yang memiliki potensi dan sekaligus kelemahan
individual dan kolektif sesuai dengan kondisi fisik, psikis, dan usianya.
Kompleksitas bakat dan minat masing-masing peserta didik harus dilihat dan
diperlukan secara humanis dengan cara yang bijak.
3) Situasi dan kondisi lingkungan pembelajaran, baik dari aspek fisik - materiil,
sosial, dan psikis emosional.
4) Fasilitas dan media pembelajaran yang tersedia beserta kualtiasnya.
5) Kompetensi pendidik (baik professional, pedagogis, sosial, maupun
kepribadiannya).9

7 Suryosubroto, Proses Belajar Mengajar di Sekolah, (Jakarta : PT.


Rineka Cipta, 2009), hlm. 141.

8 Ahmad Tafsir, Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Bandung : PT.


Remaja Rosdakarya, 2003), Cet. VII, hlm. 33.

9 Moh. Roqib, Ilmu Pendidikan Islam, hlm. 94.


9

Beberapa ayat yang terkait secara langsung tentang motivasi


untuk memilih metode secara tepat dalam proses kegiatan belajar
mengajar adalah diantaranya dalam Surat An-Nahl ayat 125 :

Serulah (manusia) keapda jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran


yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya
Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat
dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang
mendapat petunjuk.10
Selain itu, dalam Surat Ali Imron ayat 159 Allah berfirman :
Maka berkat rahmat Allah, engkau (Muhammad) berlaku lemah lembut
terhadap mereka. Sekiranya engkau bersikap keras dan berhati keras,
tentulah mereka menjauhkan diri dari sekitarmu. Karena itu maafkanlah
mereka dan mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawarahlah
dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian, apabila engkau telah
membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sungguh, Allah
menyukai orangorang yang bertawakal11

Dalam Al Quran dan Sunnah Nabi saw, dapat ditemukan


berbagai metode pendidikan yang sangat menyentuh jiwa, perasaan
dan membangkitkan semangat. Di antara metode-metode yang paling
penting dan menonjol menurut Abdurrahman An-Nahlawi adalah :

1) Metode hiwar (percakpaan) Qurani dan Nabawi.


2) Mendidik dengan kisah-kisah Qurani dan Nabawi.
3) Mendidik dengan perumpamaan (amtsal).
4) Mendidik dengan memberi teladan (uswah).
5) Mendidik dengan pembiasaan diri dan pengalaman.
6) Mendidik dengan mengambil pelajaran (Ibrah) dan peringatan (Mauidhah).

7) Mendidik dengan targhib (membuat senang) dan tarhib (membuat


takut).12

b.Pengertian Metode Role Playing


10 Departemen Agama RI, Al Quran dan Terjemahnya, hlm. 421.

11 Departemen Agama RI, Al Quran dan Terjemahnya, hlm. 103.

12 Abdurrahman an-Nahlawi, Prinsip-prinsip dan Metoda Pendidikan


Islam : Dalam Keluarga, di Sekolah dan di Masyarakat, terj. Herry Noer
Ali, Bandung : CV. Diponegoro, 1989, hlm. 283.
10

Role Playing adalah salah satu metode yang dapat digunakan

dalam upaya meningkatkan hasil belajar Pendidikan Agama Islam pada

siswa. Melalui metode ini siswa semakin menghayati dan menghargai

orang lain, bertanggung jawab, cepat dan tepat mengambil keputusan

dan merangsang berpikir kreatif. Selain itu akan menciptakan

pembelajaran yang menyenangkan.

Role Playing atau bermain peran adalah mendramatisasikan

tingkah laku dalam hubungan masalah sosial/psikologis.13 Menurut

Wina Sanjaya, Role Playing atau bermain peran adalah metode

pembelajaran sebagai bagian dari simulasi yang diarahkan untuk

mengkreasi peristiwa-peristiwa aktual atau kejadian-kejadian yang

mungkin muncul pada masa mendatang.14

Anisatul Mufarokah berpendapat bahwa metode Role Playing

(bermain peran) adalah teknik penyajian bahan pelajaran dengan cara

mendramakan atau memerankan tingkah laku dalam hubungan sosial

oleh para siswa.15

Metode Role Playing (bermain peran) dengan metode

sosiodrama pada prinsipnya hampir sama. Dalam pemakaiannya sering

disilihgantikan. Dalam kaitan pembelajaran metode Role Playing

(sosio drama) berarti suatu metode yang digunakan untuk

menyampaikan suatu bahan materi pelajaran dengan cara memerankan

13 Rostiyah NK, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta : RIneka Cipta,


2008), hlm. 90.

14 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses


Pendidikan, hlm 161.

15 Anisatul Murafokah, Strategi Belajar Mengajar, (Yogyakarta : Sukses


Offset, 2009), hlm. 91.
11

suatu karakter atau tokoh tertentu melalui penghayatan dan

pengembangan imajinasi peserta didik.

Role Playing merupakan aktivitas pembelajaran terencana yang

dirancang untuk mencapai tujuan-tujuan pendidikan yang spesifik.

Role Playing berdasar pada tiga aspek utama dari pengalaman peran

dalam kehidupan sehari-hari :

1) Mengambil peran (Role - Taking). Yaitu tekanan ekspektasiekspektasi sosial

terhadap pemegang peran, contoh berdasar hubungan keluarga, atau berdasarkan

pekerjaan, dalam situasi sosial.

2) Membuat peran (Role Making), yaitu kemampuan memegang peran untuk

berubah secara dramatis dari satu peran ke peran yang lain dan menciptakan serta

memodifikasi peran sewaktu-waktu diperlukan.

3) Tawar menawar peran (Role Negotiation), yakni : tingkat dimana peran-peran

dinegosiasikan dengan pemegang peran yang lain dalam parameter dan hambatan

interaksi sosial.16

Dalam proses Role Play peserta didik diminta untuk :

1) Mengandaikan suatu peran khusus sebagai dirinya sendiri atau sebagai orang lain.

2) Masuk dalam situasi yang bersifat simulasi atau skenario, yang relevan dengan

pengetahuan yang sedang dipelajari.

3) Bertindak persis sebagaimana pandangan mereka terhadap orangorang yang

diperankan dalam situasi-situasi tertentu ini, dengan menyepakati untuk bertindak

seolah-olah peran tersebut perannya sendiri.

16 Hisyam Zaini, dkk, Strategi Pembelajaran Aktif, (Yogyakarta: Pustaka


Insan Madani, 2008), hlm. 98.
12

4) Menggunakan pengalaman peran yang sama lalu untuk mengisi gap yang hilang

dalam suatu peran singkat yang ditentukan.17

c. Langkah-langkah Pembelajaran dengan Metode Role Playing

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan

metode Role Playing (bermain peran), yakni :

1) Menentukan pokok permasalahan (tema) yang akan diperankan.

2) Menetapkan para pemain (anggota pemeran).

3) Memberi kesempatan para pemain untuk berlatih memainkan perannya.

4) Melaksanakan kegiatan (memainkan peran).

5) Menghentikan atau mengakhiri kegiatan pada waktu situasi yang klimaks.

6) Memberi kesempatan pada siswa yang tidak bermain peran untuk mengamati dan

mencatat hal-hal yang penting.

7) Melakukan diskusi dan tanya jawab terhadap materi atau masalah persoalan yang

diperankan.

8) Melaksanakan evaluasi dan penilaian hasil Role Playing tersebut.

Hamzah B. Uno mengemukakan sembilan langkah prosedur

pelaksanaan bermain peran (Role Playing) antara lain : 1) Pemanasan;

2) Memilih partisipan; 3) Menyiapkan pengamat (observer); 4) Menata

panggung; 5) Memainkan peran (manggung); 6) Diskusi dan evaluasi;

7) Memainkan peran ulang; 8) Diskusi dan evaluasi kedua; dan 9)

Berbagi pengalaman dan kesimpulan.18

17 Hisyam Zaini, Strategi Pembelajaran Aktif, hlm. 99.

18 Hamzah B. Uno, Model Pembelajaran; Menciptakan Proses Belajar


Mengajar Yang Kreatif dan Efektif, (Jakarta : Bumi Aksara, 2009), Cet. V,
hlm. 26.
13

Basyirudin Usman membagi langkah-langkah kegiatan

pembelajaran dengan metode Role Playing dalam tiga tahap, yaitu : 1)

persiapan, 2) pelaksanaan dan 3) tindak lanjut. Secara rinci diuraikan

sebagai berikut :

1) Persiapan

a) Menentukan pokok masalah yang akan didramatisasikan.

b) Menentukan para pemain.

c) Mempersiapkan jalannya cerita.

2) Pelaksanaan

a) Mendramatisasikan masalah yang diminta selama + 4 5 menit.

b) Guru mengawasi dan memberi kebebasan kepada siswa untuk bermain peran.

c) Bila terjadi kemacetan, sebaiknya guru cepat bertindak dan membujuk siswa lain

untuk menggantikannya atau siswa yang memainkan peran tersebut disyaratkan

atau diberi aba-aba agar mereka dapat membetulkan permainannya.

d) Pelaksanaan Role Playing itu tidak harus selesai, tapi bisa juga dilanjutkan oleh

siswa lainnya.

3) Tindak lanjut

a) Tanya jawab, diskusi, kritik, dan analisis persoalan.

b) Bila dipandang perlu siswa lainnya mengulang kembali untuk memainkan peran

agar lebih baik lagi, jika dramatisasi sebelumnya kurang memuaskan atau

maksimal.19

Keberhasilan pembelajaran khususnya Pendidikan Agama Islam

melalui metode Role Playing (bermain peran) tergantung penerapan

19 Basyirudin Usman, Metodologi Pembelajaran Agama Islam, (Jakarta:


Ciputra Press, 2003), hlm. 52.
14

langkah-langkah yang tepat, analisis, dan kesiapan siswa untuk

memainkan peranan terhadap masalah-masalah atau pokok persoalan

yang ada.

d. Kelebihan dan Kekurangan Metode Role Playing

Metode Role Playing mempunyai kelebihan dan kekurangan.

1) Kelebihan Role Playing

a) Melatih dan meningkatkan daya ingat serta pelajaran. Karena sebagai pemain,

siswa harus memahami dan menghayati jalannya suatu cerita.

b) Meningkatkan kreativitas siswa sehingga mempunyai inisiatif untuk

mengemukakan pendapat.

c) Memunculkan bakat yang terpendam yang selama ini belum tergali.

d) Memupuk kesadaran siswa untuk senantiasa mengembangkan sikap toleransi,

kerja sama dan gotong royong antar sesama yang dilandasi nilai-nilai luhur.

e) Membiasakan siswa menggunakan bahasa lisannya sehingga terbiasa berbicara

yang mudah dipahami oleh orang lain.

f) Proses kegiatan belajar dan mengajar lebih menarik dan tidak monoton. Hal ini

dikarenakan pembelajaran lebih menyenangkan.

2) Kekurangan Role Playing

a) Bagi siswa yang tidak mendapat peran menjadi kurang aktif dan kreatif.

b) Banyak memakan waktu, baik waktu persiapan dalam rangka pemahaman isi

bahan pelajaran maupun pelaksanaannya.

c) Sering kelas lain terganggu oleh suara para pemain dan para pengamat (penonton)

yang kadang-kadang tertawa, bertepuk tangan, dan sebagainya.


15

d) Bila tidak terkontrol dengan baik, terkadang bisa memunculkan masalah-masalah

personal seperti saling mengejek, prasangka buruk, dendam, pertentangan, dan

sebagainya.

Dengan mengetahui kelebihan dan kekurangan metode Role

Playing, seorang pendidik dapat mengoptimalkan kelebihan yang ada

dan berusaha mengatasi kelemahan dan kekurangannya, sehingga

penerapan metode ini bisa efektif dan efisien yang pada akhirnya

tujuan pembelajaran dapat terwujud dengan baik.

d) Langkah-langkah Pembelajaran Materi Islam Periode Makkah


dengan Metode Role Playing

Pada dasarnya langkah Pembelajaran Materi Islam Periode Makkah

dengan metode Role Playingsama halnya dengan Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP). RPP adalah perencanaan jangka pendek untuk

memperkirakan atau memproyeksikan tindakan yang akan dilakukan

dalam pembelajaran.20

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun RPP sebagaimana

dijelaskan oleh Khoirudin, dkk adalah sebagai berikut :

a. Mengisi kolom identitas


b. Menentukan alokasi waktu yang dibutuhkan untuk pertemuan yang telah
ditetapkan.
c. Menentukan standar kompetensi dan kompetensi dasar, serta indikator yang akan
digunakan yang terdapat pada silabus yang telah disusun.
d. Merumuskan tujuan pembelajaran berdasarkan standar kompetensi dan
kompetensi dasar, serta indikator yang telah ditentukan.

20 Khoirudin, dkk.,Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Konsep dan


Implementasinya di Sekolah, (Jogjakarta : Pilar Media, 2007), hlm. 145,
cet. 2.
16

e. Mengidentifikasi materi standar berdasarkan materi pokok pembelajaran yang


terdapat dalam silabus. Materi standar merupakan uraian dari materi
pokok/pembelajaran.
f. Menentukan metode pembelajaran yang akan digunakan.
g. Merumuskan langkah-langkah pembelajaran yang terdiri dari kegiatan awal, inti
dan akhir.
h. Menentukan sumber belajar yang digunakan.
i. Menyusun kriteria penilaian, lembar pengamatan, contoh soal, dan teknik
penskoran.

Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) Materi Islam Periode

Makkah melalui metode Role Playing yang telah tersusun

diimplementasikan dalam kegiatan pembelajaran yang meliputi 3 tahapan

yaitu : 1) perencanaan dan persiapan; 2) interaksi (pelaksanaan); dan 3)

refleksi dan evaluasi.21

a. Perencanaan dan Persiapan

Perencanaan dan persiapan yang matang dalam pembelajaran


Materi Islam Periode Makkah merupakan hal yang penting dalam
kegiatan Role Playing. Hal-hal yang perlu dipertimbangkan oleh guru
sebelum memulai pembelajaran dengan metode Role Playing antara
lain:22

1) Mengenal peserta didik


2) Menentukan tujuan pembelajaran
3) Kapan menggunakan metode Role Playing
4) Pendekatan yang dipakai.
5) Mengidentifikasi dan membuat skenario.
6) Menempatkan peran.
7) Mempertimbangkan hambatan yang bersifat fisik.
8) Merencanakan waktu yang baik.
9) Mengumpulkan sumber informasi yang relevan.
Dalam persiapan pembelajaran Materi Islam Periode Makkah
yang perlu dilakukan adalah :

21 Hisyam Zaini, dkk, Strategi Pembelajaran Aktif, hlm. 104.

22 Hisyam Zaini, dkk.,Strategi Pembelajaran Aktif, hlm. 105.


17

1) Menentukan materi yang akan didramatisasi.

2) Memilih para pelaku (pemain peran)

3) Mempersiapkan pelaku untuk menentukan peranan masingmasing.23

4) Mempelajari skenario yang telah disiapkan.

b. Interaksi (Pelaksanaan)

Dalam pelaksanaan Role Playing, guru lebih memposisikan

dirinya sebagai fasilitator pembelajaran yang mengatur sirkulasi dan

jalannya pembelajaran. Peserta didiklah yang banyak berperan dalam

proses pembelajaran tersebut dan guru lebih banyak memberikan

arahan dan bimbingan saja.

Langkah-langkah pelaksanaan Role Playingadalah :

1) Peserta didik melakukan kegiatan Role Playing, yaitu membaca dialog sesuai

skenario yang telah disiapkan secara bergantian. Peserta didik yang tidak bermain

peran menyaksikan, dan mencatat hal-hal yang penting.

2) Guru menghentikan kegiatan Role Playing pada saat situasi yang sedang

memuncak (tegang).

3) Guru mengajak peserta didik mendiskusikan hal-hal yang berkaitan dengan

kegiatan Role Playing seperti jalannya cerita, materi penting yang ada, atau

pemecahan masalah selanjutnya.

c. Refleksi dan Evaluasi

Pada tahap ini peserta didik diberi tugas untuk menilai atau

memberi tanggapan terhadap pelaksanaan Role Playing. Selain itu

peserta didik diberi kesempatan untuk membuat kesimpulan hasil Role

Playing.

23 Djamarah, dkk, Strategi Belajar Mengajar, hlm. 115.


18

Setelah pelaksanaan pembelajaran selesai diadakan kegiatan

evaluasi. Dari evaluasi ini dapat diketahui hasil belajar peserta didik

Apakah sudah tuntas atau belum. Hasil belajar adalah Kemampuan

yang diperoleh siswa setelah melalui kegiatan belajar. 24 Apabila setelah

diadakan evaluasi belum tuntas, maka dilaksanakan evaluasi

selanjutnya (kegiatan remidial), dan yang sudah tuntas diadakan

pengayakan. Ketuntasan hasil belajar didasarkan pada pencapaian

kriteria ketuntasan minimal (KKM).

Hasil belajar perlu diketahui karena bisa dijadikan parameter

berhasil tidaknya tujuan suatu pendidikan. Tujuan pendidikan yang

ingin dicapai dapat dikelompokkan menjadi tiga ranah yaitu : ranah

kognitif, psikomotorik dan afektif.25 Pada ranah kognitif menekankan

pada teori, sejauh mana peserta didik menguasai Materi Islam Periode

Makkah setelah diadakan kegiatan Role Playing. Ranah psikomotorik

lebih menekankan pada aspek ketrampilan, bermain peran (Role

Playing) dan ranah afektif berkaitan pada nilai atau sikap yaitu

meneladani nilai-nilai positif dari Islam Periode Makkah.

D. Hipotesis Tindakan

Hipotesis berasal dari kata Hypo yang berarti di bawah dan thesa

yang berarti kebenaran. Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat

24 Nashar, Peranan Motivasi dan Kemampuan Awal dalam Kegiatan


Pembelajaran, hlm. 25

25 Mimin Haryati, Model dan Teknik Penilaian pada tingkat Satuan


Pendidikan, (Jakarta : Gaung Persada Pers, 2007), hlm. 22.
19

sementara terhadap permasalahan penelitian sampai akhirnya terbukti melalui

data yang terkumpul.26

Berdasarkan kajian teori dan hasil penelitian yang relevan, hipotesis

penelitian tindakan kelas ini adalah: Melalui Metode Role Playing Hasil

Belajar Materi Islam Periode Makkah pada Matapelajaran Pendidikan Agama

Islam di SMP N 25 Tiban Indah Batam Tahun 2015/2016 dapat ditingkatkan.

26 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik,


(Yogyakarta : Rineka Cipta, 2002), hlm. 64.
20

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas

(PTK). Adapun penjelasan PTK adalah sebagai berikut :

1.Pengertian Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

Dalam bahasa Inggris Penelitian Tindakan Kelas (PTK) diartikan

dengan Classroom Action Research, disingkat CAR27. Penelitian Tindakan

Kelas (PTK) dapat diartikan sebagai proses pengkajian masalah

pembelajaran di dalam kelas melalui refleksi diri dalam upaya untuk

memecahkan masalah tersebut dengan melakukan tindakan terencana serta

menganalisanya.28 Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah suatu

pendekatan untuk meningkatkan pendidikan dengan melakukan perubahan

ke arah perbaikan hasil pendidikan dan pembelajaran, yang akar

permasalahannya muncul di kelas, dan dirasakan langsung oleh guru.29

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) menurut Suyanto seperti dikutip

Masnur Muslich adalah suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif

dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki dan

27 Zainal Aqib, Penelitian Tindakan Kelas, (Bandung : CV. Yrama Widya,


2009), Cet. V, hlm. 12.

28 Wina Sanjaya, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta : Kencana, 2010),


Cet. II, hlm. 26.

29 Suharsimi Arikunto, dkk.,Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta : Bumi


Aksara, 2008), Cet. VII, hlm. 104 105.
/ atau meningkatkan praktik-praktik pembelajaran di kelas secara

professional.30

Dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) terdapat tiga unsur atau

konsep, yaitu 31:

Penelitian adalah aktivitas mencermati suatu objek tertentu melalui

metodologi ilmiah dengan mengumpulkan data-data dan dianalisis untuk

menyelesaikan suatu masalah.

a. Tindakan adalah suatu aktivitas yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu

yang terbentuk siklus kegiatan dengan tujuan untuk memperbaiki suatu masalah

dalam proses belajar mengajar.

b. Kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama menerima pelajaran

yang sama dari seorang guru.

Dari rumusan pengertian di ats dapat disimpulkan bahwa penelitian

tindakan kelas yaitu penelitian yang dilakukan guru atau pelaku tindakan

di kelas (tempat mengajar) yang bersifat reflektif, yang dilaksanakan

secara sistematis dan terencana untuk meningkatkan kualitas

pembelajaran.

2. Langkah-Langkah Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilaksanakan melalui proses

pengkajian berdaur yang terdiri dari 4 tahap seperti gambar 3.1

PERENCANA TINDAKA OBSERVA REFLEK


AN N SI SI

30 Masnur Muslich, Melaksanakan PTK Itu Mudah, Classroom Action


Research, (Jakarta : Bumi Aksara, 2009), Cet. III, hlm. 9.

31 Zaenal Aqib, Penelitian Tindakan Kelas, hlm. 12.


22

Gambar 3.1 Prosedur Pelaksanaan PTK32


Secara lebih lanjut Zainal Aqib menjelaskan prosedur pelaksanaan

PTK mencakup :

a. Penetapan fokus permasalahan

1) Merasakan adanya masalah

2) Menganalisis masalah

3) Merumuskan masalah

b. Perencanaan Tindakan

1) Membuat skenario pembelajaran

2) Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung yang diperlukan di kelas.

3) Mempersiapkan instrumen untuk menganalisis data mengenai proses dan hasil

tindakan.

4) Melaksanakan simulasi pelaksanaan tindakan perbaikan untuk menguji

keterlaksanaan rencana / rancangan.

c. Pelaksanaan tindakan

Pelaksanaan tindakan meliputi siapa, apa, kapan, di mana dan

bagaimana melakukannya. Skenario yang telah direncanakan

dilaksanakan dalam situasi yang aktual dengan disertai adanya

kegiatan observasi, interpretasi dan refleksi.

d. Pengamatan Interpretasi

Tujuan dilakukan pengamatan adalah untuk mengumpulkan

bukti hasil tindakan agar dapat dievaluasi dan dijadikan landasan

dalam melakukan refleksi.

32 Zainal Aqib, Penelitian Tindakan Kelas, hlm. 30.


e. Refleksi

Pada bagian refleksi dilakukan analisis data mengenai proses,

masalah, dan hambatan yang dijumpai dan dilanjutkan dengan refleksi

terhadap dampak pelaksanaan tindakan yang dilaksanakan.

3. Tujuan dan Manfaat Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) bertujuan untuk memperbaiki dan

meningkatkan kualitas pembelajaran serta membantu memperdayakan

guru dalam memecahkan permasalahan-permasalahan yang ada dalam

pembelajaran. Selain itu, PTK mendorong para guru mengembangkan

kompetensinya untuk memikirkan apa yang akan dilakukan dalam

menjalankan tugasnya sehari-hari untuk perbaikan kualitas dirinya dan

peserta didik.33 Pada intinya Penelitian Tindakan Kelas (PTK) bertujuan

untuk memperbaiki berbagai persoalan nyata dan praktis dalam

meningkatkan mutu pembelajaran di kelas yang dialami langsung dalam

interaksi antara guru dan siswa yang sedang belajar.

Penelitian yang menggunakan PTK umumnya diarahkan pada

pencapaian sasaran sebagai berikut :

a. Memperbaiki dan meningkatkan kualitas isi, masukan, proses, dan hasil


pembelajaran.
b. Menumbuhkembangkan budaya meneliti bagi tenaga kependidikan agar lebih
proaktif mencari solusi akan permasalahan pembelajaran.
c. Menumbuhkan dan meningkatkan produktivitas meneliti para tenaga pendidikan
dan kependidikan, khususnya mencari solusi masalah pembelajaran.
d. Meningkatkan kolaborasi antar tenaga pendidik dan tenaga kependidikan dalam
memecahkan masalah pembelajaran.34

33 Masnur Muslich, Melaksanakan PTK Itu Mudah, hlm. 10.

34 Suharsimi Arikunto, Penelitian Tindakan Kelas, hlm. 107.


24

Adapun manfaat penelitian tindakan kelas dalam pembelajaran


adalah :

a. Inovasi pembelajaran.
b. Pengembangan kurikulum di tingkat regional / nasional.
c. Peningkatan profesionalisme tenaga pendidik dan tenaga kependidikan.35

B. Tempat dan Waktu Penelitian


1. Tempat Penelitian
Tempat penelitian ini di SMPN Tiban Indah yang beralamat di Jl.

Tiban Kelurahan Tiban Indah Kecamatan Kota Batam Kabupaten Batam

dengan jumlah peserta didik 45 anak yang terdiri 19 anak laki-laki dan 26

anak perempuan. Pemilihan tempat penelitian tersebut dengan dasar

sebagai berikut :

a. Suasana sekolah yang nyaman, tertib, dan rapi sehingga proses pembelajaran

dapat berlangsung dengan baik dan memudahkan peneliti dalam mengadakan

penelitian.

b. Sarana dan prasarana sekolah yang lengkap dan semua pihak sekolah bersedia

membantu pelaksanaan penelitian ini.

c. Lokasi sekolah yang strategis sehingga mudah dijangkau oleh kendaraan umum

dan jauh dari keramaian sehingga proses belajar mengajar dapat kondusif.

2. Waktu Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan selama satu bulan

terhitung mulai tanggal 3November sampai 5Desember2015. Rincian

waktu pelaksanan penelitian seperti pada tabel di bawah ini :

35 Suharsimi Arikunto, Penelitian Tindakan Kelas, hlm. 108.


Tabel 3.1 Waktu Penelitian

Siklus Hari, Tanggal Jam


Pra siklus Jumat, 6 November 2015 12
Siklus I Jumat, 13 November 2015 12
Siklus II Jumat, 20 November 2015 12
Siklus III Jumat, 27 November 2015 12

C. Pelaksana dan Kolaborator


Penelitian ini merupakan kolaborasi di mana pelaksananya adalah

Bapak Hasnul Amri, S.H.I (Guru PAI) yang bertugas melakukan tindakan,

sedangkan kolaboratornya adalah Peneliti yang bertugas melakukan

pengamatan (observasi) terhadap berlangsungnya proses tindakan.

D. Rancangan Penelitian

Dalam pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini diperlukan

lebih dari satu siklus atau minimal dua siklus. Karena siklus-siklus dalam PTK

saling terkait dan berkelanjutan. Maka penulis dalam penelitian pokok Materi

Islam Periode Makkah menggunakan empat siklus yaitu pra siklus, siklus I,

siklus II dan siklus III.

Dalam PTK ini terdiri dari 4 tahapan yaitu perencanaan (planning),

pelaksanaan tindakan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi

(reflecting) yang secara keseluruhan membentuk suatu siklus (daur) yang

digambarkan dalam bentuk spiral seperti pada gambar 3.2


26

Identifikasi
masalah

Perencanaan

Refleksi Aksi

Observasi

Perencanaan
Ulang
Refleksi

Observasi

Aksi

Gambar 3.2 Spiral Tindakan Kelas36


1. Pra Siklus

Pada tahab pra siklus ini peneliti akan melakukan observasi awal

untuk mengidentifikasi masalah pembelajaran yang ada. Peneliti

mengamati proses pembelajaran secara langsung di kelas VII SMPN Tiban

Indah dan mengadakan wawancara dengan guru PAI. Selanjutnya

menganalisis hasil temuan tersebut dan mendiskusikan dengan guru mitra

(kolaboran) untuk merencanakan tindakan pada tahab berikutnya.

2. Siklus I

a.Perencanaan

1) Berkolaborasi dengan guru mitra (kolaboran) menentukan tindakan perbaikan atas

permasalahan yang teridentifikasi pada pra siklus yaitu dengan penerapan metode

Role Playing dalam pembelajaran PAI Materi Islam Periode Makkah.

36 Zainal Aqib, Penelitian Tindakan Kelas, hlm. 31.


2) Peneliti dan guru mitra (kolaboran) menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(RPP), dengan metode Role Playing di dalamnya.

3) Menyiapkan skenario pembelajaran berupa percakapan tentang Materi Islam

Periode Makkah.

4) Berkolaborasi dengan guru mitra (kolaboran) menyusun alat evaluasi berupa soal

isian untuk mengetahui hasil belajar kognitif siswa setelah diterapkan metode

Role Playing dalam pembelajaran. Selain itu menyusun lembar pengamatan untuk

mengetahui hasil belajar afektif dan psikomotorik.

b. Pelaksanaan
Pada tahap ini dilaksanakan pembelajaran PAI Materi Islam

Periode Makkah meliputi menceritakan silsilah, kepribadian Rosullah

SAW, peristiwa dan pengangkatannya menjadi Rosul. Langkah-

langkah yang sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

yang telah disusun oleh peneliti dan guru PAI. Para siswa mengikuti

pembelajaran Pendidikan Agama IslamMateri Islam Periode Makkah

dengan menggunakan metode Role

Playing.

1) Persiapan Pembelajaran

a) Menyampaikan tujuan pembelajaran yaitu siswa dapat menjelaskan silsilah,

kepribadian Rosullah SAW dan peristiwa dan pengangkatannya menjadi Rosul.

b) Membagi siswa menjadi 5 kelompok, tiap kelompok terdiri 9 orang.

c) Menyampaikan rencana pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan metode

Role Playing dan tata caranya.


28

d) Membagi skenario yang telah disiapkan kepada masing-masing siswa dan

memberi kesempatan untuk membaca dan memahami skenario tersebut serta

menentukan sendiri peran yang dimainkan.

e) Mempersiapkan jalannya cerita dengan membagi acak kelompok mana yang lebih

dahulu tampil.

2) Pelaksanaan, tahap ini meliputi :

a) Tiap kelompok maju ke depan bergantian untuk memperagakan atau

mendramatisasikan masalah sesuai skenario yang telah dipersiapkan.

b) Siswa yang tidak mendapat tugas berperan, mencatat segala hal yang berhubungan

dengan materi.

c) Guru mengawasi dan memberi kebebasan kepada siswa untuk bermain peran.

d) Guru dapat menghentikan role playing pada waktu situasi pembicaraan mencapai

ketegangan.

3) Tindak Lanjut

Setelah semua kelompok selesai berperan, guru mulai mengajak

siswa untuk berdiskusi mengenai masalah yang telah diperankan,

mengenai informasi apa yang bisa didapatkan, kritikan dan

masukan kepada kelompok yang telah bermain peran. Selanjutnya

diadakan evaluasi dan klarifikasi.

c. Pengamatan

Tahap pengamatan dilaksanakan saat proses pembelajaran

berlangsung pengamatan dilaksanakan oleh peneliti meliputi

pengamatan afektif dan psikomotorik. Aspek afektif meliputi : a)

ketekunan belajar, b) tenggang rasa, c) perhatian, d) kerja sama dan e)


tanggung jawab. Sedang aspek psikomotorik meliputi : a) ketrampilan

bermain peran, b) aktif mengajukan pertanyaan dan menjawab

pertanyaan, c) mengemukakan ide dan d) jalinan komunikasi.

d. Refleksi

Setelah pelaksanaan tahap perencanaan, pelaksanaan dan

pengamatan dilaksanakan analisis tes hasil belajar siswa untuk

mengetahui peningkatan hasil belajar Pendidikan Agama IslamMateri

Islam Periode Makkah. Hasil analisis tes yang diperoleh dan

BatamaBatama yang ditemui selama pelaksanaan tindakan serta

catatancatatan digunakan sebagai bahan refleksi untuk dianalisis dan

dievaluasi oleh peneliti. Hasil refleksi kegiatan digunakan untuk

mengkaji pencapaian tujuan penelitian, yakni mengetahui peningkatan

hasil belajar siswa. Selain itu hasil refleksi digunakan untuk

menentukan langkah-langkah perbaikan pada siklus berikutnya.

3. Siklus II
Pada prinsipnya, semua kegiatan siklus II serupa dengan siklus I.

Materi pada siklus II adalah menjelaskan perjuangan Rosullah SAW dalam

dakwah Islam dan menjelaskan wafatnya Rosullah SAW. Kegiatan pada

siklus II meliputi 4 tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan

refleksi. Siklus II merupakan perbaikan dari siklus I.

4. Siklus III

Siklus III merupakan penguatan terhadap siklus sebelumnya.

Siklus III ini adalah gabungan siklus I dan II yang mencakup semua

indikator yaitu menceritakan silsilah, kepribadian Rosullah SAW, peristiwa


30

pengangkatannya menjadi Rosul, menjelaskan perjuangan Rosullah SAW

dalam dakwah Islam dan menjelaskan wafatnya Rosullah SAW. Kegiatan

pada siklus III sama halnya siklus-siklus sebelumnya, yakni, meliputi 4

tahap perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi.

E. Teknik Pengumpulan Data


1. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini adalah siswa SMP N 25 Tiban
Indah Kelas VII tahun pelajaran 2015/2016.

2. Jenis Data
Dalam pelaksanaan PTK ini, peneliti menggunakan jenis data

kuantitatif (nilai hasil belajar siswa) yang dapat dianalisis secara

deskriptif.

3. Cara Pengambilan Data

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan beberapa metode

pengambilan data, yaitu :

a. Dokumentasi

Teknik pengumpulan data dengan dokumentasi ialah

pengumpulan data dengan cara menghimpun dan menganalisis

dokumen-dokumen baik dokumen tertulis, gambar maupun

elektronika.37 Melalui metode ini peneliti mengumpulkan data

mengenai daftar sasaran penelitian, yaitu daftar nama siswa kelas VII

SMP N 25 Tiban Indah Batam peneliti juga mengumpulkan berbagai

bahan kajian yang dapat digunakan sebagai dasar pelaksanaan

penelitian ini.
37 Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan,
(Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2006), Cet. II, hlm. 221.
b. Wawancara

Wawancara adalah salah satu bentuk teknik pengumpulan data

dengan cara bertanya jawab secara lisan, dimana peneliti dan guru

mitra berhadapan secara langsung.38 Peneliti menanyakan segala

sesuatu yang mendukung penelitian ini.

c. Tes

Tes merupaan metode pengumpulan data yang sifatnya

mengevaluasi hasil proses (pre-test dan post-test). Instrumennya dapat

berupa soal-soal tes.39 Teknik ini dilaksanakan untuk mendapatkan data

kuantitatif mengenai peningkatan hasil belajar PAI pada siswa setelah

tindakan dilaksanakan tes yang dilakukan adalah tes tertulis.

d. Observasi

Observasi atau pengamatan merupakan suatu teknik atau cara

mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap

kegiatan yang sedang berlangsung.40

Observasi akan dilakukan dengan menggunakan lembar

observasi. Lembar observasi digunakan untuk mengamati kegiatan

siswa selama mengikuti proses pembelajaran PAI melalui metode Role

Playing yang akan dilakukan. Peneliti menggunakan lembar observasi

38 Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta : Bumi Aksara,


2008), Cet. VI, 2008.

39 Bisri Mustofa dan Tin Tisnawati, Teknik Menulis Karya Ilmiah


Menghadapi Sertifikasi, (Semarang : Ghyyas Putra, 2009), hlm. 36.

40 Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, hlm.


220.
32

aktivitas afektif dan lembar observasi aktivitas Psikomotorik untuk

mendapat hasil belajar siswa pada aspek afektif dan psikomotorik.

F. Teknik Analisis Data

1. Pengumpulan Data

Untuk menganalisis data yang telah terkumpul, dilakukan analisis

hasil yang telah dicapai siswa dalam lembar observasi, dan tes evaluasi.

Data observasi penelitian diberikan dengan pemberian nilai berupa angka

yang dikategorikan dengan kurang, cukup, baik dan sangat baik. Pada

tindakan tiap siklus masing-masing satu kali pertemuan kemudian diberi

perlakuan kegiatan yang meliputi perencanaan, tindakan, observasi dan

refleksi.

2. Hasil Observasi

a. Lembar observasi siswa

Data hasil observasi meliputi penilaian afektif dan

psikomotorik. Dalam penilaian hasil belajar afektif dan psikomotorik

digunakan skala dengan rentang 1 sampai dengan 4. Dengan demikian

jika dari penelitian ada 4 aspek yang harus diamati maka skor

maksimum adalah 16 dan skor minimum adalah 4. Data hasil observasi

penilaian afektif dan psikomotorik dihitung dengan menggunakan

rumus sebagai berikut :41

Persentase (%) = x 100%

41 Mohammad Ali, Strategi Penelitian Pendidikan, (Bambang :


Angkasa, 1995), hlm. 186.
Indikator keberhasilan pelaksanaan pembelajaran oleh guru
adalah sebagai berikut :

1) 80 100 : pelaksanaan pembelajaran baik sekali


2) 66 79 : pelaksanaan pembelajaran baik
3) 56 65 : pelaksanaan pembelajaran cukup
4) 40 55 : pelaksanaan pembelajaran kurang
5) 30 39 : pelaksanaan pembelajaran gagal.42
b. Tes Evaluasi

Untuk mengetahui hasil belajar siswa, digunakan daftar nilai

kognitif melalui tes evaluasi siswa pada akhir pembelajaran siklus.

Dari data hasil tes siswa pada tiap siklus akan diketahui hasil

persentase ketuntasan belajar siswa. Selanjutnya dari data tersebut

diperoleh pada tiap siklus analisis secara deskriptif kualitatif dengan

menghitung percentage correction.

Analisis data kuantitatif terdiri atas proses analisis untuk

mengetahui tes hasil belajar siswa. Seseorang dikatakan tuntas belajar

secara individu jika telah mencapai nilai 65 (KKM). Rumus yang

digunakan untuk mengetahui ketuntasan belajar secara individual

adalah sebagai berikut :

S = x 100

Keterangan :
S = Nilai ketuntasan belajar secara individual.
R = Jumlah jawaban benar tiap siswa.

42 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta :


Bumi Aksara, 2002), hlm. 245.
34

N = Jumlah item soal.43


Ketuntasan belajar secara klasikal tercapai jika 85% dari

seluruh peserta didik dalam kelas tersebut telah mencapai nilai 65.

Untuk menghitung kriteria ketuntasan belajar secara klasikal

digunakan rumus:

P = x 100%

Keterangan :

P = Persentase ketuntasan belajar

S = Jumlah siswa yang mencapai tuntas belajar

N = Jumlah total siswa44

G. Indikator Pencapaian

Indikator kinerja yang menjelaskan pencapaian adalah meningkatnya

hasil belajar peserta didik.

Indikator pencapaian dalam penelitian tindakan kelas ini adalah

apabila terjadi peningkatan hasil belajar PAI di atas kriteria ketuntasan belajar

minimum (KKM) siswa kelas VII SMPN Tiban Indah Batam. Pembelajaran

PAI Materi Islam Periode Makkah melalui metode Role Playing dikatakan

meningkatkan hasil belajar siswa apabila memenuhi kriteria sebagai berikut :

1. Peningkatan hasil belajar siswa yang dilihat dari hasil tes dan persentase

ketuntasan belajar klasikal yang dicapai siswa. Keberhasilan siswa untuk aspek

43 M. Ngalin Purwanto, Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran,


(Bandung : PT. Rosdakarya, 2000), Cet.IX, hlm. 112.

44 E. Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi, Karakteristik dan


Implementasi, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2005), hlm. 99.
kognitif dapat dilihat dari tes. Jika hasil belajar siswa mencapai nilai minimal 65

secara individu dan minimal 85% secara klasikal.

2. Terjadi peningkatan aktivitas afektif dan aktivitas psikomotorik siswa dari pra

siklus, siklus I, siklus II dan siklus III.

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian
36

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilakukan di kelas VII SMPN

Tiban Indah dengan jumlah siswa 45 orang yang terdiri atas 19 siswa laki-laki

dan 26 siswa perempuan pada materi pokok Rosullah SAW dengan beberapa

kompetensi dasar yang dijabarkan dalam beberapa indikator keberhasilan,

yaitu : menceritakan silsilah, kepribadian Rosullah SAW,peristiwa ,

pengangkatan Umar menjadi Rosul, perjuangannya dalam dakwah Islam dan

wafatnya Rosullah SAW. Dari Kompetensi Dasar dan indikator inilah, maka

peneliti tindakan kelas ini dapat dicapai melalui tiga siklus yaitu pra siklus,

siklus I, siklus II dan siklus III yang dimulai dari 3November sampai 2

Desember2015. Adapun pelaksanaan hasil penelitian adalah sebagai berikut :

1.Pelaksanaan Tindakan Pra Siklus

Berdasarkan observasi yang dilakukan peneliti pada pembelajaran

sebelum dilakukan tindakan pada siklus I, Peneliti menemukan

kekurangan dalam proses pembelajaran di Kelas VII SMPN Tiban Indah.

Pelaksanaan pembelajaran pra siklus untuk kelas VII yang diampu oleh

Bapak Alius Hendri, S.Pd.I masih menggunakan metode yang kurang

variatif yaitu menggunakan metode ceramah dan sumber pembelajaran

masih bergantung pada Lembar Kerja Siswa (LKS).

Dengan model pembelajaran tersebut, masih banyak siswa yang

belum terlibat aktif dalam pembelajaran karena mereka hanya mencatat di

buku catatannya masing-masing dan hanya mendengar apa yang

diterangkan guru. Hal inilah yang menjadi salah satu penyebab kegagalan

siswa dalam menyelesaikan soal-soal Pendidikan Agama Islam (PAI) yang

dijadikan sebagai salah satu paramater hasil belajar.


Sebelum pelaksanaan tindakan pembelajaran dengan penggunaan

metode Role Playing, telah dilaksanakan tes untuk Materi Islam Periode

Makkah pada kelas VII. Tes tersebut dapat ditunjukkan oleh Tabel 4.1.

Tabel 4.1 Hasil Belakjar Kognitif Siswa pada Pra Siklus

Hasil Belajar Jumlah Persentase

Siswa Tuntas Belajar 18 40,00


Siswa Tidak Tuntas Belajar 27 60,00
Jumlah Siswa 45 100,00
Rata-rata Nilai 58 58,00

Nilai rata-rata tersebut menunjukkan bahwa pemahaman siswa

tentang Materi Islam Periode Makkah masih rendah. Jumlah siswa yang

belum tuntas belajar ada 27 anak, di mana rata-rata hasil belajar masih di

bawah KKM 65.

Pada tabel di atas juga menunjukkan bahwa nilai rata-rata hasil

belajar 58,00 dengan tingkat keberhasilan 58 % dan ketuntasan klasikal

40,00 % jauh di bawah ketuntasan klasikal yang diharapkan 85 %.

Di samping itu pula berdasarkan hasil wawancara dan informasi

dari guru Pendidikan Agama Islam (PAI) bahwa rata-rata hasil belajar pada

aspek afektif dan psikomotorik juga menunjukkan tingkat keberhasilan

50,00 % dan aspek psikomotorik 52,00 %.

Dari pengamatan dan temuan diatas kemudian didiskusikan dengan

guru mitra (kolaboran) untuk mencari solusinya atau mendiskusikan

metode pembelajaran yang akan diterapkan pada tahap berikutnya yaitu

pembelajaran dengan metode Role Playing.

2.Pelaksanaan Tindakan Siklus I


38

Pelaksanaan pembelajaran PAI dengan menggunakan metode Role

Playing pada Materi Islam Periode Makkah dengan Kompetensi Dasar

Menceritakan silsilah, kepribadian Rosullah SAW, dan pengangkatannya

menjadi Rosul. Adapun penjelasan pelaksanaan tindakan pada siklus I

akan dijelaskan dalam empat tahap yaitu sebagai berikut :

a. Perencanaan

Perencanaan pada siklus I meliputi kegiatan sebagai berikut :

1) Berkolaborasi dengan guru mitra (kolaboran) menentukan tindakan perbaikan atas

permasalahan yang teridentifikasi pada pra siklus yaitu dengan penerapan metode

Role Playing dalam pembelajaran PAI Materi Islam Periode Makkah.

2) Peneliti dan guru mitra (kolaboran) menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(RPP), dengan metode Role Playing di dalamnya.

3) Menyiapkan skenario pembelajaran berupa percakapan tentang Materi Islam

Periode Makkah.

4) Berkolaborasi dengan guru mitra menyusun alat evaluasi berupa soal isian untuk

mengetahui hasil belajar kognitif siswa setelah diterapkan metode Role Playing

dalam pembelajaran. Selain itu pula menyiapkan lembar pengamatan (observasi)

untuk mengetahui hasil belajar afektif dan psikomotorik.

b. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan Siklus I dilakukan hari Jumat tanggal 13

November 2015 pukul 07.00 WIB sampai dengan pukul 08.10 WIB.

Pembelajaran dilakukan di ruang kelas VII SMPN Tiban Indah Batam.

Sebelum pelaksanaan tindakan siklus I dimulai, peneliti bersama guru

mitra menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan dalam


pembelajaran. Persiapan yang dilakukan berupa menyiapkan lembar

skenario untuk siswa dan menata ruang kelas.

Pada kegiatan pendahuluan ini guru melakukan kegiatan di

antaranya; memberikan motivasi dan apersepsi, menyampaikan tujuan

pembelajaran dan memberi arahan kegiatan pembelajaran dengan

metode Role Playing. Selanjutkan membagi kelas menjadi 5 kelompok,

tiap kelompok terdiri atas 9 orang. Skenario yang telah disiapkan

dibagi pada masing-masing siswa untuk dibaca dan dipahami yang

selanjutnya mereka menentukan sendiri peran yang dimainkan. Setelah

dirasa cukup guru mempersiapkan jalannya cerita dengan membagi

acak kelompok mana yang lebih dahulu tampil.

Kegiatan pada tahap inti (pelaksanaan) meliputi : (1) tiap

kelompok maju ke depan bergantian untuk mendramatisasikan masalah

sesuai skenario yang telah disiapkan; (2) Siswa yang tidak mendapat

tugas berperan, mencatat segala hal yang berhubungan dengan materi;

(3) Guru mengawasi dan memberi kebebasan kepada siswa untuk

bermain peran; dan (4) Guru dapat menghentikan Role Playing pada

waktu situasi pembicaraan mencapai ketegangan.

Kegiatan diskusi dilaksanakan setelah semua kelompok selesai

berperan. Dalam diskusi ini guru mengajak siswa untuk membicarakan

dan membahas masalah yang telah diperankan, mengenai informasi

apa yang bisa didapatkan, kritikan dan masukan kepada kelompok

yang telah bermain peran. Selanjutnya diadakan evaluasi dan

klarifikasi.
40

Pertemuan siklus I dilanjutkan pada hari Sabtu tanggal

14November2015 pukul 07.00 WIB sampai 08.10 WIB untuk

melakukan evaluasi dengan memberikan tes untuk mengukur tingkat

penguasaan dan pemahaman siswa terhadap materi yang telah

disampaikan.

c.Pengamatan

1)Pengamatan hasil belajar pada aspek afektif

Hasil belajar pada aspek afektif kegiatan pembelajaran

siswa diukur dengan menggunakan lembar observasi aktivitas

afektif pada saat berlangsungnya pembelajaran PAI pada Materi

Islam Periode Makkah dengan menggunakan metode Role Playing.

Dalam penilaian aspek afektif digunakan skala pada tiap aspek

dengan rentang 1 sampai 4. Jika ada 45 siswa, maka skor minimum

adalah 45 dan skor maksimum 180 pada tiap aspek.

Berdasarkan hasil analisis pada lembar observasi aktivitas afektif

didapat data sebagai berikut :

Tabel 4.2 Hasil Analisis Lembar Observasi Aspek

Afektif Siklus I

Aspek Afektif yang Persentase (%)


No. Skor
Diamati
1 Tenggang rasa 108 60,00
2 Perhatian 108 60,00
3 Kerjasama 98 54,44
4 Tanggung jawab 103 57,22
Nilai rata-rata 104,25 57,91
Katagori C ukup

Berdasarkan tabel analisis di atas menunjukkan persentase

rata-rata keberhasilan 57,91% dengan katagori cukup. Berdasarkan

pengamatan peneliti pada saat siswa melakukan kegiatan

pembelajaran masih terdapat kekurangan diantaranya sebagai

berikut :

a) Masih terdapat beberapa siswa kurang tanggung jawab dalam melaksanakan

kegiatan mendramatisasikan skenario yang telah dipersiapkan. Hal tersebut

ditunjukkan dengan kurang seriusnya siswa dalam kegiatan Role Playing.

b) Kerja sama dalam kelompok masih kurang. Hal ini bisa dilihat koordinasi antar

anggota dalam satu kelompok belum baik.

c) Diskusi kelompok masih belum efektif karena tidak semua anggota kelompok bisa

menghargai (mempunyai tenggang rasa) terhadap siswa lain. Hal ini bisa

ditunjukkan pada saat siswa lain berpendapat terkadang disepelekan.

2)Pengamatan hasil belajar pada aspek psikomotorik

Hasil belajar pada aspek psikomotorik pembelajaran siswa

diukur dengan aspek psikomotorik kegiatan pengamatan(observasi)

aktivitas psikomotorik pada saat melakukan dramatisasi (bermain

peran) di kelas VII. Pada observasi aktivitas psikomotorik

menggunakan skor seperti halnya pada aspek afektif yaitu dengan

skala pada tiap aspek dengan rentang 1 sampai 4. Dengan demikian

jika dari penelitian ada 45 siswa, maka skor minimum 1 x 45

adalah 45 point dan skor 4 x 45 adalah 180 point. Berdasar hasil


42

analisis pada lembar observasi aktivitas psikomotorik

menghasilkan data sebagai berikut :

Tabel 4.3 Hasil Analisis Lembar Observasi Aktivitas


Psiokomotorik Siklus I

Aspek Psikomotorik yang Persentase


No. Skor
Diamati (%)
1 Ketrampilan bermain peran 104 57,78
Mengajukan dan menjawab
2 107 59,4
pertanyaan
3 Mengemukakan ide / gagasan 103 57,22
4 Jalinan komunikasi 103 57,22
Nilai rata-rata 104,25 57,92
Katagori Cukup

Berdasarkan tabel analisis di atas menunjukkan persentase

rata-rata keberhasilan 57,92 % dengan katagori cukup. Katagori

tersebut diperjelas dengan analisis hasil pengamatan peneliti

terhadap kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode Role

Playing adalah sebagai berikut :

a) Masih terdapat siswa yang kurang sungguh-sungguh memainkan peran sesuai

skenario.

b) Siswa yang terampil mengajukan dan menjawab pertanyaan masih sedikit.

c) Siswa dalam mengemukakan ide/gagasan masih banyak yang mengalami

kesulitan, demikian juga dalam jalinan komunikasi juga sama.

3)Pengamatan hasil belajar pada aspek kognitif

Hasil belajar pada aspek kognitif pada Siklus I ditunjukkan

pada tabel di bawah ini :

Tabel 4.4 Hasil Analisis Tes Kognitif Siklus I


Hasil Belajar Jumlah Persentase

Siswa Tuntas Belajar 30 66,67


Siswa Tidak Tuntas Belajar 15 33,23
Jumlah Siswa 45 100,00
Rata-rata Nilai 69,33 69,33

Berdasarkan hasil analisis tes pada siklus I menunjukkan

bahwa terdapat peningkatan rata-rata hasil belajar siswa dibanding

dengan rata-rata nilai siswa sebelum dilakukan tindakan. Pada pra

siklus nilai rata-rata siswa adalah sebesar 58,00 dan pada siklus I

nilai rata-rata siswa sebesar 69,33. Pada tindakan siklus I terdapat

15 (33,23%) siswa yang tidak tuntas belajar karena dibawah

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 65. Ketuntasan klasikal pada

siklus I sudah mencapai 66,67% yang berarti 26,67% lebih tinggi

dari pra siklus yang hanya mencapai 40,00%. Akan tetapi

ketuntasan klasikal tersebut masih dibawah Ketuntasan Klasikal

yang diharapkan yaitu 85%.

d.Refleksi
Berdasarkan pengamatan peneliti pada saat pelaksanaan

tindakan pembeljaran, peneliti bersama guru mitra melakukan refleksi

hasil belajar pada siklus I. sebelum tindakan refleksi dilakukan, peneliti

melakukan analisis hasil belajar siswa berupa tes kognitif dan lembar

pengamatan aktivitas siswa. Analisis pengamatan hasil belajar siklus I

dilakukan dengan melihat 3 (tiga) aspek penilaian, yaitu aspek kognitif,

psikomotorik dan afektif. Pada aspek kognitif, rata-rata hasil belajar


44

siswa menunjukkan adanya peningkatan sebesar 11,33 point dibanding

rata-rata sebelum dilakukan tindakan. Rata-rata sebelum dilakukan

tindakan yaitu sebesar 58,00 dan rata-rata nilai hasil belajar pada siklus

I yaitu sebesar 69,33.

Pada aspek psikomotoriik, hasil belajar menunjukkan tingkat

keberhasilan sebesar 57, 92 % dengan katagori cukup. Untuk aspek

afektif juga menunjukkan hal yang sama yaitu tingkat keberhasilan

57,91 % dengan katagori cukup.

Setelah peneliti melakukan analisis hasil belajar, kemudian

dilanjutkan dengan melakukan diskusi dengan guru mitra untuk

mengatasi kekurangan pada tindakan siklus I dan menyusun rencana

untuk melakukan perbaikan pada siklus selanjutnya. Perbaikan yang

dilakukan pada siklus berikutnya adalah persiapan skenario sebelum

pembelajaran Materi Islam Periode Makkah dengan metode Role

Playing dimulai, guru dan peneliti lebih intensif dalam memberi arahan

dan bimbingan dalam kegiatan pembelajaran khususnya pada saat Role

Playing berlangsung, selain itu bimbingan intensif juga dilakukan pada

saat diskusi kelompok untuk menganalisis peran yang telah dimainkan

oleh siswa sehingga siswa dapat terkondisikan dengan baik.

3.Pelaksanaan Tindakan Siklus II

Pembelajaran PAI Materi Islam Periode Makkah dengan

menggunakan metode Role Playing pada siklus II dilaksanakan melalui 4

(empat) tahapan, yaitu sebagai berikut :

a.Perencanaan
Perencanaan pada siklus II di antaranya sebagai berikut :

1) Menyusun RPP sesuai Kompetensi Dasar yang sama tetapi indikator yang lain

yaitu menjelaskan perjuangan Rosulullah SAW dalam dakwah Islam dan

menjelaskan wafatnya Rosullah SAW.

2) Mendiskusikan RPP, lembar observasi aktivitas afektif, psikomotorik dan kognitif.

3) Menyiapkan skenario Role Playing.

4) Menyiapkan soal tes isian untuk mengevaluasi hasil belajar kognitif.

b. Pelaksanaan Tindakan

Siklus II ini dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 20

November 2015 pukul 07.00 WIB sampai 08.10 WIB. Persiapan Role

Playing dilaksanakan 15 menit sebelumnya pada saat siswa-siswa

melakukan tadarus rutin dan membaca Asmaul Husna di kelas. Siswa

dikelompokkan menjadi 5 kelompok. Kemudian masing-masing

kelompok mengambil skenario yang telah disiapkan untuk dipelajari.

Pada awal pembelajaran guru memberikan motivasi dan

apersepsi, menjelaskan tujuan pembelajaran dan melakukan

pengarahan siswa sebelum mendramatisasi skenario yang telah

disiapkan. Guru memberikan motivasi dan apersepsi kepada siswa

dengan mengajukan 2 pertanyaan sebagai rangsangan awal siswa untuk

merumuskan hipotesis dari permasalahan yang diajukan. Pertanyaan

tersebut adalah 1) siapakah Rosullah SAW; 2) apa saja perjuangan

yang dilakukan. Pada saat guru mengajukan pertanyaan tersebut, siswa

diarahkan untuk merumuskan masalah yang diajukan guru. Setelah itu

guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dilakukan. Sama


46

halnya siklus I, pada siklus II langkah pembelajaran sama yaitu tiap

kelompok mendiskusikan peran yang akan dimainkan, mempelajari

dialog skenario yang telah dibagikan dan kemudian maju untuk

melaksanakan Role Playing secara bergantian. Bagi siswa yang tidak

mendapat peran, mengamati dan mencatat hal-hal yang berhubungan

dengan materi. Pada tahapan ini guru semakin intensif membimbing

dan mengarahkan siswa. Setelah semua kelompok maju, dilakukan

diskusi mengenai masalah yang telah diperankan, mengenai informasi

apa yang bisa didapatkan, kritikan dan masukan kepada kelompok

yang telah bermain peran, selanjutnya diadakan evaluasi dan

klarifikasi.

Tes siklus II dilakukan pada hari Jumat 20November2015, tes

berlangsung dengan suasana yang kondusif dari pukul 07.00 WIB

sampai 08.10 WIB.

c. Pengamatan

1)Pengamatan hasil belajar pada aspek afektif

Hasil belajar pada aspek afektif kegiatan pembelajaran

siswa diukur dengan menggunakan lembar observasi aktivitas

afektif pada saat pembelajaran di kelas. Pada observasi aktivitas

afektif menggunakan skor minimum 1 x 45 adalah 45 point dan

skor maksimum 4 x 45 adalah 180 point. Berdasarkan hasil analisis

pada lembar observasi aktivitas afektif menghasilkan data sebagai

berikut:

Tabel 4.5 Hasil Analisis Lembar Observasi Aspek


Afektif Siklus II

Aspek Afektif yang Persentase


No. Skor
Diamati (%)
1 Tenggang rasa 141 78,33
2 Perhatian 155 86,11
3 Kerjasama 139 77,22
4 Tanggung jawab 145 80,55
Nilai rata-rata 145 80,55
Katagori Baik Sekali

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan persentase rata-rata

keberhasilan 80,55 % dengan katagori baik sekali. Dengan

demikian, kegiatan pembelajaran PAI Materi Islam Periode

Makkah dengan menggunakan metode Role Playing dari siklus I

dan II mengalami peningkatan sebesar 22,64 %.

Hasil pengamatan (observasi) peneliti pada saat

berlangsungnya kegiatan pada siklus II didapatkan bahwa siswa

pada masing-masing kelompok sudah terlibat aktif dalam

pembelajaran, saling bekerja sama, dan sudah mengembangkan

sikap tanggung rasa terhadap teman dan tanggung jawab terhadap

tugas yang diberikan.

Namun masih ada Batama yang dirasakan guru dalam

pembelajaran yaitu masih merasa kesulitan dalam mengkondisikan

siswa. Hal ini terjadi karena usia siswa kelas VII masih anak-anak

yang sifatnya ingin bermain. Di samping itu pula jumlah siswa

yang cukup banyak dalam satu kelas.

2)Pengamatan hasil belajar pada aspek psikomotorik


48

Hasil belajar pada aspek psikomotorik juga diukur

menggunakan lembar observasi aktivitas psikomotorik pada saat

pembelajaran. Pada observasi aktivitas psikomotorik menggunakan

skor minimum 1 x 45 adalah 45 point dan skor maksimum 4 x 45

adalah 180 point. Berdasarkan hasil analisis pada lembar observasi

aktivitas psikomotorik menghasilkan data sebagai berikut :

Tabel 4.6 Hasil Analisis Lembar Observasi Aktivitas


Psiokomotorik Siklus II

Aspek Psikomotorik yang Persentase


No. Skor
Diamati (%)
1 Ketrampilan bermain peran 140 77,78
Mengajukan dan menjawab
2 153 85,00
pertanyaan
3 Mengemukakan ide / gagasan 138 76,67
4 Jalinan komunikasi 166 92,22
Nilai rata-rata 149,25 82,92
Katagori Baik Sekali
Dari data pengamatan aktivitas psikomotorik pada siklus II

menunjukkan hasil dengan kategori baik sekali dengan persentasi

sebesar 82,92 %. Hasil pada siklus II ini menunjukkan adanya

peningkatan dibanding pada siklus I. Sehingga dapat dikatakan

bahwa melalui metode Role Playing dapat meningkatkan hasil

belajar siswa pada aspek psikomotorik.


3)Pengamatan hasil belajar pada aspek kognitif

Hasil nilai rata-rata tes kognitif pada siklus II ini

menunjukkan peningkatan sebesar 6,89 poin dibanding siklus I.

pada siklus I rata-rata tes sebesar 69,33 dengan persentase

keberhasilan 69,33 % dan persentase ketuntasan klasikal 66,67 %.

Sedangkan rata-rata hasil tes kognitif pada siklus II sebesar 76,22

dengan persentase keberhasilan 76,22 % dan persentase ketuntasan

klasikal 93,33 %. Hal tersebut ditunjukkan dengan hasil analisis

data tes kognitif pada siklus II adalah sebagai berikut :

Tabel 4.7 Hasil Analisis Tes Kognitif Siklus II

Hasil Belajar Jumlah Persentase

Siswa Tuntas Belajar 42 93,33


Siswa Tidak Tuntas Belajar 3 06,67
Jumlah Siswa 45 100,00
Rata-rata Nilai 76,22 76,22

Pada siklus II masih terdapat 3 siswa (06,67 %) yang belum


tuntas belajar karena masih dibawah KKM yaitu 3 siswa saja.

d.Refleksi

Setelah peneliti menganalisis hasil belajar siswa yang

berdasarkan langkah-langkah sesuai RPP, peneliti dan guru mitra

melakukan diskusi untuk membandingkan hasil belajar pada siklus I

dan II. Pada siklus II ini kegiatan pembelajaran menunjukkan hasil

yang sangat baik dan dibuktikan dengan analisis hasil pengamatan


50

yang dilakukan peneliti selama proses pembelajaran menunjukkan

hasil yang baik.

Kekurangan-kekurangan pada siklus I dapat diperbaiki dan

diselesaikan pada siklus II. Perbaikan tersebut diantaranya siswa sudah

dapat mengikuti pembelajaran dengan baik dan terlibat aktif dalam

kegiatan Role Playing dan diskusi, siswa secara keseluruhan sudah

memiliki aktivitas afektif dan psikomotorik pada saat pembelajaran,

dan pembelajaran berlangsung dalam suasana menyenangkan.

Namun demikian, pembelajaran PAI pada Materi Islam Periode

Makkah dengan metode Role Playing harus dikuatkan lagi dengan

siklus III yaitu penggabungan siklus I dan II untuk mengetahui

ketercapaian semua indikator yang diharapkan.

4.Pelaksanaan Tindakan Siklus III

Pembelajaran PAI Materi Islam Periode Makkah dengan

menggunakan metode Role Playing pada siklus III dilaksanakan melalui 4

(empat) tahapan, yaitu sebagai berikut :

a.Perencanaan

Perencanaan pada siklus III diantaranya sebagai berikut :

1) Menyusun RPP sesuai Kompetensi Dasar dengan indikator

menceritakan silsilah, kepribadian Rosullah SAW, peristiwa

Rosullah SAW masuk Islam, pengangkatannya menjadi Rosul,

menjelaskan perjuangan Rosullah SAW dalam dakwah Islam dan

menjelaskan wafatnya Rosullah SAW.


2) Mendiskusikan RPP, lembar observasi aktivitas afektif,

psikomotorik dan kognitif.

3) Menyiapkan skenario Role Playing.

4) Menyiapkan soal tes isian untuk mengevaluasi hasil belajar

kognitif.

b. Pelaksanaan Tindakan

Siklus III ini dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 27

November 2015 pukul 07.00 WIB sampai 08.10 WIB. Persiapan Role

Playing dilaksanakan 15 menit sebelumnya pada saat siswa-siswa

melakukan tadarus rutin dan membaca Asmaul Husna di kelas. Siswa

dikelompokkan menjadi 5 kelompok. Kemudian masing-masing

kelompok mengambil skenario yang telah disiapkan untuk dipelajari.

Pada awal pembelajaran guru memberikan motivasi dan

apersepsi, menjelaskan tujuan pembelajaran dan melakukan

pengarahan siswa sebelum mendramatisasi skenario yang telah

disiapkan. Guru memberikan motivasi dan apersepsi kepada siswa

dengan mengajukan 2 pertanyaan sebagai rangsangan awal siswa untuk

merumuskan hipotesis dari permasalahan yang diajukan. Pertanyaan

tersebut adalah 1) siapakah Rosullah SAW; 2) apa saja perjuangan

yang dilakukan. Pada saat guru mengajukan pertanyaan tersebut, siswa

diarahkan untuk merumuskan masalah yang diajukan guru. Setelah itu

guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dilakukan. Sama

halnya siklus I dan Siklus II, pada siklus III langkah pembelajaran

sama yaitu tiap kelompok mendiskusikan peran yang akan dimainkan,


52

mempelajari dialog skenario yang telah dibagikan dan kemudian maju

untuk melaksanakan Role Playing secara bergantian. Kelompok I

mendramatisasikan skenario A (sama siklus I) dan kelompok II

mendramatisasikan skenario B (sama siklus II) dan seterusnya sampai

kelompok V maju. Bagi siswa yang tidak mendapat peran, mengamati

dan mencatat hal-hal yang berhubungan dengan materi. Pada tahapan

ini guru semakin intensif membimbing dan mengarahkan siswa.

Setelah semua kelompok maju, dilakukan diskusi mengenai masalah

yang telah diperankan, mengenai informasi apa yang bisa didapatkan,

kritikan dan masukan kepada kelompok yang telah bermain peran,

selanjutnya diadakan evaluasi dan klarifikasi.

Tes siklus III dilakukan pada hari Sabtu tanggal

28November2015, tes berlangsung dengan suasana yang kondusif dari

pukul 07.00 WIB sampai 08.10 WIB.

c. Pengamatan

1)Pengamatan hasil belajar pada aspek afektif

Hasil belajar pada aspek afektif kegiatan pembelajaran

siswa diukur dengan menggunakan lembar observasi aktivitas

afektif pada saat pembelajaran di kelas. Pada observasi aktivitas

afektif menggunakan skor minimum 1 x 45 adalah 45 point dan

skor maksimum 4 x 45 adalah 180 point. Berdasarkan hasil analisis

pada lembar observasi aktivitas afektif menghasilkan data sebagai

berikut:

Tabel 4.8 Hasil Analisis Lembar Observasi Aspek


Afektif Siklus III

Aspek Afektif yang Persentase


No. Skor
Diamati (%)
1 Tenggang rasa 149 82,78
2 Perhatian 156 86,67
3 Kerjasama 148 82,22
4 Tanggung jawab 150 83,33
Nilai rata-rata 150,75 83,75
Katagori Baik Sekali

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan persentase rata-rata

keberhasilan 83,75% dengan katagori baik sekali. Dengan

demikian, kegiatan pembelajaran PAI Materi Islam Periode

Makkah dengan menggunakan metode Role Playing menunjukkan

peningkatan sebesar 33,75 % dari pra siklus, 26,84 % dari siklus I,

dan 3,20 % dari siklus II.

Hasil pengamatan (observasi) peneliti pada

saat berlangsungnya kegiatan pada siklus III didapatkan bahwa

siswa pada masing-masing kelompok sudah lebih aktif dalam

pembelajaran, saling bekerja sama, dan sudah mengembangkan

sikap tanggung rasa terhadap teman dan tanggung jawab terhadap

tugas yang diberikan.

Batama yang ada pada siklus II dalam hal mengkondisikan

siswa yang ramai dan ingin bermain sendiri dapat diatasi dengan

bimbingan dan pengawasan yang lebih optimal dari seorang guru.

2)Pengamatan hasil belajar pada aspek psikomotorik


54

Hasil belajar pada aspek psikomotorik juga diukur

menggunakan lembar observasi aktivitas psikomotorik pada saat

pembelajaran. Pada observasi aktivitas psikomotorik menggunakan

skor minimum 1 x 45 adalah 45 point dan skor maksimum 4 x 45

adalah 180 point. Berdasarkan hasil analisis pada lembar observasi

aktivitas psikomotorik menghasilkan data sebagai berikut :

Tabel 4.9 Hasil Analisis Lembar Observasi Aktivitas

Psiokomotorik Siklus II

Aspek Psikomotorik yang Persentase


No. Skor
Diamati (%)
1 Ketrampilan bermain peran 145 80,56
Mengajukan dan menjawab
2 157 87,22
pertanyaan
3 Mengemukakan ide / gagasan 144 80,00
4 Jalinan komunikasi 166 92,22
Nilai rata-rata 153 85,00
Katagori Baik Sekali

Dari data pengamatan aktivitas psikomotorik pada siklus III

menunjukkan hasil dengan kategori baik sekali dengan persentasi

sebesar 85,00 %. Hasil pada siklus III ini menunjukkan adanya

peningkatan dibanding pada siklus sebelumnya yaitu 33,00 % dari

pra siklus, 27,08 % dari siklus I dan 2,08 % dari siklus II. Sehingga

dapat dikatakan bahwa melalui metode Role Playing dapat

meningkatkan hasil belajar siswa pada aspek psikomotorik.

3)Pengamatan hasil belajar pada aspek kognitif


Hasil nilai rata-rata tes kognitif pada siklus III ini sebesar

80,22 dengan tingkat keberhasilan 80,22 % dan ketuntasan klasikal

100 %. Pada siklus III terjadi kenaikan sebesar 28,22 poin

dibandingkan pra siklus, 10,89 poin dibandingkan siklus I dan

04,00 poin dibandingkan siklus II. Hal tersebut ditunjukkan dengan

hasil analisis data tes kognitif pada siklus III adalah sebagai

berikut:

Tabel 4.10 Hasil Analisis Tes Kognitif Siklus III

Hasil Belajar Jumlah Persentase

Siswa Tuntas Belajar 45 100,00


Siswa Tidak Tuntas Belajar 0 0
Jumlah Siswa 45 100,00
Rata-rata Nilai 80,22 80,22

Pada siklus III seluruh siswa sudah tuntas belajar karena

rata-rata nilai sudah di atas KKM dan ketuntasan klasikal sudah di

atas 85%.

d.Refleksi

Setelah peneliti menganalisis hasil belajar siswa yang

berdasarkan langkah-langkah sesuai RPP, peneliti dan guru mitra

melakukan diskusi untuk membandingkan hasil belajar pada pra siklus,

siklus I dan II. Pada siklus III ini kegiatan pembelajaran menunjukkan

hasil yang sangat baik dan dibuktikan dengan analisis hasil


56

pengamatan yang dilakukan peneliti selama proses pembelajaran

menunjukkan hasil yang baik.

Kekurangan-kekurangan pada siklus II dapat diperbaiki dan

diselesaikan pada siklus III. Perbaikan tersebut diantaranya siswa

sudah dapat mengikuti pembelajaran dengan baik dan terlibat aktif

dalam kegiatan Role Playing dan diskusi, siswa secara keseluruhan

sudah memiliki aktivitas afektif dan psikomotorik pada saat

pembelajaran, dan pembelajaran berlangsung dalam suasana

menyenangkan. Batama-Batama yang ada pada siklus II sudah dapat

diatasi dengan bimbingan dan pengarahan seorang guru secara lebih

optimal.

Dengan demikian, pembelajaran PAI pada Materi Islam Periode

Makkah dengan metode Role Playing telah menunjukkan hasil yang

baik. Sehingga peneliti dan guru mitra memutuskan pembelajaran ini

dicukupkan hanya pada siklus III.

B. Pembahasan
1. Pembahasan Hasil Penelitian Pada Pra Siklus

Berdasarkan observasi awal yang dilakukan peneliti pada

pembelajaran sebelum diterapkan metode Role Playing masih ditemukan

kekurangan dalam proses pembelajaran terutama kurang pahamnya siswa

dalam menguasai suatu materi khususnya materi Rosullah SAW yang

menyebabkan hasil belajar kognitif rendah yaitu dengan rata-rata nilai

58,00 dengan ketuntasan klasikal 40,00 %.


Demikian pula untuk hasil belajar pada aktivitas afektif dan

psikomotorik menunjukkan nilai hasil belajar afektif adalah 50,00 % dan

hasil belajar pada aspek psikomotorik adalah 52,00 %.

2. Pembahasan Hasil Penelitian pada Siklus I

Setelah diterapkan metode Role Playing pada pembelajaran PAI

Materi Islam Periode Makkah terdapat peningkatan dari sebelumnya. Rata-

rata hasil belajar kognitif pada Siklus I adalah sebesar 69,33 dengan

persentase keberhasilan 69,33 % dan ketuntasan klasikal 66,67 %.

Pada aspek afektif terdapat peningkatan pula bila dibandingkan

sebelumnya. Rata-rata hasil belajar afektif pada siklus I adalah 57,91 %

dalam katagori cukup. Hal yang sama terjadi pada aspek psikomotorik,

yaitu hasil rata-ratanya 57,92 % dalam katagori cukup.

Pada tahapan siklus I ini masih terdapat kekurangan-kekurangan

yang perlu perbaikan dan tindakan pada siklus II.

3. Pembahasan Hasil Penelitian pada Siklus II

Berdasarkan kekurangan yang terjadi pada siklus I, maka pada

siklus II dilakukan tindakan perbaikan pada pembelajaran di kelas,

sehingga dapat meningkatkan hasil belajar. Perbaikan yang dilakukan pada

siklus II ini antara lain sebagai berikut :

a. Meningkatkan pengelolaan kelas yang dilakukan guru dari awal kegiatan

pembelajaran sampai pada kegiatan penguatan materi di akhir pembelajaran.

b. Memberi bimbingan kepada siswa secara lebih efektif.

Dari proses perbaikan yang dilakukan pada siklus II ini

menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar kognitif, afektif maupun


58

psikomotorik. Peningkatan hasil belajar tersebut adalah : 1) Rata-rata hasil

belajar kognitif adalah 76,22 dengan persentase keberhasilan 76,22 %

dengan ketuntasan klasikal 93,33 % dan menunjukkan adanya peningkatan

dibanding dengan rata-rata siklus I; 2) Hasil belajar aspek afektif pada

siklus II menunjukkan tingkat keberhasilan sebesar 80,55 % dengan

kriteria baik sekali; 3) Pada aspek psikomotorik, tingkat keberhasilan yang

diperoleh sebesar 82,92 % dengan kriteria baik sekali.

4.Pembahasan Hasil Penelitian pada Siklus III

Berdasarkan kekurangan yang terjadi pada siklus II, maka pada

siklus III dilakukan tindakan perbaikan pada pembelajaran di kelas,

sehingga dapat meningkatkan hasil belajar. Perbaikan yang dilakukan pada

siklus III ini antara lain sebagai berikut:

a. Meningkatkan pengelolaan kelas yang dilakukan guru dari awal

kegiatan pembelajaran sampai pada kegiatan penguatan materi di akhir

pembelajaran.

b. Memberi bimbingan dan arahan kepada siswa yang masih bermain dan

ramai sendiri secara lebih optimal.

Dari proses perbaikan yang dilakukan pada siklus II ini

menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar kognitif, afektif maupun

psikomotorik. Peningkatan hasil belajar tersebut adalah: 1) Rata-rata hasil

belajar kognitif adalah 80,22 dengan persentase keberhasilan 80,22 %

dengan ketuntasan klasikal 100 % dan menunjukkan adanya peningkatan

dibanding dengan rata-rata siklus sebelumnya; 2) Hasil belajar aspek

afektif pada siklus III menunjukkan tingkat keberhasilan sebesar 83,75 %


dengan kriteria baik sekali; 3) Pada aspek psikomotorik, tingkat

keberhasilan yang diperoleh sebesar 85,00 % dengan kriteria baik sekali.

Peningkatan hasil belajar yang diperoleh siswa tidak terlepas dari

penggunaan metode yang tepat dalam pembelajaran PAI, khususnya

Materi Islam Periode Makkah. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa

melalui metode Role Playing dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada

aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. Keberhasilan dapat ditunjukkan

dengan tabel di bawah ini :

Tabel 4.11 Peningkatan Hasil Belajar Kognitif


Pra Siklus Siklus I Siklus II Siklus III
Hasil Belajar
Siswa Jml % Jml % Jml % Jml %

Siswa Tuntas
18 40,00 30 66,67 42 93,33 45 100
Belajar
Siswa yang TIdak
27 60,00 15 33,23 3 06,67 0 0
Tuntas Belajar
Rata-rata Nilai 58,00 58,00 69,33 69,33 76,22 76,22 80,22 80,22

Tabel 4,12 Peningkatan Hasil Belajar Afektif dan Psikomotorik

Hasil Belajar Pra Siklus Siklus I Siklus II Siklus III

Afektif 50,00 57,91 80,55 83,75


Psikomotorik 52,00 57,92 82,92 85,00

Peningkatan hasil belajar aspek kognitif, afektif dan psikomotorik

pada tabel di atas dapat digambarkan dalam bentuk gambar diagram di

bawah ini :
60

Gambar 4.1. Hasil Belajar Siswa


90
80
70
60
50 Kognitif
40 Afektif
30
Psikomotorik
20
10
0
Pra Siklus Siklus I Siklus II Siklus II

Gambar 4.2. Ketuntasan Klasikal

120

100

80

60 Tuntas
Tidak Tuntas
40

20

0
Pra Siklus Siklus I Siklus II Siklus III

Indikator keberhasilan peningkatan ini ditandai dengan

meningkatnya prestasi / hasil belajar matapelajaran Pendidikan Agama

Islam (PAI) peserta didik Kelas VII SMPN 25 Tiban Indah Batam. Hal ini

bisa dilihat dari rata-rata nilai hasil belajar baik dari aspek kognitif, afektif,

maupun psikomotorik mengalami peningkatan dari pra siklus, siklus I,

siklus II dan siklus III.


Pada siklus I, siklus II dan siklus III sudah terjadi peningkatan hasil

belajar di mana rata-rata nilainya sudah diatas Kriteria Ketuntasan

Minimal (KKM) 65. Pada siklus II dan siklus III hasil belajar aspek

kognitif, afektif dan psikomotorik sudah diatas persentase ketuntasan

klasikal yang diharapkan yaitu di atas 85 %.


62

BAB V
PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan atas permasalahan

penelitian yang diperoleh dari tahap pra siklus, siklus I, siklus II dan siklus III

dapat disimpulkan bahwa :

1. Penerapan metode Role PlayingMateri Islam Periode Makkah pada matapelajaran

Pendidikan Agama Islam di SMP N 25 Tiban Indah Batam Tahun 2015/2016

merupakan salah satu solusi untuk memecahkan permasalahan rendahnya hasil

belajar siswa. Metode ini merupakan metode baru pada matapelajaran PAI, namun

melalui perbaikan kelemahan-kelemahan yang ada pada siklus I menyebabkan

siswa bisa melaksanakan kegiatan Role Playing dengan baik dan optimal. Materi

Islam Periode Makkah pada matapelajaran Pendidikan Agama Islam disampaikan

melalui kegiatan bermain peran, yakni memerankan suatu karakter atau tokoh

tertentu melalui penghayatan dan pengembangan imajinasi siswa. Pelaksanaan

metode Role Playing ini meliputi tiga tahapan yaitu : 1) Persiapan, 2) Pelaksanaan

dan 3) Tindak lanjut.

2. Penggunaan metode Role PlayingMateri Islam Periode Makkah pada

matapelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) sangat efektif dapat

meningkatkan hasil belajar siswa Sekolah Ibtidaiyah Negeri Batam tahun

2015/2016. Hal ini dibuktikan dengan hasil belajar pada 3 (tiga) aspek

kognitif, afektif dan psikomotorik yang mengalami peningkatan dari pra

siklus, siklus I, siklus II dan siklus III. Pada aspek kognitif terdapat

peningkatan rata-rata hasil belajar dari 58,00 dengan persentase


keberhasilan 58,00 %, dan persentase klasikal 40,00 % pada pra siklus,

69,33 dengan persentase keberhasilan 69,33 % dan persentase ketuntasan

klasikal 66,67 % pada siklus I, serta 76,22 dengan persentase keberhasilan

76,22 % dan ketuntasan belajar klasikal 93,33 % pada siklus II, 80,22

dengan persentase keberhasilan 80,22 % dan ketuntasan klasikal 100 %

pada siklus III. Hasil belajar kognitif pada siklus III sudah di atas Kriteria

Ketuntasan Minimal (KKM) 65 dan tingkat ketuntasan belajar klasikal

juga sudah diatas 85 %. Pada aspek afektif terdapat peningkatan persentase

aspek afektif 50,00 % pada pra siklus, 57,91 % pada siklus I, 80,55 % pada

siklus II dan 83,75 % pada siklus III. Sedangkan pada aspek psikomotorik

ditunjukkan dengan adanya peningkatan hasil belajar siswa dari 52,00 %

pada pra siklus, 57,92 % pada siklus I, 82,92 % pada siklus II, dan 85,00

% pada siklus III. Hasil belajar pada aspek afektif dan psikomotorik juga

sudah diatas KKM 65.

B. Saran

Dari hasil penelitian tentang upaya meningkatkan hasil belajar siswa

Materi Islam Periode Makkah pada matapelajaran Pendidikan Agama Islam

melalui metode Role Playing di SMP N 25 Tiban Indah Tahun Pelajaran

2015/2016, penulis ingin memberikan sumbangsih pikiran berupa saran-saran

sebagai berikut :

1. Bagi Guru Mata Pelajaran PAI dan Matapelajaran lainnya :

a. Guru hendaknya bertingkah laku dan berpola pikir semata-mata sebagai

perwujudan ibadah kepada Allah SWT.


64

b. Hendaknya guru mampu menggunakan berbagai metode mengajar secara

bervariasi, menguasainya dengan baik dan mampu menentukan serta memilih

metode mengajar yang selaras dengan materi pengajaran serta situasi belajar

mengajarnya. Metode Role Playing adalah satu alternatif metode yang bisa

dikembangkan.

c. Guru hendaknya bisa mengelola siswa dengan penuh tanggung jawab, arif

bijaksana, sabar dan penuh kasih sayang.

2. Bagi Pembaca dan Masyarakat pada umumnya

Bagi pembaca dan masyarakat umum sekiranya dapat mengambil

manfaat yang baik dari Karya Tulis Ilmiah yang penulis buat ini.

C. Penutup

Akhirnya penulis berharap semoga tulisan ini ada manfaatnya,

khususnya pada dunia pendidikan. Semoga Allah SWT membuka tabir-tabir

keilmuan dan memberi petunjuk kepada hambanya. Penulis menyadari masih

terdapat banyak kekurangan dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, oleh

karena itu penulis mengharapkan saran, kritik, dan masukan yang membangun

dari semua pihak. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini bermanfaat bagi penulis

khususnya dan bagi pembaca pada umumnya. Amien ya rabbalalamin.


DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu dan Widodo Supriyono, Psikologi Belajar, (Jakarta : Rineka Cipta,
2004), Cet. II.
Ali, Mohammad, Strategi Penelitian Pendidikan, (Bambang : Angkasa, 1995).
an-Nahlawi, Abdurrahman, Prinsip-prinsip dan Metoda Pendidikan Islam :
Dalam Keluarga, di Sekolah dan di Masyarakat, terj. Herry Noer Ali,
Bandung : CV. Diponegoro, 1989.
Aqib, Zainal, Penelitian Tindakan Kelas, (Bandung : CV. Yrama Widya, 2009),
Cet. V.
Arikunto, Suharsimi, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta : Bumi Aksara,
2002).
----------------------, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta : Bumi Aksara, 2008), Cet.
VIII.
----------------------, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Yogyakarta :
Rineka Cipta, 2002).
Departemen Agama RI, Al Quran dan Terjemahnya, (Semarang : Asyifa, 1992).
----------------------, Peraturan Menteri Agama RI No. 2 Tahun 2008 Tentang
Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi Pendidikan Agama Islam
dan Bahasa Arab di Sekolah, (Jakarta : Direktorat Jenderal Pendidikan
Sekolah, Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, 2008).
----------------------, Direktorat Jendral Kelembagaan Agama Islam, Rekonstruksi
Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia, (Jakarta : Departemen Agama RI,
2005).
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia,
(Jakarta: Balai Pustaka, 1997), Cet. IX.
Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam, Ensiklopedi Islam, (Jakarta : Ictiar Baru Van
Hoeve, 1993) Cet. I.
Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta :
Rineka Cipta, 2002), Cet. II.
Djamarah, Syaiful Bahri, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif Suatu
Pendekatan Teoritis Psikologis, (Jakarta : PT. Rineka Cipta, 2005), Cet. II.
Dokumen Nilai SMPN Tiban Indah Batam Tahun 2014/2015 dan 2015/2016.
Haryati, Mimin, Model dan Teknik Penilaian pada Tingkat Satuan Pendidikan,
(Jakarta : Gaung Persada Pers. 2007).
Hasan, M. Ali, Materi Pokok Agama Islam, (Jakarta : Ditjen Pembinaan
Kelembagaan Agama Islam dan Universitas Terbuka, 1992).
Ihsan, Fuad, Dasar-Dasar Pendidikan, (Jakarta : Rineka Cipta, 1995).
Ismail SM, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM, (Semarang,
Ra SAIL Media Group, 2009), Cet. IV.
Mardapi, Djemari, Teknik Penyusunan Instrumen Tes dan Nontes, (Yogyakarta :
Mitra Cendekia Press, 2008).
Mulyasa, E., Kurikulum Berbasis Kompetensi, Karakteristik dan Implementasi,
(Bandung : Remaja Rosdakarya, 2005).
Munthe, Bermawy, Desain Pembelajaran, (Yogyakarta : PT. Pustaka Insan
Madani, 2009).
Murafokah, Anisatul, Strategi Belajar Mengajar, (Yogyakarta : Sukses Offset,
2009).
Muslich, Masnur, Melaksanakan PTK Itu Mudah, Classroom Action Research,
(Jakarta : Bumi Aksara, 2009), Cet. III.
Mustofa, Bisri dan Tin Tisnawati, Teknik Menulis Karya Ilmiah Menghadapi
Sertifikasi, (Semarang : Ghyyas Putra, 2009).
Mutholib, Abd, Pendidikan Agama Islam, (Jakarta : Direktorat Jendral Pembinaan
Kelembagaan Agama Islam, Departemen Agama, 1996).
Nashar, Peranan Motivasi dan Kemampuan Awal dalam Kegiatan Pembelajaran,
(Jakarta : Delia Press, 2004), Cet. II.
NK, Rostiyah, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta : RIneka Cipta, 2008).
Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2009), Cet. I.
Purwanto, M. Ngalin, Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran,
(Bandung : PT. Rosdakarya, 2000), Cet.IX.
Roqib, Moh,,Ilmu Pendidikan Islam : Pengembangan Pendidikan Integratif di
Sekolah, Keluarga dan Masyarakat, (Yogyakarta : LKiS Printing
Cemerlang, 2009).
Salim, Peter, Advanced English Indonesian Dictionary, (Jakarta : Modern
English Press, 1993), Ed. IV.
Sanjaya, Wina, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta : Kencana, 2010), Cet. II.
----------------------, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan, (Jakarta : Kencana Prenada Media Group, 2007), Cet. III.
Shihab, M. Quraish, Tafsir Al Misbah, (Jakarta : Lentera Hati, 2002), Vol. 6.
----------------------, Tafsir Al Misbah, Pesan, Kesan dan Keserasian Al Quran,
(Jakarta : Lentera Hati, 2009), Cet. II.
Sudjana, Nana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung : Sinar Baru
Algensindo, 2009), Cet. X.
----------------------, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung : PT.
Remaja Rosdakarya, 2009), cet. 13.
Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta : Bumi Aksara, 2008), Cet.
VII, 2008.
Sukmadinata, Nana Syaodih, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung : PT.
Remaja Rosdakarya, 2006), Cet. II.
Suryosubroto, Proses Belajar Mengajar di Sekolah, (Jakarta : PT. Rineka Cipta,
2009).
Syah, Muhibbin, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung : PT.
Remaja Rosdakarya, 2008), cet. XIV.
Thoha, M. Chabib dan Abdul Muti, PBM-PAI di Sekolah : Eksistensi dan Proses
Belajar Mengajar Pendidikan Agama Islam, (Yogyakarta : Pustaka
Pelajar Offset, 1998).
Tim Redaksi Tamita Utama, Undang-Undang tentang Sisdiknas dan Peraturan
Pelaksana-annya 2000 2004, (Jakarta : Tamita Utama, 2004).
Trianto, Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik,
(Jakarta : Prestasi Pustaka : 2007).
Uno, Hamzah B., Model Pembelajaran; Menciptakan Proses Belajar Mengajar
Yang Kreatif dan Efektif, (Jakarta : Bumi Aksara, 2009), Cet. V.
Usman, Basyirudin, Metodologi Pembelajaran Agama Islam, (Jakarta : Ciputra
Press, 2003).
Zaini, Hisyam, dkk, Strategi Pembelajaran Aktif, (Yogyakarta : Pustaka Insan
Madani, 2008).

Lampiran I
Daftar Siswa Kelas VII 6
N
o NAMA SISWA JK
1 Ade Hilman L
2 Adrian Yusuf Koswarwa L
3 Agnes Mayranda P
4 Al Dilla Amanda P
5 Alfithriya Rahman P
6 Ananda Rafi Maulana L
7 Arif Sofyan L
8 Athifah Ryanti P
9 Atika Yunisa Anadia P
1
0 Chindy Mutiara Arvo L
1
1 Cici Agustini P
1
2 Dendi Satria Edmond P
1
3 Desi Eriza Fitria P
1
4 Dewana Hendriyana L
1
5 Faradilla Rahman P
1
6 Farrah Pradwita Rivana P
1
7 Fendi Mulia L
1
8 Fira Evdaburki P
1
9 Fito Ronaldi L
2
0 Hafisa Karisma P
2
1 Hanisa Putri P
2
2 Jafian Pancer Tirta L
2
3 Jesya Juniandri P
2
4 M. Rizky Fahrezy L
2
5 Melisa P
2
6 Muhamad Rizky L
2
7 Muhamad Surya Ananda L
2
8 Muhammad Avin Zulfikar Dangkeng L
2
9 Muhammad Rafi L
3
0 Nabila Raisya Rosanda Nasution P
3
1 Nabila Wemona P
3
2 Nadif Delvicchio Ibrohim Maufiq L
3
3 Pungki Waldy L
3
4 Raihana Gusti Arini P
3
5 Ramsi Rinaldi Daeng Matarang L
3
6 Rani Wahyu Ningsih P
3
7 Ranti Dwi Putri P
3
8 Raynovito Ramadhan L
3
9 Rio Fanza Adrian L
4
0 Riyanti Padmadewi P
4
1 Rizka Hamidah P
4
2 Rizki Ade Putra L
4
3 Rizky Ramadhan L
4
4 Sumarni Latif P
4
5 Syafira Nur Rahma P

Lampiran II

Contoh soal yang diujikan oleh siswa

1. Kapan Rosulullah saw. Dilahirkan


2. Siapakah Nama Ayah dan Ibu Rasullah?
3. Berapa Lama umat Islam diboikot oleh kaum kafir Quraisy?
4. Sebutkan lima orang yang termasuk assabiqunal awwalun?
5. Bagimana sikap Rosullah saw. Ketika dimusuhi oleh orang-
orang kafir quraisy dalam berdakwah?
6. Dimanakah ibu Rasulullah saw. Wafat dan dimakamkan?
7. Mengapa tahun kelahiran rosulullah saw disebut tahun gajah?
8. Sipakah orang yang menulis poin-poin pemboikotan umat
Islam?
9. Bagaimanakah sikap Abu lahap ketika Rosulullah saw.
Mengumpulkan masyarakat makkah di bukit Safa?
10. Tulislah wahyu pertama yang diturunkan kepada Rosulullah
saw. Beserta terjemahannya?

Lampiran III

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN 5

(RPP)

Satuan Pendidikan : SMPN 25 BATAM


Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
Kelas/ Semester : VII/Satu
Alokasi Waktu : 2 pertemuan (6 JP)

A. Kompetensi Inti:

KI 1 : Menghargai dan menghayati ajaran agama yang


dianutnya.
KI 2 : Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin,
bertanggung jawab, peduli (toleransi, gotong royong),
santun, percaya diri dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan
pergaulan dan keberadaannya.
KI 3 : Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan
prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya yang terkait
dengan fenomena dan kejadian tampak mata.
KI 4 : Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret
(menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan
membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca,
menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai
dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang
sama dalam sudut pandang/teori.

B. Kompetensi Dasar

2.8. Meneladani perilaku perjuangan Nabi Muhammad saw.


Periode Mekah.
3.12 Memahami sejarah perjuangan Nabi Muhammad Saw.
Periode Mekah.

C. Indikator
3.12.1. Menjelaskan sejarah perjuangan Nabi Muhammad
saw. periode Mekah.
3.12.2. Menjelaskan perjuangan yang dilakukan Nabi
Muhammad saw. periode Mekah

D. Materi Pembelajaran
1. Pertemuan 1
a. Sejarah perjuangan Nabi Muhammad Saw. periode Mekah.
b. Perjuangan yang dilakukan Nabi Muhammad Saw. periode Mekah
2. Pertemuan 2
Strategi perjuangan yang dilakukan Nabi Muhammad Saw.
Periode Mekah

E. Langkah-langkahKegiatanPembelajaran
Pertemuan pertama:

a. Pendahuluan (12 menit)

a. Membuka pembelajaran dengan dengan salam dan


berdoa bersama dipimpin oleh salah seorang peserta
didik dengan penuh khidmat.
b. Membaca al Quran surah pilihan secara bersama-sama.
c. Guru memeriksa kesiapan peserta didik dengan
memeriksa kehadiran, kerapihan pakaian, tempat duduk
dan melakukan game kecil atau mengajak bernyanyi.
d. Memberikan motivasi pentingnya mengetahui sejarah
perjuangan Nabi Muhammad Saw. Periode Mekkah.
e. Memberikan appersepsi pembelajaran
f. Memberi informasi KI / K.D., indikator, dan tujuan
pembelajaran.
g. Guru memberikan tausiyah yang berkaitan dengan
sejarah perjuangan Nabi Muhammad SAW di Mekah.
h. Guru mengkondisikan peserta didik untuk duduk secara
berkelompok beranggotakan 4 anak.
i. Guru menyampaikan tahapan kegiatan yang akan
dilaksanakan dalam pembelajaran.

2. KegiatanInti (90 menit)

a. Mengamati
1) Peserta didik mengamati VCD tentang sejarah
perjuangan Nabi Muhammad Saw. periode Mekah.
2) Peserta didik membaca materi sejarah perjuangan
Nabi Muhammad Saw. periode Mekah di buku siswa.
b. Menanya
Pesertadidik menanyakan hal-hal yang belum jelas
berkaitan dengan materi sejarah perjuangan Nabi
Muhammad Saw. Periode Mekah.
a. Eksplorasi (mencoba/mencariinformasi)
Peserta didik berkelompok untuk mencari
informasi tentang :
1) Sejarah perjuangan Nabi Muhammad saw. periode
Mekah.
2) Perjuangan yang dilakukan Nabi Muhammad Saw.
periode Mekah
b. Mengasosiasi/menalar
1) Masing-masing kelompok menyusun peta konsep
tentang Sejarah perjuangan Nabi Muhammad saw.
periode Mekah dan perjuangan yang dilakukan Nabi
Muhammad Saw. periode Mekah
2) Masing-masing kelompok menyusun kesimpulan dari
hasil pencarian informasi yang telah dilakukan
c. Mengkomunikasi
1) Pesertadidik secara berkelompok mempresentasikan
peta konsep dan kesimpulan hasil diskusi
2) Kelompok lain menyimak dan memberi pendapat,
kritik serta saran atas pemaparan hasil diskusi .
3) Pesertadidik secara berkelompok menanggapi
pendapat, kritik ,dan saran dari kelompok lain.

3. Penutup (18 menit)


a. Guru danpesertadidik melaksanakan
refleksipembelajaran yang telahdilaksanakan.

b. Melakukanpenguatanmateripelajaranhariini.

c. Merencanakan kegiatan tindak lanjut.

d. Menyampaikan inti kegiatan untuk pembelajaran


berikutnya yaitu strategi perjuangan yang dilakukan
Nabi Muhammad Saw. periode Mekah

e. Guru bersama-sama peserta didik menutup pelajaran


dengan berdoa dan mengucap salam.

Pertemuan Kedua:

1. Pendahuluan (12 menit)


a. Guru membuka pembelajaran dengansalam dan berdoa
bersama dipimpin oleh salah seorang peserta didik
dengan penuh khidmat.
b. Peserta didik membaca al Quran surah pilihan secara
bersama-sama.
c. Guru memeriksa kesiapan peserta didik dengan
memeriksa kehadiran, kerapihan pakaian, tempat duduk
dan melakukan game kecil atau mengajak bernyanyi.
d. Guru memberikan motivasi pentingnya mengetahui
strategi perjuangan yang dilakukan Nabi Muhammad
Saw. Periode Mekah
e. Guru memberikan appersepsi pembelajaran
f. Guru memberi informasi KI / K.D., indikator, dan tujuan
pembelajaran.
g. Guru memberikan tausiyah yang berkaitan dengan
pentingya mengetahui sejarah Perjuangan Nabi
Muhammad SAW di Mekah.
h. Guru mengkondisikan pesertadidik untuk duduk secara
berkelompok beranggotakan 4 5 anak.
i. Guru menyampaikan tahapan kegiatan yang akan
dilaksanakan.
2. Kegiatan inti (90 menit)
a. Mengamati
1) Peserta didik mengamati aplikasi Power Point yang
berjudul Strategi Perjuangan Nabi Muhammad Saw.
periode Mekah.
2) Peserta didik membaca materi sejarah perjuangan
Nabi Muhammad Saw. periode Mekah di buku siswa.
3) Diinformasikan kepada peserta didik akan ada tugas
membuat produk terkait dengan materi
b. Menanya
Pesertadidik menanyakan hal-hal yang belum jelas
berkaitan dengan materi strategi perjuangan Nabi
Muhammad Saw. Periode Mekah dan produk yang
akan dihasilkan.
c. Eksplorasi (mencoba/mencariinformasi)
1) Pesertadidik membaca strategi perjuangan Nabi
Muhammad Saw. Periode Mekah dari sumber lain
(buku penunjang, buku pengayaan, internet)
2) Peserta didik diminta untuk membuat penyajian
tentang strategi perjuangan yang dilakukan Nabi
Muhammad Saw. Periode Mekah dalam bagan dan
gambar.
3) Peserta didik secara berkelompok mencoba membuat
penyajian strategi perjuangan yang dilakukan Nabi
Muhammad Saw. Periode Mekah dalam bagan dan
gambar
d. Mengasosiasi/menalar
Peserta didik menyimpulkan hasil diskusi
e. Mengkomunikasi
1) Pesertadidik secara berkelompok mempresentasikan
produk yang dihasilkan dalam kelompok
2) Kelompok lain menyimak dan memberikan tanggapan

3. Penutup (18 menit)


a. Peserta didik dan guru merefleksi pembelajaran yang
telah dilaksanakan.

b. Melakukan penguatan materi pelajaran hari ini.

c.Merencanakan kegiatan tindak lanjut.

d. Menyampaikan intikegiatan untuk pembelajaran


berikutnya.

F. Penilaian. Pengayaandan Remidial

1. Penilaian
a. Sikap Spiritual
1) Teknik Penilaian :Observasi.
2) Bentuk Instrumen : Lembar Observasi.
3) Kisi-kisi :

No Instrume
Sikap/Nilai
. n
1 Berdoa sebelum dan sesudah melakukan Terlampir
sesuatu
2 Mengucapkan rasa syukur atas karunia Allah Terlampir
3 Memberi salam sebelum dan sesudah Terlampir
menyampaikan pendapat/presentasi
4 Berserah diri kepadaAllah apabila gagal Terlampir
dalam mengerjakan sesuatu.
5 Menjaga lingkungan hidup di sekitar rumah Terlampir
tempat tinggal, sekolah dan masyarakat

b. Penilaian Sikap Sosial

1) Teknik Penilaian : Penilaian Antar Peserta Didik.


2) Bentuk Instrumen : Lembar Penilaian Antar
Peserta Didik.
3) Kisi-kisi :
Instrum
No AspekPengamatan
en
1. Berpendapat atau melakukan kegiatan tanpa
Terlampir
ragu-ragu.
2. Mampu membuat keputusan dengan cepat Terlampir
3. Tidak mudah putu sasa Terlampir
4. Tidak canggung dalam bertindak Terlampir
5. Berani presentasi di depan kelas Terlampir
6. Berani berpendapat, bertanya, atau
Terlampir
menjawab pertanyaan

c. Penilaian Pengetahuan
1) Teknik Penilaian : TesTertulis
2) Bentuk Instrumen : Uraian
3) Kisi-kisi :

No. Indikator Instrumen

1. Menjelaskan sejarah perjuangan Nabi Terlampir


Muhammad saw. periode Mekah.
2. Menjelaskan perjuangan yang dilakukan Terlampir
Nabi Muhammad Saw. periode Mekah

d. Penilaian Keterampilan

a. Teknik Penilaian : Produk

b. Bentuk Instrumen: Lembar soal Produk

c. Kisi-kisi :
No. Indikator Instrumen

Menyajikan strategi perjuangan yang Terlampir


1. dilakukan Nabi Muhammad Saw. Periode
Mekah

2. Pengayaan
Peserta didik yang sudah menguasai materi diberikan soal-
soal pendalaman berkaitan dengan sejarah perjuangan Nabi
Muhammad SAW di Mekah.
3. Remidial
Peserta didik yang belum menguasai materi akan dijelaskan
dan penilaian kembali tentang sejarah Perjuangan Nabi
Muhammad SAW di Mekah.

G. Media, Alat Dan Sumber Belajar


a. Media
a. VCD tentang sejarah perjuangan Nabi Muhammad Saw.
periode Mekah
b. Aplikasi Power Point yang berjudul Strategi Perjuangan
Nabi Muhammad Saw. periode Mekah
b. Alat
d. Laptop
e. LCD Projector
3. Sumber Belajar
a. Mustahdi dan Sumiyati. 2013. Pendidikan Agama Islam dan
Budi Pekerti SMP/MTs Kelas VII. Jakarta: Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan.
b. Mustahdi dan Sumiyati. 2013. Pendidikan Agama Islam dan
Budi Pekerti SMP/MTs Kelas VII/Buku Guru. Jakarta:
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Batam, 2015
Mengetahui Guru Mata Pelajaran
Kepala Sekolah, PAI dan Budi Pekerti

DRA, MAISYARAH RUSLIADI


SINAGA,SAg,MPd.I
NIP.19650609198803.2.023

NIP.19730531200604.1.
009

Lampiran 4 : Instrumen Penilaian (Aspek Sikap


Spiritual)
PedomanObservasiSikap Spiritual
Petunjuk :
Lembaraninidiisioleh guru untukmenilaisikap spiritual
pesertadidik.Berilahtandacek () padakolomskorsesuaisikap
spiritual yang ditampilkanolehpesertadidik,
dengankriteriasebagaiberikut :
4 = selalu, apabilaselalumelakukansesuaipernyataan
3 = sering, apabilaseringmelakukansesuaipernyataandankadang-
kadang tidak melakukan
2 =kadang-kadang,apabilakadang-kadang melakukan dan sering
tidak melakukan
1 = tidakpernah, apabilatidakpernahmelakukan

NamaPesertaDidik : .........................
Kelas : .........................
TanggalPengamatan : .........................
Sikap yang dinilai : Spritual
Skor
No AspekPengamatan
1 2 3 4
1. Berdoasebelumdansesudahmelakukansesuat
u
2. Mengucapkan rasa syukurataskaruniaAllah
4 = selalu, apabilaselalumelakukansesuaipernyataan
3 = sering, apabilaseringmelakukansesuaipernyataandankadang-
kadang tidak melakukan
3. Memberisalamsebelumdansesudahmenyamp
aikanpendapat/presentasi
4. BerserahdirikepadaAllahapabilagagaldalam
mengerjakansesuatu.
5. Menjagalingkunganhidup di
sekitarrumahtempattinggal,
sekolahdanmasyarakat
JumlahSkorperolehan

Pedomanpenilaian:
SkorTertinggi 4 x 3 (aspekpengamatan) = 12
Perhitunganskorakhirmenggunakanrumus :
Skor Perolehan
x 100=skor akhir atau
Skor Tertinggi
Skor Perolehan
x 4=skor akhir
Skor Tertinggi
Lampiran 5 : Instrumen Penilaian (Aspek Sikap Sosial)

PenilaianAntarPesertaDidik
Petunjuk:
Berilahtandacek () padakolomskorsesuaisikappercayadiri
yang ditampilkanolehtemanmu,
dengankriteriasebagaiberikut:
4 selalu, apabilaselalumelakukansesuaipernyataan
=
3 sering,
= apabilaseringmelakukansesuaipernyataandankadang
-kadangtidakmelakukan
2 kadang-kadang, apabilakadang-
= kadangmelakukandanseringtidakmelakukan
1 tidakpernah, apabilatidakpernahmelakukan
=
Namapenilai : (Tidakdiisi)
Namapesertadidik yang dinilai : ...........................
Kelas : ...........................
Mata pelajaran : PAI dan Budi Pekerti
SikapSosial yang diamati : Percayadiri
No Skor
Sikap Yang Diamati
. 4 3 2 1
Berpendapatataumelakukankegiatantanp
1.
aragu-ragu.
No Skor
Sikap Yang Diamati
. 4 3 2 1
2. Mampumembuatkeputusandengancepat

3. Tidakmudahputusasa

4. Tidakcanggungdalambertindak

5. Beranipresentasi di depankelas

Beraniberpendapat, bertanya,
6.
ataumenjawabpertanyaan

Jumlah Skorperolehan
Pedomanpenilaian:
SkorTertinggi 4 x 7 (aspekpengamatan) = 28
Perhitunganskorakhirmenggunakanrumus :

Skor Perolehan
x 100=skor akhir atau
Skor Tertinggi

Skor Perolehan
x 4=skor akhir
Skor Tertinggi

Lampiran 6 : Instrumen Penilaian (Aspek


Pengetahuan)

a. TeknikPenilaian : TesTertulis

b. BentukInstrumen : uraian

c. Instrumen:

No
Indikator Instrumen
.
Menjelaskan sejarah Jelaskan sejarah perjuangan Nabi
perjuangan Nabi Muhammad saw. periode Mekah.
1.
Muhammad saw. periode
Mekah.
Menjelaskan perjuangan Jelaskan perjuangan yang
2. yang dilakukan Nabi dilakukan Nabi Muhammad Saw.
Muhammad Saw. periode periode Mekah
Mekah

RubrikPenilaian NilaiAkhir
Jikapesertadidikdapatmenjawa
bdenganbenardansempurna,
skor 20
Jikapesertadidikdapatmenjawa Skor perolehan
x 4=
btapikurangsempurna, skor 15 Skor Maksimum
Jikapesertadidikdapatmenjawa
btidakbenar, skor 5

Lampiran 7 : Instrumen Penilaian (Aspek


Keterampilan)

a. Teknik Penilaian : Produk

b. Bentuk Instrumen : Lembar Soal Produk

c. Instrumen :

No. Indikator Instrumen


Menyajikanstrategiperjuan Sajikanstrategiperjuangan
gan yang dilakukanNabi yang dilakukanNabi
1. Muhammad Saw. Muhammad Saw.
periodeMekah periodeMekahdalam bentuk
gambar atau bagan
RubrikPenilaian NilaiAkhir
c. SangatBenar
:dapatmenyajikandenganse
mpurna, skor 4.
d. Benar : dapatmenyajikan, Skor perolehan
x 100=
tapimasihadakesalahankura Skor tertinggi
ngdari 3, skor 3.
e. Kurangbenar :dapat
menyajikan tapi masih ada atau
kesalahan lebih dari 3, skor
Skor perolehan
2. x 4=
f. Tidakbenar : tidakdapat Skor tertinggi
menyajikan contoh, skor 1

Batam, 2016

Mengetahui Guru Mata Pelajaran


Kepala Sekolah, PAI dan Budi Pekerti

DRA, MAISYARAH RUSLIADI


SINAGA,SAg,MPd.I
NIP.19650609198803.2.023

NIP.19730531200604.1.
009
Lampiran 8

SILABUS MATA PELAJARAN


SEKOLAH MENENGAH PERTAMA/MADRASAH
TSANAWIYAH

I. PENDIDIKAN AGAMA DAN BUDI PEKERTI


A. Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti

Satuan pendidikan : SMP/MTs Kelas : VII (Tujuh) Kompetensi Inti :

KI 1 : Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.


KI 2 : Menghargai, dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli(toleransi,gotong royong), santun,
percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan
pergaulan dan keberadaannya.
KI 3 : Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang
ilmu pengetahuan,teknologi, seni budaya terkait penomena dan kejadian yang tampak mata).
KI 4 : Mencoba,mengolah, dan menyaji, dalam ranah konkret( menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi,
dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, dan mengarang) sesuai dengan yang
dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori).
Materi Alokasi Sumber
Kompetensi Dasar Kegiatan Pembelajaran Penilaian
Pembelajaran waktu Belajar
periode Mekah 1. 1.Kelahi-ran penjelasan mengenai periode Mekah) Internet
nabi perjuangan Nabi Muhammad Sikap yg Peta Mekah
Muhammad Saw. periode Mekah. ditunjukkan
Saw. siswa terkait
Menanya dengan
1.2. Nabi
Mengajukan pertanyaan tanggung
Muhammad
bagaimana keadaan Mekah jawabnya
Saw.
sebelum datangnya nabi terhadap
diangkat
Muhammad Saw.? pelaksanaan
menjadi rasul
Mengajukan pertanyaan jalannya
1.3. Dakwah terkait kronologi diangkatnya diskusi dan
nabi nabi Muhammad Saw. kerja
Muhammad Menjadi rasul atau kelompok.
di Mekah pertanyaan lain yang relevan.

Mengumpulkan Informasi Pengetahuan


Mendiskusikan sejarah Tes kemampuan
kelahiran Nabi Muhammad kognitif dengan
Saw. bentuk tes soal
berdasarkan data dari soal pilihan
berbagai sumber. ganda dan uraian
Mendiskusikan sejarah Nabi
Muhammad Saw. diangkat Keterampilan
menjadi rasul Menuliskan hasil
berdasarkan data dari pengamatan
berbagai sumber. terhadap
Mendiskusikan dakwah Nabi perilaku-perilaku
Muhammad Saw. di Mekah. yang dapat
dijadikan hikmah
Menalar/Mengasosiasi dan pelajaran
Melakukan analisis kronologi bagi kita dari
sejarah kelahiran Nabi sejarah Islam
Muhammad Saw. dalam Periode Mekah
bentuk membuat diagram Membuat
alur. paparan
Melakukan analisis kronologi kronologi sejarah
perkembangan
Islam periode
Mekah yang
diwujudkan
dalam bentuk
membuat
Lampiran 9

Foto-foto Sekolah SMPN 25


Wawancara Guru PAI

Adegan Role Play Siswa


Adegan Role Play Siswa 2

Seminar penelitian

Anda mungkin juga menyukai